Tujuan Pendidikan Islam
-
Upload
jurnaltazkirah2014 -
Category
Documents
-
view
41 -
download
0
description
Transcript of Tujuan Pendidikan Islam
TUJUAN PENDIDIKAN ISLAM
(Memahami Hak Allah, Rasul dan Manusia)
Oleh :
AH. Mansur
Artinya ; Hai ahli kitab, Sesungguhnya Telah datang kepadamu Rasul kami, menjelaskan kepadamu banyak
dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya Telah datang
kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab Itulah Allah menunjuki orang-
orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allah mengeluarkan
orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki
mereka ke jalan yang lurus (al-Maidah : 15-16).
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidkan Islam bertujuan menumbuhkan keseimbangan pada kepribadian manusia ,
sedangkan tujuan akhir pendidikan Islam adalah perwujudan penyerahan mutlak kepada
Alloh, pada tingkat individual, masyarakat dan kemanusiaan pada umumnya. Oleh karena
itu Islam memandang, kegiatan pendidikan merupakan satu-kesatuan integral yang
melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmoni dan seimbang
serta menjadi tanggung jawab manusia secara keseluruhan dalam melahirkan kehidupan
yang sehat, bersih dan benar (Islam).
Setiap orang yang sadar dan berakal pastilah memikirkan tujuan dari setiap
tindakannya, memikirkan dampaknya, eksesnya, hasilnya dan sebagainya. Oleh karenanya
manusia selalu berupaya merumuskan tujuan terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.
Baik tujuan yang hendak dicapai itu bersifat individualistic maupun generalistik. Manusia
memiliki insting atau naluri untuk bergerak maju, menyusun rencana, mengantisipasi setiap
hambatan yang mungkin terjadi dan mengukur seberapa besar hasil yang akan diperoleh
dari setiap yang direncanakannya. Tujuan, menjadi tolok ukur awal terhadap segala sesuatu
yang harus dipersiapkan berkaitan dengan usaha mencapai tujuan itu. Antara lain sarana,
bekal atau modal, waktu, strategi, outcome yang akan diperoleh dan lain-lain.
Dalam membangun sebuah lembaga pendidikan, baik Taman Kanak-Kanak, Sekolah
Dasar, Sekolah Menengah dan bahkan Perguruan Tinggi, arah dan tujuan pendidikan
menjadi komponen utama yang harus dirumuskan sejak awal. Sebab arah dan tujuan sebuah
lembaga pendidikan akan menjadi barometer kemampuan dan kompetensi peserta didik.
Baik dan buruknya outcome sebuah lembaga pendidikan sangat tergantung kepada siapa
dan bagaimana arah dan tujuan pendidikan dirumuskan.
Di Indonesia arah dan tujuan pendidikan selalu berubah sesuai dengan perkembangan
zaman dan perkembangan kebutuhan masyarakat.
A. Rumusan Masalah
Agar pembahasan masalah dalam makalah ini tidak melebar keluar dari konteksnya,
maka penulis menggiring rumusan masalah sebagai berikut ;
1. Bagaimanakah definisi tujuan pendidikan Islam?
2. Apa saja syarat mencapai tujuan pendidikan?
3. Apa saja factor pendukung dan penghambat mencapai tujuan?
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut ;
1. Untuk mengetahui definisi tujuan secara terminology mapun pendapat pakar dan
dalam perspektif al-Qur‟an dan Hadist.
2. Agar mengetahui syarat – syarat mencapai tujuan pendidikan.
3. Untuk mengetahui factor pendukung dan penghambat tercapainya tujuan pendidikan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi
Istilah “tujuan” atau “sasaran” dan atau “maksud”, yang dalam bahasa Arab disebut
“ghayat”, atau “ahdaaf” atau “maqasiid, dan dalam bahasa Inggeris disebut “goal” atau
“porpuse” atau “objective” dan atau “aim”. Secara terminologis, aim adalah the action of
making one‟s way toward a point. Yaitu tindakan membuat suatu jalan kea rah sebuah
titik1. Beberapa ahli seperti P.Hirst dan Peter,RS, mendefinisikan aim sebagai konsep yang
berasal dari pekerjaan membidik senjata ke arah sasaran khusus yang terletak pada jarak
tertentu2. Hampir sama maknanya dengan kata goal yang mengandung arti sebagai
perbuatan yang diarahkan kepada suatu sasaran khusus maka pengertian terminologis
istilah “tujuan” dengan “goal” adalah sama.
Beberapa ahli leksikograf berpendapat bahwa kata “objective” pengertiannya sama
saja dengan aim atau goal. Akan tetapi ahli pendidikan membedakan pengertian antara
1 Prof.H.M.Arifin,M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam,Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, PT.Bumi Aksara,2006, hlm.53. 2 The Oxford English Dicttionary
keduanya. Tujuan mengandung makna yang menunjukkan pengertian hasil (outcome)
umum pendidikan, sedangkan objective mengandung pengertian yang lebih khusus
(spisifik). Jika dibandingkan antara pengertian “tujuan” dan pengertian “sasaran” dalam
proses pendidikan maka jelas tujuan mengandung konotasi kepada generalitas (umum)
sedang sasaran mengandung konotasi yang bersifat operasional (real). Tentang
terminology “porpuse” atau “maksud” dapat diartikan sesuatu yang ditetapkan seseorang
untuk dikerjakan atau dicapai, namun istilah purpose atau maksud tersebut meengandung
arti sama sebagaimana terkandung dalam istilah “tujuan” atau “goal” atau “sasaran”.
Bila pengertian tujuan diterapkan dalam kurikulum pendidikan, secara operasional
akan mengandung makna sama dengan “maksud”, walaupun mungkin dapat dibedakan
dalam arahnya. Yaitu, tujuan arahnya bersifat umum individualistic, sedangkan “maksud”
atau porpuse dalam pendidikan, mengandung arti “arah” yang ditunjukkan kepada individu
dilihat dari aspek potensi yang ada dalam diri peserta didik.
Istilah-istilah tersebut diatas akan tampak perbedaan pengertiannya bila diterapkan
dalam penyusunan program jangka pendek, menengah dan panjang. Program jangka
pendek seringkali memakai istilah sasaran atau ahdaaf, program jangka menengah
biasanya menggunakan istilah porpuse (maqasid) dan program jangka panjang biasanya
menggunakan istilah “tujuan” atau “ghayat” dan atau “ghardh”.
Tujuan dalam proses pendidikan islam adalah idealitas (cita-cita) yang mengandung
nilai-nilai islami yang hendak dicapai dalam proses kependidikan yang berdasarkan ajaran
islam secara bertahap. Dengan demikian tujuan pendidikan Islam merupakan
penggambaran nilai-nilai islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi peserta didik
pada akhir dari proses tersebut. Dengan istilah lain, tujuan pendidikan Islam adalah
perwujudan nilai-nilai islami dalam diri manusia yang diikhtiarkan oleh pendidik muslim
melalui proses yang bermuara pada hasil (produk) yang berkepribadian Islami, yang
beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan serta sanggup mengembangkan dirinya
menjadi hamba Allah yang taat.
B. Tujuan Pendidikan Islam Perspektif Pakar Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam secara umum adalah untuk mencapai tujuan tujuan hidup
muslim, yakni menumbuhkan kesadaran manusia sebagai makhluk Allah SWT agar
mereka tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berakhlak mulia dan beribadah
kepada-Nya. Beberapa tokoh muslim memiliki pendapat yang berbeda tentang tujuan
pendidikan Islam, tetapi kesemuanya bermuara kepada bagaimana manusia dapat
membangun karakter dirinya sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa, berakhlak
mulia, cerdas intelektual, emosional dan sosial, serta sehat jasmani dan rohani. Berikut
beberapa pendapat tokoh tentang tujuan pendidikan Islam3;
1. Pendapat Imam al-Ghazali
Menurut Imam Al-Ghazali, tujuan pendidikan Islam yang paling utama adalah
beribadah dan taqarrub kepada Allah dan kesempurnaan insani yang bertujuan
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Ibnu Taimiyah
Tujuan pendidikan Islam harus diarahkan pada terbentuknya pribadi yang baik, yaitu
seorang yang berfikir, merasa dan bekerja pada berbagai lapangan kehidupan pada
setiap waktu berjalan dengan apa yang ada pada al Qur‟an dan as Sunnah.
3. Muhammad Athiyah al-Abrasy
Tujuan pendidikan Islam menurut Athiyah al-Abrasyi adalah mencapai akhlaq
sempurna. Pendidikan budi pekerti dan akhlaq adalah jiwa dalam pendidikan Islam.
Dengan mendidikan akhlaq dan jiwa mereka, termasuk menanamkan fadlilah
(keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi serta mempersiapkan
mereka untuk suatu kehidupan yang suci berbasiskan keikhlasan dan kejujuran.
4. Zakiyah Derajat
Menurut Zakiyah Derajat ; “tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang tetap dan
statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan
dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian sesorang yang membuatkan
“Insan Kamil” dengan pola taqwa.
5. Mahmud Yunus
Sedangkan Mahmud Yunus berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah
mendidik anak-anak, pemuda – pemudi maupun orang dewasa supaya menjadi seorang
muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga yang
menjadi ssalah seorang masyarakat yang sanggung hidup diatas kakinya sendiri,
mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesame
ummat manusia.
6. Tujuan Pendidikan Menurut UUD 45
Rumusan formal konstitusional dalam UUD 1945 adalah ;
3 Dharwanto, Tujuan Pendidikan Islam, dharwanto.blogspot.com/2011/08/tujuan-pendidikan-
islam.html, diposkan Senin, 08 Agustus 2011
“ Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi
pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta
tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”4
7. Tujuan Pendidikan Nasional Menurut UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003
Tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, adalah ;
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengenddalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakt, bangsa dan Negara5.
C. Tujuan Pendidikan Perspektif al-Quran dan Hadist
a. Manusia Terbaik
Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya 6.
b. Berakhlaq Mulia
إنما بعثت ألتمم مكارم ألخالق
Sesungguhnya saya diutus tiada lain untuk menyempurnakan akhlaq7
Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri8.
c. Menyembah dan Mengabdi kepada Allah
4 Didin Hafidhuddin, MS, dalam pengantar kuliah, ‘Pendidikan Karakter’, hal.4
5 Ridjaluddin, F.N, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep Manusia, Pendidikan Islam dan Moral Islami, Pusat
Kajian Islam FAI Uhamka, Jakarta, 2008, hal.58 6 Al-Quran surah At-Thin ayat 4
7 Hadist Riwayat Bukhori Muslim
8 Al-Quran surat Lukman ayat 18
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku9.
d. Manusia Ulul Albab
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan
siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami,
tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah
kami dari siksa neraka10
.
e. Membangun Totalitas Diri
Katakanlah! Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah
untuk Allah, pendidik sekalian alam
f. Menjadi Pemimpin
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi (Al-Baqarah :30)
g. Menjadi Ulama
Tidak ada suatu keberatanpun atas nabi tentang apa yang Telah ditetapkan Allah baginya. (Allah Telah
menetapkan yang demikian) sebagai sunnah-Nya pada nabi-nabi yang Telah berlalu dahulu[1221]. dan
adalah ketetapan Allah itu suatu ketetapan yang pasti berlaku, (yaitu) orang-orang yang menyapaikan
risalah-risalah Allah[1222], mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada
seorang(pun) selain kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan (al-Ahzab : 38-39).
اْلُعُلَماُء َوَرَثُة ْاأَلْنِبَياِء
Ulama adalah pewaris para nabi (HR. at-Tirmidzi dari Abu Darda” RA)
9 Al-Quran surat Ad-Dzariyat ayat 56
10 Al-Quran surat Al Imron ayat 190-191
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari
tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang
agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya
mereka itu dapat menjaga dirinya (at-Taubah : 122).
h. Menjadi Manusia Bertaqwa
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-
Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam
(Ali Imron :102).
Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal (Al-Hujurat :13).
i. Membentuk Manusia Bertauhid
Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya
mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar"(Lukman : 13).
D. Syarat Mencapai Tujuan
Tujuan hidup manusia, termasuk tujuan pendidikannya tidak akan diperoleh begitu saja.
Ada beberapa komponen penunjang tercapainya tujuan. Menurut Ali Ibn Abi Thalib dalam
kitab Taklimul Muta‟allim karangan Syech Az- Zarnuji11
, dimana beliau menggubah
dalam sebuah syairnya sebagai berikut ;
االال تىاه اىؼيم إال يستة # سأوثيل ػه مجمىػها تثيان
رماء وحرص واصطثاروتيغة # وإرشاد أستار وطىه زمان
Sungguh kamu tidak akan meraih ilmu tanpa melalui enam syarat. Berikut saya jelaskan
semuanya padamu. Cerdas, semangat, sabar dan cukup bekal, ada petunjuk guru dan
panjang waktunya12
.
Apa yang disampaikan Imam Ali RA diatas sejatinya merupakan syarat memperoleh
ilmu nafi‟ (ilmu yang bermanfaat), tetapi ia juga tidak terpisahkan sebagai suatu syarat
mencapai tujuan pendidikan jua. Hanya saja dalam teori ilmu pendidikan modern syarat
pencapaian tujuan sudah mengalami simbiosis metamorphosis seiring dengan
perkembangan kebutuhan manusia dan perkembangan peradaban.
Dalam konteks kekinian tujuan pendidikan dalam perspektif Islam akan dicapai apabila
memenuhi syarat-syarat antara lain ;
1) Niat. Niat Ihklas Karena Allah Semata
Dalam upaya meraih tujuan, tujuan apapun, terutama dalam meraih tujuan pendidikan
Islam, niat menjadi factor sangat urgen dan menjadi esensi dari setiap pencapaian. Niat
merupakan sebuah pondasi bangunan cita-cita dan harapan, niat menjadi mutiara
kemilau yang akan menentukan langkah berikutnya. Oleh karenanya niat dalam tujuan
pendidikan Islam harus karena Allah, karena secara filosofis, bila setiap rencana, usaha
ddan pekerjaan didasarkan kepada Allah, maka akan berujung kepada Allah jua. Sabda
Rasulullah SAW;
إوما األػماه تاىىيات وإوما ىنو امرء ماوىي
Sesungguhnya setiap pekerjaan itu tergatung niatnya dan pencapaian setiap orang sesuai
dengan yang diniatkannya13
.
2) Rencana/Program. Agar tujuan dapat dicapai sesuai dengan harapan, diperlukan
rencana atau program yang dirumuskan secara khusus untuk mencapai tujuan
pendidikan.
3) Proses / Implementasi
11
Syech Az-Zarnuji adalah nama marga yang diambil dari nama kota tempat beliau berada, yaitu kota Zarnuj. Diantara dua kata iru adalah yang menuliskan gelar “Burhanuddin”(Bukti Kebenaran Agama), ssehingga menjadi Syech Burhanuddin Az-Zarnuji. Adapun nama personnya, sampai sekarang belum ada literatus yang menulisnya. Zarnuj masuk wilayah Irak, tapi boleh jadi kota itu dalam peta sekarang masuk wilayah Turkistan (Afganistan) karena ia berada di dekat kota “Khoujanda”.
12 As’ad Aliy, Terjemah Taklimul Muta’allim, Menara Kudus, 2007, Edisi Revisi, hal.32
13 Hadis Riwayat Muslim dari Nasa’i
4) Istiqomah / Sustainable
E. Faktor Pendukung Tercapainya Tujuan
1. Internal
a. Bersungguh-sungguh
Bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan tercapainya tujuan juga menjadi factor
penting dalam meraih tujuan. Sebagaimana pepatah14
;
مه طية شيأ وجذ وجذ, ومه قرع اىثاب وىج وىج
Barang siapa bersungguh hati mencari sesuatu, pastilah ketemu. Dan barangsiapa
mengetuk pintu bertubi-tubi, pastilah memasuki.
تقذر ماتؼتىً تىاه ماتتمىً
Sejauh mana kepayahanmu, sekian pula tercapai harapanmu.
Sabda Nabi Muhammad SAW kepada Aisyah 15
;
أجرك ػيً قذر وصثل
b. Mau Berkorban
Rasulullah SAW mengajarkan doa untuk tidak bakhil dalam hadist yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari;
اىيهم إوً أػىرتل مه اىجثه واىثخو
Ya Allah, aku berlindung kepada Mu dari sifat ujub dan bakhil.
c. Meninggalkan Maksiat
Imam Syafii pernah mengadu kepada gurunya tentang sulitnya menerima pelajaran,
kemudian gurunya mengisyaratkan untuk meninggalkan maksiat. Sebagaimana kata
hikmah berikut;
وأخثرمً تأن اىؼيم وىر ووىر اهلل ال يهذي ىيؼاصًشنىت إىً وقيغ سىء حفظً فأرشذوً إىً ترك اىمؼاصً
Saya mengadu kepada guru tentang sulitnya menghafal pelajaran. Guru kemudian
menyarankan saya untuk meninggalkan maksiat. Dan beliau menerangkan bahwa ilmu
itu laksana cahaya. Sementara cahaya Allah tidaklah pantas dimiliki oleh orang yang
suka bermaksiat.
d. Istiqomah
Meraih tujuan haruslah istiqomah, ajek, jejek dan fokus. Allah SWT mengisyaratkan
hambanya yang istiqomah akan dianugerahi air tawar pelepas dahaga, sebagaimana
firman-Nya;
ة ألسقيىاهم ماء غذقاوان ىىاستقامىا ػيً اىطريق
14
Terjemahan Taklimul Muta’allim, hal. 53 15
As’ad Aliy, Terjemahan Taklimul Muta’allim, Menara Kudus, 2007, hal. 53
Dan sekiranya kamu istiqomah pada satu jalan niscaya Allah akan menganugerahimu
air yang melegakan.
e. Taqorrub kepada Allah
Senantiasa bercinta dengan Allah, berasyik makhsyuk, khusuk dan rindu tiada tara,
ingin selalu berjumpa dengan-Nya. Sebagaimana firmannya ;
ومه اىييو فتحجذ ته وافية ىل ػسً ان يثؼثل رتل مقاما محمىدا
Dan di sebagian malam shalatlah tahajjud, mudah-mudahan Tuhanmu menempatkanmu
pada tempat yang terpuji
f. Memakan Makanan Halal
Makanan juga sangat berpengaruh bagi perkembangan tubuh. Makanan halal yang
dimaksud disini adalah makanan yang “halalan thoyyiban mubarokan”. Halal dalam arti
didapat dengan cara yang sah, bergizi dan memiliki asupan gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh. Sehingga dengan makanan tersebut tubuh yang sehat dan kuat, otak jadi cerdas
dan berkah.
2. Eksternal
a. Lingkungan Keluarga
b. Lingkungan Sekolah
c. Lingkungan Masyarakat
F. Faktor Penghambat Tercapainya Tujuan
Siapapun perlu memperhatikan factor penghambat tujuan pendidikan, agar setiap orang
yang sedang menuju kepada tujuan mempersiapkan diri menghadapi setiap tantangan,
rintangan dan hambatan yang mungkin akan selalu mengiringi. Beberapa factor
penghambat tersebut antara lain ;
1. Weak Personality
a. Jauh dari Allah
ػيما وىم يسدد هذي ىم يسدد مه اهلل إالتؼذيمه ازداد
Barang siapa yang bertambah ilmunya, tetapi tidak membuat ia mendapatkan
hidayah, maka tidak akan bertambah padanya kecuali ia semakin jauh dari Allah16
.
b. Malas
Penyebab malas menurut Syech Buhanuddin Az Zarnuji adalah karena terlalu
banyak makan. Oleh karena itu makan harus diatur sesuai kebutuhan gizi yang
diperlukan oleh tubuh, bukan sesuai kebutuhan lidah dan perut. Sebab hakekat
16
Hadist Riwayat Muslim
makan menurut Nabi adalah makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Banyak makan akan mempersempit ruang bagi paru-paru untuk bergerak, dan hal itu
akan menyebabkan orang mengantuk, orang mengantuk akan mengantarkannya
menjadi pemalas. Orang malas akan enggan melakukan aktifitas, termasuk belajar.
Kebanyakan oleh berilmu dan orang shaleh adalah orang yang lebih banyak terjaga
dari pada tidurnya.
c. Berbuat Maksiat
Berbuat maksiat dapat mengganggu energy seseorang untuk selalu memikirkan
kesalahannya, sehingga orang yang berbuat maksiat tidak bisa fokus kepada apa
yang dihadapinya. Maksiat membuat pelakunya selalu merasa bersalah dan merasa
bersalah akan membuang energy percuma dalam hidupnya.
d. Berteman dengan orang jahat
Berteman dengan orang jahat harus dihindari bila ingin mencapai tujuan dengan
baik. Rasulullah pernah memperingatkan dalam hadistnya ;
إختثروا اىىاش تأخىاوهم
Carilah tahu tentang manusia berdassar keadaan teman mereka17
.
Rangkaian kata dari seorang penyair18
ال تصحة اىنسالن فً حاالته # مم صاىح تفساد أخر يفسذ
ػذوي اىثييذ إىً اىجييذ سريؼة # مااىجمر يىضغ فً اىرماد فيخمذ
Jangan kau temani pemalas, hindarilah semua tingkahnya. Banyak orang shaleh jadi
rusak, karena imbas dari orang lain. Menjalar ketololan pada orang lain amat cepat.
Laksana api yang padam diatas abu.
2. Weak Financial
Masalah financial atau biaya yang disinggung oleh Imam Ali Ra, juga merupakan factor
yang mungkin bisa menghambat seseorang mencapai tujuannya. Tetapi ia tidak menjadi
factor utama. Karena bila kecerdasan dimiliki seseorang, terkadang biaya bisa diperoleh
melalui sumber – sumber besiswa, baik dari lembaga pendidikan, pemerintah dan
lembaga sosial.
3. Weak Eksternal Support
Support dari orang – orang sekitar bisa menjadi kekuatan eksternal yang
memungkinkan seseorang terbangun kepercayaan dirinya. Seseorang terkadang
memiliki hope yang kuat ketika melihat keberhasilan dan kesuksesan orang lain.
17
Hadist ruwayat Ibnu Majah darri Abi Hurairah, Terjemah Taklimul Muta’allim, hal. 33 18
As’ad Aliy, Terjemah Taklimul Muta’allim, Menara Kudus, 2007, hal. 33
Keinginan untuk menjadi seperti orang lain dan atau keinginan untuk mengikuti jejak
sukses teman karib, saudara, ayah dan ibu, paman, guru dan lain-lain, akan menjadi
sumber motivasi yang tiada habisnya.
G. Landasan Perumusan masalah
1. Landasan Khusus
Karena tujuan pendidikan Islam mengarah kepada usaha membina dan mendidik
manusia menjadi hamba Allah yang beriman dan bertaqwa, berakhlak karimah serta
yang sehat lahir dan batin, bahagia dunia dan akhirat, maka perumusan tujuan
pendidikan harus bersumber kepada al-Qur‟an dan Hadist, dipandang dari berbagai
aspek, meliputi ; perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan evaluasi19
.
2. Landasan Umum
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis berkaitan erat dengan upaya penggalian makna terdalam dari
hakekat tujuan pendidikan. Filsafat harus menjawab pertanyaan mengapa tujuan
pendidikan harus dirumuskan terlebih dahulu sebelum melakukan proses pendidikan,
apa yang dimaksud dengan tujuan pendidikan dan mengapa tujuan pendidikan perlu
dirumuskan? Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjadi landasan
utama dalam membangun kerangka organisme pendidikan yang edial, konseptable,
managetable, futuristic dan objective.
b. Landasan Sosiologis
Kajian sosiologis berperan memberikan gambaran tentang kondisi keseluruhan hidup
masyarakat, meliputi kesatuan wilayah, adat istiadat, identitas, karakteristik, pola
hidup dan loyalitas pada kelompok, yang semuanya merupakan landasan utama bagi
pendidikan. Berbeda dengan bangsa lain, bangsa Indonesia memiliki kateristik
tersendiri, dimana proses pembentukan karakternya melalui proses yang begitu
panjang, seiring dengan perjalanan sejarah perjuangan bangsa dan proses pergulatan
politik tanah air. Hal-hal yang terkait dengan perwujudan tata tertib sosial,
perubahan sosial, interaksi sosial, komunikasi dan sosialisasi merupakan indicator
bahwa tujuan pendidikan tidak bisa dilepaskan dari akar sejarah bangsanya, ia harus
selalu kompatibel dan mampu membangun ruang sinergitas antara akar sejarah
dengan tujuan pendidikan masa depan. Lebih kongkritnya adalah bahwa tujuan
pendidikan Indonesia haruslah berangkat akar tradisi, akar budaya dan akar sejarah
19
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010, hal.59
bangsa yang majmuk, berbhinneka, bersuku bangsa, beradat istiadat, berlainan
bahasa, berlainan ras dan lain-lain.
c. Landasan Kultural Kebudayaan
Kultur dan budaya masyarakat seyogyanya terimplementasi dalam perumusan tujuan
dan harus menjadi goal dari setiap proses pendidikan.
d. Landasan Historis
Sejak bangsa ini berdiri, sejak saat itu pula pendidikan berlangsung, dari yang paling
sederhana, sampai pendidikan yang sangat kompleks dan bahkan berteknologi. Di
Indoenesia, pendidikan sejak zaman purba, Hindu-Budha, pendidikan zaman Islam,
pendidikan masa zaman colonial dan usaha-usaha menuju kea rah pendidikan
nasional hingga sekarang, harus menjadi konsep pemikiran dalam merumuskan
tujuan pendidikan nasional hari ini dan masa depan. Sebab hanya dengan cara seperti
itu bangsa Indoensia tidak akan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang berakar
pada sejarah kehidupan nenek moyangnya.
e. Landasan Psikologis
Pemahaman dan penghayatan akan perkembangan manusia khususnya dalam proses
belajar-mengajar, pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan kunci keberhasilan pendidikan, Aspek kejiwaan tersebut meliputi
perbedaan individu karena perbedaan aspek kejiawaan, kebutuhan dasar yang
berbeda, serta perbedaan perkembangan fisik dan kejiwaan yang terjadi pada
masing-masing individu, juga harus menjadi landasan dalam merumuskan konsep
tujuan pendidikan.
f. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Rumusan tentang tujuan pendidikan juga semestinya berangkat dari observasi ilmiah
sebagai landasan membangun konsep pemetaan, pentahapan, pengorganisasian dan
pengevaluasian, dengan melibatkan system informasi, teknologi dan komunikasi
yang saat ini dan kedepan akan menjadi braind system bagi seluruh aspek
pengelolaan pendidikan, termasuk outcome yang dibutuhkan oleh masyarakat global.
g. Landasan Politik
Peranan kekuasaan dan situasi politik serta cita-cita bangsa sangat berpengaruh
dalam perumusan tujuan pendidikan. Karena kehidupan politik dan perkembangan
peradaban akan menuntut outcome pendidikan yang kompatebel dan relevan dengan
kebutuhan zamannya. Misalnya zaman dulu orang untuk bekerja di sebuah
perusahaan tidak perlu mengusai komputer, karena semua kegiatan administrasi
perkantoran cukup dengan mesin ketik. Tapi sekarang kemampuan mengoperasikan
komputer menjadi syarat mutlak untuk bekerja di administrasi perkantoran. Dulu
untuk menjadi pwmimpin tidak perlu menguasai manajemen organisasi, cukup orang
yang kharismatis dan memiliki kemampuan leadership. Tapi sekarang kharismatis
dan leadership tidak cukup, harus juga memiliki keterampilan manajemen
kepemimpinan.
h. Landasan Ekonomi
Dari sudut pandang ekonomi, pendidikan dapat dikatakan sebagai human
investment. Karena dengan pendidikan maka manusia terdidik akan menjadi modal
bagi pembangunan. Manusia terdidik berfungsi sebagai tenaga kerja apabila
memiliki kemampuan teknologis praktis yang dengannya akan memacu
pertumbuhan ekonomi serta mendorong pendapatan masyarakat perkapita.
Pendidikan akan mampu memicu pertumbuhan ekonomi jika pendidikan itu mampu
mencerdaskan, merangsang dan memotivasi peserta didik untuk mandiri, berdikari,
menjadi interpreneur dan bangga untuk selalu berkarya.
Tujuan perdidikan harus berangkat dari rumusan bagaimana dan seberapa besar
partisipasi masyarakat dalam berinvestasi dengan melihat kondisi ekonominya,
seberapa efektif proses pendidikan dapat dilakukan dan seberapa besar outcome yang
diperoleh dari kemampuan financial yang ada.
i. Landasan Yuridis
Proses pendidikan dalam upaya mencapai tujuan tidak bisa melepaskan diri dari
falsafah bangsanya. Sebagai sebuah Negara, Indonesia telah mengatur
pendidikannya melalui UUD 1945, yang dituangkan dalam Undang – Undang
Sisdiknas Nomor; 20 Tahun 2003. Tujuan pendidikan menurut pasal 3 Undang-
Undang No.20 Tahun 2003, adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat. Berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
BAB III
ANALISIS
A. Urgensi Perumusan Tujuan Pendidikan Islam
Pekerjaan apapun tanpa tujuan akan menimbulkan ketidakmenentuan (identerminisme)
dalam prosesnya. Oleh karenanya merumuskan tujuan pendidikan menjadi kebutuhan tak
terpisahkan dari tujuan itu sendiri. Sama dengan wajibnya berwudlu untuk melaksanakan
ibadah shalat. Merumuskan tujuan menjadi sesuatu yang sangat vital sebagaimana vitalnya
tujuan pendidikan itu sendiri20
. Apalagi sasaran pendidikan bermuara kepada pembentukan
kepribadian, pembentukan akhlak dan moral. Adalah tidak mungkin menuju tujuan
pendidikan itu tanpa rumusan yang jelas, terarah, terprogram dan konkrit.
B. Dasar dan Landasan Perumusan Tujuan Pendidikan Islam
Karena core yang dituju dalam proses pendidikan ini adalah pembentukan karakter, moral,
aqidah dan akhlak, maka seyogyanya dasar dan landasan dalam merumuskan tujuan
bersumber kepada al-Qur‟an dan Hadist. Sebagaimana firman Allah Swt;
Dan kami Telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang
sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;
Maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang Telah datang kepadamu. untuk tiap-tiap umat diantara
kamu, kami berikan aturan dan jalan yang terang. sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya
kepadamu apa yang Telah kamu perselisihkan itu (al-Maidah : 48),
C. Tujuan Pendidikan Islam Dalam Kerangka Memahami Hak Allah, Rasul dan Manusia
Bila tujuan pendidikan Islam mengarah kepada terbentuknya iman yang kuat (aqidah
qowiyyah), akhlak karimah (al-akhlaq al-mahmudah) dan kebahagiaan di dunia dan akhirat
(sa‟adah fi al-dunya wa al-akhirah), secara langsung maupun tidak langsung pendidikan
berrarti telah memenuhi hak Allah, hak Rasulullah dan hak sesame manusia.
Pendidikan yang mengarah kepada penyadaran manusia akan kewajibannya sebagai
hamba kepada khaliqnya, berarti pendidikan itu berproses kepada pemenuhan hak Allah.
20
HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, PT. Bumi Akrasa, Jakarta, 2006. Hal.53
Pendidikan yang mengarah kepada penyadaran manusia akan kewajibannya untuk patuh
kepada ajaran Muhammad Rasulullah dengan melaksanakan ajarannya, berarti pendidikan
itu sedang berusaha memenuhi hak-hak nabinya, dan bila pendidikan itu mengarah kepada
penyadaran manusia akan hak-hak sesamanya, maka berarti pendidikan itu sedang berproses
memenuhi hak-hak sesame.
BAB IV
PENUTUP
A, Kesimpulan
Memperhatikan semua pendapat para tokoh muslim dan merujuk kepada al Qur‟an dan as
Sunnah, penulis dapat menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah membimbing
dan membentuk manusia menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh iman, taat beribadah dan
berakhlak terpuji. Tujuan pendidikan Islam berkisar pada pembinaan pribadi muslim yang
terpadu pada perkembangan dari segi spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan sosial. Lebih
operasional dapat diperinci sebagai berikut21
;
1. Tujuan Umum.
Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dalam semua kegiatan pendidikan,
baik dengan pengajaran atau dengan cara lainnya. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan
seperti ; sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini
berbeda pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama.
Bentuk insane kamil dengan pola taqwa kepada Allah harus tergambar dalam pribadi
seorang terdidik, walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah sesuai dengan
tingkatan kemampuan, kondisi dan situasi seseorang.
2. Tujuan Akhir.
Pendidikan Islam berlangsung sepanjang hayat sebagaimana Nabi memerintahkan; “
Carilah ilmu dari buaian dampai liang lahat”. Maka tujuan akhirnya adalah tercapainya
tujuan sebagai hamba Allah yang beriman dan bertaqwa, berakhlakul karimah, sejahtera
lahir bathin, bahagia dunia, bahagia di akhirat dengan khusnul khatimah. Untuk
mencapai ridla Ilahi Rabby, seseorang harus senantiasa menumbuhkan, memupuk,
mengembangkan, memelihara dan mempertahankan tujuan yang telah dan sedang dicapai
untuk meraih akhir yang baik.
3. Tujuan Sementara.
Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberikan
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu kurikulum pendidikan
formal.
4. Tujuan Operasional.
21
Makalah “Kepemimpinan Pendidikan Islam.blogspot.com/…/arah-dan-tujuan-pendidikan, didownload, 26 Mei 2012.
Tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah
kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan dengan bahan yang sudah
dipersiapkan dan diperkirakan sebelumnya.
5. Tujuan Khusus
Al Syaibani membagi tujuan khusus pendidikan islam sebagai berikut ;
a. Tujuan yang berkaitan dengan individu, mencakup perubahan yang berupa
pengetahuan, tingkah laku, tingkah laku jasmani dan rohani ddan kemampuan-
kemampuan yang harus dimiliki untuk hidup di dunia ddan akhirat.
b. Tujuan yang berkaitan dengan masyarakat, mencakup tingkah laku masyarakat,
tingkah laku individu dengan masyarakat, perubahan kehidupan masyarakat dan
memperkaya pengalaman masyarakat.
c. Tujuan professional yang berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu,
sebagai seni, sebagai profesi, dan sebagai kegiatan masyarakat.
Jadi core dari tujuan pendidikan islam adalah membimbing ummat manusia agar
menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa, menjalankan semua perintah dan larangan-
Nya dengan penuh kesadaran dan ketulusan. Membentuk manusia yang beriman kamil,
berilmu syamil dan beramal sejati serta mengarahkan manusia untuk selalu sejahtera dan
sehat lahir bathin dan bahagia dunia akhirat. Arti konkritnya adalah bahwa beriman dan
bertaqwa kepada Allah dengan mengamalkan ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah
Muhammad SAW, merupakan implementasi dari melaksanakan hak Allah. Sedangkan
beramal sejati, sejahtera dan sehat lahir dan bathin, bahagian dunia dan akhirat,
merupakan manifestasi dari hak manusia.
B. Rekomendasi
1. Kepada para pendidik, hendaknya dalam membangun tujuan pendidikan tidak
melepaskan rumusan tujuan pendidikan sebagai bagian dari tujuan itu sendiri.
2. Menjadikan al-Qur‟an dan Hadist sebagai sumber inspirasi dalam merumuskan tujuan
pendidikan, agar out come (hasil) tidak lari dari tujuan utamanya.
3. Kepada Pengelola lembaga pendidikan, hendaknya memperhatikan keseluruhan proses
pendidikan yang telah dan sedang dijalankannya. Perhatikan juga, apakah rumusan
tujuan pendidikannya sudah berbasis al-qur‟an dan as-sunnah dan nilai-nilai karakter.
4. Kepada pemerintah agar merekonstruksi system pendidikan nasional yang sampai saat
ini masih berada dipersimpangan jalan. Belum berbasis kepada nilai-nilai agama dan
nilai-nilai budaya ke-indoneisa-an.
DAFTAR PUSTAKA
As‟ad Aliy, Terjemahan Taklimul Muta‟allim, Menara Kudus, 2007
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islami, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2010
H.M.Arifin,M.Ed, Ilmu Pendidikan Islam,Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan
Pendekatan Interdisipliner, PT.Bumi Aksara,2006
The Oxford English Dicttionary
Dharwanto, Tujuan Pendidikan Islam, dharwanto.blogspot.com/2011/08/tujuan-pendidikan-
islam.html, diposkan Senin, 08 Agustus 2011
Didin Hafidhuddin, MS, dalam pengantar kuliah, „Pendidikan Karakter‟
Ridjaluddin, F.N, Filsafat Pendidikan Islam, Konsep Manusia, Pendidikan Islam dan Moral
Islami, Pusat Kajian Islam FAI Uhamka, Jakarta, 2008, hal.58
Makalah “Kepemimpinan Pendidikan Islam.blogspot.com/…/arah-dan-tujuan-pendidikan,
didownload, 26 Mei 2012.