tugas7
-
Upload
dodi-muhammad-zair -
Category
Documents
-
view
51 -
download
1
description
Transcript of tugas7
-
5/27/2018 tugas7
1/16
PETA KONSEP
PENGERTIAN BELAJAR
MENURUT TEORI
BEHAVIORISTIK, KOGNIT
HUMANISTIK, DAN SOSI
Teori Belajar Beh
Teori Belajar Ko
Teori Belajar Hu
Pengertian Belaja
Teori Sos
TEORI BELAJAR DAN
PENERAPANYA DALAM
PEMBELAJARAN
IF,
L
aviorisme
nitifisme
manistik
r Menurut
ial
PRINSIP-PRINSIP BELAJAR
MENURUT TEORI
BEHAVIORISTIK, KOGNITIF,
HUMANISTIK, DAN SOSIAL
Prinsip Belajar Menurut Teori
Behaviorisme
Prinsip Belajar Menurut Teori
Kognitifisme
Prinsip Belajar Menurut Teori
Humanistik
Prinsip Belajar Menurut Teori
Sosial
FAKTOR-
MEMPENG
FAKTOR YANG
ARUHI BELAJAR
-
5/27/2018 tugas7
2/16
A. PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI BEHAVIORISTIK, KOGNITIF,
HUMANISTIK, DAN SOSIAL
1. Pengertian Belajar Menurut Teori Behavioristik
Menurut teori behavioristik, adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan
yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia
dapat menunjukkan perubahantingkah laku. Sebagai contoh, anak belum dapat berhitung
perkalian. Walaupun ia sudah berusaha giat, dan gurunya sudah mengajarkannya dengan tekun,
namun jika anak tersebut belum dapat mempraktekkan perhitungan perkalian, maka ia belum
dianggap belajar. Karena ia belum dapat menunjukan perubahan perilaku sebagai hasil belajar.
Menurut teori ini yang terpenting adalah masukan atauInputyang berupa stimulus dan
keluaran atau Outputyang berupa respon. Dalam contoh di atas, stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada siswa, misalnya daftar perkalian, alat peraga, pedoman kerja, atau cara-cara tertentu, untuk membantu belajar siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Menurut teori behavioristik, apa yang terjadi diantara stimulus dan respon dianggap tidak penting
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati hanyalah
stimulus dan respon. oleh sebab itu, apa saja yang diberikan guru (stimulus) dan apa yang
dihasilkan siswa (respon), semuanya harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan
pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal yang penting untuk melihat terjadi tidaknya
perubahan tingkah laku.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan
(reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila
penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga bila
penguatan dikurangi (negative reinforcement) responpun akan tetap dikuatkan.
Tokoh-tokoh aliran behavioristik adalah : Thorndike, Watson, Clark Hull, Edwin Guthrie, dan
Skiner.
Tokoh-Tokoh Aliran Behaviorisme
a) Edward LeeThorndike
Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa
yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat
ditangkap melalui alat indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika
belajar, juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini sering disebut teori
koneksionisme.
Connectionism ( S-R Bond) adalah hukum belajar yang dihasilkan oleh Thorndike yang
melakukan eksperimen yang terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:
1)Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka
hubungan StimulusRespons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek
yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.
-
5/27/2018 tugas7
3/16
2)Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme
itu berasal dari pendayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini
menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu.
3)Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakinbertambah erat, jika sering dilatih dan akan semakin berkurang apabila jarang atau tidak dilatih.
b) John Watson
Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika atau Biologi yang
berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.
Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat
diamati dan diukur.
c) Clark L. Hull
Semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan
hidup. Dorongan belajar (stimulus) dianggap sebagai sebuah kebutuhan biologis agar organisme
mampu bertahan hidup.
d) Edwin Guthrie
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus
yang disertai suatu gerakan. Hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses
belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku
seseorang.
e) Burrhus Frederic Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh
sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh
sebelumnya, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar
stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi
munculnya perilaku.
Kelemahan Teori Behavioristik
Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati
Kurang memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi,
bereksperimentasi dan mengembangkan kemampuannya sendiri
Pebelajar berfikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif
Pebelajar atau orang yang belajar harus dihadapkan pada aturan-aturan yang jelas dan
ditetapkan terlebih dulu secara ketat
Kontrol belajar harus dipegang oleh sistem yang berada di luar diri pebelajar
Kelebihan Teori Behavioristik
Membisakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar.
-
5/27/2018 tugas7
4/16
Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar
mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru yang bersangkutan.
mampu membentuk suatu prilaku yang diinginkan mendapatkan pengakuan positif dan
prilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negative yang didasari pada prilaku
yang tampak.
Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat
mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jika
anak sudha mahir dalam satu bidang tertentu, akan lebih dapat dikuatkan lagi dengan
pembiasaan dan pengulangan yang berkesinambungan tersebut dan lebih optimal.
Bahan pelajaran yang telah disusun hierarkis dari yang sederhana sampai pada yang
kompleks dengan tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian-bagian kecil yang ditandai
dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu mampu menghasilakan suatu prilaku yang
konsisten terhadap bidang tertentu.
Dapat mengganti stimulus yangsatu dengan stimuls yang lainnya dan seterusnya sampai
respons yang diinginkan muncul.
Teori ini cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan
pembiasaan yang mengandung unsure-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan.
Teori behavioristik juga cocok diterapakan untuk anak yang masih membutuhkan
dominasi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru, dan
suka dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung
2. Teori Kognitivisme
Teori belajar kognitif berasal dari pandangan Kurt Lewin (1890-1947), seorang Jerman
yang kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat. Intisari dari teori belajar konstruktivisme adalah
bahwa belajar merupakan proses penemuan (discovery) dan transformasi informasi kompleks
yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang
yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah
dimiliki, kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang
baru diperoleh. Agar siswa mampu melakukan kegiatan belajar, maka ia harus melibatkan diri
secara aktif.
Teori kognitivisme ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses
informasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan
hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Teori ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Karakteristik :
a) Belajar adalah proses mental bukan behavioral
b) Siswa aktif sebagai penyadur
c) Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif
d) Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus
e) Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan
f) Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.
-
5/27/2018 tugas7
5/16
Beberapa tokoh dalam aliran kognitivisme
a) Teori Gestalt dari Wertheimer dkk
Menekankan pada kebermaknaan dan pengertian sehingga tidak menimbulkan ambiguitas dalam
proses pembelajaran.
b) Teori Schemata Piaget
Teori ini mengatakan bahwa pengalaman kependidikan harus dibangun di sekitar struktur kognitif
siswa. Struktur kognitif ini bisa dilihat dari usia serta budaya yang dimilik oleh siswa.
3. Teori Belajar Menurut Teori Kognitif Social
Teori kognitif sosial (social cognitive theory) yang dikemukakan oleh Albert Bandura
menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif serta factor pelaku memainkan peran penting dalam
pembelajaran. Faktor kognitif berupa ekspektasi/ penerimaan siswa untuk meraih keberhasilan,
factor social mencakup pengamatan siswa terhadap perilaku orangtuanya. Albert Bandura
merupakan salah satu perancang teori kognitif social. Menurut Bandura ketika siswa belajar
mereka dapat merepresentasikan atau mentrasformasi pengalaman mereka secara kognitif.
Bandura mengembangkan model deterministic resipkoral yang terdiri dari tiga faktor utama yaitu
perilaku, person/kognitif dan lingkungan. Faktor ini bisa saling berinteraksi dalam proses
pembelajaran. Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku, perilaku mempengaruhi lingkungan,
faktor person/kognitif mempengaruhi perilaku. Faktor person Bandura tak punya kecenderungan
kognitif terutama pembawaan personalitas dan temperamen. Faktor kognitif mencakup
ekspektasi, keyakinan, strategi pemikiran dan kecerdasan.
Teori Pembelajaran Sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional(behavioristik)
1. Teori pembelajaran social ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori
ini menerima sebagian besar dari prinsipprinsip teoriteori belajar perilaku, tetapi
memberikan lebih banyak penekanan pada kesan dan isyaratisyarat perubahan perilaku, dan
pada prosesproses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran social kita akan
menggunakan penjelasanpenjelasan reinforcement eksternal dan penjelasanpenjelasan
kognitif internal untuk memahami bagaimana belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar
social manusia itu tidak didorong oleh kekuatan kekuatan dari dalam dan juga tidak
dipengaruhi oleh stimulusstimulus lingkungan.
Teori belajar social menekankan bahwa lingkunganlingkungan yang dihadapkan pada
seseorang secara kebetulan ; lingkunganlingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orangitu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana dikutip oleh (Kard,S,1997:14)
bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat
tingkah laku orang lain. Inti dari pembelajaran social adalah pemodelan (modelling), dan
pemodelan ini merupakan salah satu langkah paling penting dalam pembelajaran terpadu.
Ada dua jenis pembelajaran melalui pengamatan ,Pertama. Pembelajaran melalui pengamatan
dapat terjadi melalui kondisi yang dialami orang lain,Contohnya : seorang pelajar melihat
temannya dipuji dan ditegur oleh gurunya karena perbuatannya, maka ia kemudian meniru
melakukan perbuatan lain yang tujuannya sama ingin dipuji oleh gurunya. Kejadian ini
merupakan contoh dari penguatan melalui pujian yang dialami orang lain. Kedua, pembelajaranmelalui pengamatan meniru perilaku model meskipun model itu tidak mendapatkan penguatan
-
5/27/2018 tugas7
6/16
positif atau penguatan negatif saat mengamati itu sedang memperhatikan model itu
mendemonstrasikan sesuatu yang ingin dipelajari oleh pengamat tersebut dan mengharapkan
mendapat pujian atau penguatan apabila menguasai secara tuntas apa yang dipelajari itu. Model
tidak harus diperagakan oleh seseorang secara langsung, tetapi kita dapat juga menggunakan
seseorang pemeran atau visualisasi tiruan sebagai model (Nur, M,1998.a:4).
Seperti pendekatan teori pembelajaran terhadap kepribadian, teori pembelajaran social
berdasarkan pada penjelasan yang diutarakan oleh Bandura bahwa sebagian besar daripada
tingkah laku manusia adalah diperoleh dari dalam diri, dan prinsip pembelajaran sudah cukup
untuk menjelaskan bagaimana tingkah laku berkembang. Akan tetapi, teoriteori sebelumnya
kurang memberi perhatian pada konteks social dimana tingkah laku ini muncul dan kurang
memperhatikan bahwa banyak peristiwa pembelajaran terjadi dengan perantaraan orang lain.
Maksudnya, sewaktu melihat tingkah laku orang lain, individu akan belajar meniru tingkah laku
tersebut atau dalam hal tertentu menjadikan orang lain sebagai model bagi dirinya.
4. Teori Belajar Menurut Teori Humanistik
Selain teori belajar behavioristik dan toeri kognitif, teori belajar humanistik juga penting
untuk dipahami. Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, teori belajar humanistik sifatnya
lebih abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian, dan psikoterapi, dari
pada bidang kajian kajian psikologi belajar. Teori humanistik sangat mementingkan si yang
dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang
konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan, serta tentang proses
belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada
penertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada pemahaman tentang proses belajar
sebagaimana apa adanya, seperti yang selama ini dikaji oleh teori-teori belajar lainnya.
Dalam pelaksanaannya, teori humanistik ini antara lain tampak juga dalam pendekatan
belajar yang dikemukakan oleh Ausubel. Pandangannya tentang belajar bermakna atau
Meaningful learning yang juga tergolong dalam aliran kognitif ini, mengatakan bahwa belajar
merupakanasmilasi bermakna. Materi yang dipelajari diasimilasikan dan dihubungkan dengan
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat
penting dalam peristiwa belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan dari pihak si pelajar, maka
tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan baru ke dalam strujtur konitif yang telah dimilikinya.
Teori humanstik berpendapat bahwa belajar apapu dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk
memanusiakan manusia yaitu mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang
yang belajar secara optimal. Pemahamanan terhadap belajar yang diidealkan menjadikan teori
humanistikdapat memanfaatkan teori belajar apapun asal tujuannya untuk memanusiakan
manusia. Hal ini menjadikan teori humanistik bersifat elektik. Tidak dapat disangkal lagi bahwa
setiap pendirian atau pendekatan belajar tertentu, akan ada kebaikan dan ada pula kelemahannya.
Dalam arti ini elektisisme bukanlah suatu sistem dengan membiarkan unsur-unsur tersebut dalam
keadaan sebagaimana adanya atau aslinya. Teori humanistik akan memanfaatkan teori-teori
apapun, asal tujuannya tercapai, yatu memanusiakan manusia. Manusia adalah makhluk yang
kompleks. Banyak ahli di dalam menyusun teorinya hanya terpaku pada aspek tertentu yang
sedang menjadi pusat perhatiannya. Dengan pertimbangan-pertimbangantertentu setiap ahli
melakukan penelitiannya dari sudut pandangnya masing-masing dan menganggap bahwa
keterangannya tentang bagaimana manusia itu belajar adalah sebagai keterangan yang paling
-
5/27/2018 tugas7
7/16
memadai. Maka akan terdapat berbagai teori tentang belajar sesuai dengan pandangan masong-
masing.
Dari penalaran di atas ternyata bahwa perbedaan antara pandangan yang satu dengan pandangan
yang lain sering kali hanya timbul karena perbedaan sudut pandangan semata, atau kadang-
kadang hanya perbedaan aksentuasi. Jadi keterangan atau pandangan yang berbeda-beda ituhanyalah keterangan mengenai hal yang satu dan sama dipandang dari sudut yang berlainan.
Dengan demikian teori humanistik dengan pandangannyadengan pandangannya elektik yaitu
dengan cara memanfaatkan atau merangkumkan berbagai teori belajar dengan tujuan untuk
memanusiakan manusia bukan saja mungkin untuk dilakukan, tetapi justru harus dilakukan.
B. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR MENURUT ALIRAN BEHAVIORISTIK, KOGNITIF,
HUMANISTIK, DAN SOSIAL
1. PRINSIP BELAJAR MENURUT ALIRAN BEHAVIORISTIK
Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal
seperti: tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik siswa, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behvioristik
memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan telah
terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan mengajar
adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge)ke orang yang belajar atau siswa.
Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag sudah ada melalui
proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang dihasilkan dari proses
berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan tersebut. Siswa diharapkan
akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan yang diajarkan. Artinya, apa yang
dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami oleh murid (Degeng, 2006).
Dalam pembelajaran yang didasarkan pada hubungan stimulusrespons ini, Watson
mengemukakan dua prinsip penting yaitu (1) recency principle ( prinsip kebaruan), dan (2)
frequency principle (prinsip frekuensi). Menurut recency principlejika suatu stimulus baru saja
menimbulkan respons, maka kemungkinan stimulus itu untuk menimbulkan respons yang samaapabila diberikan umpan lagi akan lebih besar daripada kalau stimulus itu diberikan umpan
setelah lama berselang. Menurutfrequency principle apabila suatu stimulus dibuat lebih sering
menimbulkan respons, maka kemungkinan stimulus itu akan menimbulkan respons yang sama
pada waktu yang lain akan lebih besar.
Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik
a) Obyek psikologi adalah tingkah laku.
b) Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
-
5/27/2018 tugas7
8/16
c) Mementingkan pembentukan kebiasaan.
d) Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendiri.
e) Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari.
Terdapat 3 Prinsip dalam aliran behaviorisme:
(1) Menekankan respon terkondisi sebagai elemen atau pembangun pelaku. Kondisi adalah
lingkungan external yang hadir di kehidupan. Perilaku muncul sebagai respons dari kondisi
yang mengelilingi manusiadan hewan.
(2) Perilaku adalah dipelajari sebagai konsekuensi dari pengaruh lingkungan maka sesungguhnya
perilaku terbentuk karena dipelajari. Lingkungan terdiri dari pengalaman baik masa lalu dan
yang baru saja, materi fisik dan sosial. Lingkungan yang akan memberikan contoh dan
individu akan belajar dari semua itu.
(3) Memusatkan pada perilaku hewan. Manusia dan hewan sama, jadi mempelajari perilaku
hewan dapat digunakan untuk menjelaskan perilaku manusia.
2. Prinsip Belajar Teori Humanistik
Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:[8]
1. Manusia mempunyai belajar alami
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi
dengan maksud tertentu
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil
5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara.
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya
7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar
8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam
9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar
Roger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar yang
penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin
tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi danasimilasi pengalaman baru, (2). Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari
-
5/27/2018 tugas7
9/16
relevan dengan kebutuhan siswa, (3) belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman
dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang
belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5) belajar atas prakarsa sendiri
yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama,
dan (6) kebebasan, kreatifitas
3. Prinsip Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif menjelaskan belajar dengan memfokuskan pada perubahan proses mental
dan struktur yang terjadi sebagai hasil dari upaya untuk memahami dunia. teori belajar kognitif
yang digunakan untuk menjelaskan tugas-tugas yang sederhana seperti mengingat nomor telepon
dan kompleks seperti pemecahan masalah yang tidak jelas.
Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar:
Pembelajar aktif dalam upaya untuk memahami pengalaman.
Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah merekaketahui.
Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.
Apakah Siswa Aktif
Teori belajar kognitif didasarkan pada keyakinan bahwa peserta didik aktif dalam upaya untuk
memahami bagaimana dunia bekerja, kepercayaan ini konsisten dengan Piaget dan Vygotsky
tentang pemandangan pengembangan pelajar. Pembelajar melakukan lebih dari sekedar
menanggapi. Mereka mencari informasi yang membantu mereka dari jawaban pertanyaan, mereka
memodifikasi pemahaman mereka berdasarkan pengetahuan baru, dan perubahan sikap mereka
dalam menanggapi peningkatan pemahaman. teori belajar kognitif pandangan manusia sebagai
"agen goal-directed yang aktif mencari informasi.
C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi
pencapaian hasil belajar yaitu berasal dari dal diri orang yang belajar dan ada pula dari luar
dirinya. Dibawah ini dikemukakan faktor-faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar :
Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri)
1. Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila
seseorang selalu tidak sehat,s akit kepala, demam, pilek, batuk dan sebagainya,dapat
mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar.
Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan
pikiran, perasaan kecewa karena konflik debngan pacar, orang tua atau karena sebab lainnya, ini
dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar. Karena itu, pemeliharaan kesehatan sangat
-
5/27/2018 tugas7
10/16
penting bagi setiap orang fisik maupun mental, agar badan tetap kuat, pikiran selalu segar dan
bersemangat dalam bersemangat dalam melaksanakan kegiatan belajar.
2. Intelegensi (kecerdasan)
Seseorang yang memiliki intelegensi baik (IQ-tinggi) umumnya mudah belajar dan hasilnya pun
cendrung baik sebaliknya orang yang intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran
dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi belajarnya rendah.
Raden Cahaya Prabu, pernah mengatakan dalam mottonyan bahwa: didiklah anak sesuai
taraf umurnya. Pendidikan yang berhasil karena menyelami jiwa anak didiknya. Yang menarik
dari ungkapan ini adalah tentang umur dan menyelami jiwa anak didik.
Beliau berkeyakinan bahwa perkembangan taraf intelegensi sangat pesat pada masa umur
balita dan mulai menetap pada akhir masa remaja. Taraf intelegensi tidak mengalami penurunan,
yang menurun hanya penerapannya saja, terutama setelah berumur 65 tahun ke atas bagi mereka
yang alat inderanya mengalami kerusakan. Karena intelegensi diakui ikut menentukankeberhasilan belajar seseorang.
Beliau juga mengatakan bahwa anak-anak yang taraf intelegensinya dibawah rata-rata, yaitu
dull normal, debil, embicil, dan idiot sukar untuk sukses dalam sekolah. Mereka tidak akan
mencapai pendidikan tinggi karena kemampuan potensinya terbatas. Sedangkan anak-anak yang
taraf intelegensinya normal, diatas rata-rata seperti superior, gifted dan genius, jika saja
lingkungan dan keluarga, masyarkat dan lingkungan pendidikannya juga turut menunjang, maka
mereka akan dapat mencapai prestasi dan keberhasilan dalam hidupnya.
3. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang.
Bakat memang diakui sebagai kemamapuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu
dikembangkan atau latihan. Misalnya belajar main piano, apabila dia memiliki bakat musik akan
lebih mudah dan cepat pandai dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki bakat itu.
Banyak sebenarnya bakat bawaan atau terpendam yang dapat ditumbuhkan asalkan diberikan
kesempatan dengan sebaik-baiknya. Disini tentu saja diperlukan pemahaman terhadap bakat apa
yang dimiliki oleh seseorang. Menurut Soenarto dan Hartono bakat memungkinkan seseorang
untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu, akan tetapi diperlukan latihan, pengetahuan,
pengalaman, dan dorongan atau motivasi agar bakat itu dapat terwujud. Misalnya, seseorang
mempunyai bakat menggambar jika ia tidak pernah diberi kesempatan untuk mengembangkan,
maka bakat tersebut tidak akan tampak. Jika orang tuanya menyadari bahwa ia mempunyai bakat
menggambar dan mengusahahkan agar ia mendapatkan pengalaman yang sebaik-baiknya untuk
mengembangkan bakatnya dan anak itu juga menunjukkan minat yang besar untuk mengikuti
pendidikan menggambar, maka ia akan dapat mencapai prestasi yang timbul dan bahkan dapat
menjadi pelukis terkenal. Sebaliknya, seorang anak yang mendapatkan pendidikan menggambar
dengan baik, namun tidak memiliki bakat menggambar, maka tidak akan pernah mencapai
prestasi untuk bidang tersebut. Dalam kehidupan di sekolah sering tampak bahwa seseorang yang
mempunyai bakat dalam bidang olahraga, umumnya prestasi mata pelajaran lainnya juga baik.
-
5/27/2018 tugas7
11/16
Keunggulan dalam salah satu bidang, apakah bidang sastra, matematika atau seni, merupakan
hasil interaksi merupakan hasil dari bakat yang dibawa sejak lahir dan faktor lingkungan yang
menunjang termasuk minat dan dorongan pribadi.
4. Minat
Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu
hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri, semakin kuat atau dekat hubungan
tersebut semakin beser minat. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan datang dari hati
sanubari.
Minat yang besar terhadap sesuatu merupakan modal yang besar artinya untuk mencapai atau
memperoleh benda atau tujuan yang diminati itu. Timbulnya minat belajar disebabkan berbagai
hal antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikan martabat atau memperoleh pekerjaan
yang baik serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang besar cendrung menghasilkan
prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Dalam konteks itulah diyakini bahwa minat mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.
Tidak banyak yang dapat diharapkan untuk menghasilkan prestasi belajar yang baik dari
seseorang anak yang tidak berminat untuk mempelajari sesuatu.
Persoalannya sekarang adalah bagaimana menimbulkan minat anak didik terhadap sesuatu?
Memahami kebutuhan anak didik dan melayani kebutuhan anak didik adalah satu upaya
membangkitkan minat anak didik.
Dalam penentuan jurusan harus disesuaikan dengan minat anak didik. Jangan dipaksakan agar
anak didik tunduk pada kemauan guru untuk memilih jurusan lain yang sebenarnya anak didiktidak berminat. Dipaksakan juga pasti akan sangat merugikan anak didik. Anak didik cenderung
malas belajar untuk mempelajari mata pelajaran yang disukainya. Anak didik pasrah pada nasib
dengan nilai apa adanya.
Cara yang efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subjek yang baru adalah dengan
menggunakan minat-minat anak didk yang telah ada. Misalnya, beberapa orang anak didik
menaruh minat pada olahraga balap mobil. Sebelum mengerjakan kecepatan gerak guru dapat
menarik perhatian anak didik dengan menceritakan sedikit mengenai balap mobil yang baru saj
berlangsung, kemudian sedikit demi sedikit diarahkan ke materi pelajaran sesungguhnya.
5. Motivasi
Menurut Neoehi Nasution, Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendororng seseorang untuk
melakukan sesuuatu. Jadi, motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk belajar. Motivasi berbeda dengan minat. Ia adalah daya penggerak atau
pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan. Yang bisa berasal dari dalam diri dan juga dari luar.
Motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik), yaitu dorongan yang datang dari sanu bari
umumnya karena kesadaraan akan penting nya sesuatu. Motivasi yang berasal dari luar
(ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang dari luar diri (lingkungan), misalnya dari orang tua, guru,
teman-teman, dan anggota masyarakat. Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan
melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah, atau semangat.
-
5/27/2018 tugas7
12/16
Sebaliknya, belajar dengan motivasi yang lemah akan malas bahkan tidak mau mengerjakan
tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran.
Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya. Karena itu
motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara senantiasa
memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai cita-cita.Senantiasa memasang tekad bulat dan selalu optimis bahwa cita-cita dapat dicapai dengan belajar.
6. Cara Belajar
Cara belajar seseorang juga mempengaruhi pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa
memperhatikan tekhnik dan faktor psiologis, psikologis, dan ilmu kesehatan, akan mempengaruhi
hasil yang kurang memuaskan.
Ada orang yang sangat rajin belajar, siang dan malam tanpa istirahat yang cukup. Cara belajar
seperti ini tidak baik. Belajar harus ada istirahat untuk member kesempatan kepada mata, otak,
serta organ tubuh lainnya untuk memperoleh tenaga kembali.
Selain itu, teknik-teknik belajar perlu diperhatikan, bagaimana caranya membaca, mencatat,
menggaris bawahi, membuat ringkasan /kesimpulan, apa yang harus dicatat dan sebagainya.
Selain dari teknik-teknik tersebut, perlu juga diperhatikan waktu belajar, tempat, fasilitas,
penggunaan media pengajar, dan penyesuaian bahan pelajaran.
7. Kemampuan Kognitif (Konsep Diri)
Konsep diri adalah pandangan seseorang tentang dirinya sendiri yang menyangkut apa yang ia
ketahui dan rasakan tentang perilakunya, isi pikiran dan perasaannya, serta bagaimana
perilakunya tersebut berpengaruh terhadap orang lain. Disini konsep diri yang dimaksud adalahbayangan seseorang tentang keadaan dirinya sendiri pada saat ini dan bukanlah bayangan ideal
dari dirinya sendiri sebagaimana yang diharapkan atau yang disukai oleh individu bersangkutan.
Konsep diri berkembang dari pengalaman seseorang tentang berbagai hal mengenai dirinya sejak
ia kecil, terutama yang berkaitan dengan perlakuan orang lain terhadap dirinya.
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang sangat dikenal dan diakui oleh para
ahli pendidikan, ranah kognitif, afektif, psikomotor. Ranah kognitif merupakan kemampuan yang
selalu dituntut kepada anak didik untuk disukai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkat ini
menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.
Ada tiga kemampuan yang harus dikuasai sebagai jembatan unutk sampai pada penguasaankemampuan kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Persepsi adalah proses yang
menyangkut masuknya pesan dan informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusian
terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungan. Hubungan ini dilakukan lewat
indranya, yaitu indra penglihatan, pendengar, peraba, perasa, dan pencium. Dalam pengajaran
guru harus menanamkan pengertian dengan cara menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya,
bukan bertele-tele pada anak didik, sehingga tidak terjadi kesalahan persepsi anak didik.
Kemungkinan kecilnya kesalahan persepsi anak bila penjelasan ini diberikan itu mendekati objek
yang sebenarnya.
Semakin dekat penjelasan guru dengan realitas kehidupan semakin mudah anak didik
menerima dan menceran materi pelajaran yang disajikan. Seseorang anak yang telah memiliki
kemampuan persepsi ini berarti telah mampu menggunakan bentuk-bentuk representasi yang
-
5/27/2018 tugas7
13/16
mewakili objek-objek yang dihadapi, entah objek itu orang, benda, atau kejadian peristiwa.
Obejk-objek itu direpresentasikan atau dihadirkan dalam diri seseorang melalui tanggapan,
gagasan atau lambang, yang semuanya merupakan sesuatu yang bersifat mental.
Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri)
1. Keluarga
Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Faktor
orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar. Tinggi rendahnya
pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan
orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua dengan
anak-anak, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi
pencapaian hasil belajar anak.
Disamping itu, faktor keadaan rumah juga turut mempengaruhi keberhasilan belajar. Besar
kecilnya rumah tempat tinggal, ada atau tidak perlalatan / media belajar seperti, papan tulis,gambar, peta, ada atau tidak ada kamar atau meja belajar, dan sebagainya, semuanya itu juga turut
menentukan keberhasilan belajar seseorang.
2. Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru,
metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan
fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata-
tertib sekolah, dan sebagainya, semua ini turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak. Bila
suatu sekolah kurang memperhatikan tata-tertib (disiplin), maka murid-muridnya kurang
mematuhi perintah para guru dan akibatnya mereka tidak mau belajar sungguh-sungguh disekolah maupun di rumah.
Hal ini mengakibatkan prestasi belajar anak menjadi rendah. Demikian pula jika jumlah murid
perkelas terlalu banyak (50-60 orang), dapat mengakibatkan kelas kurang tenang, hubungan guru
dengan murid kurang akrab, control guru menjadi lemah, murid menjadi kurang acuh terhadap
gurunya, sehingga motivasi belajar menjadi lemah.
3. Masyarakat
Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan
masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan terutama anak-anaknya rata-rata
bersekolah tinggi dan moralnya baik, hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar. Tetapi
sebaliknya, apabila tinggal dilingkungan banyak anak-anak yang nakal, tidak bersekolah dan
pengangguran, hal ini akan mengurangi semangfat belajar atau dapat dikatakan tidak menunjang
sehingga motivasi belajar menjadi berkurang.
4. Lingkungan Sekitar
Keadaan lingkungan tempat tinggal, juga sangat penting mempengaruhi prestasi belajar. Keadaan
lingkungan, bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu-lintas, iklim dan sebagainya.Misalnya, bila bangunan penduduk sangat rapat, akan mengganggu belajar. Keadaan lalu-lintas
-
5/27/2018 tugas7
14/16
yang membisingkan, suara hiruk-pikuk orang disekitar, suara pabrik, polusi udara, iklim yang
terlalu panas, semuanya ini akan mempengaruhi kegairahan belajar. Sebaliknya, tempat yang sepi
dengan iklim yang sejuk, ini akan menunjang proses belajar.
Lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang didalamnya dihiasi dengan
tanaman atau pepohonan yang dipelihara dengan baik. Abotik hidup mengelompokkan denganbaik dan rapi sebagai laboratium alam bagi anak didik. Sejumlah kurisi dan meja belajar tertau
rapid an ditempatkan dibawah pohon-pohon tertentu agar anak didik dapat belajar mandiri diluar
kelas dan berinteraksi dengan lingkungan. Kesejukan lingkunga membuat anak didik betah
berlama-lama di dalamnya. Begitulah lingkungan sekolah yang dikehendaki. Bukan lingkungan
sekolah yang gersang, pengap, tandus, dan panas yang berkepanjangan. Oleh karena itu,
pembangunan sekolah sebaiknya berwawasan lingkungan, bukan memusuhi lingkungan.
YEL YEL
prinsip belajar yang penting yaitu: (1). Manusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar,
memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk
mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru, (2). Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila
bahan yang dipelajari relevan dengan kebutuhan siswa, (3) belajar dapat di tingkatkan dengan
mengurangi ancaman dari luar, (4) belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada
belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri, (5)
belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan
akan lebih baik dan tahan lama, dan (6) kebebasan, kreatifitas
DAFTAR PUSTAKA
DR. C. Asri Budiningsih, 2004. Belajar dan Pembelajaran. Penerbit Rinika Cipta, Yogyakarta.
Desmita. 2011. Psikologi perkembangan pesrta didik. Pustaka Remaja Rosdakarya: Bandung
Dirgagunarsa, singgih. 1975. Pengantar psikologi. Pustaka : Jakarta
Sujanto, agus. 1986. Psikologi umum. Pustaka Aksara Baru : Jakarta
-
5/27/2018 tugas7
15/16
SOAL DAN LATIHAN
1. belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, hal ini merupakan pengertian
belajar berdasarkan teori behavioristik menurut ahli yang bernama?
a. Edward LeeThorndike c. Clark L. Hull
b. John Watson d. Edwin Guthrie2. Connectionism ( S-R Bond) adalah hukum belajar yang dihasilkan oleh Thorndike yang
melakukan eksperimen yang terhadap kucing menghasilkan hukum-hukum belajar,
diantaranya adalah sebagai berikut kecuali?
a. Law of Effect c. Law of Exercise
b. Law of Readiness d. Law Of Nature
3. proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu
sendiri, teori ini lebih tertarik pada penertian belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari
pada pemahaman tentang proses belajar sebagaimana apa adanya. Ini merupakan prinsip dari
teori?
a. teori Humanistik d. teori Sosialb. teori behavioristik d. teori kognitif
4. Teori belajar kognitif didasarkan pada empat prinsip dasar dibawah ini, kecuali?
a. Pembelajar pasif dalam upaya untuk memahami pengalaman.
b. Pemahaman bahwa pelajar mengembangkan tergantung pada apa yang telah mereka
ketahui.
c. Belajar membangun pemahaman dari pada catatan.
d. Belajar adalah perubahan dalam struktur mental seseorang.
Essay
1. jelaskanlah implikasi teori behavioristik dalam pembelajaran?
sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan
menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang
harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah,
tetapi instruksi singkat yang diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui
simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana samapi pada yang
kompleks. Implikasi dari teori behavioristik dalam proses pembelajaran dirasakan kurang
memberikan ruang gerak yang bebas bagi pebelajar untuk berkreasi, bereksperimentasi dan
mengembangkan kemampuannya sendiri. Karena sistem pembelajaran tersebut bersifat otomatis-
mekanis dalam menghubungkan stimulus dan respon sehingga terkesan seperti kinerja mesin atau
robot. Akibatnya pebelajar kurang mampu untuk berkembang sesuai dengan potensi yang ada
pada diri mereka.
2. jelaskan lah kelebihan dari belajar menurut teori kognitifisme?
Kelebihannya yaitu :
menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri;
membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah.
Kekurangannya yaitu :
teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan
-
5/27/2018 tugas7
16/16
sulit di praktikkan khususnya di tingkat lanjut
beberapa prinsip seperti intelegensi sulit dipahami dan pemahamannya masih belum
tuntas.
3. sebutkan karakteristik belajar menurut teori kognitivisme?
Belajar adalah proses mental bukan behavioral
Siswa aktif sebagai penyadur
Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif
Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus
Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan
Guru memfasilitasi terjadinya proses insight