Tugas1

22
PERENCANAAN TESTING

description

presentasi ai komputasi ,artificual intellggent

Transcript of Tugas1

Page 1: Tugas1

PERENCANAAN TESTING

Page 2: Tugas1

MENGAPA PROSES TESTING HARUS DIRENCANAKAN?

1.Pelanggan biasanya hanya memiliki sedikit kesabaran terhadap produk yang tidak memenuhi kualitas yang mereka harapkan.2.Tanpa adanya perencanaan dan organisasi, cakupan dan reliabilitas dari pemenuhan usaha tes hanyalah berupa dugaan.3.Tanpa adanya perencanaan dan organisasi, estimasi kebutuhan jadwal dan sumber daya tes, dan penilaian kesiapan sistem untuk diserahkan berupa coba-coba dalam suatu kondisi yng penuh dengan ketidak pastian.4.Sistem modern, dengan teknologi GUI, client/server, dan teknologi baru lainnya, adalah sangat komplek dan banyak produk atau subsistem yang membutuhkan untuk diintegrasikan dan bekerja sama.5.Tanpa organisasi yang efektif, efisiensi testing adalah rendah

Page 3: Tugas1

OBYEKTIFITAS RENCANA TESTING

Memfasilitasi tugas-tugas teknis dari testing

Meningkatkan komunikasi tentang tugas-tugas dan proses-proses

testing

Menyediakan Struktur Pengorganisasian , penjadwalan, dan pengaturan proses testing

Page 4: Tugas1

MEMFASILITASI TUGAS-TUGAS TEKNIS DARI TESTING.

a.) meningkatkan cakupan tesb.) menghindaridari pengulangan yang tidak perluc.) menganalisa program untuk menganalisa test case yang baikd.) menyediakan strukture.) meningkatkan efisiensi tesf.) cek pemenuhan

Page 5: Tugas1

MENINGKATKAN KOMUNIKASI TENTANG TUGAS-TUGAS DAN PROSES-PROSES TESTING

a.) pemikiran strategi testb.) mengembangkan umpan balik terhadap batasanc.) ukuran dari pekerjaan testingd.) mengembangkan umpan balik terhadap kedalamdan waktue.) akan lebih mudah medelegasikan dan mensupervisi testing

Page 6: Tugas1

MENYEDIAKAN STRUKTUR PENGORGANISASIAN , PENJADUADALAN, DAN PENGATURAN PROSES TESTING

a.) Mencapai persetujuan atas-atas tugas testb.) Mengidentifikasi Tugas-tugasc.)Strukturd.) Organisasie.) Koordinasif.) Meningkatkan Akuntabilitas

Page 7: Tugas1

RENCANA TEST BERDASARKAN KEPADA STANDAR IEEE

Apa sih IEEE?IEEE memiliki kepanjangan (Institute of Electrical and Electronics Engineers). Namun kini kepanjangan itu tak lagi digunakan, selain untuk keperluan legal; sehingga organisasi ini memiliki nama resmi IEEE.IEEE adalah sebuah organisasi profesi nirlaba yang terdiri dari banyak ahli di bidang teknik yang mempromosikan pengembangan standar-standar dan bertindak sebagai pihak yang mempercepat teknologi-teknologi baru dalam semua aspek dalam industri dan rekayasa (engineering), yang mencakuptelekomunikasi, jaringan komputer, kelistrikan, antariksa, dan elektronika

Page 8: Tugas1

STANDAR IEEE MENGIDENTIFIKASIKAN KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA DARI RENCANA TES MENURUT STRUKTUR DARI DOKUMEN RENCANA TES,YAITU:

1.  Identitas – memberikan identitas yang unik terhadap rencana.2.  Pengantar – memberikan rangkuman tentang apa saja yang terdapat di dalam rencana.3.  Item-item tes – memberikan identifikasi komponen-komponen yang akan dites, termasuk versi

ataupun varian tertentu.4.  Fitur-fitur yang dites – mencakup aspek-aspek sistem yang akan dites.5.  Fitur-fitur yang tidak dites – mencakup aspek-aspek sistem yang tidak akan dites dan alasan

mengapa mereka diabaikan.6.  Pendekatan – memberikan gambaran umum pendekatan testing tiap fitur yang dites.7.  Serahan tes – menjelaskan dokumentasi yang ada di semua aktifitas testing, yang dipakai untuk

item-item tes yang tercakup dalam rencana tes.8.  Tugas-tugas testing – memberikan identifikasi semua tugas-tugas yang dibutuhkan untuk

menyelesaikan testing.9.  Tanggung jawab – mengelompokan tanggung jawab untuk memecahkan masalah.10. Stafing dan kebutuhan pelatihan – memberikan spesifikasi terhadap siapa saja

yang melaksanakan tugas-tugas testing, kebutuhan tingkat kemampuan, dan tiap kebutuhan akan pelatihan khusus.

11. Jadwal – Memberikan batas-batas waktu dan kejadian tes, & proposal untuk koordinasi tugas & estimasi usaha.

12. Resiko dan kontingensi – Memberikan identifikasi tiap asumsi resiko tinggi dari rencana.13. Persetujuan – Kebutuhan akan penandatanganan rencana, sebagai tanda bahwa rencana telah

diketahui dan disetujui.

Page 9: Tugas1

HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENCANA TES

Tester dapat menjadi frustasi dalam menyelesaikan rencana tes sebelum detil sistem yang mereka testing diselesaik

 Skenario “To Be Defined” – “TBD” dapat digunakan sebagai tanda untuk bagian-bagian dari rencana yang belum diketahui.

Page 10: Tugas1

 KERANGKA RENCANA TES SEDERHANA

Secara sederhana dokumen rencana tes terdiri dari :1.— Obyektifitas2.— Strategi dan pendekatan3.— Spesifikasi tes4.— Rencana kerja dan jadual tes5.— Kriteria pemenuhan Sumber daya

Page 11: Tugas1

TESTING TERSTRUKTUR

 Suatu tes yang terstruktur adalah yang direncanakan, didefinisikan, dan didokumentasikan. Testing yang terstruktur menggunakan suatu strategi yang dapat diharapkan berdasar pada analisa rasional dari sistem, lingkungan, kegunaan dan resiko.Menggunakan metode terstruktur membutuhkan usaha yang amat keras dalam pembuatan rencana tes.

Page 12: Tugas1

TESTING TIDAK TERSTRUKTUR

Suatu tes yang tidak terstruktur tidak direncanakan sebelumnya, dilakukan berdasarkan spontanitas dan kreatifitas.Testing yang tidak terstruktur, cakupan tesnya tidak dapat diketahui dan tidak diulang secara konsisten

Page 13: Tugas1

TESTING TERSTRUKTUR VS TIDAK TERSTUKTUR

Tes TerstrukturSuatu tes yang terstruktur adalah yang direncanakan, didefinisikan, dan didokumentasikan. Testing yang terstruktur menggunakan suatu strategi yang dapat diharapkan berdasar pada ncanakan sebelumnya, dilakukan berdasarkan erada usa ters k dapat diketahui dan tidak diulang secara konsisten. Idealnya analisa rasional dari sistem, lingkungan, kegunaan dan resiko. Suatu tes yang tidak terstruktur tidak dire spontanitas dan kreatifitas. Testing tidak dapat 100% terstruktur ataupun 100% tidak terstruktur. Testing selalu b diantaranya. Karena testing yang hanya menggunakan metode terstruktur membutuhkan ha yang amat keras dalam pembuatan rencana tes. Sedangkan untuk testing yang tidak truktur, cakupan tes tida perbandingan bobot antara terstruktur dan tidak terstruktur adalah 75% dan 25%.

75% 25%

Page 14: Tugas1

SPESIFIKASI TES TINGKAT TINGGI VS SPESIFIKASI TES DETIL 

Tingkat kedetilan dari suatu spesifikasi tes tergantung pada beberapa faktor, antara lain:1. — Tingkat kekomplitan dan stabilitas spesifikasi sistem.2. — Tingkat resiko internal produk atau fitur yang dites.3. — Tingkat stabilitas vs pergantian tester.4. — Back-up dan pergantian sumber daya .5. — Tingkat otomatisasi.6. — Ekstensi tes yang harus diulangi 

Page 15: Tugas1

BERAPA BANYAK TES DINYATAKAN CUKUP?

Faktor-faktor yang yang membantu untuk menentukan berapa banyak tesdinyatakan cukup, antara lain:— Cakupan fungsional yang diinginkan .— Tingkat kualitas, reliabilitas atau kejelasan batasan yang dibutuhkan dari produk yang diserahkan.— Jangkauan tipe tes yang dibutuhkan untuk dicakup .— Hambatan usaha tes— Metode untuk menentukan jumlah tes yang dibutuhkan adalah justifikasi inkremental, yaitu dengan mendefinisikan dan mengakumulasikan spesifikasi tes dalam suatu rangkaian siklus iteratif.— Terdapat 3 faktor utama yang harus diseimbangkan dalam membuat suatu rencana tes:1. Tingkat kedetilan2. Tingkat organisasi dan kendali tes yang dibutuhkan3. Kebutuhan tester dalam pengarahan tugas, otonomi dan kreatifitas.

Page 16: Tugas1

SEKUENSIALISASI TES

Faktor-faktor yang dapat membantu dalam menentukan sekuensial terbaik bagi aliran kerja tes, antara lain :— Kepentingan relatif dari tes.— Keberadaan produk testing.— Interdependensi natural dari tes.— Keberadaan sumber daya testing.— Keberadaan sumber daya debugging dan perbaikan.— Defect masking .— Pola aliran kerja.— Kesulitan dalam pengulangan kerja.— Pengalaman tes .

Page 17: Tugas1

TEKNIK ESTIMASI USAHA TES

Dalam bukunya ring Economics”, Barry Boehm mengidentifikasikan sejumlah teknik estimasi pada proyek testing, yaitu:

1. Bottom-Up atau Micro-Estimating 2. Top-Down or Global-Estimating3. Formulae atau Models4. Parkinson’s Law5. Pricing to Win6. Cost Averaging7. Consensus of Experts8. SWAG (Scientific Wild-Ass Guess) 9. Re-Estimating by Phas

Page 18: Tugas1

BOTTOM-UP ATAU MICRO-ESTIMATING

Yaitu terdapat tiga keterbatasan dari teknik ini yaitu:1. Bottom-Upestimating tidak dapat dilakukan sampai daftar tugas telah dibuat.2. Jam kerja untuk tugas yang terabaikan secara otomatis akan mendapatkan nilai

kosong.3. Jika terdapat suatu bias yang konsisten, teknik ini tidak dapat mengindentifikasikan

bias tersebut.

Page 19: Tugas1

• Top-Down or Global_Estimating

Estimasi dimulai dari gambaran besar, dengan membandingkan cakupan dan usaha keseluruhan tes dengan usaha lain yang mirip dan menetapkan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan

• Formulae atau models

Teknik ini menggunakan suatu formulasi untuk estimasi.

• Parkinson’s Law

Estimasi tidak hanya berupa proses kalkulasi kuantitatif, kadang faktor manusia harus dimasukan, seprti kemampuan negosiasi.

• Pricing to Win

Pendekatan ini lawan dari Parkinson’s Law, dengan menetapkan nilai estimasi terhadap nilai yang terendah.

Page 20: Tugas1

Cost AveragingKalkulasi dilakukan dengan menetapkan nilai :

1. Skenario paling optimis

2. Skenario paling mungkin terjadi

3. Skenario paling pesimistik

Kemudian hasil diatas rata-rata dengan rumusan [}{a+4b+c}/6]

Consensus of ExpertsPendekatan ini dengan menggunakan orang yang telah berpengalaman dan ahli untuk melakukan estimasi.

• SWAG (Scientic Wild-Ass Guess)Teknik ini dilakukan dengan membuat estimasi perencanaan kerja dalam rentan waktu tertentu.

• Re-Estimating by PhaseEstimasi tidak dipandang sebagai suatu aktivitas sekai proses jadi, namun sebagai proses yang dapat diperbaiki pada setiap fase pengembangan.

Page 21: Tugas1

• Tabel diatas merupakan standar estimasi proyek

• Secara realistis, tingkat akurasi yang lebih rendah tidak akan dapat dicapai, kecuali proyek berukuran sangat kecil dan dengan tingkat resiko yang rendah

Page 22: Tugas1

PENJADWALAN TES

Penjadualan Tes Langkah umum dalam membuat jadual tes:1. Membuat sekumpulan obyektifitas tes yang digunakan

2. Menentukan langkah kerja atau aktivitas yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap obyektivitas

3. untuk memperhalus tiap puncak dan lembah dalam

4. Memastikan tiap tingkat dasar tugas mempunyai hasil konkrit dan dapat diinspeksi

5. Menentukan hubungan ketergantungan antar tugas, bersama dengan faktor lain yang mempengaruhi aliran kerja

6. Mengidentifikasi tipe sumber daya yang dibutuhkan tiap tugas

7. Mengestimasi kuantitas sumber daya yang dibutuhkan tiap tugas

8. Mengidentifikasi tipe dan kuantitas sumber daya yang ada untuk testing proyek

9. Menyesuaikan atau alokasikan sumber daya yang ada pada sumber daya yang dibutuhkan tiap tugas Menyeimbangkan sumber daya, grafik penggunaan sumber daya

10. Menentukan siapa yang secara spesifik diperhitungkan untuk menyelesaikan tiap tugas dengan sukses

11. Menjadualkan tanggal mulai dan selesai tiap tugas.