Presentasi Seminar Keuangan “The Utility Function of Choices Involving Risk”
TUGAS UTILITY KONSUMEN.docx
-
Upload
gebbymariza -
Category
Documents
-
view
8 -
download
3
description
Transcript of TUGAS UTILITY KONSUMEN.docx
NAMA : Imam Perdhana Satria Ariangga
NIM : P2C214046
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAAN (UTILITY) PADA KONSUMEN
DI RUMAH SAKIT SILOAM JAMBI
I. LANDASAN TEORI
A. Teori Prilaku Konsumen
Jika konsumen membeli barang karena mengharap memperoleh nilai gunanya, tentu saja secara
rasional konsumen berharap memperoleh nilai guna optimal. Secara rasional nilai guna akan
meningkat jika jumlah komoditas yang dikonsumsi meningkat. Ada dua cara mengukur nilai guna
dari suatu komoditas yaitu secara kardinal (dengan menggunakan pendekatan nilai absolut) dan
secara ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif, order atau rangking). Dalam
pendekatan kardinal bahwa nilai guna yang diperoleh konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif
dan dapat diukur secara pasti. Untuk setiap unit yang dikonsumsi akan dapat dihitung nilai gunanya.
(Sugiarto, 2010). Perilaku konsumen adalah perilaku yang konsumen tunjukkan dalam
mencari,menukar, menggunakan, menilai, mengatur barang atau jasa yang mereka anggap
untuk memuaskan kebutuhan mereka. Definisi lainnya adalah bagaimana konsumen mau
mengeluarkan sumber dayanya yang terbatas, seperti : uang, waktu, tenaga untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diinginkan demi kepuasan mereka.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang disaat kondisi yang lain
tidak berubah (ceteris paribus). Perilaku konsumen ini didasarkan pada Teori Perilaku
Konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang diperolehnya,
dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai kepuasan tertentu sesuai dengan
apa yang diharapkannya.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Untuk memahami perilaku konsumen bergantung pada psikologi dan sosiologi. Hasilnya
berfokus pada empat bidang yang menjadi pengaruh utama terhadap perilaku konsumen:
psikologis, pribadi, sosial, dan budaya (RW.Griffin & RJ. Ebert, 2003:366)
a. Pengaruh psikologis mencakup motivasi, presepsi, kemampuan belajar, dan sikap
perseorangan.
b. Pengaruh pribadi mencakup gaya hidup, kepribadian, dan status ekonomi.
c. Pengaruh sosial mencakup keluarga, pendapat pemimpin (orang yang pendapatnya diterima
oleh orang lain), dan kelompok referensi lainya seperti teman, rekan sekerja, dan rekan
seprofesi.
d. Pengaruh budaya mencakup budaya (“cara hidup” yang membedakan satu kelompok besar
dengan kelompok lainya), subkultur (kelompok yang lebih kecil, seperti kelompok etnis yang
memilliki nilai-nilai bersama), dan kelas sosial (kelompok-kelompok berdasarkan peringkat
budaya menurut kriteria seperti latar belakang, pekerjaan, dan pendapatan.
Walaupun seluruh faktor itu dapat berdampak besar pada pilihan konsumen, dampak faktor-
faktor itu terhadap pembelian aktual beberapa produk menjadi sangat lemah atau dapat
diabaikan. Beberpa konsumen, misalnya, memperlihatkan loyalitas terhadap merek (Brand
Loyalty) tertentu, yang berarti mereka secara rutin membeli produk-produk karena mereka puas
atas kinerja merek produk itu.
C. Pendekatan Konsumen Kardinal
Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang menilai.
Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu barang bagi
seseorang, maka akan semakin diminati.
Pendekatan kardinal memberikan penilaian bersifat subyektif akan pemuasan kebutuhan
dari suatu barang, artinya tinggi rendahnya suatu barang tergantung sudut pandang subyek
yang memberikan penilaian tersebut, yang biasanya berbeda penilain dengan orang lain
Teori nilai guna (utilitas) yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang
diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin
tinggi maka semakin tinggi nilai guna. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang maka
nilai guna semakin rendah pula. Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian:
a. Nilai guna marginal yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan akibat adanya
pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
b. Total nilai guna yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah
barang-barang tertentu. (Ramaa Lessandro. 2008)
Dimana Perilaku konsumen bisa diterangkan dengan menggunakan pendekatan marginal utility
sebagai berikut:
(1) Utility bisa diukur dengan uang, dan
(2 ) Hukum Gossen (law of diminishing marginal utility) berlaku, yaitu bahwa semakin banyak
sesuatu barang dikonsumsikan, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari
setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun, dan
(3) Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.
Berikut perbedaan antara kepuasan total (total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility).
Pada Gambar1 marginal utility diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.Dari konsumsi suatu barang X , Semakin banyak barang X yang dikonsumsikan, semakin
kecil marginal utility yang diperoleh dari barang X yang terakhir dikonsumsikan [anggapan
(b) di atas].
2.Bila harga barang X adalah OPx, maka pada tingkat konsumsi yang lebihrendah dari 0X 3,
tingkat kepuasan total (total utility) konsumen belum mencapai maksimum. Misalnya pada
tingkat konsumsi OX1, maka setiap tambahan pembelian 1 (satu) unit X akan memberikan
tambahan kepuasan (yang dinilai dengan uang) sebesar X1 B sedangkan pengorbanan
(berupa pembayaran harga) untuk 1 unit tersebut adalah hanya X1 A ( = OPx).
Jadi ada tambahan kepuasan netto sebesar AB bila konsumen membeli lebih banyak X. Oleh
sebab itu masih menguntungkan baginya apabila ia menambah pembelian barang X.
3.Sebaliknya, pada tingkat konsumsi lebih besar dari OX 3 maka kepuasan total konsumen
juga tidak maksimum. Misalnya pada imgkat konsumsi OX2, maka tambahan kepuasan yang
diperoleh dari pembelian 1 (satu) unit terakhir dari barang X hanya sebesar X2E, sedangkan
pengorbanan konsumen adalah sebesar X2D (= OPx); jadi
4.Akan menambah kepuasan total konsumen bila ia mengurangi tingkat konsumsi
(pembeliannya). Konsumen akan mencapai kepuasan total yangmaksimum pada tingkat
konsumsi (pembelian) di mana pengorbanan untuk pembelian unit terakhir dari barang
tersebut (yang tidak lain adalah harga unit terakhir tersebut) adalah sama dengan kepuasan
tambahan yang didapatkan dari unit terakhir tersebut
Perilaku konsumen bisa pula diterangkan dengan pendekatan Indifference curve sebagai
berikut:.
• Kurva konsumsi pendapatan dibentuk dengan menghubungkan titik A,B dan C, dimana
ketiga titik tersebut merupakan kepuasan maksimal pada garis kendala anggaran masing-
masing
II. Implikasinya Pada Rumah Sakit Siloam Kota Jambi
Rumah sakit Siloam merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu. Rumah sakit berupaya
melakukan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dalam suatu tatanan rujukan
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Rumah sakit
Siloam saat ini bersaing dalam memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu yang
berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kenyamanan tempat dan pelayanan keperawatan
juga merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit yang
mempunyai peranan besar terhadap pencapaian efisiensi, mutu dan citra rumah sakit di
mata masyarakat. Dokter yang ahli, Perawat yang professional dan Kualitas pelayanan
(servis quality) menjadi hal yang penting dan dikhususkan untuk kepuasan konsumen.
Dengan demikian Rumah Sakit Siloam telah memberikan beberapa nilai guna (UTILITY)
bagi para konsumen diantaranya ;
1. Kualitas Pelayanan
2. Kualitas Produk
3. Penampilan Fasilitas Fisik,
4. Kenyamanan Tempat
a. Kualitas Pelayanan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan di
rumah sakit yang mempunyai peranan besar terhadap pencapaian efisiensi, mutu dan
citra rumah sakit di mata masyarakat. Pelayanan prima merupakan elemen utama di
rumah sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan
kesehatan yang memenuhi standar pelayanan yang optimal. Pasien memandang
bahwa hanya rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan medis sebagai upaya
penyembuhan dan pemulihan atas rasa sakit yang dideritanya
b. Kualitas Produk
Pelanggan akan puas bila kualitas produk (barang) yang ditawarkan relatif baik.
Kualitas produk yang bisa diberikan rumah sakit yaitu kualitas pelayanan medis,
paramedis, dan penunjang medis. Hasil penelitian Hendrajana (2005) tentang
pengaruh kualitas pelayanan medis, paramedis, dan penunjang medis terhadap
kepuasan pelanggan rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pelayanan medis, paramedis, dan
penunjang medis terhadap kepuasan pelanggan rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta.
c. Penampilan Fasilitas Fisik
Penampilan fasilitas fisik (tangibles) turut menentukan penilaian kepuasan pasien.
Hasil penelitian Widodo (2009), yang melakukan analisa beberapa faktor yang
mempengaruhi kepuasan konsumen atas jasa pelayanan rawat inap Rumah Sakit
Umum Pandan Arang di Kabupaten Boyolali. Hasil penelitian menunjukan ada
pengaruh faktor lingkungan fisik fasilitas dan pemberian pelayanan berpengaruh
secara positif terhadap tingkat kepuasan konsumen atas jasa pelayanan rawat inap
Rumah Sakit.
d. Kenyamanan Tempat
Kondisi lingkungan fisik ruang rawat inap juga mempengaruhi psikologis pasien.
Ruang rawat inap yang bising, suhu udara terlalu panas, pencahayaan kurang,
kebersihan dan kerapihan tidak terjaga akan meningkatkan stres pada pasien. Ruang
rawat inap seharusnya membangkitkan optimisme sehingga dapat membantu proses
penyembuhan pasien
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kepuasan (utility) konsumen pada rumah sakit
Siloam jambi dipengaruhi faktor kenyamanan, kualitas pelayanan, kualitas produk dan
penampilan fasilitas fisik. Hal tersebut yang menyebabkan permintaan pasar naik atau rumah
sakit siloam menjadi ramai.