TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

26
UNIVERSITAS INDONESIA Tugas Ujian Akhir Semester Mata Kuliah Manajemen Barang dan Bahan Rumah Sakit PJ Mata Kuliah : Dr. Budi Hartono, SE, MARS. Disusun Oleh : Annisa Darmawati (1306487156)

Transcript of TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Page 1: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

UNIVERSITAS INDONESIA

Tugas Ujian Akhir Semester

Mata Kuliah Manajemen Barang dan Bahan Rumah Sakit

PJ Mata Kuliah : Dr. Budi Hartono, SE, MARS.

Disusun Oleh :

Annisa Darmawati (1306487156)

PROGRAM SARJANA KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

2014

Page 2: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena hanya atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah

ini tepat pada waktunya.

Penulisan makalah Tugas Ujian Akhir Semester ini bertujuan untuk

memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Barang dan Bahan Rumah Sakit.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengajar, Bapak Budi Hartono

yang telah memberikan dukungan serta ilmu yang bermanfaat kepada penulis.

Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh

dari sempurna, masih terdapat banyak kekurangan baik pada teknis penulisan

maupun materi. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Jakarta, 30 Desember 2014

Penulis

Page 3: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

1. Perbedaan fungsi perencanaan dengan fungsi penganggaran dalam suatu

manajemen logistik

1. Fungsi Perencanaan dan Penentuan Kebutuhan

Fungsi perencanaan mencakup aktivitas dalam menetapkan sasaran-

sasaran, pedoman-pedoman, pengukuran penyelenggaraan bidang logistik.

Dalam fungsi perencanaan terdapat penentuan kebutuhan yang merupakan

perincian (detailering) dari fungsi perencanaan, apabila diperlukan semua

faktor yang mempengaruhi penentuan kebutuhan harus diperhitungkan.

Secara umum, perencanaan merupakan proses untuk merumuskan

sasaran dan menentukan langkah-langkah yang harus dilaksanakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan secara khusus

perencanan logistik adalah merencanakan kebutuhan logistik yang

pelaksanaannya dilakukan oleh semua calon pemakai (user) kemudian

diajukan sesuai dengan alur yang berlaku di masing- masing organisasi

(Mustikasari, 2007).

Subagya menyatakan perencanaan adalah hasil rangkuman dari kaitan

tugas pokok, gagasan, pengetahuan, pengalaman dan keadaan atau

lingkungan yang merupakan cara terencana dalam memuat keinginan dan

usaha merumuskan dasar dan pedoman tindakan.

Pengelolaan logistik cenderung semakin kompleks dalam

pelaksanannya sehingga akan sangat sulit dalam pengendalian apabila

tidak didasari oleh perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik

menuntut adanya sistem monitoring, evaluasi dan reporting yang memadai

dan berfungsi sebagai umpan balik untuk tindakan pengandalian.

Suatu rencana harus didukung oleh semua pihak, rencana yang

dipaksakan akan sulit mendapatkan dukungan bahkan sebaliknya akan

berakibat tidak lancar dalam pelaksanaannya. Di bawah ini akan

dilukiskan bagan kerjasama antara pimpinan, perencana, pelaksana dan

pengawas (Subagya: 1994).

Page 4: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Perencanaan dapat dibagi kedalam periode sebagai berikut:

a. Rencana jangka panjang (Long range)

b. Rencana jangka menengah (Mid range)

c. Rencana jangka pendek (Short range)

Periodisasi dalam suatu perencanaan sekaligus merupakan usaha

penentuan skala prioritas secara menyeluruh dan berguna untuk usaha

tindak lanjut yang terperinci. Melalui fungsi perencanaan dan penentuan

kebutuhan ini akan menghasilkan antara lain:

a. Rencana Pembelian

b. Rencana Rehabilitasi

c. Rencana Dislokasi

d. Rencana Sewa

e. Rencana Pembuatan.

Dasar pertimbangan perencanaan (PP No. 30 Tahun 1990) yaitu :

Metode Konsumsi / data pemakaian

Metode Epidemiologi / pola penyakit

Kenaikan karena faktor inflasi (10 – 15 %), pengembangan IFRS

(10 %)

2. Fungsi Penganggaran

Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha

untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala

Page 5: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

standar, yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan

pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya. (Subagya, 1994).

Dalam fungsi penganggaran semua rencana dari fungsi perencanaan dan

penentu kebutuhan dikaji lebih lanjut untuk disesuaikan dengan besarnya

biaya dari dana yang tersedia. Dengan mengetahui hambatan dan

keterbatasan yang dikaji secara seksama maka anggaran tersebut

merupakan anggaran yang dapat dipercaya.

Apabila semua perencanaan dan penentu kebutuhan telah diperiksa

berulang kali dan diketahui untung ruginya serta telah diolah dalam

rencana biaya keseluruhan, maka penyediaan dana tersebut tidak boleh

diganggu lagi, kecuali dalam keadaan terpaksa.

Pengaturan keuangan yang jelas, sederhana dan tidak rumit akan

sangat membantu kegiatan. Dalam menyusun anggaran terdapat beberapa

hal yang harus di perhatikan antara lain adalah:

a. Peraturan terkait

b. Pertimbangan politik, sosial, ekonomi dan teknologi

c. Beberapa hal yang berhubungan dengan anggaran

d. Pengaturan anggaran seperti: sumber biaya pendapatan sampai

dengan pengaturan logistik

Sumber anggaran di suatu rumah sakit beragam, tergantung pada

institusi yang ada apakah milik pemerintah atau swasta.

RS Pemerintah, sumber anggaran dapat berasal dari Dana Subsidi

(Bappenas, Depkes, Pemda) dan dari penerimaan rumah sakit.

RS swasta sumber anggaran berasal dari Dana Subsidi (Yayasan dan

Donatur), Penerimaan rumah sakit dan Dana dari pihak ketiga

Alokasi anggaran logistik Rumah Sakit 40 %-50 % dalam bentuk

obat dan bahan farmasi, alat tulis kantor, cetakan, alat rumah tangga,

bahan makanan, alat kebersihan dan suku cadang.

Page 6: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Gambar. Bagan Realisasi Anggaran Inventaris dan Investasi

Dalam suatu kegiatan dari tahap persiapan, pelaksanaan sampai

dengan pencapaian tujuan (sasaran) diperlukan kerjasama yang terus

menerus antara pimpinan / staf, perencana, pelaksana dan pengawas

dengan masing-masing kegiatan yang dilakukan sesuai dengan uraian

tugas masing-masing. Seluruh kegiatan diarahkan pada pencapaian tujuan

(untuk mencapai sasaran) organisasi.

Jadi, fungsi perencaan merupakan fungsi yang harus dilakukan secara

detail dan terencana oleh suatu organisasi sebelum melakukan fungsi

penganggaran. Fungsi penganggaranpun harus dilakukan sesuai dengan

keputusan yang telah ditetapkan pada saat perencanaan. Perbedaan antara

fungsi perencanaan dan penganggaran adalah berdasarkan urutan

pelaksanaan dan implementasinya, suatu organisasi harus melakukan

perencanaan terlebih dahulu sebelum melakukan penganggaran, dan selain

itu hasil dari implementasi fungsi perencanaan adalah berupa daftar

perencanaan organisasi, sedangkan hasil dari implementasi fungsi

penganggaran berupa pembagian anggaran biaya berdasarkan dari daftar

perencanaan.

Perencanaan dan penentuan kebutuhan

Menyusun dokumen (permintaan anggaran)

Menginformasikan ke rekanan untuk meminta

penawaran

Penerimanaan Penawaran dan proses

negosiasi

Penenutuan dan pengumuman pemenang

Pembuatan MOU dan pelaksanaan pembelian

(fungsi Logistik)

Page 7: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

2. Resume Kunjungan ke Rumah Sakit dalam hal fungsi evaluasi yang

dilakukan

Pengendalian adalah sistem pengawasan dari hasil laporan,

penilaian, pemantauan dan pemeriksaan terhadap tahapan manajemen

logistik yang sedang atau telah berlangsung (Mustikasari: 2007).

Bentuk kegiatan pengendalian antara lain:

a. Merumuskan tata laksana dalam bentuk manual, standar, kriteria,

norma, instruksi dan prosedur lain

b. Melaksanakan pengamatan (Monitoring), evaluasi dan laporan,

guna mendapatkan gambaran dan informasi tentang penyimpangan

dan jalannya pelaksanaan dari rencana

c. Melakukan kunjungan staf guna mengidentifikasi cara pelaksanaan

dalam rangka pencapaian tujuan

d. Melakukan supervisi

RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo merupakan Rumah Sakit Pusat

Rujukan Nasional, yang senantiasa memberikan pelayanan kesehatan

berkualitas dan terjangkau. RSCM memiliki visi dan misi yaitu,

Visi, Menjadi Rumah Sakit Pendidikan dan Pusat Rujukan

Nasional terkemuka di Asia Pasifik tahun 2014.

Misi,

Memberikan pelayanan kesehatan paripurna dan bermutu serta

terjangkau oleh semua lapisan masyarakat

Menjadi tempat pendidikan dan penelitian tenaga kesehatan

Tempat penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat melalui manajemen yang Dinamis dan

Akuntabel.

Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit

meliputi pelayanan medis, penunjang medis, dan keperawatan. Salah satu

bentuk pelayanan penunjang medis adalah pelayanan farmasi.

Page 8: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Kegiatan yang dilakukan Instalasi Farmasi Rumah Sakit meliputi

pengelolaan perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik, administrasi

dan pengawasan. Pengelolaan perbekalan farmasi meliputi pemilihan,

perencanaan, pengadaan, penyimpanan, penyiapan, dan pendistribusian

pada pelayanan farmasi klinik sangat memerlukan peran profesionalisme

apoteker dan ahli farmasi.

Gudang Farmasi Pusat RSCM

Gudang Farmasi Pusat RSCM saat ini berada di bawah Instalasi

Administrasi dan Logistik (IAL). Gudang Perbekalan Farmasi Pusat

RSCM terdiri atas Gudang Farmasi I, Gudang Farmasi II, dan Gudang Gas

Medis.

Gambar 5. Gudang Farmasi Pusat I

Kegiatan utama yang dilakukan di Gudang Perbekalan Farmasi

Pusat terdiri atas pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,

pengawasan, dan pelaporan perbekalan farmasi di Rumah Sakit.

Page 9: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Penyimpanan perbekalan farmasi disusun dengan sistem First In First Out

(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO).

Dalam Hal Evaluasi RSUPN Cipto Mangunkusumo mencatat

jumlah penggunaan obat dan jumlah stok dengan sistematis melalui sistem

komputerisasi. Data ini berguna sebagai acuan untuk pengadaan obat

periode selanjutnya dan untuk menentukan tingkat safety stock. Selain itu,

evaluasi yang dilakukan oleh bagian manajemen logistik adalah dengan

pengecekan berkala seperti ‘sidak’ ke gudang instalasi, melakukan

kunjungan staf guna mengidentifikasi cara pelaksanaan, hal ini bertujuan

untuk meningkatkan kehati – hatian dan sebagai persiapan di awal dalam

rangka memberikan pelayanan yang paripurna dan aman bagi klien.

3. Masalah – masalah yang sering muncul dalam logistik di Rumah Sakit

serta Fungsi evaluasi yang dilakukan sehingga dapat efektif dalam

memecahkan masalah – masalah tersebut.

1. Masalah dalam Manajemen Logistik

Pengelolaan logistik termasuk masalah yang rumit karena

merupakan salah satu aktivitas rumah sakit yang sudah dijalankan bahkan

sejak rumah sakit mulai berdiri, masalah logistik tersebut berkaitan dengan

efektivitas dan efisiensi pengelolaan rumah sakit. Masalah-masalah

logistik tersebut diantaranya adalah :

a) Kualitas dan Kuantitas SDM

b) Kompetensi tenaga logistik

c) Dukungan manajemen RS

d) Kebijakan Pengadaan barang yang kurang tepat

e) Penerimaan logistik tidak dilakukan oleh petugas pemeriksa dan

penerima barang

f) Sarana dan prasarana penyimpanan obat tidak tepat.

g) Sistem distribusi obat dari gudang obat belum berjalan efektif.

h) Penghapusan logistik RS yang tidak berjalan dengan efektif

i) Pengendalian logistik yang belum memadai

j) Evaluasi logistik obat belum optimal

Page 10: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

2. Pemecahan Masalah dalam Manajemen Logistik

Pemecahan masalah adalah sebuah proses dimana suatu situasi

diamati kemudian bila ditemukan ada masalah dibuat penyelesaiannya

dengan cara menentukan masalah, mengurangi atau menghilangkan

masalah, atau mencegah masalah itu terjadi, berikut ini adalah fungsi

evaluasi dalam pemecahan masalah tersebut agar efektif :

a) Kualitas dan Kuantitas SDM

Untuk permasalahan kualitas, diperlukan evaluasi sumber

daya manusia dengan penilaian karyawan secara berkala yang

kemudian bertujuan untuk penyelenggaraan pelatihan

berkesinambungan baik yang bersifat meningkatkan

pengetahuan maupun peningkatan skill teknis pelayanan, juga

menciptakan rumah sakit sebagai pusat pembelajaran penyakit

tertentu dan diharapkan rumah sakit dapat menjadi pusat

rujukan pembelajaran bagi rumah sakit di sekitarnya.

Untuk permasalahan kuantitas, fungsi evaluasi bertujuan

untuk memberikan data lapangan yang akurat guna mendukung

saat melakukan advokasi kepada pihak yang berkepentingan

seperti Manajemen Rumah Sakit.

b) Kompetensi tenaga logistik

Menurut Dr Nofrisel, MM dalam seminar “GROWTH

seminar series” di PPM School Of Management (7/3/12)

menurutnya, pengembangan SDM logistik di Indonesia saat ini

masih krusial. Penilaian SDM yang merupakan bagian dari

fungsi evaluasi perlu dilakukan sebagai landasan mendapatkan

orang yang berkompeten di bidang logistik. Oleh karena itu,

SDM logistik perlu dilakukan pengembangan dan pelatihan

guna meningkatkan kompetensi SDM. Serta melihat “role

model” yaitu SDM yang mampu melaksanakan pelayanan

sesuai standar, maka SDM lainnya dapat terinspirasi dan

Page 11: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

memiliki motivasi diri yang kuat bahwa ia juga mampu

melaksanakan pelayanan.

c) Dukungan manajemen RS

Diharapkan pihak manajemen mendukung pelaksanaan

pelayanan logistik secara langsung maupun tidak langsung.

Diharapkan, pihak manajemen dapat mengambil keputusan

yang mendukung pelaksanaan pelayanan logistik, khususnya

jika didapatkan terdapat SDM yang tidak berkompeten.

d) Kebijakan Pengadaan barang yang kurang tepat

Fungsi evaluasi harus dapat dilihat dan dilakukan pada

setiap tahapan logistik. Kebijakan Pengadaan merupakan salah

satu tahapan dalam logistik yang cukup krusial, pengadaan

adalah semua kegiataan dan usaha untuk menambah dan

memenuhi kebutuhan barang dan jasa berdasarkan peraturan

yang berlaku dengan menciptakan sesuatu yang tadinya belum

ada menjadi ada. Kegiatan ini termasuk dalam usaha untuk

tetap mempertahankan sesuatu yang telah ada dalam batas-

batas efisiensi. (Subagya: 1994).

Pengadaan tidak selalu harus dilaksanakan dengan

pembelian tetapi didasarkan dengan pilihan berbagai alternatif

yang paling tepat dan efisien untuk kepentingan organisasi.

Oleh karena itu fungsi evaluasi dalam hal penilaian menjadi

landasan Yang kuat dalam rencana pengadaan di logistik

e) Penerimaan logistik tidak dilakukan oleh petugas pemeriksa

dan penerima barang

Penerimaan logistik dilakukan oleh petugas pemeriksa dan

penerima barang. Pihak petugas dari unit gudang memeriksa

jumlah, jenis, dan spesifikasi barang yang dipesan, expired date

dan sesuai dengan faktur obat. Hal ini diharapkan dapat

Page 12: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

menjaga kualitas dan kuantitas obat yang masuk ke gudang

obat rumah sakit. Fungsi evaluasi dalam hal pengecekan juga

untuk menghindari penerimaan obat yang rusak atau expired

sehingga sesuai dengan permintaan dan dapat segera digunakan

untuk proses pelayanan.

f) Sarana dan prasarana penyimpanan obat tidak tepat.

Penyimpanan logistik menggunakan metode First In First

Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO). Sistem

penyimpanan obat di gudang harus sesuai dengan standar yang

telah ditentukan. Metode FIFO dan FEFO dapat mencegah

terjadinya obat rusak akibat expired date yang telah habis.

Fungsi Evaluasi berfungsi ntuk memastikan obat diletakkan

dan disimpan dengan tepat.

g) Penghapusan logistik RS yang tidak berjalan dengan efektif

Penghapusan adalah kegiatan-kegiatan dan usaha-usaha

pembebasan barang dari pertanggung jawaban yang berlaku.

Fungsi evaluasi bertujuan untuk menilai dan sebagai dasar

pengambilan keputusan apa yang akan dilakukan apabila dalam

jangka waktu tertentu barang yang digunakan akan mengalami

penurunan kemampuan dan penampilannya, baik secara teknis

maupun ekonomis.

Cara penghapusan:

1) Pemanfaatan langsung

Upaya merehabilitasi/merekomendasi komponan yang

masih dapat dimanfaatkan kembali dan dimasukkan

sebagai barang persediaan baru

2) Pemanfaatan kembali (recycle)

Usaha peningkatan nilai ekonomis dari barang yang

dihapus menjadi barang lain (fungsi dan kegunaannya)

3) Pemindahan (transfer)

Page 13: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Mutasi kepada instansi lain yang memerlukannya dalam

rangka pemanfaatan langsung

4) Hibah (donation)

Hibah kepada badan atau pihak luar instansi dalam

rangka pemanfaatan langsung, recycle atau peningkatan

potensi/modal (yayasan) yang dijual

5) Penjualan/pelelangan

Dijual baik di bawah tangan (seperti berlaku angsuran

kendaraan perorangan dinas) ataupun umumnya

dilelang

6) Pemusnahan

Dilakukan bila menyangkut keselamatan lingkungan.

Salah satu upaya untuk terus mempertahankan mutu

pengelolaan perbekalan farmasi dirumah sakit adalah

dengan melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi.

Kegiatan ini juga bermanfaat sebagai masukan guna

penyusunan perencanaandan pengambilan keputsan.

Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara periodic

dan berjenjang. Keberhasilan evaluasi ditentukan oleh

supervisor maupun alat yang digunakan (Depkes

RI,2008)

4. Artikel yang terkait dengan pelaksanaan manajemen logistik dan analisis

berdasarkan keilmuan manajemen logistik

Artikel Rumah Sakit

Rumah Sakit Pemerintah Harus ‘The Best’Oleh DR.Dr.Umar Zein

(Telah dimuat di Harian Waspada Tgl.30 Maret 2010)

Rumah Sakit (RS) adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang

Page 14: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Secara umum, rumah sakit pemerintah dengan rumah sakit swasta di Indonesia

sangat jauh berbeda. Masyarakat menganggap dan mengalami bahwa pelayanan di

rumah sakit swasta jauh lebih baik dari pada RS pemerintah. Padahal kelebihan dari

RS pemerintah adalah karena milik pemerintah, berarti “toke”nya adalah pemerintah,

apakah itu pemerintah pusat, pemerintah provinsi, ataupun pemerintah

kabupaten/kota. Karena pemiliknya adalah pemerintah, maka RS pemerintah punya

beberapa kelebihan, yaitu:

o Anggarannya disediakan oleh pemerintah. Mulai dari pembangunan fisik,

rehabilitasi dan renovasi, penyediaan alat-alat kesehatan, biaya maintenance, gaji

sebagian besar karyawannya ditanggung pemerintah, obat-obatannya juga dibeli

dengan anggaran pemerintah.

o Kalau RS Pemerintah di Ibu Kota Provinsi yang ada Fakultas Kedokterannya,

biasanya juga merangkap sebagai RS Pendidikan. Disini lebih banyak lagi

kelebihannya, karena semua dokter ahli dan Guru Besar juga bertugas rangkap di

RS disamping sebagai staf pengajar. Dalam hal ini RS Pemerintah mendapat nilai

ganda, karena tenaga spesialis dan sub-spesialisnya tidak harus digaji khusus oleh

RS. Demikian juga dokter peserta didik spesialis yang merupakan ujung tombak

layanan spesialis bertugas full time tanpa harus digaji khusus oleh RS. Demikian

juga peserta didik calon dokter, calon perawat dan calon bidan yang melaksanakan

praktek lapangan di RS tersebut, akan menambah lengkapnya pelayanan terhadap

pasien, karena mereka bertugas sebagai tenaga kesehatan pelengkap membantu

dokter dan perawat yang ada. Mereka menjadi tenaga pendamping yang potensial,

dan bukan menjadi beban RS, bahkan sebagai salah satu sumber pemasukan dana

bagi RS dari institusi pendidikan kesehatan. Anggapan masyarakat terhadap peserta

didik yang menjadikan pasien sebagai “kelinci percobaan” bagi mereka adalah tidak

benar. Karena peserta didik yang bekerja di RS Pendidikan senantiasa dibawah

pengawasan dan bimbingan staf pengajar dan senior mereka.

o RS Pemerintah sebagai RS Pendidikan merupakan sentra penelitian dan

pengembangan Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan lainnya. Sehingga RS

Pemerintah memberikan kontribusinya dalam mengembangan khasanah Ilmu

Kedokteran melalui Departemen/Cabang Ilmu Kedokteran yang ada, seperti Ilmu

Bedah, Kebidanan dan Kandungan, Kardiologi, THT, Mata, dan lainnya.

o RS Pemerintah mempunyai akses dan link dengan RS Pemerintah lainnya

diberbagai sentra pendidikan Kedokteran di seluruh Indonesia, bahkan bisa juga

menjalin akses ke sentra Pendidikan Kedokteran di luar Indonesia dalam kerja sama

penelitian dan eksperimen kedokteran.

Page 15: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Kesemua kondisi dan keadaan diatas tidak dipunyai oleh RS Swasta manapun di

Indonesia. Malah RS Swasta umumnya merekrut tenaga dokter ahli dari RS

Pemerintah yang ada. RS Swasta tidak dapat menjalankan fungsinya tanpa ada

bantuan dari tenaga-tenaga kesehatan dari RS Pemerintah. Jadi jelas, bahwa RS

Pemerintah seharusnya menjadi RS dengan pelayanan terbaik, berdasarkan potensi-

potensi yang dimilikinya tersebut. Tapi anehnya, RS Pemerintah tidak mampu

mengoptimalkan potensi-potensinya serta tidak sepenuhnya memanfaatkan peluang-

peluang besar yang dipunyainya. Bahkan terkesan RS Pemerintah layaknya unit

pelayanan kesehatan yang serba kekurangan. Kekurangan dana, kekurangan

tenaga, kekurangan peralatan, kekurangan kepedulian, kekurangan perhatian, dan

berbagai kekurangan-kekurangan lainnya. Dan anehnya lagi, masyarakat dan

personil pemerintah serta personil legislatif sendiri malah selalu menyalahkan dan

menghujat layanan kesehatan RS Pemerintah, layaknya RS Pemerintah bukan milik

mereka dan mereka tidak mempunyai tanggung jawab dalam memajukan RS

tersebut. Padahal, RS Swasta bisa melaksanakan pelayanan kesehatan dan

menggaji karyawannya hanya dari pembayaran pasien, sedangkan manajemennya

tidak jauh berbeda.

Manajemen Rumah Sakit

Secara sederhana, manajemen RS disamping melaksanakan pelayanan pasien di

bidang medik berupa tindakan kuratif, rehabilitatif dan preventif, juga mempunyai

komponen non medik yang mempengaruhi pelayanan medik. Komponen itu adalah:

pelayanan penginapan pada pasien rawat inap, pelayanan katering dan gizi,

pelayanan londre dan cleaning service, pelayanan perparkiran, pelayanan

telekomunikasi/customer service, dan pelayanan sampah dengan limbah rumah

sakit. Kombinasi beberapa komponen inilah yang membuat manajemen rumah sakit

bisa dipandang pelik, tapi bisa juga dipandang unik. Dipandang pelik karena masing-

masing komponen membutuhkan ahli untuk pengelolaannya. Dipandang unik,

karena masing-masing komponen mempunyai peluang-peluang untuk dikembangkan

menjadi unggulan rumah sakit. Di Bangkok, ada RS Pemerintah yang dibangun

dengan sarana pasar swalayan/super market di satu tingkat dan food court di bagian

lainnya. Ada juga RS dengan sarana perparkiran yang dikelola khusus oleh pihak

swasta. RS juga membutuhkan sarana hostel/penginapan untuk para keluarga

pasien yang menjenguk atau menjaga, yang letaknya bisa di lingkungan RS atau

diluar lingkungan RS yang tidak terlalu jauh.

Page 16: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Peluang RS Pemerintah

Perkembangan layanan RS berkaitan dengan perkembangan teknologi kedokteran

dan perkembangan ilmu kedokteran secara umum. Metodologi pengobatan dan jenis

obat yang ditemukan dari tahun ke tahun terus berubah dan berkembang. Demikian

juga metode diagnostik terus berubah sejalan dengan ditemukannya alat diagnostik

yang semakin baik. Perkembangan ini mestinya harus mampu diikuti dan

diaplikasikan oleh RS Pemerintah melalui unit penelitian dan pengembangan

(Research & Development) RS dan bekerja sama dengan Badan Penelitian dan

Pengembangan Daerah dan Unit Penelitian di Fakultas Kedokteran. RS Pemerintah

sebagai RS Pendidikan adalah suatu potensi yang tidak dimiliki oleh RS Swasta. RS

Pemerintah setiap tahunnya mendapat anggaran dari APBD dan APBN juga suatu

potensi yang tidak didapat oleh RS Swasta. Kedua potensi besar ini sesungguhnya

menjadi kekuatan yang luar biasa untuk menjadikan RS Pemerintah menjadi The

Best dan menjadi kebanggaan masyarakat dan menjadi Medical Centre. Hal ini

sesuai dengan definisi RS menurut WHO Expert Committee on Organization of

Medical Care: is an integral part of social and medical organization, the function of

which is to provide for the population complete health care, both curative and

preventive and whose out patient service reach out to the family and its home

environment; the hospital is also a centre for the training of health workers and for

biosocial research.

Dengan demikian tidak ada lagi RS Pemerintah yang mengeluh kekurangan tempat

tidur, kekurangan peralatan medis, kekurangan dana, kekurangan tenaga ahli,

apalagi kekurangan pasien. Sehingga RS benar-benar menjadi Hospital. Dalam

sejarah perkembangannya, selama abad pertengahan rumah sakit juga melayani

banyak fungsi di luar rumah sakit yang kita kenal di zaman sekarang, misalnya

sebagai penampungan orang miskin atau persinggahan musafir. Istilah hospital

berasal dari kata Latin, hospes (tuan rumah), yang juga menjadi akar kata hotel dan

hospitality (keramahan, kenyamanan).

Berdasarkan artikel di atas dapat dianalisis bahwa pelayanan paripurna

dari sebuah Rumah Sakit sangat bergantung pada ketersediaan peralatan medis

dan perlengkapan yang menunjang terlaksananya pelayanan medis. Secara

sederhana, manajemen Rumah Sakit disamping melaksanakan pelayanan pasien di

bidang medik berupa tindakan kuratif, rehabilitatif dan preventif, juga mempunyai

komponen non medik yang mempengaruhi pelayanan medik. Komponen itu

Page 17: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

adalah ketersediaan logistik. Manajemen logistik memiliki peranan penting dalam

mewujudkan pelayanan Rumah Sakit yang “The Best”. Komponen manajemen

logistik dipengaruhi oleh Man, Material, Method, Money, dan Machine yang

merupakan input dari proses logistik yang kemudian menghasilkan output

pelaksanaan logistik yang baik di Rumah Sakit.

Page 18: TUGAS UAS Manajemen Barang dan Baha

Daftar Pustaka

Kelly, Diana L. Applying Quality Management In Health Care. Chicago :

AUPHA Press, 2003.

Materi Presentasi dari Instalasi Farmasi RSUPN Cipto Mangunkusumo,

November 2014

Subagya, M S. 1994. Manajemen Logistik. cetakan keempat Jakarta : PT Gunung

Agung.

www. kbbi . web .id