TUGAS UANG

download TUGAS UANG

of 12

description

uang

Transcript of TUGAS UANG

  • TUGAS: KAJIAN SENI IIDosen: Prof. Dr. Dharsono, M.Sn

    TINJAUAN VISUAL BEBERAPA GAMBAR UANG KERTAS

    INDONESIA

    Disusun Oleh:ISA ANSHORI

    NIM: 494/S2/KS/11

    PROGRAM PASCASARJANAINSTITUT SENI INDONESIA

    SURAKARTA2012

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/112

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/11 3

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/114

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/11 5

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/116

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/11 7

    TINJAUAN VISUAL BEBERAPA GAMBAR UANG KERTAS INDONESIA

    SEJARAH mencatat, Indonesia kaya akan produk seni rupa, desain dan cetak. Gambar pada uang kertas Indonesia menjadi salah satu buktinya. Di dalamnya terkandung nilai estetika yang berhubungan dengan masalah keindahan visual, yang tersusun atas elemen huruf, gambar, warna serta teknik cetak yang khas. Selain itu gambar pada uang kertas sarat dengan muatan informasi, kode visual yang dapat menceritakan latar belakang ekonomi, sosial, politik dan bu-daya pada era uang tersebut berlaku.

    Melalui uraian tinjauan visual beberapa gam-bar uang kertas yang pernah beredar di Indone-sia, akan dikaji makna-makna simbolik bahasa rupa di dalamnya.

    PENDAHULUANBahasa Rupa

    Dalam arti luas bahasa rupa sering digunakan untuk menyebut seluruh hal yang berhubungan dengan rupa suatu gambar. Gambar presentasi adalah gambar yang mewakili aslinya sehingga tetap dapat dikenali; bisa deskriptif, ekspresif, stilasi, simbolis, estetis, semiotik, dsb (Tabrani: 2005: 127). Melalui unsur-unsur tersebut sebuah karya seni rupa akan diketahui pesan apa yang akan disampaikan, bahkan melalui kajian secara semiotik komunikatif tidak tertutup kemungki-nan terdapat tanda-tanda dan kode di dalamnya.

    Semiotika Visual

    Dalam pandangan Saussure, apapun yang da-pat dimaknai lain dari sebuah medium baik ver-bal maupun non verbal adalah tanda (2002: 14). Tanda pada dasarnya merupakan satuan dasar bahasa yang tersusun dari dua relasi antara citra bunyi sebagai penanda (signifier) dan konsep sebagai petanda (signified) (Budiman:2003:46). Kedua elemen tanda ini menyatu dan bergan-tung satu dengan lainnya.

    Dalam semiotika terdapat suatu sistem un-tuk mengkaji tanda, yaitu tingkat pertama ialah denotasi yang memaknai tanda pada tataran bahasa dan selanjutnya ialah konotasi yang bi-asanya mengacu pada makna yang menempel

    pada suatu kata karena pemakaiannya (Budi-man:1999:65).

    Uang Kertas Uang kertas adalah alat pembayaran tran-

    saksi ekonomi yang digunakan di suatu negara. Sebagai produk budaya manusia moderen, kein-dahan yang muncul melalui selembar mata uang kertas dapat dilihat melalui visualisasinya.

    Adapun bapak uang kertas yang memperke-nalkan dan menciptakan mata uang dalam jum-lah besar dan permanen ialah tokoh negarawan sekaligus ilmuwan Benyamin Franklin, sehingga untuk menghormati perannya potret Benjamin Franklin dicetak di atas uang kertas pecahan seratus dolar (Weatherford:1997:192).

    Tinjauan Visual Uang Kertas Indonesia Seri Oeang Repoeblik Indonesia atau dike-

    nal ORI adalah mata uang kertas pertama yang diciptakan Republik Indonesia dan dikenal den-gan julukan uang revolusi. Disebut demikian karena lahir di tengah kancah revolusi bangsa Indonesia pasca kemerdekaan.

    Gambar 1. Oeang Republik Indonesia 1945

    Uang kertas ORI 1945 dengan nominal Satu Sen, disahkan pada tanggal 17 Oktober 1945 di Jakarta, dirancang oleh Abdulsallam, pelukis

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/118

    dan pengajar Akademi Seni Rupa ASRI Yog-yakarta, dicetak oleh Percetakan RI Salemba Ja-karta (Bank Note & Indonesian Coins: 1991, 4).

    Elemen visualnya terdiri atas warna monok-romatik hijau dengan teks utama Satu Sen, Tan-da Pembayaran Yang Sah dan Republik Indo-nesia. Bergambar ikon bilah keris dengan latar belakang kombinasi garis yang memancar, den-gan stilasi sulur daun sebagai security features.

    Konotasi dari bahasa rupa ORI 1945 ialah uang kertas yang dikeluarkan oleh Negara In-donesia, bukan uang yang dibuat oleh kolonial Belanda atau penjajah Jepang.

    Keris atau dikenal dengan istilah tosan aji, adalah salah satu senjata tradisional asli Indone-sia memperkuat identitas mata uang itu sendiri. Gambar garis berpendar pada bilah keris ada-lah nur cahaya magis, yang memancarkan kekuatan, serta aura supra natural mempompa-kan roh spritual bagi Republik Indonesia yang baru merdeka.

    Mitos yang muncul, keris merupakan pusaka unggulan, cara pembuatannya disertai dengan iringan doa kepada Sang Maha Pencipta lewat sang empu. Sehingga kekuatan Sang Maha Pen-cipta dipercayai sebagai kekuatan magis atau mengandung tuah. Gambar keris yang tegak lurus memancarkan sinar merupakan simbol medium penghubung antara bawah dan atas, penghubung dunia kehidupan manusia dengan dunia atas atau dunia spiritual.

    Sumber: Katalog Pameran Senirupa Numis-matik

    Gambar 2. Oeang Republik Indonesia 1947

    Uang ORI 1947, dominan warna hijau, dice tak oleh Percetakan Kanisius Yogyakarta dirancang oleh Abdulsallam. Pada sisi kiri bergambar figur Soekarno mengenakan jas dan peci, wajahnya menghadap ke depan dengan ekspresi sedikit tersenyum. Pada bidang tengah atas terdapat teks Republik Indonesia, Pada sisi kanan terdapat teks lima rupiah yang dominan, fisik mata uang di-batasi frame stilasi tangkai dan bulir padi.

    Konotasi ikon yang muncul ialah bulir padi menggambarkan Indonesia adalah negara lum-bung pangan, yang berarti kemakmuran. Mi-tos yang hadir ialah, Soekarno sebagai seorang pemimpin akan membawa negara republik In-donesia dengan hasil bumi yang melimpah dan membawa rakyatnya ke arah kemakmuran.

    Sumber: Bank Note & Indonesian CoinsGambar 3. Uang Bank Indonesia 1952

    Uang kertas seri Pahlawan dan Kebudayaan dengan gambar RA Kartini emisi tahun 1952 nominal lima rupiah adalah uang kertas per-tama yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Dirancang oleh C.A. Mechelse, dicetak oleh Thomas De La Rue. Dominasi warna monokro-matik biru, dipenuhi dengan stilasi pohon hayat, flora dan fauna.

    Bergambar RA kartini di bagian muka dan corak tumbuhan di bagian belakang. Gambar pada uang ini memiliki arti yang sangat men-dalam:

    RA Kartini sebagaimana yang telah kita ke-tahui adalah seorang pahlawan wanita yang sangat dikagumi, beliau menuliskan kumpulan surat-surat yang diterbitkan oleh Balai Pustaka di tahun 1922 berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran. Dengan terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, san-gat menarik perhatian Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/11 9

    masyarakat Belanda terhadap perempuan pribu-mi di Jawa. Presiden Sukarno menetapkan Kar-tini sebagai pahlawan nasional pada tanggal 2 Mei 1964 dan menjadikan hari kelahirannya tanggal 21 April sebagai hari Kartini.

    Konotasi makna simboliknya, RA. Kartini ada-lah pahlawan wanita dan sebagai pelopor eman-sipasi di Indonesia sudah sepantasnya mendapat pengakuan dan penghargaan secara nasional. Ragam hias pohon hayat, stilasi flora dan fauna mencerminkan bahwa Indonesia kaya akan nilai tradisi yang bersumber dari warisan budaya le-luhur. Mitos yang muncul dari kode visualnya menyampaikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang dapat menghargai jasa pahlawannya serta menjunjung tinggi nilai tradisi dan budayanya se-bagai salah satu aset bangsa yang besar.

    Sedangkan di bagian belakang, terdapat gambar dari corak pohon yang menyerupai po-hon kehidupan yaitu kalpataru. Kata kalpataru berasal dari kata kalp yang berarti ingin atau keinginan dan taru yang berarti pohon. Jadi kalpataru berarti pohon yang dapat mengabul-kan keinginan manusia. Lukisan ini terdapat pada candi-candi seperti pada Borobudur, Pa-won, Mendut dan Prambanan.

    Bentuk Penggambaran KalpataruBerdasarkan mitologi, pohon ini memiliki

    ciri antara lain daun-daunnya selalu berwarna hijau, berbunga indah dengan bau yang semer-bak, berbuah penuh dengan berbagai ratna mutu manikam, mempunyai ratusan rantai emas dan untaian mutiara yang bergantungan di dahan-nya. Perhatikan gambar pada uang, diantara dahan-dahannya terdapat untaian mutiara.

    Rantaian mutiara pada pohon kehidupanSelain itu digambarkan juga bahwa di dekat

    pohon terdapat berbagai binatang sebagai pen-jaga terhadap kesucian pohon itu. Tampak gam-bar sepasang ular yang menjaga kesucian pohon.

    Kadang di sekeliling pohon juga diberi pa-

    gar atau tembok untuk memelihara kesuciannya. Di atas pohon sering pula ditaruh payung yang berfungsi untuk melindungi pohon itu dari terik matahari dan hujan. Walaupun kalpataru digam-barkan memiliki ciri-ciri seperti disebutkan di atas, akan tetapi dalam penggambarannya dalam bentuk relief, tidak semua ciri dapat ditampakkan. biasanya hanya ciri-ciri yang bersifat konkrit saja yang dapat digambarkan, misalnya adanya pundi-pundi, pengapit, untaian manik-manik, dan per-mata, serta hiasan payung.

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/1110

    Pecahan 10 rupiah seri kebudayaan 1952

    Dijelaskan bahwa bagian depan dari pecahan 10 rupiah 1952 bergambar Patung Ken Dedes/Statue of Ken Dedes. Sebutan yang sama juga dicantumkan di situs museum Bank Indonesia.

    Menurut sejarah Ken Dedes adalah per-maisuri Ken Arok pendiri kerajaan Singhasari. Tradisi lokal menyebutkan bahwa dia adalah perempuan yang memiliki kecantikan luar biasa, perwujudan kecantikan yang sempurna. Patung Prajnaparamita yang ditemukan di dekat rerun-tuhan Singhasari dipercaya sebagai perwujudan Ken Dedes. Saat ini patung tersebut disimpan di museum Nasional Indonesia.

    Patung Ken Dedes Timbul pertanyaan di benak kita, apakah

    memang gambar tersebut yang dicantumkan di uang kertas pecahan 10 rupiah? Adakah kemiri-pan antara keduanya?

    Dalam buku katalog World Paper Money jilid

    kedua, dikatakan bahwa gambar muka pecahan ini adalah : statue of goddes (patung dewi). De-mikian juga di katalog Johan Mevius : statue of god (patung dewa). Lalu timbul pertanyaan apa-kah Ken Dedes adalah dewi? Jawabnya tentu saja bukan, karena dia ada dalam kisah sejarah seba-gaimana yang tertulis di dalam kitab pararaton, sebuah kitab sastra yang ditulis dalam bahasa Jawa Kawi yang berisi cerita tentang raja-raja Singhasari dan Majapahit.

    Gambar patung pada uang kertas Rp.10 (1952)

    Serupa tetapi tidak sama.Keduanya sama-sama seorang perempuan,

    berwajah cantik, bersila dan memakai mahkota. Perbedaannya jelas bahwa tangan kiri patung pada uang kertas memegang tanaman seperti padi sedangkan tangan pada patung Ken Dedes pada posisi semedi.

    Kalau begitu dapat diambil kesimpulan se-mentara bahwa gambar patung di uang kertas sangat mungkin bukan Ken Dedes. Bila demiki-an, siapakah dia?

    Melihat dari tulisan di katalog Mevius dan Pick yang menyatakan bahwa gambar tersebut adalah seorang dewi, maka di benak kita akan terlintas nama satu dewi yang sangat terkenal, yang merupakan dewi pelindung para petani, yaitu Dewi Sri. Pada koleksi museum Tropen di Amsterdam Belanda terdapat patung dengan gambar yang mirip.

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/11 11

    Patung Dewi Sri koleksi museum Tropen

    Dengan melihat gambar di atas, dapat diambil kesimpulan dengan pasti bahwa gambar patung di uang kertas pecahan 10 rupiah 1952 BUKAN Ken Dedes melainkan gambar patung DEWI SRI. Apalagi bila dilihat dari segi kebudayaan di tanah air kita dimana banyak sekali daerah2 yang masih memuja Dewi Sri, terutama di dae-rah Jawa dan Bali. Kesimpulan ini diperkuat lagi dengan gambar di bagian belakang uang kertas tersebut yang bergambar corak kebudayaan Bali.

    Gambar singa bersayapGambar singa bersayap tersebut banyak dite-

    mukan di candi dan pura di daerah Jawa dan Bali. Menurut cerita mahluk mitos penghuni kahyangan ini diletakkan di depan pintu ger-bang candi/pura dan berfungsi sebagai penjaga.

  • ISA ANSHORI/494/S2/KS/1112

    DAFTAR PUSTAKA

    Kepustakaan

    Adams, Cindy, Abdul Barsalim (terj). (1966). Soekarno Penyambung Lidah Rakyat. Jakarta: Gunung Agung,

    Bank Note & Indonesian Coins: Jakarta, Bank Tabungan Negara Indonesia, 1991.

    Budiman, Kris. (1999). Kosa Semiotika. Yog yakarta: Lkis. Budiman, Kris. (2003). Semiotika Visual. Yogyakarta: Penerbit Buku Baik.

    Tabrani, Primadi. (2005). Bahasa Rupa Gambar. Kelir: Bandung. Tedjoworo. (2001). Imaji dan Ima-jinasi. Yogyakarta: Kanisius.

    Weatherford, Jack. (1997). Sejarah Uang (terjemahan). Yogyakarta: Bentang Budaya.

    ebookWorld Paper Money

    InternetUangkuno.com