Tugas Tutorial Angka Kematian Bayi

download Tugas Tutorial Angka Kematian Bayi

If you can't read please download the document

Transcript of Tugas Tutorial Angka Kematian Bayi

TUGAS TUTORIAL UPAYA PENURUNAN ANGKA KEMATIAN BAYI DI PUSKESMAS GENUK 2012PUSKESMAS GENUK PERIODE 3 SEPTEMBER 3 NOVEMBER 2012 Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang.. Disusun oleh:Kosmawati Dewi W. Mahmudah Dyah Anugrah Litta Luthfiana Azizah Melia Kusuma Wardhani Merin Awu Sari01.203.4597 01.207.5516 01.208.5642 01.208.5703 01.208.5712 01.208.5713FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2012PREVALENSI ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIADi Indonesia angka kematian bayi merupakan salah satu indicator dari derajat kesehatan selain dari angka kematian ibu, karena pada bayi dianggap masih rentan dalam mempertahankan kehidupan. Saat ini Indonesia mengacu pada progam MDGs yaitu menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan angka kematian bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup. Padatahun 2012 Kementerian Kesehatan RI meluncurkan program EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival, bekerjasama dengan USAID dengan kurun waktu 2012 2016, yang diluncurkan 26 Januari 2012 sebagai salah satu bentuk kerjasama Pemerintah Indonesia dengan USAID dalam rangka percepatan penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir di 6 provinsi terpilih yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menyumbangkan kurang lebih 50 persen dari kematian ibu dan bayi di Indonesia. Untuk angka kematian bayi di Indonesia tahun 2012 sampai bulan juni mencapai sebesar 14,77 per seribu kelahiran hidup sudah di bawah target nasional sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Angka kematian bayi di Jawa tengah hingga juni 2012 sebanyak 2.700 kasus , untuk angka kematian balita di Jawa tengah sebanyak 3.037 kasus. Kota Semarang menduduki peringkat ketiga dalam angka kematian bayi setelah kota Brebes dan Cilacap, hingga Juni 2012 dilaporkan jumlah angka kematian bayi sebanyak 452 kasus (16,74%).PUSKESMAS GENUK 2012Pada Puskesmas Genuk untuk angka kematian bayi pada tahun 2012 dibagi dalam 2 kategori , kategori pertama untuk kematian neonatus yaitu usia 0-1 bulan dan kategori kedua untuk kematian bayi untuk usia 1 bulan 12 bulan. Sepanjang tahun 2011 angka kematian bayi didapatkan sebanyak 11 kasus , sedangkan untuk tahun 2012 hingga bulan Mei mengalami penurunan pada angka kematian bayi yaitu sebanyak 10 kasus dimana jumlah neonates sebanyak 8 kasus dan bayi sebanyak 2 kasus. Berdasarkan data terakhir dari Puskesmas Genuk, beberapa penyebab dari kematian neonates dan bayi diantaranya adalah 50 % asfiksi, 37,5% IUFD, 25% BBLR, dan 12,5% ikterus. Data tersebut didapatkan dari 2 x 24 jam setelah pelaporan kematian dan dilakukannya otopsi verbal oleh petugas kesehatan. Bila terdapat kematian bayi maka kader memberitahukan kepada pihak Puskesmas sekurang-kurangnya 2x24 jam setelah terjadinya kematian. Apabila kematian tersebut terjadi di rumah maka pihak puskesmas melakukan outopsi verbal pada keluarga tetapi apabila kematian tersebut terjadi di Rumah sakit maka outopsi verbal dilakukan juga pada pihak Rumah sakit tentunya dengan mengambil juga data dari rekam medic.PROGRAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN PADA PUSKESMAS GENUK 2012 Dikaitkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni angka kematianbayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus dicapai. Waktu yang tersisa hanya tinggal tiga tahun ini, tidak akan cukup untuk mencapai sasaran itu tanpa upaya-upaya yang luar biasa. Untuk mempercepat pencapaian target MDGs, pada tahun 2011, Kementerian Kesehatan telah menetapkan kebijakan bahwa semua persalinan harus dilakukan olehtenaga kesehatan terlatih dan memulai program Jampersal (Jaminan Persalinan), yaitu suatu paket program yang mencakup pelayanan antenatal, persalinan, postnatal dan Keluarga Berencana. Untuk di puskesmas genuk sendiri memiliki program-program untuk menurunkan angka kematian bayi yaitu : Meningkatkan pelatihan bidan, gizi dan petugas kesehatan lainnya, melalui beberapa kegiatan : Kelas ibu hamil, posyandu Dalam 1 kelurahan disediakan 1 kelas ibu hamil yang maksimal pesertanya berjumlah 10 ibu hamil. Salah satu kegiatan dari kelas ibu hamil adalah senam ibu hamil yang dapat bermanfaat bagi kesehatan ibu hamil dan membantu proses persalinan nantinya. Pada posyandu dapat memberikan manfaat bagi warga sekitar, karena secara aktif warga dapat memeriksakan kesehatan dengan mudah di posyandu. Kunjungan rumah risiko ibu hamil, nifas, bayi dan balita Kunjungan rumah risiko ibu hamil dilakukan minimal 1x dalam 1 bulan dan dilakukan minimal 3x. untuk kunjungan ibu nifas dilakukan minimal 3x setelah persalinan ( 1 minggu setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan dan 1 bulan setelah persalinan). Untuk kunjungan bayi dan balita dilakukan 1x dalam 1 bulan atau disesuaikan dengan jadwal petugas kesehatan. Pemetaan wilayah Pemetaan wilayah digunakan agar mempermudah petugas kesehatan dalammemberikan informasi kesehatan dan pelayanan kesehatan berdasarkan data yang lengkap dalam setiap wilayahnya .Disamping itu, dengan sudah diadakannya pemetaan wilayah, petugas sudah mengetahui siapa yang paling berpengaruh besar terhadap masyarakat sekitar dalam membantu petugas mengadakan suatu kegiatan. Pendataan ibu hamil , bayi dan balita Pendataan ini puskesmas dibantu dengan kader untuk mendapatkan data pada suatu daerah tentang adanya ibu hamil, bayi dan balita guna memantau kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan ibu hamil, bayi dan balita untuk meningkatkan angka harapan hidup di wilayah tersebut. Pemeriksaaan rutin ibu hamil di Puskesmas Pemeriksaan rutin ibu hamil atau biasa dikenal dengan antenatal care (ANC) dilakukan rutin pada trimester pertama, kedua dan ketiga kehamilan, kegiatannya meliputi mengukur tinggi badan, menimbang berat badan, mengukur tensi, suntik tetanus, menentukan tinggi fundus uteri, tes laboratorium, dan temu wicara. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan dapat memantau kesehatan ibu hamil dan bayinya serta deteksi dini bila terdapat kelainan pada keduanya agar komplikasi yang ditimbulkan minimal bahkan tidak ada. Pelacakan kematian Bila didapatkan kasus kematian maka pihak puskesmas melakukan pelacakan untuk mengetahui penyebab dari kematian tersebut dengan cara melakukan outopsi verbal pada keluarga maupun rumah sakit. Pelaporan adanya kematian maksimal 2x24 jamsetelah kematian tersebut berlangsung.Dibentuknya FKK (Forum Kesehatan Kelurahan) Dalam 1 kelurahan terdapat 1 Forum Kesehatan Kelurahan (FKK) yang bertujuan untuk mendapatkan data-data profil kesehatan guna menurunkan angka kematian. Kegiatan dari FKK sendiri rutin diadakan 3 bulan sekali atau 4 bulan sekali. Mempromosikan JAMKESMAS & JAMPERSAL Warga Negara yang kurang mampu mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan. Diharapkan dengan adanya program JAMKESMAS & JAMPERSAL dapat menurunkan angka kesakitan , menurunkan angka kematian serta meningkatkan angka harapan hidup. Meningkatkan mutu kinerja Puskesmas dalam melayani masyarakat dibidang kesehatan tentunyamengutamakan mutu dan kualitas yang prima tanpa membeda-bedakan setiap masyarakat yang datang berobat ke puskesmas. MTBS (Management Terpadu Bayi Sakit)Suatu pendekatan terpadu dalam tatalaksana balita sakit usia 2 bulan 5 tahun. MTBS bukan merupakan program kesehatan tetapi suatu standart pelayanan dan tatalaksana balita sakit secara terpadu di Puskesmas. Menurut WHO konsep pendekatan MTBS merupakan strategi upaya pelayanan kesehatan ditujukan untuk menurunkan angka kematian dan kesakitan bayi dan anak balita di Negara Berkembang. Pada Puskesmas Genuk 3 strategi penerapan MTBS : Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (dokter, perawat, bidan, petugas kesehatan ) Memperbaiki system kesehatan agar penanganan penyakit pada balita lebih efektif Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan keluarga dan masyarakat yang dikenal sebagai management terpadu balita sakit berbasis masyarakat). MTBM (Management Terpadu Bayi Muda) MTBM merupakan bagian dari MTBS yang terdapat penilaian dan klasifikasi bagi bayi muda berusia kurang dari 2 bulan. Penilaian yang dilakukan meliputi Penilaian dan klasifikasi bayi muda didalam MTBM Kejang Gangguan pernapasan HipotermiInfeksi bakteri Ikterus Gangguan saluran cerna Memeriksa masalah dan keluhan lain Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir Perawatan tali pusat Melaksanakan asi eklusif Memastikan bayi telah diinjeksi vitamin K1 Memastikan bayi telah diberi salep mata antibiotic Pemberian imunisasi hepatitis B -0 Konseling dan Ibu Pelayanan tindak lanjut Pelacakan gizi buruk Bila seorang pasien datang ke Puskesmas dengan gizi buruk maka pihak Puskesmas mendata dan memastikan penyebab keadaan gizi buruk tersebut dengan turun langsung ke lingkungan rumahnya guna mengetahui penyebeb dan siapa saja yang berisiko mengalami gizi buruk. Berat badan dan tinggi badan adalah salah satuparameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TBmerupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuhIndeks yang dipakai BB/U Batas Pengelompokan < -3 SD - 3 s/d +2 SD 2 TB/U < -3 SD - 3 s/d +2 SD 3 BB/TB < -3 SD - 3 s/d +2 SDNo 1Sebutan Status Gizi Gizi buruk Gizi kurang Gizi baik Gizi lebih Sangat Pendek Pendek Normal Tinggi Sangat Kurus Kurus Normal GemukPenanganan gizi buruk Bila dalam wilayah kerja Puskesmas didapatkan anak dengan gizi buruk maka Puskesmas melaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk ditindak lanjuti. Penanganan untuk anak gizi buruk diberikan bantuan makanan tambahan dari Dinas Kesehatan Kota Semarang. Memaksimalkan pemakaian buku KIA Setiap wanita hamil akan diberikan buku pink atau Buku Kesehatan Ibu dan Anakoleh Puskesmas guna mendata dan memantau kesehatan ibu dan anak hingga usia 5 tahun. Selain itu terdapat stiker yang wajib ditempel di pintu atau jendela rumah yang memberitahukan bahwa dirumah tersebut terdapat ibu hamil dan juga sudah tertuliskan siapa pendonor untuk ibu tersebut bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan. Apabila dalam 1 kelurahan terdapat ibu hamil maka, Puskesmas bekerja sama dengan kader memantau ibu hamil tersebut dari mulai kehamilan hingga persalinan begitu juga dengan keadaan anaknya demi memaksimalkan kesehatan ibu dan anak. Kader dalam tugasnya perlu memantau apabila dalam kelurahan yang diembannya memiliki ibu hamil, balita dan risiko kematian. Dengan mengadakan beberapa progam seperti diatas diharapkan kematian pada bayi dan balita dapat dihindari.LAMPIRAN