tugas ttl.docx
-
Upload
kaddal-tengek -
Category
Documents
-
view
22 -
download
3
Transcript of tugas ttl.docx
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL (PLTD)
PLTD TELLO
Terminologi pembangkit listrik berbahan bakar minyak pada umumnya diidentikkan dengan
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Walau pada kenyataannya bahan bakar minyak
juga terkadang digunakan pada PLTG. Prinsip kerja PLTD adalah dengan menggunakan
mesin diesel yang berbahan bakar High Speed Diesel Oil (HSDO). Mesin diesel bekerja
berdasarkan siklus diesel. Mulanya udara dikompresi ke dalam piston, yang kemudian
diinjeksi dengan bahan bakar kedalam tempat yang sama. Kemudian pada tekanan tertentu
campuran bahan bakar dan udara akan terbakar dengan sendirinya. Proses pembakaran
seperti ini pada kenyataannya terkadang tidak menghasilkan pembakaran yang sempurna. Hal
inilah yang menyebabkan efisiensi pembangkit jenis ini rendah, lebih kecil dari 50 %. Namun
apabila dibandingkan dengan mesin bensin (otto), mesin diesel pada kapasitas daya yang
besar masih memiliki efisiensi yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan rasio kompresi pada
mesin diesel jauh lebih besar daripada mesin bensin.
Keuntungan utama penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar minyak atau sering
disebut dengan PLTD adalah dapat beroperasi sepanjang waktu selama masih tersediannya
bahan bakar. Kehandalan pembangkit ini tinggi karena dalam operasinya tidak bergantung
pada alam seperti halnya PLTA. Mengingat waktu start-nya yang cepat namun ongkos bahan
bakarnya tergolong mahal dan bergantung dengan perubahan harga minyak dunia yang
cenderung meningkat dari tahun ke tahun, PLTD disarankan hanya dipakai untuk melayani
konsumen pada saat beban puncak.
Investasi awal pembangunan PLTD yang relatif murah, kebutuhan energi di daerah-daerah
terisolasi yang mendesak dan kebutuhan energi daerah-daerah yang belum terlalu besar,
pemerintah Indonesia berinisiatif membangun PLTD yang berfungsi sebagai base-supply
untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah ini, untuk mengurangi biaya transmisi
dan rugi-rugi jaringan dalam menyalurkan energi listrik dari kota terdekat.
Dengan digunakannya bahan bakar konvensional maka adanya kemungkinan pembangkit ini
akan sulit dioperasikan di masa depan karena persediaan minyak bumi dunia yang semakin
menipis. Harga minyak yang terus meningkat menjadi pertimbangan utama dalam
menggunakan pembangkit ini. Harga minyak yang mahal diakibatkan karena pasar minyak
dunia yang tidak stabil dan ongkos transportasi untuk membawa minyak tersebut ke daerah
yang dituju. Padahal di sisi beban, PLN dipaksa menjual dengan harga murah. Inilah yang
menyebabkan PLN rugi besar.
Skema Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pembangkit Listrik Tenaga Uap, sebuah pembangkit listrik bertenagareaktor air didih uap.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap Batubara adalah salah satu jenis instalasi pembangkit
tenaga listrik dimana tenaga listrik didapat dari mesin turbin yang diputar oleh uap yang
dihasilkan melalui pembakaran batubara.
Siklus di PLTU dapat dibedakan menjadi :
1. Siklus Udara, sebagai campuran bahan bakar
2. Siklus Air, sebagai media untuk menghasilkan uap air (steam)
3. Siklus Batubara, sebagai bahan bakar
Siklus Udara
Udara sebagai campuran bahan bakar masuk ke dalam Boiler melalui PA Fan, FD Fan dan ID
Fan. PA Fan mengalirkan udara awal masuk boiler dalam kondisi hangat, karena udara di PA
Fan telah dipanaskan dahulu oleh sisa panas pembakaran di Economizer.
PLTU batubara adalah sumber utama dari listrik dunia saat ini. Sekitar 60% listrik dunia
bergantung pada batubara, hal ini dikarenakan PLTU batubara bisa menyediakan listrik
dengan harga yang murah. Kelemahan utama dari PLTU batubara adalah pencemaran emisi
karbonnya sangat tinggi, paling tinggi dibanding bahan bakar lain.
Bagian & Cara Kerja PLTU : Sistem Pembakaran, Aliran Udara & Gas Buang
Pembakaran pulverized-coal dengan tangential burners yang dipasang pada empat sudut combustion
chamber
Coal & combustion system dalam PLTU terdiri dari coal silo, coal feeder, pulverizer, coal
pipes dan combustion burner. dari coal storage batu bara diangkut dengan belt conveyor
menuju boiler house dan disimpan di dalam coal silo. Dalam bangunan PLTU, coal silo
lokasinya ada di antara boiler house dan Turbine-Generator building.
Untuk menghasilkan pembakaran yang efisien, batu bara yang masuk ruang pembakaran
harus digiling terlebih dahulu hingga berbentuk serbuk (pulverized coal). Penggilingan batu
bara menjadi serbuk dilakukan pulverizer yang dikenal juga dengan nama bowl-mill. Disebut
demikian karena di dalamnya terdapat mangkuk (bowl) tempat batu bara ditumbuk dengan
grinder.
Pemasukan batu bara dari coal silo ke pulverizer diatur dengan coal feeder, sehingga jumlah
batu bara yang masuk ke pulverizer bisa diatur dari control room.
Batu bara yang sudah digiling menjadi serbuk ditiup dengan udara panas (primary air) dari
pulverizer menuju combustion burner melalui pipa-pipa coal piping.
Pada saat start up, pembakaran tidak langsung dilakukan dengan batu bara, tetapi
mempergunakan bahan bakar minyak. Baru setelah beban mencapai 10%-15% batu bara
pelan-pelan mulai masuk menggantikan minyak. Maka selain coal piping, burner juga
terhubung dengan oil pipe, atomizing air dan scavanging air pipe yang berfungsi untuk
mensuplai BBM.
Agar pembakaran dalam combustion chamber berlangsung dengan baik perlu didukung
dengan sistem suplai udara dan sitem pembuangan gas sisa pembakaran yang baik. Tugas ini
dilakukan oleh Air and Flue Gas System.
Air and Flue Gas System terdiri dari Primary Air (PA) Fans, Forced Draft (FD) Fans,
Induced Draft (ID) Fans, Air Heater, Primary Air Ducts, Secondary Air Ducts dan Flue Gas
Ducts.
Udara yang akan disuplai ke ruang pembakaran dipanaskan terlebih dahulu agar tercapai
efisiensi pembakaran yang baik. Pemanasan tersebut dilakukan oleh Air Heater dengan cara
konduksi dengan memanfaatkan panas dari gas buang sisa pembakaran di dalam furnace.
Ada 2 type Air Heater yang banyak dipakai di PLTU. Yang pertama air heater type tubular,
banyak dipakai di PLTU yang berkapasitas kecil. Sedangkan air heater type rotary lebih
dipilih untuk PLTU kapasitas besar.
Primary Air Fans berfungsi untuk menghasilkan primary air yang diperlukan untuk
mendorong batu bara serbuk dari pulverizer ke burner. Forced Draft Fans berfungsi untuk
menghasilkan secondary air untuk mensuplai udara ke ruang pembakaran. Sedangkan
Induced Draft Fans berfungsi untuk menyedot gas sisa pembakaran dari combustion chamber
untuk dikeluarkan ke cerobong asap.
Primary & Secondary Air Duct system (warna biru)
Flue Gas system adalah bagian yang sangat penting untuk menjaga agar PLTU tidak
menyebabkan polusi berlebihan kepada lingkungan. Bagian dari flue gas system yang umum
terdapat di semua PLTU adalah Electrostatic Precipitator (EP).
Electrostatic Precipitator adalah alat penangkap debu batu bara. Sebelum dilepas ke udara
bebas, gas buang sisa pembakaran batu bara terlebih dahulu melewati electrostatic
precipitator untuk dikurangi semaksimal mungkin kandungan debunya. Bagian utama dari EP
ini adalah housing (casing), internal parts yang terdiri dari discharge electrode, collecting
plates dan hammering system, dan ash hoppers yang terletak di bagian bawah untuk
menampung abu.
Pada beberapa PLTU modern ada lagi satu peralatan pengendali polusi yang terpasang antara
EP dan cerobong asap. Alat tersebut adalah Flue Gas Desulphurization (FGD) plant. Sesuai
dengan namanya FGD berfungsi untuk mengurangi kadar sulphur dari gas buang. Kadar
sulphur yang tinggi dikhawatirkan bisa menyebabkan terjadinya hujan asam yang berbahaya
bagi lingkungan.
Bagian terakhir dari flue gas system adalah stack/chimney/cerobong asap yang berfungsi
untuk membuang gas sisa pembakaran.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir atau yang lebih dikenal dengan singkatan PLTN, sudah
digunakan teknologinya lebih dari 50 tahun yang lalu. Keunggulan PLTN adalah tidak
menghasilkan emisi gas CO2 sama sekali. Selain itu PLTN juga mampu menghasilkan daya
stabil yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya. Perlu
diketahui juga bahwa bahan bakar uranium yang sudah habis dipakai dapat didaur ulang
kembali menghasilkan bahan bakar baru untuk teknologi di masa depan.
Indonesia sebenarnya sangat cocok mengembangkan pembangkit listrik ini, sebagai upaya
diversifikasi penggunaan pembangkit listrik primer berbahan bakar fosil, seperti batubara,
minyak bumi, dan gas alam. Dengan penanggulangan radiasi yang cermat dan berlapis,
PLTN dapat menjadi solusi kebutuhan energi listrik yang besar di Indonesia.
PRINSIP KERJA PLTN
Prinsip kerja PLTN hampir mirip dengan cara kerja pembangkit listrik tenaga uap (PLTU)
berbahan bakar fosil lainnya. Jika PLTU menggunakan boiler untuk menghasilkan energi
panasnya, PLTN menggantinya dengan menggunakan reaktor nuklir.
Seperti terlihat pada gambar 1, PLTU menggunakan bahan bakar batubara, minyak bumi, gas
alam dan sebagainya untuk menghasilkan panas dengan cara dibakar, kemudia panas yang
dihasilkan digunakan untuk memanaskan air di dalam boiler sehingga menghasilkan uap air,
uap air yang didapat digunakan untuk memutar turbin uap, dari sini generator dapat
menghasilkan listrik karena ikut berputar seporos dengan turbin uap.
PLTN juga memiliki prinsip kerja yang sama yaitu di dalam reaktor terjadi reaksi fisi bahan
bakar uranium sehingga menghasilkan energi panas, kemudian air di dalam reaktor
dididihkan, energi kinetik uap air yang didapat digunakan untuk memutar turbin sehingga
menghasilkan listrik untuk diteruskan ke jaringan transmisi,.
STRUKTUR ATOM URANIUM DAN REAKSI FISI
Agar dapat lebih mudah memahami bagaimana terjadinya reaksi fisi didalam reaktor PLTN,
pada sub-bab ini akan disampaikan tentang bagaimana strutur atom didalam uranium dan
apakah itu reaksi fisi.
Strukut Atom Uranium
Sejatinya segala unsur yang terdapat di alam terbentuk dari kumpulan atom-atom. Ada 92
jenis atom yang telah didefinisikan hingga saat ini. Inti dari suatu atom terdiri atas proton
yang bernilai positip dan neutron yang bersifat netral. Disekitar intinya terdapat elektron yang
mengelilingi, biasanya berjumlah sama dengan proton dan terikat dengan gaya
elektromagnetiknya. Jumlah proton pada atom menjadi ciri khas suatu jenis atom dan lebih
dikenal dengan sebutan nomer atom, yang menentukan unsur kimia atom tersebut.
Unsur uranium memiliki jumlah proton 92 buah atau dengan kata lain nomer atom Uranium
adalah 92. Namun di alam, terdapat 3 jenis unsur yang memiliki jumlah proton 92 buah,
masing-masing memiliki jumlah neutron sebanyak 142, 143, dan 148 buah. Unsur yang
memiliki 143 buah neutron ini disebut dengan Uranium-235, sedangkan yang memiliki 148
buah neutron disebut dengan Uranium-238. Suatu unsur yang memiliki nomer atom sama
namun jumlah neutron yang berbeda biasa disebut dengan isotop. Gambar berikut adalah
struktur dari atom Uranium dan tabel yang menjelaskan tentang isotopnya.
Uranium yang terdapat di alam bebas sebagian besar adalah Uranium yang sulit bereaksi,
yaitu Uranium-238. Hanya 0,7 persen saja Uranium yang mengandung isotop Uranium-235.
Sedangkan bahan bakar Uranium yang digunakan di PLTN adalah Uranium yang kandungan
Uranium-235 nya sudah ditingkatkan menjadi 3-5 %.
Gambar Struktur atom Uranium
Reaksi Fisi Uranium
Perlu diketahui bahwa reaksi fisi bisa terjadi disetiap inti atom dari suatu unsur tanpa
terkecuali. Namun reaksi fisi yang paling mudah terjadi adalah reaksi pada inti atom
Uranium. Uranium pun sama halnya, yang paling mudah terjadi reaksi adalah Uranium-235,
sedangkan Uranium-238 memerlukan energi yang lebih besar agar dapat terjadi reaksi fisi
ini.
Reaksi fisi terjadi saat neutron menumbuk Uranium-235 dan saat itu pula atom Uranium akan
terbagi menjadi 2 buah atom Kr dan Br. Saat terjadi reaksi fisi juga akan dihasilkan energi
panas yang sangat besar. Dalam aplikasinya di PLTN, energi hasil reaksi fisi ini dijadikan
sumber panas untuk menghasilkan uap air. Uap air yang dihasilkan digunakan untuk memutar
turbin dan membuat generator menghasilkan listrik.
Pada saat Uranium-235 ditumbuk oleh neutron, akan muncul juga 2-3 neutron baru.
Kemudian neutron ini akan menumbuk lagi Uranium-235 lainnya dan muncul lagi 2-3
neutron baru lagi. Reaksi seperti ini akan terjadi terus menerus secara perlahan di dalam
reaktor nuklir.
Neutron yang terjadi akibat reaksi fisi sebenarnya bergerak terlalu cepat, sehingga untuk
menghasilkan reaksi fisi yang terjadi secara berantai kecepatan neutron ini harus diredam
dengan menggunakan suatu media khusus. Ada berbagai macam media yang digunakan
sampai saat ini antara lain air ringan/tawar, air berat, atau pun grafit. Secara umum
kebanyakan teknologi PLTN di dunia menggunakan air ringan (Light Water Reactor, LWR).
Perlu diperhatikan disini bahwa di dalam reaktor nuklir, bahan bakar Uranium yang
digunakan dijaga agar tidak sampai terbakar atau mengeluarkan api. Sebisa mungkin posisi
bahan bakarnya diatur sedemikian hingga agar nantinya hasil reaksi fisi ini masih bisa diolah
kembali untuk dijadikan bahan bakar baru untuk digunakan pada teknologi PLTN di masa
yang akan datang.
Gambar Proses terjadinya reaksi fisi
Besarnya Energi Reaksi Fisi
Gambar berikut ini adalah data tentang jumlah bahan bakar yang diperlukan dalam 1 tahun
untuk masing-masing pembangkit listrik berkapasitas 1000 MW. Disini terlihat bahwa untuk
1 gram bahan bakar Uranium dapat menghasilkan energi listrik yang setara dengan 3 ton
bahan bakar batubara, atau 2000 liter minyak bumi. Oleh karena energi yang dihasilkan
Uranium sangat besar, bahan bakar PLTN juga dapat menghemat biaya di pengakutan dan
penyimpanan bahan bakar pembangkit listrik
Gambar Banyaknya bahan bakar yang diperlukan dalam 1 tahun
untuk masing-masing pembangkit listrik berkapasitas 1000 MW
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Tahukah kamu, bahwa air itu mempunyai banyak sekali manfaat bagi
manusia. Selain untuk mandi, minum, memasak, mencuci, dan sarana
pengairan bagi lahan pertanian ternyata aliran air juga dapat menghasilkan
energi listrik. Melihat manfaat yang sangat besar yang terkandung dalam
aliran air tersebut, maka para insinyur terinspirasi untuk membuat aliran air
ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu contohnya adalah dengan
dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Mau tahu lebih jauh
mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini? Yuk, simak penjelasan
dibawah ini.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pembangkit yang
memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik
yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik
ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan
atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari
energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian
energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat,
hingga akhirnya energi listrik tersebut sampai ke rumahmu.
PLTA ternyata bermacam-macam loh, mulai yang berbentuk mikro-hidro
dengan kemampuan memberikan energi listrik untuk beberapa rumah saja
sampai yang berbentuk raksasa seperti Bendungan Karangkates yang dapat
menyediakan listrik untuk berjuta-juta orang-orang.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
1. Bendungan, berfungsi menampung air dalam jumlah besar untuk
menciptakan tinggi jatuh air agar tenaga yang dihasilkan juga besar. Selain itu
bendungan juga berfungsi untuk pengendalian banjir.
2. Turbin, berfungsi mengubah aliran air menjadi energi mekanik. Air yang
jatuh akan mendorong baling-baling sehingga menyebabkan turbin berputar.
Perputaran turbin ini dihubungkan ke generator. Turbin air kebanyakan
bentuknya seperti kincir angin.
3. Generator, dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga
ketika baling-baling turbin berputar maka generator juga ikut berputar.
Generator selanjutnya merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi
listrik.
4. Jalur Transmisi, berfungsi mengalirkan energi listrik dari PLTA menuju
rumah-rumah dan pusat industri.
Tahukah kamu, berapa listrik yang bisa dihasilkan oleh PLTA? Besarnya
listrik yang dihasilkan oleh PLTA tergantung dua faktor yaitu,semakin tinggi
suatu bendungan, semakin tinggi air jatuh maka semakin besar tanaga yang
dihasilkan. Dan semakin banyak air yang jatuh maka turbin akan
menghasilkan tenaga yang lebih banyak. Oh iya, Jumlah air yang tersedia
tergantung kepada jumlah air yang mengalir di sungai.
Di Indonesia terdapat banyak sekali sungai-sungai besar maupun kecil yang
terdapat di berbagai daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk
pengembangan energi listrik di daerah khususnya daerah yang belum
terjangkau energi listrik.
Pembangkit listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pusat listrik tenaga gas (PLTG) merupakan sebuah pembangkit energi listrik
yang menggunakan peralatan/mesin turbin gas sebagai penggerak generatornya. Turbin
gas dirancang dan dibuat dengan prinsip kerja yang sederhana dimana energi panas yang
dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi mekanis dan
selanjutnya diubah menjadi energi listrik atau energi lainnya sesuai dengan
kebutuhannya. Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material
yang digunakan untuk komponen-komponen turbinnya karena harus bekerja pada
temperature tinggi dan adanya unsur kimia bahan bakar minyak yang korosif (sulfur,
vanadium dll), tetapi dalam perkembangannya pengetahuan material yang terus
berkembang hal tersebut mulai dapat dikurangi meskipun tidak dapat secara keseluruhan
dihilangkan. Dengan tingkat efisiensi yang rendah hal ini merupakan salah satu dari
kekurangan sebuah turbin gas juga dan pada perkembangannya untuk menaikkan
efisiensi dapat diatur/diperbaiki temperature kerja siklus dengan menggunakan material
turbin yang mampu bekerja pada temperature tinggi dan dapat juga untuk menaikkan
efisiensinya dengan menggabungkan antara pembangkit turbin gas dengan pembangkit
turbin uap dan hal ini biasa disebut dengan combined cycle.
PRINSIP KERJA PUSAT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG)
Pusat listrik tenaga gas (PLTG) mempunyai beberapa peralatan utama seperti:
Turbin gas (Gas Turbine).
Kompresor (Compressor).
Ruang Bakar (Combustor).
Prinsip kerja dari sebuah PLTG didasarkan pada siklus Brayton seperti pada
diagram (p, v dan t, s) dibawah ini :
Mula-mula udara dari atmosfir ditekan didalam kompresor hingga temperature dan
tekanannya naik dan proses ini biasa disebut dengan proses kompresi dimana sebagian udara
yang dihasilkan ini digunakan sebagai udara pembakaran dan sebagiannya digunakan untuk
mendinginkan bagian-bagian turbin gas. Didalam ruang bakar sebagian udara pembakaran
tersebut akan bercampur dengan bahan bakar yang diinjeksikan kedalamnya dan dipicu
dengan spark plug akan menghasilkan proses pembakaran hingga menghasilkan gas panas
(energi panas) dengan temperature dan tekanan
yang tinggi, dari energi panas yang dihasilkan inilah kemudian akan dimanfaatkan
untuk memutar turbin dimana didalam sudu-sudu gerak dan sudu-sudu diam turbin, gas panas
tersebut temperature dan tekanan mengalami penurunan dan proses ini biasa disebut dengan
proses ekspansi.
Selanjutnya energi mekanis yang dihasilkan oleh turbin digunakan untuk memutar
generator hingga menghasilkan energi listrik.
Ada beberapa macam siklus kerja turbin gas sebagai berikut :
Turbin gas siklus terbuka (open cycle).
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi
didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih
cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini
dibuang atau dialirkan ke udara luar, yang ditunjukkan seperti pada gambar dibawah.
Turbin gas siklus tertutup (closed cycle).
Seperti pada proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi
didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih
cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas ini
dialirkan ke kedalam penukar panas (heat rejected) untuk didinginkan dengan menggunakan
media pendingin air atau udara hingga temperaturnya turun dan dialirkan lagi kedalam sisi
masuk (suction) kompresor untuk dikompresi lagi, yang ditunjukkan seperti pada gambar
dibawah.
Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan regenerator.
Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi
didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih
cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue
gas) ini dialirkan kedalam heat exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana
didalamnya gas bekas ini digunakan untuk memanaskan udara keluar kompresor sebelum
digunakan sebagai udara pembakaran didalam ruang bakar (combustion chamber), seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah.
Turbin gas siklus terbuka dilengkapi dengan intercooler, regenerator dan reheater.
Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing terdiri dari 2 (dua)
bagian yang terpisah dan biasa disebut dengan kompresor tekanan rendah dan kompresor
tekanan tinggi serta turbin gas tekanan rendah dan turbin gas tekanan tinggi. Aliran udara dan
gas-gas yang dihasilkan dapat dijelaskan sebagai berikut, mula-mula udara atmosfir masuk
kedalam kompresor tekanan rendah untuk dikompresi, dari udara tekan yang dihasilkan
dialirkan kedalamintercooler untuk didinginkan hingga menghasilkan temperature dan
kelembaban serta tekanan yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau
media pendingin lainnya, dari sini udara tersebut dialirkan kedalam kompresor tekanan tinggi
untuk dikompresi lagi hingga menghasilkan temperature yang tinggi dan tekanan dengan
kepadatan yang lebih tinggi. Dari keluaran kompresor tekanan tinggi udara tersebut dialirkan
kedalam regenerator untuk mendapatkan temperature yang lebih tinggi lagi yang bertujuan
untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran dengan melalui media pemanas gas
bekas/buang (flue gas) yang memanfaatkan gas bekas hasil dari turbin tekanan rendah.
Selanjutnya udara keluaran dari regenerator dialirkan kedalam ruang bakar
utama (primary combustion chamber) yang menghasilkan proses pembakaran dan dari proses
ini dihasilkan gas panas yang digunakan untuk memutar turbin tekanan tinggi, hasil ekspansi
gas panas dari turbin tekanan tinggi ini berupa gas bekas (flue gas)dialirkan kedalam ruang
bakar kedua (secondary combustion chamber) dan biasa disebut juga dengan reheater
chamber yang selanjutnya gas bekas tersebut digunakan untuk udara pembakaran didalamnya
yang mampu menghasilkan gas panas lagi dan digunakan untuk memutar turbin tekanan
rendah, siklus tersebut diatas seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.
Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan dimaksudkan untuk
menghasilkan sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) dengan tingkat efisiensi yang diharapkan lebih
tinggi dari turbin gas siklus terbuka.
Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan beberapa alat
bantu (auxiliary equipments) untuk membantu proses siklus turbin gas berjalan dengan baik,
seperti :
1. Sistem pelumas (lube oil system).
2. Sistem bahan bakar (fuel system).
3. Sistem pendingin (cooler system).
4. Sistem udara kontrol (air control system).
5. Sistem hidrolik (hydraulic system).
6. Sistem udara tekan (air pressure system).
7. Sistem udara pengkabutan (atomizing air system).
Pembangkit Listrik Tenaga Matahari (PLTM)
Sel surya atau sel photovoltaic, adalah sebuah alat semikonduktor yang terdiri dari
sebuah wilayah-besar dioda p-n junction, di mana, dalam hadirnya cahaya matahari
mampu menciptakan energi listrik yang berguna. Pengubahan ini disebut efek
photovoltaic. Bidang riset berhubungan dengan sel surya dikenal sebagai
photovoltaics.
Sel surya memiliki banyak aplikasi. Mereka terutama cocok untuk digunakan bila
tenaga listrik dari grid tidak tersedia, seperti di wilayah terpencil, satelit pengorbit
[[bumi], kalkulator genggam, pompa air, dll. Sel surya (dalam bentuk modul atau
panel surya) dapat dipasang di atap gedung di mana mereka berhubungan dengan
inverter ke grid listrik dalam sebuah pengaturan net metering.Tenaga surya dapat
digunakan untuk:
1. menghasilkan listrik menggunakan sel surya
2. menghasilkan listrik menggunakan pembangkit tenaga panas surya
3. menghasilkan listrik menggunakan menara surya
4. memanaskan gedung, secara langsung
5. memanaskan gedung, melalui pompa panas
6. memanaskan makanan, menggunakan oven surya.
Manfaat utama PLTS di desa/IKK terpencil adalah tersedianya mutu penerangan
yang lebih baik bagi masyarakat, dengan jumlah biaya pengeluaran yang terjangkau.
Keuntungan dari sisi ekonomi penggunaan listrik bertenaga Matahari, antara lain:
1. Hemat, karena tidak memerlukan bahan bakar, sehingga hampir tidak
memerlukan biaya operasi.
2. Dapat dipasang dimana saja dan dapat dipindahkan bilamana dibutuhkan.
3. Dapat diterapkan secara sentralisasi (PLTS ditetapkan di suatu area dan
listrik yang dihasilkan disalurkan melalui jaringan distribusi ke tempat-
tempat yang membutuhkan) maupun desentralisasi (setiap sistem berdiri
sendiri atau individual, tidak memerlukan jaringan distribusi).
4. Bersifat moduler yang berarti kapasitas listrik yang dihasilkan dapat
disesuaikan dengan kebutuhan dengan cara merangkai modul secara seri
dan paralel.
5. Dapat dioperasikan secara otomatis (unattendable) maupun menggunakan
operasi (attendable).
6. Tanpa suara dan tidak menimbulkan polusi lingkungan.
7. Tidak ada bagian yang bergerak, sehingga hampir tidak memerlukan biaya
pemeliharaan.
Yang diperlukan hanya membersihkan modul apabila kotor dan menambah air accu
(aquades).
Manfaat dari sisi sosial lebih lanjut:
1. Meningkatkan mutu sumberdaya manusia, karena proses belajar mengajar
bisa dilakukan pada malam hari. Selain itu, perkembangan teknologi
pedesaan dapat diikuti dengan cepat melalui radio atau televisi.
2. Penyampaian informasi tentang pembangunan dan hasil-hasilnya bisa
sampai dengan benar, sehingga manipulasi informasi dapat dicegah
3. Memperkokoh sistem pertahanan keamanan dilingkungan pedesaan
4. Dengan tersedianya beberapa pilihan kegiatan dimalam hari, keberhasilan
program KB bisa ditingkatkan
5. Menunjang usaha untuk mempercepat terwujudnya delapan jalur
pemerataan.
Berikut ini adalah gambar skema cara kerja pembangkit listrik tenaga surya.
Pada dasarnya prinsip kerja PLTM adalah:
1. Pada siang hari modul surya menerima cahaya matahari dan cahaya tersebut
kemudian diubah menjadi energi listrik oleh sel-sel kristal melalui proses
fotovoltaik.
2. Listrik yang dihasilkan oleh modul adalah listrik arus searah (DC), yang
dapat langsung disalurkanke beban ataupun disimpan dalam baterai sebelum
dikeluarkan ke beban; lampu, radio, dan lain-lain.
3. Tegangan yang dikeluarkan oleh modul surya bervariasi; 6VDC, 12 VDC, 24
VDC, 36 VDC dan 48 VDC per modul. Daya yang dihasilkan juga bervariasi
mulai dari 10 Wattpeak (Wp) sampai 100 Wp per modul dengan dimensi
modul yang berbeda sesuai dengan kapasitasnya.
4. Untuk melindungi sistem PLTS dari pengisian dan pemakaian yang
berlebihan, digunakan alat pengatur (controller), dimana seluruh energi
listrik yang dihasilkan dan dipakai oleh sistem PLTS harus melalui alat
pengatur ini.
5. Untuk peralatan yang membutuhkan listrik arus AC, digunakan inverter yaitu
alat pengubah arus DC-AC yang tersedia dalam berbagai kapasitas.
6. Listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk mencatu beban, seperti
lampu penerangan, berbagai alat elektronik dan alat mekanik yang
digerakkan oleh listrik
Permasalahan dan solusi pembangkit listrik
Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik
Proses pembangkitan tenaga listrik dalam prinsipnya merupakan konversi energi primer
menjadi energi mekanik penggerak generator yang selanjutnya energi mekanik ini
dikonversi oleh generator menjadi tenaga listrik. Proses demikian menimbulkan masalah-
masalah sebagai berikut:
1. Penyediaan energi primer.
Energi primer untuk pusat listrik termal adalah bahan bakar. Penyediaan bahan bakar
meliputi : pengadaan, transfortasi dan penyimpangan, terutama yang memerlukan
perhatian terhadap resiko kebakaran.
2. Penyediaan air pendingin
Masalah penyediaan air pendingin timbul pada pusat termal seperti PLTU dan PLTD.
PLTU dan PLTD dengan daya terpasang di atas 25 MW banyak yang dibangun di
daerah pantai karena membutuhkan air pendingin dengan jumlah yang besar
sehingga pusat listrik ini dapat menggunakan air laut sebagai pendingin. Untuk unit-
unit PLTD yang kecil, di bawah 3 MW, pendinginnya dapat menggunakan udara
dengan menggunakan radiator.
3. Masalah limbah
PLTU batubara menghasilkan limbah berupa abu batu bara dengan asap yang
mengandung gas SO2, CO2 dan NOx. Semua PLTU mempunyai limbah bahan kimia
dari air ketel (blow down). PLTD dan PLTG mempunyai limbah berupa minyak
pelumas. PLTA tidak menghasilkan limbah, malah limbah dari masyarakat yang
masuk kesungai penggerak PLTA sering menimbulkan gangguan pada PLTA.
4. Masalah kebisingan Pemeliharaan peralatan diperlukan untuk :
- Mempertahankan efisiensi
- Mempertahankan keandalan
- Mempertahankan umur ekonomis
5. Bagian-bagian peralatan yang memerlukan pemeliharaan terutama adalah:
Bagian-bagian yang bergeser: seperti : bantalan, cincin pengisap (piston ring)
dan engsel-engsel.
Bagian-bagian yang mempertemukan zat-zat dengan suhu yang berbeda seperti :
penukar panas (heat exchanger) dan ketel uap
Kontak-kontak listrik dalam sakelar serta klem-klem penyambung listrik.
6. Gangguan dan kerusakan
Gangguan adalah peristiwa yang menyebabkan Pemutusan Tenaga (PMT) membuka
(trip) diluar kehendak operator sehingga terjadi pemutusan pasokan tenaga listrik.
Gangguan esungguhnya adalah peristiwa hubung singkat yang penyebabnya
kebanyakan petir, dan tanaman. Gangguan dapat juga disebabkan karena kerusakan
alat, sebaliknya gangguan ( misalnya yang disebabkan petir) yang terjadi berkali-kali
akhirnya mengakibatkan alat ( misalnya transformator ) menjadi rusak.
7. Pengembangan pembangkit
Pada umumnya, pusat lstrik yang berdiri sendiri maupun yang ada dalam sistem
interkoneksi memerlukan pengembangan. Hal ini disebabkan karena beban yang
dihadapi terus bertambah sedangkan di pihak lain pihak unit pembangkit yang ada
menjadi semakin tua dan perlu dikeluarkan dari operasi.
8. Perkembangan teknologi pembangkit
Perkembangan teknologi pembangkit umumnya mengarah pada perbaikan efisiensi
dan penemuan teknik konversi energi yang baru dan penemuan bahan bakar baru.
Perkembangan ini meliputi segi perangkat keras (hardware) seperti komputerisasi
dan juga meliputi segi perangkat lunak ( software) seperti pengembangan model-
model matematika untuk optimasi.
Lalu apa solusinya?
Berdasarkan uraian diatas, hendaknya pemerintah lebih proaktif untuk mencari sumber
energi baru dan terbaharukan. Ada beberapa langkah yang dapat menjadi bahan
pemikiran kita bersama. Pertama, diversifikasi penelitian dan pengembangan energi
matahari. Dana untuk penelitian dan pengembangan energi alternatif perlu ditingkatkan
tiap tahunnya. Kedua, dengan perkembangan teknologi, khususnya biaya produksi energi
surya dapat bersaing dengan energi fosil. Ketiga, kemauan politik dari semua pihak harus
tinggi. Sehingga apabila dilakukan produksi energi matahari secara masal, maka sumber
energi ini tereksplorasi sebagai energi utama di masa depan.
Yang pasti, kedepannya kita tidak akan meninggalkan krisis energi bagi anak cucu
bangsa Indonesia. Justru mewariskan teknolgi masa depan yang mutakhir. Teknologi
yang murah, ramah lingkungan dan efisien.
Artikel Tentang Sistem Interkoneksi
Sistem interkoneksi adalah beberapa sistem yang di gabungkan sehingga bisa
saling mengisi. Artinya apabila salah satu sistem kekurangan daya maka akan diisi
oleh sistem yang lain. Sistem interkoneksi dapat di kelompokkan atas 2 jenis :
1. Sistem yang terhubung
2. Sistem yang tidak terhubung.
Ke dua sistem di atas berbeda tingkat koordinasi nya. Suatu sistem saling
berhubungan atau terintegrasi beroperasi total pada suatu sistem, semua
pengoperasian seperti perencanaan peningkatan fasilitas, pemasangan peralatan
baru, peningkatan dalam penyediaan kapasitas yang di butuhkan generato,
koordinasi pembangunan dan pemeliharaan, peningkatan fasilitas transmisi
dilakukan dalam satu cara yang terkoordinasi. kontrak yang terjadi antara jaringan
yang terinterkoneksi masing masing kegunaan nya terutama untuk memenuhi
kebutuhan beban area yang di layani.
Artikel Generator Dan Akumulator
Generator DC
Generator DC merupakan sebuah perangkat mesin listrik dinamis yang mengubah
energi mekanis menjadi energi listrik. Generator DC menghasilkan arus DC / arus searah.
Generator DC dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan dari rangkaian belitan magnet
atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker), jenis generator DC yaitu:
a. Generator penguat terpisah
b. Generator shunt
c. Generator kompon
1. Konstruksi Generator DC
Pada umumnya generator DC dibuat dengan menggunakan magnet
permanent dengan 4-kutub rotor, regulator tegangan digital, proteksi terhadap beban
lebih, starter eksitasi, penyearah, bearing dan rumah generator atau casis, serta bagian
rotor. Gambar 1 menunjukkan gambar potongan melintang konstruksi generator DC.
Gambar Konstruksi Generator DC
Generator DC terdiri dua bagian, yaitu stator, yaitu bagian mesin DC yang
diam, dan bagian rotor, yaitu bagian mesin DC yang berputar. Bagian stator terdiri
dari: rangka motor, belitan stator, sikat arang, bearing dan terminal box. Sedangkan
bagian rotor terdiri dari: komutator, belitan rotor, kipas rotor dan poros rotor. Bagian
yang harus menjadi perhatian untuk perawatan secara rutin adalah sikat arang yang
akan memendek dan harus diganti secara periodic / berkala. Komutator harus
dibersihkan dari kotoran sisa sikat arang yang menempel dan serbuk arang yang
mengisi celah-celah komutator, gunakan amplas halus untuk membersihkan noda
bekas sikat arang.
2. Prinsip kerja Generator DC
Pembangkitan tegangan induksi oleh sebuah generator diperoleh melalui dua cara:
dengan menggunakan cincin-seret, menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
dengan menggunakan komutator, menghasilkan tegangan DC.
Gambar Pembangkitan Tegangan Induksi.
Jika rotor diputar dalam pengaruh medan magnet, maka akan terjadi
perpotongan medan magnet oleh lilitan kawat pada rotor. Hal ini akan menimbulkan
tegangan induksi. Tegangan induksi terbesar terjadi saat rotor menempati posisi
seperti Gambar (a) dan (c). Pada posisi ini terjadi perpotongan medan magnet secara
maksimum oleh penghantar. Sedangkan posisi jangkar pada Gambar (b), akan
menghasilkan tegangan induksi nol. Hal ini karena tidak adanya perpotongan medan
magnet dengan penghantar pada jangkar atau rotor. Daerah medan ini disebut daerah
netral.
Gambar Tegangan Rotor yang dihasilkan melalui cincin-seret dan komutator.
Jika ujung belitan rotor dihubungkan dengan slip-ring berupa dua cincin (disebut
juga dengan cincin seret), seperti ditunjukkan Gambar (1), maka dihasilkan listrik
AC (arus bolak-balik) berbentuk sinusoidal. Bila ujung belitan rotor dihubungkan
dengan komutator satu cincin Gambar dengan dua belahan, maka dihasilkan listrik
DC dengan dua gelombang positip.
• Rotor dari generator DC akan menghasilkan tegangan induksi bolak-balik.
Sebuah komutator berfungsi sebagai penyearah tegangan AC.
• Besarnya tegangan yang dihasilkan oleh sebuah generator DC, sebanding dengan
banyaknya putaran dan besarnya arus eksitasi (arus penguat medan).
3. Jangkar Generator DC
Jangkar adalah tempat lilitan pada rotor yang berbentuk silinder beralur. Belitan
tersebut merupakan tempat terbentuknya tegangan induksi. Pada umumnya jangkar
terbuat dari bahan yang kuat mempunyai sifat feromagnetik dengan permiabilitas
yang cukup besar.
Permiabilitas yang besar diperlukan agar lilitan jangkar terletak pada derah yang
induksi magnetnya besar, sehingga tegangan induksi yang ditimbulkan juga besar.
Belitan jangkar terdiri dari beberapa kumparan yang dipasang di dalam alur jangkar.
Tiap-tiap kumparan terdiri dari lilitan kawat atau lilitan batang.
Gambar Jangkar Generator DC.
4. Reaksi Jangkar
Fluks magnet yang ditimbulkan oleh kutub-kutub utama dari sebuah generator saat
tanpa beban disebut Fluks Medan Utama (Gambar 5). Fluks ini memotong lilitan
jangkar sehingga timbul tegangan induksi.
Gambar Medan Eksitasi Generator DC
Bila generator dibebani maka pada penghantar jangkar timbul arus jangkar. Arus
jangkar ini menyebabkan timbulnya fluks pada penghantar jangkar tersebut dan biasa
disebut FIuks Medan Jangkar.
Gambar Medan Jangkar dari Generator DC (a) dan Reaksi Jangkar (b).
Munculnya medan jangkar akan memperlemah medan utama yang terletak disebelah
kiri kutub utara, dan akan memperkuat medan utama yang terletak di sebelah kanan
kutub utara. Pengaruh adanya interaksi antara medan utama dan medan jangkar ini
disebut reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini mengakibatkan medan utama tidak tegak
lurus pada garis netral n, tetapi bergeser sebesar sudut α. Dengan kata lain, garis
netral akan bergeser. Pergeseran garis netral akan melemahkan tegangan nominal
generator.
Untuk mengembalikan garis netral ke posisi awal, dipasangkan medan magnet bantu
(interpole atau kutub bantu), seperti ditunjukkan pada Gambar (a).
Gambar Generator dengan Kutub Bantu (a) dan Generator Kutub Utama, Kutub Bantu, Belitan
Kompensasi (b).
Lilitan magnet bantu berupa kutub magnet yang ukuran fisiknya lebih kecil
dari kutub utama. Dengan bergesernya garis netral, maka sikat yang diletakkan pada
permukaan komutator dan tepat terletak pada garis netral n juga akan bergeser. Jika
sikat dipertahankan pada posisi semula (garis netral), maka akan timbul percikan
bunga api, dan ini sangat berpotensi menimbulkan kebakaran atau bahaya lainnya.
Oleh karena itu, sikat juga harus digeser sesuai dengan pergeseran garis netral. Bila
sikat tidak digeser maka komutasi akan jelek, sebab sikat terhubung dengan
penghantar yang mengandung tegangan. Reaksi jangkar ini dapat juga diatasi dengan
kompensasi yang dipasangkan pada kaki kutub utama baik pada lilitan kutub utara
maupun kutub selatan, seperti ditunjukkan pada gambar 7 (a) dan (b), generator
dengan komutator dan lilitan kompensasinya.
Kini dalam rangkaian generator DC memiliki tiga lilitan magnet, yaitu:
• lilitan magnet utama
• lilitan magnet bantu (interpole)
• lilitan magnet kompensasi
5. Jenis-Jenis Generator DC
Seperti telah disebutkan diawal, bahwa generator DC berdasarkan dari rangkaian
belitan magnet atau penguat eksitasinya terhadap jangkar (anker) dibagi menjadi 3
jenis, yaitu:
a. Generator penguat terpisah
b. Generator shunt
c. Generator kompon
• Generator Penguat Terpisah
Pada generator penguat terpisah, belitan eksitasi (penguat eksitasi) tidak terhubung
menjadi satu dengan rotor. Terdapat dua jenis generator penguat terpisah, yaitu:
1. Penguat elektromagnetik (Gambar a)
2. Magnet permanent / magnet tetap (Gambar b)
Gambar Generator Penguat Terpisah.
Energi listrik yang dihasilkan oleh penguat elektromagnet dapat diatur melalui
pengaturan tegangan eksitasi. Pengaturan dapat dilakukan secara elektronik atau
magnetik. Generator ini bekerja dengan catu daya DC dari luar yang dimasukkan
melalui belitan F1-F2.Penguat dengan magnet permanen menghasilkan tegangan
output generator yang konstan dari terminal rotor A1-A2. Karakteristik tegangan V
relatif konstan dan tegangan akan menurun sedikit ketika arus beban I dinaikkan
mendekati harga nominalnya.
Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Gambar Karakteristik Generator Penguat Terpisah
Gambar Diatas menunjukkan:
a. karakteristik generator penguat terpisah saat eksitasi penuh (Ie 100%) dan saat
eksitasi setengah penuh (Ie 50%). Ie adalah arus eksitasi, I adalah arus
beban.Tegangan output generator akan sedikit turun jika arus beban semakin besar.
b. Kerugian tegangan akibat reaksi jangkar.
c. Perurunan tegangan akibat resistansi jangkar dan reaksi jangkar, selanjutnya
mengakibatkan turunnya pasokan arus penguat ke medan magnet, sehingga
tegangan induksi menjadi kecil.
Generator Shunt
Pada generator shunt, penguat eksitasi E1-E2 terhubung paralel dengan rotor (A1-
A2). Tegangan awal generator diperoleh dari magnet sisa yang terdapat pada medan
magnet stator. Rotor berputar dalam medan magnet yang lemah, dihasilkan tegangan
yang akan memperkuat medan magnet stator, sampai dicapai tegangan nominalnya.
Pengaturan arus eksitasi yang melewati belitan shunt E1-E2 diatur oleh tahanan
geser. Makin besar arus eksitasi shunt, makin besar medan penguat shunt yang
dihasilkan, dan tegangan terminal meningkat sampai mencapai tegangan nominalnya.
Diagram rangkaian generator shunt dapat dilihat pada Gambar.
Gambar Diagram Rangkaian Generator Shunt
Jika generator shunt tidak mendapatkan arus eksitasi, maka sisa megnetisasi tidak
akan ada, atau jika belitan eksitasi salah sambung atau jika arah putaran terbalik, atau
rotor terhubung-singkat, maka tidak akan ada tegangan atau energi listrik yang
dihasilkan oleh generator tersebut.
Karakteristik Generator Shunt
Gambar Karakteristik Generator Shunt.
Generator shunt mempunyai karakteristik seperti ditunjukkan pada Gambar.
Tegangan output akan turun lebih banyak untuk kenaikan arus beban yang sama,
dibandingkan dengan tegangan output pada generator penguat terpisah.
Sebagai sumber tegangan, karakteristik dari generator penguat terpisah dan generator
shunt tentu kurang baik, karena seharusnya sebuah generator mempunyai tegangan
output yang konstan, namun hal ini dapat diperbaiki pada generator kompon.
• Generator Kompon
Generator kompon mempunyai dua penguat eksitasi pada inti kutub utama yang
sama. Satu penguat eksitasi merupakan penguat shunt, dan lainnya merupakan
penguat seri. Diagram rangkaian generator kompon ditunjukkan pada Gambar.
Pengatur medan magnet (D1-D2) terletak di depan belitan shunt.
Gambar Diagram Rangkaian Generator Kompon
Karakteristik Generator Kompon
Gambar Karakteristik Generator Kompon
Gambar menunjukkan karakteristik generator kompon. Tegangan output generator
terlihat konstan dengan pertambahan arus beban, baik pada arus eksitasi penuh
maupun eksitasi 50%. Hal ini disebabkan oleh adanya penguatan lilitan seri, yang
cenderung naik tegangannya jika arus beban bertambah besar. Jadi ini merupakan
kompensasi dari generator shunt, yang cenderung tegangannya akan turun jika arus
bebannya naik.
Akumulator
KONTRUKSI AKUMULATOR
Gambar di bawah ini memperlihatkan konstruksi sebuah akumulator timah hitam.
Gambar Konstruksi Akumulator Timah Hitam
Bagian-bagian akumulator timah hitam dan fungsinya adalah sebagai berikut :
1. Rangka, berfungsi sebagai rumah akumulator.
2. Kepala kutub positif, berfungsi sebagai terminal kutub positif.
3. Penghubung sel, berfungsi untuk menghubungkan sel-sel.
4. Tutup Ventilasi, berfungsi menutup lubang sel..
5. Penutup, berfungsi untuk menutup bagian atas akumulator.
6. Plat-plat, berfungsi sebagai bidang pereaktor.
7. Plat negatif, terbuat dari Pb, berfungsi sebagai bahan aktif akumulator.
8. Plat positif, terbuat dari PbO2, berfungsi sebagai bahan aktif akumulator.
9. Ruang sedimen, berfungsi untuk menampung kotoran.
10. Plastik pemisah, berfungsi untuk memisahkan plat positif dan negatif.
11. Sel-sel.
Plat positif (PbO 2) berwarna coklat, sedangkan plat negatif berwarna abu-abu. Plat
positif berjumlah kurang satu dari jumlah plat-plat negatif.
Luas bidang reaksi plat positif
L = 2.p.l.n.
L = luas bidang plat positif (cm2)
p = panjang plat positif (cm)
l = lebar plat positif (cm)
n = jumlah plat positif tiap-tiap sel
Kapasitas tiap cm2 plat positif = 0,03 sampai dengan 0,05 AH (ampere jam). Tiap
sel akumulator timah hitam menghasilkan tegangan 2 volt.
PRINSIP KERJA AKUMULATOR TIMAH HITAM
Pada akumulator timah hitam terjadi proses elektrokimia yang bersifat reversible
(dapat berbalikan) yaitu proses pengisian dan proses pengosongan. Setiap molekul
cairan elektrolit asam sulfat (H2SO2) akan terurai menjadi ion positif hidrogen
(2H+) dan ion negatif sulfat (SO4--). Tiap ion negatif sulfat akan bereaksi dengan
katoda (Pb) menjadi timah sulfat (PbSO4) sambil melepaskan dua elektron. Dua ion
hidrogen (2H+) akan bereaksi dengan anoda (PbO2) menjadi timah sulfat (PbSO4)
sambil mengambil dua elektron dan bersenyawa dengan atom oksigen membentuk
H2O (mokekul air). Pengambilan dan pelepasan elektron dalam proses kimia ini
akan menyebabkan timbulnya beda potensial antara katoda (kutub negatif) dan
anoda (kutub positif).
Proses kimia di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :
PbO2 + Pb + 2H2SO4 > PbSO4 + PbSO4 + 2H2O
(sebelum pengosongan) (setelah pengosongan)
Proses kimia ini terjadi dalam proses pengosongan akumulator timah hitam atau
pada saat akumulator melayani beban. Setelah proses pengosongan, kedua plat
negatif dan plat positif menjadi timah sulfat (PbSO4) dan cairan elektrolitnya
menjadi cair (H2O), sehingga berat jenisnya akan berkurang.
Setelah mengalami pengosongan, agar dapat dipakai melayani beban maka
akumulator harus diisi lagi dengan dialiri arus listrik DC. Pada proses pengisian
akumulator dapat dirumuskan sebagai berikut :
PbSO2 + PbSO4 + 2H2O > PbO2 + Pb + 2H2SO4
Setelah proses pengisian, berat jenis cairan elektrolit akumulator akan
bertambah besar. Berat jenis larutan asam sulfat (asam belerang) H2SO4
sebelum pengisian adalah 1,190 gr/cm3 pada temperatur 15 oC (59 oF).
Setelah diisi penuh berat jenis elektrolitnya (asam sulfat) antara 1,205 – 1,215
gr/cm3.
Alat untuk mengukur berat jenis suatu larutan disebut hidrometer. Cara
menggunakan hidrometer adalah dengan mencelupkan ujung pipa kacanya ke
dalam larutan yang akan diukur berat jenisnya, kemudian dengan menekan bola
karet dan kemudian melepaskannya, maka sejumlah larutan akan masuk ke dalam
pipa kaca. Dengan demikian pelampung akan melayang dalam cairan dan besarnya
berat jenis larutan tersebut sama dengan angka yang tepat terlihat pada permukaan
larutan
LARUTAN ELEKTROLIT AKUMULATOR TIMAH HITAM
Larutan elektrolit adalah larutan senyawa dalam air yang dapat menghantarkan arus
listrik dan menghasilkan ion-ion positif dan negatif. Larutan asam belerang
(H2SO4) adalah elektrolit yang digunakan pada akumulator timah hitam. Larutan
H2SO4 di dalam air dapat menghasilkan ion positif hidrogen (2H+) dan ion negatif
sulfat (SO4 --).
Berat jenis larutan H2SO4 yang dibutuhkan untuk pengisian ke dalam sel
akumulator timah hitam adalah 1,190 gr/cm3 pada temperatur 15oC (59oF). Berat
jenis (BD) larutan H2SO4 dalam sel akumulator timah hitam kondisi terisi penuh
adalah antara 1,205 sampai dengan 1,215 gr/cm3 pada temperatur 15oC (59oF).
Untuk membuat larutan asam belerang dengan berat jenis tertentu adalah dengan
cara memasukkan air destilator (air akumulator) ke dalam bejana yang terbuat dari
kaca atau plastik dengan volume tertentu. Selanjutnya campuran tersebut diaduk
sampai larut dengan sempurna dengan menggunakan pengaduk plastik atau kayu
yang bersih. Sebagai perbandingan dapat dilihat perbandingan antara asam belerang
dan air akumulator untuk memperoleh larutan asam belerang dengan berat jenis
tertentu pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3. Perbandingan antara air murni dan larutan asam belerang dengan berat
jenis 1,400 gr/cm3 untuk memperoleh 1 liter elektrolit.
Berat jenis
elektrolit Banyaknya
air murni Banyaknya asam belerang
pada temperatur 15oC
(59oF)
(gr/cm3) (liter) (liter) (liter)
1,100 0,785 0,225 0,315
1,110 0,761 0,249 0,349
1,120 0,739 0,272 0,381
1,200 0,546 0,467 0,654
1,230 0,470 0,543 0,760
1,240 0,445 0,568 0,795
1,250 0,418 0,596 0,832
1,260 0,392 0,620 0,868
PENGISIAN AKUMULATOR TIMAH HITAM
Setelah mengalamai proses pengosongan (dipakai melayani beban) atau akumulator
yang masih baru, maka akumulator tersebut harus diisi lagi yaitu dialiri arus listrik
DC yang besarnya tertentu.
Pengisian akumulator timah hitam yang masih baru dilakukan setelah akumulator
diisi dengan larutan asam belerang (H2SO4) yang mempunyai berat jenis 1,19
gr/cm3 sampai batas maksimum. Cara pengisian dengan arus listrik DC terdiri dari
dua tahap, yaitu :
Tahap pertama dengan arus pengisian antara (0,07 s/d 0,14) x C selama 36 sampai
dengan 74 jam. C adalah besarnya kapasitas akumulator. Dalam tahap pertama ini
jika tegangan tiap sel mencapai 2,3 volt, maka arus pengisian diturunkan ke tahap
kedua.
• Tahap kedua dengan arus pengisian sebesar 0,07 x C ampere. Jika tegangan tiap
sel mencapai 2,65 volt sampai dengan 2,70 volt, maka proses pengisian dihentikan.
Temperatur elektrolit tidak melebihi 38oC.
Pengisian akumulator timah hitam yang sudah pernah dipakai dilakukan dengan
arus pengisian o,2 x C ampere selam a minimal 4 jam atau jika tegangan tiap sel
telah mencapai 2,35 volt sampai dengan 2,40 volt.
Pengisian akumulator yang terus menerus disambung ke beban dengan arus
pengisian 0,5 mA sampai dengan 1 mA x C. Besarnya tegangan larutan 2,15
volt/sel sampai dengan 2,20 volt/sel.
Akumulator dalam keadaan penuh (setelah diisi penuh), cairan elektrolitnya
mempunyai berat jenis 1,205 sampai dengan 1,215 gr/cm3. Arus pengisian selama
proses pengisian diusahakan tetap. Jika arus pengisian melebihi 0,5 x C ampere,
maka dapat merusakkan pekat akumulator, sebaliknya bila arus pengisian kurang
dari 0,1 x C ampere, maka proses pengisian membutuhkan waktu yang terlalu lama.
Artikel untuk Tranformator step up / step down
Gambar Tranformator/travo
Transformator atau transformer atau trafo adalah
komponenelektromagnet yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf
yang lain. Transformator bekerja berdasarkan prinsip induksielektromagnetik.
Tegangan masukan bolak-balik yang membentangi primer menimbulkan fluks
magnet yang idealnya semua bersambung dengan lilitan sekunder. Fluks bolak-balik
ini menginduksikan GGL dalam lilitan sekunder. Jika efisiensi sempurna, semua
daya pada lilitan primer akan dilimpahkan ke lilitan sekunder.
Jenis-Jenis Transformator
Step-Up
Transformator step-up adalah transformator yang memiliki lilitan sekunder lebih
banyak daripada lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penaik tegangan.
Transformator ini biasa ditemui pada pembangkit tenaga listrik sebagai penaik
tegangan yang dihasilkan generator menjadi tegangan tinggi yang digunakan dalam
transmisi jarak jauh.
Step-Down
Transformator step-down memiliki lilitan sekunder lebih sedikit daripada
lilitan primer, sehingga berfungsi sebagai penurun tegangan. Transformator jenis ini
sangat mudah ditemui, terutama dalam adaptor AC-DC.
Kerugian dalam transformator
1. Kerugian tembaga. Kerugian I2.R dalam lilitan tembaga yang disebabkan oleh
resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya.
2. Kerugian kopling. Kerugian yang terjadi karena kopling primer-sekunder tidak
sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang diinduksikan primer
memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggulung
lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3. Kerugian kapasitas liar. Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang
terdapat pada lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi
efisiensi transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank
winding).
4. Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC berbalik arah.
Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah fluks
magnetnya dengan seketika. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggunakan material inti reluktansi rendah.
5. Kerugian efek kulit. Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik,
arus cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini
memperbesar kerugian kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan.
Kerugian ini dapat dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat
yang terdiri dari beberapa kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi
radio digunakan kawat geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti
kawat biasa.
6. Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL masukan
yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks
magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang
berubah-ubah, terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini
berkurang kalau digunakan inti berlapis-lapisan.
Pemeriksaan Transformator
Untuk mengetahui sebuah trafo masih bagus atau sudah rusak adalah dengan
menggunakan AVO meter. Caranya posisikan AVO meter pada posisi Ohm meter,
lalu cek lilitan primernya harus terhubung. Demikian juga lilitan sekundernya juga
harus terhubung. Sedangkan antara lilitan primer dan skunder tidak boleh terhubung,
jika terhubung maka trafo tersebut konslet (kecuali untuk jenis trafo tertentu yang
memang didesain khusus untuk pemakaian tertentu). Begitu juga antara inti trafo
dan lilitan primer/skunder tidak boleh terhubung, jika terhubung maka trafo tersebut
akan mengalami kebocoran arus jika digunakan. Secara fisik trafo yang bagus adalah
trafo yang memiliki inti trafo yang rata dan rapat serta jika digunakan tidak bergetar,
sehingga efisiensi dayanya bagus. Dalam penggunaannya perhatikan baik2 tegangan
kerja trafo, tiap tep-nya biasanya ditulis tegangan kerjanya misalnya pada primernya
0V – 110V – 220V, untuk tegangan 220 volt gunakan tep 0V dan 220V, sedangkan
untuk tegangan 110 volt gunakan 0V dan 110V, jangan sampai salah atau trafo kita
bakal hangus! Dan pada skundernya misalnya 0V – 3V – 6V – 12V dsb, gunakan 0V
dan tegangan yang diperlukan. Ada juga jenis trafo yang menggunakan CT (Center
Tep) yang artinya adalah titik tengah. Contoh misalnya 12V – CT – 12V, artinya
jika kita gunakan tep CT dan 12V maka besarnya tegangan adalah 12 volt, tapi jika
kita gunakan 12V dan 12V besarnya tegangan adalah 24 volt.
Komponen-Komponen Transformator / Trafo
1. Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi, magnetik yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari
lempengan-lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas
(sebagai rugi-rugi besi) yang ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy
(eddy current).
2. Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan kawat berisolasi yang
membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut terdiri dari
kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap inti
besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton,
pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi
tegangan dan arus.