Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

download Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

of 7

Transcript of Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    1/16

    TUGAS TBR KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU SARAF

    “KEJANG”

    Pembimbing:

    dr. Yu ni! M rd S". S

    #i$u$un %&e':

    S ni N di ni$ M ru!%NIM G(A)*())+

    SMF ILMU SARAFFAKULTAS KE#,KTERAN

    UNI-ERSITAS JEN#ERAL S,E#IRMANRUMA SAKIT UMUM #AERA PR,F. #R. MARG,N, S,EKARJ,

    PUR/,KERT,

    +)*0

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    2/16

    LEMBAR PENGESA AN

    KEJANG

    Oleh :

    S ni N di ni$ M ru!%

    NIM G(A)*())+

    Referat ini telah dipresentasikan dan disahkan sebagai salah satu prasyarat

    mengikuti ujian kepaniteraan klinik dokter muda di Bagian Ilmu Saraf RSUD Prof. dr. argono Soekarjo Pur!okerto.

    Pur!okerto" September #$%&engetahui"

    Pembimbing

    dr. Yu ni! M rd S".S

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    3/16

    I. PEN#A ULUAN

    'ejang adalah kejadian mendadak yang berupa kesadaran terganggu"

    bingung" gerakan otot abnormal bersifar in(olunter. % Selama kejang" aliran

    darah otak" oksigen" konsumsi glukosa" karbondioksida dan produksi asam

    laktat meningkat. 'ejang singkat jarang menghasilkan efek yang berlangsung

    pada otak. 'ejang yang berkepanjangan dapat menyebabkan asidosis

    metabolik" hiperkalemia" hipertermia" hipoglikemia" dan kondisi inin dapat

    menyebabkan kerusakan neurologis permanen. #

    'ejang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan yaitu" epilepsi" kejang

    demam" hipoglikemia" hipoksia" hipotensi" tumor otak" meningitis"

    ketidakseimbangan elektrolit" dan o(erdosis obat ) . eskipun penyebab dari

    kejang beragam namun pada fase a!al tidak perlu untuk melabelnya masuk

    pada kelompok mana" karena manajemen jalan nafas dan penghentian kejang

    adalah prioritas a!al pada pasien dengan kejang aktif. *

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. #e1ini$i'ejang adalah kondisi akto(itas elektrik tak terkontrol pada

    otak yang dapat menghasilkan kon(ulsi fisik" gejala minor"

    gangguan pemikiran" atau kombinasi dari berma+am gejala.

    ,pilepsi adalah keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    4/16

    berulang berselang lebib dari #* jam yang timbul tanpa pro(okasi.&

    B. K& $i1i2 $iSaat ini klasifikasi kejang yang umum digunakan adalah

    berdasarkan 'lasifikasi International -eague gainst ,pilepsy of

    ,pilepti+ Sei/ure 0I- ,1 %23% *" yaitu:%. 'ejang parsial4fokal : terjadi sebatas neuron salah satu

    hemisfer +erebral. 'ejang ini terbagi menjadi kejang parsial

    komplek dan kejang parsial simplek a. 'ejang parsial simplek : biasanya tidak ada penurunan

    kesadaran. Dapat berupa kedutan" rasa baal" berkeringat"

    halusinasi" tetapi orang ini masih sadar dan dapat berkomunikasi.

    b. 'ejang parsial 'omplek : terdapat kehilangan kesadaran

    lingkungan sekitar"+. 'ejang parsial yang menjadi umum:

    #. 'ejang umum : akibat abnormalitas kelistrikan seluruh neuron

    otak a. 5onik : tiba 6 tiba terdiam dengan seluruh tubuh menjadi

    kaku akibat rigiditas otot yang progresif.

    b. 'lonik +. 5onik7klonik4 grand mal: pada a!al fase terjadi kontraksi

    otot tonik7klonik. 5erdapat tanda i+tal +ry akbat kontraksi

    tonik otot pernafasan dan laring. Setelah fase i+tal akan

    mun+ul fase posti+tal diaman otot menjadi fla+id" tidak

    respon" berliur" dan kebingungan.d. bsans : kehilangan kesadaran pada suatu masa pendek

    tanpa terdapat gangguan postural.

    e. ioklonik : terjadi kontraksi otot se+ara tiba7tiba danmenyeluruh4 separuh tubuh.

    f. tonik : 'ejang atonik ditandai dengan kehilangan tonus

    otot se+ara tiba 6 tiba.). 'ejang yang tidak dapat diklasifikasikan: 'ejang ini

    digunakan untuk mengklasifikasikan bentuk kejang yang tidak

    dapat dimasukkan dalam bentuk kejang umum maupun kejang

    parsial. 'ejang ini termasuk kejang yang terjadi pada neonatus

    dan anak hingga usia % tahun.

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    5/16

    3. E!i%&%giPenyebab kejang se+ara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu

    intrakranial dan ekstrakranial.%. Intrakranial

    Penyebab intrakranial dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu

    primer dan sekunder. Penyebab intrakranial primer disebut juga

    idiopatik. Sedangkan sekunder dapat disebabkan karena

    neoplasma intrakranial" kelainan kongenital seperti

    hidrosefalus" infeksi seperti meningitis dan ensefalitis" dan

    trauma kepala.#. ,kstrakranial

    Penyebab ekstrakranial biasa disebabkan karena gangguan

    metabolisme seperti hipoglikemia" hipokalsemia" hepatik

    ensefalopati" uremia" hiperproteinemia" hiperlipidemia"

    hipotiroid" dan hipoksia. Penyebab ekstrakranial dapat juga

    disebabkan oleh metastasis keganasan ke otak 8.#. P !%1i$i%&%gi

    %. ekanisme kesadaran menurun pada kejangPada kejang terjadi pelepasan muatan listrik yang tiba7tiba.

    Bagian utama yang melepaskan muatan listriknya adalah nuclei

    intralaminares thalami yang dikenal juga sebagai inti centre

    cephalic . Inti tersebut merupakan terminal dari lintasan

    as+endens aspesifik4lintasan as+enden ekstralemiskal. Input

    korteks serebri melalui lintasan afferent aspesifik itu

    menentukan derajat kesadaran. Bila sama sekali tidak ada input"

    maka timbul koma. 5erjadi lepas muatan listrik dari intralaminar

    thalami se+ara berlebihan. Perangsangan talamokortikol yang

    berlebihan ini menghasilkan kejang otot seluruh tubuh dan

    sekaligus menghalangi neuron7neuron pembina kesadaran

    menerima impuls afferent dari dunia luar sehingga kesadaran

    hilang. 9

    #. 'ejang tanpa demam'ejang adalah suatu keadaan di mana tubuh seseorang

    bergetar +epat tak terkendali. Selama kejang" otot seseorang

    berkontraksi dan berelaksasi berulang kali. Di sini terjadi

    perubahan mendadak pada akti(itas elektrik korteks serebri yang

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    6/16

    se+ara klinis bermanifestasi dalam bentuk perubahan kesadaran

    atau gejala motorik" sensorik atau perilaku.Pada kejang terjadi bangkitan motorik generalisata yang

    menyebabkan hilangnya kesadaran dan kombinasi kontraksi otottonik7klonik. 'ejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal

    yang berlebihan dari suatu populasi neuron yang sangat mudah

    terpi+u fokus kejang; atau dari jaringan normal yang terganggu

    akibat suatu keadaan patologik sehingga mengganggu fungsi

    normal otak. kti(itas kejang sebagian bergantung pada lokasi

    lepas muatan yang berlebihan tersebut. -esi di otak tengah"

    thalamus" dan korteks serebri kemungkinan besar bersifatepileptogenik" sedangkan lesi di serebelum dan batang otak

    umumnya tidak memi+u kejang.Di tingkat membran sel" fokus kejang memperlihatkan beberapa

    fenomena biokimia!i:a. Instabilitas membran sel saraf" sehingga sel lebih mudah

    mengalami pengaktifan. b.

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    7/16

    ?adi sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses

    oksidasi dipe+ah menjadi >O# dan air. 2

    Sel dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri dari

    permukaan dalam adalah lipoid dn permukaan luar adalah ionik.Dalam keadaan normal membran sel neuron dpat dilalui dengan

    mudah oleh ion 'alium '@; dan sangat sulit dilalui oleh ion

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    8/16

    5iap anak mempunyai ambang kejang yang berbeda dan

    tergantung dari tinggi rendahnya ambang kejang seseorang anak

    menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu. Pada anak

    dengan ambang kejang yang rendah" kejang telah terjadi pada

    suhu )3 o> sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang

    tinggi" kejang baru terjadi pada suhu *$ o> atau lebih. Dari

    kenyataan ini dapatlah disimpulkan bah!a terulangnya kejang

    demam lebih sering terjadi pada ambang kejang yang rendah

    sehingga dalam penanggulangannya perlu diperhatikan pada

    tingkat suhu berapa penderita kejang. Beberapa hipotesa

    dikemukakan mengenai patofisiologi sebenarnya dari kejang

    demam" yaitu:

    a. enurunnya nilai ambang kejang pada suhu tertentu. b. >epatnya kenaikan suhu.+. =angguan keseimbangan +airan dan terjadi retensi +airan.d. etabolisme meninggi" kebutuhan otak akan O # meningkat

    sehingga sirkulasi darah bertambah dan terjadi

    ketidakseimbangan.e. Dasar patofisiologi terjadinya kejang demam adalah belum

    berfungsinya dengan baik susunan saraf pusat korteks

    serebri; 2

    E. E"i&e"$i,pilepsi adalah manifestasi gangguan fungsi malfungsi;

    otak se+ara intermitten sebagai kondisi kronis hasil dari lepas

    muatan listrik abnormal neuron7neuron se+ara paroksismal akibat

    berbagai ma+am sebab selain penyakit otak akut unprovoked ;.,pilepsi adalah sebuah sindrom" bukan suatu penyakit.

    'eadaan ini bisa disebabkan oleh sebab apapun yang

    mempengaruhi korteks +erebri. ,pilepsi tidak selalu ber+iri kejang.

    Sebaliknya" kejang tidak se+ara otomatis berarti epilepsi. %$

    %. ,tiologi ,pilepsia. ,pilepsi idiopatik4esensial: tidak dapat dibuktikan adanya

    suatu lesi sentral. b. ,pilepsi simtomatik4sekunder: terdapat kelainan serebrum

    yang mendorong terjadinya respon kejang. Bisa disebabkan

    oleh +edera kepala termasuk yang terjadi sebelum dan

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    9/16

    setelah kelahiran;" gangguan metabolik dan gi/i

    hipoglikemi" fenilketonuria" defisiensi (itamin B8;. fa+tor

    toksik intoksikasi al+ohol" putus obat7narkotik" uremia;"

    ensefalitis" hipoksia" gangguan sirkulasi" gangguan

    keseimbangan elektrolit terutama hiponatremia dan

    hipokalsemia;" dan neoplasma. 3

    #. 'lasifikasi ,pilepsi enurut I- , International -eague

    gainst ,pilepsy; %%

    a. Serangan parsial%; Serangan parsial sederhana kesadaran baik;

    Dengan gejala motorik Dengan gejala sensorik Dengan gejala otonomDengan gejala psikis

    #; Serangan parsial kompleks kesadaran terganggu;Serangan parsial sederhana diikuti dengan gangguan

    kesadaran=angguan kesadaran saat a!al serangan

    ); Serangan parsial dengan kejang umumParsial sederhana menjadi tonik7klonik Parsial kompleks menjadi tonik7klonik Parsial sederhana menjadi parsial tonikklonik

    b. Serangan umum%; bsens -ena;#; ioklonik ); 'lonik *; 5onik &; tonik statik;8; 5onik7klonik

    +. Serangan yang tidak terklasifikasi). ,tiologi ,pilepsi

    a.Idiopatik epilepsi : biasanya berupa epilepsi dengan serangan kejang

    umum" penyebabnya tidak diketahui. Pasien dengan idiopatik epilepsimempunyai inteligensi normal dan hasil pemeriksaan juga normal dan

    umumnya predisposisi genetik. b.'riptogenik epilepsi : Dianggap simptomatik tapi penyebabnya belum

    diketahui. 'ebanyakan lokasi yang berhubungan dengan epilepsi tanpa

    disertai lesi yang mendasari atau lesi di otak tidak diketahui. 5ermasuk

    disini adalah sindroma est" Sindroma -ennoC =astaut dan epilepsi

    mioklonik. =ambaran klinis berupa ensefalopati difus.

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    10/16

    c. Simptomatik epilepsi : Pada simptomatik terdapat lesi struktural di

    otak yang mendasari" +ontohnya oleh karena sekunder dari trauma kepala"

    infeksi susunan saraf pusat" kelainan kongenital" proses desak ruang di

    otak" gangguan pembuluh darah diotak" toksik alkohol" obat;" gangguan

    metabolik dan kelainan neurodegeneratif . %%

    *. 5atalaksana

    Status epileptikus S,; ini sendiri didefinisikan sebagai

    kondisi bangkitan yang berlangsung lebih dari )$ menit" atau

    adanya dua bangkitan atau lebih di mana di antara bangkitan7

    bangkitan tadi tidak terdapat pemulihan kesadaran. eskipun

    terdapat kriteria lebih dari )$ menitE" penatalaksanaan kejang

    harus sudah dilakukan bila bangkitan kon(ulsif berlangsung F&

    menit tergantung kondisi klinisnya" penatalaksanaan dapat

    dilakukan sesegera mungkin;. S, dapat dipastikan apabila

    pemberian ben/odia/epin a!al tidak efektif dalam

    menghentikan bangkitan.

    pabila kondisi status epileptikus terjadi sebelum di rumah

    sakit" tatalaksana a!al yang dapat diberikan adalah

    ben/odia/epine rektal dimasukan le!at anus; selama perjalanan

    ke rumah sakit.

    Protokol penanganannya adalah sebagai berikut:

    a. S! dium I 4)5*) meni!6

    Pada kondisi ini" perbaikan fungsi kardio7respirasi

    adalah yang paling utama. Garus dipatikan bah!a jalan

    napas pasien tidak terganggu. Dapat pula diberikan oksigen.

    ?ika diperlukan resusitasi dapat dilakukan

    b. S! dium II 4*57) meni!6

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    11/16

    Pada stadium ini" perlu dilakukan pemeriksaan

    status neurologis dan tanda (ital. Selain itu" perlu juga

    dilakukan monitoring terhadap status metabolik" analisa gas

    darah dan status hematologi. Pemeriksaan ,'= jika

    memungkinan juga perlu dilakukan

    Selanjutnya dilakukan pemasangan infus dengan

    l $"2A. Bila diren+akanan akan digunakan # ma+am

    obat anti epilepsi" dapat dipakai # jalur infus. Darah

    sebanyak &$7%$$ ++ perlu diambil untuk pemeriksaan

    laboratorium =D" glukosa" fungsi ginjal dan hati"kalsium" magnesium" pemeriksaan lengkap hematologi"

    !aktu pembekuan dan kadar ,D;.

    Pemberian O , emergensi berupa:

    #i 8e" m )9+ mg 2g dengan ke+epatan pemberian &

    mg4menit IH 6F e(aluasi kejang & menit6F masih kejang

    ; 6F u& ngi "emberi n di 8e" m.

    hipoglikemi: berikan 50 cc glukosa 50%.

    alkoholisme: berikan thiamin 250 mg IV

    Asidosis –> bikarbonat

    Selama penanganan ini" etiologi penyebab kejang harus

    dipastikan.

    +. S! dium III 4)57) ;) meni!6

    ?ika kejang masih saja berlangsung" dapat diberikan:

    Feni!%in I- *05+) mg 2g dengan ke+epatan J&$ mg4menit

    tekanan darah dan ,'= perlu dimonitor selama pemberian

    fenitoin;.

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    12/16

    ?ika masih kejang" dapat diberikan 1eni!%in ! mb ' n 05*)

    mg 2gbb.

    Bila kejang berlanjut" berikan "'en%b rbi! & +)mg 2gbb dengan ke+epatan pemberian &$79& mg4menit

    monitor pernapasan saat permberian

    phenobarbital;. Pemberian phenobarbital dapat diu& ng 05

    *) mg 2gbb.

    Pada pemberian phenobarbital"

    fasilitas in!ub $i harus tersedia karena resikonya dalam

    menimbulkan depresi nafas. Selanjutnya" dapat

    dipertimbangkan apakah diperlukan pemberian (asopressor

    dopamin;.

    d. S! dium I- 4

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    13/16

    >ara kerja obat ini dengan menghambat kanal a tipe 5"

    yaitu kanal yang memperantai pembentukan ritme

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    14/16

    sentakan pada keang absens oleh 5alamus. Dosis a!al

    usia )78 tahun #&$ mg4hari" dosis rumatan

    #$g4kgBB4hari. Usia di atas 8 tahun dan de!asa

    &$$mg4hari%#.

    e. sam (alproat : adalah obat pilihan pertama untuk

    terapi kejang parsial" kejang absan" kejang mioklonik"

    dan kejang tonik7klonik. Obat ini meningkatkan = B

    dengan menghambat degradasi atau mengakti(asi

    sintesis = B . sam (alproat juga berpotensi terhadap

    respon = B post sinaptik yang langsungmenstabilkan membran serta mempengaruhi kanal

    kalium. Dosis %$7%& mg4kgBB4hari. Obat ini bersifat

    hepatotoksik %#.

    f. =olongan ben/odia/epin : adalah agonis = B

    sehingga akti(asi reseptor ben/odia/epin akan

    meningkatkan frekuensi pembukaan reseptor = B a.

    Dosis anak usia #7& tahun $"&mg4kg. nak usia 87%%

    tahun $")mg4kgBB" anak usia %# tahun atau lebih $"#

    mg4kgBB dan de!asa *7*$mg4hari %#"%).

    g. =abapentin : dapat menjadi obat pilihan kedua untuk

    kejang !alaupun fungsi utamanya adalah pengobatan

    nyeri neurpati. Dosis untuk anak )7* tahun *$mg4kg )

    kali sehari" anak usia &7%# tahun atau lebih dan de!asa)$$ g )C sehari %#.%)

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    15/16

    KESIMPULAN

    %. 'ejang adalah kejadian mendadak akibat pelepasan listrik abnormal pada

    neuron.

    #. 'ejang dapat diakibatkan oleh proses intrakranial dan ekstrakranial.). 'ejang dapat bersifat parsial maupun umum.*. Prinsip penatalaksanaan kejang dan status epileptikus adalah menjaga jalan

    nafas" pernafasa" fungsi kardio(askuler" dan obat anti kejang.&. Obat anti kejang yang dapat digunakan yaitu golongan hidantoin" barbiturat"

    iminostilbat" asam (alproat" suksimid dan gabapentin.

  • 8/20/2019 Tugas Tbr Kepaniteraan Klinik Smf Ilmu Saraf

    16/16

    #AFTAR PUSTAKA

    %. >hildren and Infants !ith Sei/ures7 +ute anagement >lini+al =uidelines.

    on(ulsions in >hildren. Pediatri+ =uidelines. #$$8. O+toberL%7)*. nthony S. Kau+i. GarrisonEs Prin+iples of Internal edi+ine" %9th ,dition. San

    Kransis+o: +=ra!7Gill. #$$3&. Pedoman 5atalaksana ,pilepsi dari 'elompok Studi ,pilepsi Perhimpunan

    Dokter Spesialis Saraf Indonesia P,RDOSSI; 5ahun #$%%8. Breton . are. %$th ,mergen+y M >riti+al

    >are U' nnual >ongress. #$%)9. ahar ardjono dan Priguna Sidharta. . #$$)2.