Tugas Take Home Pengganti Ujian Tengah Semester (Prasetyo Indra Surono)

download Tugas Take Home Pengganti Ujian Tengah Semester (Prasetyo Indra Surono)

of 18

description

dsadsadas

Transcript of Tugas Take Home Pengganti Ujian Tengah Semester (Prasetyo Indra Surono)

Tugas Take Home Pengganti Ujian Tengah SemesterMata Kuliah Kewirausahaan

Disusun oleh:Nama: Prasetyo Indra SuronoNIM: 125090501111011Kelas: Statistika A 2012

PRODI STATISTIKAJURUSAN MATEMATIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014BAB IPENTINGNYA KEWIRAUSAHAAN1.1. Pengertian Kewirausahaan

Sebelum kita memahami apa dan bagaimana wirausaha dan kenapa kita harus menjadi wirausahawan? Lebih baiknya kita mengetahui pengertian kewirausahaan itu sendiri. Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli/sumber acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya adalah penciptaan organisasi baru (Cantillon, 1973), menghadapi ketidakpastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara bersama faktor-faktor produksi (Say, 1803). Beberapa definisi tentang kewirausahaan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Richard Cantillon (1973) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan mebeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastianb. Jean Baptista Say (1816) Seorang wirausahawan adalah agen yang menyatukan berbagai alat-alat produksi dan menemukan nilai dari produksinya.Drucker: Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).c. Frank Knight (1921) Wirausahawan mencoba untuk memprediksi dan menyikapi perubahan pasar. Definisi ini menekankan pada peranan wirausahawan dalam menghadapi ketidakpastian pada dinamika pasar. Seorang worausahawan disyaratkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajerial mendasar seperti pengarahan dan pengawasan

(Hendro,2011:5)Berdasarkan pendapat para pakar yang diuraikan di atas, terdapat ciri umum yang selalu terdapat dalam diri wirausahawan, yaitu kemampuan mengubah sesuatu menjadi lebih baik atau menciptakan sesuatu yang benar-benar baru, atau berjiwa kreatif dan inovatif. Ciri kreatif dan inovatif ini sebagai sifat yang terdapat pada diri wirausahawan. Jadi, pengusaha atau wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan sebuah usaha atau bisnis yang dihadapkan dengan risiko dan ketidakpastian untuk memperoleh keuntungan dan mengembangkan bisnis dengan cara mengenali kesempatan dan memanfaatkan sumber daya yang diperlukan.Bagaimana pendidikan kewirausahaan saat ini di perguruan tinggi? Cukup banyak perguruan tinggi di Indonesia yang telah mengembangkan program khusus dalam bidang kewirausahaan agar menghasilkan suatu embrio wirausahawan-wirausahawan muda (young entrepreneurs). Hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya perguruan tinggi untuk menghasilkan sarjana sebagai pencipta lapangan kerja dan bukan hanya penghasil sarjana pencari kerja, yang pada akhirnya menjadi pengangguran karena semakin sulitnya mendapatkan pekerjaan.Oleh sebab itu, dalam pendidikan kewirausahaan, peranan dosen adalah sebagai fasilisator dalam memotivasi, mengarahkan, dan mempersiapkan para calon sarjana agar mempunyai motivasi kuat, keberanian, kemampuan, serta karakter pendukung lainnya dalam mendirikan usaha baru.1.2. Mengapa Semakin Banyak dibutuhkan Wirausahawan Baru?

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah mengapa semakin banyak dibutuhkan wirausahawan baru? Jawabannya karena tingkat penganguran di setiap jenjang pendidikan sudah semakin parah dan perlu segera dicari pemecahannya melalui penciptaan lapangan kerja di berbagai sektor usaha. Dengan demikian, menjadi wirausahawan pada saat ini sangat diperlukan, tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri, tetapi yang lebih penting dan mendesak adalah untuk mengabdi kepada bangsa dan Negara dengan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain. Bahkan sesuai ajaran agama, dinyatakan bahwa memberi adalah lebih baik daripada menerima. Mengapa harus berwirausaha? Anda tentu masih ingat, saat Indonesia mengalami krisis pada tahun 1997-1998. Banyak perusahaan besar yang tumbang khususnya sektor perbankan, property, dan pabrikan berbahan baku impor. Siapa yang menyelamatkan bangsa Indonesia dari krisis? Anda tentu sudah tahu, yaitu banyaknya pengusaha kecil dan menengah yang berdiri kokoh di tengah krisis. Pengusaha ini mampu bertahan karena memproduksi barang dan jasa dengan bahan baku dalam negeri dan berorientasi ekspor, tenaga kerja yang efisien, dan biaya yang tetap kecil. Tabel 1.1 menggambarkan perkembangan jumlah usaha kecil dan menengah di Indonesia pada tahun 2006.Tabel 1.1. Jumlah Unit, Tenaga Kerja, Nilai Produksi, dan Nilai Investasi Berdasarkan Unit Usaha di Indonesia Tahun 2006KeteranganSatuanKecilMenengahBesarJumlah

Jumlah unit(ribu unit)44.62168444.593

Tenaga Kerja(ribu orang)71.1876.4912.5980.268

Nilai Produksi(triliun Rp)1.0360.4441.2592.729

Nilai Investasi(triliun Rp)8293214389

Sumber: Kementerian UKM (2007).Dari tabel di atas tampak bahwa jumlah unit penyerap tenaga kerja yang terbanyak adalah usaha kecil. Meskipun demikian, nilai produksi dari usaha kecil hampir sama dengan usaha besar, sedangkan nilai investasi pada usaha kecil hanya sepertiga dari usaha besar. Apa yang dapat disimpulkan dari data diatas? Usaha kecil ternyata dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak, tidak terlalu banyak modal, dan memperoleh nilai efisiensi yang lebih besar dibandingkan usaha besar.Merupakan tantangan bagi para sarjana di saat ini, yaitu di tengah-tengah terbatasnya lapangan kerja dan sulitnya mencari pekerjaan, terdapat peluang yang sangat besar untuk mengembangkan usaha, baik usaha kecil, menengah, maupun besar untuk menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri, bagi orang lain yang memperoleh pekerjaan, maupun bagi bangsa dan negara sebagai salah satu sumber pertumbuhan ekonomi. Tertarikkah anda menjadi wirausahawan (pengusaha)?

BAB IIKREATIVITAS DAN INOVASI1. 2. 2.1. Kreativitas dalam Bisnis Masa Kini

Selama bertahun-tahun, Kodak dan Fuji Film terus melakukan persaingan hebat dalam merebut pangsa pasar, namun masuknya era teknologi digital selama hampir sepuluh tahun terakhir ini ternyata mampu mengancam keberadaan produk mereka karena banyak konsumen yang lebih berminat dan tertarik menggunakan produk digital film. Karena itu, mereka berupaya mencari cara baru untuk mengganti teknologi lama yang selama ini mereka miliki dan menginverstasikan modalnya dalam menerapkan teknologi digital yang baru. Dalam hal ini, proses kreatif dari seorang pimpinan atau pengusaha sangat diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan dan keunggulan bersaing.

Demikian pentingnya kreativitas dalam menghadapi perubahan dan tantangan bisnis yang terjadi saat ini menyebabkan pengusaha harus terus-menerus membuka jalan untuk menularkan atau memastikan bahwa karyawannya dapat mengembangkan diri dengan baik dan mengikuti perkembangan terknologi terkini. Seorang pengusaha harus memastikan bahwa bila kreativitas selama ini dilakukan telah usang dan tidak terpakai lagi, maka harus ada solusi yang lebih kreatif untuk memecahkan masalah yang ada.Para peneliti telah membedakan tipe kreativitas dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:a. Membuat dan menciptakan, yaitu proses membuat sesuatu dari tidak ada menjadi ada.b. Mengombinasikan dua hal atau lebih yang sebelumnya tidak saling berkaitan menjadi lebih bermanfaat.c. Memodifikasi sesuatu yang memang sudah ada. Proses ini menggunakan berbagai cara untuk membentuk fungsi-fungsi baru atau menjadikan sesuatu menjadi lebih berguna bagi orang lain(Zimmerer, Scarborough, 1998:75)2.2. Arti Penting Inovasi dalam Kewirausahaan

Schumpeter dalam Rambat (2004) mendukung pendapat bahwa pengusaha merupakan invator, yang tidak selalu sebagai inventor (penemu). Pengusaha berperan sebagai orang yang mengatur pengalokasian sumber daya dalam usaha eksploitasi invensi(temuan) yang mungkin saja sudah ada sebelumnya. Pengusaha menciptakan kombinasi-kombinasi baru dari penggunaan faktor produksi.Ada lima jenis inovasi yang penting dilakukan pengusaha, yaitu:1. Pengenalan barang baru atau perbaikan barang yang sudah ada.2. Pengenalan metode produksi baru.3. Pembukaan pasar baru, khususnya pasar ekspor atau daerah yang baru.4. Penciptaan/pengadaan persediaan (supply) bahan mentah atau setengah jadi baru.

(Zimmerer, Scarborough, 1998:82)Contoh inovasi dalam kehidupan saat ini dilakukan oleh PT Exelcomindo Pratama (XL). Operator telepon selular ketiga terbesar di Indonesia ini meluncurkan produk layanan inovatif yang bernama GSM PABX Integration. Layanan ini sebenarnya sederhana, yakni memaralelkan system komunikasi yang berteknologi fixed dengan teknologi GSM.Dengan konvergensi ini, pertama, ponsel anda bias berfungsi sekaligus sebagai fixed wireless phone selama di kantor. Jadi, setiap panggilan telepon kantor otomatis langsung terhubung ke ponsel. Kedua, panggilan ke sesama ponsel di kantor otomatis gratis, sehingga komunikasi menjadi lancar dan mobolitas tidak terganggu.Fungsi inovasi dari seorang pengusaha tentu saja dapat mengubah pasar dan aturan main (rule of the game) yang sudah ada. Pengusaha yang dapat menciptakan jenis barang baru akan memberi keuntungan bagi pasar sehingga lebih banyak terdapat pilihan bagi konsumen.2.3. Teknik Mengembangkan Kreativitas dan Inovasi2.3.1. Teknik Mengembangkan KreativitasSecara umum kita bisa mengembangkan kreativitasi dengan mengubah cara berfikir dan proses bertindak. Ada beberapa faktor lain yang bisa kita kembangkan dalam mengembangkan kreativitas, yaitu :a. Bertanya dan bertanyaIntinya dengan terus-menerus melontarkan pertanyaan untuk memperbesar terciptanya kreativitas baru yang baik.b. Orang anehMaksudnya orang aneh adalah memasukkan orang lain yang tidak begitu tahu tentang bidang pekerjaan atau bidang pengetahuan yang sedang dipecahkan masalahnya. Teknik ini muncul oleh karena penelitian menemukan bahwa banyak orang mengalami kesulitan untuk kreatif dalam hal-hal yang sudah sangat dikenalnya.c. Iklim kreatifTeknik terakhir adalah menciptakan iklim kreatif. Pedoman utamanya adalah dengan menciptakan suasana yang kondusif. Ini berarti harus membuang semua hambatan terjadinya kreativitas, sekaligus menciptakan lingkungan fisik, psikologis dan sosial yang kondusif untuk kreatif(Zimmerer, Scarborough, 2005:65)2.3.2. Teknik Mengmbangkan InovasiKotler, pakar pemasaran, pernah menegaskan pentingnya inovasi. Pakar pemasaran ini mengingatkan bahwa tanpa inovasi perusahaan akan menjadi tua, kuno, rapuh, dan tidak langgeng. Inovasi harus terus dibangun melalui budaya kreatif, mengikuti tren perubahan, dan membangun pasar. Untuk mengembangkan inovasi, Kotler menekankan sejumlah faktor sebagai berikut:a. Adanya budaya penemuan. Setiap organisasi bisnis harus disesaki orang-orang yang punya semangat inovasi.b. Mengembangkan inovasi sebaiknya berdasarkan riset, sebab, perusahaan dikatakan inovatif kalau secara sengaja membangun dan melakukan proses untuk menghasilkan temuan baru. Inovasi tersebut haruslah merupakan sesuatu yang revolusioner, dapat menembus pasar global, dan mendapatkan persaingan sangat keras.(Zimmerer, Scarborough, 2005:66)

BAB IIIMOTIVASI3. 3.1. Motivasi Berprestasi

Jika anda adalah pengusaha, sangat penting untuk mengenal setiap kekuatan dan kelemahan yang terdapat dalam diri kita. Karena setiap manusia memiliki kekuatan dan kelemahan, akan sangat bak bagi kita untuk menutup kelemahan tersebut dengan menonjolkan kekuatan. Dan, kekuatan maupun kelemahan sebenarnya adalah faktor-faktor yang dapat mendorong pencapaian cita-citadan tujuan. Semakin seseorang menyakini bahwa dirinya dapat mengelola berbagai kekuatan dan kelemahan, maka semakin yakin ia bahwa dirinya dapat mewujudkan suatu prestasi. Meyakini makna prestasi adalah meyakini bahwa diri telah mengenal cara-cara mengembangkan kekuatan-kekuatan yang ada. Memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri serta mau melakukan hal-hal untuk meningkatkan prestasi merupakan modal dasar pengusaha. Konsekuensinya, pengusaha harus mampu mawas diri dan mau serta mampu mengatasi kendala yang dihadapinya dalam pengenalan diri.

Mengembangkan pribadi wirausaha identik dengan mengembangkan perilaku wirausaha, yaitu melalui langkah awal mengenali diri sendiri beserta kendala yang dihadapi. Ciri-ciri pribadi wirausaha yang berhasil adalah:a. Berorientasi pada tindakan dan memiliki motif yang tinggi dalam mengambil risiko untuk mengejar tujuanb. Dapat mendayagunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki dan mengurangi kelemahan-kelemahan yang adac. Mempunyai perilaku yang agresif dalam mengejar tujuan atau berorientasi pada tujuan dan hasild. Mau belajar dari pengalam dalam menjalankan perusahaan dari waktu ke waktu

(Widarso, 2005:52)Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif, yaitu motif berprestasi. Motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai hasil terbaik guna memperoleh kepuasan pribradi.David C. McClelland (1971) mengelompokkan kebutuhan menjadi tiga (dikenal dengan Tiga Motif Sosial), yaitu:1. Kebutuhan berprestasi wirausaha (n-Ach), merupakan hal yang menjadi pusat perhatian dan penelitian David C. McClelland selama lebih kurang 25 tahun. Hasil penelitian tersebut mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki n-Ach yang tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri:a. Senang menetapkan sasaran kerja yang menantang, mengandung unsur moderate riskb. Selalu merasa bahwa apapun yang terjadi, sebagian besar menjadi tanggungjawabnya (personal responsibility)c. Dalam bekerja selalu ingin memperoleh umpan balik (using feedback)2. Kebutuhan akan kekuasaan (n-Pow), merupakan hasil penelitian yang lama, dimana McClelland menemukan bahwa orang dengan n-Ach yang tinggi tidak membuat seseorang menjadi manajer yang efektif, sebab seorang manajaer harus dapat memengaruhi, membujuk atau memberi inspiratif kepada bawahannya. Dalam hal ini n-Pow sangat dibutuhkan.3. Kebutuhan untuk berafiliasi (n-Aff), merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan memantapkan, melestarikan, atau memperbaiki hubungan dengan orang lain. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa n-Aff berfokus pada usaha untuk membina suasana persahabatan dan menghimpun teman. (Rhenald, 2010:68)Dalam hal motif, n-Ach, n-Pow, dan n-Aff adalah sesuatu yang dimiliki oleh semua orang. Walaupun demikian, salah satu akan tampil sebagai motif sosial yang dominan. Dari penjelasan di atas, kebutuhan kedua dan ketigalah (n-Pow dan n-Aff) yang erat kaitannya dengan keberhasilan dengan keberhasilan manajer saat ini, sedangkan kebutuhan yang pertama (n-Ach) mencirikan seseorang menjadi wirausaha karena memiliki motivasi yang kuat untuk berprestasi.3.2. Motivasi menjadi Pengusaha Suskes

Tidak semua orang memiliki motivasi yang sama untuk menjadi pengusaha. Sebagian orang menginginkan dirinya menjadi bos sendiri, ingin mencari uang dan kekayaan sebanyak-banyaknya, atau ada pula yang hanya ingin melakukan kegiatan yang biasa-biasa saja, namun sebagian yang lain cukup serius untuk mengikuti jejak orang-orang sukses, walaupun ada juga yang sekadar ikut-ikutan. Proses termotivasinya pun tidak semua orang sama, ada yang karena factor kebetulan, ajakan teman, memanfaatkan bakat, keterampilan, atau pendidikan yang telah diperolehnya, dan karena memahami apa yang dibutuhkan orang lain.

Kewirausahaan dapat pula didorong oleh guru atau seorang dosen yang mengajar kewirausahaan, karena teah memberikan inspirasi dan minat untuk berwirausaha. Dorongan atau pemicu lainnya dating dari teman sepergaulan, lingkungan keluarga, sahabat, dan teman yang selalu mendiskusikan gagasan, atau karena adanya pengalaman bisnis kecil-kecilan yang berhasil, sehingga termotivasi untuk membesarkannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kewirausahaan bukanlah sesuatu hal yang dilahirkan, melainkan dibangun (entrepreneur are not born-they develop).

Ada sebuah kisah sukses dari seorang pengusaha muda yang bisa kita jadikan contoh dalam memotivasi kewirausahaan. Walau berusia 25 tahun, Anne Ahira sudah memiliki penghasilan ribuan dolar AS. Perempuan yang selalu mengaku orang kampong ini bekerja dari rumahnya di pinggiran kota Bandung, dan mengembangkan bisnis berskala internasional berbasis pemasaran Internet. Ia bercita-cita akan pensiun: sebelum berusia 30 tahun.

Di dunia online, Anne Ahira dikenal sebagai pemasar Internet sukses kelas dunia. Dia adalah salah satu pengarang buku 30 Days To Internet Marketing Success. Buku ini ditulis oleh 60 penulis pilihan yang merupakan pemasar Internet dari berbagai belahan Negara dan terkenal sebagai pemasar Internet terbaik sepanjang tahun 2003. Omzet penjualan buku ini mencapai lebih dari 340.000 dolar AS hanya dalam kurun waktu kurang dari empat bulan. Keberhasilannya meraup ribuan dolar tidaklah dating begitu saja, Ia mempelajari bisnis secara autodidak serta tentu saja melalui proses trial dan error yang cukup melelahkan.BAB IVETIKA WIRAUSAHA4. 4.1. Pengertian Etika

Istilah etika diartikan sebagai suatu perbuatan standar (standar of conduct) yang memimpin individu dalam membuat keputusan. Etika ialah suatu studi mengenai yang benar dan yang salah dan pilihan moral yang dilakukan seseorang. Keputusan etika ialah suatu hal yang benar mengenai perilaku standar. Etika bisnis kadang-kadang disebut pula etika manajemen, yaitu penerapan standar moral kedalam kegiatan bisnis. W.F. Schoell menyatakan: Business Ethics is a system of oughts a collection of principles and rules of conduct based on beliefs about what is right and wrong business behavior. Behavior that comforms to these principles is ethical (Harper, 1991: 46). Some pholosophers say that behavior is ethical if it follows the will of God.

Etika Wirausaha mencakup hubungan antara perusahaan dengan orang yang menginvestasi uangnya dalam perusahaan, dengan konsumen, pegawai, kreditur, saingan, dan sebagainya. Orang yang menanam uang atau investor menginginkan manajemen dapat mengelola perusahaan secara berhasil, sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka. Konsumen menginginkan agar perusahaan menghasilkan produk bermutu dan dapat dipercaya dan dengan harga yang layak. Para karyawan menginginkan agar perusahaan mampu membayar balas jasa yang layak bagi kehidupan mereka, memberi kesempatan naik pangkat atau promosi jabatan. Pihak kreditur mengharapkan agar semua utang perusahaan dapat dibayar tepat pada waktunya dan membuat laporan keuangan yang dapat dipercaya dan dibuat secara teratur. Pihak saingan mengharapkan agar dalam persaingan dilakukan secara baik, tidak merugikan dan menghancurkan pihak lain.

Orang-orang wirausaha diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai aktivitasnya dimasyarakat. Harus ada etika dalam menggunakan sumber daya yang terbatas di masyarakat dan apa akibat dari pemakaian sumber daya tersebut, apa akibat dari proses produksi yang ia lakukan? Diharapkan orang bisnis memiliki standar etik yang lebih tinggi di masyarakat, karena mereka langsung berhadapan dengan masyarakat yang selalu mengawasi kegiatan mereka. Etika yang dimiliki oleh masing-masing individu sebenarnya merupakan perkembangan dari etika sejak dulu, yang dianut oleh dan disampaikan kepada kita oleh orang tua, guru, pemimpin agama, dan lingkungan kita secara keseluruhan. Jadi etika yang digunakan oleh orang wirausaha tidak terlepas dari sumber-sumber yang sama.

Jadi prinsipnya seorang wirausaha lebih baik merugi daripada melakukan perbuatan tidak terpuji. Para pengusaha semaksimal mungkin harus menghindarkan pertengkaran, apabila yang aka menyebabkan putus hubungan. Semua claim dari relasi sampai tingkat tertentu harus dilayani dengan penuh toleransi. Harus dicari win-win solution pada setiap persengketaan. Cepat ganti barang baru, jika ada claim yang benar. Semua ini untuk menjaga repurtasi, nama baik perusahaan. Perbuatan tidak terpuji, berlaku curang, tidak jujur, tidak menempati janji, akan meruntuhkan martabat bisninya, sedangkan martabat atau repurtasi adalah satu kata magis yang harus dijunjung oleh seorang wirausaha, yang akan merupakan competitive advantage, keunggulan bersaing yang abadi, dan menang selama-lamanya.Menjunjung tinggi etika harus dilakukan terhadap stakeholder perusahaan, apakah external stakeholder sperti: konsumen, kelompok-kelompok yang berhubungan dengan perusahaan, organisasi buruh, pihak pemasok, pemerintah, creditors, masyarakat umum atau internal stakeholder seperti unsur pimpinan, tim manajemen, investor dan karyawan.

4.2. Prinsip-prinsip Etika Kewirausahaan

Menurut pendapat Michael Josephon (1988) yang dikutip oleh Zimmerer (1996:27-28), secara universal ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu:1. Kejujuran (honesty), yaitu penuh kepercayaan, bersifat jujur, sungguh-sungguh, terus terang, tidak curang, tidak mencuri, tidak menggelapkan, dan tidak berbohong2. Integritas (integrity), yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan yang terhormat, tulus hati, berani dan penuh pendirian/keyakinan, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat dan saling percaya3. Memelihara janji (promise keeping), yaitu selalu mentaati janji, patut dipercaya, penuh motimen, patuh, jangan menginterpretasikan persetujuan dalam bentuk teknikal atau legalistik dengan dalih ketidakrelaan4. Kesetiaan (fidelity), yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara: jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam kerahasiaan, begitu juga dalam suatu konteks professional jaga/lindungi kemampuan untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hindari hal yang tidak pantas dan konflik kepentingan5. Kewajaran/keadilan (fairness), yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui kesalahan, dan perlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dan kesalahan atau kemalangan orang lain6. Suka membantu orang lain (caring for others), yaitu saling membantu, berbaik hati, belas kasihan, tolong-menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain

(Kasmir, 2006: 93)

BAB VKEPEMIMPINAN KEWIRAUSAHAAN5. 5.1. Pengertian Kepemimpinan Kewirausahaan

Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.

Para wirausaha memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangkan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi mereka dalam memajukan perusahaannya.

Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama, yaitu :1. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dana mencapai sasaran.2. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi.(Ria Agustina, 2009:70)

Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut:1. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya.2. Menetapkan tujuan yang sukar dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari merekan.3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumuskan secara jelas dan khas.4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.(Ria Agustina, 2009:72)

Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab.

Memimpin tidaklah sama dengan mengelola (manage). Walaupun beberapa wirasahawan adalah seorang pemimpin dan beberapa pemimpin adalah wirausahawan, memimpin dan mengelola bukanlah merupakan aktifitas yang identik. Kepemimpinan adalah bagian dari manajemen. Pengelolaan (manage) adalah bidang yang lebih luas dibandingkan memimpin dan dipusatkan pada masalah perilaku maupun non perilaku. Kepemimpinan terutama ditekabkan pada isu perilaku.

5.2. Sikap-sikap Pemimpin yang Sukses dalam Berwirausaha

1. Memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai (Purposeful): tujuan yang sesungguhnyaMemiliki tujuan yang jelas berarti punya pendinian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun. Tak dapat dipungkiri, ini adalah salah satu kualitas manusia yang paling dicari dalam kehidupan, namun banyak orang yang belum memilikinya. Seseorang yang tidak memiliki tujuan dapat diibaratkan sebagai sebuah kapal di tengah-tengah kabut di lautan yang telah kehilangan kemudi dan layar sekaligus. Di saat semuanya berjalan mulus, sering kali dilema muncul tanpa kita sadari, kecuali mungkin kurangnya pemahaman akan arah yang jelas atau gerakan yang meyakinkan. Saat cuaca berubah ia akan bereaksi dengan pengaruh dari luar. Namun kita tetap dapat kehilangan arah tujuan kita seandainyapun layar dan kemudi tetap ada di tempatnya. Kecuali jika Anda mcmiliki tujuan yang jelas dalam mengambil suatu tindakan, Anda akan menuju arah yang salah.2. Tanggungjawab (Responsible): kehandalan yang sejati.Pertanyaan-pertanyaan yang harus kita jawab sendiri mengenai akan menjadi seperti apa perusahaan saya, jika semua orang seperti saya adalah sebagai berikut: Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya dalam diri kita membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami betapa kita harus bertanggung jawab terhadap apa yang kita pikirkan dan lakukan menupakan hal bernilai untuk dibangun. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada din orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. Kebiasaan semacam ini akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggung jawab yang kita harapkan dan orang lain. Sebagian besar evaluasi kinerja tradisional terlalu terpisah-pisah dan lebih berlandaskan pada bagaimana Anda dapat melakukan sesuatu dengan lebih baik danipada seberapa balk yang telah Anda lakukan. Evaluasi kinerja seharusnya mengikutsertakan secara tepat apa yang ingin dicapai dan kata itu: baik mengevaluasi maupun juga memuji.3. Integritas (Integrity): nilai yang sejati.Tidak ada kualitas tunggal yang mendefinisikan para pemimpin, baik yang berpemikiran wirausaha atau tidak. Namun kualitas yang tak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memiliki integnitas. Filsuf Yunani Socrates percaya bahwa untuk sungguh mengetahui apa yang benar tidak mungkin tanpa bertindak selaras dengannya. Ketika dia telah dijatuhi hukuman mati oleh pemenintah untuk apa yang dianggap sebagai pandangan yang sangat kontroversial, teman-temannya memaksanya untuk melarikan diri dengan rencana yang telah mereka susun. Socrates dengan tegas menolak saran mereka, dengan menjawab: Sepanjang hidupku, aku telah mengajarkan bahwa orang harus mematuhi hukum yang berlaku di suatu tempat. Jika hukum itu salah maka kita harus memperbaikinya melalui diskusi, dan walaupun saya menjadi korban ketidakadilan, saya tidak dapat dengan tiba-tiba melawan apa yang menjadi kepencayaan saya hanya karena hidup saya terancam. Pnionitas pertama manusia bukan hanya untuk hidup, namun untuk memimpin suatu kebaikan dan menjalani kehidupan Dengan lebih memilih untuk memberikan hidupnya dibandingkan hidup tanpa integnitas, dia membuat sebuah contoh sangat besar mengenai melakukan apa yang Anda ajarkan.

BAB VIKONSEP DASAR WIRAUSAHA4. 5.1. Pengertian, Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Wirausaha

Wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, Mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan kesuksesan. Sedangkan pengertian kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar. (Yusuf, 2006: 4)

Kewirausahaan sendiri mempunyai beberapa tujuan, antara lain :a. Meningkatkan Jumlah wirausaha yang berkualitasb. Menyadarkan masyarakat atau memberikan kesadaran berwirausaha yang tangguh dan kuat terhadap masyarakatc. Menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakatd. Membudayakan semangat,sikap,perilaku dan kemampuan kewirausahaan di kalangan masyarakat(Yusuf, 2006: 4)

Sasaran Kewirausahaan yang bisa kita capai, antara lain:a. Instansi pemerintah, BUMN, organisasi profesi dan kelompok masyarakatb. Pelaku ekonomi: pengusaha kecil, koperasic. Generasi Muda: anak-anak putus sekolah, calon wirausahawan.(Yusuf, 2006: 5)

Manfaat Kewirausahan yang bisa kita dapatkan adalah:a. Menambah daya tampung tenaga kerjab. Sebagai generator pembangunan lingkungan, pribadi, distribusi, pemeliharaan lingkungan dan kesejahteraanc. Memberi contoh bagaimana bekerja keras, tekun dan memeiliki pribadi unggul yang patu diteladaid. Mendidik karyawan jadi orang mandiri, disiplin tekun, jujur dalam menghadapi pekerjaane. Mendidik masyarakat hidup efisien dan sederhana(Yusuf, 2006: 5)

5.2. Wirausahawan dilahirkan, dicetak, atau dilingkungan

Perdebatan yang sangat klasik adalah perdebatan mengenai apakah wirausahawan itu dilahirkan (is borned) yang menyebabkan seseoarng mempunyai bakat lahiriah untuk menjadi wirausahawan atau sebaliknya wirausahawan itu dibentuk atau dicetak (is made). Sebagian pakar berpendapat bahwa wirausahawan itu dilahirkan sebagian pendapat mengatakan bahwa wirausahawan itu dapat dibentuk dengan berbagai contoh dan argumentasinya. Misalnya Mr.X tidak mengenyam pendidikan tinggi tetapi kini dia menjadi pengusa besar nasional. Dilain pihak kini banyak pemimpin/pemilik perusahaan yang berpendidikan tinggi tetapi reputasinya belum melebihi Mr. X tersebut.

Pendapat lain adalah wirausahawan itu dapat dibentuk melalui suatu pendidikan atau pelatihan kewirausahaan. Contohnya, setelah Perang Dunia ke-2 beberapa veteran perang di Amerika belajar berwirausaha. Mereka belajar berwirausaha melalui suatu pendidikan atau pelatihan baik pendidikan/pelatihan singkat maupun pendidikan/pelatihan yang berjenjang. Dengan modal pengetahuan dan fasilitas lainnya mereka berwirausaha. Samuel Whalton pendiri Walmart yang kini menjadi retailer terbesar dunia adalah veteran yang memulai usahanya pada usia 47 tahun. Ross Perot pendiri Texas Instrument yang pernah mencalonkan diri sebagai presiden Amerika dari partai independen juga seorang veteran yang berhasil dibentuk menjadi wirausahawan.

Ada yang mengatakan bahwa seseorang menjadi wirausahawan itu karena lingkungan. Misalnya, banyak orang WNI keturunan menjadi wirausahawan yang sukses karena mereka hidup di lingkungan para wirausahawan atau pelaku usaha. Pendapat yang sangat moderat adalah tidak mempertentangkan antara apakah wirausahawan itu dilahirkan, dibentuk atau karena lingkungan. Pendapat tersebut menyatakan bahwa untuk menjadi wirausahawan tidak cukup hanya karena bakat (dilahirkan) atau hanya karena dibentuk. Wirausahawan yang akan berhasil adalah wirausahawan yang memiliki bakat yang selanjutnya dibentuk melalui suatu pendidikan atau pelatihan, dan hidup di lingkungan yang berhubungan dengan dunia usaha.

Seseorang yang meskipun berbakat tetapi tidak dibentuk dalam suatu pendidikan /pelatihan tidaklah akan mudah untuk berwirausaha pada masa kini. Hal ini disebabkan dunia usaha pada era ini menghadapi permasalahan-permasalahan yang lebih kompleks dibandingkan dengan era sebelumnya. Sebaliknya orang yang bakatnya belum terlihat atau mungkin masih terpendam jika ia memiliki minat dengan motivasi yang kuat akan lebih mudah untuk dibentuk menjadi wirausahawan. Bagi yang ingin mempelajari kewirausahan janganlah berpedoman pada berbakat atau tidak. Yang penting memiliki minat dan motivasi yang kuat untuk belajar berwirausaha.

BAB VIIINTRAPRENEUR vs ENTREPRENEUR6.

Entrepreneur adalah orang yang melakukan aktivitas wirausaha dicirikan dengan pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya. Ketika mendengar kata Entrepreneur, umumnya orang akan berpikir tentang pengusaha, bisnis, uang, dsb. Tapi apa sih arti Entrepreneur yang sesungguhnya? Kenapa sekarang kata-kata ini menjadi Booming di segala bidang, seperti Technopreneur, Blogspreneur, Creativepreneur, Moslem Preneur, dll.

Pada dasarnya, Entrepreneurship tidak selalu berhubungan dengan uang. Entrepreneurship adalah sebuah mindset atau pola pikir yang seharusnya dimiliki oleh setiap orang. Seseorang yang memiliki jiwa Entrepreneurship inilah yang disebut sebagai Entrepreneur. Seorang entrepreneur selalu dianjurkan untuk memiliki pola pikir yang diluar kebiasaan orang pada umumnya. Entrepreneur akan lebih sering menggunakan otak kanan untuk menghasilkan kreativitas-kreativitas baru.

Seorang entrepreneur akan selalu memacu semangatnya setiap hari, selalu memotivasi diri, dan tersenyum dalam segala situasi. Entrepreneur akan melihat masalah sebagai suatu tantangan. Tidak ada kata gagal bagi entrepreneur, yang ada hanyalah Sukses atau Belajar. Seorang entrepreneur akan selalu berusaha untuk menjalin silaturahmi dengan semua orang, memperkaya ilmu dengan lebih banyak mengamati dan mendengarkan, serta peka terhadap peluang. Entrepreneur akan melihat segala sesuatu dari segi positif, mengubah kata tidak bisa menjadi bisa, sulit menjadi mudah, mustahil menjadi mungkin.

Seorang entrepreneur berpikir tentang masa depan orang banyak, kehidupan orang banyak, kesejahteraan masyarakat, dan bagaimana cara membantu mereka yang membutuhkan. Sehingga, Entrepreneur tidak akan menyia-nyiakan waktunya untuk hal-hal yang tidak produktif.

Itulah mindset atau pola pikir-pola pikir yang dimiliki oleh seorang Entrepreneur, atau yang lebih kita kenal sebagai Entrepreneurship. Berani menciptakan sesuatu dari tiada menjadi ada dan memposisikan diri sebagai pelopor akan menjadikan seseorang mampu membuat perbedaan dalam hidupnya dan mampu merubah dunia. Menjadi entrepreneur dan berani menciptakan sesuatu dengan keluar dari zona nyaman seseorang menjadi lebih penting ketimbang hanya berusaha untuk menjadi milyuner. Aksi nyata seseorang tidak sebatas menjadi milyuner tetapi bagaimana bisa memberikan sumbangsih dan berbagi untuk sesama umat.Intrapreneur adalah orang yang memiliki entrepreneurship, namun tidak keluar dari perusahaan di mana ia bekerja. Menurut Tunggul Tranggono seorang pemerhati koperasi menyatakan bahwa intrapreneur adalah self determined goal setter orang yang mengambil inisiatif melakukan suatu tugas tertentu yang dituntut oleh dirinya sendiri.

Ciri-ciri intrapreneur yaitu :a. Intrapreneur seolah menjadi general manager dari sebuah bisnis baru yang belum ada di perusahaanb. Biasanya memiliki backgroud teknis atau perusahaan, tetapi tidak memusuhi disiplin kerja yang lain, pandai beradaptasi dan melakukan penyesuaian c. Melakukan hal-hal sesuai kehendak hatinya d. Pemikir/konseptor sekaligus pelaksanae. Punya dedikasi penuh dan bersedia mencurahkan waktu habis-habisan agar mimpinya kenyataanf. Menunjukkan kualitas yang baikg. Segala sepak terjanggnya hanya berdasar kepentingan usahanyah. Orang yang meraih target yang ditetapkannya sendirii. Selalu menetapkan standar kerja yang tinggij. Kegagalannya merupakan proses belajar(Soegoto,2009:98)

Intrapreneurship adalah kewirausahaan (entrepreneurship) dalam perusahaan (enterprenership inside of the organization) atau dapat dikatakan bahwa intrapreneurship adalah entrepreneuship yang ada di dalam perusahaan. Konsep intrapreneurship pertama muncul pada tahun 1973 oleh Susbauer dalam tulisannya yang berjudul Intracoporate Enterpreneurship : Programs in American Industry

Princhott (1985) mendefinisikan seorang intrapreneur adalah seorang yang memfokuskan pada inovasi dan kreativitas dan yang mentransformasi suatu mimpi atau gagasan menjadi usaha yang menguntungkan yang dioperasikannya dalam lingkup lingkungan perusahaan. Oleh karena itu, agar sukses intrapreneurship harus diimplementasikan dalam strategi perusahaan (Dalam Princhott, 1985:152).

Intrapreneurship berakar pada kewirausahaan, ada beberapa perbedaan antara intrapreneurship dan kewirausahaan. Pertama semua, intrapreneur membuat keputusan berisiko menggunakan sumber daya perusahaan untuk melakukannya, pengusaha menggunakan sumber daya mereka sendiri. Kedua, intrapreneurship terjadi di antara karyawan dari dalam organisasi mereka, sedangkan kewirausahaan cenderung terutama secara eksternal terfokus.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa sepertiga dari semua, pengusaha lebih memilih untuk mengembangkan pengetahuan tacit dalam organisasi baru daripada menggunakan prosedur atau mekanisme dari perusahaan lain. Di sisi lain, intrapreneur bekerja dalam organisasi yang sudah memiliki politik mereka sendiri, bahasa, prosedur, dan birokrasi. Meskipun kewirausahaan dan intrapreneurship memiliki perbedaan penting, mereka juga memiliki beberapa koneksi karena intrapreneurship secara konsisten diposisikan sebagai kewirausahaan dalam organisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga

Widarso, W. 2005. Sukses Membangun Rasa Percaya Diri. Jakarta: Grasindo

Kasali Rhenald.2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan: PT Mizan Publika.

Harper, S.C. (1991), Starting Your Own Busniess, New York: McGraw-Hill

Thomas W. Zimmerer., Norman M. Scarborough. (2002). Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Prenhallindo

Kasmir, 2006. Kewirausahaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa

Ria Agustina, 2009, Hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Kreativitas Karyawan: Analisis Pengaruh Mediasi Pemikiran Kreatif dan Motivasi Intrinsik pada Karyawan di Industri Media.

Yusuf, Nasrullah. (2006), Wirausaha dan Usaha Kecil, Jakarta: Modul PTKPNF Depdiknas.Soegoto, Eddy Soeryanto. 2009. Intrapreneurship, Menjadi Pebisnis Ulung. Kompas Gramdia. Jakarta.Pinchot III, G. (1985), Intrapreneuring, New York: Harper and Row Publishers.