Tugas soft skill ke 6

11
TUGAS SOFT SKILL KE 6 PERILAKU KONSUMEN “PENGARUH KEBUDAYAAN ERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI” Nama : Mira Erpiana NPM : 14211496 Kelas : 3EA27

Transcript of Tugas soft skill ke 6

Page 1: Tugas soft skill ke 6

TUGAS SOFT SKILL KE 6

PERILAKU KONSUMEN

“PENGARUH KEBUDAYAAN ERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI”

Nama : Mira Erpiana

NPM : 14211496

Kelas : 3EA27

Page 2: Tugas soft skill ke 6

PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI

1.           PENGERTIAN KEBUDAYAAN 

Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk

jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan

akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata

LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah

atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa

Indonesia.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah

kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak

unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,

pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak

terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan

secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda

budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu

dipelajari.

2. DIMANAKAH SESEORANG MENEMUKAN NILAI- NILAI YANG DI ANUT 

Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang

dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Untuk menentukan sesuatu itu

dikatakan baik atau buruk, pantas atau tidak pantas harus melalui proses menimbang. Hal ini

tentu sangat dipengaruhi oleh kebudayaan yang dianut masyarakat. Tak heran apabila antara

masyarakat yang satu dan masyarakat yang lain terdapat perbedaan tata nilai .

Ciri-ciri pembentukan nilai-nilai sosial yang di anut : 

a.          Merupakan konstruksi masyarakat sebagai hasil interaksi antar warga masyarakat.

b.          Disebarkan di antara warga masyarakat (bukan bawaan lahir).

c.       Terbentuk melalui sosialisasi (proses belajar)

d.          Merupakan bagian dari usaha pemenuhan kebutuhan dan kepuasan sosial manusia.

Page 3: Tugas soft skill ke 6

e. Bervariasi antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain. Dapat memengaruhi

pengembangan diri sosial

f.          Memiliki pengaruh yang berbeda antar warga masyarakat.

g.          Cenderung berkaitan satu sama lain. 

Berdasarkan ciri-cirinya, nilai sosial dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu nilai dominan

dan nilai mendarah daging (internalized value).

3.         PENGARUH KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

Menurut Ebert dan Griffin (1995) consumer behavior dijelaskan sebagai upaya

konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan dikonsumsi.

Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan

perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab

pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan

berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. 

a.       Faktor Budaya 

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.

Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, sub budaya dan kelas

social pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku

seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku

yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.

Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya – sub budaya yang lebih kecil yang memberikan

identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub budaya dapat

dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok

ras, area geografis. Banyak sub budaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar

seringkali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan

konsumen. 

b.      Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan 

Budaya yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam

suatu produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah

dengan menyediakan metode “Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis,

Page 4: Tugas soft skill ke 6

personal dan sosial. Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar

mengenai kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada

waktu makan. Begitu juga hal yang sama yang akan dilakukan konsumen misalnya sewaktu

mengkonsumsi makanan olahan dan suatu obat. 

c.       Pengaruh Budaya dapat Dipelajari 

Budaya dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan

seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan yang

kemudian membentuk budaya seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat dipelajari.

Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang dewasa dan rekannya yang

lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih muda mengenai cara berperilaku. Ada

juga misalnya seorang anak belajar dengan meniru perilaku keluarganya, teman atau

pahlawan di televisi. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan periklanan cenderung

memilih cara pembelajaran secara informal dengan memberikan model untuk ditiru

masyarakat. Misalnya dengan adanya pengulangan iklan akan dapat membuat nilai suatu

produk dan pembentukan kepercayaan dalam diri masyarakat. Seperti biasanya iklan sebuah

produk akan berupaya mengulang kembali akan iklan suatu produk yang dapat menjadi

keuntungan dan kelebihan dari produk itu sendiri. Iklan itu tidak hanya mampu

mempengaruhi persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun

dapat juga mempengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan

didapat dari suatu kategori produk tertentu. 

4.         STRUKTUR KONSUMSI

Secara matematis struktur konsumsi yaitu menjelaskan bagaimana harga beragam

sebagai hasil dari keseimbangan antara ketersediaan produk pada tiap harga (penawaran)

dengan kebijakan distribusi dan keinginan dari mereka dengan kekuatan pembelian pada tiap

harga (permintaan). Grafik ini memperlihatkan sebuah pergeseran ke kanan dalam

permintaan dari D1 ke D2bersama dengan peningkatan harga dan jumlah yang diperlukan

untuk mencapai sebuah titik keseimbangan (equibilirium) dalam kurva penawaran (S).

Page 5: Tugas soft skill ke 6

5.         DAMPAK NILAI- NILAI INTI TERHADAP PEMASAR 

1.      Kebutuhan 

Konsep dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia

adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan yang

kompleks. Kebutuhan manusia yang kompleks tersebut karena bukan hanya fisik (makanan,

pakaian, perumahan dll), tetapi juga rasa aman, aktualisasi diri, sosialisasi, penghargaan,

kepemilikan. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak puas konsumen

akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan tersebut. 

2.      Keinginan 

Bentuk kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh budaya dan kepribadian individual

dinamakan keinginan. Keinginan digambarkan dalam bentuk obyek yang akan memuaskan

kebutuhan mereka atau keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik.

Masyarakat yang semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada

keterbatasan dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa

memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menembus

keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya. Contoh :

manusia butuh makan, tetapi keinginan untuk memuaskan lapar tersebut tergantung dari

budayanya dan lingkungan tumbuhnya. Orang Yogya akan memenuhi kebutuhan makannya

dengan gudeg, orang Jepang akan memuaskan keinginannya dengan makanan sukayaki dll. 

3.      Permintaan 

Dengan keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya

manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling

memuaskan. Sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan produk

spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya. 

Page 6: Tugas soft skill ke 6

6. PERUBAHAN NILAI 

Budaya juga perlu mengalami perubahan nilai. Ada beberapa aspek dari perlunya

perluasan perubahan budaya yaitu :

a.       Budaya merupakan konsep yang meliputi banyak hal atau luas. Hal tersebut termasuk

segala sesuatu dari pengaruh proses pemikiran individu dan perilakunya. Ketika budaya tidak

menentukan sifat dasar dari frekuensi pada dorongan biologis seperti lapar, hal tersebut

berpengaruh jika waktu dan cara dari dorongan ini akan memberi kepuasan.

b.      Budaya adalah hal yang diperoleh. Namun tidak memaksudkan mewarisi respon dan

kecenderungan. Bagaimanapun juga, bermula dari perilaku manusia tersebut. 

c.       Kerumitan dari masyarakat modern yang merupakan kebenaran budaya yang jarang

memberikan ketentuan yang terperinci atas perilaku yang tepat. 

6.1. Variasi nilai perubahan dalam nilai budaya terhadap pembelian dan

konsumsi 

Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana dalam hal

ini dimasukkan kedalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi nilai-nilai lainnya

yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang tepat antara individu dan

kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai pengaruh yang utama dalam praktek

pemasaran. Sebagai contoh, jika masyarakat menilai aktifitas kolektif, konsumen akan

melihat kearah lain pada pedoman dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon

keuntungan pada seruan promosi untuk “menjadi seorang individual”. Dan begitu juga pada

budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk

individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim,

persaingan/kerjasama, dan perbedaan/keseragaman. 

6.2. Individual/kolektif 

Budaya individualis terdapat pada budaya Amerika, Australia, Inggris, Kanada, New

Zealand, dan Swedia. Sedangkan Taiwan, Korea, Hongkong, Meksiko, Jepang, India, dan

Page 7: Tugas soft skill ke 6

Rusia lebih kolektifis dalam orientasi mereka. Nilai ini adalah faktor kunci yang

membedakan budaya, dan konsep diri yang berpengaruh besar pada individu. Tidak

mengherankan, konsumen dari budaya yang memiliki perbedaan nilai, berbeda pula reaksi

mereka pada produk asing, iklan, dan sumber yang lebih disukai dari suatu informasi. Seperti

contoh, konsumen dari Negara yang lebih kolektifis cenderung untuk menjadi lebih suka

meniru dan kurang inovatif dalam pembelian mereka dibandingkan dengan budaya

individualistik. Dalam tema yang diangkat seperti ” be your self” dan “stand out”, mungkin

lebih efektif di negara amerika tapi secara umum tidak di negara Jepang, Korea, atau Cina. 

6.3. Usia muda/tua 

Dalam hal ini apakah dalam budaya pada suatu keluarga, anak-anak sebagai kaum muda

lebih berperan dibandingkan dengan orang dewasa dalam pembelian. Dengan kata lain adalah

melihat faktor budaya yang lebih bijaksana dalam melihat sisi dari peran usia. Seperti contoh

di Negara kepulauan Fiji, para orang tua memilih untuk menyenangkan anak mereka dengan

membeli suatu barang. Hal ini berbeda dengan para orang tua di Amerika yang memberikan

tuntutan yang positif bagi anak mereka. Disamping itu, walaupun Cina memiliki kebijakan

yang mengharuskan untuk membatasi keluarga memiliki lebih dari satu anak, tetapi bagi

budaya mereka anak merupakan “kaisar kecil” bagi mereka. Jadi, apapun yang mereka

inginkan akan segera dipenuhi. Dengan kata lain, penting untuk diingat bahwa segmen

tradisional dan nilai masih berpengaruh dan pera pemasar harus menyesuaikan bukan hanya

pada lintas budaya melainkan juga pada budaya didalamnya. 

6.4. Luas/batasan keluarga 

Yang dimaksud disini adalah bagaimana keluarga dalam suatu budaya membuat suatu

keputusan penting bagi anggota keluarganya. Dengan kata lain apakah peran orang dewasa

(orang tua) memiliki kebijakan yang lebih dalam memutuskan apa yang terbaik bagi anaknya.

Atau malah sebaliknya anak-anak memberi keputusan sendiri apa yang terbaik bagi diri

mereka sendiri. Dan bisa dikatakan juga bahwa pengaruh pembelian oleh orang tua akan

berpengaruh untuk seterusnya pada anak. Seperti contoh pada beberapa budaya yaitu seperti

di Meksiko, sama halnya dengan Amerika, peran orang dewasa sangat berpengaruh. Para

orang tua lebih memiliki kecenderungan dalam mengambil keputusan dalam membeli