Tugas Siklus Produksi.docx

3
Tugas Siklus Produksi Disusun oleh kelompok 6 : L. Jurhani Isfan P 20130420282 Ridwan Saputra 20130420305 Bernanda Widya S 20130420404 Kelas J Tanggal 01 April 2015 Produk-produk yang permintaannya dapat diprediksi dan relatif stabil disebut produk kebutuhan pokok. Contoh dari barang kebutuhan pokok sering kita temui sehari-hari yaitu : Beras Gandum Baju Celana Dsb Untuk jenis produk seperti ini, perusahaan akan lebih cocok jika menggunakan sistem produksi MRP-II. Karena, dengan menggunakan sistem produksi MRP-II, perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Seperti yang kita tahu, hampir setiap hari kita membutuhkan barang kebutuhan pokok.tersebut. oleh karena itu, perusahaan tidak akan mungkin bisa jika menggunakan sistem produksi Just In Time karena jumlah yang dibutuhkan konsumen biasanya dalam jumlah besar karena melibatkan orang banyak. Kemudian, perusahaan tersebut harus menggunakan sistem produksi MRP-II karena di lain pihak, perusahaan harus memiliki persediaan barang jadi yang cukup yang mana barang atau produk yang dijadikan persediaan tersebut dapat memenuhi

description

Siam

Transcript of Tugas Siklus Produksi.docx

Tugas Siklus ProduksiDisusun oleh kelompok 6 :L. Jurhani Isfan P20130420282Ridwan Saputra20130420305Bernanda Widya S20130420404Kelas JTanggal 01 April 2015Produk-produk yang permintaannya dapat diprediksi dan relatif stabil disebut produk kebutuhan pokok. Contoh dari barang kebutuhan pokok sering kita temui sehari-hari yaitu : Beras Gandum Baju Celana DsbUntuk jenis produk seperti ini, perusahaan akan lebih cocok jika menggunakan sistem produksi MRP-II. Karena, dengan menggunakan sistem produksi MRP-II, perusahaan dapat mencapai keseimbangan antara kapasitas produksi yang ada dan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi perkiraan permintaan penjualan. Seperti yang kita tahu, hampir setiap hari kita membutuhkan barang kebutuhan pokok.tersebut. oleh karena itu, perusahaan tidak akan mungkin bisa jika menggunakan sistem produksi Just In Time karena jumlah yang dibutuhkan konsumen biasanya dalam jumlah besar karena melibatkan orang banyak.Kemudian, perusahaan tersebut harus menggunakan sistem produksi MRP-II karena di lain pihak, perusahaan harus memiliki persediaan barang jadi yang cukup yang mana barang atau produk yang dijadikan persediaan tersebut dapat memenuhi perkiraan permintaan penjualan di masa yang akan datang. Karena, terkadang permintaan akan barang kebutuhan pokok sangat banyak. Tak hanya itu, sistem produksi MRP-II bisa merencanakan produksi satu periode perusahaan tersebut.Kemudian, hubungannya dengan aktivitas rantai nilai seperti inbound logistics, produksi dan outbound logistics adalah, dalam bahan kebutuhan pokok yang menggnakan sistem produksi MRP-II, bahan baku yang disini disebut inbound logistics dalam jumlah banyak. Dengan sistem produksi MRP-II perusahaan dapat merencanakan kapan supplier harus mengirimkan bahan baku yang dibutuhkan perusahaan dengan sistem yang telah terintregasi dari keduanya. Kemudian, perusahaan akan memproduksi barang walaupun belum ada pesanan pelanggan. Dan keluaran yang dihasilkan oleh perusahaan biasanya barangnya hampir sama baik itu bentuk, kegunaan, dan lain-lain serta tentu saja barang yang diproduksi dalam jumlah yang besar untuk disimpan dalam bentuk persediaan. Produk yang permintaannya tidak dapat diprediksi dan siklus hidupnya relatif pendek disebut sebagai barang atau produk inovatif. Contoh dari produk inovatif itu adalah : Sepeda portable Handphone dalam bentuk jam tangan DsbUntuk jenis produk seperti ini, perusahaan sebaiknya menggunakan sistem produksi JIT. Sistem produksi JIT ini bertujuan untuk meminimalkan atau meniadakan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Kenapa perusahaan harus meniadakan persediaan? Untuk produk inovatif, belum tentu tiap hari ada yang membeli. Jika produk tersebut terlalu lama di dalam gudang, maka akan membuat biaya penyimpanan dan perawatan barang akan melonjak tinggi. Padahal, biaya tersebut tidak relevan jika melampaui batas.Hubungan antara produksi jenis ini dengan rantai nilai adalah, yang berehubungan dengan inbound logistics, peruashaan yang menerapkan JIT tidak akan menumpuk bahan baku yang mereka butuhkan. Saat ada pesanan datang, maka barulah mereka akan memesan bahan baku kepada supplier melaui sistem ERP yang sudah terintegrasi sehingga prosesnya pun bisa lebih cepat. Setelah pesanan datang, dan bahan baku jga sudah tersedia, maka perusahaan tinggal memproduksinya menjadi barang yang invofatif sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Setelah produksi selesai, biasanya barang yang dihasilkan adalah barang yang jarang ada di pasaran dan mempunyai fungsi khusus yang terspesilisasi.