TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

18
A. KAIDAH PENULISAN SOAL ESSAY DAN OBJEKTIF 1. Essay Tes uraian (essay test) yang juga sering dikenal dengan istilah test subjektif (subjective test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini ; 1. Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup panjang. 2. Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee untuk memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan dan sebagainya. 3. Jumlah butir soalnya umumnya terbatas yaitu berkisar antara 5-10 butir. 4. Pada umumnya butir-butir soal tes uraian itu diawali dengan kata-kata : “ Jelaskan.....” , “Terangkan...”, “Uraikan...”, “Mengapa...”, “Bagaimana...”, atau kata-kata lain yang serupa dengan itu. 1.1 Kebaikan dan Kekurangan Tes uraian 1.1.1 Kebaikan a. Dapat mengukur kemampuan siswa dalam hal mengorganisasikan pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan- gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat siswa sendiri. b. Pembuatannya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat c. Mencegah timbulnya permainan spekulasi di kalangan testee d. Penyusun soal dapat mengetahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan tingkat penguasaan testee dalam memahami materi tersebut. 1.1.2 Kekurangan a. Jumlah materi atau konsep/sub konsep yang dapat ditanyakan relatif terbatas, waktu untuk memeriksa jawaban siswa cukup lama

Transcript of TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

Page 1: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

A. KAIDAH PENULISAN SOAL ESSAY DAN OBJEKTIF

1. Essay

Tes uraian (essay test) yang juga sering dikenal dengan istilah test subjektif

(subjective test), adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang memiliki

karakteristik sebagaimana dikemukakan berikut ini ;

1. Tes tersebut berbentuk pertanyaan atau perintah yang menghendaki

jawaban berupa uraian atau paparan kalimat yang pada umumnya cukup

panjang.

2. Bentuk-bentuk pertanyaan atau perintah itu menuntut kepada testee untuk

memberikan penjelasan, komentar, penafsiran, membandingkan, membedakan

dan sebagainya.

3. Jumlah butir soalnya umumnya terbatas yaitu berkisar antara 5-10 butir.

4. Pada umumnya butir-butir soal tes uraian itu diawali dengan kata-kata : “

Jelaskan.....” , “Terangkan...”, “Uraikan...”, “Mengapa...”, “Bagaimana...”, atau

kata-kata lain yang serupa dengan itu.

1.1 Kebaikan dan Kekurangan Tes uraian

1.1.1 Kebaikan

a. Dapat mengukur kemampuan siswa dalam hal mengorganisasikan

pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan-

gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat siswa sendiri.

b. Pembuatannya dapat dilakukan dengan mudah dan cepat

c. Mencegah timbulnya permainan spekulasi di kalangan testee

d. Penyusun soal dapat mengetahui seberapa jauh tingkat kedalaman dan

tingkat penguasaan testee dalam memahami materi tersebut.

1.1.2 Kekurangan

a. Jumlah materi atau konsep/sub konsep yang dapat ditanyakan relatif

terbatas, waktu untuk memeriksa jawaban siswa cukup lama

Page 2: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

b. Dalam pemberian score cendrung tester labih banyak bersifat subjektif.

c. Pengkoreksian hasil lembar jawaban tes uraian sulit untuk diserahkan

kepada orang lain.

d. Nilai validitas dan reabilitas tes uraian umumnya rendah.

2. Objektif

Tes objektif (objektive) yang juga dikenal dengan istilah tes jawaban pendek

(short answer test), tes “iya-tidak” (yes-no test) dan tes model baru adalah

salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal yang dapat

dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu diantara beberapa

komponen jawaban yang telah dipasagkan pada masing-masing item atau

dengan cara menulis jawabannya berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu

pada tempat tertentu.

1. Penggolongan Tes Obyektif

Dibedakan menjadi 5 golongan, yaitu :

a. Tes obyektif bentuk benar salah

b. Tes obyektif bentuk menjodohkan

c. Tes obyektif bentuk melengkapi

d. Tes obyektif bentuk isian

e. Tes obyektif bentuk pilihan ganda

2. Keunggulan dan keterbatasan.

a. Keunggulan

Ialah dapat diskor dengan mudah , cepat, serta obyektif, dan dapat mencakup

ruang lingkup bahan /materi / konsep yang luas dalam suatu tes untuk suatu

kelas atau jenjang pendidikan.

b. Keterbatasan

Ialah memerlukan waktu yang relatif lama untuk menulis soalnya, sulit

membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi dan terdapat peluang untuk

menebak kunci jawaban.

Page 3: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

B. PENYUSUNAN KISI-KISI DAN BUTIR SOAL

1. Pengertian Kisi-Kisi

Kisi -kisi adalah suatu format atau matriks yang memuat kriteria tentang soal-

soal yang diperlukan atau yang hendak disusun. Wujudnya adalah sebuah

tabel yang memuat tentang perperincian materi dan tingkah laku beserta

imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tujuan penyusunan kisi-kisi

adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis

soal.

2. Fungsi Kisi-Kisi

a. Panduan/pedoman dalam penulisan soal yang hendak disusun

b. Penulis soal akan menghasilkan soal-soal yang sesuai dengan tujuan tes.

Tes merupakan bahan evaluasi guru terhadap keberhasilan peserta didik dalam

pembelajaran yang disampaikan.

c. Penulis soal yang berbeda akan menghasilkan perangkat soal yang relatif

sama, dari segi tingkat kedalamannyas segi cakupan materi yang ditanyakan.

Penulisan kisi-kisi berfungsi untuk menselaraskan perangkat soal, sehingga hal

ini juga akan mempermudah dalam proses evaluasi.

3. Kisi-kisi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:

a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah

diajarkan secara tepat dan proporsional.

b. Komponen-komponennya diuraikan secara jelas dan mudah dipahami.

c. Materi yang hendak ditanyakan dapat dibuatkan soalnya.

4. Penulisan Kisi-Kisi

Penulisan kisi-kisi soal adalah kerangka dasar yang dipergunakan untuk

penyusunan soal dalam evaluasi proses pendidikan dan pembelajaran. Dengan

kisi-kisi soal ini, maka seorang guru dengan mudah dapat menyusun soal-soal

evaluasi. Kisi-kisi soal inilah yang memberikan batasan guru dalam menyusun

soal evaluasi.

Dalam penulisan kisi-kisi soal, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:

1. Nama sekolah

Ini merupakan identitas sekolah.

2. Satuan pendidikan

Page 4: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

Satuan pendidikan ini misalnya SD, SMP, SMA/SMK.

3. Mata Pelajaran

4. Kelas/semester

5. Kurikulum acuan

Seperti yang kita ketahui model kurikulum di negeri ini selalu berganti,

akhirnya ada tumpah tindih antara kurikulum yang digunakan dan kurikulum

baru. Untuk hal tersebut maka kita informasikan kurikulum yang digunakan

dalam penyusunan kisi-kisi penulisan soal. Misalny, KTSP.

6. Alokasi waktu

7. Jumlah soal

Jumlah soal menunjukkan berapa banyak soal yang harus dibuat dan dikerjakan

anak-anak sesuai dengan jatah alokasi waktu yang sudah dikerjakan untuk

ujian bersangkutan. Dalam hal ini guru sudah memperkirakan penggunaan

waktu untk masing-masing soal.

8. Penulis/guru mata pelajaran

9. Standar kompetensi

10. Kompetensi dasar

11. Materi pelajaran

12. Indikator soal

13. Bentuk soal

14. Nomor soal

5. Perumusan Indikator Soal

Indikator dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang

dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan bagian dari

kegiatan penyusunan kisi-kisi. Indikator yang baik dirumuskan secara singkat

dan jelas. Syarat indikator yang baik:

1. Menggunakan kata kerja operasional (perilaku khusus) yang tepat.

2. Menggunakan satu kata kerja operasional untuk soal objektif, dan satu

atau lebih kata kerja operasional untuk soal uraian/tes perbuatan.

3. Dapat dibuatkan soal atau pengecohnya (untuk soal pilihan ganda).

Page 5: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

6. Langkah-Langkah Penyusunan Butir Soal

Agar soal yang disiapkan oleh setiap guru menghasilkan bahan ulangan/ujian

yang sahih dan handal, maka harus dilakukan langkah-langkah berikut, yaitu:

1. Menentukan tujuan tes.

2. Menentukan kompetensi yang akan diujikan.

3. Menentukan materi yang diujikan .

4. Menetapkan penyebaran butir soal berdasarkan kompetensi, materi, dan

bentuk penilaiannya (tes tertulis: bentuk pilihan ganda, uraian; dan tes praktik).

5. Menyusun kisi-kisinya.

6. Menulis butir soal.

7. Memvalidasi butir soal atau menelaah secara kualitatif.

8. Merakit soal menjadi perangkat tes.

9. Menyusun pedoman penskorannya.

10. Uji coba butir soal.

11. Analisis butir soal secara kuantitatif dari data empirik hasil uji coba.

12. Perbaikan soal berdasarkan hasil analisis.

C. DESAIN INSTRUKSIONAL

Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi

komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer

pengetahuan secara efektif antara pendidik dan peserta didik.

Asumsi dasar yang melandasi perlunya desain pembelajaran ialah sebagai

berikut :

a. Diarahkan untuk membantu proses belajar secara individual.

b. Desain pembelajaran mempunyai fase-fase jangka pendek dan jangka panjang.

c. Dapat mempengaruhi perkembangan individu secara maksimal.

d. Didasarkan pada pengetahuan tentang cara belajar manusia.

e. Dilakukan dengan menerapkan pendekatan sistem.

Desain Instruksional dapat dilakukan melalui 2 pendekatan :

1. Pendekatan-pengetahuan (knowledge-oriented). Peserta harus dapat

menjelaskan prinsip-prinsip desain instruksional

Page 6: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

2. Pendekatan-produk (product-oriented), Peserta diharuskan menerapkan

prinsip-prinsip ini dalam mendesain sesuatu dan menghasilkan suatu produk.

1. Kegiatan Intruksional

Kegiatan-Kegiatan instruksional di atas dapat dipadukan dengan model

pengembangan instruksional sebagai berikut :

Tahap mengidentifikasi - mengidentifikasi kebutuhan instruksional dan

menulis tujuan instruksional umum

- melakukan analisis instruksional

- mengidentifikasi perilaku awal dan

karakteristik awal mahasiswa

Tahap mengembangkan - menulis tujuan instruksional khusus

- menulis tes acuan patokan

- menyusun strategi instruksional

- mengembangkan bahan instruksional

Tahap mengevaluasi

dan Merevisi - evaluasi instruksional

2. Model Pengembangan Intruksional

Ada banyak tokoh yang mengemukakan pendapatnya terkait model

pengembangan desain instruksional. Beberapa model pengembangan

tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Model Wong dan Roulerson.

2. Model Banathy

3. Model IDI (Instructional Development Institute).

IDI telah dikembangkan di beberapa negara Asia-Eropa, setelah berhasil di

ratusan institusi pendidikan di Amerika. Model ini menggunakan model

pendekatan sistem yang meliputi tiga tahapan, yaitu:

a) Pembatasan (define)

Identifikasi masalah

b) Pengembangan (develope)

Page 7: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

Identifikasi tujuan

c) Penilaian (evaluate)

Setelah program instruksional disusun, diadakan tes uji coba untuk

menentukan kelemahan dan keunggulan .

4. Model ISD (Instructional system design).

Rancangan sistem pembelajaran merupakan prosedur terorganisir

yang mencakup langkah-langkah menganalisis, merancang,

mengembangkan, melaksanakan dan menilai pembelajaran. Pada

umumnya ISD bersifat linier dan memuat prosedur yang menghendaki

kejelian dan konsistensi. Ciri khas rancangan ini adalah semua langkah

dilengkapi untuk dapat berfungsi pada setiap komponen sebagai

pengontrol dan penyeimbang satu sama lain.

5. Model Robert Mager.

Desain instruksional menurut Robert Mager sangat pasti dan jelas

dikemukakan, yaitu berupa rumusan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).

6. Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional)

Secara garis besar, model pengembangan PPSI mengikuti pola dan

siklus pengembangan yang mencakup hal-hal sebagai berikut :

a) perumusan tujuan.

b) pengembangan alat evaluasi.

c) kegiatan belajar.

d) pengembangan program kegiatan.

e) pelaksanaan pengembangan.

7. Model Gerlach dan Elly.

8. Model Dick dan Carey.

9. Model Briggs.

Briggs berkeyakinan bahwa banyak pengetahuan tentang belajar

mengajar dapat diterapkan untuk semua jajaran dalam bidang pendidikan dan

latihan. Karena itu dia berpendapat bahwa model ini juga sesuai untuk

Page 8: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

pengembangan program latihan jabatan, tidak hanya terbatas pada program-

program akademis saj

10. Model Kemp

Desain instruksional yang dikembangkan oleh Kemp juga terdiri dari

sepuluh langkah yaitu :

a) Penentuan tujuan instruksional umum (TIU), yaitu tujuan yang

ditetapkana menurut masing-masing pokok bahasan.

b) Menganalisis karakteristik siswa.

c) Menentukan tujuan instruksional khusus (TIK)

d) Menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan instruksional

khusus yang telah ditetapkan.

e) Mengadakan penjajakan awal (preassesment), langkah ini sama halnya

dengan test awal yang fungsinya untuk mengetahui kemampuan yang

dimiliki siswa.

f) Menentukan strategi belajar dan mengajar yang relevan, penentuan

harus melalui analisis alternatif.

g) Mengkoordinasi sarana penunjang yang dibutuhkan.

h) Mengadakan evaluasi.

3. Sistem Instruksional

Sistem instruksional digunakan untuk menunjukkan suatu proses belajar-

mengajar atau proses pengajaran atau lebih tepat lagi proses pembelajaran.

Dibandingkan dengan sistem yang lain lebih-lebih sistem yang bersifat alami

seperti sistem tata surya, sistem instruksional memiliki ciri yang khas, yaitu

adanya tujuan (purpose, goal, objectives).

Sistem instruksional sekurang-kurangnya memiliki dua dimensi yaitu

dimensi rencana (a plan) dan dimensi proses yang nyata (a reality). Dalam

dimensi rencana sistem instruksional merujuk pada prosedur atau langkah-langkah

yang seyogianya dilalui dalam mempersiapkan terjadinya proses belajar mengajar.

Kedua dimensi itu secara konseptual merupakan suatu sistem kurikulum yang

dengan sendirinya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan

Page 9: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

Ciri – Ciri Sistem Instruksional

Pada hakikatnya proses belajar mengajar merupakan suatu sistem yang

terdiri dari berbagai komponen yang saling berinteraksi dan kerja sama secara

terpadu dan harmonis dalam mencari tujuan belajar mengajar. Sedangkan untuk

mendukung tercapainya pengembangan sistem instruksional, perlu mengetahui

ciri – ciri dari sistem instruksional yang bisa dilihat dalam penjabaran fungsi,

tujuan dan komponen dalam sistem instruksional.

Fungsi Sistem Instruksional

Sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar,

dalam rangka perbaikan situasi pengajaran dan pendidikan.

Sebagai pedoman guru dalam mengambil keputusan instruksional, yang

meliputi :

Mengidentifikasi kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Menentukan strategi belajar mengajar.

Menentukan materi dan alat peraga.

Menentukan evaluasi pengajaran.

Sebagai alat pengontrol atau evaluasi, kesesuaian antara perencanaan

instruksional dengan pelaksanaan belajar mengajar.

Sebagai balikan atau feed back bagi guru tentang keberhasilan pelaksanaan

belajar mengajar, dalam rangka melakukan perbaikan situasi pengajaran dan

pendidikan.

D. TAKSONOMI TUJUAN INSTRUKSIONAL

Taksonomi adalah klasifikasi atau pengelompokkan benda menurut cirri-

ciri tertentu. Dalam bidang pendidikan taksonomi digunakan untuk klasifikasi

tujuan instruksional,ada yang menamakan tujuan pembelajaran tujuan

penampilan,atau sasaran belajar,yang digolongkan dalam 3 klasifikasi umum

atau ranah (domain)

1. Ranah kognitif (berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada

kemampuan berpikir

Page 10: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

2. Ranah afektif (berhubungan dengan perasaan, emosi, system nilai dan

sikap hati)

3. Ranah psikomotor (berorientasi pada ketrampilan motorik atau

pengguanan otot kerangka)

Satu hal yang penting dalam taksonomi tujuan instruksional ialah adanya

hirarki yang dimulai dari tujuan instruksional pada jenjang terendah

sampai jenjang tertinggi.

E. ESENSI PENGETAHUAN

Esensi Pengetahuan adalah Inti atau hakikat dari problem solving,

inovasi, kreatifitas, rancangan intuitif, analisis, dan manajemen proyek

yang efektif lebih melibatkan pengetahuan tacit daripada pengetahuan

explicit.Diperlukan pemahaman lebih daripada sekedar dokumentasi.

1. Pengertian Pengetahuan.

4 hal penting yang berfungsi membentuk struktur pikiran manusia,

antara lain : mengamati, menyelidiki, percaya, keinginan atau hasrat

2. Objek dan Sudut Pandang ilmu pengetahuan

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

4. Bentuk atau Jenis Pengetahuan.

a. Berdasarkan obyek.

Terutama apa yang ditangkap oleh indera-indera kita.

b. Berdasarkan isi

1. Pengetahuan produktif, yaitu pengetahuan yang menghasilkan

sesuatu yang lain misalnya seni, puisi, dan lain-lain;

2. Pengetahuan teoritis, seperti filsafat, metafisika, matematika, dan

fisika.

3. Pengetahuan praktis seperti etika, ekonomi, dan politik

5. Hakikat dan Sumber Pengetahuan.

1. Hakikat Pengetahuan.

Ada dua teori untuk mengetahui hakikat pengetahuan itu, yaitu:

a. Realisme.

Page 11: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

Teori ini mempunyai pandangan realistis terhadap alam, pengetahuan.Dengan

demikian, realisme berpendapat bahwa pengetahuan adalah benar dan tepat bila

sesuai dengan kenyataan.

b. Idealisme

Ajaran idealisme menegaskan bahwa untuk mendapatkan pengetahuan yang

benar-benar sesuai dengan kenyataan adalah mustahil.

2. Sumber pengetahuan.

a. Empirisme

b. Rasionalisme.

c. Intuisi

d. Wahyu

Transfer Pengetahuan

a. Defenisi

Transfer pengetahuan merupakan proses untuk memindahkan pengetahuan

dari individu yang disebut sebagai sumber pengetahuan (kontributor

pengetahuan) ke penerima pengetahuan, yang nantinya pengetahuaan tersebut

akan digunakan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima

pengetahuan.

Transfer pengetahuan adalah komunikasi pengetahuan dari sumber sehingga

dipelajari dan diterapkan oleh penerima (Argote, 1999; Darr & Kurtzberg,

2000).

b. Sumber dan Penerima

dapat berupa individu, kelompok, tim, unit organisasi, atau seluruh organisasi

yang berada dalam kombinasi apapun.

c. Beberapa faktor dalam transfer pengetahuan:

a) dari mana knowledge di transfer,

b) media apa yang digunakan dalam transfer knowledge, dan

c) dimana proses transfer knowledge dilakukan.

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi transfer pengetahuan:

1. Karakteristik penerima (skill, shared language, pengetahuan teknis)

2. Sifat dari tugas (rutin, non-rutin)

3. Jenis pengetahuan yang ditransfer (explicit-Tacit)

Page 12: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

e. Ragam Transfer Pengetahuan

Menurut gagne seorang education psikologis ( pakar psikologi

pendidikan ) yang mahsur, transfer dalam belajar dapat di golongkan ke

dalam empat kategori yakni :

1. Transfer positif yaitu transfer yang berefek baik terhadap

kegiatan belajar selanjutya.

2. Transfer negatif yaitu transfer yang berefek buruk terhadap

kegiatan selanjutya.

3. Transfer vertikal yaitu transfer yang berefek baik terhadap

kegiatan belajar pengetahuan atau keteramplan yang lebih

tinggi.

4. Transfer lateral yaitu transfer yang berefek baik terhadap

kegiatan belajar pengetahuan atau keterampilan yang

selanjutya

Diharapkan agar penerima pengetahuan :

(a) memiliki pemahaman kognitif, dalam arti memperoleh pengetahuan

melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai,

maupun mengkomunikasikan pengetahuan tersebut,

(b) memiliki kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, atau

(c) menerapkan pengetahuan.

LEVEL APLIKASI

Aplikasi Di Level Individu

1. Taksonomi pembelajaran Bloom

A. Domain afektif (perilaku)

Meliputi sikap dimana kita berhubungan dengan hal-hal yang bersifat

emosional, seperti perasaan, nilai, apresiasi, antusiasme, motivasi, dan

perilaku.Kategori utama domain afektif:

1) Receiving phenomena, kewaspadaan mau mendengar

2) Responding to phenomena, partisipasi aktif sebagai pembelajar

3) Valuing, nilai seseorang melekat pada perilaku

4) Organization, mengorganisasi nilai ke dalam prioritas

5) Characterization, memiliki sistem nilai yang mengatur perilaku

Page 13: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

B. Domain kognitif (pengetahuan)

Level pembelajaran domain kognitif (pengetahuan) adalah :

1) Tahu (Know),

2) mengingat sesuatu(Comprehension)

3) menangkap/memahami arti sesuatu dan mengaplikasikan(Application)

4) memecah sesuatu menjadi material pembentuknya (Analysis),

5) menyusun bagian-bagian menjadi satu (Synthesis)

6) menilai sesuatu berdasar kriteria tertentu (Evaluation)

Pembelajaran di level atas akan sangat tergantung pada pencapaian di

level bawahnya

2. Task analysis

Adalah mempelajari atau menganalisa apa tindakan spesifik yang harus

diambil, proses kognitif apa yang harus digunakan untuk mengerjakan

sesuatu.

Dilakukan dengan menggunakan task decomposition :

a. Identifikasi tugas yang akan dianalisis

b. Dipecah menjadi sub-bagian

c. Gambarkan sub-bagian dalam diagram untuk memastikan

kelengkapannya

d. Tentukan tingkat detil yang akan diulas

e. Periksakan hasil analisis kepada orang yang paham akan tugas tetapi

tidak terlibat dalam proses analisis

Aplikasi Di Level Kelompok Dan Organisasi

Aplikasi pengetahuan untuk kelompok dan organisasi dapat dilakukan

dengan menggunakan KMS (knowledge management systems)

Ada dua hal yang penting untuk diperhatikan:

1. Knowledge reuse

Melibatkan, mengingat dan mengenali kembali sesuai dengan taksonomi

Bloom.

a. Dimulai dengan formulasi pertanyaan apa yang dicariKemudian proses

penentuan lokasi

Page 14: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

b. Lalu pemilihan dan terakhir diaplikasikan

Peran dalam proses knowledge reuse:

a. Knowledge producer, yang membuat dan mendokumentasikan pengetahuan

b. Knowledge intermediary, yang menyiapkan pengetahuan untuk reuse

c. Knowledge reuser, yang membutuhkan pengetahuan

2. Knowledge repositories

a. Biasanya dalam bentuk intranet atau portal yang menjaga, mengelola, dan

mengontrol memori organisasi

b. Berisi lebih dari sekedar dokumen, data, dan record, tetapi

campuran/kombinasi dari pengetahuan tacit dan explicit

Karakteristik KMS (Knowledge Manajement System) Mendukung:

a. Komunikasi diantara berbagai user

b. Kordinasi aktifitas user

c. Kolaborasi diantara kelompok user untuk kreasi, modifikasi, dan diseminasi

produk

d. Kendali proses untuk memastikan integritas dan melacak progres project

Support KMS memberikan dukungan terhadap beberapa fungsi informasi

seperti:

a. Acquiring dan indexing (Mendapatkan dan Pengindeksan)

b. capturing dan archiving (menangkap dan mengarsipkan)

c. Finding dan accessing (menemukan dan menngakses)

d. Creating dan annotating (menciptakan)

e. Combining, collating, modifying (mengkombinasikan, menyususn,

memodifikasi)

f. Tracking (melacak)

Page 15: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

F. APLIKASI PENDIDIKAN

Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap aspek sebagaimana di

berikan dalam taksonomi bloom (1956)

A. Pengetahuan (knowledge)

a). Terminologi

Kemampuan yang paling besar ialah mengetahui arti tiap kata.anak

selalu bertanya kepada orang tuanya rti kata kata yang di temuinya dlam

buku atau dalam percakapan dengan teman –temannya misalnya :

kebijakan ,lincah,dan pengetahuan.

b). Fakta- fakta lepas ( isolted facts)

Setelah memahami prinsip prinsip atau konsep – konsep,anak menanjak

pada Pengetahuan akan fakta fakta lepas.fakta yang di ketahuinya tetap

berdiri sendiri tanpa di hubugkan dengan fakta atau gejala

lainnya.misalnya,pengetahuan tentang tanggal dan tempat peristiwa –

peristiwa bersejarah,dan nama –nama tokoh.

c). Cara cara mempelajari fakta

1. Konvensi

2. Tren dan urut-urutan perkembangan.

3. Kriteria

4. Metodologi.

B.Pemahaman (comprehension)

Kemampuan pemahaman apat di jabarkan menjadi tiga bagian

a) Menerjemahkan ( translation)

b) Menginterpretasi ( interpretation )

c) Mengekstrapolasi ( extrapolation )

C. Penerapan / aplikasi

Aspek ini mengacu pada kemamuan menggunakan atau menerapkan

pengetahuan yang di miliki pada situasi baru ,menyangkut penggunaan

aturan ,prinsip,dan dalam memecahkan pesoalan . Jadi dalam aplikasi harus

ada konsep ,teori, hukum, rumus.

Page 16: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

D. Analis

E.Sintesis

F. Evaluasi

Domain Afektif

Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.

a.Penerimaan (Receiving/Attending)

Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya.

Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian,

mempertahankannya, dan mengarahkannya.

b. Tanggapan (Responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi

persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.

c. Penghargaan (Valuing)

Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,

fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari

serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.

d.Pengorganisasian (Organization)

Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya,

dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.

e. Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or

Value Complex)

Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga

menjadi karakteristik gaya-hidupnya.

Page 17: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf

Domain Psikomotor

Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain

berdasarkan domain yang dibuat Bloom.

a. Persepsi (Perception)

Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.

b. Kesiapan (Set)

Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.

c.Guided Response (Respon Terpimpin)

Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks, termasuk di

dalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.

e. Mekanisme (Mechanism)

Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga tampil dengan

meyakinkan dan cakap.

f. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response)

Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola

gerakan yang kompleks.

g. Penyesuaian (Adaptation)

Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam

berbagai situasi

h. Penciptaan (Origination)

Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau

permasalahan tertentu.

Page 18: TUGAS RESUME EVALUASI.pdf