TUGAS REKAYASA SUNGAI

18
TUGAS REKAYASA SUNGAI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) PADANG GUCI OLEH : ANNISA FITRIA EDRIANI G1A008024 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Transcript of TUGAS REKAYASA SUNGAI

Page 1: TUGAS REKAYASA SUNGAI

TUGAS REKAYASA SUNGAI

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS)PADANG GUCI

OLEH :

ANNISA FITRIA EDRIANI

G1A008024

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2012

Page 2: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Deskripsi Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang Guci

LETAK DAN LUAS DAS PADANG GUCI

Daerah Aliran Sungai (DAS) Padang Guci terletak di wilayah Kabupaten Kaur, Provinsi

Bengkulu. Posisi geografisnya terletak pada lintang dan bujur :

- Lintang Selatan : 04015’26,9” - 040’35’46,9”

- Bujur Timur : 1030’06’40,2” - 103026’42,5”.

DAS Padang Guci terletak dalam beberapa wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Padang Guci

Hulu, Kecamatan Kaur Utara, Kecamatan Padang Guci Hilir, dan Kecamatan Tanjung

Kemuning. Seluruh kecamatan tersebut berada dalam wilayah Kabupaten Kaur. Batas-batas

wilayah DAS Padang Guci adalah sebagai berikut :

- Sebelah Barat : Kabupaten Bengkulu Selatan

- Sebelah Timur : DAS Air Kinal, Kabupaten Kaur

- Sebelah Utara : Kabupaten Lahat, Propinsi Sumatera Selatan

- Sebelah Selatan : Samudera Indonesia.

Luas daerah aliran sungai Padang Guci adalah 510,27 km2 atau 51.027 ha. Hulu DAS ini

berada di punggung Pegunungan Bukit Barisan, dengan ketinggian mencapai lebih dari 2.650 m

dari muka laut. Kemiringan lahan di bagian hulu curam sampai sangat curam, dengan

kemiringan dari 25 – 45 % sampai lebih dari 55 %.

Page 3: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Gambar 1 Batas DAS Padang Guci

MORFOLOGI DAS

1. Bentuk DAS (SHAPE)

Bentuk DAS dinyatakan sebagai derajat kebundaran atau circularity ratio, yaitu dengan

membandingkan konfigurasi basin.

Dari pengukuran diperoleh luas DAS, A = 510,27 km2, dan luas lingkaran dengan

perimeter yang sama, Ac = 1287.03 km2. Berdasarkan Rumus Miller(1953 , dalam

Dephut, 1998), diperoleh nilai Rc = 510,27 km/1287,03 km2 = 0,39.

Page 4: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Nilai Rc = 0,39 tersebut kurang dari 0,5, maka bentuk DAS tersebut adalah

memanjang (Miller,1953).

Gambar 2 Bentuk DAS Padang Guci memanjang ( Rc = 0,39)

2. Relief/topografi/bentuk lahan

Relief atau topografi atau bentuk lahan (land form) merupakan gambaran dari

permukaan bumi yang diperoleh dari interaksi antara geologi, tanah dan proses-proses

geomorfologis/ geologis. Topografi dicerminkan dari kemiringan lereng dan bentuk

permukaan lahannya. Kemiringan lahan mulai dari landai, curam, sampai sangat curam.

Topografi DAS Padang Guci berbentuk mulai datar, berombak, bergelombang,

berbukit, sampai bergunung. Bentuk datar hanya terdapat di sekitar muara dan dataran

di tepi sungai utama (sekitar natural levee)(lihat peta). Bentuk bergelombang dan

berbukit mendominasi kawasan DAS. Bentuk bergunung terdapat di bagian hulu

sungai kawasan DASPadang Guci.

3. Pola aliran (drainage pattern)

Page 5: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Pola aliran pada suatu DAS merupakan karakteristik fisik setiap drainage basin yang

penting karena pola aliran sungai mempengaruhi efisiensi sistem drainase dan

karakteristik hidrografis, dan pola aliran menentukan bagi pengelola DAS untuk

mengetahui kondisi tanah dan permukaan DAS khususnya tenaga erosi.

Terdapat bermacam-macam pola aliran yang masing-masing dicirikan oleh kondisi

lahan/tanah/batuan yang dilewati oleh sungai tersebut. Pola aliran di kawasan DAS

Padang Guci umumnya adalah dendritik sedang/medium.

Pada bagian tertentu dijumpai pola kombinasi dendritik regtangular (pada anak sungai

(Sub-sub-DAS)Singitan) dan pada bagian lain ada yang menyerupai paralel yang

berada pada Sub-DAS Padang Guci Hilir.

Gambar 3. Peta jaringan sungai dan pola aliran

MORFOMETRI

Page 6: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Hasil pengamatan dan pengukuran diperoleh morfometri DAS, sebagai berikut:

1.Luas DAS

Hasil pengukuran dengan menggunakan metoda SIG, diperoleh bahwa luas DAS

Padang Guci sebesar 510,27 km2 atau 51.027 Ha.

2. Lebar DAS

Lebar DAS Padang Guci berkisar antara 11.41 km – 12.5 km. Bagian terlebarnya

adalah 18.25 km, yang terdapat di bagian hulu sungai.

3. Kepadatan drainase (drainage density)

Kepadatan drainase dihitung berdasarkan hasil pembagian panjang seluruh aliran

dengan luas DAS. Panjang aliran seluruhnya sebesar 309,16 km, sedang luas DAS

510,27 km-2, sehingga kepadatan drainasenya = 309,16 km/510,27 km-2= 0,60 km.km-2.

Berdasarkan Linsley (1949) hasil kepadatan tersebut menunjukkan bahwa DAS Padang

Guci mudah tergenang (karena nilainya lebih kecil dari 0,62). Namun sebaliknya, tak

akan pernah kekeringan karena tak lebih dari 3,10 km/ km-2.

4.Keliling DAS

Setelah dilakukan pengukuran melalui peta dengan metoda GIS, diperoleh keliling

daerah aliran sungai DAS Padang Guci sebesar 116.27 km.

5.Kemiringan DAS

Pengukuran menggunakan lebar kontur 250 m dengan total panjang kontur diperoleh

39,97 km. Berdasarkan rumusan contour lenght methode, kemiringan Padang Guci

adalah 2,08 %.

6.Gradien/kemiringan DAS

Gradien atau kemiringan DAS (dengan metoda Benson, 1962) dengan melakukan

pengukuran dari sungai utama 75 m (pada 10 % jarak dari outlet) dan 1600 m (pada

85%), diperoleh jarak 27,4 km. Kemiringan yang diperoleh adalah 5,6 %.

7.Panjang sungai utama

Panjang sungai utama terukur diukur dari muara sampai ujung sungai utama adalah

sepanjang 40,06 km. Sedang panjang sungai terpanjang diukur dari muara sampai

ujung sungai terjauh adalah 54,6 km.

8.Panjang sungai orde 1

Page 7: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Berdasarkan model penomoran menurut metode Strahler, diperoleh panjang seluruh

bagian sungai orde 1 adalah sepanjang 114,14 km.

9.Panjang sungai seluruh orde

Sedang panjang sungai seluruh orde adalah 309,16 km.

10. Perbedaan tinggi maksimum

Perbedaan tinggi maksimum DAS diukur antara titik elevasi terendah 5 m dan tertinggi

2.550 m dari permukaan laut, sehingga beda tingginya = 2.545 m. Hasil tersebut

digambarkan dalam bentuk grafik pada Gambar 3.1.

Gambar 4

Perbedaan Tinggi Maksimum DAS Padang Guci

11. Orientasi DAS

Orientasi DAS terlihat secara umum mengikuti arah aliran sungai utama, yaitu

mengarah barat daya dengan sudut azimut 132o dihitung dari arah utara.

12. Hidrologi

Page 8: TUGAS REKAYASA SUNGAI

A. Iklim

Kondisi iklim yang utama adalah curah hujan dan jumlah hari hujan. Data curah

hujan diperoleh dari stasiun curah hujan yang terdapat di dalam kawasan DAS,

yaitu yang terdapat di desa Bungin Tambun. Data hidrologi sungai yang diperoelh

dari pengukuran langsung di lapangan. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan

gambaran respon sungai terhadap hujan yang terjadi. Respon ini diperoleh dalam

bentuk debit sungai yang diukur mulai sebelum kejadian hujan, saat hujan hingga

beberapa saat setelah hujan.

Hasil penghitungan data curah hujan disajikan pada Tabel 3.1. Hasil perhitungan

memperlihatkan bahwa curah hujan rata-rata tahunan di DAS Padang Guci adalah

sebesar 2455 mm. Curah hujan bulanan terendah 93 mm (terjadi di bulan Juli) dan

tertinggi 468 mm (terjadi bulan November).

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

CH 220 193 107 189 198 128 93 146 231 321 468 331

Max 74.9 84.2 72.4 84.9 58 74.3 65.8 85.2 75.3 75.2 91 100

HH 15 13 11 9 9 9 7 8 13 17 16 20

Tabel 1

Curah Hujan Tahunan Untuk Kawasan DAS Padang Guci.

Page 9: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Gambar 5

Grafiknya Curah Tahunan

Distribusi hari hujan bulanan hari hujan dalam sebulan tiap bulannya dalam setahun

berkisar dari terendah 7 hari di bulan terkering sampai tertinggi 20 hari di bulan Desember

(Gambar 3.3).

Gambar 6

Grafiknya Hari Hujan Bulanan Kawasan

Page 10: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Curah hujan maksimum yang berperan dalam menentukan energi hujan yang mengenai

permukaan lahan dapat dilihat pada Gambar 3.4 Terlihat bahwa hujan makksimum rata-

rata lebih besar dari 50 mm per kejadian hujan. Tertinggi terjadi di bulan Desember, yaitu

mencapai 100 mm.

Gambar 7

Grafik Curah hujan maksimum per kejadian hujan

B. Debit Sungai

Pengukuran dilakukan di beberapa titik yang meliputi bagian hulu, tengah dan hilir.

Titik pengukuran dapat dilihat pada peta hidrologi. Hasil pengukuran

disimulasikan untuk mendapatkan kurva hidrograf.

Gambar 8

Respon Sungai Terhadap Hujan

Page 11: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Apabila dilakukan pengamatan di lapangan atas suatu kejadian hujan dapat diketahui

karakter respon seluruh atau sebagian kawasan DAS terhadap kejadian hujan tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung di lapangan pada titik pertemuan anak sungai (sub-

DAS Cawang Kidau dan Sub-Das Padang Guci Hulu) terjadi hujan yang berlangsung

sekitar 55 menit dengan besar hujan 26 mm. Respon sungai berupa debit terjadi lonjakan

besar arus sungai, dari semula 13,2 m/det menjadi 45,5 m/det dalam selang waktu tersebut.

Dari pengamatan langsung kejadian masa hujan tersebut di atas pula diketahui bahwa

kualitas air berupa kekeruhan sungai meningkat secara signifikan. Dalam pengamatan

yang sama diketahui bahwa penyumbang kekeruhan tersebut dominan berasal dari sub-

DAS Cawang Kidau.

Gambar 9

Respon Sungai (debit) terhadap Curah Hujan 26 Mm

yang Jatuh dalam Tempo Kurang Dari Satu Jam.

Page 12: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Foto Kawasan DAS Padang Guci

Foto 1. Salah satu fasilitas jembatan DAS Padang Guci

Foto 2. Jembatan rusak di salah satu Sub-DAS Cawang Kidau

Page 13: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Foto 3. Sub DAS Cawang Kidau

Foto 4. Anak sungai DAS Padang Guci (Anak sungai Air Jernih)

Page 14: TUGAS REKAYASA SUNGAI

Foto 5. Sub-DAS Air Bemban