Tugas Rate, Ratio, Proporsi Dan Hazard

14
A. Pengertian Rasio Rasio adalah dengan formula a/b berarti a bukan bagian dari rasio = jumlah orang sakit / orang sehat. Misalnya rasio orang sakit kanker dibanding orang sehat. [1] Rasio adalah perbandingan suatu peristiwa [event] dengan peristiwa [event] lainnya yang tidak berhubungan. [2] Ratio atau juga disebut sebagai proporsi yang menyatakan bagian dari suatu populasi, misalnya suatu populasi = n terdiri dari kelompok a dan b, bila kita kita ingin menyatakan proporsi kelompok a terhadap b, maka kita harus menghitung dengan mempergunakan rumus a / [n – a] untuk menyatakan proporsi. [3] Rasio adalah pernyataan hubungan antara dua bilangan dalam bentuk a : b atau a / b terhadap satu, misalnya rasio pria terhadap wanita. Perhatikan bahwa pembilang tidak termasuk dalam penyebut. Pembilang dan penyebut merupakan dua kumpulan data yang berbeda. Contoh: rasio dokter terhadap perawat, rasio rumah sakit terhadap puskesmas, rasio bidan terhadap puskesmas, dll. [4] Rasio adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergatung dan digunakan. [5] X = Jumlah kejadian pertama Y = Jumlah kejadian kedua K = Konstanta Kesimpulan pengertian Ratio

description

SMK3

Transcript of Tugas Rate, Ratio, Proporsi Dan Hazard

A. Pengertian Rasio Rasio adalah dengan formula a/b berarti a bukan bagian dari rasio = jumlah orang sakit / orang sehat. Misalnya rasio orang sakit kanker dibanding orang sehat. [1] Rasio adalah perbandingan suatu peristiwa [event] dengan peristiwa [event] lainnya yang tidak berhubungan. [2] Ratio atau juga disebut sebagai proporsi yang menyatakan bagian dari suatu populasi, misalnya suatu populasi = n terdiri dari kelompok a dan b, bila kita kita ingin menyatakan proporsi kelompok a terhadap b, maka kita harus menghitung dengan mempergunakan rumus a / [n a] untuk menyatakan proporsi.[3] Rasio adalah pernyataan hubungan antara dua bilangan dalam bentuk a : b atau a / b terhadap satu, misalnya rasio pria terhadap wanita. Perhatikan bahwa pembilang tidak termasuk dalam penyebut. Pembilang dan penyebut merupakan dua kumpulan data yang berbeda. Contoh: rasio dokter terhadap perawat, rasio rumah sakit terhadap puskesmas, rasio bidan terhadap puskesmas, dll. [4] Rasio adalah perbandingan dua bilangan yang tidak saling tergatung dan digunakan.[5] X = Jumlah kejadian pertama

Y = Jumlah kejadian kedua

K = Konstanta

Kesimpulan pengertian Ratio

Menurut kami, perbandingan dua bilangan yang tidak saling bergantung tetapi memiliki sifat yang sama,hanya sebagai angka pembanding bukan angka pembagi.Contoh : Dalam suatu kejadian KLB diare disuatu wilayah,dengan jumlah penderita laki-laki sebanyak 1500 orang dan jumlah perempuan sebanyak 2000 orang. Maka: ratio=1500 : 2000 = 3:4

Dalam suatu desa terdapat 20 puskesmas dan 2 rumah sakit. Maka ratio puskesmas terhadap rumah sakit adalah. 20 : 2 = 10:1B. Pengertian Rate

Kurata [rate] adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis statistik, khususnya statistik kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan.

Rate yang dihitung dari total populasi dalam suatu area sebagai denominator [penyebut] disebut crude rate atau angka kasar [kurata kasar] sedangkan rate yang dihitung dari kelompok atau sekmen tertentu disebut spesific rate atau angka spesific [kurata spesific].[6] Rate adalah jumlah orang sakit tertentu pada suatu waktu tertentu dengan jumlah penduduk pada suatu periode waktu tertentu. [1]

Rate ialah perbandingan suatu peristiwa [event] dibagi dengan jumlah penduduk yang mungkin terkena peristiwa yang dimaksud [population at risk] dalam waktu yang sama yang dinyatakan dalam persen atau permil. [2]

Rate dipergunakan untuk menyatakan frekuensi distribusi suatu kejadian atau suatu keadaan yang terjadi pada populasi yang sedang diobservasi.[3] Rate adalah jenis spesifik dari proporsi yang melibatkan spesifikasi waktu. Dengan demikian, rate adalah proporsi per satuan waktu. Contoh:

Persentasi bayi dengan berat badan lahir rendah [BBLR]. Pembilang adalah jumlah bayi lahir hidup dengan berat badan rendah, disuatu wilayah dan dalam periode tertentu, sedang penyebutnya adalah jumlah bayi lahir hidup di wilayah dan dalam periode yang sama. [4]

K = konstanta, 100, 1000, 10000, dst Rate adalah perbandingan antara suatu kejadian dengan jumlah penduduk yang mempunyai risiko kejadian tersebut. Digunakan untuk menyatakan dinamika dan kecepatan kejadian tertentu dalam masyarakat. [5]

X = Jumlah kejadian tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu dan dalam penduduk tertentu

Y = Jumlah penduduk yang mempunyai risiko mengalami kejadian tertentu tersebut dalam kurun waktu yang sama

K = konstanta

Kesimpulan rate

Menurut kami rate adalah perbandingan antara suatu kejadian,kasus atau peristiwa dengan jumlah kemungkinan risikonya.

Contohnya. Dikelas D4 terdapat 37 mahasiswa,diataranya 5 mahasiswa terserang cacar air. Maka rate dari kasus tersebut 5/37 = 0.135

C. Pengertian Proporsi

Disini pembilang menjadi bagian penyebut, umumnya dinyatakan dalam persen. Misalnya persentasi penderita kanker di sebuah rumah sakit sama dengan jumlah penderita kanker yang berobat di rumah sakit / jumlah penderita [kanker dan nonkanker] yang berobat di rumah sakit X 100. [1] Proporsi adalah rasio yang spesifik, dengan pembilang yang termasuk kedalam penyebutnya dan nilai akhir dinyatakan sebagai persentasi atau bilangan pecahan. Rasio pria terhadap wanita bukan proporsi, tetapi dapat diubah menjadi suatu proporsi.[4] Contoh:

Proporsi atau persentase kelahiran bayi laki laki terhadap semua kelahiran.

Proporsi adalah suatu perbandingan yang pembilangnya bagian dari penyebut. Proporsi digunakan untuk melihat komposisi suatu variabel dalam populasi. [5] K = konstanta

X = angka kejadian tertentu

X + Y = Jumlah kejadian seluruhnya

Kesimpulan Proporsi

Menurut kami, proporsi adalah perbandingan yang digunakan untuk melihat komposisi suatu variable dalam populasi.Contoh:

Pada populasi yang terdiri atas 32 balita, terdapat 7 balita yang mengalami penyakit campak. Maka proporsi balita terhadap penyakit campak adalah

REFERENSIBustan, M.N. 2007. Epidemiologi penyakit tidak menular. Cetakan ke 2. Jakarta: Rineka cipta.

Azwar, Azrul. 1999. Pengantar Epidemiologi. Jakarta Barat: Binarupa Aksara.

Chandra, Budiman. 1999. Pengantar Statistik Kesehatan. Cetakan I. Jakarta: EGC.

Pohan, Iambolo S. 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan Dasar- dasar Pengertian dan

Penerapan. Cetakan I. Jakarta: EGC.Purwanto, Heri. 1995. Pengantar Statistik Keperawatan. Cetakan I. Jakarta: EGC.Notoatmodjo, soekidjo. 2011. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Cetakan ke 2 edisi revisi. Jakarta: Rineka cipta.

A. Pengertian HazardHazard [berisiko] sumber atau situasi tertentu dengan suatu potensi bahaya berkenaan dengan gangguan kesehatan atau luka, kerusakan harta milik, kerusakan lingkungan tempat kerja, atau kombinasi hal hal tersebut [OHSAS 18001: 1999]. [1] Jenis Hazard dan Contohnya:

Fisika: Suara bising, getaran, radiasi, suhu panas, listrik, karakteristik fisik [tajam, licin].

Kimia: cairan mudah terbakar, korosif, bahan mudah meledak, udara yang tercemar.

Biologi: bakteri, virus, jamur, serangga, binatang beracun, limbah biologi.

Ergonomik:

Fisik: Gerakan berulang, kesalahan postur, kesalahan layout, kelebihan beban.

Lingkungan: kurang cahaya, kurang ventilasi, kurang pengendalian suhu/ kelembaban

Psikososial: kekerasan, diskriminasi, siklus istirahat, coorporate culture yang buruk.

Secara umum faktor-faktor bahaya k3 di tempat kerja ialah: [2]a. Faktor biologi

Jamur, virus, bakteri, tanaman dan binatang

b. Faktor kimia

Bahan/material/cairan/gas/debu/uap berbahaya

Beracun, reaktif, radioaktif, mudah meledak

Mudah terbakar/menyala, iritan, korosif

c. Fisik / mekanik

Ketinggian, kontruksi [infrastruktur], mesin/alat/kendaraan/alat berat

Ruangan terbatas [terkurung], tekanan, kebisingan

Suhu, cahaya, listrik, getaran dan radiasi

d. Sosial-psikologis

Stress, kekerasan, pelecehan, pengucilan, intimidasi, emosi negatif

e. Ergonomik

Gerakan berulang, postur/posisi kerja, pengangkutan manual

Desain tempat kerja/alat/mesin

Pengertian HazardHazard adalah keadaan dan kondisi yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya suatu kerugian.[3] Pengertian Hazard

Hazard didefinisikan sebagai suatu potensi bahwa dari suatu urutan kejadian [event] akan timbul suatu kerusakan atau dampak yang merugikan. Hazard merupakan satu kesatuan kombinasi dari ketiga variable yang terdiri dari frequency [kekerapan], duration [lama waktu], dan severity [keparahan] dampak yang ditimbulkan akibat pemajanan terhadap suatu substansi atau energi.

Hazard adalah sesuatu dapat berupa bahan beracun, ceceran larutan kimia di lantai, bakteri patogen, dll. Sedangkan magnitude. Suatu hazard sangat ditentukan oleh 2 faktor yaitu karakter/sifat dan jumlah/banyaknya hazard tersebut, contohnya benzene mempunyai sifat berbahaya atau toksik [karsinogenik] daripada toluen. Semakin besar konsentrasi benzene, maka semakin bahaya bila terhirup. Dalam kondisi tersebut, benzene dapat dikatakan sebagai potential hazard [sangat berpotensi] untuk dapat menimbulkan dampak negatif. [4]

Hazard adalah suatu potensi yang menimbulkan bahya terhadap kehidupan kesehatan, harta benda atau lingkungan [Majid, A. 2005]B. Klasifikasi hazard menurut Mulyono [5]1. Physical Hazard

Meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara dll.

2. Chemical Hazard

Berupa gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda-benda padat.

3. Electrical Hazard

Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik [pembebanan lebih, kebocoran isolasi dll]4. Mechanical Hazard

Bahaya timbul dari konstruksi mesin dan instalasi

5. Physiological Hazard

Bahaya yang timbul dari beban kerja, sikap dan cara kerja [cara mengangkat dan mengankut yang salah cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam percikan api dan tumpahan bahan berbahaya dan beracun serta memakai alat pelindung diri yang salah.6. Biological Hazard

Bahaya dari jasad renik, serangga atau hewan lain di tempat kerja berbagai macam penyakit yang timbul seperti infeksi, alergi dan sengatan atau gigitan binatang yang menimbulkan berbagai macam penyakit.

7. Ergonomic

Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat, peralatan kerja yang tidak sesuai dan tidak serasi dengan tenaga kerja kecepatan dan berjalan yang tidak sesuai dengan operator yang melayani.Kesimpulan

Menurut kami, hazard adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera [kecelakaan kerja] dan penyakit akibat kerja [PAK] yang dapat menimbulkan kerugian terhadap manusia, harta benda, proses maupun lingkungan.Karakteristik hazard1. Physical Hazard

Meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan udara dll.

2. Chemical Hazard

Berupa gas, uap, debu, kabut, asap, awan, cairan dan benda-benda padat.

3. Electrical Hazard

Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik [pembebanan lebih, kebocoran isolasi dll]4. Mechanical Hazard

Bahaya timbul dari konstruksi mesin dan instalasi

5. Physiological Hazard

Bahaya yang timbul dari beban kerja, sikap dan cara kerja [cara mengangkat dan mengankut yang salah cara kerja yang mengakibatkan hamburan debu dan serbuk logam percikan api dan tumpahan bahan berbahaya dan beracun serta memakai alat pelindung diri yang salah.

6. Biological Hazard

Bahaya dari jasad renik, serangga atau hewan lain di tempat kerja berbagai macam penyakit yang timbul seperti infeksi, alergi dan sengatan atau gigitan binatang yang menimbulkan berbagai macam penyakit.7. ErgonomicGangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu berat, peralatan kerja yang tidak sesuai dan tidak serasi dengan tenaga kerja kecepatan dan berjalan yang tidak sesuai dengan operator yang melayani.

REFERENSI[1]Sugian, Syahu. 2006. Kamus Manajemen [Mutu]. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

[2]Pamungkas, Dayus adi.2014.Konsep Hazard Risk Accident.Dapat diakses melalui

[http://www.slideshare.net/rizadaisuke/konsep-hazard-risk-accident][05 Maret 2015]

[3]Suswinarno. 2013. Mengantisipasi Risiko dalam Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah. Jakarta

Selatan: Transmedia Pustaka.

[4]Aditama, Tjandra Yoga dan Trihastuti. 2006. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta:

Universitas Indonesia Press [5]Mulyono. tanpa tahun. Dasar dasar K3. dapat di akses melalui [fkm.unair.ac.id].

[5 Maret 2015]