tugas psikologi.docx

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi tertentu yang dapat diamati,diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977). kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu pertama ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif, ketrampilan motorik, dan sikap. Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar. Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena dengan belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal – hal yang sebelumnya belum mereka ketahui. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan

Transcript of tugas psikologi.docx

Page 1: tugas psikologi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia memperoleh sebagaian besar dari kemampuannya melalui

belajar. Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi didalam kondisi-kondisi

tertentu yang dapat diamati,diubah dan dikontrol (Robert M. Gagne, 1977).

kemampuan manusia yang dikembangkan melalui belajar yaitu

pertama ketrampilan intelektual, informasi verbal, strategi kognitif,

ketrampilan motorik, dan sikap. Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi

belajar untuk peserta didik untuk mencapai kemampuan-kemampuan tertentu

yang harus dipelajari oleh subyek didik. Dalam hal ini peranan desain pesan

dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan

pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu

pola atau signal dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan

kondisi untuk belajar.

Dalam kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari belajar, karena

dengan belajar manusia menjadi mengerti dan paham tentang hal – hal yang

sebelumnya belum mereka ketahui. Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam

interaksi dalam lingkungan. Belajar memegang peranan penting di dalam

perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan persepsi

manusia. Olehkarena itu seseorang harus menguasai prinsip – prinsip dasar

belajar agar mampu memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan

penting dalam psikologis dan kehidupan yang lebih baik di masa yang akan

datang.Perubahan perilaku yang merupakan hasil dari proses belajar dapat

berwujud perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak

tampak (inner behavior). Perilaku yang tampak misalnya menulis, memukul,

menendang sedangkan perilaku yang tidak tampak misalnya berfikir, bernalar

dan berkhayal.Untuk itu,agar aktivitas belajar dapat mencapai hasil belajar

yang optimal, maka stimulus atau proses belajar untuk peserta didik harus

Page 2: tugas psikologi.docx

dirancang secara matang, menarik, dan spesifik sehingga peserta didik mudah

memahami dan merespon positif materi yang diberikan. Meskipun pengajar

sudah merancang sedemikian rupa kadang masih sulit untuk peserta didik

dalam mengerti dan paham pada materi yang diberikan. Oleh karena itu

pengajar harus mampu menggunakan berbagai cara agar peserta didik mampu

memahami apa yang sudah diberikan oleh pengajar.

B. Tujuan penulisan.

Adapun tujuan dari makalah ini adalah

1. Mahasiswa mampu menjelaskan teori-teori pembelajaran yang meliputi

teori belejar kognitif, behavioristik dan humanistik

2. Mahasiswa sebagai calon guru diharapkan mampu mengaplikasikan

berbegai macam teori belajar pada peserta didiknya sesuai dengan

kondisinya

C. Manfaat penulisan

Adapun manfaat dari makalah ini adalah memberikan penjelasan kepada

mahasiswa akan teori pembelajaran ( kognitif, behavioristik dan humanistik )

sehingga makalah ini dapat dijadikan referensi baik pada mahasiswa itu

sendiri maupun masyarakat pada umumnya.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah

1. Jelaskan Teori Pembelajaran Behavioristik menurut para ahli dan aplikasi

dasarnya..?

2. Jelaskan Teori Pembelajaran Kognititif piaget..?

3. Teori Pembelajran Humanistik seta implikasinya.?

E. Batasan masalah

Batasan masalah untuk makalah ini hanya mengacu pada Judul makalah yaitu

“ Teori- Teori Belajar”

Page 3: tugas psikologi.docx

BAB II

PEMBAHASAN

A. TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK

Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku

sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang

dianggap telah belajar sesuatu apabila ia mampu menunjukkan perubahan

tingkah laku. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang

dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara

yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon.

Menurut teori ini yang terpenting adalah masuk atau input yang berupa

stimulus dan keluaran atau output yang berupa respon. Sedangkan apa yang

terjadi di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan

karena tidak bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran

behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement)penguatan adalah apa

saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan

(positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu juga bila

penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap

dikuatkan.

1. Teori Koneksionisme Thorndike

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan

respon.Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan

belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap

melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu interaksi yang dimunculkan

peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau

gerakan/tindakan. Dari defenisi ini maka menurut Thorndike perubahan

tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu

yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati.

2. Teori Conditioning Watson

Menurut Watson, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan

respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk

tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. Dengan

Page 4: tugas psikologi.docx

kata lain, walaupun ia mengakui adanya perubahan-perubahan mental

dalam diri seseorang selama proses belajar, namun hal-hal tersebut sebagai

faktor yang tak perlu diperhitungkan.

3. Teori Conditioning Edwin Guthrie

Dijelaskan bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya

bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar perserta didik

perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus

dan respon bersifat tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang

muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai

macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut

4. Teori Operant Conditioning Skinner

Menurut Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi

melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan

perubahan tingkah laku. Teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya

terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program

pembelajaran seperti Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul

dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep

hubungan stimulus-respon serta mementingkan faktor-faktor penguat

(reinforcement), merupakan program-program pembelajaran yang

menerapkan teori belajar yangdikemukakan oleh Skinner. Behaviorisme

merupakan salah aliran psikologi yang memandang individu hanya dari

sisi fenomena jasmaniah, dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan

kata lain, behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat

dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar semata-mata

melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehinggamenjadi kebiasaan yang

dikuasai individu.Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner terhadap

tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati menghasilkan hukum-

hukum belajar,diantaranya

a. Law of operant conditining yaitu jika timbulnya perilaku diiringi

dengan stimulus penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan

meningkat

Page 5: tugas psikologi.docx

b. Law of operant extinction yaitu jika timbulnya perilaku operant telah

diperkuat melalui proses conditioning itu tidak diiringi stimulus

penguat, maka kekuatan perilaku tersebut akan menurun bahkan

musnah.

Reber (Muhibin Syah, 2003) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

operant adalah sejumlah perilaku yang membawa efek yang sama terhadap

lingkungan. Respons dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului

oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh reinforcer.

Reinforcer itu sendiri pada dasarnya adalah stimulus yang meningkatkan

kemungkinan timbulnya sejumlah respons tertentu, namun tidak sengaja

diadakan sebagai pasangan stimulus lainnya seperti dalam classical

conditioning.

5. Teori Systematic Behavior Clark Hull

Dalam teori Hull mengatakan bahwa kebutuhan biologis dan pemuasan

kebutuhan biologis adalah penting dan menempati posisi sentral dalam

seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus dalam belajar pun hampir

selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan

muncul mungkin dapat bermacam-macam bentuknya.

6. Kelemahan Dan Kelebihan Teori Belajar Behavioristik

Teori behavioristik sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar

yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan

pendidikan dan atau belajar yang tidak dapat diubah menjadi sekedar

hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan alasan-

alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan respon ini dan

tidak dapat menjawab hal-hal yang menyebabkan terjadinya

penyimpangan antara stimulus yang diberikan dengan responnya. Namun

kelebihan dari teoriini cenderung mengarahkan siswa untuk berfikir linier,

konvergen, tidak kreatif dan tidakproduktif. Pandangan teori ini bahwa

belajar merupakan proses pembentukan atau shapping yaitu membawa

siswa menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta

didik untuk tidak bebas berkreasi dan berimajinasi.

Page 6: tugas psikologi.docx

7. Aplikasi Dasar teori behavioristik

Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan

sebagai aktivitas “mimetic” yang menuntut siswa untuk mengungkapkan

kembali pengetahuan yang sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran

mengikuti urutan dari bagian-bagian kekeseluruhan. Pembelajaran dan

evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu jawaban

benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa siswa telah

menyelesaikan tugas belajarnya.

B. TEORI BELAJAR KOGNITIFB.

1. Ausubel ( Teori Belajar Bermakna)

Ausubel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan

potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama seperti

Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa,

terutama mereka yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan

bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan dalam kegiatan langsung.

Namun untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka

kegiatan langsung akan menyita banyak waktu.Untuk mereka, menurut

Ausubel, lebih efektif kalau guru menggunakan penjelasan, petakonsep,

demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.

2. Teori Belajar Kognitif menurut Piaget

Piaget merupakan salah seorang tokoh yang disebut-sebut sebagai

pelopor aliran konstruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang

banyak digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan

kognitif individu yaitu teori tentang tahapan perkembangan individu.

Menurut Piaget bahwa perkembangan kognitif individu meliputi empat

tahap yaitu : (1) sensory motor; (2) pre operational; (3) concrete

operational dan (4)formal operational.

Pemikiran lain dari Piaget tentang proses rekonstruksi pengetahuan

individu yaitu asimilasi dan akomodasi. James Atherton (2005)

menyebutkan bahwa asisimilasi adalah “theprocess by which a person

takes material into their mind from the environment, which maymean

Page 7: tugas psikologi.docx

changing the evidence of their senses to make it fit” dan akomodasi adalah

“thedifference made to one’s mind or concepts by the process of

assimilation” Dikemukakannya pula, bahwa belajar akan lebih berhasil

apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik.

Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen

dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya

dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru.

Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta

didik agar mau berinteraksi dengan lingkungansecara aktif, mencari dan

menemukan berbagai hal dari lingkungan. Piaget juga merupakan salah

satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anakmembangun sendiri

pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan.

Dalampandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan,

perkembangan kognitif sebagian bergantung kepada seberapa jauh anak

aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam

hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi

informasi.

Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu :

a. memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak,

tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang

digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman –

pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan

tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap

Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan

tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi

memberikan pengalaman yang dimaksud

b. Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan

aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa

pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong

menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan

lingkungan

Page 8: tugas psikologi.docx

c. Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan

perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa

tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun

pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena

itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam

kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok –

kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal.

d. Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget,

pertukaran gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk

perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan

secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.

C. TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Menurut Teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk

memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar

memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses

belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi

diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku

belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang

pengamatnya.

Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk

mengembangkandirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk

mengenal diri mereka sendiri sebagaimanusia yang unik dan membantu

dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam dirimereka. Para ahli

humanistik melihat adanya dua bagian pada proses belajar, ialah

a. Proses pemerolehan informasi baru,

b. Personalia informasi ini pada individu.

Tokoh penting dalam teori belajar humanistik secara teoritik antara

lain adalah:Arthur W. Combs, Abraham Maslow dan Carl Rogers.

1. Arthur Combs (1912-1999)

Bersama dengan Donald Snygg (1904-1967) mereka mencurahkan

banyak perhatian pada dunia pendidikan. Meaning (makna atau arti)

Page 9: tugas psikologi.docx

adalah konsep dasar yang sering digunakan. Belajar terjadi bila

mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa memaksakan materi yang

tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka. Anak tidak bisa

matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan

dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus

mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari

ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan

memberikan kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perlaku

siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga

apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah

keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan

seseorang dari yang lain.

Combs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan

dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya

disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah

menyatu pada materi pelajaran itu. Sehingga yang penting ialah bagaimana

membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi

pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. Combs

memberikan lukisan persepsi dir dan dunia seseorang seperti dua

lingkaran(besar dan kecil) yang bertitik pusat pada satu. Lingkaran kecil

(1) adalah gambaran daripersepsi diri dan lingkungan besar (2) adalah

persepsi dunia. Makin jauh peristiwa-peristiwa itu dari persepsi diri makin

berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal-hal yang

mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.

2. Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri

individu ada dua hal

a. Suatu usaha yang positif untuk berkembang

b. Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.

Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya

untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Pada diri masing-

Page 10: tugas psikologi.docx

masing orang mempunyai berbagaiperasaan takut seperti rasa takut untuk

berusaha atau berkembang, takut untuk mengambilkesempatan, takut

membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya, tetapi di sisi

lainseseorang juga memiliki dorongan untuk lebih maju ke arah keutuhan,

keunikan diri, ke arah berfungsinya semua kemampuan, ke arah

kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat

menerima diri sendiri(self).

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi

tujuh hirarki. Bila seseorang telah dapat memenuhi kebutuhan pertama,

seperti kebutuhan fisiologis, barulah iadapat menginginkan kebutuhan

yang terletak di atasnya, ialah kebutuhan mendapatkan rasaman dan

seterusnya. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai

implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia

mengajar anak-anak. Iamengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar

ini mungkin berkembang kalau kebutuhandasar si siswa belum terpenuhi.

3. Carl Rogers

Carl Rogers lahir 8 Januari 1902 di Oak Park, Illinois Chicago,

sebagai anak keempat dari enam bersaudara. Semula Rogers menekuni

bidang agama tetapi akhirnya pindah kebidang psikologi. Ia mempelajari

psikologi klinis di Universitas Columbia dan mendapat gelar Ph.D pada

tahun 1931, sebelumnya ia telah merintis kerja klinis di Rochester Society

untuk mencegah kekerasan pada anak. Gelar profesor diterima di Ohio

State tahun 1960. Tahun 1942, ia menulis buku pertamanya, Counseling

and Psychotherapy dan secara bertahap mengembangkan konsep Client-

Centerd Therapy.Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu: 1. Kognitif

(kebermaknaan) 2. experiential ( pengalaman atau signifikansi) Guru

menghubungan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai

sepertimemperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil.

Experiential Learning menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan

keinginan siswa. Kualitas belajar experientiallearning mencakup:

Page 11: tugas psikologi.docx

keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa sendiri,

dan adanya efek yang membekas pada siswa.

Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah

pentingnya gurumemperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran,

yaitu:

a. Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar.

Siswa tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.

b. Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.

Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan

dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa

c. Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan

dan ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.

d. Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar

tentang proses.

Dari bukunya Freedom To Learn, ia menunjukkan sejumlah

prinsip-prinsip dasarhumanistik yang penting diantaranya ialah:

a. Manusia itu mempunyai kemampuan belajar secara alami.

b. Belajar yang signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan

murid mempunyai relevansi dengan maksud-maksud sendiri.

c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai

dirinya sendiri diangap mengancam dan cenderung untuk ditolaknya.

d. Tugas-tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasakan

dan diasimilasikan apabila ancaman-ancaman dari luar itu semakin

kecil.

e. Apabila ancaman terhadap diri siswa rendah, pengalaman dapat

diperoleh dengan berbagai cara yang berbeda-beda dan terjadilah

proses belajar.

f. Belajar yang bermakna diperoleh siswa dengan melakukannya.

g. Belajar diperlancar bilamana siswa dilibatkan dalam proses belajar dan

ikut bertanggungjawab terhadap proses belajar itu.

Page 12: tugas psikologi.docx

h. Belajar inisiatif sendiri yang melibatkan pribadi siswa seutuhnya, baik

perasaan maupun intelek, merupakan cara yang dapat memberikan

hasil yang mendalam dan lestari.

i. Kepercayaan terhadap diri sendiri, kemerdekaan, kreativitas, lebih

mudah dicapai terutama jika siswa dibiasakan untuk mawas diri dan

mengritik dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain merupakan cara

kedua yang penting.

j. Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini

adalah belajar mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus

menerus terhadap pengalaman dan penyatuannya ke dalam diri sendiri

mengenai proses perubahan itu.

Salah satu model pendidikan terbuka mencakup konsep mengajar

guru yang fasilitatifyang dikembangkan Rogers diteliti oleh Aspy dan

Roebuck pada tahun 1975 mengenaikemampuan para guru untuk

menciptakan kondidi yang mendukung yaitu empati, penghargaan dan

umpan balik positif. Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah

a. Merespon perasaan siswa

b. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah

dirancang

c. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

d. Menghargai siswa

e. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan

f. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk

mementapkan kebutuhan segera dari siswa)

g. Tersenyum pada siswa

Dari penelitian itu diketahui guru yang fasilitatif mengurangi angka

bolos siswa, meningkatkan angka konsep diri siswa, meningkatkan upaya

untuk meraih prestasi akademik termasuk pelajaran bahasa dan

matematika yang kurang disukai, mengurangi tingkat problem yang

berkaitan dengan disiplin dan mengurangi perusakan pada peralatan

Page 13: tugas psikologi.docx

sekolah, serta siswa menjadi lebih spontan dan menggunakan tingkat

berpikir yang lebih tinggi.

4. Implikasi Teori Belajar Humanistik

a. Guru Sebagai Fasilitator

Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator

yang berikut iniadalah berbagai cara untuk memberi kemudahan

belajar dan berbagai kualitas sifasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang

sangat singkat dari beberapa guidenes (petunjuk):

Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana

awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas

Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-

tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok

yang bersifat umum.

Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa

untuk melaksanakan tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya,

sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar

yang bermakna tadi.

Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk

belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk

membantu mencapai tujuan mereka.

Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang

fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok.

Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok

kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-

sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang

sesuai, baik bagi individual ataupun bagi kelompok

Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-

angsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut

berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan

pendangannya sebagai seorang individu, seperti siswa yang lain.

Page 14: tugas psikologi.docx

Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok,

perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga

tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang

boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa

Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang

menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar

Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus

mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan-

keterbatasannya sendiri.

5. Aplikasi Teori Humanistik Terhadap Pembelajaran Siswa

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit

selama proses pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang

diterapkan. Peran guru dalampembelajaran humanistik adalah menjadi

fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan motivasi,

kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa.

Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan

mendampingi siswa untuk memperolehtujuan pembelajaran. Siswa

berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai

prosespengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami

potensi diri, mengembangkan potensi dirinya secara positif dan

meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil

belajar. Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :

a. Merumuskan tujuan belajar yang jelas

b. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang

bersifat jelas , jujur dan positif.

c. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk

belajar atas inisiatif sendiri

d. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses

pembelajaran secara mandiri

Page 15: tugas psikologi.docx

e. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih

pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung

resiko dariperilaku yang ditunjukkan.

f. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran

siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk

bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya.

g. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan

kecepatannya

h. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi

siswa

Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk

diterpkan pada materi-materi pembelajaran yang bersifat pembentukan

kepribadian, hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena

sosial. Indikator dari keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang

bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir,

perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. Siswa diharapkan menjadi

manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan

mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi

hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang

berlaku.

Page 16: tugas psikologi.docx

BAB III

KESIMPULAN.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar

menurut teori Behavioristik merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat

dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Sedangkan apa yang terjadi

di antara stimulus dan respon dianggap tidak penting diperhatikan karena tidak

bisa diamati. Faktor lain yang juga dianggap penting oleh aliran behavioristik

adalah faktor penguatan (reinforcement) penguatan adalah apa sajayang dapat

memperkuat timbulnya respon.

Menurut teori belajar Kognitih dijelaskan bahwa belajar akan lebih

berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta

didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan

eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman

sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru Teori Kognitif adalah

tidak selaras di antara dua atau lebih pendapat atau idea.

Disisi lain Menurut Teori humanistik mengungkapkan bahwa tujuan

belajar adalah untuk memanusiakan manusia. proses belajar dianggap berhasil

jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini

berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan

dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama parapendidik adalah

membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-

masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang

unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri

mereka.

B. SARAN

Dari makalah yang telah kami buat tentu terdapat suatu celah yang

membuat makalah ini tidak sempurna. Oleh karena itu kami mohon kritik dan

saran yang membangun guna kami kedepannya agar makalah ini menjadi

sempurna. Keterbatan saya sebagai insan manusia dalam penjabaran makalah

Page 17: tugas psikologi.docx

ini akan saya jadikan sebabai masukan untuk menjadikan makalah ini jauh

lebih baik lagi. Kurikulum adalah bagian dari sebuah pendidikan dan makalah

ini adalah bagian dari proses hasil pemikiran. Oleh karena itu saya ucapkan

terimakasi kepada pembaca semua yang berkenan memeberikan kritik dan

saran kepada penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Page 18: tugas psikologi.docx

DAFTAR PUSTAKA

Dimyati. Mujiyono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rieneka Cipta.

Gredler, Margaret E. Bell. 1991. Belajar dan membelajarkan. Jakarta : C.V.

Rajawali dan PAU-UT Tri Anni, Catharina.2007.Psikolgi Belajar.Semarang:

UNNES Press. Psikologi Belajar: Drs. H. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo

Supriyono http://topatopeng.smamda.org/2008/11/10/teori-belajar-behavioristik/

http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/psikologi-belajar/aplikasi-

teori- behavioristik-dalam-proses-belajar-mengajar

http://elearningpo.unp.ac.id/index.php?option=com http://prince-

mienu.blogspot.com http://lecturer.eepis-its.eduhttp://arifcintafisika.webs.com