Tugas praktikum (2) Dasar Manajemen - Gaya Kepemimpinan - @dianpawpaw
-
Upload
dian-pawpaw-manggiasih -
Category
Education
-
view
1.853 -
download
4
description
Transcript of Tugas praktikum (2) Dasar Manajemen - Gaya Kepemimpinan - @dianpawpaw
1
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Perusahaan AFARIDI berdiri sejak tahun 2003 yang bergerak dalam bidang
perusahaan akuntansi publik. Perusahaan ini bergerak di bidang produksi tekstil
meliputi kaos, kemeja, dan jeans. Perusahaan tidak hanya mendistribusikan
produk ke domestik, tetapi juga diekspor ke beberapa negara Asia dan Eropa..
Secara umum, AFARIDI menerapkan tipe kepemimpinan struktural
(headship) dimana pemimpin menduduki suatu jabatan secara formal dan
memiliki tujuan jangka panjang, serta memiliki bawahan. Secara khusus,
AFARIDI menerapkan gaya kepemimpinan situasional yang menekankan
kepada perilaku pimpinan dengan bawahan (followers), dihubungkan dengan
tingkat kematangan dan kesiapan bawahannya. Gaya kemampuan situasional ini
meliputi gaya partisipasi (untuk menghadapi bawahan yang mampu tetapi tidak
mau atau kurang yakin) dan gaya delegasi (untuk menghadapi karyawan yang
mampu dan mau atau yakin).
1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, permasalahan yang akan dikaji adalah bagaimana
tindakan-tindakan kepemimpinan manajerial AFARIDI terhadap bawahannya ?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis
tindakan-tindakan kepemimpinan manajerial AFARIDI terhadap bawahannya.
1.4 Manfaat
Penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi tim
penulis dan pembaca yakni meningkatkan pengetahuan dan wawasan mengenai
tindakan-tindakan kepemimpinan manajerial AFARIDI terhadap bawahannya.
2
II Pembahasan
2.1 Struktur Organisasi AFARIDI
Manajemen memerlukan disiplin ilmu pengetahuan lain dalam
penerapannya, salah satunya adalah akuntansi. Perusahaan AFARIDI yang
bergerak di bidang akuntansi publik memiliki struktur organisasi yang sistematis
(dapat dilihat pada Lampiran 1).
2.2 Tindakan – Tindakan Kepemimpinan Manajemen AFARIDI
Manajemen sebagai profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang
dilakukan oleh orang-orang yang memiliki keahlian dan keterampilan sebagai
pemimpin pada suatu organisasi/perusahaan tertentu. Manajemen menduduki
jabatan spesifik dan prestigious sebagai decision maker yang dapat menentukan
berkembangnya perusahaan di masa mendatang. Oleh karena itu, setiap manajer
harus memiliki tindakan-tindakan kepemimpinan untuk mampu mempengaruhi
dan menggerakan bawahannya agar rela, mampu dan mau mengikuti keinginan
pemimpin demi tercapai suatu tujuan dengan efisien, efektif dan ekonomis.
2.2.1 Tindakan – Tindakan Kepemimpinan Direktur AFARIDI
Berdasarkan level kepemimpinan dalam management perusahaan
(Lampiran 2), direktur menduduki level top leader/management (posisi tertinggi)
dalam struktur organisasi perusahaan. Tindakan kepemimpinan direktur adalah
melakukan tugas yang bersifat konseptual, misalnya menyusun perencanaan
konsep dan strategi yang harus dilakukan oleh level middle leader/management
yakni manajer SDM, manajer produksi, manajer keuangan, dan manajer
pemasaran.
2.2.2 Tindakan – Tindakan Kepemimpinan Manajer SDM AFARIDI
Sumberdaya manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan harus memperlakukan karyawan lebih manusiawi.
Namun, manajer SDM juga harus memiliki tindakan-tindakan kepemimpinan
untuk mengelola SDM yang ada guna mencapai tujuan perusahaan, diantaranya:
3
1. Memilih tenaga kerja yang sesuai dengan jabatan.
Manajer SDM harus memiliki job analysis untuk menklasifikasi setiap
manajer dan karyawan sesuai dengan jabatan/posisi dan keterampilan/
keahliannya masing-masing. Job analysis terdiri atas:
(1) Deskripsi pekerjaan (rumusan tertulis yang didasarkan pada analisa
jabatan tertentu).
(2) Spesifikasi pekerjaan (spesifikasi syarat-syarat suatu jabatan).
2. Menciptakan kondisi kerja yang menunjang moral dan hubungan kerja.
(1) Menetapkan etika kerja yang berlaku bagi direktur, manajer dan
karyawan, salah satunya adalah kedisiplinan. Kedisiplinan (sikap patuh)
sangat mempengaruhi perkembangan/kemajuan perusahaan. Penegakan
disiplin (sikap patuh) tidak dapat dilakukan dengan seketika, tapi harus
dilatih dan diawasi sejak dini dan rutin.
(2) Mengupayakan terbinanya hubungan yang baik antara karyawan dan
manajer, maupun sesama karyawan. Konflik dapat dihindari dengan
komunikasi melalui berbagai media seperti surat, memo, pengumuman,
telepon, rapat, dan briefing.
3. Menerapkan prosedur kerja standar Robert Owen (pelopor prosedur kerja
standar) sebagai berikut:
(1) Pengurangan standar jam kerja dari 13 jam menjadi 10 jam.
(2) Tidak merekrut pekerja anak-anak dibawah umur dengan pembatasan
usia pekerja minimal berusia 10 tahun.
(3) Pembukaan koperasi karyawan di lingkungan perusahaan untuk
memberikan pelayanan kebutuhan karyawan dengan harga relatif murah.
4. Menetapkan sistem upah yang seimbang dengan prestasi kerja yang dicapai.
Manajer SDM dapat menerapkan sistem upah differensial oleh Taylor yang
didasarkan pada kecepatan dan produktifitas kerja karyawan. Semakin cepat
dan tinggi prestasi dalam menyelesaikan pekerjaan maka akan semakin tinggi
pula upah yang akan diterima oleh direktur, manajer maupun karyawan
(maksudnya, gaji pokok ditambah insentif atas peningkatan prestasi kerja).
Untuk insentif bagi manajer sesuai rekomendasi dari hasil penilaian direktur,
4
sedangkan untuk insentif bagi karyawan sesuai rekomendasi dari hasil
penilaian manajer.
5. Mengupayakan peningkatan motivasi dan keterampilan kerja karyawan.
Manajer SDM dapat melakukan program pengembangan karyawan oleh
Frank B & Lillian Gilbert (1868-1924) yang menekankan pada keterlibatan
aktif dari karyawan dengan cara pemberian kesempatan untuk melatih dan
mengembangkan diri sesuai dengan ketrampilan dan kemampuan masing-
masing individu. Biasanya melalui seminar motivasi untuk peningkatan
semangat kerja, ataupun pelatihan untuk peningkatan keterampilan.
2.2.3 Tindakan – Tindakan Kepemimpinan Manajer Produksi AFARIDI
Prof. Jeffrey Pfeffer dari Stanford University mengemukakan bahwa
keunggulan bersaing yang terus berlanjut akan dapat diraih dengan cara
mengelola sumber daya manusia. Manajer produksi yang efektif harus mampu
memahami bagaimana keputusan dipadukan menjadi satu untuk membatasi
strategi sumber daya manusia. Untuk mengelola karyawannya, manajer produksi
harus memiliki tindakan-tindakan kepemimpinan sebagai berikut:
1. Menetapkan deskripsi dan spesifikasi pekerjaan bagi setiap karyawan sesuai
dengan posisinya masing-masing dalam kegiatan produksi (Lampiran 4),
termasuk peraturan kerja dan sanksi kerja guna meminimasi risiko dan
mencapai tujuan perusahaan serta mempertahankan kualitas produk meliputi:
(1) siapa yang harus mengerjakan apa (sesuai keterampilannya),
(2) bagaimana cara mengerjakannya (sesuai ketentuan),
(3) kapan mereka dapat mengerjakannya (sesuai urutan proses produksinya),
(4) dalam kondisi seperti apa mereka dapat mengerjakannya, dan
(5) sanksi apa yang berlaku jika terjadi kelalaian kerja.
2. Menetapkan kebijakan kestabilan tenaga kerja bagian produksi.
(1) Ikuti permintaan dengan tepat. Kebijakan ini memperlakukan tenaga
kerja sebagai biaya variabel. Ketika fluktuasi permintaan tinggi, manajer
produksi harus merestrukturisasi karyawannya mengikuti permintaan
guna menjaga biaya tenaga kerja langsung pada produksi.
5
(2) Menjaga jumlah karyawan secara konstan. Kebijakan ini memperlakukan
tenaga kerja sebagai biaya tetap. Manajer produksi harus mampu
mempertahankan karyawan yang terlatih guna meminimasi biaya
perekrutan dan pemberhentian karyawan.
3. Menawarkan pilihan jadwal kerja guna meningkatkan kepuasan kerja.
(1) Flextime. Dalam sistem ini, manajer produksi mengijinkan karyawan
dalam menentukan jadwal kerja mereka sendiri dengan batasan tertentu
misalnya karyawan bebas memilih berada pada tempat kerja pada pukul
8 pagi lebih atau kurang dua jam dari jam tersebut.
(2) Flexible workweek (minggu kerja yang fleksibel). Survei Gallup
menunjukkan bahwa dua per tiga orang dewasa yang bekerja lebih
senang untuk bekerja keras selama 4 hari (10 jam/hari) dibandingkan
selama 5 hari (8 jam/hari). Manajer produksi dapat menawarkan sistem
ini ketika pesanan/permintaan meningkat secara signifikan.
4. Melakukan penilaian prestasi kerja karyawannya untuk direkomendasikan
kepada manajer SDM dalam pemerolehan insentif atas prestasi kerjanya. Hal
ini dapat memotivasi karyawan lainnya agar terus berprestasi. Caranya:
(1) Gantt Charts oleh Henry L Gantt yaitu suatu bagan yang disusun sebagai
alat untuk membandingkan antara pelaksanaan suatu pekerjaan/produksi
dengan standard dan tujuan yang telah ditetapkan. Jika setiap pekerja
mampu mencapai target output sesuai dengan standard yang telah
ditetapkan, maka berhak diberikan ‘bonus’.
(2) Metode penilaian dan pencatatan hasil prestasi kerja karyawan oleh
Owen menggunakan kartu prestasi pribadi karyawan. Tanda check mark
hitam jika berhasil memenuhi standar, dan warna merah jika gagal
memenuhi standar kerja yang telah ditetapkan.
5. Mengelola setiap karyawan dalam melaksanakan strategi dalam menghadapi
permasalahan sepanjang siklus produk (dapat dilihat pada Lampiran 3).
2.3.4 Tindakan – Tindakan Kepemimpinan Manajer Keuangan AFARIDI
6
1. Membuat analisis bulanan atas perbedaan antara pendapatan dan beban aktual
yang dianggarkan.
2. Menganalisis kecukupan pendanaan dana pensiun
3. Analisis pengaruh informasi laba terhadap imbal hasil saham perusahaan
4. Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada
5. Melakukan evaluasi perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada
perusahaan
2.3.5 Tindakan – Tindakan Kepemimpinan Manajer Pemasaran AFARIDI
7
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi Perusahaan AFARIDI
Lampiran 2. Level Kepemimpinan dalam Management Perusahaan
Kem
amp
uan
K
onse
ptu
al
Level Top Leader/Top Management
Level Middle Leader/Middle Management
Lower Leader/Lower Management
Kemampuan Teknis
Lampiran 3. Tindakan Kepemimpinan Manajer Produksi dalam
Memutuskan Strategi untuk Menghadapi Permasalahan
Sepanjang Siklus Produk
Perkenalan Pertumbuhan Kematangan Penurunan
8
Str
ateg
i/P
erm
asal
ahan
Per
usa
haa
n Merupakan periode terbaik untuk menambah pangsa pasar.
Rekayasa litbang sangat penting.
Mudah mengubah harga atau citra mutu.
Memperkuat posisi di ceruk pasar.
Waktu yang buruk untuk mengubah citra, harga atau mutu.
Harga yang bersaing sangat penting.
Mempertahankan posisi pasar
Pengendalian biaya sangat penting.
Str
ateg
i Man
ajer
Pro
du
ksi
Rancang dan pengembangan produk sangat penting.
Perubahan perancangan produk dan proses yang sering.
Produksi jangka pendek.
Perhatian pada kualitas.
Peramalan sangat penting.
Ketahanan produk dan proses.
Pengembangan dan pilihan produk unggulan.
Peningkatan kapasitas.
Perubahan ke arah orientasi produk.
Meningkatkan distribusi.
Standardisasi. Perubahan
produk secara lebih lambat, lebih banyak perubahan kecil.
Kapasitas optimum.
Peningkatan stabilitas proses.
Produksi jangka panjang.
Perbaikan produk dan penghematan biaya.
Pembedaan produk kecil.
Minimalkan biaya.
Memangkas lini untuk menghilangkan produk yang tidak memberikan keuntungan bagus.
Mengurangi kapasitas.
Sumber : Jay Heizer, dkk. 2006. Operations Management Edisi Ketujuh Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Lampiran 4. Proses Produksi Jeans AFARIDI
1) Pembuatan Kantong
9
2) Pemasangan Kancing
3) Pemasangan merek
4) Steam (memanaskan celana)
5) Pemotongan bahan
6) Pemanasan global (pemanasan celana menggunakan steam dilakukan serentak)
10
7) Quality Control/QC (pemeriksaan kualitas bahan)
8) Desain model (desain model celana jeans di ruang studio)
9) Office (ruang operasional kantor)
Created By,Dian Manggiasih
Twitter : @dianpawpawhttp://dianpawpaw.wordpress.com/