TUGAS Pola Kerja Terpadu

47
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Menurut Prof. Sondang P. Siagaan organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang manusia atau lebih yang bekerja sama secara formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentukan dalam ikatan mana terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut pimpinan dan seorang atau orang yang disebut bawahan. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang menjalani fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Oleh karena itu, perusahaan dapat pula dikatakan sebagai system dan kegiatan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah di tetapkan. Salah satu sumber daya yang saat ini mendapat perhatian yang begitu besar sebagai penggerak

Transcript of TUGAS Pola Kerja Terpadu

Page 1: TUGAS Pola Kerja Terpadu

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Menurut Prof. Sondang P. Siagaan organisasi adalah setiap bentuk

persekutuan antara dua orang manusia atau lebih yang bekerja sama secara

formal terikat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah di tentukan dalam

ikatan mana terdapat seorang atau beberapa orang yang disebut pimpinan dan

seorang atau orang yang disebut bawahan.

Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang menjalani

fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengawasan. Oleh karena itu, perusahaan dapat pula dikatakan sebagai

system dan kegiatan manusia yang bekerja sama untuk mencapai tujuan

perusahaan yang telah di tetapkan.

Salah satu sumber daya yang saat ini mendapat perhatian yang begitu

besar sebagai penggerak seluruh aktivitas organisasi perusahaan adalah

sumber daya manusia. Berbeda dengan sumber daya lainnya, sumber daya

manusia dalam hal ini adalah karyawan selain sebagai salah satu fungsi

manajemen yang sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi juga

sebagai makhluk yang mempunyai pikiran, perasaan, kebutuhan dan harapan-

harapan tertentu serta mempunyai keinginan untuk berjuang dalam

keberhasilan.

Page 2: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Peran sumber daya manusia sangat dominan dalam menentukan

keberhasilan perusahaan maka dari itu didalam melaksanakan rutinitas kerja

didalam perusahaan diantaranya dipengaruhi oleh disiplin kerja karyawan.

Sebab jika disiplin kerja karyawan tinggi maka produktivitas karyawan akan

tinggi pula. Salah satu cara yang ditempuh oleh perusahaan dalam

meningkatkan disiplin kerja adalah dengan cara memenuhi kebutuhan atau

kepuasaan kerja karyawan maka karyawan akan bekerja penuh dengan rasa

tanggung jawab, efektif dan efisien sesuai dengan aturan dan standar yang

berlaku di perusahaan.

Disiplin kerja sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, terutama

untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam

melaksanakan pekerjaan baik secara perorangan maupun kelompok.

Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi dan

menyenangi peraturan prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat

menghasilkan kinerja yang baik.

Produktivitas kerja adalah salah satu sasaran penting dari perusahaan

apapun. Dengan produktivitas kerja yang tinggi dan ongkos produksi yang

bisa ditekan maka laba perusahaan bisa ditingkatkan.

Produktivitas kerja karyawan yang baik sangat diharapkan oleh setiap

perusahaan, salah satunya pada perusahaan PT. Nikkatsu Electric Works

Bandung yang merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi

Transformer , Core dan lampu hemat energy. Untuk meningkatkan

produktivitas kerja karyawan PT. Nikkatsu Electric Works Bandung

Page 3: TUGAS Pola Kerja Terpadu

mempunyai target atau kapasitas produksi yang harus di capai salah satunya

pada bagian Departemen Transformer. Untuk kapasitas produksi pertahun PT.

Nikkatsu Elektric Works Bandung menargetkan produksi Transformer 30 VA

– 6000 VA dengan jumlah sekitar 24.000 pcs /thn.

Namun untuk mencapai kapasitas produksi Transformer tersebut ada

beberapa masalah diantaranya pada sumber daya manusia yaitu disiplin kerja.

Berdasarkan hasil observasi penelitian mengenai disiplin kerja di PT. Nikkatsu

Elektric Works ditemukan beberapa kendala dalam hal produktivitas yaitu

sikap kerja yang kurang baik, hal ini berdampak pada produktivitas kerja

karyawan

Page 4: TUGAS Pola Kerja Terpadu

SMALL dan MIDLENO JENIS RUSAK JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES TOTAL %1 TINGGI (P/S) 14 3 2 2 0 2 0 10 10 6 17 10 76 50,7%2 RENDAH (P/S) 6 3 0 6 6 4 8 2 4 3 11 21 74 49,3%3 KONTAK BODY 0 04 SHORT 0 0

JML. KERUSAKAN 20 6 2 8 6 6 8 12 14 9 28 31 150 1JML.PRODUKSI 5669 5578 6110 6491 6460 5544 5173 3635 5592 5613 5481 6257 67603PROSENTASE 0,35% 0,11% 0,03% 0,12% 0,09% 0,11% 0,15% 0,33% 0,25% 0,16% 0,51% 0,50% 0,22%

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,001

BIG TRANSNO JENIS RUSAK JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES TOTAL %1 TINGGI (P/S) 1 1 2 3 5 5 2 4 5 5 2 2 37 0,442 RENDAH (P/S) 1 0 5 6 9 4 4 3 5 6 0 4 47 0,563 KONTAK BODY 0 04 SHORT 0 0

JML. KERUSAKAN 2 1 7 9 14 9 6 7 10 11 2 6 84 1JML.PRODUKSI 523 644 550 850 978 823 1189 860 868 725 746 409 9165PROSENTASE 0 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0 0,01 0,0092

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01

TOTAL DATA KERUSAKAN COIL DALAM PROSES (WIP)WINDING TRANS - TAHUN 2011

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Seri es1 0,003528 0,001076 0,000327 0,001232 0,000929 0,001082 0,001546 0,003301 0,002504 0,001603 0,005109 0,004954

Seri es2 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

0

0,001

0,002

0,003

0,004

0,005

0,006

Pros

enta

se

Grafi k kerusakan berdasar batas Max.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Seri es1 0 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0 0,01

Seri es2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0,003824092

0,001552795

0,012727273

0,010588235

0,014314928

0,010935601

0,005046257

0,008139535

0,011520737

0,015172414

0,002680965

0,014669927

00,0020,0040,0060,008

0,010,0120,0140,016

Pros

enta

se

Grafik kerusakan berdasar batas Max.

Tinggi 43%Renda

h 57%

Grafi k J eni s Kerusakan

Page 5: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa masih adanya hasil

produksi dibagian Departemen Transformer yang mengalami kerusakan dan

tidak dapat tepakai. Hal ini dapat dilihat dari besarnya kerusakan di Bagian

Winding Transformer. Dari ketentuan tersebut dapat diasumsikan bahwa salah

satu penyebab dari masih cukup tingginya kerusakan pada hasil produksi

diantaranya dikarenakan ketidak displinan pada karyawan. Menurut

Nitisemito ( 1988 : 199 ) menyatakan bahwa masalah disiplin kerja

merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab dengan adanya

kedisiplinan, dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan

organisasi.

Atas latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka kelompok kami

tertarik untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalam bentuk laporan

tugas Manajemen pola kerja terpadu sebagai salah satu tugas mata kuliah Pola

Kerja Terpadu dengan judul : “ Pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas

kerja karyawan pada PT. Nikkatsu Elektric Works Bandung “.

I.2. Masalah Pokok

Disiplin kerja adalah suatu sikap dan perilaku yang dilakukan secara

sukarela dengan penuh kesadaran dan kesediaan mengikuti peraturan-

peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau atasan, baik tertulis

maupun tidak tertulis ( Robbins, 2006 : 83 ). Sedangkan produktivitas adalah

bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi

mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Disiplin kerja

karyawan dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya disiplin terhadap

Page 6: TUGAS Pola Kerja Terpadu

waktu, pekerjaan dan prosedur pekerjaan, hal tersebut mempengaruhi

produkivitas kerja karyawan.

Berdasarkan hal tersebut, maka kelompok kami mengidentifikasikan

masalah yang kaitannya dengan disiplin dan produktivitas kerja karyawan di

PT. Nikkatsu Elektric Works. Adapun masalah utama yang dihadapi ialah

Kerusakan produksi tahun 2012 mencapai 0,7 % sedangkan penyebabnya

adalah :

1. Perencanaan yang sering berubah.

2. Pengawasan kurang.

3. Operator kurang konsentrasi.

4. Mesin masih manual.

Dari permasalahan utama yang terjadi dilapangan yang menjadi

masalah yang paling dominan adalah operator kurang konsentrasi dimana hal

ini disebabkan oleh :

1. Sering ganti type produksi dalam satu hari.

2. Lay out yang kurang baik.

3. Sikap kerja kurang baik atau tidak disiplin.

4. Motivasi yang kurang.

Dari ke empat penyebab masalah pokok yang sering terjadi adalah

sikap kerja kurang baik atau tidak disiplin maka kelompok kami mengambil

Page 7: TUGAS Pola Kerja Terpadu

permasalahan dalam penelitian dengan judul : “ Pengaruh disiplin kerja

terhadap produktivitas kerja karyawan di PT. Nikkatsu Elektric Works

Bandung ”.

I.3. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data adalah cara atau strategi untuk mendapatkan data

yang diperlukan untuk menjawab permasalahan. Adapun sumber data

penelitian dari data internal yaitu data yang bersumber dari keadaan dalam

kegiatan perusahaan.

Data tersebut dikumpulkan dengan metode-metode sebagai berikut :

1. Studi Kepustakaan ( Library Research ).

Data yang dikumpulkan dari penelitian kepustakaan yang mencakup dasar-

dasar teoritis serta metode-metode yang berhubungan dengan sasaran

penelitian. Selain itu dengan cara mengumpulkan data dan mempelajari

atau membaca pendapat dari para akhli yang berhubungan dengan masalah

yang diteliti.

2. Studi Lapangan ( Field Research ).

a. Observasi.

Observasi yaitu adanya pengamatan dari peneliti baik secara

langsung ataupun tidak langsung menyangkut tentang pelaksanaan

dalam proses produksi.

Page 8: TUGAS Pola Kerja Terpadu

b. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui Tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan

makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang peneliti lakukan

berkaitan dengan disiplin kerja dan produktivitas kerja yang dilakukan

dengan Kepala Bagian Winding dan operator winding di PT. Nikkatsu

Electric Works Bandung.

Selain itu dalam penelitian ini menggunakan data-data sebagai berikut :

a. Data primer yaitu data yang langsung diambil dari objek yaitu PT.

Nikkatsu Electric Works Bandung.

b. Data sekunder yaitu data penunjang dalam penelitian yang diperoleh

secara tidak laangsung. Data tersebut berasal dari literatur yang terkait

dengan topic penelitian.

I.4. Pengertian dan Ruang lingkup.

I.4.1. Pengertian Disiplin Kerja.

Disiplin adalah kata kunci sukses sebab disiplin membawa

manfaat yang besar dalam kehidupan manusia.

Kata disiplin berasal dari bahasa “ discipline “ yang berarti

latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan

tabiat. Hal ini menekankan pada bantuan kepada pegawai untuk

mengembangkan sikap yang layak terhadap pekerjaannya. Disiplin

Page 9: TUGAS Pola Kerja Terpadu

yang mantap pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil

kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani

manusia akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak bertahan

lama ( Prjodarmanto, 1993 : 24 ).

Menurut Hasibuan ( 2003 : 193 ) menyatakan bahwa :

“ Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku. Kesadaran disini adalah sikap seseorang yang secara sukarela mentaati semua peaturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Sedangkan kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peaturan perusahaan baik tertulis maupun tidak tertulis.”

Menurut Siagaan (2007 : 305 ) pengertian pendisiplinan adalah

sebagai berikut :

“ Pendisiplinan pegawai adalah suatu bentuk pelatihan yang berusaha dan memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara koperatif dengan para karyawan lain serta meningkatkan prestasi kerjanya .”

Menurut Nitisemito ( 1998 : 199 ) mengatakan masalah

kedisiplinan kerja merupakan masalah yang perlu diperhatikan, sebab

dengan adanya kedisiplinan dapat mempengaruhi efektivitas dan

efisiensi tujuan organisasi. Disiplin kerja sebagai bentuk dari perilaku

seseorang dalam mematuhi ketentuan-ketentuan ataupun peraturan-

peraturan tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan dan diberlakukan

dalam suatu organisasi atau perusahaan. Perlu disadari bahwa untuk

Page 10: TUGAS Pola Kerja Terpadu

menciptakan displin kerja dalam organisasi atau perusahaan dibutuhkan

adanya :

1. Tata tertib atau peraturan yang jelas.

2. Penjabaran tugas dari wewenang yang cukup jelas.

3. Tata kerja yang sederhana dan mudah diketahui oleh setiap anggota

dalam organisasi.

Dari beberapa pendapat diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

kedisiplinan adalah ketaatan pada peraturan, tata tertib dan dikaitkan

dengan peraturan yang berlaku dilingkungan hidup seseorang.

Kedisiplinan tidak dapat terpaku pada teori saja karena factor penting

dari kedisiplinan adalah kemauan untuk mengaplikasikan peraturan

yang berlaku dengan baik.

I.4.2. Manfaat Disiplin Kerja.

Manfaat penerapan disiplin kerja yang baik pada pegawai

dalam mencapai disiplin kerja dikemukakan oleh Saydam ( 2006 : 54 )

adalah :

1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan.

2. Tingginya semangat dan gairah kerja karyawan melakukan pekerjaan.

3. Berkembangnya rasa memiliki dan kesetiakawanan yang tinggi dikalangan karyawan.

4. Besarnya tanggung jawab para karyawan melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.

Page 11: TUGAS Pola Kerja Terpadu

5. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas para karyawan.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

melemahnya disiplin kerja sangat mempengaruhi semangat dan gairah

kerja. Dengan demikian akan menurunkan kegiatan dalam setiap

pekerjaan yang ditangani dan menurunnya tingkat produktivitas pula,

maka dengan demikian harus dihindari melemahnya disiplin kerja

pegawai dengan memberikan tugas dan pekerjaan yang tidak terlalu

banyak serta memberikan bonus terhadap pegawai yang aktif dan rajin.

I.4.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai.

Faktor-faktor atau indicator yang mempengaruhi kedisiplinan

menurut Saydam (2006 : 291 ) adalah sebagai berikut :

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi.

2. Ada tidaknya keteladanan pemimpin dalam perusahaan/organisasi.

3. Keberanian pimpinan dalam mengambil keputusan.

4. Ada tidaknya pengawasan pimpinan.

5. Ada tidaknya perhatian kepada karyawan.

6. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

Menurut Nitisemito ( 1988 : 79 ) terdapat beberapa factor yang

mempengaruhi timbulnya perilaku disiplin kerja yaitu : tujuan

pekerjaan dan kemampuan pekerjaan, teladan pemimpin, kesejahteraan,

keadilan, pengawasan melekat ( waskat ), Sanksi hukum, ketegasan,

dan hubungan kemanusiaan. Perilaku disiplin karyawan merupakan

Page 12: TUGAS Pola Kerja Terpadu

sesuatu yang tidak muncul dengan sendirinya tetapi perlu dibentuk.

Oleh karena itu pembentukan perilaku disiplin kerja dapat dilakukan

melalui dua cara yaitu :

1. Preventive Discipline

Preventive discipline merupakan tindakan yang diambil untuk

mendorong para pekerja mengikuti atau mematuhi norma-norma dan

aturan-aturan sehingga pelanggaran tidak terjadi. Tujuannya adalah

untuk mempertinggi kesadaran pekerja tentang kebijaksanaan dan

pengalaman kerjanya.

2. Corrective Discipline

Corrective Disciplin merupakan suatu tindakan yang mengikuti

pelanggaran dari aturan-aturan, hal tersebut mencoba untuk

mengecilkan pelanggaran lebih lanjut sehingga diharapkan untuk

perilaku dimasa mendatang dapat mematuhi norma-norma peraturan.

I.4.4. Pengertian Produktivitas

Filosofi dan spirit tentang produktivitas sudah ada sejak awal

peradaban manusia karena makna produktivitas adalah keinginan ( the

wish ) dan upaya ( effort ) manusia untuk selalu meningkatkan kualitas

kehidupan dan penghidupan di segala bidang. Menurut formulasi

Nasional Productivity Board ( NPB ) Singapore dikutip dalam

Sedarmayanti ( 2009 : 56 ) dikatakan bahwa produktivitas adalah sikap

Page 13: TUGAS Pola Kerja Terpadu

mental ( attitude of mind ) yang mempunyai semangat untuk melakukan

peningkatan perbaikan.

Adapun pengertian produktivitas menurut Paul Mali (1978 : 6-

7 ) dikutip dalam Sedarmayanti ( 2009 : 57-58 ) adalah :

“ Produktivitas adalah bagaimana menghasilkan atau meningkatkan hasil barang dan jasa setinggi mungkin dengan memanfaatkan sumber daya secara efisien. Oleh karena itu produktivitas sering diartikan sebagai rasio antara keluaran dan masukan dalam satuan waktu tertentu.”

Dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian produktivitas adalah suatu perbandingan antara jumlah

produksi yang dihasilkan dalam suatu unit kegiatan produksi terhadap

jumlah keseluruhan sumber daya yang dipergunakan untuk

menghasilkan unit tersebut.

I.4.5. Manfaat Produktivitas Kerja

Produktivitas merupakan perbandingan dari efektivitas

keluaran atau pencapaian unjuk kerja yang maksimal dengan efisiensi

salah satu masukan atau tenaga kerja yang mencakup kuantitas, kualitas

dalam satuan waktu tertentu. Manfaat peningkatan produktivitas pada

tingkat individu dapat dilihat dari :

1. Meningkatnya pendapatan dan jaminan social lainnya.

Page 14: TUGAS Pola Kerja Terpadu

2. Hal tersebut akan memperbesar kemampuan untuk membeli barang

dan jasa ataupun keperluan sehari-hari sehingga kesejahteraan akan

lebih baik.

3. Meningkatnya hasrat dan martabat serta pengakuan terhadap potensi

individu.

4. Meningkatkan motivasi kerja dan keinginan berprestasi.

I.4.6. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan produktivitas kerja

Secara umum produktivitas diartikan atau dirumuskan sebagai

perbandingan antara keluaran dengan masukan, factor-faktor yang dapat

meningkatkan produktivitas adalah sebagai berikut :

1. Sikap kerja, seperti : kesediaan untuk bekerja secara bergiliran, dapat

menerima tambahan tugas dan bekerja dalam satu tim.

2. Tingkat keterampilan, yang ditentukan oleh pendidikan.

3. Hubungan antara tenaga kerja dan pimpinan organisasi yang

tercermin dalam usaha bersama antara pimpinan dan tenaga kerja

untuk meningkatkan produktivitas melalui pengawasan mutu dan

panitia mengenai kerja unggul.

4. Manajemen produktivitas, yaitu manajemen yang efisien mengenai

sumber dan system kerja untuk mencapai peningkatan produktivitas.

5. Efisiensi tenaga kerja, seperti : perencanaan tenaga kerja dan

tambahan tugas.

Page 15: TUGAS Pola Kerja Terpadu

6. Kewiraswastaan, yang tercermin dalam pengambilan resiko,

kreativitas dalam usaha, dan berada pada jalur yang benar dalam

usaha.

1.5 .Sistimatika Penulisan

Adapun sistematika penulisan tugas Manajemen Pola Kerja Terpadu ini adalah

sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai : Masalah-masalah yang timbul

berdasarkan latar belakang masalah, Masalah pokok yang berisikan tentang

penyebab masalah yang kemudian ditetapkan sebagai masalah spesipik dan

diambil masalah yang dominan, pengumpulan data yang diambil langsung dari

tempat dilaksanakannya penelitian, pengertian dan ruang lingkup mengenai

disiplin dan produktivitas.

Bab II Keadaan Sekarang

Pada bab ini menerangkan keadaan atau kondisi produk ( coil ) yang terjadi

dengan kerusakan yang sangat tinggi.

Bab III Keadaan yang diinginkan

Pada bab ini dibahas cara penanggulangan agar tercapai target produksi

dengan tingkat kerusakan yang rendah atau sesuai dengan target yang telah

ditentukan.

Page 16: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Bab IV Analisis dan Pemecahan Masalah

Pada bab ini akan dianalisa segala kemungkinan yang menjadi penyebab

timbulnya sebuah masalah berdasarkan hasil pengolahan data sehingga didapat

solusi pemecahan masalah, diantaranya : analisa masalah, analisis sasaran,

alternatif kegiatan, rekapitulasi biaya, penjadwalan matrik kerja dan paket kerja.

Bab V Ksesimpulan

Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan secara singkat mengenai

masalah yang dibahas serta penanggulangannya.

Page 17: TUGAS Pola Kerja Terpadu

BAB II

KEADAAN SEKARANG

II.1.Identifikasi Keadaan

Kerusakan Produksi Tahun 2011 yang Mencapai 0,22 %”,hal ini

mengakibatkan “Sasaran maksimum 0,10% Belum Tercapai”. Berdasarkan hasil

observasi penelitian mengenai disiplin kerja di PT. Nikkatsu Elektric Works

ditemukan beberapa kendala dalam hal produktivitas yaitu sikap kerja yang

kurang baik, hal ini berdampak pada hasil kualitas produk yang dihasilkan.

Page 18: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Berikut adalah data kerusakan produksi pada tahun 2011:

SMALL dan MIDLENO JENIS RUSAK JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES TOTAL %1 TINGGI (P/S) 14 3 2 2 0 2 0 10 10 6 17 10 76 50,7%2 RENDAH (P/S) 6 3 0 6 6 4 8 2 4 3 11 21 74 49,3%3 KONTAK BODY 0 04 SHORT 0 0

JML. KERUSAKAN 20 6 2 8 6 6 8 12 14 9 28 31 150 1JML.PRODUKSI 5669 5578 6110 6491 6460 5544 5173 3635 5592 5613 5481 6257 67603PROSENTASE 0,35% 0,11% 0,03% 0,12% 0,09% 0,11% 0,15% 0,33% 0,25% 0,16% 0,51% 0,50% 0,22%

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,001

BIG TRANSNO JENIS RUSAK JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES TOTAL %1 TINGGI (P/S) 1 1 2 3 5 5 2 4 5 5 2 2 37 0,442 RENDAH (P/S) 1 0 5 6 9 4 4 3 5 6 0 4 47 0,563 KONTAK BODY 0 04 SHORT 0 0

JML. KERUSAKAN 2 1 7 9 14 9 6 7 10 11 2 6 84 1JML.PRODUKSI 523 644 550 850 978 823 1189 860 868 725 746 409 9165PROSENTASE 0 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0 0,01 0,0092

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01

TOTAL DATA KERUSAKAN COIL DALAM PROSES (WIP)WINDING TRANS - TAHUN 2011

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Seri es1 0,003528 0,001076 0,000327 0,001232 0,000929 0,001082 0,001546 0,003301 0,002504 0,001603 0,005109 0,004954

Seri es2 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

0

0,001

0,002

0,003

0,004

0,005

0,006

Pros

enta

se

Grafi k kerusakan berdasar batas Max.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Seri es1 0 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0 0,01

Seri es2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0,003824092

0,001552795

0,012727273

0,010588235

0,014314928

0,010935601

0,005046257

0,008139535

0,011520737

0,015172414

0,002680965

0,014669927

00,0020,0040,0060,008

0,010,0120,0140,016

Pros

enta

se

Grafik kerusakan berdasar batas Max.

Tinggi 43%Renda

h 57%

Grafi k J eni s Kerusakan

Page 19: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Setelah dilakukan evaluasi atau kajian kausal maka dapat dicatat beberapa

hal yang menjadi factor penyebabnya atau Masalah Pokok ,yaitu :

1. Perencanaan sering berubah-ubah;

2. Pengawasan kurang;

3. Operator kuang konsentrasi;

4. Mesin masih manual.

Dari keempat masalah pokok diatas ditetapkan Masalah Pokok Dominan

adalah operator kurang konsentrasi.

Ada beberapa hal yang menyebabkan operator kurang konsentrasi,antara

lain ;

1. Sering ganti tipe produksi dalam satu hari;

2. Lay out kurang baik;

3. Sikap kerja kurang baik (banyak ngobrol);

4. Motivasi kerja kurang baik.

Keempat factor penyebab inilah yang disebut Masalah Spesifik, kemudian

dilakukan kajian sehingga dapat menetapkan Sikap kerja kurang baik

(banyak ngobrol) sebagai Masalah Spesifik Dominan yang dalam tulisan ini

diangkat menjadi judul “Pengaruh Disiplin Terhadap Produktivitas di PT

Nikkatsu Electric Works”

Page 20: TUGAS Pola Kerja Terpadu

BAB III

KEADAAN YANG DIINGINKAN

Kerusakan yang mencapai angka 0,22% pada tahun 2011,menjadi

pekerjaan rumah bagi bagian Winding Tansformer untuk menurunkan tingkat

kerusakan pada tahun 2012 menjadi 0.10 %.

Oleh sebab itu,untuk mencapai penurunan tingkat kerusakan maksimal

0,10%,bagian Winding Transformer menetapkan Sasaran- sasaran.

Adapun Sasaran Utama ialah “Terjadinya penurunan kerusakan produksi

dari 0.22 % menjadi dibawah 0.10 %” yang disebabkan oleh Sasaran

Pokok ,yaitu :

1. Terlaksananya perencanaan dengan pasti

2. Terjadinya pengawasan dengan baik

3. Terciptanya konsentrasi operator dengan baik

4. Tersedianya mesin otomatis.

Sedangkan Sasaran Spesifik ialah

1. Terlaksananya pergantian tipe max.1 kali dalam sehari

2. Tertatanya lay out dengan baik

3. Terbentuknya sikap kerja yang baik

4. Terciptanya motivasi/semangat yang besar.

Dengan tercapainya semua sasaran maka akan mengakibatkan

“Tercapainya Target kerusakan dibawah 0,10 %”

Page 21: TUGAS Pola Kerja Terpadu

SMALL dan MIDLENO JENIS RUSAK JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES TOTAL %1 TINGGI (P/S) 2 2 2 3 0 2 3 4 5 2 0 3 28 40,0%2 RENDAH (P/S) 4 3 2 2 6 3 3 2 3 3 5 6 42 60,0%3 KONTAK BODY 0 04 SHORT 0 0

JML. KERUSAKAN 6 5 4 5 6 5 6 6 8 5 5 9 70 1JML.PRODUKSI 6549 5578 6110 6491 6460 5544 8149 6959 8248 8116 6720 9001 83925PROSENTASE 0,09% 0,09% 0,07% 0,08% 0,09% 0,09% 0,07% 0,09% 0,10% 0,06% 0,07% 0,10% 0,08%

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,001

BIG TRANSNO JENIS RUSAK JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGT SEPT OKT NOV DES TOTAL %1 TINGGI (P/S) 1 1 2 3 5 5 2 1 5 5 2 2 34 0,442 RENDAH (P/S) 1 0 5 6 9 4 4 1 5 6 0 3 44 0,563 KONTAK BODY 0 04 SHORT 0 0

JML. KERUSAKAN 2 1 7 9 14 9 6 2 10 11 2 5 78 1JML.PRODUKSI 523 644 550 850 978 823 1189 860 868 725 746 409 9165PROSENTASE 0 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0 0,01 0,02 0 0,01 0,0085

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 01

TOTAL DATA KERUSAKAN COIL DALAM PROSES (WIP)WINDING TRANS - TAHUN 2012

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13Seri es1 0,09% 0,09% 0,07% 0,08% 0,09% 0,09% 0,07% 0,09% 0,10% 0,06% 0,07% 0,10% 0,08%

Seri es2 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001 0,001

0, 09% 0, 09%

0, 07%

0, 08%

0, 09% 0, 09%

0, 07%

0, 09%

0, 10%

0, 06%

0, 07%

0, 10%

0, 08%

0,00%

0,02%

0,04%

0,06%

0,08%

0,10%

0,12%

Pros

enta

se

Grafi k kerusakan berdasar batas Max.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Seri es1 0 0 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0 0,01

Seri es2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

0,003824092

0,001552795

0,012727273

0,010588235

0,014314928

0,010935601

0,005046257

0,008139535

0,011520737

0,015172414

0,002680965

0,014669927

00,0020,0040,0060,008

0,010,0120,0140,016

Pros

enta

se

Grafik kerusakan berdasar batas Max.

Tinggi 43%Renda

h 57%

Grafi k J eni s Kerusakan

Page 22: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa dengan penetapan sasaran yang dilakukan

oleh bagian Winding Transformer berhasil menurunkan tingkat kerusakan

menjadi 0.08 % dari batas maksimum kerusakan 0.10%.

Page 23: TUGAS Pola Kerja Terpadu

BAB IV

ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

A. ANALISIS MASALAHBerdasarkan pengalaman dan pengamatan lapangan di tempat saya bekerja dari

beberapa masalah yng tampak nyata,kaitannya dengan Tugas Pokok dan Fungsi

(TUPOKSI) diangkat yang menjadi masalah utama ialah “Kerusakan Produksi

Tahun 2011 Mencapai 0,22 %”.Hal ini mengakibatkan “Sasaran maksimum

0,10% Belum Tercapai”.

Setelah dilakukan evaluasi atau kajian kausal maka dapat dicatat beberapa hal

yang menjadi factor penyebabnya atau Masalah Pokok ,yaitu :

5. Perencanaan sering berubah-ubah;

6. Pengawasan kurang;

7. Operator kuang konsentrasi;

8. Mesin masih manual.

Dari keempat masalah pokok diatas ditetapkan Masalah Pokok Dominan adalah

operator kurang konsentrasi.

Ada beberapa hal yang menyebabkan operator kurang konsentrasi,antara lain ;

5. Sering ganti tipe produksi dalam satu hari;

6. Lay out kurang baik;

7. Sikap kerja kurang baik (banyak ngobrol);

8. Motivasi kerja kurang baik.

Keempat factor penyebab inilah yang disebut Masalah Spesifik, kemudian

dilakukan kajian sehingga dapat menetapkan Sikap kerja kurang baik (banyak

ngobrol) sebagai Masalah Spesifik Dominan yang dalam tulisan ini diangkat

menjadi judul “Pengaruh Disiplin Terhadap Produktivitas di PT Nikkatsu

Electric Works”

Page 24: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Berikut ini dituangkan atau divisualisasikan dalam POHON MASALAH

dibawah ini

SASARAN UTAMA

Analisis Pendekatan Manajemen USGR sebgai berikut :

NO INDIKATOR U S G R JUMLAH

1 SERING GANTI TIPE PRODUKSI 2 3 2 3 36

2 LAY OUT KURANG BAIK 3 2 2 4 48

3 SIKAP KERJA KURANG BAIK/BANYAK NGOBROL 4 2 2 4 64

4 MOTIVASI KURANG 3 2 2 3 36

Berdasarkan analisis diatas tampak angka terbesar adalah pada indicator

siakap kerja kurang baik/banyak ngobrol dengan nilai 64.

M. SPESIFIK

M. POKOK

Sasaran Max 0,10% Belum Tercapai

Kerusakan Produksi Tahun 2012 Mencapai 0,22%

Perencanaan Sering Berubah

Pengawasan Kurang

Operator Kurang

Konsentrasi

Mesin Masih Manual

Sering Ganti type Produksi

Dalam Satu Hari

Lay Out Kurang Baik

Sikap Kurang Baik/Banyak

Ngobrol

Motivasi Kurang

SASARAN UTAMA

M. UTAMA

AKIBAT SASARAN UTAMA

SEBAB

Page 25: TUGAS Pola Kerja Terpadu

B.ANALISIS SASARAN

Adapun Sasaran Utama ialah “Terjadinya penurunan kerusakan produksi

dari 0.22 % menjadi dibawah 0.10 %” yang disebabkan oleh Sasaran

Pokok ,yaitu :

1.Terlaksananya perencanaan dengan pasti

2.Terjadinya pengawasan dengan baik

3.Terciptanya konsentrasi operator dengan baik

4.Tersedianya mesin otomatis.

Sedangkan Sasaran Spesifik ialah

1.Terlaksananya pergantian tipe max.1 kali dalam sehari

2.Tertatanya lay out dengan baik

3.Terbentuknya sikap kerja yang baik

4.Terciptanya motivasi/semangat yang besar.

Dengan tercapainya semua sasarang maka akan mengakibatkan

“Tercapainya Target kerusakan dibawah 0,10 %”

Page 26: TUGAS Pola Kerja Terpadu

S. SPESIFIK

S. POKOK

Berikut dituangkan atau divisualisasikan POHON SASARAN dibawah ini :

B. ALTERNATIF KEGIATAN

Dalam kajian Pola Kerja Terpadu ( PKT ) ini, digambarkan masalah dalam

hubungan sebab akibat,dimana dikemukakan beberapa sebabnya ,maka pada

tulisan ini garis pemecahan masalah diambila dari Masalah Utama,Masalah Pokok

Dominan,Masalah Spesifik Dominan dan Sasaran/Tujuan yang akan dicapai dari

sasaran ini,kemudian sasaran spesifik yang menjadi judul tulisan ini akan

diupayakan sebagai solusi pemecahannya.

Tercapainya Target Kerusakan sebesar 0,10 %

Terjadi Penurunan dari 0,22%

menjadi dibawah 0,10 %

Terbentuknya Sikap Kerja Yang Baik

Terciptanya Motivasi/Sema

ngat Yang Besar

Tertata Dengan Baik Layout

TerlaksananyaPergantian Tipe max 1x dalam

sehari

TersesedianyaMesin

Otomatis

Terwujudnya Konsentrasi

Operator

TerlaksananyaPengawasan dg

Baik

Terlaksananya Perencanaan

Pasti

SASARAN UTAMA

AKIBAT SASARAN UTAMA

SEBAB

Page 27: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Penulis mencoba menganalisis dan mengangkat beberapa upaya

pemecahannya,yaitu :

1. Mengadakan pelatihan motivasi dan disiplin

2. Memberikan reward atau penghargaan;

3. Menyediakan fasilitas kerja yang mendukung produksi

4. Menciptakan suasana kerja yang kondusif.

Berikut ini dituangkan atau divisualisasikan dalam POHON ALTERNATIF

Tercapainya Target Kerusakan

dibawah 0,10 %

Terjadi Penurunan dari 0,22 %

menjadi dibawah 0,10 %

Terwujudnya Konsentrasi Operator

Terbentuknya Sikap Kerja Yang Baik

Menciptakan Suasana Kerja Yang Kondusif

Mengadakan Pelatihan MDE

Menyediakan Fasilitas Kerja

Yang Mendukung

Memberikan Reward/Pengh

argaan

ALTERNATIF KEGIATAN

Page 28: TUGAS Pola Kerja Terpadu

SASARAN UMUM

Terwujudnya sikap kerja yang baik dengan mengadakan pelatihan Motivasi dan disiplin

Dari keempat upaya pemecahan diatas,penulis menetapkan satu yang

dominan diprogramkan yaitu “Mengadakan Pelatihan Motivasi dan Disiplin “

dengan Sasaran Umum “Terwujudnya Sikap Kerja yang Baik “ melalui

“Pelatihan Motivasi dan Disiplin kerja” yang kemudian akan diformulasikan

dalam Matrik Rencana Kerja ( MRK) berikut ini :

Terbentuknya sikap kerja yang baik yaitu dengan mengadakan pelatihan MDE,untuk sekitar 50 karyawan Bag Winding Trans dalam 2 gelombang selama 10 hari kerja.

Gel I sebanyak 25 orang,dilaksanakan 8-12 Des 2011Gel II sebanyak 25 orang,dilaksanakan 15-19 Des 2011

Dengan anggaran dari perusahaan sebesar Rp.5.000.000,00 dilaksanakan oleh Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia ( PSDM )

Mengadakan pelatihan MDE,untuk sekitar 50 karyawan Bag Winding Trans dalam 2 gelombang selama 4 hari.

Gel I sebanyak 25 orang,dilaksanakan 8-12 Des 2011

Gel II sebanyak 25 orang,dilaksanakan 15-19 Des 2011

Dengan anggaran dari perusahaan sebesar Rp.5.000.000,00 dilaksanakan oleh Bagian Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM)

PERSIAPAN

PENGENDALIAN

PELAKSANAAN

SASARAN KEGIATAN POKOK KERJA

Page 29: TUGAS Pola Kerja Terpadu

1 PEMBENTUKAN PANITIA PK1 PK1 PK1 PK1 4

2 PENYEDIAAN FASILITAS PK1 PK2 PK2 PK2 4

3 PENYELEKSIAN PESERTA PK3 PK3 2

4 PENUNJUKAN INSTRUKTUR PK4 PK4 PK4 PK4 7

5 PEMBERITAHUAN PESERTA PELATIHAN PK5 PK5 2

6 PEMBUKAAN PK6 PK6 PK6 2

7 PROSES PELATIHAN MOTIVASI DAN DISIPLIN PK7 PK7 2

8 PEMANTAUAN PK8 PK8 PK8 3

9 PENILAIAN PK9 PK9 2

10 PELAPORAN PK10 PK10 PK10 PK10 PK10 75 7 10 2 1 3 3JUMLAH

SIABIDIBA

NOMOR

POKOK AKHIR

PENANGGUNGJAWAB

PERSIAPAN

PELAKSANAAN

PENGENDALIAN

POKOK AKHIR : Pembentukan PanitiaPAKET KERJA NO.1 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1Menyampaikan Usulan nama panitia Kabag.SDM

2 Menyetujui susunan panitia Kadept Umum 3 Membuat SK panitia Kadept Umum 4 Mengetik SK panitia Ines 1 5 Menandatangani SK panitia General Manajer 6 Menyampaikan SK panitia kepada Ines

yang berkepentingan

4 orang 1 50.000

Page 30: TUGAS Pola Kerja Terpadu

POKOK AKHIR : Penyediaan FasilitasPAKET KERJA NO.2 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1Identifikasi fasilitas yang dibutuhkan Kabag PSDM

2 Membuat Proposal permohonan Kabag PSDM 3 Mengajukan proposal anggaran Kadept Umum 2 4 Menyetujui proposal anggaran General Manajer

5Mengeluarkan dana yang dibutuhkan Kadept keuangan

4 orang 2 -

POKOK AKHIR : Penyeleksian pesertaPAKET KERJA NO.3 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1 Pengajuan permohonan pelatihan Kadept Produksi 2 Mengajukan daftar nama peserta Kadept Produksi 1 3 Menyetujui daftar nama peserta Kabag PSDM

2 orang 1 -

POKOK AKHIR : Penunjukan InstrukturPAKET KERJA NO.4 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1 Usulan nama-nama instruktur Kabag PSDM 2 Penunjukan instruktur Kadept Umum 3 Menyetujui daftar instruktur General Manajer 4 Membuat surat tugas untuk Kadept Umum 1

Instruktur 5 Mengedarkan surat tugas untuk Ines

Instruktur 4 orang 1 -

Page 31: TUGAS Pola Kerja Terpadu

POKOK AKHIR : Pemberitahuan pesertaPAKET KERJA NO.5 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1 Mengetik daftar nama peserta Ines 2 Memberikan surat undangan Kabag PSDM pelatihan kepada Kadept Produksi 1 3 Mengedarkan surat undangan pe- Ines latihan pada para peserta 2 orang 1

POKOK AKHIR : Pembukaan PelatihanPAKET KERJA NO.6 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1 Acara pembukaan pelatihan Kabag PSDM 2 Sambutan dari pihak perusahaan General Manajer 3 Penyematan kartu peserta secara 1 Simbolis General Manajer 4 Penyerahan pelaksanaan pelatihan Kadept Umum

kepada para instruktur 3 orang 1 1.000.000

POKOK AKHIR : Proses PelaksanaanPAKET KERJA NO.7 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1 Penyampaian materi Disiplin Instruktur 1 2 Penyampaian materi Sikap Kerja Instruktur 2 3 Penyampaian materi Produktivitas Instruktur 3 10 4 Study kasus Instruktur 4 5 proses pembelajaran

4 orang 10 3.000.000

Page 32: TUGAS Pola Kerja Terpadu

POKOK AKHIR : PemantauanPAKET KERJA NO.8 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1 Pengawasan pelaksanaan kegiatan Kabag PSDM 2 Pelaporan kegiatan harian Kadept Umum 15

2 orang 15 -

POKOK AKHIR : PenilaianPAKET KERJA NO.9 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1 Evaluasi kegiatan harian Kabag PSDM 2 Penilaian pelaksanaan kegiatan Kadept Umum 15

2 orang 15

POKOK AKHIR : PelaporanPAKET KERJA NO.6 PENANGGUNG GUGAT : Kepala Bagian PSDM

NO URAIAN KERJAPENANGGUNG WAKTU BIAYA

JAWAB (HARI) (RUPIAH)

1 Penyerahan hasil test Para instruktur 2 Pembuatan Laporan pertanggung jawaban pelaksanaan pelatihan Kabag PSDM 1 3 Penandatanganan laporan Kadept Umum 4 Pembuatan Sertifikat pelatihan Ines 1

5Pemberian sertifikat kepada seluruh

peserta pelatihan Kadept Umum 6 Laporan kegiatan pelaksanaan Pelatihan Kabag PSDM 16 7 Evaluasi pelaksanaan kegiatan Kadept Umum 8 Penutupan kegiatan Kabag PSDM 9 Pelaporan keuangan Kadept keuangan 8 orang 16

Page 33: TUGAS Pola Kerja Terpadu

950.000

REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA

NO POKOK AKHIR WAKTU (Hari kerja ) BIAYA (Rupiah)

1 Pembentukan Panitia 1 50.000

2 Penyediaan Fasilitas 2 - 3 Penyeleksian Peserta 1 - 4 Penunjukan Instruktur 1 - 5 pemberitahuan peserta pelatihan 1 -

6 Pembukaan - 1.000.000

7 Proses Pelaksanaan Pelatihan 10 3.000.000

8 Pemantauan 15 - 9 Penilaian 15 -

10 Pelaporan 16 950.000

JUMLAH 16 5.000.000

Page 34: TUGAS Pola Kerja Terpadu

WAKTU

POKOK AKHIR 1 2 3 4 5 8 9 10 11 12 15 16 17 18 19 221 Pembentukan Panitia

2 Penyediaan Fasilitas

3 Penyeleksian Peserta

4 Penunjukan Instruktur

5 pemberitahuan peserta pelatihan

6 Pembukaan

7 Proses Pelaksanaan Pelatihan

8 Pemantauan

9 Penilaian

10 Pelaporan

PENJADWALAN

NODESEMBER 2011

BAB V

KESIMPULAN

A.KESIMPULAN

Dari uraian dan analisis yang dilakukan dimana tugas pokok dan fungsi Departemen Transformer dan Instansi PT.NIKKATSU EW dimana saya bekerja,memang masih ditemukan kesenjangan atau masalah seperti :

1. Sering Ganti type Produksi Dalam Satu Hari

2. Lay Out Kurang Baik

3. Sikap Kurang Baik/Banyak Ngobrol

4. Motivasi Kurang

Sesudah dilakukan kajian sebab akibat kausal serta dengan pendekatan analisis (USGR) maka dapat dicatat beberapa sebab seperti

Page 35: TUGAS Pola Kerja Terpadu

Analisis Pendekatan Manajemen USGR sebgai berikut :

NO INDIKATOR U S G R JUMLAH

1 SERING GANTI TIPE PRODUKSI 2 3 2 3 36

2 LAY OUT KURANG BAIK 3 2 2 4 48

3 SIKAP KERJA KURANG BAIK/BANYAK NGOBROL 4 2 2 4 64

4 MOTIVASI KURANG 3 2 2 3 36

Berdasarkan analisis diatas tampak angka terbesar adalah pada indicator

siakap kerja kurang baik/banyak ngobrol dengan nilai 64.

Dengan kajian yang telah dilakukan,maka dilakukan solusinya dengan Teknik

Manajemen Pola Kerja Terpadu yaitu menetapkan sasaran-sasaran yang

dapat menurunkan tingkat kerusakan di PT.NIKKATSU EW