Tugas Pkn Bab II

8
Tugas PKn Latihan BAB II IDENTITAS MASYARAKAT KOTA MATARAM BERDASARKAN 4 UNSUR PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL DAN POTENSINYA DALAM UPAYA MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL A. Identitas Masyarakat Kota Mataram Berdasarakan 4 Unsur Pembentukan Identitas Nasional Identitas adalah ciri – ciri, tanda – tanda atau jati diri yang melekat pada seseorang atau yang membedakannya dengan yang lain. Indonesia memiliki keragaman suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa. Setiap daerah di wilayah Indonesia memiliki ciri khas atau identitas yang berbeda satu dengan yang lainnya, begitu pula di pulau Lombok, khususnya kota Mataram yang masyarakatnya memiliki ciri khas dan keberagaman. 1. Suku bangsa Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus bersifat askriptif ( ada sejak lahir ) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Pulau Lombok khususnya kota Mataram 85% penduduknya adalah suku sasak ,sisanya orang Bali, Jawa, Bugis, Banjar, Melayu, Cina dan Arab. 2. Agama

description

Tugas Pkn Bab II

Transcript of Tugas Pkn Bab II

Page 1: Tugas Pkn Bab II

Tugas PKn

Latihan BAB II

IDENTITAS MASYARAKAT KOTA MATARAM BERDASARKAN 4 UNSUR

PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL DAN POTENSINYA DALAM UPAYA

MEMBANGUN INTEGRASI NASIONAL

A. Identitas Masyarakat Kota Mataram Berdasarakan 4 Unsur Pembentukan Identitas

Nasional

Identitas adalah ciri – ciri, tanda – tanda atau jati diri yang melekat pada

seseorang atau yang membedakannya dengan yang lain. Indonesia memiliki keragaman

suku bangsa, agama, kebudayaan dan bahasa. Setiap daerah di wilayah Indonesia

memiliki ciri khas atau identitas yang berbeda satu dengan yang lainnya, begitu pula di

pulau Lombok, khususnya kota Mataram yang masyarakatnya memiliki ciri khas dan

keberagaman.

1. Suku bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus bersifat askriptif ( ada sejak

lahir ) yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Pulau Lombok

khususnya kota Mataram 85% penduduknya adalah suku sasak ,sisanya orang Bali,

Jawa, Bugis, Banjar, Melayu, Cina dan Arab.

2. Agama

Di Pulau Lombok khususnya kota Mataram, agama yang paling banyak

penganutnya adalah agama Islam, setelah itu Hindu yang di anut oleh orang-orang

dari Bali , lalu agama yang lain seperti Kristen, Katolik, Budha, dan Kong Hu Cu.

Pulau Lombok bahkan dikenal sebagai Pulau Seribu Masjid. Dijuluki pulau seribuan

masjid karena di pulau ini terdapat ribuan diketuhui hingga saat ini karena hampir

tiap tahun dapat dipastikan ada saja pembangunan masjid baru yang dilakukan. Selain

itu, hubungan sosial dan psikologis masyarakat di pulau ini masih mengutamakan

pentingnya ibadah dan media yang digunakan untuk ibadah, dalam hal ini tentunya

keberadaan masjid dalam kehidupan beribadah sehari-hari. Begitupun di kota

Page 2: Tugas Pkn Bab II

Mataram, jumlah tempat ibadah umat muslim ini sangat mudah anda jumpai di ruas-

ruas jalan utama hingga di daerah-daerah perkampungan. Bisa dikatakan bahwa

hampir setap kampung memiliki satu buah masjid.  Selain itu ada cukup banyak

bangunan Pura dan tempat ibadah agama lain seperti Gereja dan Vihara. Namun hal

ini tetap tidak menjadikan masyarakat mayoritas menjadi egois dan tetap

mengutamakan sikap toleransi antar umat beragama. Adapun

Islam Kristen Katolik Hindu Budha Kong

Hu Cu

Jumlah

Kota

Mataram

332.259 6.735 3.033 56.351 3.840 59 402.843

3. Kebudayaan

Indonesisa terkenal dengan budayanya yang beragam, setiap daerah memiliki

kebudayaan yang khas. Di kota Mataram terdapat adat istiadat sebagai hasil

kebudayaaan masyarakat setempat. Hal ini terlihat dari hasil penelitian Masyhuri

(2005) yang menunjukkan bahwa dalam masyarakat suku sasak, khususnya terkait

upacara pernikahan, antara lain terdiri dari acara nyongkolan, yaitu acara mengarak

pasangan pengantin dari rumah pengantin pria ke rumah pengantin perempuan

sekaliguds sebagai pengumuman kepada khalayak atau masyarakat umum bahwa

kedua pasangan yang bersangkutan telah resmi menjadi pasangan suami istri.

Ada pula kesenian tradisional suku sasak yang memilki alat musik khas sebagai

hasil kebudayaan yaitu gendang beleq. gendang bleq berarti gendang besar karena

gendang ini memiliki ukuran yang besar, berbeda dengan ukuran gendang-gendang

yang berasal dari daerah lain. Gendang ini terbuat dari pohon meranti, berbentuk

bulat panjang yang dilubangi pada bagian tengahnya. Pada kedua sisinya dilapisi oleh

kulit kambing, sapi ataupun kerbau yang kering. Selain itu ada kebudayaan lain dari

suku Bali yang tinggal di Mataram yaitu pawai Ogoh – Ogoh yang dilaksankan

setahun sekali sehari sebelum hari raya nyepi dan masyarakat di kota Mataram sangat

antusias untuk menyaksikan pawai ini. Hal ini merupakan suatu gambaran dimana

dalam suatu daerah yang sama yang memiliki kebudayaan yang berbeda, berasal dari

Page 3: Tugas Pkn Bab II

suku – suku yang ada di Mataram, mampu untuk saling menghargai dan bersikap

toleran terhadap keragaman yang ada.

4. Bahasa

Bahasa daerah yang dituturkan di Pulau Lombok oleh Suku asli Sasak disebut

dengan Bahasa Sasak. Bahasa Sasak dapat dikelompokkan ke dalam ragam bahasa

yang sama dengan Bahasa Jawa dan Bali. Banyak sekali kosa kata yang cara

pelafalan, penggunaan dan maknanya sama dengan kosa kata dalam Bahasa Bali dan

Jawa. Ini desebabkan oleh kedekatan geografis dan historis di antara mereka. Bahasa

Sasak Bali dan Jawa sama-sama bersumber dari bahasa Kawi dengan aksara Jawa

Kuno, Hanacaraka. Aksara Hanacaraka Bali dan Sasak sama-sama berjumlah 18,

sementara Hanacaraka Jawa berjumlah 20 aksara. Karena banyaknya pendatang dari

daerah lain ke kota Mataram sehingga banyak pula kita jumpai berbagi bahasa yang

digunakan untuk berkomunikasi antara lain bahasa Bali, Jawa, Dompu, dan

Sumbawa. Dan biasanya bahasa daerah tersebut digunakan untuk bekomunikasi

dengan orang – orang yang berasal dari daerah yang sama, namun bahasa Indonesia

adalah bahasa nasional sebagi pemersatu bangsa, sehingga seseorang yang berasal

dari derah yang berbeda dengan lawan bicaranya dapat berkomunikasi dengan

mudah.

B. Potensi dalam Upaya Membangun Integrasi Nasional

Keberagaman merupakan identitas nasional bangsa Indonesia. Keberagaman

tersebut dapat dilihat dari keberagaman suku bangsa, agama, bahasa dan budaya. Dalam

masyarakat yang beragam, dimungkinkan terjadi dua hal yakni integrasi atau disintegrasi.

Integrasi dapat terwujud manakala masyarakat yang beragam dapat saling menghargai,

dapat berbagi dan bekerjasama sehingga dapat memperkaya budaya multietnik. Di Kota

Mataram ini selayaknya dapat menjadi contoh panutan umat beragama dan lintas etnis.

Pawai ogoh-ogoh dalam menyambut Hari Raya Nyepi tahun 1935 Saka di ibu kota

Provinsi Nusa Tenggara Barat ini menampilkan kebudayaan dan kesenian lintas etnis.

Gendang Beleq, sebagai kesenian dan kebudayaan suku sasak yang beragama

Islam, turut mengikuti pawai untuk menyambut tahun baru saka. penduduk setempat

Page 4: Tugas Pkn Bab II

keturunan Cina pun juga ikut memeriahkan perayaan hari besar umat Hindu tersebut.

Etnis Tionghoa mengarak barongsai dan ogoh-ogoh naga. Suasana toleransi antarumat

beragama di kota tersebut terlihat sangat kental. Bahkan, warga setempat secara ikhlas

menutup sejumlah jalan untuk memberi kesempatan umat Hindu merayakan Hari Raya

Nyepi.

Perbedaan agama dan suku tidak menghalangi komunikasi dan interaksi sosial

antar masyarakat. Hal ini menunjukkan masyarakat kota Mataram dan umunya

masyarakat Pulau Lombok telah menyadari bahwa dalam masyarakat yang beragam

diperlukan sikap toleransi sehingga dapat hidup berdampingan secara damai. Hal ini pula

merupakan salah satu contoh dari masyarakat daerah kota Mataram yang telah mengelola

identitasnya dengan baik (menjadikannya sebagai suatu potensi yang dapat dibanggakan)

sehingga mampu untuk mewujudkan integrasi nasional dengan memperkaya budaya

multietnik di Indonesia, dengan rasa persatuan yang tinggi dan saling menghargai antar

suku bangsa maupun umat beragama.

Page 5: Tugas Pkn Bab II

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Latihan BAB II

(IDENTITAS DAN INTEGRASI NASIONAL)

DISUSUN OLEH:

NI NENGAH DIAN ISWARI

E1M012044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2013