tugas pkn

download tugas pkn

of 18

description

tugas pkn

Transcript of tugas pkn

Disusun oleh :

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kita panjatkan puji syukur atas Kehadirat Allah SWT karena telah memberikan limpahan Rahmat, Karunia serta Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Selain itu dalam penyusunan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyakan terimakasih. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, sehingga dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi lebih baiknya kinerja penulis yang akan mendatang.Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

Latar Belakang

Kemiskinan sering menjadi topik yang dibahas dan diperdebatkan dalamberbagai forum baik nasional maupun internasional, walaupun kemiskinan itusendiri telah muncul ratusan tahun yang lalu. Kemiskinan merupakan suatukeadaan yang sering dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangandalam berbagai keadaan hidup. Perkembangan kondisi kemiskinan di suatu negarasecara ekonomis merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangantingkat kesejahteraan masyarakat. Oleh karenanya, dengan semakin menurunnyatingkat kemiskinan yang ada maka dapat disimpulkan meningkatnyakesejahteraan masyarakat di suatu negara.Kemiskinan, disamping pengangguran dan ketimpangan merupakanmasalah klasik yang besar dan mendasar bagi sebagian besar negara sedangberkembang termasuk di Indonesia. Berbagai indikator dan parameter untukmengukur tingkat kemiskinan dan menghitung jumlah penduduk miskin telahlama diformulasikan dan dikembangkan para pakar dalam bidang ilmu ekonomidan sosial lainnya.Dalam mewujudkan tujuan negara, pemerintah secara terus menerus telahmelakukan program pembangunan nasional. Dua sasaran utama yang selalumendapat perhatian dalam program pembangunan nasional adalah pengentasankemiskinan dan penurunan angka pengangguran. Pada masa pemerintahan ordebaru, upaya pemerintah untuk menurunkan kemiskinan dan pengangguran dapatdikatakan cukup berhasil, namun setelah terjadinya krisis moneter pada tahun1996 angka kemiskinan dan pengangguran meningkat kembali sehingga hasilkinerja terhadap dua sasaran pembangunan tersebut, hasilnya belummenggembirakan. Kemiskinan di Indonesia sampai saat ini masih terus-menerusmenjadi masalah yang berkepanjangan, bahkan sekarang ini dapat dikatakansemakin memprihatinkan bila dibandingkan dengan tahuntahun sebelumnya.Berdasarkan Gambar 1.1 menunjukan jumlah penduduk miskin diIndonesia pada periode 1976-2007 berfluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun1976 penduduk miskin sekitar 54,2 juta jiwa (sekitar 44,2 juta jiwa di perdesaan,dan sekitar 10 juta jiwa di perkotaan). Angka ini pada tahun 1980 berkuranghingga menjadi sekitar 42,3 juta jiwa (sekitar 32,8 juta jiwa di perkotaan, dansekitar 9,5 juta jiwa di perdesaan), atau berkurang sekitar 21,95 persen dari tahun1976. Pada tahun 1990 jumlah penduduk miskin berkurang hingga menjadi sekitar27,2 juta jiwa (sekitar 17,8 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,4 juta jiwa diperdesaan), atau berkurang sekitar 35,69 persen dari tahun 1980.Pada tahun 1996 jumlah penduduk miskin mengalami kenaikan hinggamencapai sekitar 34,5 juta jiwa (sekitar 24,9 juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 9,6juta jiwa di perdesaan). Dibandingkan dengan tahun 1990, angka ini menurunsekitar 20,87 persen. Namun, pada tahun 2002 jumlah penduduk miskin kembalimeningkat hingga menjadi sekitar 38,4 juta jiwa. Sementara, pada tahun 2007jumlah penduduk miskin menurun hingga menjadi sekitar 37.17 juta jiwa.Fluktuasi jumlah penduduk miskin di Indonesia disebabkan karena terjadinyakrisis ekonomi, pertambahan jumlah penduduk tiap tahun, pengaruh kebijakanpemerintah dan sebagainya.BAB.IPENDAHULUANKemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.Kita pasti sudah mengetahui bahwa selama bertahun-tahun ini, isu kemiskinan menjadi perhatian serius dan fokus bagi pemerintah. Kemiskinan dianalisis dari berbagai sudut pandang dan pendekatan guna mendapatkan pemahaman yang utuh. Kemiskinan bukan gejala sederhana, tidak hanya terkait ekonomi semata, tetapi saling terkait dengan masalah lain yang amat kompleks. Selain itu, angka kemiskinan yang ada di Indonesia dari tahun ke tahun sepertinya belum pernah berkurang begitu banyak. Malah belakangan ini angka tersebut semakin besar karena begitu dasyatnya pengaruh krisis moneter yang berimbas pada krisis ekonomi. Laju inflasi yang semakin besar dan tidak sesaat menjadi pelengkap keterpurukan warga masyarakat. Meskipun data ini terus bergulir dan mengalami perubahan setiap saat, namun sampai saat ini masih harus bekerja keras dalam menetapkan kriteria seseorang atau keluarga tersebut bisa termasuk miskin. Jangan sampai terulang kembali pada setiap melakukan program pengentasan kemiskinan diawali dulu dengan debat kusir orang atau kekuarga miskinnya. Pemangku kepentingan dan pelaku pengambil kebijakan sudah saatnya secara bersama-sama mempunyai kesepahaman sekaligus kesempatan tentang kriteria tersebut sehingga bisa menjadi indikator bagi siapa saja yang akan melakukan pendataan.Perlu disadari bahwa kemiskinan bukan hanya sederetan angka, tetapi menyangkut nyawa jutaan rakyat miskin, terutama masyarakat yang tinggal di pedesaan, kawasan pesisir, dan kawasan tertinggal. Sehingga masalah kemiskinan menyentuh langsung nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan dan keadilan. Keberadaan masyarakat pedesaan, yang sampai saat ini masih belum terlihat mampu beranjak dari himpitan kemiskinannya. karena kemiskinan yang terjadi bukan hanya karenan rendahnya pendapatan, keterbatasan sarana dan prasarana tetapi juga menyangkut kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang, baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin.Masalah kemiskinan ini berkaitan erat dengan tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin dalam mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya secara bermartabat. Menjalani kehidupan yang selalu berada dalam jeratan kemiskinan bisa menjadikan seseorang terjerumus ke dalam pola kehidupan yang membawa kenistaan. Untuk bisa bermartabat dalam kehidupannya, masyarakat perlu ditopang oleh kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan dasarnya secara layak.Walupun sampai saat ini masih belum ada kesepahaman dan kesepakatan dalam penentuan indikator kemiskinan. Sehingga secara riil dalam menentukan data masyarakat miskin yang sesuai dengan keberadaannya masih sulit untuk dimiliki. Banyak hal memang yang mempengaruhi seseorang dikatakan miskin bila keadaannya memang dia tidak mampu berdiri sederajat dengan lingkungan masyarakat secara memadai, maka kemiskinan yang terjadi mempunyai rentang dimensi dan kerentanan yang lebar. Meskipun demikian bukan hanya sekedar kemiskinan relatif yang perlu dipersoalkan, tetapi kemiskinan absolut yang dapat membuat seseorang tidak mempunyai kemampuan untuk mengakses segala kebutuhan pokok bagi keberlangsungan hidupnya.Upaya memahami kemiskinan secara holistik (menyeluruh) adalah penting. Bagaimana orang miskin bisa mengakses pangan murah, memperoleh pelayanan gizi dan kesehatan, menempuh pendidikan tinggi, semua itu perlu dipahami oleh para pembuat atau penentu kebijakan.pemahaman mengenai karakteristik orang miskin merupakan pintu untuk bisa memecahkan masalah kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) diantaranya yang telah memiliki karakteristik masyarakat miskin yang diistilahkan dengan indikator kemiskinan dan indikator ini yang sampai saat ini lazim digunakan walaupun masih terdapat limitasi tinggi. Untuk itu dalam makalah ini akan kita bahas secara bersama-sama mengenai hal-hal apa saja yang berkaitan dengan kemiskinan. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca dan dapat untuk menambah pengetahuan berbagai pihak.

PERMASALAHAN YANG BERKEMBANGTerdapat beberapa contoh kasus atau masalah yang berhubungan dengan kemiskinan yang terjadi disekitar kita yang diantaranya yaitu;Februari 2008, di Makassar, Sulsel; seorang ibu (45 th) dan seorang anak balitanya (4 th) meninggal dalam kondisi 3 hari kelaparan dan diare akut. Para tetangga, begitu pula RT/RW-nya, diberitakan tidak ada yang tahu karena mereka tidak pernah meminta-minta.

Mei 2008, seorang anak yatim laki2 usia SD di Cibinong terpaksa tidak sekolah karena harus menjaga 2 adiknya yang masih kecil. Ibunya harus mencari nafkah dengan pendapatan yang kecil sehingga tidak mencukupi untuk membayar pembantu rumah tangga. Jatah beras miskin (raskin) yang didrop via ke-tua RT 1 x/ bulan tidak bisa ditebus oleh yang berhak. Saat beras datang, mereka tidak sanggup mengganti biaya transportasi karena sedang tidak punya uang (karena memang benar2 miskin). Akhirnya beras dibeli oleh orang yang lebih mampu. Riba eceran (pinjaman bernilai kecil) banyak terja-di di kalangan orang miskin. Hutang Rp 200.000,- mesti dibayar Rp 8.000 per hari x 30 hari (bunga 20%/bulan)Makassar, Maret 2008, seorang ibu miskin, sehabis bersalin, berniat menjual bayinya agar bisa membayar biaya pesalinan Rp300 ribu. Di Bekasi, Maret 2008, seorang ibu membenamkan 2 anaknya sehingga mati karena kemiskinanKemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa).Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengkonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin;penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi;penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun masih gagal melewati atas garis kemiskinan.Sekarang kemiskinan sudah memberikan dampak yang beraneka ragam mulai dari tindak kriminal, pengangguran, kesehatan terganggu, dan masih banyak lagi. Kemiskinan memang dapat menyebabkan beragam masalah tapi untuk sekarang masalah yang paling penting adalah bagaimana caranya anak-anak kecil yang sama sekali tidak mampu dapat bersekolah dengan baik seperti anak-anak lainnya. Pertama itulah masalah yang harus dipecahkan oleh pemerintah karena jika masalah itu tidak dapat dibereskan maka akan muncul masalah-masalah baru yang lebih banyak lagi. Dan juga banyak orang-orang miskin terkena penyakit tapi mereka sulit untuk berobat ke dokter karena mahal, walapun pemerintah sudah memberikan kartu kemiskinan tapi itu tidak menjamin di rumah sakit.Selain itu ada juga dampak miskin yaitu kekufuran, yang di antaranya: Fasilitas umum / produksi (pabrik), yang dibangun dengan waktu yang cukup lama dan biaya besar, dirusak dalam sekejap oleh masyarakat / karyawan sendiri.Berebutan sedekah sehingga ter-injak2 (padahal ada orang yang berhak namun tidak mendapatkan)Tawuran (olahraga, antar pelajar, antar kampung) Membunuh anak sendiri (ibu yang membenamkan 2 anaknya karena miskin)

Akibat kekufuran terjadilah pengrusakan yang merupakan contoh buruk buat generasi mendatang bahwa pemaksaan / kekerasan dianggap sebagai alat ampuh untuk melawan orang sejahtera (kaya) yang menulikan telinga, membutakan mata, dan membutakan hati. Akibat selanjutnya, banyak investor enggan berinvestasi. Lapangan kerja menjadi berkurang atau tidak bertambah. Kalau tidak segera ditangani diperkirakan bencana sosial akan datang.Perkembangan Tingkat Kemiskinan Maret 2012September 2012

Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2012 mencapai 28,59 juta orang (11,66persen). Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada Maret 2012 , maka selama enam bulantersebut terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,54 juta orang. Berdasarkan daerah tempattinggal, pada periode Maret 2012September 2012, baik penduduk miskin di daerah perkotaan maupunperdesaan sama-sama mengalami penurunan, yaitu masing-masing turun sebesar 0,18 persen (0,14 jutaorang) dan 0,42 persen (0,40 juta orang).

Beberapa faktor terkait dengan penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin selama periodeMaret 2012September 2012 adalah:a. Selama periode Maret 2012September 2012 inflasi umum relatif rendah, yaitu sebesar 2,59persen.b. Penerima beras murah/raskin (dalam 3 bulan terakhir) pada 20 persen kelompok pendudukberpendapatan terendah meningkat dari sekitar 18,5 persen pada Maret 2012 menjadi sekitar20,1 persen pada September 2012 (berdasarkan data Susenas Maret 2012 dan September 2012).c. Upah harian (nominal) buruh tani dan buruh bangunan meningkat selama periode Maret 2012dan September 2012, yaitu masing-masing sebesar 1,29 persen dan 2,96 persen.d. Secara nasional, rata-rata harga beras relatif stabil, tercatat pada Maret 2012 sebesarRp10.406,- per kg dan pada September 2012 sebesar Rp10.414,- per kg.e. Adanya perbaikan penghasilan petani yang ditunjukkan oleh kenaikan NTP (Nilai TukarPetani) sebesar 0,70 persen dari 104,68 pada Maret 2012 menjadi 105,41 pada September 2012.f. Perekonomian Indonesia triwulan III-2012 tumbuh sebesar 6,12 persen terhadap triwulan-I2012, apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2011 (y-on-y) pertumbuhanekonomi triwulan III-2012 ini tumbuh sebesar 6,17 persen.g. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2012 mencapai 6,14 persen,mengalami penurunan dibandingkan keadaaan pada Februari 2012 yang sebesar 6,32 persen.h. Selama periode Maret 2012September 2012, harga eceran beberapa komoditas bahan pokoklain seperti tepung terigu, cabe rawit, cabe merah, dan telur ayam ras mengalami penurunan,yaitu masing-masing turun sebesar 0,03 persen, 18,29 persen, 12,35 persen, dan 1,25 persen.

Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Pulau Pada September 2012

Tabel 2 menunjukkan persentase penduduk miskin menurut pulau pada September 2012. Dari tabeltersebut tampak bahwa persentase penduduk miskin terbesar masih berada di Pulau Maluku dan Papua,yaitu sebesar 24,14 persen, sementara persentase penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan,yaitu sebesar 6,48 persen.

Dari sisi jumlah, sebagian besar penduduk miskin masih berada di Pulau Jawa (15,82 juta orang);sementara jumlah penduduk miskin terendah berada di Pulau Kalimantan (0,93 juta orang).

Ciri-Ciri Kemiskinan

Menurut Hartomo dan Aziz (1997) mereka yang hidup dibawah gariskemiskinan memiliki beberapa ciri, yaitu :1. Mereka umumnya tidak memiliki faktor produksi sendiri, seperti tanah yangcukup, modal maupun keterampilan. Faktor produksi yang dimiliki sendirisedikit sekali sehingga kemampuan memperoleh pendapatan menjadi sangatterbatas.

2. Mereka tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksidengan kekuatan sendiri. Pendapatan tidak cukup untuk memperoleh tanahgarapan maupun modal usaha, sedangkan syarat tidak terpenuhi untukmemperoleh kredit perbankan seperti adanya jaminan kredit dan lain-lain,sehingga mereka yang perlu kredit terpaksa berpaling kepada lintah daratyang biasanya meminta syarat yang berat dan memungut biaya yang tinggi.

3. Tingkat pendidikan mereka yang rendah, tidak sampai tamat sekolah dasar.Waktu mereka habis tersisa untuk mencari nafkah sehingga tidak tersisa lagiuntuk belajar. Anak-anak mereka tidak dapat menyelesaikan sekolah, karenaharus membantu orang tua mencari tambahan penghasilan atau menjagaadik-adik di rumah, sehingga secara turun-temurun mereka terjerat dalamketerbelakangan garis kemiskinan.

4. Kebanyakan mereka tinggal di perdesaan. Banyak diantara mereka tidakmemiliki tanah, walaupun ada kecil sekali. Umumnya mereka menjadi buruhtani atau pekerja kasar di luar petani, karena pertanian bekerja denganmusiman maka kesinambungan kerja kurang terjamin. Banyak diantaramereka kemudian bekerja sebagai pekerja bebas, berusaha apa saja.Dalam keadaan penawaran tenaga kerja yang besar maka tingkat upahmenjadi rendah sehingga mengurung mereka dibawah garis kemiskinan, didorong dengan kesulitan hidup di desa maka banyak diantara merekamencoba berusaha di kota.

5. Kebanyakan diantara mereka yang hidup di kota masih berusia muda dantidak mempunyai keterampilan atau pendidikan, sedangkan kota dibanyaknegara sedang berkembang tidak siap menampung gerak urbanisasipenduduk desa. Apabila di negara-negara maju pertumbuhan industrimenyertai urbanisasi dan pertumbuhan kota sebagai penarik bagi masyarakatdesa untuk bekerja di kota, maka urbanisasi di negara berkembang tidakdisertai proses penyerapan tenaga dalam perkembangan industri. Bahkan,sebaliknya perkembangan teknologi di kota justru menarik pekerjaan lebihbanyak tenaga kerja, sehingga penduduk miskin yang pindah ke kota dalamkantong-kantong kemelaratan.Menurut Sumedi dan Supadi (2004) masyarakat miskin mempunyaibeberapa ciri sebagai berikut 1) tidak memiliki akses ke proses pengambilankeputusan yang menyangkut hidup mereka, 2) tersingkir dari institusi utamamasyarakat yang ada, 3) rendahnya kualitas SDM termasuk kesehatan,pendidikan, keterampilan yang berdampak pada rendahnya penghasilan, 4)terperangkap dalam rendahnya budaya kualitas SDM seperti rendahnya etos kerja,berpikir pendek dan fatalisme, 5) rendahnya pemilikan aset fisik termasuk asetlingkungan hidup seperti air bersih dan penerangan.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGRUHI KEMISKNAN Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya kemiskinan menurut Hartomo dan Aziz (1997) yaitu :1). Pendidikan yang Terlampau RendahTingkat pendidikan yang rendah menyebabkan seseorang kurang mempunyai keterampilan tertentu yang diperlukan dalam kehidupannya. Keterbatasan pendidikan atau keterampilan yang dimiliki seseorang menyebabkan keterbatasan kemampuan seseorang untuk masuk dalam dunia kerja.2). Malas BekerjaAdanya sikap malas (bersikap pasif atau bersandar pada nasib) menyebabkan seseorang bersikap acuh tak acuh dan tidak bergairah untuk bekerja.3). Keterbatasan Sumber AlamSuatu masyarakat akan dilanda kemiskinan apabila sumber alamnya tidak lagi memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Hal ini sering dikatakan masyarakat itu miskin karena sumberdaya alamnya miskin.4). Terbatasnya Lapangan KerjaKeterbatasan lapangan kerja akan membawa konsekuensi kemiskinan bagimasyarakat. Secara ideal seseorang harus mampu menciptakan lapangan kerjabaru sedangkan secara faktual hal tersebut sangat kecil kemungkinanya bagimasyarakat miskin karena keterbatasan modal dan keterampilan.5). Keterbatasan ModalSeseorang miskin sebab mereka tidak mempunyai modal untuk melengkapialat maupun bahan dalam rangka menerapkan keterampilan yang merekamiliki dengan suatu tujuan untuk memperoleh penghasilan.6). Beban KeluargaSeseorang yang mempunyai anggota keluarga banyak apabila tidak diimbangi dengan usaha peningakatan pendapatan akan menimbulkan kemiskinan karena semakin banyak anggota keluarga akan semakin meningkat tuntutan atau beban untuk hidup yang harus dipenuhi.Menurut Kartasasmita dalam Rahmawati (2006), kondisi kemiskinan dapatdisebabkan oleh sekurang-kurangnya empat penyebab, yaitu :

1.Rendahnya Taraf Pendidikan

Taraf pendidikan yang rendah mengakibatkan kemampuan pengembangandiri terbatas dan meyebabkan sempitnya lapangan kerja yang dapatdimasuki. Taraf pendidikan yang rendah juga membatasi kemampuanseseorang untuk mencari dan memanfaatkan peluang.2. Rendahnya Derajat Kesehatan

Taraf kesehatan dan gizi yang rendah menyebabkan rendahnya daya tahanfisik, daya pikir dan prakarsa.

3. Terbatasnya Lapangan Kerja

Selain kondisi kemiskinan dan kesehatan yang rendah, kemiskinan jugadiperberat oleh terbatasnya lapangan pekerjaan. Selama ada lapangan kerjaatau kegiatan usaha, selama itu pula ada harapan untuk memutuskanlingkaran kemiskinan.

4. Kondisi Keterisolasian

Banyak penduduk miskin secara ekonomi tidak berdaya karena terpencildan terisolasi. Mereka hidup terpencil sehingga sulit atau tidak dapatterjangkau oleh pelayanan pendidikan, kesehatan dan gerak kemajuanyang dinikmati masyarakat lainnya.Menurut Suryadiningrat (2003), kemiskinan pada hakikatnya disebabkanoleh kurangnya komitmen manusia terhadap norma dan nilai-nilai kebenaranajaran agama, kejujuran dan keadilan. Hal ini mengakibatkan terjadinyapenganiayaan manusia terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain.Penganiayaan manusia terhadap diri sendiri tercermin dari adanya : 1) keenggananbekerja dan berusaha, 2) kebodohan, 3) motivasi rendah, 4) tidak memilikirencana jangka panjang, 5) budaya kemiskinan, dan 6) pemahaman keliruterhadap kemiskinan. Sedangkan penganiayaan terhadap orang lain terlihat dariketidakmampuan seseorang bekerja dan berusaha akibat : 1) ketidakpedulianorang mampu kepada orang yang memerlukan atau orang tidak mampu dan 2)kebijakan yang tidak memihak kepada orang miskin.

DAMPAK DARI KEMISKINAN TERHADAP MASYARAKAT

Banyak dampak yang terjadi yang disebabkan oleh kemiskinan diantaranya adalah sebagai berikut:1. Kesejahteraan masyarakat sangat jauh dan sangat rendah Ini berarti dengan adanya tingkat kemiskinan yang tinggi banyak masyarakat Indonesia yang tidak memiliki pendapatan yang mencukupi kebutuhan hidup masyarakat.2. Tingkat kematian meningkat Ini dimaksudkan bahwa masyarakat Indonesia banyak yang mengalami kematian akibat kelaparan atau melakukan tindakan bunuh diri karena tidak kuat dalam menjalani kemiskinan yang di alami.3. Banyak penduduk Indonesia yang kelaparan karena tidak mampu untuk membeli kebutuhan akan makanan yang mereka makan sehari-hari4. Tidak bersekolah (tingkat pendidikan yang rendah) ini menyebabkan masyarakat Indonesia tidak mempunyai ilmu yang cukup untuk memperoleh pekerjaan dan tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk memperoleh pendapatan5. Tingkat kejahatan meningkat Masyarakat Indonesia jadi terdesak untuk memperoleh pendapatan dengan cara-cara kejahatan karena dengan cara yang baik mereka tidak mempunyai modal yaitu ilmu dan ketermpilan yang cukup.

Cara menanggulangi kemiskinan adalah:Adapun upaya penanggulangan kemiskinan Indonesia telah dilakukan dan menempatkan penanggulangan kemiskinan sebagai prioritas utama kebijakan pembangunan nasional. Kebijakan kemiskinan merupakan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004-2009 dan dijabarkan lebih rinci dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap tahun serta digunakan sebagai acuan bagi kementrian, lembaga dan pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan tahunan.Adapun langkah jangka pendek (Kohyar,2007) yang diprioritaskan antara lain sebagai berikut:a) Mengurangi kesenjangan antar daerah dengan; (i) penyediaan sarana-sarana irigasi, air bersih dan sanitasi dasar terutama daerah-daerah langka sumber air bersih. (ii) pembangunan jalan, jembatan, dan dermaga daerah-daerah tertinggal. (iii) redistribusi sumber dana kepada daerah-daerah yang memiliki pendapatan rendah dengan instrumen Dana Alokasi Khusus (DAK) .b) Perluasan kesempatan kerja dan memberikan bantuan dana stimulan untuk modal usaha, pelatihan keterampilan kerja dan meningkatkan investasi dan revitalisasi industri.c) Khusus untuk pemenuhan sarana hak dasar penduduk miskin diberikan pelayanan antara lain; (i) pendidikan gratis sebagai penuntasan program belajar 9 tahun termasuk tunjangan bagi murid yang kurang mampu; (ii) jaminan pemeliharaan kesehatan gratis bagi penduduk miskin di puskesmas dan rumah sakit kelas tiga.Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.Dalam penanggulangan kemiskinan ini dapat melalui program bantuan langsung tunai (BLT) BPSpun telah menetapkan 14 (empat belas) kriteria keluarga miskin, seperti yang telah disosialisasikan oleh Departemen Komunikasi dan Informatika (2005), rumah tangga yang memiliki ciri rumah tangga miskin, yaitu:Ada satu kriteria tambahan lagi, hanya tidak terdapat dalam leaflet bahan sosialisasi Departemen Komunikasi dan Informatika tentang kriteria rumah tangga miskin, yaitu rumah tangga yang tidak pernah menerima kredit usaha UKM/KUKM setahun lalu.Berdasarkan kriteria tersebut, maka rumah tangga yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan tunai langsug itu adalah: a) rumah tangga yang tidak memenuhi kriteria tersebut di atas, b). PNS, TNI, Polri/pensiunan, c). pengugsi yang diurus oleh pemerintah, dan d). penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal.Dengan menggunakan kriteria seperti ini, BPS telah berhasil mendata keluarga miskin sebanyak 14.277.012 kepala keluarga. Setelah data itu direalisasikan dalam pelaksanaan BLT ternyata masih terdapat kelemahan dan kekurangan. Diantaranya ditemukan 530 Kartu Kompensasi BBM bermasalah di Sulsel. BPS Jember menarik kembali sebanyak 2.292 Kartu Kompensasi BBM dan di Yogyakarta sebanyak 50.000 (lima puluh ribu) keluarga miskin belum memperoleh Kartu Kompensasi BBM.

PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Beberapa langkah teknis yang digalakkan pemerintah meliputi 5 program, antara lain :a) Menjaga stabilitas harga bahan kebutuhan pokok. Fokus program ini bertujuan menjamin daya beli masyarakat miskin/keluarga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok terutama beras dan kebutuhan pokok utama selain beras. Program yang berkaitan dengan fokus ini seperti :

Penyediaan cadangan beras pemerintah 1 juta ton. Stabilisasi/kepastian harga komoditas primer

b) Mendorong pertumbuhan yang berpihak pada rakyat miskin. Fokus program ini bertujuan mendorong terciptanya dan terfasilitasinya kesempatan berusaha yang lebih luas dan berkualitas bagi masyarakat/keluarga miskin. Beberapa program yang berkenaan dengan fokus ini antara lain :

Penyediaan dana bergulir untuk kegiatan produktif skala usaha mikro dengan pola bagi hasil/syariah dan konvensional. Bimbingan teknis/pendampingan dan pelatihan pengelola Lembaga Keuangan Mikro (LKM)/Koperasi Simpan Pinjam (KSP). Pelatihan budaya, motivasi usaha dan teknis manajeman usaha mikro Pembinaan sentra-sentra produksi di daerah terisolir dan tertinggal Fasilitasi sarana dan prasarana usaha mikro Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Pengembangan usaha perikanan tangkap skala kecil Peningkatan akses informasi dan pelayanan pendampingan pemberdayaan dan ketahanan keluarga Percepatan pelaksanaan pendaftaran tanah Peningkatan koordinasi penanggulangan kemiskinan berbasis kesempatan berusaha bagi masyarakat miskin.

c) Menyempurnakan dan memperluas cakupan program pembangunan berbasis masyarakat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sinergi dan optimalisasi pemberdayaan masyarakat di kawasan perdesaan dan perkotaan serta memperkuat penyediaan dukungan pengembangan kesempatan berusaha bagi penduduk miskin. Program yang berkaitan dengan fokus ketiga ini antara lain :

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan Program Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah Program Pembangunan Daerah Tertinggal dan Khusus Penyempurnaan dan pemantapan program pembangunan berbasis masyarakat.

d) Meningkatkan akses masyarakat miskin kepada pelayanan dasar. Fokus program ini bertujuan untuk meningkatkan akses penduduk miskin memenuhi kebutuhan pendidikan, kesehatan, dan prasarana dasar. Beberapa program yang berkaitan dengan fokus ini antara lain :

Penyediaan beasiswa bagi siswa miskin pada jenjang pendidikan dasar di Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs). Beasiswa siswa miskin jenjang Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah (SMA/SMK/MA). Beasiswa untuk mahasiswa miskin dan beasiswa berprestasi. Pelayanan kesehatan rujukan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di kelas III rumah sakit.

e) Membangun dan menyempurnakan sistem perlindungan sosial bagi masyarakat miskin. Fokus ini bertujuan melindungi penduduk miskin dari kemungkinan ketidakmampuan menghadapi guncangan sosial dan ekonomi. Program teknis yang di buat oleh pemerintah seperti :

Peningkatan kapasitas kelembagaan pengarusutamaan gender (PUG) dan anak (PUA) Pemberdayaan sosial keluarga, fakir miskin, komunitas adat terpencil, dan penyandang masalah kesejahteraan sosial lainnya. Bantuan sosial untuk masyarakat rentan, korban bencana alam, dan korban bencana sosial. Penyediaan bantuan tunai bagi rumah tangga sangat miskin (RTSM) yang memenuhi persyaratan (pemeriksaan kehamilan ibu, imunisasi dan pemeriksaan rutin BALITA, menjamin keberadaan anak usia sekolah di SD/MI dan SMP/MTs; dan penyempurnaan pelaksanaan pemberian bantuan sosial kepada keluarga miskin/RTSM) melalui perluasan Program Keluarga Harapan (PKH). Pendataan pelaksanaan PKH (bantuan tunai bagi RTSM yang memenuhi persyaratan)

BAB IIIKESIMPULANMasalah dasar pengentasan kemiskinan bermula dari sikap pemaknaan kita terhadap kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu hal yang alami dalam kehidupan. Dalam artian bahwa semakin meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kebutuhan pun akan semakin banyak. Pengentasan masalah kemiskinan ini bukan hanya kewajiban dari pemerintah, melainkan masyarakat pun harus menyadari bahwa penyakit sosial ini adalah tugas dan tanggung jawab bersama pemerintah dan masyarakat. Ketika terjalin kerja sama yang romantis baik dari pemerintah, non pemerintah dan semua lini masyarakat. Dengan digalakkannya hal ini, tidak perlu sampai 2030 kemiskinan akan mencapai hasil yang seminimal mungkin.Dalam menghadapi kemiskinan di zaman global diperlukan usaha-usaha yang lebih kreatif, inovatif, dan eksploratif. Selain itu, globalisasi membuka peluang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat Indonesia yang unggul untuk lebih eksploratif. Di dalam menghadapi zaman globalisasi ke depan mau tidak mau dengan meningkatkan kualitas SDM dalam pengetahuan, wawasan, skill, mentalitas, dan moralitas yang standarnya adalah standar global.