tugas ph 1
-
Upload
rendyaprianpriatama -
Category
Documents
-
view
216 -
download
3
description
Transcript of tugas ph 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar
terhadap status kesehatan masyarakat disamping faktor pelayanan kesehatan, faktor
genetik dan faktor perilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan
oleh lingkungan dapat bersifat fisik, kimia ataupun biologi.1
Penyakit berbasis lingkungan yang masih menjadi pola kesakitan dan kematian di
Indonesia, mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi
kesehatan lingkungan, dimana salah satunya adalah kebutuhan akan air bersih. Air
bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok makhluk hidup sehari-hari. Air yang
digunakan untuk kebutuhan manusia sebagai air minum atau keperluan rumah tangga
lainnya harus mengetahui syarat kesehatan, antara lain bebas dari kuman penyakit dan
tidak mengandung bahan beracun. Air minum yang memenuhi syarat
kesehatan sangat penting dalam mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.2
Di Indonesia, liputan penyediaan air bersih telah mulai diperbaiki sejak Pelita
I. Perbaikan ini dimulai dengan liputannya, Indonesia memulainya dengan
melakukan rehabilitasi fasilitas yang ada, dan kemudian dilakukan
pembangunan fasilitas baru. Sampai tahun 1990, Sarana Air Bersih (SAB)
dikelola oleh dua departemen utama, yaitu Departemen Pekerjaan Umum
untuk masyarakat perkotaan dan Departemen Kesehatan untuk masyarakat
pedesaan.2
Namun sejak Pelita ke lima, semua urusan konstruksi dan teknis SAB menjadi
tanggung jawab Departemen Pekerjaan Umum, sedangkan Departemen
Kesehatan meningkatkan kualitas manusia pemanfaat SAB. Laporan resmi pada akhir
Pelita IV tentang liputan masyarakat dengan SAB menyebutkan bahwa liputan SAB
di perkotaan mencapai 65 % dan di pedesaan mencapai 30%. Karena penduduk
pedesaan merupakan 70% dari seluruh penduduk Indonesia, maka liputan SAB
di seluruh Indonesia hanya mencakup 44% saja. Sedangkan liputan untuk sanitasi
adalah 31% diperkotaan dan 25% dipedesaan, sehingga liputan untuk sanitasi untuk
seluruh Indonesia adalah 26,8%. Evaluasi dampak kesehatan dari sektor ini
menunjukkan bahwa liputan SAB dan Sanitasi terus naik, akan tetapi insiden penyakit
bawaan air juga terus meningkat.
Dalam hubungan dengan penyakit yang ditularkan melalui air, angka
kesakitan maupun kematian karena penyakit diare masih cukup tinggi.
Angka kesakitan 374 per 1000 penduduk, selain itu diare merupakan
penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 pada bayi serta nomor 5 bagi
semua umur.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penyediaan Air Bersih
2.1.1 Pengertian air bersih
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja
Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan
kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dapat diminum apabila dimasak.1
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2005 Tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, didapat beberapa
pengertian mengenai :1
1. Air baku untuk air minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku
adalah air yang dapat berasal dari sumber air permukaan, cekungan air tanah
dan/atau air hujan yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
minum.
2. Air minum adalah air minum rumah tangga yang melalui proses pengolahan
atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat
langsung diminum.
3. Air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah tangga termasuk tinja
manusia dari lingkungan permukiman.
4. Penyediaan air minum adalah kegiatan menyediakan air minum untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat agar mendapatkan kehidupan yang sehat,
bersih, dan produktif.
5. Sistem Penyediaan Air Minum yang selanjutnya disebut SPAM
merupakan satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan
sarana air minum.
6. Pengembangan SPAM adalah kegiatan yang bertujuan membangun,
memperluas dan/atau meningkatkan sistemfisik (teknik) dan non fisik
(kelembagaan, manajemen,keuangan, peran masyarakat, dan hukum) dalam
kesatuan yang utuh untuk melaksanakan penyediaan air minum kepada
masyarakat menuju keadaan yang lebih
7. Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan,
melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau,
dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air
minum.
8. Penyelenggara pengembangan SPAM yang selanjutnya disebut
Penyelenggara adalah badan usaha milik negara/badan usaha milik
daerah, koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat
yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air
minum.
2.1.2 Sumber Air Bersih
Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada dalam kehidupan. Air di
dalam tubuh manusia berkisar 50-70% dari seluruh berat badan, di tulang ( 22% berat
tulang ), di darah dan ginjal (83%). Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari
jumlah air yang ada`didalam organ, seperti 80% dari darah terdiri atas air, 25% dari
tulang, 75% dari urat saraf, 80% dari ginjal, 70% dari hati dan 75% dari otot
adalah air. Kehilangan air untuk 15% dari berat badan dapat
mengakibatkan kematian. Oleh karenanya orang dewasa perlu minum minimum 1,5 –
2 liter air sehari. Fungsi air bagi kehidupan manusia antara lain adalah untuk
pemakaian domestik (minum, makan, mandi, cuci), industri, listrik,
pertanian/perikanan, rekreasi, penguraian kotoran, dll. Untuk keperluan sehari-hari air
dapat diperoleh dari beberapa macam sumber diantaranya : air tanah, air hujan
dan air permukaan.2
1. Air tanah
a) Sifat air tanah
Sebagian air hujan yang mencapai permukaan bumi akan menyerap kedalam tanah
dan akan menjadi air tanah. Sebelum mencapai lapisan tempat air tanah, air hujan
akan menembus beberapa lapisan tanah sambil berubah sifatnya.
1) Lapisan air tanah (Topsoil)
Pada lapisan ini terjadi kegiatan bakteria yang cukup banyak sambil melepaskan
CO2 sebanyak-banyaknya. CO2 yang banyak ini akan bereaksi dengan air hujan dan
menambah konsentrasi H2CO3. Bila dalam lapisan ini terdapat CaCO3 (batu kapur)
maka akan terjadi reaksi CaCO3 dengan H2CO3 menghasilkan kalsium
bikarbonat yang larut dalam air.
2) Lapisan tanah bawah (Subsoil)
Kegiatan bakteria tidak seberapa banyak terjadi disini. Reaksi yang terjadi
pada lapisan tanah atas terjadi juga disini tetapi tidak sebanyak pada lapisan
tanah atas.
3) Lapisan batu kapur ( Limestone)
Pada lapisan ini terdapat batu-batuan, diantaranya batu kapur
(CaCO3). Air hujan yang sudah bereaksi asam karena mengandung H2CO3
itu akan bereaksi dengan batu-batuan ini.
b) Permukaan air tanah
Air akan mencapai lapisan didalam tanah yang tidak tembus
(impervious) yang disebut aquiclude. Disini air akan mengalir kelateral
membentuk air tanah. Bagian lapisan tanah dimana air tanah ini mengalir disebut
“Zone of saturation”. Karena berisi air, ia disebut juga “Water table”. Bagian atas
permukaan “Zone saturation” sering dilapisi oleh aquiclude. Permukaan air
tanah dapat turun atau naik tergantung dari banyak air yang terdapat. Arah
aliran air tanah dapat berubah-ubah bila menemui lapisan yang tidak tembus
( impervious).
1. Air hujan
Merupakan penyubliman awan/uap air murni yang ketika turun dan
melalui udara akan melarutkan benda-benda yang terdapat di udara, yaitu gas (O2 ,
CO2 , N2), jasad-jasad renik, debu dan lain-lain. Kelarutan gas CO2 di dalam air akan
membentuk asam karbonat (H2CO3) yang menjadikan air hujan bereaksi asam.
Beberapa macam gas oksida dapat berada pula didalam udara, diantaranya yang
penting adalah oksida belerang dan oksida nitrogen (S2O4 dan N2O5). Kedua
oksida ini bersama-sama dengan air hujan akan membentuk larutan asam
sulfat dan larutan asam nitrat (H2SO4 dan H2NO3). Setelah mencapai
permukaan bumi air hujan bukan merupakan air bersih lagi.
2. Air permukaan
Air permukaan merupakan salah satu sumber yang dapat dipakai untuk bahan
baku air bersih. Dalam menyediakan air bersih terutama untuk air minum, dalam
sumbernya perlu diperhatikan tiga segi yang penting, yaitu mutu air baku, banyaknya
air baku dan kontinuitas air baku. Dibandingkan dengan sumber lain, air permukaan
merupakan sumber air yang tercemar. Keadaan ini berlaku terutama bagi
tempat-tempat yang dekat dengan tempat tinggal penduduk. Hampir semua buangan
dan sisa kegiatan manusia dilimpahkan kepada air atau dicuci dengan air, dan pada
waktunya akan dibuang ke dalam badan air permukaan.
2.1.3 Sarana air bersih
Dalam memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari diperlukan sarana air bersih
yang sesuai dengan keadaan, kebutuhan dan peruntukannya. Berikut ini disajikan
berbagai sarana air bersih yang lazim dipergunakan masyarakat dari sumber.1
1. Sumur gali
Sumur gali merupakan sarana penyediaan air bersih tradisional yang banyak
dijumpai di masyarakat pada umumnya. Sumur gali menampung air dangkal atau
kurang dari 7 meter.
2. Sumur pompa
Sumur pompa merupakan sarana penyediaan air bersih yang mempergunakan
pompa baik pompa tangan maupun pompa listrik untuk menaikan air dari lubang
sumur. Sumur pompa tangan (SPT) berdasarkan kedalaman muka air yang diisapnya
terdapat 3 jenis sumur pompa tangan yaitu :
a. Sumur pompa tangan dangkal (SPTDK)
SPTDK merupakan sumur yang dilengkapi dengan pompa tangan yang bisa
mengisap air secara teoritis dengan tekanan 1 atmosfer, tetapi dalam praktek (setelah
dikurangi daya gesek dan lainnya) dapat menaikan air dari kedalaman 7 meter atau
kurang. Pompa tangan dapat dipasang pada sumur gali, atau membuat lubang atau
sumuran dengan jalan pemboran maupun penyidukan.
b. Sumur pompa tangan sedang (SPTS)
SPTS merupakan sumur yang dilengkapi dengan pompa tangan yang
bisa mengisap air dengan kedalaman lebih dari 7 meter sampai 20 meter. Hal ini
sudah didesain sesuai dengan peruntukan kedalaman tersebut. Pompa tangan ini bisa
dipasang pada sumur gali dengan kedalaman 7 meter atau lebih sesuai dengan
keadaan kedalaman sumur, namun biasanya membuat lubang atau sumuran
dengan jalan pemboran atau penyidukan.
c. Sumur pompa tangan dalam (SPTDL).
SPTDL merupakan lubang atau sumuran yang dilengkapi dengan
pompa tangan yang bisa mengisap air dengan kedalaman 20 s/d 30 meter. Lubang
atau sumuran yang dibuat biasanya menggunakan cara pemboran.
3. Sumur pompa listrik (SPL)
Pada prinsipnya cara pembuatan dan cara kerja SPL sama dengan
SPT, bedanya kalau SPL menggunakan tenaga listrik sedang SPT menggunakan
tenaga manusia. Jenis-jenis SPL seperti SPL untuk sumur dangkal yaitu 9 meter
atau kurang, jet pump untuk kedalaman sampai 30 meter, dan pompa selam
(submersible pump) untuk kedalaman sampai 30 meter.
4. Penampungan air hujan (PAH)
PAH merupakan sarana penampungan hujan sebagai persediaan kebutuhan air
bersih pada musim kemarau. Konstruksi PAH bisa terbuat dari beton, pasangan bata
dan plesteran, ferrocement, fiberglass, dan sebagainya.
5. Perlindungan mata air (PMA)
PMA merupakan suatu bangunan untuk menampung air dan
melindungi sumber air dari pencemaran. Bentuk dan volume PMA disesuaikan
dengan tata letak, situasi sumber, dekat air dan kapasitas air yang di butuhkan.
6. Perpipaan
Perpipaan merupakan sistem penyediaan air bersih dengan mempergunakan
jaringan pipa. Terdapat 2 tenaga dalam mengalirkan air yaitu Gravitasi atau dengan
gaya berat sendiri dan kemampuan. Ditinjau dari asal air yang dialirkan terdapat
berbagai sumber antara lain mata air, air tanah melalui pemboran atau dikenal
sebagai artesis, air permukaan disini diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu.
Jenis-jenis pipa yang umum dipergunakan ada berbagai macam antara lain: Pipa besi
(galvanized iron), pipa plastik (polyvinyl chloride), pipa asbes semen (asbestos
cement), pipa besi tulang (last iron), ductile pipe.
7. Hidran umum (public hydran)
Penggunaan hidran umum pada prinsipnya sama dengan kran umum, tetapi
hydran umum ini air dialirkan melalui bak penampung terlebih dahulu yang bisa
diambil melalui kran-kran yang tersedia. Bak penampung dimaksudkan untuk lebih
menjamin ketersediaan air karena adanya keterbatasan debit air dan fluktuasi
penggunaan air oleh masyarakat. Untuk keperluan hidup sehari-hari, air harus
memenuhi syarat tertentu, agar tidak membahayakan kesehatan.
Adapun syarat/standar mutu air minum adalah :1
1. Standar fisik terdiri dari :
a. Suhu
Suhu sebaiknya sejuk dan tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat
kimia yang ada pada saluran/pipa yang dapat membahayakan kesehatan.
b. Warna
Air minum sebaiknya tidak berwarna untuk alasan estesis dan untuk mencegah
keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Secara
alamiah air rawa berwarna kuning muda karena ada tanin, asam humat dan lain-lain.
c. Bau
Air minum yang berbau selain tidak estesis juga tidak diterima
oleh masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk akan kualitas. Bau anyir karena
tumbuhnya algae, dan sebagainya.
d. Rasa
Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat
menunjukan kehadiran berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan.
e. Kekeruhan
Kekeruhan air disebabkan masih terdapat banyak zat padat yang tersuspensi.
2. Standar biologik terdiri dari :
Air yang mengandung coliform tinja berarti air tersebut telah tercemar tinja.
Tinja dari penderita sangat potensial menularkan penyakit yang berhubungan dengan
air, terutama penyakit-penyakit saluran pencernaan dan kulit.
3. Standar kimia
a. Air raksa (Hg)
Hg organik dapat merusak susunan saraf pusat dan Hg anorganik
dapat merusak ginjal dan menyebabkan cacat bawaan.
b. Arsen (As)
Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber dan dapat meninggal. Secara
kronis menimbulkan anoreksia, diare, iritasi kulit dan cacat bawaan.
c. Barium (Ba)
Kadar Barium yang berlebihan dapat mengganggu saluran pencernaan
dan sistem saraf pusat.
d. Besi (Fe)
Konsentrasi yang lebih dari 0,3 mg/l dapat menimbulkan warna kuning, rasa
tidak enak pada minuman dan kekeruhan.
e. Fluorida (F)
Konsentrasi yang lebih dari 1,5 mg/l dapat menyebabkan fluorosis pada gigi.
2.1.4 Standar Kualitas Air Baku
Air bersifat universal dalam pengertian bahwa air mampu melarutkan
zat-zat yang alamiah dan buatan manusia. Untuk menggarap air alam, meningkatkan
mutunya sesuai tujuan, pertama kali harus diketahui dahulu kotoran dan kontaminan
yang terlarut di dalamnya. Pada umumnya kadar kotoran tersebut tidak begitu besar.
Dengan berlakunya baku mutu air untuk badan air, air limbah dan air
bersih, maka dapat dilakukan penilaian kualitas air untuk berbagai kebutuhan. Di
Indonesia ketentuan mengenai standar kualitas air bersih mengacu pada Peraturan
Menteri Kesehatan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan
Kualitas Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan
standar baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi.
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka
kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu:
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh.
b. Tidak berwarna
c. Tidak berasa
d. Tidak berbau
e. Suhu antara 10o-25 o C (sejuk)
f. Syarat kimiawi, antara lain:
1. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun.
2. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan.
3. Cukup yodium.
4. pH air antara 6,5 – 9,2.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas,
yaitu:
1. Aman dan higienis.
2. Baik dan layak minum.
3. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
4. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat.
Mengenai parameter kualitas air baku, Depkes RI telah menerbitkan standar
kualitas air bersih tahun 1977 (Ryadi Slamet, 1984:122). Dalam peraturan
tersebut standar air bersih dapat dibedakan menjadi tiga kategori (Menkes No.
173/per/VII tanggal 3 Agustus 1977):
1. Kelas A. Air yang dipergunakan sebagai air baku untuk keperluan air minum.
2. Kelas B. Air yang dipergunakan untuk mandi umum, pertanian dan air yang
terlebih dahulu dimasak.
3. Kelas C. Air yang dipergunakan untuk perikanan darat.
2.1.5 Hubungan air dan kesehatan
Air yang tidak memenuhi persyaratan sangat baik sebagai media penularan
penyakit. Penyakit yang dapat ditularkan melalui air dapat dikelompokan menjadi
4 kategori, yaitu :1
1. Water borne diseases
Adalah penyakit yang ditularkan langsung melalui air minum,
dimana air minum tersebut bila mengandung kuman patogen terminum oleh
manusia maka dapat terjadi penyakit. Diantara penyakit tersebut adalah:
penyakit cholera, penyakit thypoid, penyakit hepatitis infektiosa, penyakit disentri dan
gastroenteritis.
2. Water washed diseases
Adalah penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air untuk
pemeliharaan hygiene perseorangan. Dengan terjaminnya kebersihan oleh
tersedianya air yang cukup, maka penyakit-penyakit tertentu dapat dikurangi
penularannya pada manusia, dan penyakit ini banyak terdapat di daerah tropis.
Penyakit ini sangat dipengaruhi oleh cara penularan dan sangat banyak dan
dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Penyakit infeksi saluran pencernaan
Salah satu penyakit infeksi saluran pencernaan adalah penyakit diare yang
merupakan penyakit dimana penularannya bersifat fecal-oral. Penyakit diare dapat
ditularkan melalui beberapa jalur, diantaranya jalur yang melalui air (water borne)
dan jalur yang melalui alat-alat dapur yang dicuci dengan air (water washed). Contoh
penyakit ini serupa dengan yang terdapat pada jalur water borne, yaitu : Kholera,
Typhoid, Hepatitis infektiosa dan Disentri basiler. Berjangkitnya penyakit ini sangat
erat kaitannya dengan kesediaan air untuk makan, minum dan memasak, serta
kebersihan alat-alat makan.
b. Penyakit infeksi kulit dan selaput lendir
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan higiene perseorangan yang buruk.
Yang perlu diperhatikan adalah kualitas air bersih sehingga air tidak
mengandung mikroba-mikroba yang menimbulkaan penyakit seperti: infeksi fungus
pada kulit, penyakit konjunctivitis (trachoma) dan sebagainya.
c. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh insekta pada kulit dan selaput lendir.
Penyakit ini sangat ditentukan oleh tersedianya air bersih untuk
hygiene perseorangan yang ditujukan untuk mencegah invasi insekta parasit
pada tubuh. Insekta parasit akan mudah berkembang biak dan menimbulkan
penyakit bila kebersihan perseorangan dan kebersihan umum tidak terjamin. Yang
termasuk parasit ini adalah sarcoptes scabies, louse borne relapsing fever dan
sebagainya.
3. Water based diseases
Adalah penyakit yang ditularkan oleh bibit penyakit yang sebagian
siklus hidupnya di air seperti schistosomiasis. Larva schistosoma hidup di dalam
keong-keong air. Setelah waktunya larva ini akan mengubah bentuk menjadi carcaria
dan menembus kulit (kaki) manusia yang ada didalam air tersebut. Dan air ini sangat
erat hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari seperti menangkap ikan,
mandi, cuci dan sebagainya.
4. Water related insect vectors
Adalah penyakit yang ditularkan melalui vektor yang hidupnya tergantung
pada air misalnya Malaria, Demam berdarah, Filariasis, Yellow fever dan
sebagainya. Nyamuk Aedes aegepty yang merupakan vektor penyakit dengue
berkembang biak dengan mudah bila dilingkungan tersebut terdapat tempat- tempat
genangan/penampungan air bersih seperti gentong, pot dan sebagainya.
BAB III
KESIMPULAN
Air merupakan sumber daya yang mutlak harus ada dalam kehidupan. Air di
dalam tubuh manusia berkisar 50-70% dari seluruh berat badan, di tulang ( 22% berat
tulang ), di darah dan ginjal (83%). Fungsi air bagi kehidupan manusia antara lain adalah
untuk pemakaian domestik (minum, makan, mandi, cuci), industri, listrik,
pertanian/perikanan, rekreasi, penguraian kotoran.
Pemerintah No. 416 tahun 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas
Air Bersih. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan 1990 Kriteria penentuan standar
baku mutu air dibagi dalam tiga bagian yaitu:
1. Persyaratan kualitas air untuk air minum.
2. Persyaratan kualitas air untuk air bersih.
3. Persyaratan kualitas air untuk limbah cair bagi kegiatan yang telah beroperasi
Hubungan air dengan kesehatan dapat menimbulkan suatu penyakit yang dapat
ditularkan melalui air dapat dikelompokan menjadi 4 kategori, yaitu Water borne
diseases, Water washed diseases, Water based diseases, Water related insect vectors