tugas pesmaba

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profesi dokter adalah sebuah profesi yang dipandang secara terhormat oleh masyarakat maupun pasiennya. Untuk menjaga kehormatan, nama baik serta keharmonisan antar dokter-pasien perlu diterapkan sikap-sikap etis yang diemban para dokter. Pada dasarnya kode etik menyusun 6 sifat dasar yang diperlukan dalam pengamalan profesinya, yaitu : sifat Ketuhanan, kemurnian niat, keluhuran budi, kerendahan hati, kesungguhan kerja, serta integritas ilmiah dan sosial. Pada saat ini banyak kritik dari masyarakat mengenai kurangnya kode etik pada para dokter dikarenakan kurangnya latihan dan kebiasaan melakukan kode etik . Sehingga kode etik tersebut mulai ditanamkan sejak mahasiswa agar kelak menjadi dokter sudah siap mengemban tugas dengan kode etik yang baik. Dengan perwujudan kode etik, kita dapat mengetahui hal yang benar dan yang salah , tanpa ada kritikan dari pasien atau masyarakat. 1.2. Tujuan Dengan adanya perwujudan kode etik kedokteran Indonesia, tentunya mempunyai tujuan tersendiri. Dengan adanya perwujudan kode etik ini, sikap profesional dokter terlihat sehingga mampu memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pasien. Ketaatan dalam kode etik ini terbentuk dari masing-masing individu karena bersifat sukarela, dengan demikian setiap individu mempunyai tanggungjawab sendiri untuk menjaga nama baiknya melalui kode etik. Sehingga menjadikan dokter Indonesia yang mempunyai kode etik tinggi dan semua orang menghormatinya. 1.3. Manfaat

Transcript of tugas pesmaba

Page 1: tugas pesmaba

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangProfesi dokter adalah sebuah profesi yang dipandang secara terhormat oleh masyarakat maupun pasiennya. Untuk menjaga kehormatan, nama baik serta keharmonisan antar dokter-pasien perlu diterapkan sikap-sikap etis yang diemban para dokter. Pada dasarnya kode etik menyusun 6 sifat dasar yang diperlukan dalam pengamalan profesinya, yaitu : sifat Ketuhanan, kemurnian niat, keluhuran budi, kerendahan hati, kesungguhan kerja, serta integritas ilmiah dan sosial. Pada saat ini banyak kritik dari masyarakat mengenai kurangnya kode etik pada para dokter dikarenakan kurangnya latihan dan kebiasaan melakukan kode etik . Sehingga kode etik tersebut mulai ditanamkan sejak mahasiswa agar kelak menjadi dokter sudah siap mengemban tugas dengan kode etik yang baik. Dengan perwujudan kode etik, kita dapat mengetahui hal yang benar dan yang salah , tanpa ada kritikan dari pasien atau masyarakat.

1.2. TujuanDengan adanya perwujudan kode etik kedokteran Indonesia, tentunya mempunyai

tujuan tersendiri. Dengan adanya perwujudan kode etik ini, sikap profesional dokter terlihat sehingga mampu memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pasien. Ketaatan dalam kode etik ini terbentuk dari masing-masing individu karena bersifat sukarela, dengan demikian setiap individu mempunyai tanggungjawab sendiri untuk menjaga nama baiknya melalui kode etik. Sehingga menjadikan dokter Indonesia yang mempunyai kode etik tinggi dan semua orang menghormatinya.

1.3. ManfaatBerawal dari perwujudan kode etik kedokteran Indonesia pasti banyak sekali manfaatnya . Dengan adanya perwujudan kode etik dapat melahirkan dokter yang dihormati dan disegani di masyarakat . Sehingga banyak kritikan masyarakat yang positif . Selain itu, dapat menjadikan citra dokter kembali bersinar dengan kode etik tersebut.

Page 2: tugas pesmaba

BAB II

KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA

Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan

mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma. Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah

sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Contohnya barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun

pemiliknya sudah lupa. Etika jauh lebih absolut. Prinsip etika adalah tidak dapat di tawar. Etika juga memandang manusia dari segi dalam. Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran

moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai, dan ajaran moral. Etika merupakan

filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Etika ingin menampilkan keterampilan intelektual yaitu keterampilan untuk berargumentasi secara rasional dan kritis.

Etika tidak dapat menggantikan agama. Orang yang percaya menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

Menurut Kamus Kedokteran (Kamali dan Pamuncak,1987), etika adalah pengetahuan tentang perilaku yang benar dalam satu profesi. Istilah etika dan etik sering dipertukarkan pemakaiannya dan tidak jelas perbedaan antara keduanya. Dalam buku ini, yang dimaksud dengan etika adalah ilmu yang mempelajari azas akhlak, sedangkan etik adalah seperangkat asas atau nilai yang berkaitan dengan akhlak seperti dalam Kode Etik. Istilah etis biasanya digunakan untuk menyatakan sesuatu sikap atau pandangan yang secara etis dapat diterima (ethically acceptable) atau tidak dapat diterima (ethically unacceptable, tidak etis).

Kode etik adalah sistem norma, nilai, dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Kode etik merupakan prinsip tertentu yang wajib ditegakkan anggota dari komunitas profesi tertentu. Kode etik profesi idealnya disusun pemegang profesi itu, dengan melibatkan orang yang memahami seluk-beluk profesi itu dan ahli etika, serta didukung organisasi profesi yang solid. Kode etik sangat dibutuhkan agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

Page 3: tugas pesmaba

Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik merupakan ketaatan naluriah yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa dan perilaku tenaga profesional. Jadi ketaatan itu terbentuk dari masing-masing orang bukan karena paksaan. Dengan demikian tenaga profesional merasa bila dia melanggar kode etiknya sendiri maka profesinya akan rusak dan yang rugi adalah dia sendiri. Kode etik bukan merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman.. Misalnya kode etik tentang euthanasia (mati atas kehendak sendiri), dahulu belum tercantum dalam kode etik kedokteran kini sudah dicantumkan. Sifat dan orientasi kode etik hendaknya singkat, sederhana, jelas, dan konsisten, masuk akal, dapat diterima, praktis dan dapat dilaksanakan, komprehensif dan lengkap, dan positif dalam formulasinya. Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada rekan, profesi, badan, nasabah/pemakai, negara dan masyarakat. Kode etik diciptakan untuk manfaat masyarakat dan bersifat di atas sifat ketamakan penghasilan, kekuasaan dan status. Etika yang berhubungan dengan nasabah hendaknya jelas menyatakan kesetiaan pada badan yang mempekerjakan profesional. Kode etik adalah pernyataan cita-cita dan peraturan pelaksanaan pekerjaan yang merupakan panduan yang dilaksanakan oleh anggota kelompok. Kode etik yang hidup dapat dikatakan sebagai ciri utama keberadaan sebuah profesi.

Kode etik disusun oleh organisasi profesi sehingga masing-masing profesi memiliki kode etik tersendiri. Sebagai contoh untuk Ikatan Dokter Indonesia terdapat Kode Etik Kedokteran. Bila seorang dokter dianggap melanggar kode etik tersebut, maka dia akan diperiksa oleh Majelis Kode Etik Kedokteran Indonesia, bukannya oleh pengadilan. Kode etik kedokteran sudah sewajarnya dilandaskan atas norma-norma etik yang mengatur hubungan manusia umumnya, dan dimiliki asas-asasnya dalam falsafah masyarakat yang diterima dan dikembangkan terus. Khusus di Indonesia, asas itu adalah Pancasila yang sama-sama kita akui sebagai landasan Idiil dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan struktural.

Dalam pekerjaan profesi sangat dihandalkan etik profesi dalam memberikan pelayanan kepada publik. Etik profesi merupakan seperangkat perilaku anggota profesi dalam hubungannya dengan orang lain. Pengamalan etika membuat kelompok menjadi baik dalam arti moral.

Profesi kedokteran merupakan profesi yang tertua dan dikenal sebagai profesi yang mulia karena ia berhadapan dengan hal yang paling berharga dalam hidup seseorang yaitu masalah kesehatan dan kehidupan. Dalam melaksanakan profesinya, setiap dokter akan berhubungan dengan manusia yang mengharapkan pertolongan.

Hakikat profesi kedokteran adalah bisikan nurani dan panggilan jiwa (calling), untuk mengabdikan diri pada kemanusiaan berlandaskan moralitas yang kental. Prinsip prinsip kejujuran, keadilan, empati, keikhlasan, kepedulian kepada sesama dalam rasa kemanusiaan, rasa kasih sayang (compassion), dan ikut merasakan penderitaan orang lain yang kurang beruntung.

Page 4: tugas pesmaba

Dengan demikian, seorang dokter tidaklah boleh egois melainkan harus mengutamakan kepentingan orang lain, membantu mengobati orang sakit (altruism). Seorang dokter harus memiliki Intellectual Ouothwt (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ) yang tinggi dan berimbang.

Etik profesi kedokteran merupakan seperangkat perilaku para dokter dalam hubungannya dengan pasien, keluarga, masyarakat, teman sejawat dan mitra kerja. Rumusan perilaku para anggota profesi disusun oleh organisasi profesi bersama-sama pemerintah menjadi suatu kode etik profesi yang bersangkutan. Tiap-tiap jenis tenaga kesehatan telah memiliki Kode Etiknya, namun Kode Etik tenaga kesehatan tersebut mengacu pada Kode Etika kedokteran Indonesia (KODEKI).

Pada kode etik kedokteran secara tersirat tidak tercantum etika berkomunikasi. Secara tersurat dikatakan setiap dokter dituntut melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi atau menjalankannya secara optimal. Pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran antara lain dalam hal kemampuan mewawancarai pasien. Kode etik adalah pedoman perilaku dokter. Kode etik harus memiliki sifat-sifat berikut:

1. Kode etik harus rasional, tetapi tidak kering dari emosi ;2. Kode etik harus konsisten, tetapi tidak kaku;3. Kode etik harus bersifat universal.

Kode Etik Kedokteran Indonesia dikeluarkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 434/Menkes/SK/X/1983. Kode Etik Kedokteran Indonesia ini mengatur hubungan antar manusia yang mencakup kewajiban umum seorang dokter, hubungan dokter dengan pasiennya, kewajiban dokter terhadap teman sejawatnya dan kewajiban dokter terhadap diri sendiri. Pelanggaran terhadap butir-butir Kode Etik Kedokteran Indonesia ada yang merupakan pelanggaran etik semata-mata dan ada pula yang merupakan pelanggaran etik dan sekaligus pelanggaran hukum.

Selama ini wawancara erhadap pasien ditekankan pada pengumpuan informasi dari sisi penyakit untuk meyakinkan diagnosis dan tindakan lebih lanjut. Secara empirik komunikasi yang efektif antara dokter dengan pasien sangat membantu kepuasaan pasien terhadap pelayanan medik dan terapi.

Berdasarkan hal tersebut maka dalam buku yang diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia pada tahun 2006 yang berjudul Penyelenggaraan Praktik Kedokteran yang Baik di Indonesia dan buku yang berjudul Kemitraan dalam Hubungan Dokter-Pasien, diuraikan pentingnya kemampuan berkomunikasi dengan pasien. Jika dokter tidak mampu melakukan komunikasi yang baik dengan pasiennya termasuk sedikit melanggar etika profesi kedokteran dan dapat melanggar disiplin kedokteran.

Page 5: tugas pesmaba

Hubungan antara dokter-pasien diatur dengan peraturan-peraturan tertentu agar terjadi keharmonisan. Sebuah hubungan tanpa peraturan akan menyebabkan tidak keharmonisan. Namun hubungan antara dokter-pasien tetap berdasar pada kepercayaan terhadap kemampuan dokter untuk berupaya menyelesaikan masalah kesehatan yang diderita oleh pasien. Tanpa adanya kepercayaan maka upaya penyembuhan tersebut akan kurang efektif. Untuk iitu dokter dituntut melaksanakan hubungan dengan dasar kepercayaan sebagai kewajiban profesinya. Hubungan antara dokter-pasien yang seimbang dalam ilmu hukum disebut kontraktual terjadi karena para pihak. Kedua belah pihak lalu mengadakan suatu perjanjian di mana masing-masing pihak harus melaksanakan peranan terhadap yang lain, yaitu berupa hak dan kewajiban.

Hubungan karena kontrak atau terapeutik dimuali dengan tanya jawab antara dokter dan pasien, kemudian pemeriksaan fisik. Tindakan medik tersebut megharuskan adanya persetujuan dari pasien yang dapat berupa tulisan maupun lisan. Persetujuan tindakan tersebut harus didasarkan atas informasi dari dokter berkaitan dengan penyakit. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Paragraf 2, Pasal 45.

Komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan sesuatu yang wajib. Keberhasilan dari upaya tersebut dianggap tergantung dari keberhasilan seorang dokter untuk mendapatkan informasi yang lengkap tentang riwayat penyakit pasien tersebut. Pentingnya komunikasi timbal balik yang berisi informasi ini, maka secara jelas dan tegas diatur dalam Undang-Undang Nomo 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Paragraf 2, Pasal 45 ayat(2), (3), Paragraf 6, Pasal 50huruf c, Paragraf 7, Pasal 52 huruf a dan b, Pasal 53 huruf a. Paragraf 6 dan 7 tersebut menyebutkan mengenai hak dan kewajiban dokter dan hak dan kewajiban pasien. Hak pasien sebenarnya merupakan hak asasi yang bersumber dari hak dasar individual dalam bidang kesehatan.

Berdasarkan hak dasar manusia yang melandasi transaksi terapeutik (penyembuhan), setiap pasien bukan hanya mempunyai kebebasan untuk menentukan apa yang boleh dilakukan terhadap dirinya atau tubunhnya, tetapi juga berhak untuk mengetahui hal-hal mengenai dirinya. Pasien perlu diberi penjelasan mengena penyakitnya dan tindakan apa yang dapat dilakukan dokter untuk menolong dirinya serta segala risiko. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Paragraf 7 mengatur kewajiban hak pasien sebagai berikut :

Kewajiban Pasien

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatannya;2. Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter.3. Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan; dan4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

Page 6: tugas pesmaba

Hak Pasien

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3);

2. Meminta pendapat dokter lain;3. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;4. Menolak tindakan medis;5. Mendapatkan isi rekam medis (menurut pemahaman yang dirumuskan Konsil

Kedokteran Indonesia diartikan sebagai dapat mengutarakan maksud dan tujuannya dnegan jelas kepada dokter, bukan dalam arti membuat fotokopi rekam medis).

Sebagaimana lazimnya suatu perikatan, perjanjian medik pun memberikan hak dan kewajiban bagi dokter. Dalam Undnag-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, hak dan kewajiban dokter terdapat dalam paragraf 6, yaitu:

Kewajiban Dokter

a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien.

b. Merujuk pasien ke dokter lain yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik, apabila tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan.

c. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan juga setelah pasien meninggal dunia.

d. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas mampu melakukannya.

e. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran.

Hak Dokter

a. Memperoleh perlinclungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional;

b. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi dan standar prosedur operasional;

c. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya; dand. Menerima imbalan jasa.

Hal-hal yang perlu disampaikan kepada pasien meliputi prosedur yang akan dilakukan, risiko yang mungkin terjadi, manfaat dari tindakan yang akan dilakukan, alternatif tindakan yang dapat dilakukan. Disamping itu perlu juga menginformasikan kemungkinan yang akan timbul apabila tindakan tidak dilakukan, juga ramalan (prognosis). Pasien juga berhak mendapat informasi emngenai biaya pengobatannya. Prosedur yang akan dilakukan dapat diuraikan lagi, meliputi alat yang akan digunakan, bagian tubuh yang akan terkena, kemungkinan perasaan nyeri yang akan timbul, kemungkinan perlunya dilakukan perluasan operasi dan yang paling penting adalah tujuan dari tindakan tersebut, untuk terapi atau diagnostik.

Risiko tindakan dapat dirinci dari sifatnya, apakah mengakibatkan kelumpuhan atau kebutaab; kemungkinan timbulnya, sering atau jarang; taraf keseriusan,

Page 7: tugas pesmaba

apakah kelumpuhan total atau parsial; waktu timbulnya apakah segera setelah tindakan dilakukan atau lebih lama lagi. Tetapi, untuk menemukan semua itu samgat sulit, sebab hal itu tergantung pada keadaan pasien. Selain itu, informasi dari dokter merupakan hasil diagnosis berdasarkan anamnesis atau riwayat penyakit pasien yang disusun oleh dokter dari keterangan yang diberikan oleh pasien secara sukarela. Keterangan yang dieproleh dari wawancara dengan penderita yang benar-benar mengetahui tentang kesehatan pasien, dan berdasarkan hasil pemeriksaan klinis pada tubuh pasien, dokter melakukan diagnosis. Dengan demikian, sumber informasi dokter berkaitan dengan rumusan hasil diagnosisnya didasarkan pada hasil pemeriksaan klinis tubuh pasien.

Fungsi informasi bagi dokter, menurut Verberne, adalah :“informasi itu tidak hanya sungguh-sungguh penting untuk memperoleh izin/persetujuan yang disahkan oleh hukum, tetapi juga sesuatu yang bagaimanapun menjadi hak setiap pasien, antara lain karena adanya itikad baik yang mendasari setiap situasi perjanjian/kontrak”.

Ini berarti fungsi informasi itu adalah untuk melindungi dan menjamin pelaksanaan hak pasien yaitu untuk menentukan apa yang harus dilakukan terhadap tubuhnya yang dianggap lebih penting daripada pemulihan kesehatannya itu sendiri. Disamping itu, informasi dokter harus diberikan berdasarkan itikad baik dari dokter yang bersangkutan. Dalam memberikan informasi dokter tidak hanya memberikan informasi atas seua pertanyaan yang diajukan oleh pasien tentang penyakitnya tatapi juga harus memberikan informasi lain, baik berdasarkan adanya pertanyaan maupun tanpa adanya oertanyaan dari pasiennya. Sebab dari itikad baik tersebut berarti informasi merupakan hak pasien dan kewajiban dokter. Namun karena informasi dari dokter merupakan hasil diagnosis dokter yang juga didasarkan atas informasi dari pasien, maka pasien juga mempunyai kewajiban untuk memberikan informasi yang dilandaskan oada itikad baiknya. Dengan demikian, untuk terjadinya suatu transaksi terapeutik (penyembuhan) diperlukan kerjasama yang baik antara dokter dan pasien agar penyembuhan berhasil sebaik mungkin.

Pada dasarnya keberhasilan pengobatan bergantung pada kepatuhan pasien terhadap instruksi dari dokter. Menurut hasil penelitian Davis dan Francis, jika dokter memberikan informasi sangat minim kepada pasien, maka pasien cenderung untuk tidak mematuhi instruski dokter. Oleh karena itu, pentingnya komunikasi sangat penting di dunia medis. Dokter harus mampu berkomunikasi dengan baik agar kebenaran dapat disampaikan. Dalam upaya menegakkan diagnosa atau melaksanakan terapi, dokter melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan keinginan pasien, tidak menimbulkan rasa senang dan terasa menyakitkan.

Sikap profesional dokter ditunjukkan ketika dokter berhadapan dengan tugasnya. Mampu menghadapi berbagai macam tipe pasien serta mampu bekrja sama dengan tim kesehatan lainnya . Didalam proses komunikasi dokter-pasien, sikap profesional penting untuk menjalin sambung rasa, sehingga pasien merasa nyaman dan dapat percaya pada kita. Sikap profesional ini hendaknya dijalin terus-menerus, mulai dari awal konsultasi sampai pada akhir konsultasi.

Page 8: tugas pesmaba

Etika tidak bisa lepas dari moral, kebiasaan yang terbentuk bisa mempengaruhi perwujudan etika, dan berlaku untuk perwujudan kode etik kedokteran. Faktor- faktor yang mempengaruhi perwujudan kode etik kedokteran, yaitu :

1. Pendidikan dan pelatihanPengenalan mengenai kode etik sebaiknya dilakukan secara berkesinambungan, agar terbiasa dengan latian-latian yang sudah dilakukan. Karena itu merupakan salah satu faktor menuju kesuksesan.

2. Faktor intrinsik individuFaktor yang terbentuk dari intrinsik individu merupakan kebiasaan yang telah lama dilakukan sehingga menyebabkan perwujudan dari kode etik.

3. Lingkungan sosial, ekonomi, budaya dan hukumDengan adanya perubahan lingkungan, ekonomi, budaya dan hukum dapat merubah perwujudan dari kode etik . Karena faktor-faktor tersebut sangat berguna bagi kita.

4. PengawasanLemahnya pengawasan menghambat perwujudan kode etik tersebut. Karena kode etik tidak akan berjalan dengan lancar tanpa adanya pengawasan. Sehingga memerlukan pengawasan agar dapat berjalan lancar.

5. Penegakan bagi pelanggarKurangnya kedisiplinan dapat menjadikan perwujudan kode etik terganggu. Dengan adanya penegakan bagi pelanggar dokter bisa menjadi lebih disiplin dan dapat melaksanakan perwujudan kode etik dengan baik.

6. Hubungan dengan profesi kesehatan dan instansi terkaitHubungan para dokter dengan profesi kesehatan lainnya dan instansi terkait sangat membatu perwujudan kode etik kedokteran.

Dengan adanya perwuju dan kode etik kedoktera, diharapkan adanya kejelasan arah dalam perwujudan kode etik kedokteran yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra dokter di Indonesia.Proses perwujudan kode etik kedokteran Indonesia, meliputi :

1. Fase PersiapanPada fase ini yang dilakukan adalah standarisasi dan pedoman. Fase ini dilaksanakan di Pengurus Besar IDI( PUSAT) dan IDI (WILAYAH).Pada fase ini ada hal-hal yang perlu dilakukan, yaitu:a. Pengurus Besar IDI diharapkan dapat menyusun standarisasi

pendidikan Fakultas Kedokteran yang berkaitan dengan Kode Etik Kedokteran Indonesia.

b. Standarisasi yang dilakukan oleh IDI PUSAT, dilanjutkan ke IDI WILAYAH untuk di susun lagi sesuai dengan budaya masing-masing wilayah.

Page 9: tugas pesmaba

2. Fase PelaksanaanAgar dapat berjalan dengan lancar, maka perwujudan Kode Etik Kedokteran Indonesia di bentuk mulai Mahasiswa sehingga bisa menjadikan Dokter dengan memiliki Kode Etik yang baik.Dalam hal ini , ada beberapa hal yang perlu dilakukan:a. Pengenalan under graduate di Fakultas Kedokteran (S1). Pengenalan

dan penghayatan Kode Etik dilatih sedini mungkin agar setelah menjadi dokter sudah terbiasa dengan kode etik tersebut.

b. Kursus terstruktur dengan tatap muka , bisa juga dengan jarak jauh. Sehingga masih terhubung dengan IDI PUSAT secara rutin.

c. Kuliah etik dalam setiap pertemuan. Pertemuan ini dapat dimanfaatkan untuk sosialisasi Kode Etik dengan baik.

d. Kursus terstruktur bagi anggota MKEK. Disarankan Pengurus MKEK mengadakan kursus bagi Pengurus Wilayah, sedangkan Pengurus Wilayah dapat membuka kursus untuk anggota MKEK Cabang.

e. Melaksanakan dan menjalankan organisasi MKEK dengan baik.f. Pemberdayaan Panitia Kode Etik agar tetap berkesinambungan.g. Koordinasi dengan profesi kesehatan yang lain dan institusi yang

terkait. Agar kita dapat saling mendukung dan dapat bertahan.

3. PengawasanTanpa pengawasan , perwujudan tersebut tidak akan berjalan dengan rutin dan tidak akan berkesinambungan.Hal-hal yang perlu dilakukan ,yaitu:a. MKEK melakukan pengawsan secara rutin, agar seluruhnya

disiplin dalam melakukan perwujudan tersebut.b. Panitia Etik berlaku sebagai pengawas di Rumah Sakit, agar tidak

terjadi kelalaian.c. Perlu ada pelaporan kasus Etik secara berkala. Agar dokter tidak

meremehkan segala ssesuatunya.

4. Penegakkan Perwujudan EtikDapat dilakukan secara bertahap, yaitu :a. Panitia Etik RS memecahkan masalah etik di RSb. Panitia Etik merujuk kasus yang tidak bisa diseleseikan di RS .c. MKEK melayani pengaduan dari masyarakat.d. Tetap memperhatikan hukum yang berlaku.

Etika dalam kedokteran tidak hanya diperlukan dalam membuat keputusan tapi diperlukan juga dalam memandu sikap dan perilaku dokter yang mengemban kewajiban pada pasien. Etika profesi tercermin pada :

1. Sumpah Dokter

Page 10: tugas pesmaba

Mengandung kewajiban moral antara dokter dan TuhanNya.2. Kode etik kedokteran

Kontrak kewajiban moral antara dokter dengan peer groupnya.Kode etik kedokteran Indonesia disusun dengan mengikuti etika kedokteran

internasional. Terdapat 4 kewajiban, yaitu :

1. Kewajiban umumTerdapat pada pasal 1-9

2. Kewajiban terhadap pasienTerdapat pada pasal 10-13

3. Kewajiban terhadap teman sejawatTerdapat pada pasal 14-17

4. Kewajiban terhadap diri sendiri

Etika Kedokteran mempunyai 3 azas pokok, yaitu :

1. Otonomia. Hal ini membutuhkan orang-orang yang berkompetensi, dipengaruhi oleh

keinginan dan kehendak sendiri, dianggap dimiliki oleh seorang remaja , yang memiliki pengertian yang adekuat, pada tiap kasus yang dihadapi dan memiliki kemauan untuk menanggung risiko secara mandiri.

b. Melindungi mereka yang lemah , kita dituntut untuk melindungi orang dan mengasuh anak-anak yang kondisinya lemah tidak bisa hidup secara mandiri.

2. Bersifat dan bersikap amal, berbudi baikSebaiknya kita bertindak positif dengan berbuat baik. Dan dapat melakukan kegiatan d lingkungan masyarakat.

3. KeadilanBertindak adil kepada siapapun, dalam hal transaksi maupun perlakuan langsung terhadap masyarakat.

Sanksi atas pelanggaran kode etik umumnya identik dengan sanksi terhadap pelanggaran norma agama, kesusilaan, atau sopan santun.

Penjelasan mengenai pasal-pasalnya:

Pasal 1:(Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah dokter)

Hasil dari Muktamar Ikatan Dokter Sedunia (WMA) di Geneva pada bulan September 1948 kemudian diamandir di Sydney pada bulan Agustus 1968. Pertanyaan tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia oleh Majelis Pertimbangan Kesh dan Sya’ra Dep Kes RI dan Panitia Dewan Guru Besar FK Indonesia , kemudian dikukuhkan oleh PP No.26/1960 dan disempurnakan pada Musyawarah Kerja Nasional Etik Kedokteran Etik II (14 – 16 Des 1981) di JKT. Yang wajib

Page 11: tugas pesmaba

mengambil sumpah dokter adalah semua dokter Indonesia (lulusan dalam maupun luar negeri) dan mahasiswa asing yg belajar di PT Kedokteran Indonesia.

Pasal 2:(Setiap dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standar profesi yang tertinggi)

Dokter mempunyai tanggungjawab yang besar, bukan terhadap manusia dan hukum saja, tetapi pada keinsyafan batinnya sendiri. Pelayanan yang diberikan untuk pasien hendaknya adalah seluruh kemampuan pengetahuan maupun kemanusiaan.

Pasal 3:Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

Pelaksanaan profesi kedokteran tidak ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi, melainkan lebih mementingkan kepentingan pasien dan kemanusiaan.

Pasal 4:Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Seorang dokter harus sadar bahwa pengetahuan dan profesinya adalah karunia dari Allah Yang Maha Esa.

Pasal 5:Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.

Seorang dokter berusaha menyembuhkan penyakit dari pasien dan berusaha memulihkan kesehatannya.

Pasal 6:Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

Sebaiknya dokter menggunakan obat dan cara pengobatan yang sudah diakui oleh dunia kedokteran, agar lebih aman.

Pasal 7:Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa

sendiri kebenarannya.

Page 12: tugas pesmaba

Pasal 7a:Seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang (compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

Pasal 7b:Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasen dan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter dan kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasen.

Pasal 7c:Seorang dokter harus menghormati hak-hak pasen, hak-hak sejawatnya dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasen.

Pasal 7d:Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup makhluk insani.

Dokter harus mengerahkan segala kepandaian dan kemampuannya untuk meringankan beban penderitaan pasien. Dan harus percaya pada kekuasaan mutlak dari Tuhan Yang Maha Esa.

Pasal 8:Dalam melakukan pekerjaannya, seorang dokter harus mengutamakan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif) serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenarnya.

Menjalankan profesi dengan baik dan mampu menggerakkan potensi yang ada bagi terwujudnya tujuan kesehatan individu.

Pasal 9:Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

Masalah kesehatan ditangani dengan berbagai disiplin ilmu. Dokter tidak hanya berperan sebagai individu, tetapi bisa menjadi anggota atau pemimpin tim.

Page 13: tugas pesmaba

Pasal 10:Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan semua ilmu dan keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

Dokter harus memiliki kejernihan berpikir dan ketelitian bertindak yang juga menenangkan pasien.

Pasal 11:Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.

Sebagai dokter harus bisa menghargai pasien dan keluarganya.

Pasal 12:Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

Mampu memegang teguh rahasia jabatan.

Pasal 13:Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan lebih mampu memberikan.

Setiap orang wajib memberikan pertolongan kepada siapapun yg mengalami kecelakaan, apalagi seorang dokter.

Pasal 14:Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Kawan-kawan seperjuangan merupakan seperjuangan. Hubungan sejawat bisa menjadi buruk karena perbedaan pendapat dalam menangani pasien, cara mewakili sejawat yg cuti, dsb.

Pasal 15:Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat,kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

Biasanya kalau pasien sudah percaya pada dokter, sejauh apapun dokter itu pasti dicari.

Page 14: tugas pesmaba

Pasal 16:Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.

Dokter wajib menjadi teladan dalam pelaksanaan perilaku sehat.

Pasal 17:Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran / kesehatan.

Melalui studi literatur (buku, majalah ilmiah, brosur), seminar, lokakarya, pelatihan, symposium.