Tugas Perlakuan Panas

5
1.panas laten yaitu jumlah energi panas yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan wujud benda. Misalnya, bila air diubah wujudnya menjadi gas atau uap, maka diperlukan sejumlah panas yang disebut sebagai panas laten 2.transformasi pemanasan dan pendinginan pada besi murni. Transformasi pemanasan Pada 1539 besi murni meleleh kemudian pada suhu ruang membentuk fasa besi alpha yang disebut ferrite struktur bcc.pada suhu 912 berubah menjadi besi gama yang disebut austenite struktur fcc.pada suhu 1394 berubah menjadi besi delta struktur bcc. Bila pemanasan mencapai temperature A1 maka akan terjadi reaksi eutektoid seperti baja hipoeutektoid yaitu ferrit dan sementit pada perlit akan bereaksi membentuk austenit. Pada temperatur A1 austenit mengandung 0,8% C, sisanya berada pada sementit, jika temperature dinaikan diatas A1, maka kemampuan austenit melarutkan karbon juga akan naik, sehingga karbon yang tadinya berada pada sementit sedikit demi sedikit mulai larut kedalam austenit,sehingga jaringan sementit lama kelamaan akan menipis dan akhirnya pada temperature Acm jaringan sementit akan habis, struktur seluruhnya sudah menjadi austenit. Austenit yang terbentuk belum homogen, dimana pada baja hipoeutektoid austenit dari perlit mengadung 0,8%C sedang yang berasal dari ferrit kadar karbon jauh lebih sedikit. Pada baja hipereutektoid austenit awalnya mengandung 0,8%C dari perlit, namun akan bertambah dari karbon yang larut dari jaringan sementit yang berada disekitar austenit. Transformasi pendinginan

description

tugas perlakuan panas

Transcript of Tugas Perlakuan Panas

Page 1: Tugas Perlakuan Panas

1.panas laten yaitu jumlah energi panas yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan wujud benda. Misalnya, bila air diubah wujudnya menjadi gas atau uap, maka diperlukan sejumlah panas yang disebut sebagai panas laten

2.transformasi pemanasan dan pendinginan pada besi murni.

Transformasi pemanasan

Pada 1539 besi murni meleleh kemudian pada suhu ruang membentuk fasa besi alpha yang

disebut ferrite struktur bcc.pada suhu 912 berubah menjadi besi gama yang disebut

austenite struktur fcc.pada suhu 1394 berubah menjadi besi delta struktur bcc.

Bila pemanasan mencapai temperature A1 maka akan terjadi reaksi eutektoid seperti baja hipoeutektoid yaitu ferrit dan sementit pada perlit akan bereaksi membentuk austenit. Pada temperatur A1 austenit mengandung 0,8% C, sisanya berada pada sementit, jika temperature dinaikan diatas A1, maka kemampuan austenit melarutkan karbon juga akan naik, sehingga karbon yang tadinya berada pada sementit sedikit demi sedikit mulai larut kedalam austenit,sehingga jaringan sementit lama kelamaan akan menipis dan akhirnya pada temperature Acm jaringan sementit akan habis, struktur seluruhnya sudah menjadi austenit.Austenit yang terbentuk belum homogen, dimana pada baja hipoeutektoid austenit dari perlit mengadung 0,8%C sedang yang berasal dari ferrit kadar karbon jauh lebih sedikit. Pada baja hipereutektoid austenit awalnya mengandung 0,8%C dari perlit, namun akan bertambah dari karbon yang larut dari jaringan sementit yang berada disekitar austenit.

Transformasi pendinginan

Dalam suatu proses laku panas, setelah mencapai temperatur austenit dan ditahan pada temperatur tersebut secukupnya maka selanjutnya dilakukan pendinginan dengan laju pendinginan tertentu.Struktur mikro yang terjadi setelah pendinginan akan tergantung pada laju pendinginan. Sehingga akan dapat diprediksi sifat mekanik apa yang diharapkan. Transformasi fasa pada saat pendinginan memegang peranan penting terhadap sifat baja yang dikenai suatu proses laku panas . Austenit dari baja hypoeutektoid bila didinginkan dengan lambat, pada temperatur kritis A3 mulai membentuk inti kristal ferrit yang tumbuh pada batas butir kristal austenit. Transformasi ini terjadi karena austenit mengalami perubahan allotropik dari besi gamma menjadi besi alpha. Karena ferrit hanya dapat melarutkan karbon dalam jumlah sedikit maka kandungan karbon dalam austenit akan semakin besar bila ferrit yang tumbuh makin banyak (ditandai dengan turunya temperature), besarnya kandungan karbon dalam austenit dengan menurunya temperature mengikuti garis A3, sehingga pada saat temperature mencapai titik A1 komposisi sisa austenit sama dengan komposisi eutektoid dan selanjutnya austenit akan bertransformasi menjadi perlit.

Page 2: Tugas Perlakuan Panas

3. - Baja karbon rendah mengandung karbon (0,25wt%) berdasarkan kandungan karbon baja ini bersifat tidak respontif terhadap perlakuan panas yang bertujuan untuk membentuk martensit. struktur mikro berupa ferit dan pearlite. sifatnya lunak dan lemah tetapi keuletan dan tangguhan sangat tinggi, mudah di “maching“, di las,diantara semua baja karbon, paling murah di produksi. Contoh aplikasi : komponen bodi mobil, baja, struktur (tiang I. C, dll), pipa gedung, jembatan , kaleng.

- baja karbon sedang mengandung karbon kira-kira 0,2-0.60wt %.bisa diberikan perlakuan panas austenitizing, quenching ,dan tempering untuk menaikan sifat mekanik. sering digunakan dalam bentuk struktur martensite. penambahan chrom, nikel dan molibdenum meningkatkan kemampuan untuk perlakuan panas. baja yang telah mengalami perlakuan panas lebih kuat dari pada baja karbon rendah namun keuletan dan ketangguhannya menurun. Contoh aplikasi : roda kereta api, rel, roda gigi, crank shaft

- baja karbon tinggi kandungan karbon antara 0,60-1,4 %wt.mempunyai sifatnya paling keras, paling kuat namun keuletan paling rendah. umumnya digunakan dalam kondisi sudah diperkeras dan ditemper. Sehingga tahan aus dan mampu menahan alat potong yang tajam. campuran bahan lain berupa chrom, vanadium, tungsten molibdenum dan banyak digunakan untuk baja tool dan baja cetak. contoh pemakaian : pisau, pisau cukur, gergaji, pegas dan kawat.

4. Sifat mekanik pada logam dapat dikontrol dengan cara pemanasan atau disebut juga dengan Heat Treatment. Sifat logam antara lain :

1. Kekerasan, yang merupakan ketahanan material terhadap deformasi plastis karena pembebanan setempat pada permukaan berupa goresan atau penekanan.

2. Kekuatan, ditunjukkan dengan ketahanan material terhadap beban yang dikenakan padanya, sehingga terjadi perubahan bentuk atau ukuran. Jenis dari kekuatan di antaranya kekuatan tarik, kekuatan luluh dan kekuatan patah.

3. Keuletan, merupakan kemampuan logam untuk terdeformasi. Bahan yang ulet biasanya mempunyai penyusutan penampang yang besar sebelum terjadi perpatahan.

4. Deformasi sehingga patahnya suatu logam berlangsung dengan cepat tanpa diketahui arah rambatnya.

5. Ketangguhan, ialah kemampuan suatu logam untuk mempertahankan bentuknya dengan cara menyerap energi yang mempengaruhinya sampai terjadinya perpatahan.

5.pengaruh persentase karbon lebih dari 6 % pada baja??

6.fungsi magnesium pada besi tuangDapat mengubah bentuk dari graphite besi tuang menjadi bulat (spheroidal). Berubahnya bentuk graphite dari besi tuang tersebut berpengaruh terhadap sifat mekaniknya. Dengan bentuk yang lebih spheroidal maka besi tuang tersebut akan memiliki keuletan (ductility) 5 sampai 20 kali lebih tinggi jikadibandingkan besi tuang yang memiliki graphite berbentuk flake.

Page 3: Tugas Perlakuan Panas

7.cara penambahan magnesium dalam pengecoran besi tuang pd ledelPenambahan unsur Mg yang digunakan berupa master alloy yaitu MagnesiumFerroSilikon (Mg-Fe-Si) atau dalam industri disebut TDCR-5 dilakukan dalam ladel dengan metode sandwitch, setelah proses tersebut biasanya tidak langsung dituang ke cetakan, tetapi ditahan beberapa waktu selanjutnya dilakukan pouring akibat adanya beberapa faktor tertentu seperti temperatur dan waktu tahan.

8.pengaruh unsur paduan pada besi tuang nodular Unsur paduan yang umumnya terdapat pada besi tuang nodular [5] adalah:

Silikon membentuk ferrit. Kadar Si yang lebih besar dari 4,0 % menjadikan besi

tuang nodular tahan oksidasi, tetapi besi tuang nodular akan menjadi rapuh bila

kandungan Si nya meningkat. Kandungan ideal untuk Si antara 1 - 4 % akan

menaikkan kekuatan ferrit.

Mangan membentuk perlit, kekerasan dan karbida-karbida. Karena hal yang

terakhir, Mangan jarang diinginkan pada paduan.

Nikel membentuk perlit, bainit, sifat kekerasan, tanpa kerugian seperti halnya

Mangan.

Khromium mendorong timbulnya sifat kekerasan, dan karbida-karbida.

Penggunaannya dibatasi untuk tingkat kandungan karbida (seperti tingkat-tingkat

austenit umumnya).

Tembaga membentuk perlit, dan kekerasan. Umumnya penggunaan tembaga pada

sifat beban-beban kekuatan tinggi, tingkat-tingkat perlit sampai dengan 2,0%.

Timah bereaksi sama seperti tembaga, tetapi kandungan yang dapat dipertahankan

sekitar 0,1 % pada tingkat yang samadengan pengaruh sekitar 1,0 % dari tembaga.

Molibdenum membentuk sifat kekerasan, bainit dan sifat-sifat temperatur mekanis

yang tinggi. Kadar maksimum yang ditambahkan sekitar 1,0 %.

9. Magnesium yang harus selalu ada, dengan konsentrasi normal antara 0,02 % - 0,08%

Mg yang diperlukan tergantung pada kadar belerang yang ada. Adapun cara proses pembulatan

grafit, pertama-tama kadar belerang diturunkan dibawah 0,02% dengan cara mengubahnya

menjadi Sulfidamagnesium, dan kemudian mereduksi kandungan Oksigen yang ada. Sisa Mg

yang ada sekitar 0.02 % dapat mengubah bentuk grafit menjadi bentuk nodular

10.

Page 4: Tugas Perlakuan Panas