Tugas Perencanaan Munir
-
Upload
munir-pratama -
Category
Documents
-
view
36 -
download
1
description
Transcript of Tugas Perencanaan Munir
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perancangan merupakan bagian dari suatu teknologi yang banyak
di jumpai pada era globalisasi sekarang ini. Banyak atau sedikitnya
teknologi yang terdapat pada suatu rancangan tergantung pada sederhana
atau tidaknya bentuk serta mesin yang akan di buat, mesin tersebut
semakin sederhana jika kontruksi atau pekerjaan mesin yang semakin
sederhana pula.
Pada jenis perancangan, kontruksi serta bentuk merupakan bagian
terpenting pada perencanaan perancangan suatu mesin. Dimana mesin
berfungsi untuk menghubungkan perangkat atau material menjadi sebuah
gerak atau kerja dengan cara memutar poros lalu melalui perantara yang
akan di gerakan. Dan dengan daya mesin yang telah di tentukan tersebut
akan di dukung oleh perangkat kontruksi lainnya sehingga mesin bias
berfungsi sesuai kebutuhannya dan bisa membantu serta meringankan
pekerjaan manusia. Sehingga mesin telah banyak di gunakan dan di
kembangkan semakin maju.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa di dalam pekerjaan kita bisa
menggunakan bantuan suatu mesin, dan mesin ini yaitu untuk membantu
manusia, dalam perancangan ini pembuat tugas akan merencanakan suatu
mesin inovasi yang akan membantu manusia dalam pembuatan kelanting
atau juga disebut mesin penggilas singkong
Mesin penggilas singkong ini menggunakan metode dengan cara
memutar suatu poros yang dimana poros itu terdapat suatu ulir yang akan
1
2
menggilas singkong yang akan di remukan. Pemutar poros tersebut di
putar oleh suatu mesin yang bergerak dengan daya yang kuat untuk
meremukan singkong tersebut dengan pengaturan putar yang tepat.
Penggunaan metode mesin penggerak ini juga bisa menggunakan
mesin berkapasitas kecil atau sedang, karena penggilasan tidak begitu
besar.
Mesin penggilas singkong ini sangat efisien karena hanya dengan
menggunakan dynamo yang akan memutar poros penggilas, serta daya
yang di gunakan bisa dengan energy listrik. Selain itu alat ini juga praktis
karena tidak memakan banyak tempat karena bentuknya tidaklah terlalu
besar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana spesifikasi dari mesin pencetak kelanting yang nyaman bagi
pengunanya.
2. Bagaimana daya mesin penggilas yang efektif.
1.3 Tujuan perencanaan
1. Mengetahui berapa spesifikasi dari mesin pencetak kelanting yang nyaman
bagi pengunanya.
2. Mengetahui kekuatan maksimal, daya mesin serta mengetahui kekuatan
screw yang bekerja.
1.4 Batasan Masalah
1. Perencanaan ini akan membahas tentang “Perencanaan mesin kelanting
berkapasitas 20 m3/dt”.
2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Mesin
Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau
mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas
manusia. Biasanya membutuhkan sebuah masukan sebagai pelatuk,
mengirim energi yang telah diubah menjadi sebuah keluaran, yang
melakukan tugas yang telah disetel. Mesin dalam bahasa Indonesia sering
pula disebut dengan sebutan pesawat, contoh pesawat telepon untuk
tejemahan bahasa Inggris telephone machine. Namun belakangan kata
pesawat cenderung mengarah ke kapal terbang.
Mesin telah mengembangkan kemampuan manusia sejak sebelum
adanya catatan tertulis. Perbedaan utama dari alat sederhana dan
mekanisme atau pesawat sederhana adalah sumber tenaga dan mungkin
pengoperasian yang bebas. Istilah mesin biasanya menunjuk ke bagian
yang bekerja bersama untuk melakukan kerja. Biasanya alat-alat ini
mengurangi intensitas gaya yang dilakukan, mengubah arah gaya, atau
mengubah suatu bentuk gerak atau energi ke bentuk lainnya.
2.2 Klasifikasi Motor Penggerak
Salah satu jenis penggerak mula adalah motor kalor dan juga biasa
disebut Motor Bakar. Adalah engine yang menggunakan energi panas untuk
melakukan proses pembakaran bahan bakar. Dan ada juga mesin yang
energinya menggunakan media listrik sebagai daya untuk menggerakan
mesin.
3
4
Dan adapun fungsi serta tujuan mesin antara lain :
1. Untuk membantu pekerjaan manusia agar lebih efisien dan tepat
waktu.
2. Untuk mengetahui berapa spesifikasi yang tepat untuk mesin
tersebut.
3. Bisa mengetahui putaran serta tenaga yang di hasilkan oleh mesin
tersebut.
2.3 Jenis-jenis Mesin
2.3.1 Mesin pembakaran dalam
Adalah sebuah mesin yang sumber tenaganya berasal dari
pengembangan gas-gas panas bertekanan tinggi hasil pembakaran
campuran bahan bakar dan udara, yang berlangsung di dalam ruang
tertutup dalam mesin, yang disebut ruang bakar (combustion chamber).
Contoh :
1. Mesin bensin
2. Mesin Diesel
3. Four-stroke cycle
4. Two-stroke cycle
5. Mesin Wankel
6. Mesin Stirling
4
5
Gambar 2.1 Mesin pembakaran dalam
2.3.2 Mesin pembakaran luar
Motor pembakaran luar adalah proses pembakaran bahan bakar
terjadi diluar motor itu, sehingga untuk melaksanakan pembakaran motor
tersendiri. Panas dari hasil pembakaran bahan bakar tidak langsung diubah
menjadi tenaga gerak, tetapi terlebh dulu melalui media penghantar, baru
kemudian diubah menjadi tenaga mekanik. Di dalam motor pembakaran
luar bahan bakarnya dibakar diruang pembakaran tersendiri dengan ketel
untuk menghasilkan uap, selanjutnya uap yang dihasilkan digunakan untuk
menggerakan sudut – sudut turbin. Jadi motor tidak digerakan oleh gas
yang terbakar, akan tetapi digarakan oleh uap air.
Contoh :
1. Mesin uap
2. Mesin Stirling
3. Fourstroke.
5
6
Gambar 2.2 Mesin pembakaran luar
2.3.3 Mesin perkakas
Mesin perkakas adalah alat mekanis yang ditenagai, biasanya
digunakan untuk mempabrikasi komponen metal dari sebuah mesin. Kata
mesin perkakas biasanya digunakan untuk mesin yang digunakan tidak
dengan tenaga manusia , tetapi mereka bisa juga di gerakan oleh manusia
bila dirancang dengan tepat.
Contoh :
A. Konvensional :
1. Mesin bubut
2. Mesin frais
3. Mesin sekrap
4. Mesin tempa
B. Non-konvensional :
1. EDM
2. Wire-cut
3. Water jet
6
7
Gambar 2.3 Mesin perkakas
2.3.4 Mesin Penggiling.
Adalah mesin yang di rancang utuk keperluan industri ataupun
membantu memudahkan manusia dalam pengerjaan ringan ataupun berat.
Dalam mesin penggiling ini tidaklah terlalu rumit ataupun banyak
kontruksi, ringan atau tidaknya kontruksi tergantung pada suatu
pengerjaanya. Mesin ini kebanyakan di gunakan dalam industri rumah
tangga karena bentuknya yang efisien serta mudah di gunakan. Berbeda
dengan yang di gunakan dalam industri besar, mesin yang di gunakan pun
lebih canggih serta ukurannya yang cukup besar, di karenakan dalam
pengerjaanya mesin tersebut di peruntukan memperkejakan dalam suatu
produk yang banyak.
7
8
Gambar 2.4 Mesin Pencetak Kelanting
2.4 Bagaian-bagian Mesin Pencetak Kelanting
2.4.1 Kerangka
Beban adalah beratnya benda atau barang yang didukung oleh
suatu konstruksi atau bagan beban dan dapat dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu:
8
9
1. Beban statis.
Beban statis berat suatu benda yang tidak bergerak dan tidak
berubah beratnya. Beratnya konstruksi yang mendukung itu termasuk
beban mati dan disebut berat sendiri dari pada berat konstruksi.
2. Beban dinamis.
Bebab dinamis adalah beban yang berubah tempatnya atau berubah
beratnya. Sebagai contoh beban hidup yaitu kendaraan atau orang yang
berjalan diatas sebuah jembatan, tekanan atap rumah atau bangunan.
Pada beban dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
a) Beban terpusat atau beban titik.
Beban yang bertitik pusat di sebuah titik, misal: orang berdiri diatas
pilar pada atap rumah.
b) Beban terbagi.
Pada beban ini masih dikatakan sebagai beban terbagi rata dan beban
segitiga. Beban terbagi adalah beban yang terbagi pada bidang yang
cukup luas.
2.4.2 Poros
Poros adalah salah satu elemen mesin terpenting. Penggunaan poros
antaralain adalah meneruskan tenaga poros penggerak,poros penghubung
dan sebagainya. Definisi poros adalah sesuai dengan penggunaan dan
tujuan penggunaannya. Dibawah ini terdapat beberapa definisi dari poros :
1. Shaft, adalah poros yang ikut berputar untuk memindahkan daya dari
mesin ke mekanisme lainnya.
9
10
2. Axle, adalah poros yang tetap tapi mekanismenya yang berputar pada
poros tersebut. Juga berfungsi sebagai pendukung.
3. Spindle, adalah poros pendek terdapat pada mesin perkakas dan
mampu/sangat aman terhadap momen bending.
4. Line shaft (disebut juga “power transmission shaft”) adalah suatu poros
yang langsung berhubungan dengan mekanisme yang bergerak dan
berfungsi memindahkan daya motor penggerak ke mekanisme tersebut.
5. Flexible shaft, adalah poros yang berfungsi memindahkan daya dari dua
mekanisme dimana perputaran poros membentuk sudut dengan poros
lainnya. Daya yang dipindahkan relative kecil.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
poros antara lain :
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban puntir atau bending
ataupun kombinisi antara keduanya. Kelelahan tumbukan atau pengaruh
konsentrasi tegangan bila diameter poros diperkecil atau bila poros
memiliki alur pasak.
2. Kekakuan poros
Meskipun poros memiliki kekuatan yang cukup tetapi jika lenturan atau
defleksi puntirannya terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian
atau getaran dan suara. Oleh karena itu selain kekuatan, kekakuan poros
harus diperhatikan dan disesuaikan dengan macam mesin yang akan
dilayani poros tersebut.
10
11
3. Putaran kritis
adalah bila putaran suatu mesin dinaikan maka pada putaran tertentu
akan terjadi getaran yang besar. Sebaiknya direncanakan putaran
kerjanya lebih rendah dari putaran kritis.
4. Korosi
Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeller dan
pompa bila terjadi kontak dengan fluida yang korosif.
5. Bahan poros
Poros untuk mesin umum biasanya dibuat dari baja yang ditarik dingin
dan difiris. Poros yang dipakai untuk putaran tinggi dan beban berat
umumnya terbuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang tahan
terhadap keausan.
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut
pembebanannya sebagai berikut :
1. Poros Transmisi
Poros macam ini mendapat beban puntir murni atau lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros ini melalui kopling roda gigi, puli sabuk
atau sproket, rantai dan lain-lain.
2. Poros Spindel
Poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin
perkakas, dimana beban utamanya berupa puntiran, disebut spindel.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasinya harus kecil
dan bentuk serta ukurannya harus teliti.
11
12
3. Poros Gandar
Poros seperti yang dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana
tidak mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh
berputar, disebut gandar. Gandar ini hanya mendapat beban lentur,
kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan mengalami
beban puntir juga.
Poros untuk umunya biasanya dibuat dari baja batang yang ditarik
dingin dan difinis, baja karbon konstruksi (disebut bahan S-C) yang
dihasilkan dari ingot. Meskipun demikian bahan ini kelurusannya agak
kurang tetap dan dapat mengalami deformasi karena tegangan yang kurang
seimbang misalnya bila diberi alur pasak, karena ada tegangan sisa
didalam terasnya. Tetapi penarikan dingin membuat permukaan poros
menjadi keras dan kekuatannya bertambah besar.
2.4.3 Sabuk Dan Puli
Sebagian besar transmisi sabuk menggunakan sabuk-V karena
mudah penggunaannya dan harganya murah, tetapi sabuk ini sering terjadi
slip sehingga tidak dapat meneruskan putaran dengan perbandingan yang
tepat. Sabuk terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapesium.
Dalam gambar 2.7 diberikan berbagai proposi penampang sabuk-V yang
umum dipakai.
12
13
Gambar 2.5 Ukuran penampang sabuk-V
Sabuk digunakan untuk mentransmisikan daya motor kebagian poros.
Pemilihan sabuk dan puli dilakukan agar tidak terjadinya kehilangan gaya-
gaya yang ditransmisikan
2.4.4 Bantalan
Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban,
sehingga putaran atau gerakan bolak balik dapat berlangsung secara halus,
aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik.
Jika bantalan tidak berfungsi dengan baik maka prestasi seluruh sistem
akan menurun atau tidak dapat bekerja secara semestinya. Jadi bantalan
dalam permesinan dapat disamakan peranannya dengan pondasi pada
gedung.
Klasifikasi Bantalan
1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
a) Bantalan Luncur. Pada bantalan ini terjadi gesekan luncur antara
poros dan bantalan karena permukaan poros ditumpu oleh
permukaan bantalan dengan perantara pelapisan pelumasan.
13
14
b) Bantalan Gelinding. Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding
antara bagian yang berputar dengan yang diam melalui elemen
gelinding seperti bola (peluru), rol atau rol jarum dan rol bulat.
2. Atas dasar beban arah beban terhadap poros
a) Bantalan Radial. Arah beban yang ditumpu bantalan ini adalah tegak
lurus sumbu poros
b) Bantalan Radial. Arah beban bantalan ini sejajar dengan sumbu
poros.
c) Bantalan Gelinding Khusus. Bantalan ini dapat menumpu beban
yang arahnya sejajar dan tegak lurus sumbu poros.
Bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding. Bantalan gelinding
mempunyai keuntungan dari segi gesekan gelinding yang sangat kecil
dibandingkan dengan bantalan luncur. Bantalan berfungsi sebagai dudukan
poros dan untuk mendukung poros akibat gaya tegangan sabuk dan beban
yang diberikan terhadap poros.
Gambar 2.6. Jenis–jenis bantalan gelinding
14
15
Gambar 2.7 Sket bantalan
2.5 Perhitungan Pada Mesin Pencetak Kelanting
2.5.1 Perencanaan Daya Motor:
P = T . 2. π .n60 (Khurmi)
Keterangan:
P = Daya yang diperlukan (watt)
T = Torsi (N.m)
n = Putaran (Rpm)
15
16
2.5.2 Analisa Kekuatan Poros Pada Motor
σa=
σ b
Sf 1 Sf 2
(sularso)
Keterangan:
σ b=¿¿ Pemilihan bahan pada tabel 1.1 Halaman 3 buku sularso
Sf 1 = Faktor keamanankelelahan puntir
Sf 2 = Faktor keamana untuk poros bertangga
2.5.3 Perhitungan Diameter Pada Poros Screw
ds2[5,1σa
x cb x kt xT 1]1 /¿3¿ (sularso)
Keterangan:
ds2 = Diameter poros yang di gerakan (mm)
cb = Beban lentur
kt = Momen puntir
T 1 = Momen rencana (kg.mm)
2.5.4 Perhitungan Tekanan Screw
Keterangan:
P = daya (watt)
ρ = tekanan (N/m2)
Q = kapasitas produksi m3/kg
16
17
2.5.5 Perhitungan Puli
dk=d p+2x k (sularso)
Dk=D p+2 x k
Keterangan:
dk = Diameter puli kecil (mm)
Dk=¿Diameter puli besar (mm)
k = Ukuran puli-V tabel 5.2 (mm)
2.5.6 Panjang keliling sabuk
L = 2 x c +πn (dp + Dp) +
14 c (Dp- dp ) (sularso)
L = Panjang keliling sabuk
C = Jarak sumbu poros
Dp = Diameter lingkaran jarak bagi puli besar
dp = Diameter lingkaran jarak bagi puli kecil
2.5.7 Jarak sumbu poros
C = D p+d p
2(sularso)
Keterangan:
Dp = Diameter lingkaran jarak bagi puli besar (mm)
dp = Diameter lingkaran jarak bagi pulikecil (mm)
17
18
2.5.8 Perhitungan Bantalan
Mt=F . f .(ds2
2) (Khurmi)
Keterangan:
Mt = Momen geser bantalan ( N.mm)
F = Gaya radial ( N )
f = Koefisien geser
ds2 = Diameter poros (mm)
Maka besar daya yang hilang adalah:
Keterangan:
Ploss = Daya hilang (Watt)
Mt = Momen geser bantalan (N.mm)
n = Putaran poros (rpm)
2.5.9 Kapasitas Produksi
Q = Pρ (Analisa Aritmatika)
Keterangan :
Q = Kapasitas Produksi (m3/dt)
P = Daya (Nm/dt ¿
ρ = Tekanan Screw (N /m 2❑)
18
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data
Daya motor = 1 Hp
putaran motor penggerak = 1400 rpm
Poros pada motor penggerak berdiameter = 24 mm
3.2 Metode Penelitian
1. Analisis masalah
2. Kajian pustaka
3. Study lapangan
4. Penghitungan
5. Pembahasan
3.3 Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 di Laboratorium Teknik Mesin
Kampus 2 Universitas Muhammadiyah Metro.
3.4 Pengecekan Alat
1. Memastikan baut pengikat puli dalam sistem transmisi terpasang
dengan baik.
2. Memastikan puli dan sabuk terpasang dengan baik untuk menghindari
slip.
3. Menghidupkan motor listrik .
19
20
4. Mengamati kerja listrik, poros, puli, bantalan, sabuk V, dan melihat
apakah semua komponen tersebut bekerja dengan baik.
5. Mengamati dan lihat dengan teliti putaran pulinya terjadi slipatau
sliding.
6. Menghitung kapasitas yang dihasilkan mesin permenit, perjam dan
seterusnya.
7. Bila semua komponen bekerja dengan baik dan sistem transmisi bisa
bekerja sehingga dapat mereduksi kecepatan dengan baik
3.5 Perakitan Komponen
Perakitan komponen ini dimaksud sebagai komponen transmisi yang
meliputi puli dan sabuk. Puli dengan diameter 3 inchi dipasang pada poros
motor penggerak, kemudian diikat dengan baut. Puli dengan diameter 10
inchi dipasang pada poros screw press diikat dengan menggunakan baut.
Menghubungkan komponen yang telah dirangkai pada dudukannya
masing-masing dan dihubungkan dengan menggunakan belt yang telah
direncanakan, seperti yang ditunjukan pada gambar 3.1.
20
21
Gambar 3.1. Perangkaian komponen
21
22
3.6 Gambar Mesin Pencetak Kelanting
Gambar 3.2 Sketsa Mesin pencetak kelanting
3.7 Prinsip Kerja Mesin
Prinsip kerja dari mesin ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap pertama singkong yang telah direbus dan sudah di tumbuk
dimasukkan ke corong pemasukkan.
2. Didalam corong pemasukan dilakukan pemasukan bahan baku secara
bertahap, masuk kedalam ruang rol gelinding. Hal ini perlu dilakukan
karena untuk menghindari penumpukan bahan baku pada saluran
pemasukan sehingga mengakibatkan berkurangnya tingkat efisiensi serta
terganggunya kinerja mesin.
3. singkong masuk kedalam penggiling rol. Didalam ruang rol bahan baku
akan dilumatkan dan akan tergilas oleh rol gelinding.
4. Selanjutnya singkong yang tertumbuk akan keluar melalui corong keluar.
5. Setelah proses pelumatan selesai, selanjutnya dilakukan pemotongan
dengan ukuran tertentu secara manual.
22
23
BAB IV
ANALISA DAN PERHITUNGAN
4.1 Data Yang Di Rencanakan
Daya motor = 1 Hp
putaran motor penggerak = 1400 rpm
Poros pada motor penggerak berdiameter = 24 mm
4.2 Perhitungan
4.2.1 Perencanaan Daya Motor:
P = T . 2. π .n60 (Khurmi)
Keterangan:
P = Daya yang diperlukan (watt)
T = Torsi (N.m)
n = Putaran (Rpm)
= 521,7 [2.3,14 .1400
60]
= 2250,52
60
= 750 watt
4.2.2 Analisa Kekuatan Poros Pada Motor
23
24
σa=
σ b
Sf 1 Sf 2
(sularso)
Keterangan:
σ b=¿¿ Pemilihan bahan pada tabel 1.1 Halaman 3 buku sularso
Sf 1 = Faktor keamanankelelahan puntir
Sf 2 = Faktor keamana untuk poros bertangga
σa=
σ b
Sf 1 Sf 2
= 606.2
=¿ 5 kg¿mm2
4.2.3 Perhitungan Diameter Pada Poros Screw
ds2[5,1σa
x cb x kt xT 1] 3❑1 /¿ ¿ (sularso)
Keterangan:
ds2 = Diameter poros yang di gerakan (mm)
cb = Beban lentur
kt = Momen puntir
T 1 = Momen rencana (kg.mm)
ds2 [ 5,1/5 ] .2 .2 .1370¿1/¿3 ¿
= 17,74 mm Di bulatkan menjadi 20 mm
4.2.4 Perhitungan Tekanan Screw
24
25
Keterangan:
P = daya (watt)
ρ = tekanan (N/m2)
Q = kapasitas produksi m3/dt
Kapasitas produksi 1 kg = 0,001 m3/dt
ρ= 746 Nm /dt20 kg .0 .001 m3 /dt❑
ρ= 746 Nm /dt0,002 m3 /dt❑
ρ = 37,300 N /m 2❑
jadi tekanan screw adalah 37,300 N /m 2❑
4.2.5 Perhitungan Puli
dk=d p+2x k (sularso)
Dk=D p+2 x k
Keterangan:
dk = Diameter puli kecil (mm)
Dk=¿Diameter puli besar (mm)
k = Ukuran puli-V tabel 5.2 (mm)
dk= 95 + 2 x 4,5 = 104 mm
Dk= 166 + 2 x 4,5 = 175 mm
Jadi diameter puli kecil 104 mm dan diameter puli besar 175 mm
4.2.6 Panjang keliling sabuk
25
26
L = 2 x c +πn (dp + Dp) +
14 c (Dp- dp ) (sularso)
L = Panjang keliling sabuk (mm)
C = Jarak sumbu poros (mm)
Dp = Diameter lingkaran jarak bagi puli besar (mm)
dp = Diameter lingkaran jarak bagi puli kecil (mm)
L=2 x213+ 3,141400
(95+166 )+1
4.213 (166-95) = 111,186 mm
Jadi panjang keliling sabuk 111,186 mm
4.2.7 Jarak sumbu poros
C = D p+d p
2(sularso)
Keterangan:
Dp = Diameter lingkaran jarak bagi puli besar (mm)
dp = Diameter lingkaran jarak bagi pulikecil (mm)
C = 166+95
2 = 213 mm
4.2.8 Perhitungan Bantalan
Mt=F . f .(ds2
2) (Khurmi)
Keterangan:
Mt = Momen geser bantalan ( N.mm)
F = Gaya radial ( N )
f = Koefisien geser
ds2 = Diameter poros (mm)
26
27
Akibat gaya gesek yang timbul maka akan menyebabkan sebagian daya
akan turut hilang. Maka besar daya yang hilang adalah :
Keterangan:
Ploss = Daya hilang (Watt)
Mt = Momen geser bantalan (N.mm)
n = Putaran poros (rpm)
4.2.9 Kapasitas Produksi
Q = Pρ (Analisa Aritmatika)
Keterangan :
Q = Kapasitas Produksi (m3/dt)
P = Daya (Nm/dt ¿
ρ = Tekanan Screw (N /m 2❑)
Q = 746
37,300 = 20 m3/dt
27
28
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Bedasarkan perhitungan dan perencanaan yang dilakukan maka hasil
kesimpulanya sebagai berikut :
1. Spesifikasi Perencanaan
a) Material yang digunakan ; singkong
b) Kapasitas produkdi 20 m3/dt
c) Sistem transmisi Sabuk dan Puli
d) Daya motor 1 Hp
e) Putaran motor penggerak 1400 rpm
f) Daya motor penggerak 750 watt
2. Sistem transmisi
a) Sistem transmisi Sabuk dan Puli
b) Panjang sabuk 111,186 mm
3. Poros dan bantalan
a) Momen geser bantalan 9,53 N.mm
b) Diameter poros screw 20 mm
c) Jarak sumbu poros 213 mm
d) Kekuatan poros pada motor 5 kg¿mm2
4. Diameter puli
a) Diameter puli kecil 104 mm
b) Diameter puli besar 175 mm
5. Tekanan screw
a) Tekanan screw di dapat 37,300 N/m2
28
29
5.2 Saran-Saran
Penulis menyadari akan keterbatasan ilmu dan pengetahuan yang penulis
miliki, maka penulis dapat memberikan saran kepada pembaca dalam hal
perencanaan ini. Dan berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis dapat
memberikan saran sebagai berikut :
Dalam perencanaan suatu bahan, mesin ataupun kontruksi, kita harus
memperhatikan setiap toleransi yang akan di rencanakan dan tidak boleh kurang
atau bahkan melebihi batas toleransi yang sudah di tentukan.
29
30
DAFTAR PUSTAKA
(Blogmechanical.blogspot.com/2011/08/elemen-mesin-las.html)
Eurasia Publishing House (prt) Ltd. 1980.
Http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_1856.html.
(Inventor 2015)
Khurmi, R.S dan Gupta, JK. A Text Book of Machine Design. New Delhi.
Mesin. Pradnya Paramita: Jakarta.
Nieman, Anton, Bambang. “desain dan kalkulasi dari sambungan
bantalan
Niemenn, G, 1994. Elemen Mesin. Surabaya: Erlangga.
Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen,
1994.
Teknologi Tepat Guna. Menteri riset dan teknologi. dan poros” Jakarta.
Erlangga. 1982
30