Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

download Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

of 15

Transcript of Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    1

    23

    4j6

    Rahasia H anya untuk K epentingan P enyidikan TP F - P enyidik P olri

    BABI PENDAHULUAN

    1.1 Latarbelakang Pembtmtukan TPF1. TPF dibentuk atas dasar desakan masyarakat kepada =emenntan untuk mengungkap

    kasus meninggalnya Munir. SeC8ra khusus, pembentukari TPF rn eru pa kan usu la n daripihak keluarga almarhum Munir yang disampaikan langsung kepada Presiden SusiloBambang Yudhoyono pada 24 November 2004. Pada 23 Nopember 2004, Presiden

    7 menanoatanqan' Keputusan Presiden No.111 Tentang Pembentukan Tim Pencari Fakta8 . Kasus Meninggalnya Munir.9 2. Pembahasan mengenai rencana Pembentukan TPF dilakukan dalam pertemuan lintas

    10 instansi Pemerintah seperti Polri, Kejaksaan Agung, Departemen vtuar Negen,11 Departemen Hukurn dan Hak Asasi Manusia serta melibatkan sejumlah organisasi non12 pemerintah termasuk pihak keJuarga korban, Pertamuan berJangsung pada 21 Desember13 2004 di Mabes POLijl. Merujuk pada Nota Dinas No.Pol B/ND-14 12241X11/2004/Bareskrim, pertemuan yang berlangsung di Mabes POLRI menghasilkan15 kesepakatan mengenai rumusan, Tugas, Wewenang serta Kewajiban Tim, dan16 Keanggotaan sebagai berikut :.17 a. Tugas dan wewenang dan Kewajiban Tim18 Tugas: Secara aktif membantu Penyidik POLRI dalam melaksanakan proses1920212223242526272829303132333435363738

    penyelidikan dan penyidikan pengungkapan kasus meninggalnya Munir. Wewenang: a) memberikan pertimbangan dan atau pendapat kepada Penyidik

    Polli, dengan atau tanpa diminta oleh pihak Penyidik Polri; b) mengusulkan arahpenyelidikan dan penyidikan oleh Penyidik Polri, memonitor dan _mengevaluasiperkembangannya; c) meminta keterangan dari pihak-pihak yang diperlukanserta berkonsultasi dengan ahli-ahli dalam dan luar negen demi kepentinganjalannya proses penyelidikan dan penyidikan.

    Kewajiban: Membuat laporan kepada Presiden mengenai kegiatan yangdilaksanakan dan merekomendasikan kebijakan-kebijakan bagi Presiden.

    b. Keanggotaan: Terdapat lima belas anggota, yaitu

    1) K.H. Ahmad ~y'afii Maranef (Ketua PP Muhammadiyah);2) Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid;3) , Asmara Nababan;4) Todung Mulya Lubis;5) Pejabat Pemerintah;6) Bambang Wldjojanto;7) Hendardi;8) Usrrian Hamid;9) Munarman;

    Laporan Tim Pencari Fakia Kasus Meninggalnya Munir 3Maret 2005

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia Hanya untuk K ep em in ga n P en yid ika n T PF - P en yid ik P olri12345

    6789

    10

    10) Smita Notosusanto;11) Wakil Kepolisian, Brigjend Pol Drs. Andi Hasanudin Mappalangi, Karo Analis

    Bareskrim Polri;12) Seorang Wakil dari Kejaksaan Agung RI, Agung, I Putu Kusa, Dir Pratut

    Jampidum Kejagung RI;13) Ketua Komnas Perempuan Kamala Chandrakirana;14) Wakil Departemen Hukum dan HAM, Nazaruddin Bunas, Dir Daktiloskopi

    Diljen HAM; dan15) Wakjl Departemen Luar Negeri, Des Alwi, Kasubdit Eropa Dit Eropa Barat,

    Diijen Amero.11 3. Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi mandat yang dikeluarkan Komisi Nasional12 Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang dituangkan dalam Surat Keputusan Ketua13 Komnas HAM Nomor 034/KOMNAS HAMNII/2001 tanggar 27 Agustus 20011 tentang14 pembentukan Komisi Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi Manusia Trisakti, Semang9i I15 dan Semanggi II. Pertimbangan Komnas HAM untuk membentuk suatu komisi penyelidik16 (tim ad hoc) in; antara lain adalah adanya dugaan telah te~adinya pelanggaran hak asasi17 manusia yang berat dalam peristiwa Trisakti 12 Mei 1998, Semanggi I 13-1418 November1998 dan Semanggi II 23-24 September 1999 yang mengaklbatkan jatuhnya19 korban jiwa warga mahasiswa dan warga masyarakat. Ketiga peristiwa tersebut diatas20 sampai saat ini masih menjadi tuntutan keadilan bagi keluarga korban, mahasiswa dan21 masyarakat dalam rangka penegakan hukum dan hak asasi manusia.22 1 .2 Mandat23 4. Pada 23 Nopember 2004, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani24 Keputusan Presiden No.111 Tentang Pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus25 Meninggalnya Munir.26 5. Merujuk Keputusan Presiden No.111 Tentang Pembentukan Tim Pencari Fakta Kasus27 Meninggalnya Munir, setidaknya ada tiga mandat yang dirniliki oleh TIm Pencart Fakta28 Kasus Meninggalnya Muriir, yaitu:29 5..1. Diktum Ketiga : Tim bertugas membantu POLRI dalam me!akukan penyelidikan30 secara bebas, cermat, adil dan tuntas terhadap peristiwa meninggalnya Saudara31 Munir, SH.32 5.2. Diktum Keempat : Dalam melakukan tugasnya, Tim melakukan hal-hal yang33 dianggap perlu bagi diperolehnya hasil penyelidikan yang bebas, cermat, adil dan34 tuntas secara profesional, berdasarkan fakta-fakta yang reievan bagi keperluan35 penyelidikan.

    ILihat SK. Komnas HAM Nomor 034fKOMNAS HAMlVW2001 tanggal27 Agustus 2001

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia H an ya u ntu k K ep en tin ga n P en yid ika n T PF - P en yid ik P olri1 5.3. Diktum Keenam : Dalam melaksanakan tugasnya, Tim memperoleh segala2 bantuan yang diperlukan dari semua instansi Pemerintah Pusat dan instansi3 Pemerintah Daerah serta pihak-pihak lain yang dipandang pertu.4 1 .3 Masa Kerja5 6. Masa kerja dari Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir mulai dari tanggal 236 Desember 2004 sampai dengan 23 Maret 2005, dan dapat diperpanjang untuk terakhir7 kalinya selama tiga bulan berikutnya.8 1.4 Keanggotaan9 7. Berdasarkan Keppres No.111 tahun 2004 tentang Pembentukan Tim Pencan Fakta10 Kasus Meninggalnya Munir, anggota TPF terdiri dan:11 7.1. Sdr. Brigjend Pol. Drs. Marsudi H., SH;12 7.2. Sdr. Asmara Nababan;13 7.3. Sdr. Barnbang Widjajanto;14' 7.4. Sdr. Hendardi;15 7.5. Sdr. Usman Hamid;16 7.6. Sdr. Munarman;17 7.7. Sdr. Smita Notosusanto;'18 7.B. Sdr. IPutu Kusa;19 7.9. Sdr. Kamala Tjandrakirana;20212223242526272829303132333435

    7.10.7.11.7.12.7.13.7.14.

    Sdr. Nazarudin Bunas;Sdr. Retno LP.Marsudi;Sdr. Ant Havas Oegroseno;Sdr. Rachland Nashidik; danSdr. dr. Mun'im Idris

    B . Dari keseluruhan jumlah anggota, beberapa nama yang tercatat tidak aktit terdin dan:B.1. Sdr. Bambang Widjojanto, SH;B.2. Sdr. Smita Notosusanto;B.3. Sdr. IPolu Kusa, SH;

    >9. Beberapa nama lain yang diusulkan dan disepakati dalam pertemuan Mabes Polri 21Desember 2004 tidak tercantum dalam Keputusan Presiden. Nama-nama tersebutadalah : KH. Syafii Maarit, Ketua PP Muhammadiyah, Sinta Nuriyah AbdurrahmanWahid, Tokoh Masyarakat, dan Toclung Mulya Lubis, Perwakilan Kalangan Profesional.

    1.4 Kendala10. Adanya perbedaan mandat, kewenangan serta susunan Tim yang dlsepakati sebelumnya

    pada 21 Desember 2004 dengan Kepuwsan' _.P-resra-en No.111 tahun 2004,

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Hunir

    Rahasia H anya un tu k K ep entin gan P en yid ika n T PF - Penyidik Polri1 mengakibatkan keraqu-raquan sejumlah anggota bahkan ada yang tldak bersedia.2 sehingga TPF baru dapat bekerja pada 13 Januari 2005.3 11. Hubungan dengan Tim Penyidik pada awalnya tidak sepenuhnya berialan Iancar, karena4 dibutuhkan waktu untuk membangun komunikasi dengan Tim Penyidik mengenai5 keberadaan TPF dan penyesuaian cara kerja.6 BAS II MEKANISME KERJA

    7 11.1.Mekanisme Kerja Internal TPF8 12. TPF telah menetapkan suatu mekanisme kena yang selanjutnya digunakan sebagai9 acuan kegiatan atau pedoman keria. Mekanisrne tersebut adalah sbb konsoJidasiinternal,

    10 identifikasi permasalahan dan mekanisme evaluasi.11 13. Konsolidasi Internal. Sebelum memulai tugas, TPF TPF melakukan dialog internal secara12 intensif tentang pentingnya TPF untuk segera menjalankan tiJgasnya, yaitu a)13 mengungkap secara bebas, cermat, adiJdan tuntas, terlepas dari kritik tentang mandat14 yang dimiliki serta susunan anggotanya; b) menetapkan secara bebas, cermet, adil dan15 tuntas suatu mekanisme komunikasi yang efektif guna mendorong kekompakan serta16 keserasian antar-anggota; c) melakukan pertemuan/rapat secara teratur baik reguler17 maupun non reguler, memberikan supervisi kepada Penyidik Polri, tennasuk melakukan18 interview dengan pihak-pihak yang berkepentingan; d) membentuk kesekretariatan guna19 memfasilitasi dukungan teknis dan administratif. Untuk itu, salah seorang anggota TPF20 ditunjuk sebagai Sekretaris. Sekretariat berkedudukan di Bareskrim POLRI dan Komnas21 Perempuan; e) memutuskan untuk membentuk Tim Asistensi, yang terdiri dari nama-22 nama berikut : 1) Sdr. Abdul Kadir Jailani, SH ; 2) Sdr. Abusaid Pelu, SH ; 3) Sdr.23 Ismail Hasani; 4) Sdr. Syamsul Bachri. SH; 5) Sdr. Komisaris (polisi) Toto Wibowo.24 14. Identifikasi Pennasalahan. Sesuai mandat yang telah diberikan, langkah awal yang25 dllakukan TPF untuk menjalankan tugasnya adalah melakuan identifikasi persoalan dan26 permasalahan. TPF telah mengidentifikasi bentuk bantuan dan bagaimana bantuan27 kepada Tim Penyidik diberikan. Selain itu, TPF juga memandang per1u mekanisme28 bagaimana TPF dapat meinta bantuan dan Tim Penyidik.29 15. Mekanisme Evaluasi. TPF secara reguler melakukan pertemuan internal serta pertemuan30 dengan Tim Penyidik guna melakukan evaluasi terhadap semua langkah berkenaan31 dengan upaya mengungkap kasus meninggalnya Aim. Munir secara bebas, cermat, adil32 dan tuntas. Melalui mekanisme ini, TPF mengharapkan upaya pengungkapan kasus Aim.33 Munir dilakukan berdasarkan suatu menajemen penyelidikan maupun penyidikan yang34 efektif. Selain itu, mekanisme ini juga diharapkan dapat meningkatkan "sinergia serta35 akoordinasi"antara TPF dengan Tim Penyidik.36 11.2.Mekanisme Hubungan Dengan Penyidik

    L ap ora n T im P en ca ri F ak Ja K asu s M en in gg aln ya M un ir 3Ma re t 2 00 5

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    \ ,

    Rahasia H anya untuk K epentingan P enyidikan TP F - P enyidik P aM1 16. TPF telah menetapkan suatu mekanisme tetap, yaitu melakukan pertemuan dengan Tim2 Penyidik guna rnendiskusikan kendala-kendala yang dihadapi oleh Tim Penyidik dalam3 mengungkap kasus Munir ini. Selain itu, TPF juga meminta Berita Acara Pemeriksaan4 (SAP) yang tetah dilakukan oleh Tim Penyidik. Selanjutnya, TPF rnernbahas kendala-5 kendala yang dihadapi Tim Penyidik serta melakukan analisa yang cukup mendalam6 ternadap SAP tersebut, Berdasarkan pembahasan dan analisa tersebut, TPF7 memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada Tim Penyidik.8 17. Partisipasi Aktif dalam Proses Penyelidikan dan Pemeriksaan. Selain memberikan9 rekomendasi-rekomendasi, TPF juga membantu TIm Penyidikdengan secara aldif

    10 melakukan pertemuan-pertemuan dengan pihak-pihak yang memiliki keterkaitan guna11 memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi proses penyelidikan maupun12 penyidikan. Selain itu, TPF juga akan mendampingl Tim Penyidik dalam melakukan13 pemeriksaan-pemeriksaan.14 11.3.HubunganTPFDenganPublik15 18. Mengingat besamya perhatian publik ternadap peran TPF dalam kasus ini, persoalan16 hubungan dengan pers merupakan satu hal yang sangat penting. Sehubungan dengan17 hal ini, TPF menyepakati bahwa hal-hal yang dapat dibuka di pers harus ditetapkan1 8 secara bersama. Selain itu, diharapkan tidak semua anggota TPF dapat memberikan19 pemyataan di depan pers. TPF dalarn hal ini sepakat menetapkan "one-door policy".20 B A B III LANGKAH YANG TELAH DILAKUKAN

    21 1 1 1 . 1 Pengantar

    22 19. TPF tetah melakukan beoerapa aktivitas yang merupakan tugas dan tanggung jawab23 sesuai dengan Keppres tersebut. Di samping melakukan penataan managemen kelja24 TPF, Tim juga telah melakukan fungsi utama TIm yaitu melakukan penggalian data dalam25 rangka memberikan supproting pada ilm Penyidik Mabes Poln,26 20. Dalam melakukan penggalian data atau pencarian falda, karena keterbatasan wewenang27 yang dimiliki TPF, sejauh ini TPF baru melakukan (1) Pengkajian Berita Acara28 Pemeriksaan; (2) Melakukan Kunjungan ke Managemen Garuda; (3) Melakukan29 Kunjungan ke PT. Angkasa Pura II; dan (4) MenyeJidikiLalu Lintas Komunikasi Almarhum30 Munir dengan pihak-pihak lain. Selain melakukan kelja-kelja tersebut, TPF secara31 berkala melakukan Rapat Gabungan dengan Tim Penyidik, baik untuk32 merekomendasikan temuan-temuan baru, maupun koreksi atas kelja penyidikan yang33 sudah di lakukan?

    2Lihat bah sebelumnya pada Mekanisme dan Hubungan Keqa TPF

    L ap ora n T im P en ca ri F a kta K asu s M en in gg aln ya M un ir 3Mare t 20 05

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia H an ya u ntu k K ep en ttn ga n P en yid ika n T PF - P en yid ik P olri111.2Pengkajian Berita Acara Pemel'iksaan (BAP)

    2 21. Pengkajian atas Serita Acara Pemeriksaan (BAP), adatah pekeriaan pertama TPF untuk3 menggali lebih mendalam posisi kasus. Berdasarkan hasil kajian atas TPF ini, TPF telah4 memberikan kesimpulan sementara dan rekomendasi-rekomendasi kepada Tim Penyidik5 Mabes Polri, sebagai berikut:67891011121314

    21.1. TPF melihat BAP dan laporan kemajuan penyidikan Tim Penyidik Polri cukupbaik sebagal langkah awal untuk mengembangkan investigasi perkara ini lebihlanjut. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan oleh TPF terhadap 7 (tujuh) BAp3yang kami dapatkan, TPF memandang masih terdapat banyak hal yang perludikembangkan dan disempurnakan;

    21.2. TPF merekomendasikan kepada Tim Penyidik tentang pentingya suatusistem manajemen penyidikan yang lebih efeldif. Untuk itu, TPF menekankan agarTim Penyidik dapat juga mengembangkan langkah-Iangkah kreatif dan sepanjangmasih dalam koridor peraturan perundangan nasianal;

    15 21.3. Mengingat salah satu mandat TPF adalah harus melaporkan pekerjaannya16 kepada Presiden, kami memandang hubungan serta koordinasi TPF dengan Tim17181920

    Penyidik sangat esensial. Karena itu, TPF dan Tim Penyidik pertu membangunsuatu mekanisme keriaeame yang lebih fleksibel, transparan, dan efektif. Dalam hal,kiranya pertu dipertimhangkan perlunya suatu mekanisme pertemuan konsultasiantara TPF dan Tim Penyidik secara reguler;

    21 21.4. TPF secara khusus telah memberikan arahan dan rnasukan agar Tim22 Penyidik memfokuskan pada rekomendasi berikut ini; a) Menglngat pentingya hasil232425262728293031323334353637

    forensik dan barang bukti lainnya yang masih berada di Belanda, TPFmerekomendasikan agar Tim Penyidik dapat segera mengidentifikasi bukti-bukti daninfarmasi yang diperlukan bagi pendalaman penyidikan perkara ini. Hal ini perludilakukan agar supaya permintaan legal assistance Pemerintah Indonesia dapattepat guna; b) Guna kepentingan penyidikan lebih lanjut, TPF terah menyarankanagar Tim Penyidik dapat memperluas lingkup penyidikannya dengan melakukankonsultasi yang lebih intensif dan komprehensif dengan pihak manajemen Garuda.Hal ini diperlukan mengingat banyaknya aspek-aspek teknis yang berkenaandengan aturan, prosedur, dan kebiasaan penerbangan Garuda. Dalam kaitan inipula, Tim Penyidik dapat mendesak manajemen Garuda untuk juga melakukan"investigasi internal" sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan atas terjadinyapembunuhan di atas pesawat; c) Untuk memperjelas upaya reka TKP, TPF jugatelah merekornendasikan agar Tim Penyidik melakukan preliminary reconstructionyang melibatkan semua awak yang terkait. Rekonstruksi ini seyogyanya dilakukansejauh mungkin dapat mengambarkan TKP secara rinci dan nyata; d) Guna

    L ap ora n T im P en ca ri F ak ta K asu s M en in gg aln ya K ifu nir 3Maret 2005

    lHingga laporan ini ditulis, BAP yang sudah diterima TPF berjumlah 9 berkas saksi, dari sekitar 100 saksi yangsudah diperiksa,

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia Hanya un tu k K e pe ru in g an Penyidikan T PF - P en yid ik P olri1 menunjang serta mefasilitasi ke~a TPF, diharapkan Tim Penyidik dalam melakukan2 pemeriksaan selanjutnya dapat menggunakan alat bantu rekam audio-visual.3 22. Dari rekomendasi di atas, dapat dilaporkan bahwa secara apresiatif Tim Penyidik4 menerima masukan dan rekomendasi TPF dengan melakukan pembenahan sistem5 managemen penyidikan. Secara khusus focusing penyidikan juga mulai dilakukan setelah6 rekomendasi ini dtsampikan."7 23. Beberapa hal yang belum dilakukan hingga laporan in; dibuat adalah penanganan secara8 khusus legal assistance karena minusnya koordinasi antara empat pihak terkait:9 Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI, dan Departemen Kehakiman.10 Dari evaluasi yang dilakukan, masing-masing lembaga ini masih bekerja secara sendiri-11 sendiri.12 24. Rekomendasi khusus yang belum dilakukan hingga laporan ini ditulis adalah13 pelaksanaan pra-rekonstruksi (preliminary reconstruction) belum dapat dilakukan.14 Sedangkan penggunaan rekaman audio visual hanya akan dHakukanjika penetapan15 status tersangka sudah dilakukan.16 III.3. InvestigaslTerttadapManajemenGaruda1"7 25. Pertemuan antara TPF dengan Direksi Garuda telah berlangsung di Kantor Pusat Garuda18 pada tanggal 4 Februari 2005. Perwakilan TPF dalam pertemuan tersebut dipimpin19 langsung oleh Brigjen Polisi Drs. Marsudi Hanafi, Ketua TPF. Sedangkan Direksi Garuda20 dipimpin oleh Indra Setiawan, Direktur Utama Garuda. Secara umum suasana21 Pertemuan berlangsung dengan lancar, Guna memperoleh infonnasi lebihlanjut yang22 dianggap bermanfaat bagi penyelidlkan kasus Aim. Munir, TPF melakukan diskusi secara23 panjang lebar tentang berbagai hal berkenaan dengan fungsi aviation security dan hal-hal24 lain yang secara langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan penugasan Sdr.25 Polllycarpus Sudihari Priyanto (PSP) dalam penerbangan Jakarta - Singapura tanggal 626 September 2004.27 26. Pertemuan diawali dengan penjelasan singkat oleh Direktur Utama Garuda Indonesia28 Indra Setiawan tentang peristiwa meninggalnya Munir dalam Penerbangan Garuda29 Singapura - Amsterdam, khususnya alasan mengapa Pilot Garuda tidak melakukan30 pendaratan darurat di lapangan terbang terdekat. Berdasarkan hasil pembicaraannya31 dengan semua crew yang ada dalam penerbangan Jakarata - Singapura - Amsterdam,32 Indra Setiawan menyatakan bahwa semua crew Garuda tetah menjalankan tugasnya33 sesuai dengan standard of procedure yang berlaku. Kesimpulan Indra Setiawan tersebut34 hanya didasarkan pada pertemuan bersama semua crew yang hasHnyasarna sekaJitidak35 tercatat.36 27. TPF memperoleh kesan bahwa Garuda fidak menunjukkan usaha untuk memenuhi37 tanggung jawab hukumnya dalam hal meninggalnya penumpang selama penerbangan38 sebagaimana diatur oleh Pasal 43 Undang-undang Nomor 15 tahun 1992 tentang

    4Lihat basil Rapat Gabungan

    Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Runir 3Maret 2005

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia H anya un /u k K epeminga n P en yidikan T PF - P enyid ik P oM1 Penerbangan dan Pasal 17 Konvensi Warsawa tentang Unification of Certain Rules2 relating to International Carriage by Air. Sebagai suatu perusahaan penerbangan3 komersial, Garuda seharusnya secara sistematis dan konsepsional melakukan4 pemeriksaan internal guna mengungkapkan suatu peristiwa yang luar biasa seperti5 meninggalnya Aim. Munir. Sudah sefayaknya Garuda secara aktif untuk berperan serta6 dalam upaya mengungkapkan tindakan melawan hukum yang kemungkinan besar7 dilakukan oleh Karyawannya. Tidak dilakukannya pemeriksaan internal tersebut juga8 akan menunjukkan bahwa Garuda gagal mengambil langkah-langkah yang dipandang9 perlu guna mencegah terjadinya hal serupa dikemudian hari. Dengan demikian,

    10 pemeriksaan internal adalah suatu kewajiban hukum yang harus dipenuhi Garuda.11 Penyelidikan maupun penyidikan yang dilakukan oleh Polisi tidak dapat meJepaskan12 Garuda dari kewajiban untuk melakukan pemeriksaan internal.13 28. TPF dan pihak Manajemen Garuda juga mendiskusikan fungsi aviation securfty dalam14 penerbangan Garuda. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sesuai peraturan nasional15 dan internasional tentang penerbangan, semua crew dalam suatu penerbangan memiliki16 tugas dan fungsi menjaga keamanan (security). Mengingat semua crew wajib mengikuti17 training tentang keamanan penerbangan, maka Garuda tidak memiliki staf khusus yang18 ditugaskan di bidang aviation security. Namun di lain pihak, Garuda menjelaskan bahwa19 Indra Setiawan (Direktur Utama) dan Ramelgia Anwar (Vice President for Coorporate20 Security) pada tanggal 11 Agustus 2004 telah menugaskan Sdr. PBP untuk menjadi21 "informan" Garuda di bidang aviation security. Tugas pokek Sdr. PBP adalah memberikan22 laporan kepada Ramelgia Anwar tentang tindakan-tindakan crew Garuda yang dianggap23 bertentangan dengan aturan atau prosedur penerbangan yang berlaku. Tugas tersebut24 bersifat sangat umum (tidak spesifik) dan tanpa lingkup tugas serta time-frame yang25 jelas. Sdr. PBP diberi kewenangan dan kebebasan yang sangat luas untuk memberi26 informasi semua hal yang dipandang perlu dan tugas tersebut dapat dilakukan dalam27 penerbangan manapun dan waktu kapanpun. Sifat tugas ini pada dasarnya bersifat28 "tertutup", Bersitat "tertutup" maksudnya penugasan ini tidak diketahui oleh "creW'29 lainnya, karena kalau diketahui dikhawatirkan akan menimbulkan ketidaksukaan diantara30 crew Garuda. Selain itu, tugas ini tidak mensyaratkan laperan tertulis serta sistem31 pertanggungjawaban pelaksanaan tugas yang jelas. Ditambahkan pula bahwa sebelum32 tanggal 11 Agustus 2004, Sdr. PBP telah sering membantu Manajemen Garuda dengan33 secara sukarela memberikan informasi tentang upelanggaran-pelanggaran" yang34 diJakukan eleh crew Garuda. Kepergiaan Sdr. PBP ke Singapura pada tangga! 635 September tersebut merupakan pelaksanaan tugas yang bersangkutan untuk pertama36 kalinya sejak tanggal11 Agustus 2004.37 29. Berkenaan dengan penugasan Sdr. PBP tersebut, TPF melihat adanya berbagai38 kejanggalan yang penu diseJidikilebih lanjut, yaitu antara lain:

    Laporan Tim Pencari Fakta Nasus Meninggalnya lffunir 3Maret 2005

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia Hanya uniuk K ep en tin ga n P en yid ik an T PF - P en yid ik P olr ia. Walaupun sebelumnya menyatakan tidak ada staf khusus yang ditugaskan di

    bidang aviation security, Sdr. PBP telah ditugaskan untuk menjadi "informan"Garuda di bidang ini.

    b. Tugas dan kewenangan Sdr. PBP terlampau luas, bebas, fleksibel dan tanpadisertai sistem pertanggungjawaban pelaksanaan tugas yang jelas sehinggaterkesan "absurd",

    123456789101112131415161718192021

    c. Mengingat karakter tugas PBP yang "tertutup" tersebut serta yangbersangkutan sebelumnya telah sering memberi informasi secara sukarela,pihak Manajemen Garuda gagal memberikan penjelasan yang mernadaitentang urgensi" dikeluarkannya surat tugas kepada yang bersangkutan padatangga! 11Agustus 2004.

    d. Kepergian Sdr. PBP. terkesan sangat mendadak dan tidak sempat dilaporkansecara langsung kepada Chief of Captain.

    e. Berbeda dengan keterangan lisan yang diberikan rndra Setiawan, surat tugasyang dikeluarkan Direktur Garuda Nomor GARUDAlDZ-2270 tanggal 11Agustus 2004 rnewajibkan PBP menyampaikan laporan berkala setiap 2 (dua)minggu sekali.

    f Ramelgia Anwar mengeruarkan surat penugasan kepada PBP pada tanggal 4September 2004 (hari Sabtu).

    g. Laporan PBP kepada Ramelda Anwar tertanggal 8 September 2004 sarnasekali tidak menunjukkan bahwa PBP melakukan tugas tertentu di Singapura.

    22 Laporan tersebut terkesan terlampau umum dan memuat hal-hal yang23 berkaitan rangsungdengan fungsi aviation security.24 30. Berdasarkan Pertemuan tersebut, TPF dapat secara urnum rnenyimpulkan bahwa25 Garuda sejauh ini belurn rnelakukan pemeriksaan internal, sehingga rnenimbulkan kesan26 kurang bersungguh-sungguh untuk mengungkapkan kasus meninggalnya AIm. Munir27 yang pada dasamya juga merupakan tanggung jawab Garuda. Walaupun masih28 menunjukkan sikap kooperatif dan menyatakan bersedia membantu penyelidikan kasus29 Munir, TPF rnenangkap kesan pihak-pihak tertentu di dalam Manajemen Garuda bersikap30 "defensif' dan bahkan cenderung 'rnenutup-nutupi", TPF melihat banyak kejanggalan31 datam penugasan yang diberikan oleh Manajemen Garuda kepada Sdr. PBP.32 31. TPF tetah memberi rekornendasi kepada Penyidik ; a) Tim Penyidik dapat mendesak33 Garuda untuk segera melakukan pemeriksaan internal dan menyampaikan hasilnya34 kepada Tim Penyidik dan TPF; b) Penyelidikan dan penyidikan kiranya tidak hanya35 terbatas pada crew Garuda yang terlibat dalam penerbangan Jakarta - Singapura -36 Amsterdam saja, melainkan juga terhadap karyawan Garuda lainnya, tennasuk pihak37 Manajemen Garuda; c) Hasil pertemuan dengan Garuda sernakin memperkuat38 pentingnya Preliminary Reconstruction; d) Tim Penyidik per1umelakukan pemeriksaan39 terhadap Indra Setiawan. Tim Penyidik diharapkan dapat secara lebih detail memperoleh40 informasi yang berkenaan dengan kronologis penugasan khusus kepada PBP, alasan

    L ap ora n T im P en ca ri F akta K asu s M en in gg aln ya M un ir 3 M aret 2005

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia H an ya u ntuk K ep em in gan P enyidikan T PF - P enyid ik P olri1 serta pertimbangan penunjukan PBP untuk melakukan tugas khusus dimaksud, validasi2 tanggal pengeluaran surat penugasan melalui penyelidikan secara mendadak terhadap3 sistem administrasi Garuda, lingkup tugas PBP serta sistem pertanggungjawabannya;4 dan Hobunqan antara Indra Setiawan dengan PBP; e) Tim Penyidik perlu melakukan5 pemeriksaan terhadap Ramelgia Anwar. Tim Penyidik diharapkan dapat memperoleh6 informasi lebih jauh tentang kronologis penugassn khusus kepada PBP, alassn serta7 pertimbangan penunjukan PBP untuk melakukan tugas khusus dimaksud, validas;8 tanggal pengeluaran surat penugasan melal~i penyelidikan secara mendadak terhadap9 sistem administrasi Garuda, lingkup tugas PBP serta sistem pertanggungjawabannya,

    10 langkah - langkah apa yang dilakukan oleh Ramelgia Anwar sebagai Vice PresidentII Corporate Security sehubungan dengan meninggalnya Munir, Laporan penugasan PBP12 selain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas pada tanggal 6 September 2004; f)13 Penyidik juga diharapkan memeriksa Chief of Pi/at A330 guna memperofeh informasi14 tentang klnerja dan konduite PBP, pengetahuan yang bersangkutan tentang penugasan15 PBP, proses pemberian izin kepada PBP untuk melaksanakan tugas khusus pada16 tanggal 6 September 2004, kemungkinan penugasan serupa oleh pilot-pilot Garuda17 lainnya; g) TIm Penyidik juga diharapkan memeriksa Sekretaris Chief of Pilot A330 guna18 memperoleh informasi berkenaan dengan proses serta keterangan lebih !snjut mengenai19 kedatangan PBP pads tangga! 6 September 2004 Puku! 16.30 WIB; sikap, ucapan, serta20 aiasan PBP ketika mendesak untuk memperoleh izin terbang dengan GA 974 JKT -21 Singapura; proses pernberian izin kepada PBP untuk melaksanakan tugas khusus pada22 tangga! 6 September 2004; pemeriksaan terhadap karyawan Garuda yang secara23 langsung menyiapkan dan mengetik surat penugasan yang dikeluarkan oleh Indra24 Setiawan dan Ramelgia Anwar; h) Penyidik perlu melakukan penyelidikan tentang segala25 hal berkaitan dengan catering, khususnya berkenaan dengan proses penyiapannya,26 packing, distribusi, dan security food.27 III.4. InvestigasiTerhadapPTAngkasaPuraIIselakuPengerolaSandara28 32. Pads tanggal 11 Februari 2005, TPF rnelakukan pertemuan dengan PT. Angkasa Pura II29 dalam rangka menggali informasi berkaitan dengan pengamanan bandara, terkait dengan30 teknis perangkat CCTV.31 33. Pertemuan dimulai dengan penje!asan Direktur PT. Angkasa Pura II, Edie Haryoto,32 tentang kelengkapan system dan mekanisme pengamanan bandara. Disebutkan oleh33 Edie, bahwa upaya preventif pengamanan Bandara Soekarno Hatta, dilakukan dengan34 menggunakan sinar x (x ray), dan detektor !ogam di beberapa pintu. Selain itu, pemantau35 aktivitas di Bandara dilakukan dengan menggunakan CCTV, yang hingga kini masih36 menggunakan teknologi VHS.37 34. Oi Bandara Soekarno Hatta, terdapat beberapa instansi yang menangani keamanan di38 bandara; PT. Angkasa Pura II; Administrasi Bandara; Polres Bandara; dan Security, di39 mana di dalamnya terdapat PT Gapura Angkass, sebagaj perusahaan scurity yang

    L ap ora n T im P en ca ri F ak ta K asu s M en in gg aln ya Jlu nir 3 Ma re t 2 00 5

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    ,Rahasia H an ya W ltu k K ep en tin ga n P en yid ika n T PF - P en yid ik P olrl

    1 ditunjuk oleh perusahaan penerbangan. PT. Gapura AngkaS8 adalah salah satu2 perusahaan yang ditunjuk oleh PT. Garuda.3 35. Oireksi PT. AP II menjelaskan, bahwa PT. AP II sebagai perusahaan pengelola bandara,4 memiliki 600 kamera yang hanya dioperasikan oleh 2 orang petugas yang memonitor dan5 ControlRoomCeN. Proses rekam atas seluruh aktivitas bandara dilakukan dengan cara6 random (acak) dan atau jika ada permintaan khusus dari pihak-pihak tertentu, misalnya:7 pejabat negara, tamu negara, dan lain-lain.8 36. Oi samping sejumlah CCTV itu, terdapat juga x-ray yang dipasang pada setiap pintu9 masuk. Khusus berkaitan dengan jalur yang dilewati Aim. Munir, terdapat 3 x-ray yang

    10 masing-masing di kelola oleh PT. GAP II (pintu 1), PT. AP II (pintu 2), (3) oleh PT. GAP II11 (pintu 3).12 37. Karena sistem rekam atas aktivitas Bandara hanya dilakukan secara acak, maka menurut13 penjelasa pihak PT. AP II, secara acak pula, pada tanggal6 September 2004 gate E5, di14 ruang tunggu, tidak ada proses yang terekam oleh CCTV. Hal ini menjadikan seluruh15 aktivitas AIm. Munir selama sebelum memasuki pesawat tidak dapat diketahui.16 38. Hal lain yang berkaitan dengan pengamanan Bandara adalah diber1akukannya syarat17 yang ketat atas semua orang yang bisa memasuki wilayah (khusus) Bandara. Secara18 formal hanya calon penumpang yang diperbolehkan memasuki area khusus Bandara.19 Sementara, pihak lain yang memasuki Bandara harus memperoleh pass harian dari pihak20 Administrasi Bandara. Kaitan pass harlan dengan investigasi ini adalah bahwa21 dimungkinkan ada pihak-pihak yang selain penumpang memasuki wilayah khusus22 Bandara. Pihak PT AP II menjelaskan, bahwa untuk memperoleh pesshanan seseorang23 harus memenuhi syarat adanya surat izin yang diajukan khusus ke pihak Administrasi24 Bandara dan meninggalkan KTP atau identitas lain, selama orang tersebut memasuki25 wilayah yang dituju.26 39. Dari penjelasan di atas, terdapat beberapa kesimpulan yang berhubungan dengan27 kepentingan investigasi ini. 8eberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan dari2 8 investigasi itu adalah a) Dan segi managemen pengamanan badara, PT. Angkasa Pura II29 sebagai pengelola bandara, masih tertinggal jauh di banding perusahaan pengelola30 bandara, di negara lain, karena tidak menggunakan teknologi tinggi sebagaimana standar31 intemasional; b) Menurut catatan yang dimiliki TPF, bahwa pihak PT. AP II, pernah32 berkomitmen, untuk melakukan restorasi secara menyeluruh atas keamanan Badara,33 pascapeledakam bom di Me. Donald (2003).,Tapi hingga kini, pihak PT. AP II mengakui34 bahwa perusahaannya baru membuka tender untuk kebutuhan perbaikan perlengakapan35 pengamanan bandara dimaksud. Kelalaian ini, meskipun secara langsung tidak36 berhubungan dengan kepentingan investigasi.ini, tapi sekali lagi, menunjukkan lemahnya37 managemen pengelolaan Bandara internasional ini; e) Longgamya sistem acak dalam38 perekaman dan keterbatasan operator yang dimiliki, memungkinkan sekali banyak39 peristiwa-peristiwa penting yang berhubungan dengan berbagai peristiwa hukum40 (misalnya: terorisme, born, narkoba, traficking, dan lain sebagainya) tidak dapat dimonitor

    Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir 3 M aret 2005

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia H anya um uk: K epentingan P enyidikan TP F - P enyidik P olri1 secara ketal. Kondisi ini memberikan konstribusi besar bagi tidak tertanganinya2 penegakan hukum atas peristiwa-peristiwa di atas; d) rekaman yang dilakukan secara3 aeak, karena suatu kepentingan tertentu, memungkinkan seseorang operator dapat4 diperintahkan untuk merekarn atau tidak merekam suatu obyek bandara.5 40. TPF meminta kepada Tim Penyidik Polri agara memeriksa operator CCTV, yang6 bertugas pada tanggal 6 September 2004. Karena tidak ada penjelasan tertulis atas7 sistem rekam yang dilakukan seeara aeak, Tim Penyidik diminta juga merneriksa8 . standard operational procedure (SOP) penggunaan alat rekam, dan sedapat mungkin9 dapat melakukan konsultasi dengan ahli yang mengerti tentang pengamanan bandara

    10 tersebut.11 41. Di samping rekomendasi itu, untuk mengembangkan investigasi ini, TPF secara resmi12 telah mengajukan permohonan resmi kepada PT. Angkasa Pura II agar menyerahkan13 dokumen-dokurnen berikut in;: a) Dattar nama orang-orang yang masuk ke area khusus14 Bandara dengan menggunakan pass harian yang diberikanoleh pihak Administrasi15 Bandara, pada tanggal 6 - 7 September 2004; b) Daftar riwayat hidup 2 orang petugas16 operator rekam CCTV yang bertugas pada 6 September 2004; c) Hasil rekaman CCTV di17 area Bandara yang berhasil direkam secara acak pada tanggal 6 September 2004,18 khususnya di kawasan Executive lounge dan koridor; d) penjelasan secara tertuHs19 tentang SOP proses rekam CCTV; e) keterangan bahwa pada saat itu PT. Angkasa Pura20 II tidak memiliki hasil rekaman di gate E5.21 42. Semua dokumen yang diajukan kepada pihak PT Angkasa Pura, hingga laporan ini22 disusun belum diperoleh sarna sekali. Hal ini menjadikan pengembangan investigasi23 terkait soal CCTV dan aktivitas pre departure atas AIm. Munir belum bisa ditindaklanjuti.24 Atas rekomendasi-rekomendasi di atas, pihak Tim Penyidik Polri, menurut informasi yang25 diterima TPF, tetah melakukan pemeriksaan 2 orang operator CCTV sebagaimana pada26 rekomendasi di atas.27 III.5.lnvestigasi TerhadapKomunikasiKorbanMelalulBantuanPTTELKOM28 43. TPF telah meminta bantuan PT. TELKOMSEL untuk mendapatkan data rekaman29 komunikasi karban (Munir) balk keluar maupun masuk melatui telepon gemgam untuk30 periade waktu Juri, Agustus dan September. Namun PT.TELKOMSEL baru bisa31 memberikan berkas rekaman komunikasi untuk bulan Juli dan September, dengan alasan32 adanya masalah teknis.33 44. Setelah mendalami berkas rekaman yang didapat, yakni untuk bulan Juli dan September,34 diketahui bahwa saksi kunci atasnama PBP (patut diduga sebagai tersangka) telah35 menghubungi karban Munrr sebanyak dua kali. Saat itu korban sedang berada di area36 Bandara Sukamo Hatta, Terminal E. Komunikasi pertama te~adi pada 6 September 2004,37 tepatnya pada pukuI20.43.20 WIB dengan durasi waktu selama 52 detik; dan komunikasi3 8 kedua teljadi pada tanggal yang sarna, yakni pada pukul 21.05.26 WIB dengan durasi39 waktu selama 24 detik.

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia Hanya 101M KepentinganPenyidikan 1PF - Penyidik Polri1 45. Namun demikian, berkas rekaman kornuntkast yang diperoleh masih berupa data2 komunikasi yang be/urn mencakup transkripsi komunikasi. Pihak TELKOMSEL3 menjelaskan bahwa data transkripsi hanya bisa diperoleh atas izin Penyidik. oien karena4 itu, TPF menindaklanjuti data awal tersebut dengan berkordinasi kernbali dengan Penyidik5 POLRI atau secara langsung meminta transkripsi rekaman yang lengkap.67 BAS V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    8 46. Hubungan antara TPF dengan Tim Penyidik sudah cukup baik. Namun demikian, TPF9 masih melihat bahwa hubungan dan keqasarna dengan Tim Penyidik per1udiperbaiki dan

    10 ditingkatkan. Mengingat mandat TPF hanya membantu Kepolisian, terbatasnya lntormast11 yang diberikan Tim Penyidik kepada TPF sangat mempengharuhi kinelja TPF. Sejauh inl,12 TPF masih melihat kesungguhan Tim Penyidik dalam mengungkap kasus Munir. Namun13 demikian, TPF menilai Tim Penyidik kurang "fokus", kurang slstlmans, dan kurang kritis14 dalam melakukan penyidikan. Ini berhubungan dengan tidak adanya sistem manajemen15 penyidikan yang efektif.16 47. Terdapat bukti-bukti yang cukup kuat bahwa peristiwa meninggalnya AIm. Munir adalah17 akibat dari sebuah kejahatan konspiratif. TPF tidak melihat adanya bukti-bukti yang18 menunjukkan bahwa kejahatan lnl dilakukan oleh perseorangandengan motif pribadi.19 48. TPF melihat banyak kejanggalan dengan keberadaan serta status Sdr. Pollycarpus20 Budihari Priyanto (PBP) daiam penerbangan Jakarta - Singapura tanggal 6 September21 2004.22 49. TPF menemukan kejanggalan pada Manajemen Garuda. Dalam Pemeriksaan dan23 penyidikan yang telah dilakukan ternadap manajemen Garuda, terdapat buktl materiil24 yang kuat untuk menunjukkan bahwa Sdr. Indra Setiawan (Direktur Utama) dan Ramelgia25 Anwar (Vice President for Coorporate Security) telah bersekongkol untuk mengeluarkan26 "surat penugasan khusus" kepada PBP guna menutupi kejanggalan dan menjustifikasi27 status serta keberadaannya.28 50. Pada dasamya hasil temuan ini sudah dapat digunakan sebagai bukti permulaan yang29 cukup untuk dilakukan upaya paksa.303132 Jakarta, 3 Maret 20053334353637

    Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya APunir 3Maret 2005

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia H an ya u mu k: K ep en tin ga n P en yid ik an T PF - P en yid ik P olri1 secara ketat. Kondisi ini memberikan konstribusi besar bagi tidak tertanganinya2 penegakan hukum atas peristiwa-peristiwa di atas; d) rekaman yang dilakukan secara3 aeak, karena suatu kepentingan tertentu, mernungkinkan seseorang operator dapat4 dfperintahkan untuk merekam atsu tidak merekam suatu obyek bandara.5 40. TPF meminta kepada Tim Penyidik Polri agara merneriksa operator CCTY, yang6 bertugas pada tanggal 6 September 2004. Karena tidak ada penjelasan tertulis atas7 sistem rekam ,yang dilakukan secara aeak, Tim Penyidik diminta juga memeriksa8 standard operational procedure (SOP) penggtmaan alat rekarn, dan seclapat mungkin9 dapat melakukan konsultasi dengan ahli yang mengerti tentang pengamanan bandara

    10 tersebut.11 41. Di samping rekomendasi itu, untuk mengembangkan investigasi ini, TPF secara resmi12 telah mengajukan permohonan resmi kepada PT. Angkasa Pura II agar menyerahkan13 dokumen-dokumen berikut ini: a) Dattar nama orang-orang yang masuk ke area khusus14 Bandara dengan menggunakan pass harian yang diberikan oleh pihak Administrasi15 Bandara, pada tanggal 6 - 7 September 2004; b} Daftar riwayat hidup 2 orang petugas16 operator rekam CCTY yang bertugas pada 6 September 2004; c) Hasil rekaman CCTV dj17 area Bandara yang berhasil direkam secara aeak pada tanggal 6 September 2004,18 khususnya di kawasan Executive lounge dan koridor; d) penjelasan secara tertulis19 tentang SOP proses rekam CCTV; e) keterangan bahwa pada saat itu PT. Angkasa Pura20 II tidak memiliki hasHrekaman di gate E5.21 42. Semua dokumen yang diajukan kepada pihak PT Angkasa Pura, hingga laporan ini22 disusun belum diperoleh sama sekali. Hal ini menjadikan pengembangan [nvestigasi23 terkait soal CCTY dan aktivitas pre departure atas Aim. Munir belum bisa ditindaklanjuti.24 Atas rekomendasi-rekomendasi di atas, pihak Tim Penyidik Polri, menurut informasi yang25 diterima TPF, telah melakukan pemeriksaan 2 orang operator CCTV sebagaimana pada26 rekomendasi di atas.27 III. 5. InvestigasiTerhadapKomunikasiKorbanMelaluiBantuanPTTELKOM28 43. TPF telah meminta bantuan PT. TELKOMSEL untuk mendapatkan data rekaman29 komunikasi korban (Munir) baik keluar maupun masuk melalui telepon gemgam untuk30 periode waktu Juli, Agustus dan September. Namun PT.TELKOMSEL baru bisa31 memberikan berkas rekaman komunikasi untuk bulan Juli dan September, dengan alassn32 adanya masalah teknis.33 44. Setelah mendalami berkas rekaman yang didapat, yakni untuk bulan Juli dan September,34 diketahui bahwa saksi kunci atasnama PBP (patut diduga sebagai tersangka) telah35 menghubungi karban Munir sebanyak dua kalL Saat itu korban sedang berada di area36 Bandara Sukama Hatta, Terminal E. Komunikasi pertama teqadl pada 6 September 2004,37 tepatnya pada pukuI20.43.20 WIB dengan durasi waktu selama 52 detik; dan komunikasi38 kedua terjadi pada tanggal yang sarna, yakni pada pukul 21.05.26 WIS dengan durasi39 waktu selama 24 detik.

    Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya Munir 3Maret 2005

  • 5/16/2018 Laporan Akhir TPF Kasus Meninggalnya MUNIR

    Rahasia H an ya u ntu k K ep en tin ga n P en yid ika n T PF - P en yid ik P olri1 45. Namun demikian, berxas rekaman komunikasi yang diperoleh masih berupa data2 komunikasi yang belum mencakup transkripsi komunikasi. Pihak TELKOMSEL3 menjelaskan bahwa data transkripsi hanya bisa diperoleh atas izin Penyidik. Oleh karena4 itu, TPF menindaklanjuti data awal tersebut dengan berkordinasi kembali dengan Penyidik5 POLRI atau secara langsung meminta transkripsi rekaman yang lengkap.67 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    8 46. Hubungan antara TPF dengan Tim Penyidik sudah cukup baik. Namun demikian, TPF9 masih rnellhat bahwa hubungan dan kerjasama dengan Tim Penyidik perfu diperbaiki dan

    10 ditingkatkan. Mengingat mandat TPF hanya membantu Kepolisian, terbatasnya infonnasi11 yang diberikan Tim Penyidik kepada TPF sangat mempengharuhi kine~a TPF. Sejauh ini,12 TPF masih melihat kesungguhan Tim Penyidik dalam mengungkap kasus Munir. Namun13 demikian, TPF menilai Tim Penyidik kurang "fokus", kurang sistlmatls, dan kurang kritis14 dalam melakukan penyidikan. Ini bemubungan dengan tidak adanya sistem manajemen15 penyldikan yang efektif.16 47. Terdapat bukti-bukti yang cukup kuat bahwa peri Sliwa meninggalnya Aim. Mlinir adalah17 akibat dari sebuah kejahatan konspiratif. TPF tidak melihat adanya bukti-bukti yang18 menunjukkan bahwa kejahatan ini dilakukan olen perseoranqandengan motifpribadi.19 48. TPF melihat banyak kejanggalan dengan keberadaan serta status Sdr. Pollycarpus20 Budihari Priyanto (PBP) dalam penerbangan Jakarta - Singapura tanggal 6 September21 2004.22 49. TPF menemukan kejanggalan pada Manajemen Garuda. Dalam Pemeriksaan dan23 penyidikan yang telah dilakukan terhadap manajemen Garuda, terdapat bukti materiil24 yang kuat untuk menunjukkan bahwa Sdr. Indra Setiawan (Direktur Utama) dan Rametgla25 Anwar (Vice President for Coorporate Security) telah bersekongkol untuk mengeluarkan26 "surat penugasan khusus" kepada PBP guna menutupi kejanggalan dan menjustifikasi27 status serta keberadaannya.28 50. Pada dasamya hasil temuan ini sudah dapat digunakan sebagai bukti perrnulaan yang29 cukup untuk dilakukan upaya paksa.303132 Jakarta, 3 Maret 20053334353637

    Laporan Tim Pencari Fakta Kasus Meninggalnya MUnir 3Maret 2005