TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

9
Pengolahan Limbah Tekstil PT Unitex dengan Sistem Lumpur Aktif Oleh : Maulida Sari (H1E107041) Herliyani (H1E108022) Ayu Azhar Wijhar .U (H1E108027) 1. Latar Belakang Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Berdasarkan Klasifikasinya (SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986) industri terbagi menjadi 4 jenis yaitu Industri kimia dasar, Industri mesin dan logam dasar (Industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dan sebagainya), Industri kecil (Industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es, minyak goreng curah, dan sebagainya), dan Aneka industri (Industri pakaian, industri makanan dan minuman, dan sebagainya). Indonesia dikenal sebagai penghasil tekstil yang besar disamping India dan Pakistan. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986, industri tekstil

Transcript of TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

Page 1: TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

Pengolahan Limbah Tekstil PT Unitex dengan Sistem Lumpur Aktif

Oleh :

Maulida Sari (H1E107041)

Herliyani (H1E108022)

Ayu Azhar Wijhar .U (H1E108027)

1. Latar Belakang

Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau

barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk

mendapatkan keuntungan. Berdasarkan Klasifikasinya (SK Menteri Perindustrian

No.19/M/I/1986) industri terbagi menjadi 4 jenis yaitu Industri kimia dasar, Industri

mesin dan logam dasar (Industri pesawat terbang, kendaraan bermotor, tekstil, dan

sebagainya), Industri kecil (Industri roti, kompor minyak, makanan ringan, es,

minyak goreng curah, dan sebagainya), dan Aneka industri (Industri pakaian, industri

makanan dan minuman, dan sebagainya).

Indonesia dikenal sebagai penghasil tekstil yang besar disamping India dan

Pakistan. Berdasarkan SK Menteri Perindustrian No.19/M/I/1986, industri tekstil

tergolong dalam jenis industri mesin dan logam dasar. Dalam proses produksi industri

tekstil banyak menggunakan bahan kimia dan air. Bahan kimia yang digunakan

antara lain untuk proses pencucian, pemutihan, dan pewarnaan. Akibat penggunaan

bahan kimia yang menghasilkan berbagai jenis limbah seperti logam berat maka

pencemaran lingkungan menjadi masalah bagi masyarakat yang tinggal disekitar

industri tekstil. Mengingat pentingnya industri tekstil sebagai penghasil devisa negara

dan perlunya perlindungan lingkungan, maka diperlukan adanya teknologi pengolah

limbah tekstil yang handal. Salah satu contoh pengolahan limbah tekstil yang hingga

saat ini beroperasi adalah pengolahan limbah tekstil milik PT Unitex di Bogor.

Page 2: TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

2. Limbah Industri Tekstil

Limbah tekstil merupakan limbah yang dihasilkan dalam proses pengkanjian,

proses penghilangan kanji, penggelantangan, pemasakan, merserisasi, pewarnaan,

pencetakan dan proses penyempurnaan. Proses penyempurnaan kapas menghasilkan

limbah yang lebih banyak dan lebih kuat dari pada limbah dari proses

penyempurnaan bahan sintesis. Adapun jenis-jenis limbah yang dihasilkan dari

industri tekstil antara lain logam berat (As, Cd, Cr, Pb, Cu, Zn), hidrokarbon

terhalogenasi (dari proses dressing dan finishing), pigmen, zat warna dan pelarut

organik dan tensioactive (surfactant). Pada umumnya polutan yang terkandung

dalam limbah industri tekstil dapat berupa padatan tersuspensi, padatan terlarut serta

gas terlarut. Karakteristik limbah padat umumnya bersifat alkalis (pH = 7), suhunya

tinggi serta berwarna pekat. Dalam pengolahan limbahnya, PT Unitex mengolah

limbahnya dengan memisahkan dan menghancurkan polutan yang terkandung

didalamnya. Pengurangan bahan pencemar, dengan proses biologi yang

menggunakan sistem lumpur aktif dengan aerasi lanjutan (extended aeration).

3. Proses Lumpur Aktif Konvensional

Proses pengolahan limbah dengan metode biologi adalah metode yang

memanfaatkan mikroorganisme sebagai katalis untuk menguraikan material yang

terkandung di dalam air limbah. Mikroorganisme sendiri selain menguraikan dan

menghilangkan kandungan material, juga menjadikan material yang terurai tadi

sebagai tempat berkembang biaknya. Sistem pengolahan lumpur aktif (activated

sludge) adalah merupakan proses pengolahan air limbah yang memanfaatkan proses

mikroorganisme tersebut. Sistem lumpur aktif merupakan sistem pengolahan air

limbah yang paling banyak dipergunakan, termasuk di Indonesia, hal ini mengingat

sistem lumpur aktif dapat dipergunakan untuk mengolah air limbah dari berbagai

jenis industri.

Proses lumpur aktif pada dasarnya merupakan pengolahan aerobik yang

mengoksidasi material organik menjadi CO2, H2O, NH4, dan sel biomassa baru. Udara

yang disalurkan melalui pompa blower (diffused) atau melalui proses aerasi mekanik.

Page 3: TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

Dimana sel mikroba akan membentuk flok yang akan mengendap di tangki

penjernihan. Dalam flok lumpur aktif terdapat lebih dari 300 jenis bakteri yang dapat

ditemukan. Bakteri tersebut bertanggung jawab terhadap oksidasi material organik

dan tranformasi nutrient. Dimana bakteri tersebut menghasilkan polisakarida dan

material polimer yang membantu flokulasi biomassa mikrobiologi. Genus yang

umum dijumpai adalah : Zooglea, Pseudomonas, Flavobacterium, Alcaligenes,

Bacillus, Achromobacter, Corynebacterium, Comomonas, Brevibacterium, dan

Acinetobacter, disamping itu ada pula mikroorganisme berfilamen, yaitu Sphaerotilus

dan Beggiatoa, Vitreoscilla yang dapat menyebabkan sludge bulking.

Pada tangki aerasi berlangsung oksidasi aerobik material organik. Efluent

pertama masuk dan tercampur dengan Lumpur Aktif Balik (Return Activated Sludge

= RAS) atau disingkat LAB membentuk lumpur campuran (mixed liqour), yang

mengandung padatan tersuspensi sekitar 1.500 - 2.500 mg/l. Aerasi dalam beberapa

jam dapat membuat perubahan dari BOD terlarut menjadi biomassa mikrobial. Aerasi

mempunyai dua tujuan : (1) memasok oksigen bagi mikroorganisme aerobik, dan (2)

menjaga lumpur aktif agar selalu konstan teragitasi untuk melaksanakan kontsak yang

cukup antara flok dengan air limbah yang baru datang pada sistem pengolahan

limbah. Konsentrasi oksigen yang cukup juga diperlukan untuk aktifitas

mikroorganisme heterotrophik dan autotrophik, khususnya bakteri nitrit. Tingkat

oksigen terlarut harus antara 0,5 - 0,7 mg/l. Proses nitrifikasi berhenti jika oksigen

terlarut dibawah 0,2 mg/l (Dart dan Stretton, 1980). Aerasi berlangsung secara

mekanik. Karakteristik dari proses lumpur aktif adalah adanya daur ulang dari

biomassa. Keadaan ini membuat waktu tinggal rata-rata sel (biomassa) menjadi lebih

lama dibanding waktu tinggal hidrauliknya (Sterritt dan Lester, 1988). Keadaan

tersebut membuat sejumlah besar mikroorganisme mengoksidasi senyawa organik

dalam waktu yang singkat. Waktu tinggal dalam tangki aerasi berkisar 4 - 8 jam.

Pada Bak pengendapan, jika air yang diproses lumpur dapat dipisahkan

dengan baik, akan diperoleh air proses yang transparan. Untuk itu harus diatur agar

kondisi flok dari lumpur cukup besar dan harus diendapkan dengan segera. Senyawa

organik maupun mikroba, cenderung membentuk flok dalam lingkungan larutan yang

Page 4: TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

mengandung udara maupun dalam larutan yang pekat. Di kolam aerasi mikroba

lumpur aktif bertumbukan dengan partikel yang melayang baik organik maupun

anorganik dan menggumpal membentuk flok. Disamping itu pula, dari bakteri dalam

lumpur (Zooglea ramigera), lumut, ragi, protozoa dan sebagainya muncul senyawa

berbentuk gelatin yang memiliki daya rekat yang kuat dan menempel pada partikel

mikroba maupun senyawa organik yang sulit larut sehingga membantu terbentuknya

flok pada lumpur aktif.

4. Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil

Di dalam proses pengolahan air limbah PT. Unitek terbagi atas tiga tahap

pemprosesan, yaitu :

a) Proses primer yang meliputi penyaringan kasar, penghilangan warna,

ekualisasi, penyaringan halus, pendinginan.

b) Proses sekunder yang meliputi proses biologi dan sedimentasi.

c) Proses tersier yang merupakan tahap lanjutan dengan penambahan bahan

kimia.

Dalam proses pengolahan secara biologi, instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) PT. Unitek memiliki tiga bak aerasi dengan sistem lumpur aktif, yang

pertama berbentuk oval mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan bentuk

persegi panjang. Karena pada bak oval tidak memerlukan blower sehingga dapat

menghemat biaya listrik, selain itu perputaran air lebih sempurna dan waktu kontak

bakteri dengan limbah lebih merata serta tidak terjadi pengendapan lumpur seperti

layaknya terjadi pada bak persegi panjang. Kapasitas dari ketiga bak aerasi adalah

2175 m3. Sistem aerasi yang digunakan adalah sistem aerasi lanjutan. Dimana Waktu

aerasi lebih lama (sekitar 30 jam) dibandingkan sistem konvensional. Usia lumpur

juga lebih lama dan dapat diperpanjang sampai 15 hari. Sistem beroperasi dalam F/M

ratio yang lebih rendah (umumnya <0,1 lb BOD/hari/lb MLSS) dari sistem

konvensional (0,2 - 0,5 lb BOD/hari/lb MLSS).

Berdasarkan hasil pengukuran limbah IPAL PT Unitex dapat diketahui

efisiensi kinerja IPAL dengan sistem lumpur aktif pada tabel di bawah ini.

Page 5: TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

Tabel 1. Efisiensi Kinerja IPAL PT Unitex

Parameter Inlet Outlet Efisiensi (%)BOD5 97,50 (mg/L) 2,70 (mg/L) 97,00COD 428,50 (mg/L) 162,70 (mg/L) 62,03TSS 84,00 (mg/L) 7,00 (mg/L) 91,66Fe 2,33 (mg/L) 0,07 (mg/L) 96,99pH 11,35 7,26 36,03

Jika dibandingkan dengan standar baku mutu air limbah cair industri tekstil

Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1999, maka kualitas BOD5, TSS, Fe dan

pH memenuhi standar baku mutu kecuali COD.

Tabel 2. Baku Mutu Limbah Cair untuk Industri Tekstil Menurut Menteri

Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1999

Parameter Kadar MaksimumBOD5 60 (mg/L)COD 150 (mg/L)TSS 50 (mg/L)Fe 0,5 (mg/L)pH 6,0 – 9,0

5. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu berdasarkan Standar Baku Mutu Air

Limbah Cair Industri Tekstil Menteri Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 1999, maka

kualitas efluen dari PT Unitex dengan sistem lumpur aktif memenuhi standar baku

mutu kecuali kualitas COD.

Page 6: TUGAS PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI

DAFTAR PUSTAKA

Herlambang Arie. 1999. Teknologi Pengolahan Limbah Industri Tekstil.http//www.kelair.bppt.go.id/Publikasi/Buku10Patek/08TEKSTI.pdfDiakses 28 Februari 2011

Shanty. 2007. Pengolahan Dan Pemanfaatan Limbah Tekstilhttp://www.shantybio.transdigit.com/?biology_dasar_pengolahan_limbah:pengolahan_dan_pemanfaatan_limbah_tekstilDiakses 28 Februari 2011

Anonim. 2011. Industri di Indonesiahttp://portalukm.com/tentang-portal-ukm/industri-di-indonesia/Diakses 28 Februari 2011