tugas pascapanen.docx

41
BAB I PENDAHULUAN Hortikultura berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere” (= to cultivate atau budidaya). Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah- buahan, sayuran dan tanaman hias. Sehingga Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Sedangkan dalam GBHN 1993-1998 selain buah- buahan, sayuran dan tanaman hias, yang termasuk dalam kelompok hortikultura adalah tanaman obat-obatan. Ditinjau dari fungsinya tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin, mineral dan protein (dari buah dan sayur), serta estetika (dari tanaman hias/bunga)(Anonim, 2011) Peranan hortikultura adalah : a). Memperbaiki gizi masyarakat, b) memperbesar devisa negara, c) memperluas kesempatan kerja, d) meningkatkan pendapatan petani, dan e)pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan. Namun dalam kita membahas masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu : a). Tidak dpat disimpan lama, b) TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

description

teknologi pascapanen holtikultura

Transcript of tugas pascapanen.docx

Page 1: tugas pascapanen.docx

BAB

I

PENDAHULUAN

Hortikultura berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere”

(= to cultivate atau budidaya). Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai

usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias.

Sehingga Hortikultura merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang

mempelajari budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Sedangkan dalam

GBHN 1993-1998 selain buah-buahan, sayuran dan tanaman hias, yang termasuk

dalam kelompok hortikultura adalah tanaman obat-obatan. Ditinjau dari fungsinya

tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin,

mineral dan protein (dari buah dan sayur), serta estetika (dari tanaman hias/bunga)

(Anonim, 2011)

Peranan hortikultura adalah :

a). Memperbaiki gizi masyarakat,

 b) memperbesar devisa negara,

c) memperluas kesempatan kerja,

d) meningkatkan pendapatan petani, dan

e)pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan.

 Namun dalam kita membahas masalah hortikultura perlu diperhatikan

pula mengenai sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu : a). Tidak dpat disimpan

lama, b) perlu tempat lapang (voluminous), c) mudah rusak (perishable) dalam

pengangkutan, d) melimpah/meruah pada suatu musim dan langka pada musim

yang lain, dan e) fluktuasi harganya tajam. Dengan mengetahui manfaat serta

sifat-sifatnya yang khas, dalam pengembangan hortikultura agar dapat berhasil

dengan baik maka diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap

permasalahan hortikultura tersebut.

Kerugian yang terjadi pada produk hortikultura segar perlu diperhatikan

dengan mengetahui langkah-langkah yang benar pada tindakan panen dan

pascapanen. Kerugian meliputi hilangnya sebagian atau total, kehilangan kualitas,

kehilangan air, membusuk dan kerusakan fisik.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 2: tugas pascapanen.docx

Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki masa depan sangat

cerah menilik dari keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya dalam

pemulihan perekonomian Indonesia waktu mendatang. Oleh karenanya kita harus

berani untuk memulai mengembangkannya pada saat ini. Seperti halnya negara-

negara lain yang mengandalkan devisanya dari hasil hortikultura, antara lain

Thailand dengan berbagai komoditas hortikultura yang serba Bangkok, Belanda

dengan bunga tulipnya, Nikaragua dengan pisangnya, bahkan Israel dari gurun

pasirnya kini telah mengekspor apel, jeruk, anggur dan sebagainya.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 3: tugas pascapanen.docx

BAB

II

TINJAUAN PUSTAKA

1.      PANEN

              Panen merupakan suatu kegiatan pemungutan hasil pertanian yang telah

cukup umur dan sudah saatnya untuk dipetik hasilnya.Produk hortikultura setelah

panen tidak bisa dinaikan, hanya bisa dipertahankan. Pada saat panen kwalitas

harus maksimal, dengan penanganann yang baik dapat dipertahankan untuk waktu

yang lama. Indicator yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang

tepat menurut Purwadaria (1989) antara lain sebagai berikut :

1) Indicator fisik

Indikator fisik sering digunakan khususnya pad beberapa komuditas buah.

Indikatornya adalah:

a) Buah mudah tidaknya dilepaskan dari tangkainya, uji kesegaran buah

dengan   menggunkaan onenetrometer.

b) Uji kesegaran buah lebih objektif, karena dapat dikuantitatifkan.

2) Indicator visual

Paling banyak dipergunakan baik pada komoditas bauh ataupun

komoditas sayur. Indikatornya yaitu:

i) Berdasarkan warna kulit,ukuran dan bentuk.

ii)  Berdasarkan karakteristik permukaan dan bagian tanaman yang

mengering.

Sifatnya sangat subjektif, keterbatasan dari indra penglihatan manusia.

Sering salah pemenenan dialakukan terlalu muda/awal/atau terlalu tua/

lewat panen.

3) Analisis kimia

Terbatas pada perusahan besar, lebih banyak pada komoditas buah.

Indikatornya adalah:

i) Jumlah kandungan zat padat terlarut.

ii) Jumlah kandungan asam

iii)   Jumlah kandungan parti,

iv) Jumlah kandungan gula

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 4: tugas pascapanen.docx

Metode analisis kimia lebih objektif dari visual karena

terukur.Dasarnya: terjadinya perubahan biokimia selama proses

pemasakan buah.

Perubahan yang sering terjadi adalah:                                                                 

a. Pati menjadi gula,

b. Menurunnya kadar asam,

c. Meningkanya zat padat terlarut.

4) Indikator fisiologis

Indikator utamanya adalah:

a) Laju respirasi

b) Jumlah konsentrasi dan konsentrasi etilen.

Indikator fisiologis sangat baik diterapkan pada komoditas yang bersifat

klimaterik.Saat komoditas tercapai masak fisiologis respirainya mencapai

klimaterik.Apabila laju respirasi suatu komoditas sudah mencapai

klimaterik, siap dipanen.                                  

5) Komputasi

Indeksnya adalah:

i. Jumlah dari rata-rata harian selama satu siklus hidup tanaman mulai

dari penanaman sampai masak fisiologis.

ii. Unit panas setiap tanaman.

Dasarnya adalah adanya korelasi positif antara suhu lingkungan denagn

pertumbuhan tanaman.Dapat diterapkan baik pada komoditas buah

maupun sayur.

Setelah diketahui bahwa produk hortikultura sudah cukup tua untuk dipanen,

panen dapat segera dilakukan dan produk harus dikumpulkan di lahan secepat

mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin, dengan kerusakan produk

sekecil mungkin, dan biaya semurah mungkin. Umumnya panen masih dilakukan

secara manual menggunakan tangan dan peralatan-peralatan sederhana. Meskipun

memerlukan banyak tenaga kerja, panen secara manual masih lebih akurat,

pemilihan sasaran panen juga dapat lebih baik dilakukan, kerusakan fisik yang

berlebihan dapat dihindari, dan membutuhkan biaya yang lebih kecil

dibandingkan dengan panen menggunakan peralatan mekanis (Suparlan, 1990)

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 5: tugas pascapanen.docx

Cara panen yang umum dilakukan adalah sebagai berikut:

a) Dengan cara ditarik: apokat, kacang polong, tomat

b) Dengan cara dipuntir: jeruk, melon

c) Dengan cara dibengkokkan: nenas

d) Dengan cara dipotong: buah dan sayuran pada umunya, dan bunga potong

e) Dengan cara digali dan dipotong: umbi, dan sayuran akar

f) Dengan menggunakan galah: buah pada di pohon yang tinggi secara

umum

Beberapa bagian yang Dipanen menurut Dhalimi(1990) antara lain :

a) Biji.

Panen tidak bisa dilakukan secara serentak karena perbedaan waktu

pematangan dari buah atau polong yang berbeda. Pemanenan biji di-

lakukan pada saat biji telah masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan

sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji yang di

dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong

mengalami perubahan warna misalnya kulit polong yang semula warna

hijau kini berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering.

Pemanenan biji pada tanaman se-musim yang sifatnya determinate

dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu. Pemanenan dilaku-

kan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mongering. Hal

ini berbeda dengan tanaman se-musim indeterminate dan tahunan, yang

umumnya dipanen secara ber-kala berdasarkan pemasakan dari

biji/polong.

b) Buah

Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara me-metik.

Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan

kualitas yang rendah dan kuantitasnya berkurang. Buah yang dipanen

pada saat masih muda, seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan

buah ceplukan akan memiliki rasa yang tidak enak dan aromanya kurang

sedap. Begitu pula halnya dengan pemanenan yang terlambat akan

menyebabkan pe-nurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 6: tugas pascapanen.docx

aktif yang ter-dapat di dalamnya menjadi zat lain. Selain itu tekstur buah

menjadi lembek dan buah menjadi lebih cepat busuk.

c) Daun

Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal

dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan

memangkas tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan

pisau yang bersih atau gunting stek. Pemanenan yang terlalu cepat

menyebabkan hasil produksi yang diperoleh rendah dan kandungan bahan

bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman jati belanda dapat dipanen

pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4

bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah tanam. Demikian

juga dengan pe-manenan yang terlambat menyebab-kan daun mengalami

penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah karena bahan aktifnya

sudah ter-degradasi. Pada beberapa tanaman pemanenan yang terlambat

akan mempersulit proses panen.

d) Rimpang

Untuk jenis rimpang waktu pe-manenan bervariasi tergantung

penggunaan. Tetapi pada umumnya pe-manenan dilakukan pada saat

tanaman berumur 8 - 10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan

eks-por dalam bentuk segar jahe dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah

tanam, sedangkan untuk bibit 10 - 12 bulan. Selanjutnya untuk keperluan

pem-buatan jahe asinan, jahe awetan dan permen dipanen pada umur 4 - 6

bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu tinggi.

Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan

setelah tanam. Untuk temu-lawak pemanenan rimpang dilaku-kan setelah

tanaman berumur 10 - 12 bulan. Temulawak yang dipanen pada umur

tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi.

Penanaman rimpang dilakukan pada saat awal musim hujan dan dipanen

pada pertengahan musim kemarau. Saat panen yang tepat ditandai dengan

mulai menge-ringnya bagian tanaman yang berada di atas permukaan

tanah (daun dan batang semu), misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan

kencur.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 7: tugas pascapanen.docx

e) Bunga

Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam bentuk

segar maupun kering. Bunga yang digunakan dalam bentuk segar,

pemanenan dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah

pertumbuhannya maksimal. Berbeda dengan bunga yang digunakan

dalam bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat bunga sedang

mekar. Seperti bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam keadaan masih

kuncup menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi dibandingkan

dengan bunga yang sudah mekar.

f) Kayu.

Pemanenan kayu dilakukan setelah pada kayu terbentuk senyawa

metabolit sekunder secara maksimal. Umur panen tanaman berbeda-beda

tergantung jenis tanaman dan ke-cepatan pembentukan metabolit

sekundernya. Tanaman secang baru dapat dipanen setelah berumur 4

sampai 5 tahun, karena apabila dipanen terlalu muda kandungan zat

aktifnya seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit.

            Disamping cara panen, waktu panen juga mempengaruhi kualitas produk

hortikultura yang dihasilkan. Umumnya panen dilakukan pagi hari ketika matahari

baru saja terbit karena hari sudah cukup terang tetapi suhu lingkungan masih

cukup rendah sehingga dapat mengurangi kerusakan akibat respirasi produk dan

juga meningkatkan efisiensi pemanenan. Beberapa jenis produk hortikultura lebih

baik dipanen agak siang agar embun yang menempel pada produk telah

mengering, atau sekalian sore hari bila suhu lingkungan juga menjadi

pertimbangan penting. Hal ini dapat mengurangi luka bakar akibat getah yang

mengering pada buah-buah yang mengeluarkan getah dari tangkainya seperti

mangga, atau mengerluarkan minyak seperti jeruk, dan mengurangi kerusakan

mekanis (sobek) pada sayuran daun (Winarno, 2001)

2. PASCA PANEN

            Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai

tindakan atau perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 8: tugas pascapanen.docx

komoditas berada di tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat

disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau

tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan (processing).

Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan

primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua

perlakuan dari mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau

untuk persiapan pengolahan berikutnya (Winarno, 2001).

            Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau

penampakan, kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi.

Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil

tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama

(pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk

penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan pengolahan

industri.Gambaran umum karakteristik komoditas hortikultura bersifat

volumunios (membutuhkan tempat yang besar) dan perishable (mudah rusak)

sehingga dibutuhkan penanganan pasca panen yang cepat dan tepat. Hal utama

yang timbul akibat penanganan yang kurang tepat dan cepat tersebut adalah

tingginya kehilangan atau kerusakan hasil (Dhalimi,1990).

Hal ini disebabkan antara lain penanganan pasca panen produk

hortikultura yang masih dilakukan secara tradisional atau konvensional

dibandingkan kegiatan pra panen. Terlihat bahwa masih rendahnya penerapan

teknologi, sarana panen/pasca panen yang terbatas, akses informasi dalam

penerapan teknologi dan sarana pasca panen juga terbatas sehingga menjadi

kendala dalam peningkatan kemampuan dan pengetahuan petani/pelaku usaha

(Anonim, 1993).

Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap tanaman

budidaya atau hasil dari penambangan alam yang fungsinya antara lain untuk

membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak dan memiliki kualitas yang baik

serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya

Penanganan pasca panen hortikultura secara umum bertujuan untuk

memperpanjang kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang

dilaksanakan melalui pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik. Oleh karena

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 9: tugas pascapanen.docx

itu, untuk mengurangi dampak teknologis, ekologis dan ekonomis diperlukan road

map (peta perjalanan) penanganan pasca panen hortikultura sebagai landasan

dalam penyusunan program kegiatan, rencana aksi serta kebijakan

(Dhalimi,1990).

Tahapan Penanganan Pasca Panen :

1.      Pemanenan : Pemungutan hasil pertanian yang teah cukup umur

2.      Pengumpulan : Mengumpulkan hasil panen untuk mempermudah penyortiran.

3.      Sortasi : Pemisahan hasil panen yang baik dan jelek.

4.      Pencucian :Mencuci Produk hasil sortasi dari kotoran

5.      Grading: Untuk mendapatan sayuran yang baik dan seragan dalam suatu kelas

yang     sama sesuai dengan standard yang telah ditetapkan atau sesuai dengan

permintaan konsumen.

6.      Pengemasan : Untuk mengurangi terjadinya kerusakan karena benturan sesama

produk selama penyimpanan.

7.      Penyimpanan dan pendinginan : Menekan enzim respirasi agar aktivitasnya

serendah mungkin sehingga laju respirasinya kecil dan produk terjaga

kesegaranya.

8.      Transportasi:Mendistribusikan hasil pertanian yang telah melewati tahap-tahap

pascapanen.

Teknologi pasca panen adalah cara, metode atau teknik yang digunakan dalam

menangani hasil hortikultura yang telah dipanen agar kerusakan pasca panen menurun,

masa simpan dalam keadaan segar menjadi lebih lama, mutu lebih baik, penampilan

dalam keadaan segar lebih menarik, dan penanganan oleh konsumen lebih mudah.

Penurunan Kerusakan Pasca Panen dan Perpanjangan Masa Simpan

Pada saat panen dan pasca panen, hasil hortikultura dapat mengalami kerusakan fisik

misalnya karena tergores, sobek, memar, benturan dan jatuh. Kerusakan fisiologis juga

akan terjadi karena reaksi biokimia di dalam sel dan jaringan sehingga terjadi perubahan-

perubahan pada warna, tekstur, dan rasa. Berat bahan dapat berkurang karena penguapan

air dari bahan. Mikroorganisme dan serangga yang terbawa pada saat panen, atau

mengkontaminasi bahan setelah panen dapat menyebabkan kerusakan. Kerusakan-

kerusakan tersebut dapat dikurangi dan ditunda dengan menerapkan cara penanganan

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 10: tugas pascapanen.docx

yang baik pada saat panen dan pasca panen. Memberi perlakuan dan perlindungan

tertentu pada hasil hortikultura adalah salah satu contoh penanganan yang baik, misalnya

memberi bahan yang dapat mengurangi energi benturan, membuang bagian-bagian yang

rusak, membersihkan dan mencuci bahan dengan air yang telah diberi desinfektan, dan

menyimpan bahan pada suhu rendah.

Peningkatan Penampilan dan Kemudahan Penanganan oleh Konsumen

Hasil hortikultura yang telah dipanen, sering tampak kotor karena terdapat bagian-

bagian yang rusak, atau terkontaminasi kotoran. Penyiangan bagian-bagian yang rusak,

pembersihan dan pencuciaan dapat meningkatkan penampilan hasil hortikultura sehingga

tampak lebih menarik. Perlakuan tersebut juga memudahkan konsumen dalam menangani

bahan karena mereka tidak perlu lagi melakukan penyiangan dan pembersihan bahan

ketika melakukan pengolahan.

Perubahan pada Masa Pasca Panen

Proses metabolisme yang ditandai dengan adanya respirasi akan mendorong

terjadinya perubahan fisiologis, fisik dan kimia pada bahan. Senyawa-senyawa di dalam

bahan dapat berubah jenis dan jumlahnya seiring dengan proses metabolisme. Perubahan

itu pada akhirnya menuju kepada kerusakan pada bahan.

1. Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Masa Pasca Panen

Berbagai faktor internal dan eksternal dapat berpengaruh terhadap hasil

hortikultura pada masa pasca panen. Faktor internal adalah proses metabolisme

yang terjadi pada sel dan jaringan bahan. Sedangkan faktor eksternal adalah

lingkungan biotik seperti serangga, tikus dan mikroba, serta lingkungan abiotik

seperti suhu, kelembaban dan komposisi gas pada udara ruang penyimpanan.

Faktor abiotik seperti kondisi udara di ruang penyimpanan dapat mempengaruhi

proses metabolisme. Misalnya pada suhu yang lebih tinggi, laju metabolisme

akan lebih tinggi pula. Faktor biotik, seperti serangga dan mikroba akan

mengkonsumsi jaringan bahan untuk pertumbuhannya. Populasi mikroba dan

serangga pada bahan biasanya seiring dengan peningkatan kerusakan pada bahan.

Faktor biotik juga dapat dipengaruhi oleh faktor abiotik, misalnya pada suhu

rendah kebanyakan mikroba menjadi turun aktivitasnya.

a) Metabolisme pada Sayur dan Buah

Cara yang paling mudah untuk mempelajari metabolisme hasil

hortikultura adalah dengan mengamati produksi karbondioksida dan gas

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 11: tugas pascapanen.docx

etilen; perubahan warna dan komposisi bahan; pertambahan ukuran

bahan dan perkecambahan.

b) Produksi Karbondioksida

Pada masa pasca panen, jaringan sayur dan buah masih terus

melangsungkan metabolisme, di antaranya adalah respirasi yang

memerlukan oksigen dan menghasilkan gas karbondioksida. Respirasi

dapat menyebabkan berkurangnya kandungan zat gizi, perubahan flavor

dan rasa; dan berkurangnya berat bahan. Berdasarkan laju produksi

karbondioksida, beberapa jenis sayur dan buah dapat dikelompokkan

seperti Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Pengelompokan hasil hortikultura berdasarkan laju produksi

karbondioksida

Kelompok Respirasi Laju Produksi CO2

pada 5oC (mg.kg-

1.jam-1)

Komoditi

Sangat rendah <5 Kurma, sayur dan buah kering,

kacang

Rendah 5-10 Seledri, jeruk, bawang putih,

bawang merah, pepaya, nenas,

kentang, ubijalar, semangka

Sedang 10-20 Pisang, kubis, wortel (tanpa daun),

ketimun, tomat, mangga

Tinggi 20-40 Alpokat, wortel (tanpa daun),

Kembang kol, bawang daun, selada

Sangat tinggi 40-60 Brokoli, bunga potong

Sangat tinggi sekali >60 Jamur, bayam, jagung manis

Produksi Etilen

Etilen adalah sejenis hormon bagi tanaman yang mempengaruhi proses metabolisme

tanaman. Senyawa ini diproduksi oleh jaringan tanaman. Pada buah tertentu, jumlah gas

etilen yang diproduksi meningkat tajam pada saat pematangan. Buah seperti ini

digolongkan sebagai buah klimaterik. Buah yang produksi etilennya tidak menunjukan

peningkatan yang besar pada saat pematangan digolongkan sebagai buah non klimaterik.

Proses metabolisme dapat menyebabkan perubahan pada warna sayur dan buah

sebagai berikut:

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 12: tugas pascapanen.docx

Kerusakan khlorofil. Kerusakan khlorofil menyebabkan bahan kehilangan

warna hijau yang dikehendaki pada buah dan tidak dikehendaki pada sayur.

Pembentukan karotenoid. Pembentukan karotenoid ditandai dengan

munculnya warna kuning dan orange yang seringkali dikehendaki seperti

pada pisang, jeruk, pepaya, markisa, nenas dan tomat.

Pembentukan antosianin. Pembentukan antosianin ditandai dengan

munculnya warna merah dan biru seperti yang terjadi pada terung pirus, dan

apel.

Perubahan antosianin dan senyawa fenolik. Perubahan ini menyebabkan

terjadinya pencoklatan pada sayur dan buah.

Perubahan Komposisi

Komposisi kimia bahan juga berubah pada masa pasca panen, seperti pati berubah

menjadi gula atau sebaliknya, kerusakan pektin dan asam organikPertumbuhan dan

Perkecambahan.

Berbagai hasil hortikultura tetap menunjukkan pertumbuhan atau bertunas pada masa

pasca panen. Kentang, bawang merah, bawang putih dan komoditi umbi lainnya dapat

bertunas dan akhirnya membusuk. Beberapa sayur seperti asparagus, bayam, dan

kangkung dapat terus tumbuh sehingga bentuknya berubah, menjadi lebih alot dan rasa

kurang enak. Bunga potong, misalnya gladiol yang diletakkan secara horizontal

menunjukkan gejala geotropik sehingga tampak bengkok.

Pengaruh Lingkungan

Suhu, kelembaban, komposisi gas, dan kandungan etilen pada ruang penyimpanan,

serta cahaya dapat berpengaruh terhadap komoditi hortikultura yang sedang disimpan.

Bahan-bahan kimia tertentu juga dapat ditambahkan untuk memperpanjang masa simpan

atau meningkatkan ketahanan terhadap serangga dan mikroba.

Suhu

Untuk mendapatkan masa simpan yang relatif panjang, komoditi hortikultura harus

disimpan pada suhu optimum tertentu. Jika penyimpanan tidak dilakukan pada suhu

optimum, maka berbagai kerusakan dapat terjadi. Penyimpanan di atas suhu optimum,

akan mempercepat kerusakan bahan. C di atas suhu optimum,Biasanya, setiap kenaikan

10 maka kerusakan terjadi dua kali lebih cepat. Kerusakan tersebut dapat berupa

kerusakan fisiologis dan kerusakan patologi.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 13: tugas pascapanen.docx

Kelembaban

Laju transpirasi tergantung kepada kelembaban relatif udara pada ruang

penyimpanan bahan. Pada ruang dengan kelembaban relatif yang rendah, laju transpirasi

akan tinggi sehingga bahan akan kehilangan berat dengan cepat. Sedangkan pada ruang

dengan kelembaban relatif yang tinggi, kerusakan patologis oleh mikroba dapat

berlangsung lebih cepat.

Komposisi Udara

Komposisi oksigen dan karbondioksida udara pada ruang penyimpanan dapat

mempengaruhi laju kerusakan pada bahan. Walaupun pengaruh komposisi udara berbeda

terhadap jenis komoditi yang berbeda, pada umumnya laju metabolisme dan kerusakan

patologis dapat dikurangi dengan menyimpan bahan pada ruang dengan kadar

karbondioksida yang lebih tinggi dan oksigen yang lebih rendah.

Etilen

Etilen dapat memberikan pengaruh yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.

Pemberian etilen dapat mempercepat pematangan buah dengan warna yang lebih

seragam. Sebaliknya, pemberian etilen yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan

fisiologis pada buah dan sayur.

Cahaya

Cahaya pada intensitas tertentu atau cahaya matahari langsung dapat menyebabkan

kulit kentang menjadi hijau karena terbentuknya khlorofil; dan juga beracun karena

terbentuknya solanin. Sayur-sayuran yang dipanen bersama akarnya akan menunjukkan

gejala liototropik dimana bagian tanaman membengkok ke arah cahaya.

Kerusakan Pasca Panen

Kerusakan pada masa pasca panen dapat dibagi atas tiga golongan, yaitu kerusakan

fisiologis, kerusakan fisik dan kerusakan patologis. Kerusakan fisiologis terjadi jika

bahan berada pada suhu penyimpanan yang tidak cocok.

1) Kerusakan Fisiologis

Bahan yang disimpan pada suhu terlalu dingin dimana air bahan membeku,

maka di dalam jaringan bahan akan terbentuk kristal es yang cukup tajam untuk

merusak sel dan jaringan bahan. Kerusakan ini disebut kerusakan beku.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 14: tugas pascapanen.docx

C atauBahan yang disimpan dingin (di atas suhu beku) dan di bawah 5 pada

suhu yang tergantung kepada jenis bahan dapat mengalami kerusakan dingin.

Kerusakan ini akan berupa perubahan warna, bercak lunak pada permukaan,

tidak bisa matang, penyimpangan flavor, dan meningkatnya pertumbuhan

kapang yang secara normal tidak terdapat pada bahan. Kerusakan ini akan lebih

besar jika suhu penyimpanan turun naik, atau bahan dikeluarmasukkan dari

ruang pendingin.

Kerusakan panas terjadi jika bahan langsung terkena cahaya matahari yang

cukup lama atau suhu relatif tinggi. Kerusakan ini berupa perubahan warna

(biasanya warna semakin pucat).

2) Kerusakan Fisik

Berbagai kerusakan fisik yang dapat terjadi berupa luka, goresan, memar, retak

dan pecah akibat benda tajam, gesekan, dan benturan. Jaringan yang mengalami

kerusakan fisik akan mengalami pencoklatan, lebih rentan terhadap serangan

mikroba, dan mempercepat laju metabolisme.

Kerusakan fisik yang lain adalah berkurangnya berat bahan yang disebabkan

oleh transpirasi atau penguapan air yang dapat terjadi selama pasca panen.

Perubahan berat juga akan diikuti dengan terjadinya kerut, layu, dan kehilangan

kerenyahan. Transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal bahan seperti

morfologi, luas permukaan, adanya luka dan tingkat kematangan; serta faktor

eksternal berupa suhu, kelembaban dan aliran udara dimana bahan disimpan.

3) Kerusakan Patologis

Berbagai mikroba dapat menyerang bahan pada masa pasca panen. Serangan ini

akan merusak bahan sehingga dapat menyebabkan kerusakan fisiologis dan fisik.

Bahan yang masih segar dan sehat mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap

serangan mikroba. Semakin lama sejalan dengan peningkatan kematangan,

bahan semakin rentan terhadap mikroba. Pada saat bahan berada pada masa

senescen, bahan paling rentan dengan serangan mikroba.

4) Teknologi Pasca Panen

Teknologi pasca panen mencakup pengumpulan, pemilahan, pembersihan,

pencucian, pemeringkatan, dan penyimpanan. Semua kegiatan tersebut bertujuan

untuk memperoleh bahan segar yang tampak bersih dan menarik, serta umur

simpan yang lebih panjang.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 15: tugas pascapanen.docx

Pengumpulan

Setelah panen, biasanya buah dan sayur diangkut dari kebun ke lokasi pengumpulan

sebelum dijual ke pedagang pengumpul atau di bawa ke pasar untuk dijual. Proses

pengumpulan ini harus memperhatikan jarak dan kondisi jalan ke tempat pengumpulan,

wadah atau kemasan, alat angkut dan pekerja yang menangani pengumpulan. Jarak yang

relatif jauh dan kondisi jalan yang buruk dapat mempertinggi kerusakan. Demikian juga

dengan wadah atau kemasan yang tidak sesuai, misalnya wadah yang kasar untuk buah

tomat dapat merusak bahan yang diangkut. Pekerja yang ceroboh dan kurang

bertanggungjawab juga dapat mempertinggi kerusakan selama pengangkutan.

Tempat pengumpulan juga merupakan faktor yang perlu diperhatikan. Tempat

pengumpulan tidak boleh terkena cahaya matahari langsung, harus terlindung dari hujan

dan angin, bersih, dan tidak ada bagian-bagian yang dapat merusak bahan secara fisik

(gores dan luka).

Pemilahan

Pemilahan dilakukan untuk memisahkan buah dan sayur yang cacat (misalnya luka,

memar, pecah, gores, busuk, dan berlobang), dan yang tidak memenuhi syarat mutu

tertentu (misalnya ukuran terlalu kecil, terlalu besar, terlalu tua, atau terlalu matang).

Pemilahan ini dapat dilakukan secara langsung pada saat panen, di tempat pengumpulan

atau pada tempat khusus.

Pembersihan dan Pencucian

Setelah pemilahan, sayur dan buah hendaknya segera dibersihkan dari segala kotoran

yang menempel. Jika harus digosok atau dilap, hendaknya menggunakan lap yang bersih

dan lembut sehingga tidak menyebabkan gores dan luka pada sayur dan buah.

Pada umumnya, sayur yang telah dipilah juga perlu dicuci dengan air bersih yang

mengalir. Jika sayur hendak dikonsumsi segar sebagai lalap, setelah dicuci bersih, bahan

direndam selama 10 menit di dalam air yang telah diberi kaporit (natrium hipokhlorit)

0,1%. Tujuannya adalah untuk mematikan mikroba dan parasit yang tidak mungkin

dihilangkan hanya dengan pencucian dengan air biasa. Buah tertentu juga perlu dicuci

seperti pisang, mangga dan pepaya. Pencucian bertujuan permukaan kulit bersih, dan

tampak lebih cerah.

Setelah bersih dan selesai dicuci, bahan ditiriskan sampai tidak tampak lagi butiran

air yang menempel pada bahan. Penirisan sebaiknya dilakukan pada rak-rak atau balai-

balai berlobang dan dikipasi dengan kipas angin agar penirisan berlangsung lebih cepat.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 16: tugas pascapanen.docx

Pemeringkatan (Grading)

Pemeringkatan bertujuan untuk memisahkan bahan berdasarkan kelas mutunya, tapi

untuk menyisihkan antara bahan yang layak dikonsumsi dengan bahan yang tidak layak

dikonsumsi atau tidak layak diedarkan.

Kelas mutu didasarkan pada berbagai kriteria, seperti ukuran, warna, tingkat

kematangan, dan bentuk. Setiap jenis sayur dan buah dapat diperingkat berdasarkan satu

atau beberapa kriteria di atas. Pemeringkatan ini berkaitan dengan perdagangan dan selera

konsumen. Bahan dengan mutu lebih tinggi akan dihargai lebih tinggi pula oleh pasar

Pemeringkatan dapat dilakukan tanpa alat bantu, yaitu hanya mengandalkan

kemampuan subjektif orang yang melakukannya. Peralatan atau mesin tertentu juga dapat

digunakan untuk pemeringkatan, seperti timbangan, penggaris, dan ayakan.

Pemeringkatan harus dilakukan dengan cepat pada kondisi yang tidak memacu kerusakan

pada bahan, misalnya dilakukan pada tempat yang bersih serta terlindung dari panas dan

cahaya matahari langsung. Pekerjaan dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan

gores, luka dan memar.

Pemeraman

Jenis buah tertentu ada yang harus dipanen pada kondisi yang belum atau tidak dapat

dikonsumsi. Agar dapat dikonsumsi, buah perlu diperam sampai tingkat kematangan

tertentu. Jika buah hendak dijual langsung ke konsumen dan tidak memerlukan waktu

lama untuk dibawa ke tempat penjualan, pemeraman dilakukan sampai matang konsumsi.

Jika jarak ke pasar atau pembeli cukup jauh dan memerlukan waktu yang relatif lama,

biasanya pemeraman dilakukan sampai setengah matang. Pematangan sempurna untuk

siap konsumsi diharapkan terjadi selama pengangkutan.

Pemeraman dilakukan untuk mempercepat proses pematangan buah yang proses

menuju matang konsumsinya berlangsung relatif lama. Selain mempercepat pematangan,

pemeraman juga bertujuan untuk menyeragamkan tingkat kematangan. Misalnya pada

pisang dalam tandan yang sudah matang pohon, tanpa pemeraman tidak akan matang

konsumsi secara merata. Karena itu, pemeraman dapat membuat pisang matang konsumsi

secara merata.

Pemeraman menggunakan karbit yang akan menghasilkan gas etilen jika terkena air

atau uap air. Gas etilen ini akan merangsang metabolisme dan respirasi sehingga

pematangan berlangsung lebih cepat.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 17: tugas pascapanen.docx

Pemeraman dapat dilakukan pada kotak atau ruang tertutup. Cara yang lebih murah

adalah dengan menutup rapat tumpukan buah yang telah diberi karbit dengan lembaran

plastik. Uap air yang dihasilkan dari traspirasi bahan akan bereaksi dengan karbit

sehingga menghasilkan gas etilen.

Pengemasan

Pengemasan bertujuan untuk memberi perlindungan terhadap bahan selama

penyimpanan, pengangkutan dan pemajangan di tempat penjualan. Perlindungan oleh

kemasan dapat berupa mencegah gores, luka, dan memar akibat goncangan dan gesekan

antar bahan. Kontaminasi mikroba, infestasi serangga, dan radiasi cahaya, serta kontak

dengan udara lembab dan panas juga dapat dicegah dengan penggunaan kemasan yang

cocok. Selain fungsi perlindungan, kemasan juga dapat meningkatkan daya tarik dan nilai

tambah bahan yang dijual.

Pemilihan kemasan harus disesuaikan dengan fungsi perlindungan yang dikehendaki,

kondisi pemakaian (penyimpanan, pengangkutan dan pemajangan), dan nilai ekonomi

bahan yang dikemas.

Kemasan untuk Penyimpanan

Sayur dan buah yang disimpan dingin dengan harapan dapat disimpan relatif lama

perlu dikemas dengan bahan yang dapat mencegah transpirasi sehingga berat bahan tidak

berkurang serta bahan tidak layu dan keriput.

Kemasan untuk Pengangkutan

Sayur dan buah yang hendak diangkut dengan kendaraan bermotor hendaknya

terlindung dari kerusakan akibat getaran, goncangan, gesekan dan hempasan. Untuk itu

digunakan kemasan yang kuat secara fisik yang di dalamnya sering diberi bahan penahan

goncangan. Contoh kemasan ini adalah peti kayu, keranjang, dan kardus. Bahan penahan

goncangan dapat berupa sterofoam (dalam bentuk butiran atau tercetak).

Penyimpanan

Penyimpanan dilakukan karena bahan dianggap belum saatnya untuk dilepas ke

konsumen, atau bahan perlu dicadangkan untuk menghadapi saat atau kondisi tertentu.

Sayur dan buah tertentu mungkin sangat besar produksinya pada musim panen. Jika

bahan tersebut dijual ke pasar, harganya mungkin menjadi sangat murah sehingga

merugikan petani. Salah satu cara mengatasinya adalah dengan menyimpan bahan sampai

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 18: tugas pascapanen.docx

harga jual dianggap sudah dapat memberikan keuntungan. Penyimpanan juga dilakukan

untuk kepentingan konsumen dan pedagang. Pada saat harga bahan rendah, konsumen

dapat berbelanja dalam jumlah banyak, kemudian bahan tersebut disimpan sebagai

cadangan.

Penggunaan suhu dingin selama penyimpanan sejauh ini adalah cara paling baik

untuk memperpanjang masa simpan hasil hortikultura. Pendinginan akan memperlambat

metabolisme dan aktivitas mikroba serta serangga yang dapat menyerang hasil

hortikultura.

Untuk meningkatkan efek pendinginan terhadap perpanjangan masa simpan, pada

ruang penyimpanan atau di dalam kemasan dimana bahan terkemas dapat dilakukan

pengaturan komposisi gas. Biasanya pengaturan tersebut berupa penurunan kadar oksigen

dan peningkatan kadar karbondioksida.

(1) Panen dan pascapanen buah pepaya

Pemanenan buah pepaya merupakan tahap akhir dari kegiatan budidaya tanaman

pepaya. Pada tahap ini, dapat dilihat keberhasilan dari budidaya pepaya yang

dilakukan.

Untuk mendapatkan hasil panen yang berkualitas, tentu diperlukan penangan panen

dan pascapanen yang benar. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat

melakukan panen, misalnya waktu yang tepat untuk panen, serta panen yang benar,

dan penanganan pascapanen (termasuk penanganan papaian yang terkandung dalam

pepaya).

(a) Waktu dan cara panen

Pepaya akan mulai berbunga pada umur 3-4 bulan setelah tanam. Sementara

buahnya dapat dipanen setelah 3-4 bulan sejak bunga mekar. Pemanenan

biasanya dilakukan pada buah yang telah memenuhi tingkat kematangan

optimal ata disesuaikan dengan kebutuhan. Pepaya memiliki tujuh stadia

kematangan buah yaitu, matang fisiologis (mature green), semburat kuning

(colour break), 25 % kuning (quarter ripe), 50 % kuning (half ripe), 75 %

kuning (ripe), 100 % kuning (full ripe), dan terlalu matang (over ripe).

Untuk memenuhi permintaan pasar lokal, kriteria buah pepaya yang dipanen

adalah sudah tua dengan kondisi buah 95 % berwarna hijau disertai semburat

warna kuning diantara tengah dan unjung pepaya. Penampakan luar buah

kelihatan mengkal, tetapi apabila dibelah dibagian dalamnya sudah

menunjukkan warna merah kekuningan. Sedangkan buah yang akan diangkut

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 19: tugas pascapanen.docx

ketempat yang cukup jauh biasanya dipanen pada saat semburat/strip kuning

minimal 2 baris. Pada saat memanen diusahaka buah tidak tergores atau terluka.

Pemanenan pepaya untuk komoditas ekspor biasanya dilakukan ketika buah tiga

seperempat matang dan dijual ke konsumen ketika bauh tiga perempat matang.

Pemanenan pepaya untuk konsumsi buah segar dilakukan ketika pepaya telah

berukuran besar (matang penuh) dan sudah ada bagian kulitnya yang

menguning. Pemanenan pada tahap lebih awal akan menyebabkan buah

berwarna pucat dan bercita rasa pahit. Buah yang lambat dipanen akan

mengakibatkan buah cepat lunak dan tidak tahan diangkut ketempat yang jauh.

Sebelum pemanenan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yakni

sebagai berikut.

(i) Lakukan pemanenan buah pepaya pada pagi hari (pukul 07.00-10.00) atau

sore hari (pukul 15.00-17.00). pemanenan sebaiknya dilakukan dalam

kondisi cuaca cerah.

(ii) Amati tingkat kematangan buah, yakni dengan cara memperhatukan

jumlah semburat merah pada kulit buah (20-25 % semburat merah).

(iii) Perkiraan umur buah dari saat bungan mekar adalah 140-150 hari atau 4-

5,5 bulan.

(iv) Untuk jarak angkut jauh, buah yang dipetik sebaiknya yang kulit buahnya

berwarna hijau sedikit kekuningan.

(v) Agar tidak melukai kulit buah, ada baiknya bila memetik buah

mengenakan sarung tangan.

(vi) Cara pemetikan dilakukan dengan memutar buah menggunakan tangan

sampai terlepas dari tangkainya. Cara lain adalah dengan memotong

tangkai buah sepanjang satu buku buah ke atas dengan pisau tajam. Untuk

menghindar buah luka atau bonyok, usahakan buah yang dipanen tidak

sampai jatuh.

(vii) Bila pohon mulai meninggi, pemetikan buah sebaiknya menggunakan

bantuan tangga.

(viii) Setiap buah yang elah dipanen, idelnya buah dibungkus dengan kertas

karton. Tujuannya untuk mencegah gesekan atau benturan antar buah yang

dapat mengakibatkan buah memar.

(ix) Dasar keranjang,wadah buah dilapisi dengan daun kering atau kertas koran

yang berfungsi sebagai bantalan buah.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 20: tugas pascapanen.docx

(x) Buah diletakkan pada posisi berdiri dengan tangkai buah menghadap

kebawah. Buah yang besar diletakkan didasar keranjang. Rongga antarbuah

diisi dengan daun kering atau kertas koran.

(xi) Pada setiap lapisan buah dilapisi bantalan yang sama.

(xii) Tinggi tumpukan buah hendaknya tidak terlalu tinggi, yakni cukup 2-3

susun saja.

(xiii) Angkat keranjang dengan hati-hati agar ketika dibawah kepasar atau

tempat penyortiran tidak terjadi gesekan/guncangan.

(b) Pengelolaan pascapanen

Setelah buah pepaya dipanen, tentu perlu dilakukan penanganan lebih lanjut

agar buah tetap dalam kondisi baik ketika sampai ketangan konsumen.

Teknologi pascapanen sangan penting diperhatikan guna mendapatkan buah

pepaya bermutu tinggi, teutama untuk tujuan dijual kepasar swalayan.

Teknologi tersebut meliputi proses pencucian, Ihot-water treatment,

pengemasan, pengepakan, dan pengiriman. Namun, bila tujuannya hanya untuk

pasar tradisional, teknologi pascapanen cenderung kurang diperhatikan. Buah

pepaya biasanya hanya cenderung kurang diperhatijan. Buah pepaya biasanya

hanya dikumpulkan, disimpan sementara, dikirim ke pengumpul ata pengecer,

kemudian dipasarkan.

Secar umum, kegiatan pascapenen pepaya meliputi beberapa proses berikut.

(i) Sortasi buah

Sortasi tak lain dilakukan untuk memilah dan memisahkan antara buah

yang baik dan cacat serta mengklasifikasikann buah berdasarkan ukuran

dan tingkat kematangannya. Namun, pada dasarnya kegiatan sortasi

bertujuan untuk menghasilkan buah yang sergama dan sesuai dengan butu

buah yang diinginkan.

Buah pepaya yang akan dijual untuk kebutuhan pasar

swalayan/supermarket dan kebutuhan ekspor perlu dilakukan

pengkelasan/pengkelompokan terhada buah yang telah disortasi menjadi

kelas tertentu yang disesuaikan berdasarkan ukuran, bentu, tingkat

kemasakan buah, dan kesegaran warna.

Kelaskkelas keterangan

Super Kualitas buah sesuai dengan karakteristik varietas.

Bebas dari kerusakan, kecuali kerusakan sangat kecil yang tidak

terlihat yang tidak mempengaruhi penampilan buah secara kualitas,

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 21: tugas pascapanen.docx

daya simpan, dan keberadaan produk dalam kemasan.

A Kulitas buah sesuai denga karakteristik varietas

Cacat yang kecil pada buah sejauh tidak mempengaruhi penampilan

umum, kualitas, daya simpan, dan keberadaan produk dalam

kemasan.

Sedikit kerusakan pada bentuk sedikit kerusakan pada kulit buah

( seperti memar tuan, terpapar akibat sinar matahari dan/atau kena

getah)

Total kerusakan klit lebih 10 % dari luas permukaan kulit buah

B Kualitas buah sesuai dengan karakteristik varietas

Bentuk tidak sempuran

Warna tidak merata

Kerusakan pada kulit buah (seperti memar akibat benturan, terpapar

sinar matahari dan/atau kena getah), total kerusakan kulit tidak boleh

lebih 15% dari luas permkaan kulit buah

Sedikit ada bekas serangan hama/penyakit.

Keruskan tidak mempengaruhi daging buah.

Pengemasan

Proses pengemasan buah pepaya dilakukan untuk mempertahankan mutu buah,

terutama pada saat pengangkutan atau penyimpanan. Pengemasan juga bertujuan agar

penampilan buah menjadi lebih menarik ketika dijual. Pepaya yang sudah dikemas

dengan tempat buah, bak plastik, atau dicurah langsung ditata dengan rapi di bak

pengangkut.

Untuk kebutuhan pasar swalayan, buah pepaya biasanya dikemas menggunkan

karton, kardus, atau menggunkan plastik kedap udara. Sementara untuk kebutuhan pasar

tradisional, buah pepaya biasanya hanya diletakkan didalam tempat buah atau dikemas

menggunakan bungkus kertas koran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam

pengemasan buah pepaya adalah sebagai berikut.

1. Gunakan alat kemas seperti kotak karton atau kardus yang memiliki sekat-

sekat

2. Masukan buah yang telah dibungkus dan telah desesuaikan dengan

ukuran/ruangan sekat padar kertas karton.

3. Pastikan pada alat kemas terdapat lubang/celah untuk sirkulasi udara

4. Tempatkan buah yang sudah dikemas pada wabah yang kering atau pada

tempat penyimpanan yang suhunya bisa diatur.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 22: tugas pascapanen.docx

Penyimpanan

Penyimpanan buah pepaya dilakukan untuk menjaga buah agar memiliki tingkat

kesegaran (shelf life) yang lebih lama. Selama dalam penyimpanan, karton/kardus pepaya

sebaiknya disusun secara teratur (tidak tumpang tindih). Bila menumpuk, usahakan agar

karton tidak lebih dari 3 tumpukan. Suhu ruang penyimpanan diatur agar tetap kering dan

sirkulasi udara yang baik. Suhu ruangan penyimpanan yang baik adalah sihu riangan ber-

AC.

Penyimpanan buah pepaya yang telah dikemas harus dilakukan dengan baik agar

buah yang disimpan tidak mudah rusak, terutama pada buah yang ketika dipanen telah

lunak. Oleh karena itu, untuk memperpanjang masa simpan, buah yang disimpan harus

dalam kondisi optimal. Selain itu didukung oleh beberapa faktor seperti pemanenan pada

tingkat kematangan yang tepat, penanganan panen yang hati-hati, penyimpanan pada

suhu yang tepat, pengurangan terjadinya proses respirasi, serta terhindar dari infeksi

hama dan patogen penyebab penyakit.

Transportasi

Hasil panen pepaya yang telah melalui beberapa tahapan pascapanen membutuhkan

transportasi yang meadai. Hal ini penting agar buah pepaya yang akan dijual tetap dalam

kondisi baik. Selama pengangkutan, buah pepaya yang dikemas dalam kotak

karton/kardus sebaiknya diusahan agar tinggi tumpukkan tidaknya menyebabkan buah

yang didalam karton/kardus tersebut rusak dan diupayakan agar goncangan yang terjadi

tidak terlalu keras. Penyusunan kotak pepaya dalam kendaraan harus memperhatikan

kekuatan kemasan dan juga memperhatikan adanya sirkulasi udara untuk mencegah buah

menjadi busuk. (S.sujiprihati, ketty suketi, 2009).

a) teknologi panen dan pascapenen cabai.

Masa panen

Cabai siap dipanen jika tanaman sudah berumur 3 hingga 4 bulan. Pada masa

ini, nuah cabai akan terus membesar dan akhirnya matang. Buah yag matang

berwarna merah terang untuk cabai merah, buah yang masak memiliki

karakteristik bulat dan besar. Sedangkan untuk cbai keriting, buah yang

masak bentuknya keriting dan llebih kurus daripada cabai besar. Memanen

cabai dapat dilakukan seminggi sekali. Tanaman cabai berumur 5 hingga 6

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 23: tugas pascapanen.docx

bulan masih produktif. Namun, setelah itu tanaman cabai akan mengalami

masa kritis, yakni masa-masa tidak produktif.

Pascapanen

Jika perawatannya maksimal, tanaman cabai yang sudah dipanen akan

bertahan hidup hingga lebih dari satu tahun. Tanaman yang sudah menempuh

masa berbunga satu kali hingga panen terakhir akan memasuki masa tidak

produktif. Perawatan tanaman bisa dilakukan dengan memangkas batang

yang kering, layu, dan tidak subur. Dengan begitu, tanaman akan kembali

produktif. Hingga dua bulan setelah panen, dengan perawatan maksimal,

tanaman cabai akan memunculkan tunas-tunas baru. Bersamaan dengan

munculnya tunas-tunas baru itu akan muncul pula bunga-bunga cabai yang

berwarna putih.

Produktivitas tanaman cabai yang sudah satu kali melewati masa berbunga

akan selesai dipanen tidak seperti saat pertama berbunga. Namun, bisa

didapatkan hasil yang maksimal apabila melakukan perawatan yang intensif.

Setelah selesai panen periode kedua, sebaiknya tanaman cabai diganti media

tanamnya. Hal ini karena unsur hara yang terdapat pada media tanaman

sudah terserap oleh tanaman. Media tanam lama ssebenarnya bisa

dimanfaatkan untuk bercocok tanam kembali dengan cara menambahkan

larutan penetralisir yang dapat diperoleh ditoko-toko pertanian terdekat.

b) Teknologi panen dan pasca panen tomat

Panen

Setelah tanaman berumur 50 hari, buah sudah dapat dipetik. Buah yang

berwarna kuning kemrahan sudah bisa dipanen. Sedangkan buah yang masih

berwarna hijau dibiarkan hingga menguning. Memtik buah yang sudah

matang bisa dilakukan dengan menggunting tangkai buah yang siap dipetik.

Hati-hati ketika memetik karena akan menganggu pertumbuhan buah yang

masih m uda. Karena pertumbuhan buah dalam setiap tangkai biasanya tidak

sama.

Pascapanen

Tomat bisa dipaen berkali-kali hingga buah habis. Buah bisa dipetik satu

minggu sekali. Biasanya, dalam satu pohon tanaman tomat akan terus

berbunga dan berbuah.

c) Teknologi panen dan pascapanen mentimun

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 24: tugas pascapanen.docx

Tanaman mentimun yang berumur satu hingga dua bulan biasanya sudah

memperlihatkan buah yang siap dipanen. Buah sudah membesar dan kulit buah

sudah licin. Potonglah tangkai buah kira-kira 2 cm dari pangkalnya

menggunakan gunting.

d) Teknologi panen dan pascapanen terong

Saat tanaman berumur 3 bulan, buah terong sudah dapat dipanen. Petiklah buah

yang mekar sempurna, besar, dan tampak mulus. Jangan membiarkan buah

matanga berada di batang terlalu lama karena akan membuat buah terong tua.

Cara memanennya : ptiklah terung beserta tangkainya angkat buah keatas,

tangkaipun akan mudah terlepas.

Tanaman terung yang ditanam ditanah pekarangan/laham terbuka biasanya bisa

tahan hingga lebih dari 6 bulan. Apalagi sejenis terong bulat, tanaman akan

semakin bercabang dan buah akan semakin banyak.

e) Teknologi panen dan pascapanen jeruk nipis

Memanen jeruk nipis tidak perlu menunggu buah matang dan berwaran kuning.

Justru ketika mulai menguning, khasiat dan kegunaannya tidak seperti jeruk

nipis yang masih hijau.

Panenlah buah yang tampak besar maksimal dibandingkan dengan buah lainnya

pada satu rumpun. Memanen jeruk nipis dapat dilakukan dengan memotong

tangkai atau memetik buah satu persatu apabila masih terdapat buah lain yang

belum siap dipanen.

Apabila ingin mengonsumsi sendiri, sebaiknya petiklah jeruk nipis sesaat

sebelum digunkan. Hal ini akan menghasilkan buah yang segar.

f) Teknologi panen dan pascapanen kacang panjang

Saat tanaman berumur 40 hari, kacang panjang sudah ada yag bisa dipanen,

petiklah kacang panjang dengan hati-hati untuk menghindari terlepasnya kacang

panjang yang masih kecil. Karena perkembangan kacang panjang yang

demikian cepat, sebaiknya dipanen dua hari sekali. Jangan membiarkan kacang

panjang terlalu lama dibatang karena akan membuatnya tua dan rasanya tidak

enak. Terkecuali kacang panjang yang akan digunakan sebagai bibit, biarkan ia

mengering di batang.

g) Teknologi panen dan pascapanen sawi

Panen tanaman sawi dapat dilakukan saat tanaan berumur 2 bulan. Caranya

dengan mencabut tanaman hingga keakar-akrnya. Potonglah akar dan pisahkan

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 25: tugas pascapanen.docx

dengan batang. Bagian tanaman yang diambil adalah bagian batang dan daun

yang berbentuk pelepah.

Untuk konsumsi sendiri, sawi dapat dipanen segera setelah daun mulai

membesar seukuran telapak tangan. Sawi harus segera diolah setelah oanen,

karena sifat tumbuhan yang lunak dan berair menjadikan sawi cepat layu.

g) Teknologi panen dan pascapanen bayam

Bayam dipanen saat tanaman berumur 35 hari. Cara memanennya berdasarkan

jenis bayam. Untuk bayam cabut, memanenya dengan cara mencabuti batang

hingga ke akar. Jika jenis bayam kakap, bayam dipanen dengan cara dipetik.

h) Teknologi panen dan pascapanen kangkung

Kangkung darat dapat dipanen saat tanaman berumur 40 hari atau lebih.

Caranya dengan mencabut setiap rumpun tanamn hingga keakar-akrnya.

Sedangkan untuk tanaman kangkung air, panen bisa dilakukan dengan memetik

pucuk tanaman yang masih lembut. Gunkan pisau untuk memetik kangkung air.

Kangkung air bisa dipanen hingga beberapa kali sepanjang masih bisa bertunas.

i) Teknologi panen dan pascapanen daun bawang

Jika tanaman daun bawang sudah berumur tiga bulan dan sudah rimbun,

tanaman sudah boleh dipanen. Cara memanen daun bawang adalah dengan

mencabuti rumpun hingga keakar-akarnya (Y.adismal, 2011)

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 26: tugas pascapanen.docx

BAB

III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari hasil pembahasan tentang panen dan pasca panen hortikultura, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1.      Panen merupakan suatu kegiatan pemungutan hasil pertanian yang telah cukup

umur dan sudah saatnya untuk dipetik hasilnya

2.      Indikator yang dapat digunakan untuk penentuan waktu panen yang tepat adalah

indicator fisk, indicator visual, indicator fisioligis, analisis kimia, dan komputasi

3.      Pasca panen merupakan kelanjutan dari proses panen terhadap tanaman budidaya

yang fungsinya antara lain untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak

dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya.

Selain itu juga, dengan adanya proses perlakuan setelah panen yaitu pasca panen.

Kita dapat mempertahankan umur simpan, mutu dan dapat mengurangi

kehilangan hasil yang mungkin terjadi

4.      Tahapan penanganan pasca panen meliputi pemanenan, pengumpulan, sortasi,

penyucian, grading, pengemasan, penyimpanan dan pendinginan, transportasi.

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA

Page 27: tugas pascapanen.docx

DAFTAR PUSTAKA

Sriani, S. Dan Ketty, S. 2009. Budidaya Pepaya Unggul. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Yurmawita, A. 2011. Agrihome : Panen 17 Tanaman dari Teras Rumah.

Yogyakarta. Cahaya Atma Pustaka

Winarno, F.G. 2001., Penanganan Pasca Panen. Bahan Kuliah (Diktat) Penanganan Pasca

Panen Bogor: Program Studi PGKP FATETA IPB.

Anonim, 2013., Hortikultura. http://id.wikipedia.org/wiki/Hortikultura. Diakses

pada tanggal 16 Februari 2013.

http://andrewopunk.blogspot.com/2010/11/teknologi-hasil-hortikultura.html

http://chylenzobryn.blogspot.com/2011/04/penangan-panen-dan-pasca-panen-pada-

tan.html

TEKNOLOGI PANEN DAN PASCAPANEN TANAMAN HOLTIKULTURA