Tugas Parlementer

23
Disusun Oleh : Kelompok 8 Dora Endah Tiyaswuri Vira Adrini Zain Sapardi SISTEM PEMERINTAH SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

description

e

Transcript of Tugas Parlementer

Page 1: Tugas  Parlementer

Disusun Oleh : Kelompok 8

Dora Endah Tiyaswuri

Vira Adrini Zain

Sapardi

SISTEM PEMERINTAH INDONEESIA

SISTEM PEMERINTAHAN PARLEMENTER

Page 2: Tugas  Parlementer

1. Pengertian Sistem Pemerintahan

Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai

hubungan fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian dalam usaha ilmiah sistem

adalah suatu tatanan atau susunan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari bagian-

bagian atau komponenyang berkaitan antara satu dengan lainnya secara teratur dan

terencana untuk mencapai suatu tujun. Maka dalam arti yang luas, pemerintahan adalah

segala bentuk kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan negara yang dilakukan oleh organ-

organ negara yang mempunyai otoritas atau kewenangan untuk menjalankan kekuasaan.

Pengertian pemerintahan seperti ini mencakup kegiatan atau aktifitas penyelenggaraan

negara yang dilakukan oleh eksekutif, legislatif maupun yudikatif. Dalam arti yang

sempit, pemerintahan adalah aktivitas atau kegiatan yang diselenggarakan oleh fungsi

eksekutif, presiden ataupun perdana menteri, sampai dengan level birokrasi yang paling

rendah tingkatannya. Dari dua pengertian tersebut, maka dalam melakukan pembahasan

mengenai pemerintahan negara titik tolak yang dipergunakan adalah dalam konteks

pemerintahan dalam arti luas. Yaitu meliputi pembagian kekuasaan dalam negara,

hubungan antar alat-alat perlengkapan negara yang menjalankan kekuasaan tersebut.

Dengan demikian, jika pengertian pemerintahan tersebut dikaitkan dengan

pengertian sistem, maka yang dimaksud dengan sistem pemerintahan adalah suatu

tatanan atau susunan pemerintahan yang berupa suatu struktur yang terdiri dari organ-

organ pemegang kekuasaan di dalam negara dan saling melakukan hubungan fungsional

di antara organ-organ tersebut baik secara vertikal maupun horisontal untuk mencapai

suatu tujuan yang dikehendaki.  Jadi, sistem pemerintahan negara menggambarkan

adanya lembaga-lembaga negara, hubungan antar lembaga negara, dan bekerjanya

lembaga negaradalam mencapai tujuan pemerintahan negara yang bersangkutan. Tujuan

pemerintahan negara pada umumnya didasarkan pada cita-cita atau tujuan negara.

Misalnya, tujuan pemerintahan negara Indonesia adalah melindungi segenap bangsa

Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,

serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian

abadi dan keadilan sosial.

Page 3: Tugas  Parlementer

2. Sistem Pemerintahan Indonesia

1) Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS

Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem Pemerintah

Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS antara lain :

a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat

b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah Ketentuan

pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS mempergunakan sistem pertanggung jawaban

menteri.

2) Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950

UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan seperti yang diatur

dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950 dinyatakan :

a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat

b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan pemerintah, baik

bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.

3) Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:

1. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.

2. DPR sebagai pembuat UU.

3. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.

4. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.

5. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.

6. BPK pengaudit keuangan.

4) Sistem Pemerintahan setelah amandemen

1. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.

2. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD yang dipilih oleh

rakyat.

3. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.

4. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.

5. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.

Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan republik adalah

suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat memegang kekuasaan yang

Page 4: Tugas  Parlementer

tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu, kadaulatan berada di tangan rakyat dan

dilaksanakan menurut undang-undang dasar.

3. Jenis – Jenis Sistem Pemerintahan Indonesia

a. Sistem Presidensial

Sistem presidensial (presidensial), atau disebut juga dengan sistem kongresional,

merupakan sistem pemerintahan negararepublik di mana kekuasan eksekutif dipilih

melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasan legislatif. Menurut Rod Hague,

pemerintahan presidensiil terdiri dari 3 unsur yaitu:

Presiden yang dipilih rakyat memimpin pemerintahan dan mengangkat pejabat-pejabat

pemerintahan yang terkait. Presiden dengan dewan perwakilan memiliki masa jabatan

yang tetap, tidak bisa saling menjatuhkan. Tidak ada status yang tumpang tindih antara

badan eksekutif dan badan legislatif.

Dalam sistem presidensial, presiden memiliki posisi yang relatif kuat dan tidak dapat

dijatuhkan karena rendah subjektif seperti rendahnya dukungan politik. Namun masih ada

mekanisme untuk mengontrol presiden. Jika presiden melakukan pelanggaran konstitusi,

pengkhianatan terhadap negara, dan terlibat masalah kriminal, posisi presiden bisa

dijatuhkan. Bila ia diberhentikan karena pelanggaran-pelanggaran tertentu, biasanya

seorang wakil presiden akan menggantikan posisinya. Model ini dianut oleh Amerika

Serikat, Filipina, Indonesia dan sebagian besar negara-negara Amerika Latin dan

Amerika Tengah.

Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan

presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan

parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara

singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah

sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem

pemerintahan presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut

dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem pemerintahan.

Indonesia pernah menganut sistem kabinet parlementer pada tahun 1945 - 1949.

kemudian pada rentang waktu tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut sistem

pemerintahan parlementer yang semu. Pada tahun 1950 - 1959, Indonesia masih

menganut sistem pemerintahan parlementer dengan demokrasi liberal yang masih bersifat

Page 5: Tugas  Parlementer

semu. Sedangkan pada tahun 1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan

secara demokrasi terpimpin. Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti

sampai disitu saja. Karena terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan menurut

UUD 1945 sebelum UUD 1945 diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945

pada tahun 1999 - 2002. Berikut ini adalah perbedaan sistem pemerintahan sebelum

terjadi amandemen dan setelah terjadi amandemen pada UUD 1945 : 

Sebelum terjadi amandemen :

MPR menerima kekuasaan tertinggi dari rakyat

Presiden sebagai kepala penyelenggara pemerintahan

DPR berperan sebagai pembuat Undang - Undang

BPK berperan sebagai badan pengaudit keuangan

DPA berfungsi sebagai pemberi saran/pertimbangan kepada presiden /

pemerintahan

MA berperan sebagai lembaga pengadilan dan penguki aturan yang diterbitkan

pemerintah.

Setelah terjadi amandemen :

Kekuasaan legislatif lebih dominan

Presiden tidak dapat membubarkan DPR

Rakyat memilih secara langsung presiden dan wakil presiden

MPR tidak berperan sebagai lembaga tertinggi lagi

Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota DPD yang

dipilih secar langsung oleh rakyat

Dalam sistem pemerintahaan presidensiil yang dianut di Indonesia, pengaruh rakyat

terhadap kebijaksanaan politik kurang menjadi perhatian. Selain itu, pengawasan rakyat

terhadap pemerintahan juga kura begitu berpengaruh karena pada dasarnya terjadi

kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan yang ada di tangan

presiden. Selain itu, terlalu sering terjadi pergantian pejabat di kabinet karena presiden

mempunyai hak prerogatif untuk melakukan itu.

Page 6: Tugas  Parlementer

b. Sistem Parlementer

Parlemen adalah sebuah badan legislatif, khususnya di negara-negara sistem

pemerintahannya berdasarkan sistem Westminster dari Britania Raya. Nama ini berasal

dari bahasa Perancis yaitu parlement.

Badan legislatif yang disebut parlemen dilaksanakan oleh sebuah pemerintah

dengan sistem parlementer dimana eksekutif secara konstitusionalbertanggungjawab

kepada parlemen. Hal ini dapat dibandingkan dengan sistem presidensial dimana

legislatif tidak dapat memilih atau memecat kepala pemerintahan dan sebaliknya

eksekutif tidak dapat membubarkan parlemen. Beberapa negara mengembangkan sistem

semipresidensial yang menggabungkan seorang Presiden yang kuat dan seorang eksekutif

yang bertanggungjawab kepada parlemen.

Parlemen dapat terdiri atas beberapa kamar atau majelis, dan biasanya

berbentuk unikameral atau bikameral meskipun terdapat beberapa model yang lebih

rumit.

Seorang Perdana Menteri (PM) adalah hampir selalu seorang pemimpin partai yang

memiliki posisi mayoritas di majelis rendah pada parlemen, namun hanya menduduki

jabatan tersebut selama parlemen masih mempercayainya. Jika anggota majelis rendah

kehilangan kepercayaan dengan alasan apapun, maka mereka dapat mengajukan mosi

tidak percaya dan memaksa PM untuk mengundurkan diri. Hal ini dapat sangat

berbahaya bagi kestabilan pemerintahan jika jumlah posisi suara relatif seimbang.

Sistem parlementer adalah sebuah sistem pemerintahan di mana parlemen memiliki

peranan penting dalam pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam

mengangkat perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu

dengan cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem

presidensiil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden dan seorang

perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan. Dalam presidensiil,

presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun dalam sistem parlementer

presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.

Sistem parlementer dibedakan oleh cabang eksekutif pemerintah tergantung dari

dukungan secara langsung atau tidak langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering

dikemukakan melalui sebuah veto keyakinan. Oleh karena itu, tidak adapemisahan

Page 7: Tugas  Parlementer

kekuasaan yang jelas antara cabang eksekutif dan cabang legislatif, menuju kritikan dari

beberapa yang merasa kurangnya pemeriksaan dan keseimbangan yang ditemukan dalam

sebuah republik kepresidenan.

Sistem parlemen dipuji, dibanding dengan sistem presidensiil, karena kefleksibilitasannya

dan tanggapannya kepada publik. Kekurangannya adalah dia sering mengarah ke

pemerintahan yang kurang stabil, seperti dalam Republik Weimar Jerman dan Republik

Keempat Perancis. Sistem parlemen biasanya memiliki pembedaan yang jelas

antara kepala pemerintahan dankepala negara, dengan kepala pemerintahan

adalah perdana menteri, dan kepala negara ditunjuk sebagai dengan kekuasaan sedikit

atau seremonial. Namun beberapa sistem parlemen juga memiliki

seorang presiden terpilih dengan banyak kuasa sebagai kepala negara, memberikan

keseimbangan dalam sistem ini.

Negara yang menganut sistem pemerintahan parlementer

adalah Inggris, Jepang, Belanda, Malaysia, Singapuradan sebagainya.

4. Jenis – Jenis Sistem Parlementer

a. Unikameral

Sistem unikameral (badan legislatif hanya satu majelis yang langsung mewakili rakyat)

mulai populer sejak akhir abad XVIII dan awal abad XIX. Keuntungan sistem satu

kamar :

lebih sederhana sehingga biaya yang harus dikeluarkan oleh negara lebih murah;

efisiensi kerja dalam lapangan perundang-undangan lebih besar;

pertanggungjawaban ada padanya secara tegas;

lebih menggambarkan kekuasaan yang langsung dari pemilih (konstituen).

Kerugian sistem satu kamar:

dalam membicarakan persoalan bangsa/ negara kurang teliti dibandingkan sistem

dua kamar;

kepentingan daerah-daerah tidak diwakili secara langsunfg

Page 8: Tugas  Parlementer

b. Bikameral

Sistem dua kamar merupakan pengembangan sistem aristokrasi ke sistem demokrasi.

Pada awalnya majelis tinggi dimaksudkan sebagai pertahanan terakhir dari kekuasaan

raja dan para bangsawan karena secara langsung maupun tak langsung, berhubungan erat

dengan raja. Kini majelis tinggi pada umumnya tidak lagi merupakan perwakilan dari

golongan bangsawan (kalangan atas), melainkan wakil-wakil dari negara-negara bagian

karena pada umumnya yang menggunakan sistem dua kamar adalah negara-negara

serikat.

Keuntungan sistem dua kamar:

dapat mempertimbangkan persoalan secara lebih teliti;

karena sistem dua kamar ini dipilih atas dasar yang berbeda, maka lebih

mencerminkan sikap umum dari kehendak rakyat;

menjamin kepentingan tertentu bagi daerah-daerah atau negara bagian.

Kerugian sistem dua kamar:

biaya yang dikeluarkan negara semakin besar;

perselisihan antara dua majelis sering mengakibatkan jalan buntu (dead-locked).

Contoh negara yang menggunakan sistem dua kamar:

Amerika Serikat : Senate dan House of Representatives

Inggris : House of Lords dan House of Commons

Belanda : Eerste Kamer dan Tweede Kamer

Indonesia : Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah

5. Kelebihan Dan Kekurangan Sistem Parlementer Dan Presidensial

Kedua sistem pemerintahan yang ada dan berkembang saat ini tak lepas dari kelebihan-

kelebihan dan juga berbagai kekurangan. Setiap negara harus memahami karakteristik

negaranya sebelum menerapkan sistem pemerintahan agar dalam penyelenggaraan

pemerintahan tidak menemui hambatan-hambatan yang besar.

Page 9: Tugas  Parlementer

a. Sistem Parlementer

Kelebihan Sistem Pemerintahan Parlementer

Pengaruh rakyat terhadap politik yang dijalankan sangat besar sehingga suara

rakyat sangat didengarkan oleh parlemen

Dengan adanya parlemen sebagai perwakilan rakyat maka pengawasan

pemerintah dapat berjalan dengan baik

Pembuat kebijakan bisa ditangani secara cepat sebab gambang terjadi

penyesuaian pendapat antara eksekutif & legislatif. Hal ini disebabkan kekuasaan

eksekutif & legislatif berada pada satu partai atau koalisi partai.

Sistem pertanggungjawaban dalam pembuatan dan juga pelaksanaan kebijakan

publik sangat jelas.

Kelemahan Sistem Pemerintahan Parlementer

Kabinet sering dibubarkan karena mendapatkan mosi tidak percaya Parlemen

Keberhasilan sangat sulit dicapai jika partai di negara tersebut sangat

banyak( banyak suara).

Parlemen menjadi tempat kaderisasi bagi jabatan-jabatan eksekutif. Pengalaman

mereka menjadi anggota parlemen dimanfaatkan dan manjadi bekal penting untuk

menjadi menteri atau jabatan eksekutif lainnya

b. Sistem Presidensil

Kelebihan Sistem Pemerintahan Presidensial

Menteri tidak dapat di jatuhkan Parlemen karena bertanggung jawab kepada

presiden.

Pemerintah dapat leluasa waktu karena tidak ada bayang-bayang krisis kabinet

Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya sebab tidak tergantung pada parlemen

Masa jabatan badan eksekutif lebih pasti dengan jangka waktu tertentu. Misalkan,

masa jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun, sedangkan Presiden

Indonesia lima tahun.

Penyusun program kerja kabinet lebih mudah disesuaikan dengan jangka waktu

masa jabatannya.

Page 10: Tugas  Parlementer

Legislatif bukan tempat kaderisasi untuk jabatan-jabatan eksekutif sebab dapat

diisi oleh orang luar termasuk juga anggota parlemen sendiri.

Kelemahan Sistem pemerintahan Presidensial

Pengawasan rakyat lemah

Pengaruh rakyat dalam kebikajan politik negara kurang mendapat perhatian

Kekuasaan eksekutif diluar pengawasan langsung badan legislatif sehingga dapat

menimbulkan kekuasaan mutlak

Sistem pertanggungjawaban kurang begitu jelas

Pembuatan keputusan/kebijakan publik umumnya hasil tawar-menawar antara

eksekutif & legislatif sehingga dapat terjadi keputusan tidak tegas & memakan waktu

yang lama.

6. Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer dan Presidensil

a. Sistem Parlementer

1. Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan yang anggotanya dipilih

langsung oleh rakyat melalui pemilihan umum. Parlemen memiliki kekuasaan besar

sebagai badan perwakilan dan lembaga legislatif.

2. Anggota parlemen terdiri atas orang-orang dari partai politik yang memenangkan

pemiihan umum. Partai politik yang menang dalam pemilihan umum memiliki peluang

besar menjadi mayoritas dan memiliki kekuasaan besar di parlemen.

3. Pemerintah atau kabinet terdiri dari atas para menteri dan perdana menteri sebagai

pemimpin kabinet. Perdana menteri dipilih oleh parlemen untuk melaksakan kekuasaan

eksekutif. Dalam sistem ini, kekuasaan eksekutif berada pada perdana menteri sebagai

kepala pemerintahan. Anggota kabinet umumnya berasal dari parlemen.

4. Kabinet bertanggung jawab kepada parlemen dan dapat bertahan sepanjang mendapat

dukungan mayoritas anggota parlemen. Hal ini berarti bahwa sewaktu-waktu parlemen

dapat menjatuhkan kabinet jika mayoritas anggota parlemen menyampaikan mosi tidak

percaya kepada kabinet.

5. Kepala negara tidak sekaligus sebagai kepala pemerintahan. Kepala pemerintahan

adalah perdana menteri, sedangkan kepala negara adalah presiden dalam negara republik

Page 11: Tugas  Parlementer

atau raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak memiliki kekuasaan

pemerintahan. Ia hanya berperan sebgai symbol kedaulatan dan keutuhan negara.

6. Sebagai imbangan parlemen dapat menjatuhkan kabinet maka presiden atau raja atas

saran dari perdana menteri dapat membubarkan parlemen. Selanjutnya, diadakan

pemilihan umum lagi untuk membentukan parlemen baru.

b. sistem presidensial

1. Penyelenggara negara berada ditangan presiden. Presiden adalah kepala negara

sekaligus kepala pemerintahan. Presiden tidak dipilih oleh parlemen, tetapi dipilih

langsung oleh rakyat atau suatu dewan majelis.

2. Kabinet (dewan menteri) dibentuk oleh presiden. Kabinet bertangungjawab kepada

presiden dan tidak bertanggung jawab kepada parlemen atau legislatif.

3. Presiden tidak bertanggungjawab kepada parlemen. Hal itu dikarenakan presiden tidak

dipilih oleh parlemen.

4. Presiden tidak dapat membubarkan parlemen seperti dalam sistem parlementer.

5. Parlemen memiliki kekuasaan legislatif dan sebagai lembaga perwakilan. Anggota

parlemen dipilih oleh rakyat.

6. Presiden tidak berada dibawah pengawasan langsung parlemen.

Sistem pemerintahan Presidensial merupakan system pemerintahan di mana kepala

pemerintahan dipegang oleh presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada

parlemen (legislatif). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden

berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Contoh Negara:

AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia.

7. Sistem Pemerintahan Indonesia Saat Ini

Berdasarkan Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang berbunyi, "bahwa kemerdekaan

kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia

yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan

rakyat. "

Page 12: Tugas  Parlementer

Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, yang berbunyi, "Negara Indonesia adalah negara

kesatuan yang berbentuk republik."

Dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk

pemerintahannya adalah Republik. Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk

pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai

kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1

yang berbunyi, "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan

menurut Undang-Undang Dasar." Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia

menganut Sistem Pemerintahan Presidensial. 

Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan

presidensial. Namun dalam praktiknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan

parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara

singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah

sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem

pemerintahan presidensial dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut

dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan Periodisasi Sistem

Pemerintahan, diantaranya :

- Pada tahun 1945 - 1949 = Indonesia pernah menganut Sistem Pemerintahan

Presidensial 

- Pada tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang

semu 

- Pada tahun 1950 - 1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer

dengan demokrasi liberal

- Pada tahun 1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial secara

demokrasi terpimpin. 

- Pada tahun 1966-1998 (Orde Baru), Indonesia menganut sistem pemerintahan

presidensial

Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Karena

terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD

1945 diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002.

Page 13: Tugas  Parlementer

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan (amandemen)

terhadapUUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945 antara lain karena

pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada kenyataannya bukan

di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang

terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD

1945 tentangsemangat penyelenggara negara yang belum cukup didukung ketentuan

konstitusi. Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar

seperti tatanannegara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara

demokrasi dannegara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan

aspirasi dan kebutuhanbangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya

tidak mengubah PembukaanUUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan

(staat structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan

Republik Indonesia (NKRI), serta mempertegas sistem pemerintahan presidensial.

8. Perbandingan Sistem Pemerinthan Indonesia dengan Sistem

Pememerintahan Negara Lain

Berdasarkan penjelasan UUD ’45, Indonesia menganut sistem Presidensia. Tapi

dalam praktiknya banyak elemen-elemen Sistem Pemerintahan Parlementer. Jadi

dapat dikatakan Sistem Pemerintahan Indonesia adalah perpaduan antara

Presidensial dan Parlementer.

a. Kelebihan Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Presiden dan menteri selama masa jabatannya tidak dapat dijatuhkan DPR.

2. Pemerintah punya waktu untuk menjalankan programnya dengan tidak

dibayangi krisis kabinet.

3. Presiden tidak dapat memberlakukan dan atau membubarkan DPR.

b. Kelemahan Sistem Pemerintahan Indonesia

1. Ada kecenderungan terlalu kuatnya otoritas dan konsentrasi kekuasaan di

tangan Presiden.

2. Sering terjadinya pergantian para pejabat karena adanya hak perogatif presiden.

3. Pengawasan rakyat terhadap pemerintah kurang berpengaruh.

4. Pengaruh rakyat terhadap kebijaksanaan politik kurang mendapat perhatian.

Page 14: Tugas  Parlementer

c. Perbedaan Sistem Pemerintahan Indonesia dan Sistem Pemerintahan Malaysia

Badan Eksekutif

a.Badan Eksekutif Malaysia terletak pada Perdana Menteri sebagai penggerak

pemerintahan negara.

b.Badan Eksekutif Indonesia terletak pada Presiden yang mempunyai 2

kedudukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan.

Badan Legislatif

a.Di Malaysia ada 2 Dewan Utama dalam badan perundangan yaitu Dewan

Negara dan Dewan Rakyat yang perannyan membuat undang-undang.

b.Di Indonesia berada di tangan DPR yang perannya membuat undang-undang

dengan persetujuan Presiden

9. Kesimpulan

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan

berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan

negara. Lembaga-lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi

pokok, yaitu eksekutif, birokratif, legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga

lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri. Pembagian sistem

pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu presidensial dan ministerial

(parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan parlementer didasarkan

pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer,

badan eksekutif mendapat pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan

eksekutif berada diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah

presidensial. Dalam sistem pemerintahan negara republik, lebagalembaga negara itu

berjalan sesuai dengan mekanisme demokratis, sedangkan dalam sistem pemerintahan

negara monarki, lembaga itu bekerja sesuai dengan prinsip-prinsip yang berbeda.

Page 15: Tugas  Parlementer

10. Saran

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan

dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena

terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya

dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi

memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya

makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim R.dkk. (1995). Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidesial. Jakarta:

Grafindo Persada.

Inu Kencana Syafiie. (1994). Ilmu Pemerintahan. Bandung: Mandar Maju.

Kranenburg dan B. Sabarroedin. (1981). Ilmu Negara Umum. Jakarta: Pradnya

Paramita.

Miriam Budiardjo. (1977). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.

Surbakti Ramlan.(1992). Memahami Imu Politik. Jakarata: PT.Grasindo

Page 16: Tugas  Parlementer