Tugas Paman

21
PERADABAN ISLAM DI INDONESIA (SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN) Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan nilai mata kuliah …… Program Studi Magister Ilmu Agama Diajukan oleh : Syahmardan NIM ……..

Transcript of Tugas Paman

Page 1: Tugas Paman

PERADABAN ISLAM DI INDONESIA

(SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN)

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mendapatkan nilai mata kuliah ……Program Studi Magister Ilmu Agama

Diajukan oleh :

Syahmardan

NIM ……..

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

September 2014

Page 2: Tugas Paman

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT. Sholawat

serta salam tercurahkan ke junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas Mata Kuliah …… dengan judul

PERADABAN ISLAM DI INDONESIA.

Penulisan makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dari segala pihak

yang membantu menyelesaikan makalah ini. Maka dari itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Ibu/ Bapak ……... selaku dosen mata kuliah ……. .

2. Rekan-rekan yang membantu mendorong serta memberikan informasi

yang sangat diperlukan dalam penyusunan makalah ini hingga dapat

terselesaikan.

3. Semua pihak yang telah ikut berpartisipasi serta telah memberikan

semangat dalam membantu menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kesalahan dan

kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan sumbangan pikiran, pendapat

serta saran – saran yang berguna demi penyempurnaan makalah ini. Semoga

makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca.

Berau, 2 September

2014

Penulis

ii

Page 3: Tugas Paman

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1 Peradaban Islam Sebelum Kemerdekaan di Indonesia..............................3

2.1.1 Birokrasi Keagamaan.........................................................................3

2.1.2 Ulama dan Ilmu Keagamaan..............................................................3

2.1.3 Arsitek Bangunan...............................................................................4

2.2 Peradaban Islam Sesudah Kemerdekaan di Indonesia..............................5

2.2.1 Departemen Agama............................................................................5

2.2.2 Pendidikan..........................................................................................5

2.2.3 Hukum Islam......................................................................................8

2.2.4 Haji.....................................................................................................8

2.2.5 Majelis Ulama’ Indonesia..................................................................9

BAB III PENUTUP...............................................................................................10

3.1 Kesimpulan..............................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii

Page 4: Tugas Paman

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di sejarah sudah di katakan bahwa Islam di kembangkan dan di

sebarluaskan oleh para saudagar. Sejak zaman pra sejarah, penduduk

kepulauan Nusantara di kenal sebagai pelayar - pelayar di lautan. Pada awal

masehi sudah ada yang ikut rute-rute pelayaran dan perdagangan antara

kepulauan Nusantara dengan daratan Asia Tenggara.

Latar belakang masuknya Islam di Indonesia di awali hubungan

dagang antara bangsa arab dengan bangsa Indonesia.

Setelah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia telah mencapai

puncaknya dengan di proklamirkannya proklamasi oleh Sukarno,

sesungguhnya perjuangan bangsa ini masih banyak yang harus

disempurnakan. Sejak awal kebangkitan Nasional, posisi agama sudah

mulai di bicarakan dalam kaitannya dengan politik atau Negara. Ada dua

pendapat yang didukung oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal

itu. Satu golongan berpendapat, negara Indonesia merdeka hendaknya

merupakan sebuah negara “sekuler”, negara yang dengan jelas memisahkan

persoalan agama dan politik, sebagaimana diterapkan di negara turki oleh

mustafa kamal. Golongan lainnya bependapat, negara Indonesia merdeka

adalah “Negara Islam”.

Indonesia adalah Negara yang memiliki penduduk yang mayoritas

beragama Islam. Walaupun Indonesia tidak memakai Islam sebagai Asas

Negara, akan tetapi mayoritas kebudayaan yang diusung oleh Islam sangat

mendominasi kehidupan bangsa Indonesia, khususnya penduduk yang

beragama Islam. Kebudayaan-kebudayaan yang berlaku itu berangsur-

angsur membentuk suatu peradaban Islam yang mampu membawa

penduduk Indonesia kepada kemajuan dan kecerdasan.

1

Page 5: Tugas Paman

Peradaban Islam di Indonesia Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan

mengalami perubahan yang sangat pesat, perubahan tersebut terjadi hampir

meliputi seluruh aspek kehidupan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan

masalahnya yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana peradaban Islam di Indonesia sebelum kemerdekaan?

2. Bagaimana peradaban Islam di Indonesia setelah kemerdekaan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai barikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana peradaban Islam di Indonesia sebelum

kemerdekaan.

2. Untuk mengetahui bagaimana peradaban Islam di Indonesia sesudah

kemerdekaan.

2

Page 6: Tugas Paman

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peradaban Islam Sebelum Kemerdekaan di Indonesia

2.1.1 Birokrasi Keagamaan

Penyebaran Islam pertama kali di Indonesia di mulai dari pesisir.

Tumbuh di berbagai pelabuhan di antaranya: Sumatra Pasai, Sumatra Barat,

Palembang, Sunda Kelapa (Jakarta), Jepara, Tuban, Gresik, Madura, dan

Ambon. Dan Islam semakin menyebar luas dan akhirnya menyebar

diantaranya adalah Samudra Pasai, Aceh, Demak, Banten, Cirebon, Ternate,

Tidore dan sebagainya.

Ibukota di samping pusat politik dan perdagangan pusat perkumpulan

para ulama’ dan mubaligh isalm. Raja- raja Aceh mengangkat para ulama’

menjadi penasehat dan pejabat di bidang keagamaan. Sultan Iskandar muda

(1607-1636) mengangkat Syekh Nuruddin ar-Raniri menjadi mufti kerajaan

dan Sultan Saefuddin Syah mengangkat Syekh Abdur Rauf Singkel. [1]

Kedudukan ulama sebagai penasehat raja, di Demak penasehat Raden

Fatah, raja pertama Demak, Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga. Sunan

Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) yang berperan sebagai guru agama dan

mubalig saat di Ternate dibantu seorang penasehat. Kesimpulannya selain

menjadi penasehat badan peradilan juga memberi nasehat kepada raja

apabila melanggar. [2]

2.1.2 Ulama dan Ilmu Keagamaan

Ulama sangat berperan sebagai penyebar agama juga berpartisipasi

dalam bidang pendidikan, ada dua cara yang di lakukan sebagai berikut :

a) Membentuk karder-karder ulama yang bertugas sebagai muballig ke

daerah-daerah yang luas.

3

Page 7: Tugas Paman

b) Karya-karya yang tersebar dan dibaca di berbagai tempat yang jauh.

Karya-karya tersebut mencerminkan pemikiran dan ilmu keagamaan di

Indonesia pada masa itu.

Syekh Muhammad Naqub Al-Attas menyatakan menyaksikan suatu

kesuburan dalam penulisan sastra, filsafat, metafisika, dan teologi rasional

yang tidak ada tolak banding di zaman apapun di Asia. Ilmuan muslim

pertama di Indonesia diantaranya sebagai berikut :

a) Hamzah Fansuri : Seorang sufi terkemuka berasal dari Fansur (barus)

Sumatra Utara. Karya nya yang terkenal Asrarul Arifin fi Bayan ila

Suluk wa at-tauhid, tentang ilmu kalam menurut teologi islam.

b) Syamsuddin as- Sumatrani : Murid dari Hamzah Fansuri, mengrang

buku yang berjudul Miratul Mu’minin ( cermin orang beriman)

tentang ilmu kalam.

c) Nuruddin ar-Raniri : Berasal dari India keturunan Arab Quraisy

Hadramaut. Dikenal sebgai orang yang membela ajaran Ahlusunnah

wal jama’ah. Kaya nya Al-lanah fi tafkir msn qala bi khalq al-Qur’an.

d) Abdur Rauf Singkel : Mendalami ilmu pengetahuan di Makkah dan

Madinah. Menghidupkan kembali ajaran tassawuf yang sebelumnya di

kembangkan oleh Hamzah Fansuri.

2.1.3 Arsitek Bangunan

Hasil seni bangunan yang mempunyai nilai sejarah di antaranya

adalah Masjid Kuno Demak, Sendang Duwur Agung kesepuhan di Cirebon,

Masjid Agung Banten, Baiturrahman di Aceh dan lain-lain. Beberapa masjid

kuno mengingatkan pada seni candi menyerupai bangunan meru pada

zaman Indonesia Hindu. Selain itu nisan kubur di daerah Tralaya, Tuban,

Madura, Demak, Kudus.

4

Page 8: Tugas Paman

2.2 Peradaban Islam Sesudah Kemerdekaan di Indonesia

2.2.1 Departemen Agama

Setelah kemerdekaan Indonesia, para pemimpin rakyat Indonesia

sepakat menerapkan bentuk Republik dalam pemerintahan Indonesia. Dan

berdasarkan pada asas pancasila dan UUD 1945.

Dalam pancasila ditemukan kesamaan dengan ajaran Syariat Islam

dalam Al-Qur’an sebagai sumber hukum utama umat Islam. Dalam struktur

pemerintahan Republik Indoesia dibentuk departemen Agama yang dulu

bernama kementrian agama. Yang didirikan pertama kali pada masa kabinet

syahrir sampai sekarang mentri agamanya masih dipegang oleh seorang

muslim. Kepala negara dan mentrinya mayoritas dari kaum muslimin.

Sebelum terbentuknya kementrian ini, ada pembahasan mengenai

apakah kementrian ini akan dinamakan kementrian agama Islam ataukah

kementrian agama saja. Akhirnya diputuskan menjadi kementrian agama,

yang pertama-tama mempunyai tiga seksi dan kemudian empat seksi,

masing-masing kaum muslimin, umat protestan, umat katholik, dan umat

hindu budha (dulu disebut agama Hindu Bali).

Sesuai dengan perkembangan departemen ini strukturnya berkembang

dari yang hanya terdiri dari empat seksi, sekaang terdiri dari lima direktorat

jendral, yaitu direktorat jendral bimbingan masyarakat Islam dan urusan

haji, di rektorat jendral pembinan kelembagaan agama Islam, direktorat

jrndral bimbingan masyarakat katholik, direktorat jendral bimbingan

masyarakat protestan, dan direktorat jendral bimbingan masyarakat hindu

dan budha. Menti agama juga dibantu oleh lembaga inspektorat jendral,

sekretariat jendral, badan penelitian dan pengembangan (balitbang) agama

dan pusat pendidikan dan latihan (pusdiklat) pegawai.

2.2.2 Pendidikan

Setelah berdirinya departemen agama, persoalan pendidikan mulai

mendapat perhatian lebih serius. Badan pekerja komite nasional pusat dalam

bulan desember 1945 menganjurkan agar pendidikan madrasah diteruskan.

5

Page 9: Tugas Paman

Kurikulum 1975 tercipta setelah melalui perjuangan pihak pengemban

madrasah, untuk berusaha menyamakan status dan derajat madrasah yang

dikelola oleh departemen agama dengan status dan derajat pendidikan lain

yang dikelola oleh departemen pendidikan dan kebudayaan.

Berkenaan dengan perguruan tinggi Islam kaum muskmin di

Indonesia sejak awal sudah berfikir untuk membangunnya. Mahmud yunus

membuka Islamic College pertama tanggal 9 desember 1940 di padang yang

terdiri dari Fakultas Syari’ah dan Fakultas Pendidikan dan Bahasa Arab.

Tujuannya adalah untuk mendidik Ulama.

Pada tahun 1958 pemerintah terdorong untuk mendirikan Madrasah

Negeri dengan ketentuan kurikulum 30% pelajaran agama, 70% pelajaran

umum. Sistem penyelenggaraan sama dengan sekolah umum menggunakan

tingkatan sebagai berikut:

1. Madrasah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) setingkat SD, lama belajar 6

tahun.

2. Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) setingkat SMP, lama belajar 3

tahun.

3. Madrasah Aliyah Negeri (MAN) setingkat SMA, lama belajar 3 tahun.

Salah satu tugas penting yang dilakukan Departemen Agama adalah

menyelenggarakan, membimbing, dan mengawasi pendidikan agama.

Lembaga-lembaga pendidikan Islam sudah berkembang beberapa bentuk

sejak zaman penjajahan belanda. Salah satu bentuk Pendidikan Islam tertua

di Indonesia adalah pesantren yang tersebar di berbagai pelosok. Dengan

berkembangnya pemikiran pembaharuan dalam Islam di awal abad ke-20,

persoalan administrasi dan organisasi pendidikan mulai mendapat perhatian

beberapa kalangan atau organisasi. Kurikulum mulai jelas. Belajar untuk

memahami, dan bukan sekedar menghafal, ditekankan, dan pengertian

ditumbuhkan. Itulah yang dinamakan Madrasah.

Secara garis besar, ada beberapa hal yang dapat digaris bawahi, yang

pertama Geliat pemikiran Islam di Indonesia pada era 2000-an memang

6

Page 10: Tugas Paman

agak berlainan dengan era sebelumnya. Sebab, pada era ini, pemikiran Islam

lebih banyak dimotori oleh anak muda NU yang notabene telah menjadi

santri kota. Hal ini menyiratkan betapa anak kampung (cah ndeso) melawan

belantara kota guna mensosialisasikan pemikiran mereka. Hal ini

sesungguhnya juga di alami oleh pemikiran lainnya, namun untuk kasus

anak muda, mereka telah memiliki panggung yang dipelopori oleh Gusdur.

Di samping itu, mereka juga sudah siap menyantap apa saja sebab

mereka tidak menggunakan modal sendiri, karena dibayari oleh funding

internasional. Demikian pula, mereka tidak perlu ambil pusing dengan menu

masakannya, sebab menu mereka memang hasil kolaborasi antara sarjanah

Indonesianis dan Arab kontemporer. Kendati untuk menyantap masakan

tersebut, mereka masih mengakui bahwa mereka berasal dari komunitas

wong cilik yaitu pesantren dan IAIN.

Kedua, jika diniati secara mendalam, pemikiran anak muda NU

memang bukan barabg baru dalam kancah pemikiran Islam di Indonesia.

Hanya saja, sebagai mana lazimnya pemikiran, dia pasti menyodok

menyeruak ke permukaan seiring dengan perkembangan zaman. Namun,

jika ditilik dari agenda anak muda NU, maka agenda mereka sudah”agak

ketinggalan,” sebab wacana yang dikembangkan sesudah “ selesai” di

kalangan IAIN. Pemikiran mereka menjadi heboh tampaknya ketika

dikonsumsi di wilayah Komoditi, seperti Jakarta yang memang menciptakan

pemikiran dari sisi market, bukan substansi pemikiran itu sendiri. Seperti di

tegaskan oleh Robinhus seperti di atas, bahwa pada saatnya pada saatnya

anak muda NU ini akan kembali kekandangnya seperti yang terlihat pula

dari sosok Gus Dur, kendati di usung kemana mana, toh akhirnya kembali

ke NU juga.

Ketiga, hal ini menjadi catatan awal untuk memahami pemikiran

Islam di Indonesia era 2000-an. Sebab saat ini anak muda NU lah yang

paling terdepan dibandingkan dengan kelompok muda lainnya. Dalam buku

Islam Historis,bahwa pemikiran Islam akan banyak ditentukan oleh anak

Muda NU yang “berani” melawan tradisi dan anak muda dari IAIN yang

7

Page 11: Tugas Paman

seringkali dicap Islam Kere. Hal ini tentu saja akan memberikan prespektif

baru terhadap dinamika studi pemikiran Islam di Indonesia. Dengan kata

lain, era Nur Cholish Madjid telah selesai seiring dengan keinginannya

terlibat dalam politik praktis. Dan inipun akan dilakukan oleh anak muda

NU, seperti yang dilakukan oleh sang pelindung mereka Gus Dur.

2.2.3 Hukum Islam

Lembaga Islam yang sangat penting yang juga ditangani oleh

Departemen Agama adalah Hukum atau Syari’at. Pengadilan Islam di

Indonesia membatasi dirinya pada soal-soal hukum muamalat yang bersifat

pribadi. Hukum muamalat terbatas pada persoalan nikah, cerai dan rujuk,

hukum waris (faraidh), wakaf, hibah, dan baitul mal.

Keberadaan lembaga peradilan agama di masa Indonesia merdeka

adalah kelanjutan dari masa kolonial belanda. Pada masa pendudukan

jepang, pengadilan agama tidak mengalami perubahan. Setelah Indonesia

merdeka jumlah pengadilan agama bertambah, tetapi administrasinya tidak

segera dapat diperbaiki. Para hakim Islam nampak ketat dan kaku karena

hanya berpegang pada madzhab Syafi’i. Sementara itu, belum ada kitab

undang-undang yang seragam yang dapat dijadikan pegangan para hakim

dan pengadilan Agama di dominasi oleh golongan tradisionalis. Karena

itulah, sekolah Pendidikan Hakim Islam Negeri (PHIN) dan Fakultas

Syari’ah di perguruan-perguruan tinggi didirikan.

2.2.4 Haji

Setelah kemerdekaan, pada tahun 1970-an, banyak para pejabat tinggi

pemerintah, termasuk menteri, yang tidak ketinggalan berangkat ke tanah

suci. Bahkan dari kalangan merekalah amir al-hajj (pemimpin jama’ah haji)

Indonesia ditunjuk.

Sejak zaman penjajahan belanda, umat Islam Indonesia ingin

mempunyai kapal laut untuk dipergunakan dalam penyelenggaraan

perjalanan haji. Iuran dikumpulkan, saham diedarkan, tetapi selama zaman

jajahan keinginan ini tidak terwujud. Setelah Indonesia merdeka, usaha ini

8

Page 12: Tugas Paman

dilanjutkan. Pada tahun 1950 sebuah yayasan, yaitu perjalanan haji

Indonesia, didirikan di Jakarta. Pemerintah memberikan kekuasaan kepada

yayasan itu untuk menyelenggarakan perjalanan haji. Sebuah bank, bank

haji Indonesia dan sebuah perusahaan kapal, pelayaran Muslim Indonesia

(MUSI) didirikan. Tetapi 10 tahun kemudian perusahaan MUSI ini masih

saja bertindak sebagai agen dalam mencarter kapal dari perusahaan asing

dalam artian MUSI tidak mempunyai kapal sendiri.

Cara ini ditempuh samapai tahun 1962, ketika MUSI diperbolehkan

oleh pemerintrah, mungkin sekali karena pertimbangan politik. Setahun

sebelumnya, pada tahun 1961, petugas haji Indonesia (PHI) yang bertugas

memberikan kemudahan-kemudahan naik haji, juga dibubarkan karena

banyak anggota PHI adalah anggota Masyumi, partai yang telah dibubarkan.

2.2.5 Majelis Ulama’ Indonesia

Cara yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menyelenggarakan

administrasi Islam ialah mendirikan Majelis Ulama. Suatu program

pemerintah, apalagi yang berkenaan dengan agama, hanya bisa berhasil

dengan baik. Pertama kali Majelis Ulama didirikan pada masa pemerintahan

Soekarno. Majelis ini pertama-tama berdiri di daerah-daerah karena

diperlukan untuk menjalin keamanan. Di jawa barat berdiri pada tanggal 12

juli 1958, diketahui oleh seorang panglima militer. Setelah keamanan sudah

pulih dari pemberontakan DI-TII tahun 1961 majelis Ulama ini bergerak

dalam kegiatan-kegiatan diluar persoalan keamanan, seperti Da’wah dan

Pendidikan.

9

Page 13: Tugas Paman

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian makalah ini penulis mengambil kesimpulan sebagai

berikut: Perkembangan Islam di Indonesia di bagi menjadi dua yaitu:

sebelum merdeka, setelah merdeka. Peradaban yang berkembang sebelum

Indonesia merdeka antara lain sebagai berikut: birokrasi keagamaan, ulama

dan ilmu-ilmu keagamaan, arsitek bangunan.

Peradaban yang berkembang setelah Indonesia merdeka antara lain

sebagai berikut: Departemen agama, Pendidikan, Hukum Islam, Haji,

Majelis Ulama Indonesia.

Itulah kesimpulan yang dapat penulis simpulkan pada makalah ini dari

pertama samapai terakhir.

10

Page 14: Tugas Paman

DAFTAR PUSTAKA

[1] Fatah Syukur. 2009. Sejarah Peradaban Islam. PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang. hlm 268-267

[2] Badri Yatim. 2003. Sejarah Peradaban Islam. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. hlm 299-300

Samsul Munir Amin. 2013. Sejarah Peradaban Islam. Amzah. Jakarta.

11