Tugas Mandiri IKGM v-6
-
Upload
felicialesmanaa -
Category
Documents
-
view
20 -
download
0
description
Transcript of Tugas Mandiri IKGM v-6
Tugas Mandiri IKGM V
Oleh :
Luluk Rahmawati
021211133053
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI – UNAIR
Semester Genap 2014/2015
TUGAS MANDIRI 6
Kasus
Catatan medik ibu hamil di beberapa Posyandu kecamatan X, didapatkan prevalensi
penyakit periodontal (gingivitis dan periodontitis) sangat tinggi (96%). Prevalensi Bayi Lahir
Prematur juga tinggi (65%). Lingkungan sangat nyaman, sumber air bagus (Fluor < 0,8 ppm).
Posyandu sudah dilakukan secara menyeluruh, sampai ke desa terpencil. Balai Pengobatan Gigi
telah tersedia di setiap Puskesmas. Di Kecamatan X terdapat suatu keyakinan turun temurun,
yaitu sebelum usia kandungan 3 bulan, ibu hamil dianggap tidak pantas jika menggunakan sikat
gigi, mereka percaya bahwa menggosok gigi dengan batang siwak akan membuat janin yang
dikandungnya menjadi anak yang saleh dan salehah.
Rencana Upaya Promosi Kesehatan Gigi Masyarakat
1. Identifikasi Masalah
Masalah dalam kasus ini, antara lain
a. Prevalensi penyakit periodontal (gingivitis dan periodontitis) pada ibu hamil di
beberapa posyandu kecamatan X sangat tinggi (96%).
b. Prevalensi bayi lahir prematur 65%.
c. Keyakinan menggosok gigi dengan siwak, bukan dengan sikat gigi, pada ibu
hamil sebelum usia kandungan 3 bulan.
2. Pemilihan Prioritas Masalah
Pada kasus ini, prioritas masalahnya adalah keyakinan menggosok gigi dengan siwak
pada ibu hamil sebelum usia 3 bulan. Hal ini disebabkan karena masalah tersebut
berdampak timbulnya masalah lain, yaitu tingginya prevalensi penyakit periodontal pada
ibu hamil. Selanjutnya, infeksi penyakit periodontal dapat menyebabkan kasus bayi lahir
prematur.
3. Pemilihan Prioritas Program
Pada kasus ini akan dilaksanakan program “Sosialisasi Kombinasi Penggunaan Siwak
dan Pasta Gigi bagi Ibu Hamil”
Mengapa melaksanakan program “Sosialisasi Kombinasi Penggunaan Siwak dan
Sikat Gigi bagi Ibu Hamil”?
1. Keyakinan pada suatu masyarakat yang sudah turun-temurun akan susah untuk
diubah secara total,
2. Perilaku menjaga kebersihan mulut dan gigi yang sudah dimiliki kurang maksimal
disebabkan hanya menggunakan siwak. Siwak tidak dapat membersihkan secara
maksimal, terutama pada bagian gigi yang sulit dijangkau. Oleh karena itu, tetap
perlu menjaga kesehatan gigi dengan sikat gigi.
3. Edukasi pentingnya sikat gigi dapat mengurangi angka terjadinya penyakit
periodontal dan bayi lahir prematur.
4. Perencanaan Program
Dalam perencaan program yang akan dilakukan, ada 5 aspek yang dimasukkan, yaitu:
a. Advokasi
Pendekatan terhadap orang lain yang dianggap memiliki pengaruh terhadap
keberhasilan suatu program. Dalam kasus pendekatan dilakukan kepada para
petinggi di daerah tersebut, pekerja medis di puskesmas, serta organisasi
masyarakat khususnya yang beranggotakan orang-orang dengan pemikiran lebih
maju, contohnya pemuda-pemuda dengan pengetahuan yang lebih banyak.
b. Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama antar dua pihak atau lebih yang diikat dalam aturan
hukum berbentuk perjanjian, nota kesepahaman (memorandum of understanding)
atau kontrak. Dalam kasus ini, kerjasama pemberian sosialisasi dilakukan dalam
bentuk nota kesepahaman atau kontrak dengan para petinggi di daerah tersebut, serta
apabila memungkinkan dapat bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat.
Bentuk kerjasama dapat berupa penyediaan sikat gigi untuk warga. Sedangkan dari
dari pihak pelaksana dapat harus menjelaskan secara terperinci mengenai program
yang dilaksanakan terhadap pihak yang mitra dan melaksanakan dengan baik agar
tidak mengecewakan pihak mitra.
c. Komunikasi informasi dan edukasi
Sosialisasi awal ditujukan untuk para petinggi di daerah dan pekerja medis di
puskesmas, serta organisasi masyarakat khususnya yang beranggotakan orang-
orang dengan pemikiran lebih maju, contohnya pemuda-pemuda dengan
pengetahuan yang lebih banyak. Selanjutnya, sosialisai diperluas ke setiap orang
yang ada pada masyarakat tersebut, khususnya pada ibu-ibu hamil, namun tidak
terbatas pada ibu-ibu hamil saja.
Informasi dan edukasi yang diberikan antara lain, pengetahuan dampat positif
dan negatif dari menjaga kesehatan gigi hanya dengan siwak, pengetahuan tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dengan sikat gigi sehubungan dengan
penanggulangan terjadinya penyakit periodontal, kemungkinan penyebab tingginya
prevalensi penyakit periodontal dan bayi lahir prematur yang dihubungkan dengan
efek dari hanya menjaga kesehatan gigi hanya dengan siwak, serta pengetahuan
tentang kombinasi penggunaan siwak dan sikat gigi untuk menjaga kesehatan gigi.
d. Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat dalam kasus ini adalah membentuk organisasi atau
kelembagaan atau kelompok-kelompok masyarakat untuk pelaksanaan dan
pembinaan program, menetapkan kebijakan yang mendukung kegiatan,
menerbitkan pedoman atau petunjuk teknis yang diperlukan saat pelaksanaan
program, sosialisasi mengenai program, pembinaan dan pendampingan
pelaksanaan program, memfasilitasi masyarakat untuk pelaksanaan program,
menyelenggarakan sistem database dan informasi terkait pelaksanaan program,
serta melakukan monitoring dan evaluasi.
e. Pengelolaan SDM Promosi Kesehatan
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembangan SDM promosi
kesehatan, antara lain:
1. Definisi standar kompetensi
2. Merekrut SDM promosi kesehatan sesuai kualifikasi yang dibutuhkan
3. Pengembangan SDM kemampuan SDM promosi kesehatan.
5. Advokasi
Advokasi adalah pendekatan terhadap orang lain yang dianggap memiliki pengaruh
terhadap keberhasilan suatu program. Target advokasi pada kasus ini adalah para petinggi
di daerah tersebut, antara lain Kepala Kecamatan setempat, Kepala Kelurahan masing-
masing lurah di kecamatan tersebut, setiap Ketua RT di kecamatan tersebut. Selain itu,
pekerja medis di puskesmas, serta organisasi masyarakat khususnya yang beranggotakan
orang-orang dengan pemikiran lebih maju, contohnya pemuda-pemuda dengan
pengetahuan yang lebih banyak. Advokasi yang dilakukan berupa advokasi komunikasi,
baik advokasi personal, interpersonal maupun massa yang ditujukan kepada target
advokasi, dimana target tersebut terdiri dari penentu kebijakan pada semua tingkat dan
tatanan sosial, serta masyarakat yang dapat mempengaruhi perubahan kebiasaan atau
pelopor kesehatan gigi dalam tatanan sosial di wilayah tersebut.
6. Pelaksaan
Pelaksanaan pertama adalah dengan memberdayakan masyarakat yang merupakan
terget advokasi. Sosialisasi awal ditujukan untuk para petinggi di daerah dan pekerja medis
di puskesmas, serta organisasi masyarakat khususnya yang beranggotakan orang-orang
dengan pemikiran lebih maju, contohnya pemuda-pemuda dengan pengetahuan yang lebih
banyak. Dengan begitu, elemen masyarakat tersebut ikut terlibat dalam menumbuhkan
rasa memiliki program yang dilaksanakan diantara masyarakat.
Selanjutnya, sosialisai diperluas ke setiap orang yang ada pada masyarakat tersebut,
khususnya pada ibu-ibu hamil, namun tidak terbatas pada ibu-ibu hamil saja. Sosialisasi
dilakukan pada selulurh masyarakat karena antara masyarakat satu dengan yang lainnya
dapat saling mempengaruhi. Sosialisasi ini dapat dilakukan secara personal dan
interpersonal, misalnya oleh pekerja medis di puskesmas kepada masyarakat yang berobat
ke puskesmas, dapat pula secara massa, misalnya pada saat adanya kegiatan rutin bersama
atau dalam organisasi yang terdapat dalam wilayah itu. Himbauan dari petinggi daerah
juga dapat mempengaruhi keberhasilan dari program yang dilaksanakan. Hal ini
dikarenakan petinggi daerah merupakan elemen yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
Materi sosialisasi yang disampaikan meliputi beberapa hal, diantaranya adalah
pengetahuan dampat positif dan negatif dari menjaga kesehatan gigi hanya dengan siwak.
Lalu, pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dengan sikat gigi
sehubungan dengan penanggulangan terjadinya penyakit periodontal. Sosialisasi
kemungkinan penyebab tingginya prevalensi penyakit periodontal dan bayi lahir prematur
yang dihubungkan dengan efek dari hanya menjaga kesehatan gigi hanya dengan siwak
juga perlu diberikan. Sosialisasi terakhir berupa kombinasi penggunaan siwak dan sikat
gigi untuk menjaga kesehatan gigi. Kombinasi ini diharapkan agar masyarakat tidak
merasa kebudayaan turun termurun mereka tidak sengaja dihilangkan sepenuhnya dan
marah akan hal tersebut.
7. Evaluasi
a. Evaluasi proses.
Dalam evaluasi ini yang dilihat adalah berapa banyak ibu hamil dan masyarakat
yang datang pada saat sosialisasi, berapa banyak masyarakat yang melaksanakan
usulan pada program yang dilaksanakan, dalam hal ini khususnya ibu hamil
menjaga kesehatan gigi dengan sikat gigi sebagaimana mestinya tapi tetap tidak
menghilangkan budaya berupa menjaga kesehatan gigi dengan siwak.
b. Evaluasi hasil.
Dalam evaluasi ini yang dilihat adalah angka prevalensi terjadinya penyakit
periodontal (gingivitis dan periodontitis) pada ibu hamil 2 tahun ke depan, angka
prevalensi terjadinya penyakit periodontal (gingivitis dan periodontitis) pada
masyarakat setempat 3 tahun ke depan, jumlah bayi lahir prematur pada daerah
tersebut 4 tahun ke depan, serta peninjauan kesehatan gigi dan mulut secara
keseluruhan pada masyarakat 3 tahun ke depan.