tugas maltosa kelompk
-
Upload
eny-wahid-qucemout -
Category
Documents
-
view
53 -
download
1
Transcript of tugas maltosa kelompk
TUGAS MATA KULIAH METABOLISME DAN
PENGENDALIANNYA
“ MALTOSA DAN TINGKAT KEMANISAN”
Oleh :
AFFIN NURUL HIDAYAH
NIM. 093654221
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SAINS
2011
1. Pengertian Maltosa
Maltosa adalah suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul glukosa yang
merupakan disakarida yang paling sederhana. Ikatan yang terjadi ialah antara karbon
atom karbon nomor 1 (karbon anamer) dari residu glukosa yang pertama dan atom
karbon nomor 4 dari dari glukosa yang kedua. Oleh karena itu maltosa masih
mempunyai gugus -OH glikosidik, dengan demikian masih mempunyai sifat mereduksi.
Maltosa merupakan gula pereduksi serta larutan Fehling dan Benedict. Maltosa
merupakan hasil antara dalam proses hidrolisis amilum dengan asam maupun dengan
enzim serta mempunyai rumus molekul C12H22O11.
Gambar 1. Struktur Maltosa (bentuk β )
[ O-α-D-glukopiranosil-(1 4)-β-D-glukopiranosa ]
Hidrolisis amilum akan memberikan hasil akhir glukosa. Dalam tubuh kita
amilum mengalami hidrolisis menjadi maltosa oleh enzim amilase. Maltosa ini kemudian
diuraikan oleh enzim maltase menjadi glukosa yang digunakan oleh tubuh. Di dalam
tubuh, maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa
banyak terdapat kecambah, susu dan pada serealia, misalnya beras.
Maltosa mudah larut dalam air dan mempunyai rasa lebih manis daripada laktosa,
tetapi kurang manis daripada sukrosa. Urutan tinggkat rasa manis pada beberapa mono
dan disakarida dapat dilihat pada gambar 1.
Maltosa merupakan gula pereduksi karena gula ini memiliki gugus karbonil yang
berpotensi bebas yang dapat dioksidasi.Residu glukosa kedua dari maltosa dapat berada
dalam bentuk α dan β yang dibentuk oleh kerja enzim air liur (amilase) terhadap pati.
Maltosa dihidrolisa menjadi dua molekul D-glukosa oleh enzim usus (maltosa) yang
bersifat spesifik bagi ikatan α -(1 4). Disakarida selobisa juga mengandung dua residu
D-glukosa tetapi senyawa ini dihubunggkan dalam ikatan β(1 4).
2. Tingkat Kemanisan
a) Fruktosa
Madu lebah selain glukosa juga mengandung fruktosa. Fruktosa adalah suatu
ketohektosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi disebut juga dengan
levulosa. Fruktosa mempunyai rasa lebih manis dari pada glukosa, juga lebih manis
daripada gula tebu atau sukrosa. Fruktosa dapat dibedakan dari glukosa dengan pereaksi
Seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dihidroksi-benzena) dalam asam HCl. Dengan
pereaksi ini mula-mula fruktosa diubah menjadi hidroksimetilfurfural yang selanjutnya
bereaksi dengan resosirol membentuk senyawa yang berwarna merah. Pereaksi
Seliwanoff ini khas untuk menunjukan adanya ketosa. Fruktosa berkaitan dengan glukosa
membentuk sukrosa, yaitu gula yang bias digunakan sehari-hari sebagai pemanis dan
berasal dari tebu atau bit.
Saat ini suatu produk baru terdari 90 % fruktosa murni, juga dibuat dengan
prosedur insomerase, telah di pasarkan sebagai pemanis umum, tetapi harganya dua kali
lebih mahal dari sukrosa (perbandingan berat). Fruktosa lebih manis dari sukrosa
sehingga kalori yang termakan lebih sedikit bagi sejumlah pemanis tertentu, konsumsi
fruktusa tidak membawa keuntungan dalam segi nutrisi dibandingkan dengan sukrosa
disamping harganya yang juga mahal.
b) Gula invert
Gula invert adalah hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran glukosa dan fruktosa
karena isertai dengan pembalikan pemutaran optik dari searah jarum jam (dekstrorotasi)
menjadi lawan jarum jam (levorotasi).
Madu lebah sebagian besar terdiri atas gula invert sehingga mempunyai rasa lebih
manis daripada gula. Apabila kita makan makanan yang mengandung gula, maka dalam
usus halus sukrosa akan diubah menjadi glukosa dan fruktosa oleh enzim sukrase atau
invertase.
c) Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu adalah gula yang kita kenal sehari-hari baik yang berasal
dari tebu maupun bit. Selain pada tebu dan bit, sukrosa terdapat pula pada tumbuhan lain
misalnya dalam buah nanas dan wortel. Dengan hidrolisis sukrosa akan terpecah dan
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sukrosa memiliki rasa manis yang paling nyaman,
meskipun digunakan dalam konsentrasi tinggi.
Berlawanan dengan maltosa dan laktosa, sukrosa tidak mengandung atom karbon
anomer bebas, karena karbon kedua komponen unit monosakarida pada sukrosa berkaitan
satu dengan yang lain. Sukrosa bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak
mempunyai atom karbon hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom
karbon monomer bebas karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu
dengan yang lain. Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa.
Sumber-sumber sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung
sukrosa), bit, gula nira (50%), dan jelly.
d) Glukosa
Glukosa adalah suatu aldohekdosa dan sering disebut dekstrosa karena
mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi kea rah kanan. Di alam glukosa
terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung
glukosa dalam jumlah atau konsentrasi yang tetap yaitu antara 70-100 mg tiap 100ml
darah.
Dalam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan
bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan
glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum atau selulosa.
e) Xilosa atau Xylitol
Beberapa pentosa yang penting diantaranya adalah xilosa, arabinosa, ribose dan 2-
deoksiribosa. Keempat pentosa ini ialah aldopentosa dan tidak terdapat dala keadaan
bebas di alam. Xilosa diperoleh dari proses hidrolisis terhadap jerami atau kayu. Xilosa
terdapat pada urine seseorang yang disebabkan oleh suatu kelainan pada metabolisme
karbohidrat.
f) Maltosa
Sepeti yang telah dijelaskan di atas maltosa merupakan disakarida yang paling
sederhana. Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan
glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui atom karbonnya yang pertama
dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul glukosa yang lainnya. Kedua
residu glukosa tersebut berada dalam bentuk piranosa. Maltosa memilliki gugus karbonil
yang berpotensi bebas yang dapat dioksidasi, sehingga maltosa mempunyai sifat gula
pereduksi. Di dalam tubuh, maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum yang lebih
mudah dicerna. Maltosa banyak terdapat kecambah, susu dan pada serealia, misalnya
beras.
g) Galaktosa
Monosakarida ini jarang terdapat bebas di alam. Pada umumnya berkaitan dengan
glukosa dalam bentuk laktosa yaitu glukos yang terdapat pada susu. Galaktosa
mempunyai rasa kuang manis daripada glukosa dan kurang larut dalam air. Galaktosa
mempunyai sifat memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kanan.
Pada proses oksidasi oleh asam nitrat pekat dan dalam keadaan panas galaktosa
menghasilkan asam musat yang kurang larut dalam air bila dibandingkan dengan asm
sakarat yang dihasilkan oleh oksidasi glukosa. Pembentukan asam musat dapat dijadika
identifikasi galaktosa, karena kristal asm musat mudah dimurnikan dan diketahui bentuk
kristal maupun titik leburnya.
h) Laktosa
Dengan hidrolisis laktosa akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa
sehingga laktosa merupakan suatu disakarida. Laktosa memiliki satu atom karbon
hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa
sehingga laktosa termasuk disakarida pereduksi.
Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa
dan atom nomor 4 pada glukosa. Oleh karena itu molekul laktosa masih mempunyai
gugus –OH glikosidik. Deangan demikian laktosa mempunyai sifat mereduksi dan muta
rotasi. Biasanya laktosa mengkristal dalam bentuk α. Dalam susu terdapat laktosa yang
sering disebut gula susu. Dibandingkan dengan glukosa, laktosa mempunyai rasa yang
kurang manis.
Gambar 1. Tingkat Kemanisan Beberapa Jenis Karbohidrat
Tabel 1. Kemanisan Beberapa Gula dan Sakarin
Gula Kemanisan relatif
Fruktosa 170
Sukrosa 100
Glukosa 70
Maltosa 30
Laktosa 16
Sakarin 40,000
Pemanis buatan yang banyak digunakan adalah sakarin yang tingkat
kemanisannya 400 kali lebih manis sukrosa. Tabel tingkat kemanisan beberapa jenis gula
terhadap sukrosa dapat dilihat pada table 2 di bawah ini:
Fruktosa
Gula invert
Sukrosa
Glukosa
Xilosa
Maltosa
GalaktosaLaktosa
Tabel 2. Tingkat kemanisan beberapa gula terhadap sukrosa dalam % larutan
GulaTingkat kemanisan
%Gula Tingkat kemanisan %
Sukrosa 100 D-Mannitol 69
Galactitol 41 D-Mannosa 59
D-Fruktosa 170 Raffinosa 22
D-Galaktosa 63 D-Rhamnosa 33
D-Glukosa 69 D-Sorbitol 60 (6,5-0,7 sukrosa)
Gula invert 95 Xylitol 102 (1,2-0,8 sukrosa)
Laktosa 16 D-Xylose 67
Maltosa 30 Sakarin 40,000
Rafinosa
Rafinosa adalah suatu trisakarida yang penting terdiri atas tiga molekul
monosakarida yang berikatan yaitu galaktosa-glukosa-fruktosa. Atom karbon 1 pada
galaktosa berikatan dengan atom karbon 6 oada glukosa, selanjutnya atom karbon 1 pada
glukosa berikatan dengan atom karbon 2 pada fruktosa.
Apabila dihidrolisis sempurna, rafinosa akan menghasilkan galaktosa, glukosa
dan fruktosa. Pada kondisi tertentu hidrolisis rafinisa akan memberikan hasil-hasil
tertentu pula. Hidrolisis dengan asam lemah atau oada konsentrasi H+ rendah, akan
menghasilkan melibiosa dan fruktosa.
Pada kenyataannya rafinosa tidak mempunyai sifat mereduksi. Hal ini disebabkan
oleh molekul rafinosa tidak terdapat gugus –OH glikosidik pada galaktosa mengikat atom
karbon nomor 6 pada glukosa. Selain itu gugus –OH glikosidik pada glukosa dan fruktosa
tidak ada karena kedua mono sakarida ini berikatan pada atom karbon 1 (glukosa) dan
atom karbon 2 fruktosa.
Rafinosa terdapat dalam bit dan tepung biji kapas mengandung sekitar 8%.
Trisakarida ini tidak digunakan oleh manusia sebagai sumber karbohidrat.
DAFTAR PUSTAKA
Lehninger Albert L, Thenawijaya Maggy.1998 Dasar-dasar Biokimia jilid 1.Jakarta:
Erlangga
Poedjiadi Anna.1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI-PRESS
Girindra, A.1993. Biokimia 1. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
http://www.steve.gb.com/science/carbohydrates.html yang di update pada 17 juni 2008
dan di akses pada tanggal 01 Februari 2011