Makalah Laporan Kelompk IV

download Makalah Laporan Kelompk IV

of 24

Transcript of Makalah Laporan Kelompk IV

Universitas Muhammadiyah MakassarProgram Studi Pendidikan Dokter

MODUL II BIOETIKDILEMA ETIKOLEHKELOMPOK : VI1. Akbar hasyim10542 0061 092. Rasi sallang10542 0112 09 3. A. Ferdi rusli10542 0135 094. Nur aziah mustari10542 00 095. Nur fatihah 10542 0108 096. A. Ririn yani10542 0063 097. Irma Lina Pelu10542 0125 098. Miftahul janna10542 0097 099. Cichi amaliah10542 0071 0910. Caroline chintia10542 00 0911. Rusmin usman10542 0146 09MakassarTahun Ajaran 2010

KATA PENGANTARPertama-tama dan yang paling utama tak lupa kami haturkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan laporan observasi lapangan mengenai etika di dalam ilmu praktek kedokteran tepat pada waktunya. Dan tak lupa pula kami kirimkan salawat dan taslim atas junjungan kita kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman jahilia menuju zaman yang jauh dari kemurkaan yang seperti saat sekarang ini.Dan tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang berpartisipasi, dan para dosen pembimbing yang senantiasa mendukung dan mendoakan setiap kerja kami demi memperoleh ilmu dengan terselesaikannya makalah tersebutMengenai etika praktek ilmu kedokteran atau yang kita kenal sebagai ilmu bioetika yang telah kami pelajari mengantarkan kepada sebuah konsep pengamatan atau observasi lapangan untuk dapat dijadikan suatu bentuk proses pembelajaran yang dapat dikerjakan secara berkelompok sebagai salah satu tugas wajib untuk memenuhi tugas rutin kami dalam mata kuliah bioetika. Dan dengan adanya tugas makalah ini kami sebagai mahasiswa kedokteran sangat berharap dapat memperoleh manfaat yang begitu besar serta dapat lebih mengembangkan nilai diri untuk penelitian atau diskusi dengan tema etik yang banyak terjadi. Saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terima kasih, semoga apa yang telah kami lakukan ini bernilai ibadah disisi Allah SWT. Makassar, 23 Februari 2010 Tim penyusun

Infeksi HIV

Suatu ketika di Indonesia, terjadi endemi infeksi HIV aids di kota asal muasal. Melihat hal tersebut, bupati dan para pejabat bingung harus berbuat apa. Mereka baru mengeluarkan peraturan bahwa seluruh anggota masyarakat di daerah itu harus melakukab pemeriksaan screening HIV. Daerah tersebut membuat kartu dalam dua warn,a, yaitu warna merah bagi mereka yang hasil screening nya positif dan warna hijau yang bagi mereka yang hasil screening nya negatif. Bupati pun kemudia mengeluarkan peraturan bahwa semua orang yang akan keluar maupun masuk wilyah tersebut harus menunjukkan kartu hijau untuk bisa keluar dari wilayah tersebut. Selain itu, tidak ada seorang pun yang boleh masuk daerah tersebut. Sedangkan yang sudah pernah masuk, arus tinggal minimal selama tiga hari.Tersebutlah Ny.Tuna, yang sedang mengalami peritonitis akut ec perforasi gaster. Rumah sakitdi kota Asal muasal tidak dapat melakukan operasi laparotomi untuk mengatasi penyakit yang diderita Ny. Tuna, sehingga ia harus dirujuk ke Kota Sumber Sehat. Sayangnya, dengan diberlakukannya peraturan di Kota Asal Muasal, Ny.Tuna harus menunggu hasil screening HIV. Padahal, penyakit yang dideritanya adalah penyakit yang memerlukan tindakan operasi cepat. Saat menunggu hasil pemeriksaan itu, Ny. Tuna meninggal dunia sebelum sempat dilakuka kegiatan apa-apa.Pada saat sama, kebetulan di Kota Asal Muasal akan diselenggarakan pertemuan ilmiah dokter-dokter bedah. Tuan Salmon yang telah lama didiagnosis, menderita gagal ginjal sedan merasa bergembira mendapat kesempatan menjalani transplantasi ginjal secara gratis saat berlangsungnya pertemuan ilmiah tersebut. Saat itu, ginjal donor untuknya telah tiba di rumah sakit di Kota Asal Muasal. Peralatan medis-pinjaman dari Kota Sumber Sehat sudah tiba di rumah sakit. Artinya, sudah siap digunakan. Namun di balik itu, terjadi masalah saat melakukan transplantasi ginjal. Dengan peraturan baru ini, dokter patn yang mengoperasi Tuan Salmon tidak bisa masuk ke Kota Asal Muasal. Tuan Salmon jugatidak bisa keluar ke Kota Sumber Sehat. Sementara ginjal donor yang telah tiba di rumah sakit hanya mampu bertahan selama sehari mengingat keterbatasan peralatan di Kota Sumber Sehat. Hasilnya, ginjal donor tersebut rusak, sehingga tidak dapat digunakan. Akhirnya, Tuan Salmon pun batal dioperasi. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan beberapa isu HAM yang terdapat pada kasus ini kedalam pembidangan HAM2. Bagaimana anda melihat isu HAM yang ada menurut Hak asas Kesehatan, baik instrument HAM Internasional maupun nasional.3. Analisis kasus HAM pada kasus diatas kedalam matriks dan atau daftar 3 kewajiban minimum Negara atas kesehatan dan 4 elemen hak atas kesehatan4. Analisa kasus diatas dalam prespekitf islam.

PEMECAHAN MASALAH1. Jelaskan beberapa isu HAM yang terdapat pada kasus ini kedalam pembidangan HAM

Hak Atas Kesehatan

Hak atas kesehatan bukanlah berarti hak agar setiap orang untuk menjadi sehat, atau pemerintah harus menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang mahal di luar kesanggupan pemerintah. Tetapi lebih menuntut agar pemerintah dan pejabat publik dapat membuat berbagai kebijakan dan rencana kerja yang mengarah kepada tersedia dan terjangkaunya sarana pelayanan kesehatan untuk semua dalam kemungkinan waktu yang secepatnya. Dalam Pasal 12 ayat (1) International Covenant on Economic, Social and Cultural Right (ICESCR) hak atas kesehatan dijelaskan sebagai hak setiap orang untuk menikmati standar tertinggi yang dapat dicapai atas kesehatan fisik dan mental tidak mencakup area pelayanan kesehatan. Sebaliknya, dari sejarah perancangan dan makna gramatikal pasal 12 ayat (2) yang menyatakan bahwa Langkah-langkah yang akan diambil oleh Negara Pihak pada kovenan ini guna mencapai perwujudan hak ini sepenuhnya, harus meliputi hal-hal yang diperlukan untuk mengupayakan : a. Ketentuan-ketentuan untuk pengurangan tingkat kelahiran-mati dan kematian anak serta perkembangan anak yang sehat.b. Perbaikan semua aspek kesehatan lingkungan dan industri; c. Pencegahan, pengobatan dan pengendalian segala penyakit menular, endemik, penyakit lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan; d. Penciptaan kondisi-kondisi yang akan menjamin semua pelayanan dan perhatian medis dalam hal sakitnya seseorang.

Dapat diketahui bahwa hak atas kesehatan mencakup wilayah yang luas dari faktor ekonomi dan sosial yang berpengaruh pada penciptaan kondisi dimana masyarakat dapat mencapai kehidupan yang sehat, juga mencakup faktor-faktor penentu kesehatan seperti makanan dan nutrisi, tempat tinggal, akses terhadap air minum yang sehat dan sanitasi yang memadai, kondisi kerja yang sehat dan aman serta lingkungan yang sehat. Antara Hak Asasi Manusia dan Kesehatan terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Seringkali akibat dari pelanggaran HAM adalah gangguan terhadap kesehatan demikian pula. Sebaliknya pelanggaran terhadap hak atas kesehatan juga merupakan pelanggaran terhadap HAM. Lingkaran kanan bawah dari lingkaran hubungan antara HAM dan Kesehatan merupakan akibat tidak terpenuhi atau gagalnya pemerintah dalam memenuhi kewajibannya. Sementara itu, lingkaran atas erat kaitannya dengan hak atas kesehatan yang terlanggar oleh praktik-praktik kekerasan, yang menjadi bagian dari pelanggaran hak sipil dan politik. Untuk lingkaran kiri bawah menggambarkan hubungan antara HAM dan Kesehatan yang terjadi akibat kondisi masyarakat yang rentan.

BAGAN HUBUNGAN ANTARA HAM DAN KESEHATAN

Sementara itu juga terdapat beberapa aspek yang tidak dapat diarahkan secara sendiri dalam hubungan antara Negara dan Individu. Secara khusus, kesehatan yang baik tidaklah dapat dijamin oleh Negara, dan tidak juga Negara menyediakan perlindungan terhadap setiap kemungkinan penyebab penyakit manusia. Oleh karena itu, faktor genetik, kerentanan individu terhadap penyakit dan adopsi gaya hidup yang tidak sehat atau beresiko, mempunyai peranan yang sangat penting terhadap kesehatan seseorang. Sehingga, Hak Atas Kesehatan harus dipahami sebagai hak atas pemenuhan berbagai fasilitas, pelayanan dan kondisi-kondisi yang penting bagi terealisasinya standar kesehatan yang memadai dan terjangkau.

Implementasi Hak Atas Kesehatan Dalam Konteks Isu HAM

Dalam upaya untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect) dan memenuhi (to fulfil) sebagai kewajiban negara mengimplementasikan norma-norma HAM pada hak atas kesehatan harus memenuhi prinsip-prinsip : 1. Ketersediaan pelayanan kesehatan, dimana negara diharuskan memiiki sejumlah pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk; 2. Aksesibilitas. Fasilitas kesehatan, barang dan jasa, harus dapat diakses oleh tiap orang tanpa diskriminasi dalam jurisdiksi negara. Aksesibilitas memiliki empat dimensi yang saling terkait yaitu :tidak diskriminatif, terjangkau secara fisik, terjangkau secara ekonomi dan akses informasi untuk mencari, menerima dan atau menyebarkan informasi dan ide mengenai masalah-masalah kesehatan. 3. Penerimaan. Segala fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan harus diterima oleh etika medis dan sesuai secara budaya, misalnya menghormati kebudayaan individu-individu, kearifan lokal, kaum minoritas, kelompok dan masyarakat, sensitif terhadap jender dan persyaratan siklus hidup. Juga dirancang untuk penghormatan kerahasiaan status kesehatan dan peningkatan status kesehatan bagi mereka yang memerlukan. 4. Kualitas. Selain secara budaya diterima, fasilitas kesehatan, barang, dan jasa harus secara ilmu dan secara medis sesuai serta dalam kualitas yang baik. Hal ini mensyaratkan antara lain, personil yang secara medis berkemampuan, obat-obatan dan perlengkapan rumah sakit yang secara ilmu diakui dan tidak kadaluarsa, air minum aman dan dapat diminum, serta sanitasi memadai. Sementara itu dalam kerangka 3 bentuk kewajiban negara untuk memenuhi hak atas kesehatan dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Menghormati hak atas kesehatan Dalam konteks ini hal yang menjadi perhatian utama bagi negara adalah tindakan atau kebijakan apa yang tidak akan dilakukan atau apa yang akan dihindari. Negara wajib untuk menahan diri serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang akan berdampak negatif pada kesehatan, antara lain : menghindari kebijakan limitasi akses pelayanan kesehatan, menghindari diskriminasi, tidak menyembunyikan atau misrepresentasikan informasi kesehatan yang penting, tidak menerima komitmen internasional tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap hak atas kesehatan, tidak menghalangi praktek pengobatan tradisional yang aman, tidak mendistribusikan obat yang tidak aman. b. Melindungi hak atas kesehatan Kewajiban utama negara adalah melakukan langkah-langkah di bidang legislasi ataupun tindakan lainnya yang menjamin persamaan akses terhadap jasa kesehatan yang disediakan pihak ketiga. Membuat legislasi, standar, peraturan serta panduan untuk melindungi : tenaga kerja, masyarakat serta lingkungan. Mengontrol dan mengatur pemasaran, pendistribusian substansi yang berbahaya bagi kesehatan seperti tembakau, alkohol dan lain-lain, mengontrol praktek pengobatan tradisional yang diketahu berbahaya bagi kesehatan. c. Memenuhi hak atas kesehatan Dalam hal ini adalah yang harus dilakukan (should do) oleh pemerintah seperti menyediakan fasilitas dan pelayanan kesehatan, makanan yang cukup, informasi dan pendidikan yang berhubungan dengan kesehatan, pelayanan pra kondisi kesehatan serta faktor sosial yang berpengaruh pada kesehatan seperti : kesetaraan gender, kesetaraan akses untuk bekerja, hak anak untuk mendapatkan. identitas, pendidikan, bebas dari kekerasan, eksploitasi, kejatahan seksual yang berdampak pada kesehatan.

1. Hak-hak yang berhubungan dengan hak sipil dan politik, antara lain:- Hak untuk hidup, kebebasan, hak tentang keamanan pribadi,Setiap orang berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, meningkatkan taraf kehidupannya, hidup tenteram, aman, damai, bahagia, sejahtera lahir dan batin serta memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat. Hak untuk sehat bukan berarti hak untuk menjadi sehat juga bukan berarti pemerintah yang miskin harus menanggung beban atas biaya kesehatan yang tinggi, sementara mereka tak memiliki sumber daya (dana) untuk itu. Tetapi, pemerintah dan pemegang kewenangan publik harus mengambil kebijakan dan rencana tindakan yang akan mampu mendorong ketersediaan dan aksesibilitas pelayanan kesehatan untuk semua dalam waktu secepat-cepatnya yang dimungkinkan. Untuk memastikan itu bisa terwujud, inilah tantangan yang dihadapi oleh komunitas HAM dan para profesional kesehatan masyarakat. (United Nation High Commissioner for Human Right, Mary Robinson).- Hak tentang kebebasan dari penganiayaan dan perbudakan,Hak untuk menyampaikan pendapat. ANALISA:Hak untuk hidup: pada skenario hak ny. Tuna dan Tn salmon terhalangi karena peraturan yang di tetapkan oleh pemerintah daerah asal muasal.

2. Hak-hak yang berhubungan dengan hak ekonomi, sosial, dan budaya, antara lain:- hak tentang pekerjaan,- hak tentang tingkat kehidupan yang pantas,- hak tentang pendidikan, dan,- hak tentang kebebasan hidup berbudaya.- hak atas kesehatan. ANALISA:Hak atas kesehatan : pada skenario kita dapat melihat hak untuk memperoleh kesehatan yang maksimal tidak di dapatkan oleh Ny. Tuna dan Tn. Salmon.

3.Hak-Hak Bidang Budaya- Hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan - Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan - Hak untuk memperoleh perlindungan atas hasil karya cipta (hak cipta) 4.Hak-Hak PembangunanHak-hak dibidang pembangunan, antara lain:1. Hak untuk memperoleh lingkungan hidup yang sehat 2. Hak untuk memperoleh perumahan yang layak 3. Hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai ANALISA:Pada skenario hak untuk memperoleh kesehatan yang memadai tidak terpenuhi karena kita lihat di desa asal muasal banyak warganya yang terinfeksi virus HIV

2. Bagaimana anda melihat isu HAM yang ada menurut Hak asas Kesehatan, baik instrument HAM Internasional maupun nasional. Instrument Ham InternasionalPASAL 25 Universal Declaration Of Hu,am Rights Setiap orang berhak atas taraf kehidupan yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya, termasuk hak atas pangan, sandang, papan dan pelayanan kesehatan. pelayanan sosial yang diperlukan, serta hak atas keamanan pada saat menganggur, sakit, cacat, ditinggalkan oleh pasangannya, lanjut usia, atau keadaan-keadaan lain yang mengakibatkan merosotnya taraf kehidupan yang terjadi di luar kekuasaannya. Analisa :Dalam skenario kita melihat Tn. Salmon dan Ny. Tuna tidak terpenuhi hak untuk sehatnya dan ksejahteraan dirinya sendiri dan keluarganya karena hak-hak Ny.Tuna terbatasi oleh peratutran pemerintah di kota asal muasal

Instrumen Ham NasionalAmandemen II Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal. dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. ANALISA:Disini kita melihat hak memperoleh pelayanan kesehatan sangat terbatas di karenakan adanya peraturan pemerintah daerah tersebut.

LAMPIRAN DAFTAR TILIK TIGA KEWAJIBAN MINIMUN NEGARAI. MELINDUNGI

NO KRITERIAADATIDAK

1Memastikan pengawasan dan pengaturan terhadap farmasi, penyedia layanan asuransi kesehatan, penyedia pelayanan kesehatan, institusi penelitian kesehatan, dll

2Memperkenalkan undang-undang, standar, regulasi dan guidelines untuk melindungi: tenaga kerja, konsumen dan lingkungan

3Kontrol dan regulasi pemasaran dan distribusi bahan berbahaya: tembakau, alcohol dan kelompok makanan tertentu

4Control dan regulasi praktik-praktik dan pwngobatan tradisional yang diketahui berbahaya bagi kesehatan

5Memastikan perempuan dan anak terlindungi dari kekerasan

II. MENGHORMATI

NOKRITERIAADATIDAK

1Refrain from introducing policies or practices that might impede the poor from seeking medical attention such as user fees

2Sikap tanpa diskriminasi terhadap kelompok minoritas atau kelompok rentan

3Tidak menahan atau mispresent informasi mengenai kesehatan yang penting

4Tidak mengikuti komitmen internasional tanpa mengukur kemanpuan masyarakat dalam menyadari hak untuk sehatnya

5Memastikan pembuangan limbah industri dan rumah tangga ditangani dan dilakukan dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan pekerja ataupun masyarakat local

6Tidak melarang penggunaan pengobatan dan perawatan tradisional yang aman

7Tidak memasarkan atau mendistribusikan obat-obatan yang tidak aman

8Do not impose coercive medical treatment

9Mengadopsi hokum dan kebijakan yang tidak mengahalangi hak berproduksi

10Melarang distribusi dan pemasaran bahan berbahaya (misalnya tembakau)

11Mengalokasikan dana kesehatan secara proporsional

III. MEMENUHI

NOKRITERIAADATIDAK

1Menyediakan fasilitas, barang dan pelayanan kesehatan untuk ibu, anak dan kesehatan reproduksi

2Menyediakan pelayanan dan informasi mengnai perencanaan keluarga, perawatan pre post natal serat pelayanan obsetri darurat

3Menyediakan fasilitas, barang dan pelayanan terhadap kecelakaan, pelayanan darurat untuk luka-luka, epidemic dan bencana alam

4Menyediakan rumah sakit dan klinik-klinik dengan staf dan peralatan yang lengkap

5Menyediakan fasilitas, peralatan dan obat-obatan untuk penaganan penyakit dan luka-luka pada tingakat local

6Menyediakan tenaga kesehatan terlatih serta petugas yang siap dipanggil untuk mencapai daerah terpencil

7Penyediaan obat-obatan dasar yang cukup dengan fasilitas penyimpanan yang sesuai

8Menyediakan system survailans dan skirning untuk mendeteksi dan merespon kejadian luar biasa dan epidemic

9Menyediakan informasi dan pendidikan mengenai kesehatan reproduksi dan seks; resiko yang berhubungan dengan cara penularan penyakit menular seksual

10Menyediakan informasi dan pendidikan that addres the social determinants of health and promote safety

11Melakukan pekatihan, memberikan informasi secara profesional dan meningkatkan kesadaraan terhadap HAM seperti melarang diskriminasi terhadap petugas kesehatan

12Menyediakan informasi mengenai pilihan pelayanan yang tersedia dan kemungkinan mendapatkan pengurangan biaya, bagi maysarakat yang membutuhkan

13Menyediakan air bersih yang aman untuk rumah tangga dan sanitasi dasar yang baik

14Penyediaan perumahan aman yang adekuat

15Penyediaan makanan bergizi dalam jumlah yang cukup dan peringatan awal atas keamanan bahan makanan

16Penyediaan jaminan sosial atau asuransi kesehatan

17Memenuhi hak setiap anak terhadap identitas (registrasi kelahiran)

18Bebas dari penelantaran ,exploitasi dan kekerasan, bagi anak dan wanita, termasuk perdagangan tenaga kerja dan lingkungan domestic

19Menyediakan program vaksinasi dan imunisasi

DAFTAR TILIK EMPAT HAK ATAS KESEHATAN1. KETERSEDIAANNOKRITERIAADATIDAK

1Tersedia pelayanan antenatal care

2Tersedia pelayanan keluarga berencana

3Tersedia pelayanan imunisasi

4Tersedia pelayanan dokter umum

5Tersedia fasilitas pertolongan pertama pada kegawatan dan kedaruratan

6Tersedia obat-obatan pokok (essential drugs)

7Tersedia pendidikan untuk menangani masalah kesehatan

8Tersedia promosi penyediaan makanan dan nutrisi yang seimbang

9Tesedia fasilitas air bersih dan sanitasi dasar

2. KETERJANGKAUANNOKRITERIAADATIDAK

1Pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan oleh setiap lapisan masyarakat

2Pelayanan kesehatan dapat dimanfaatkan oleh kelompok dengan kondisi ekonomi terendah di daerah tersebut

3Letak pelayanan kesehatan relative dekat dengan masyarakat

4Masyarakat relative mudah mendapatkan informasi mengenai kesehatan dan pelayanan kesehatan

5Setiap ibu hamil bisa mendapatkan perwatan kesehatan sebelum, pada saat, dan setelah melahirkan

6Setiap anak bisa mendapatkan pelayanan imunisasi pokok

7Masyarakat bisa mendapatkan obat-obatan untuk sepuluh penyakit terbanyak di daerah tersebut dengan mudah

8Masyarakat kelompok ekonomi terendah bisa memperoleh obat-obatan pokok ( essential drugs )

9Masyarakat kelompok ekonomi terendah dapat memperoleh fasilitas air bersih dan sanitasi dasar

10Masyarakat kelompok ekonomi terendah memperoleh pengetahuan mengenai masalah kesehatan

11Masyrakat kelompok ekonomi terendah memperoleh pengetahuan mengenai makanan dan nutrisi tepat

3. PENERIMAANNOKRITERIAAdaTidak

1Menghormati nilai-nilai sosial budaya masyarakat

2Pelayanan kesehatan tidak bertentangan dengan etika medis

3Menghormati kaum minoritas

4Menghormati nilai-nilai individu

4. KUALITAS

NOKRITERIAAdaTidak

1Pelayanan kesehatan sesuai dengan standar minimal

2Petugas kesehatan teruji kompetensinya

3Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani wanita yang sedang keadaan hamil,melahirkan,dan menyusui

4Fasilitas kesehatan mampu memberikan pelayanan imunisasi

5Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani sepuluh penyakit terbanyak di daerah tersebut

6Fasilitas pelayanan kesehatan mampu menangani kondisi kegawatan dan kedaruratan yang mengancam jiwa.

7Peralatan dalam fasilitas pelayanan kesehatan berfungsi dengan baik.

8Obat-obatan pokok ( essential drugs )

9Air minum aman dan bersih

10Sanitasi memadai

4. PERSEPTIF ISLAM DALAM SKENARIO

DAFTAR TILIK PRINSIP ETIKA DASAR ISLAMNOPERTANYAAN ETIKANALISA

1Prinsip niat / intention (qaidat al qasd)Tiap tindakan dinilai berdasarkan niatnya. Prinsip ini meminta dokter untuk berkonsultasi dengan hati nuraninya. Seorang dokter dapat melakukan suatu prosedur dengan alasan mungkin masuk akal namun sesungguhnya memiliki niatan yang berbeda namun tersembunyi.

2Prinsip kepastian / certainty (qaidat al yaqeen)Ketidak pastian dalam kedokteran : baik pada diagnosis,pemilihan terapi tdk mencapai standar YAQEEN yang diminta oleh hukum. Kepastian (yaqeen) yang merupakan suatu situasi dimana sama sekali tidak ada keraguan, tidak ada dalam kedokteran.Kemungkinan dan relativitas: Semua hal (dalam Kedokteran) bersifat suatu kemungkinan dan relatif.

3Prinsip kerugian / harm ( qaidat al dharar)1.Intervensi Medis: Intervensi medis dibolehkan dengan prinsip dasar bahwa jika muncul suatu kelainan, seharusnya dihilang kan. Namun, dokter sebaiknya tidak menyebabkan adanya kerugian pada saat melakukan pekerjaannya.2. Menyebabkan luka untuk menghilangkan luka: suatu luka/kelainan sebaiknya tidak boleh dihilangkan dengan prosedur medis yang akan menyebabkan luka dengan derajat yang sama sebagai efek samping.3. Keseimbangan antara yang dilarang dan diperbolehkan. Dokter kadang dihadapkan dengan intervensi medis yang memiliki efek yang dilarang namun juga memiliki efek yang diperbolehkan. Jika keduanya muncul bersamaan dan harus diambil sebuah keputusan, maka petunjuk hukum adalah bahwa yang dilarang memiliki prioritas lebih tinggi untuk dikenali 4. Pilihan antara dua keburukan: Jika dihadapkan dengan dua situasi medis dimana keduanya akan menyebabkan kerugian dan tidak ada pilihan lain, maka dilakukan yang kurang merugikan. Hal yang sama intervensi medis yang memiliki kepentingan umum diutamakan di atas kepentingan individu

4Prinsip kesukaran / difficulty (qaidat al mashaqqat)- Keperluan melegalisir yang dilarang: intervensi medis yang awalnya dilarang akan dibolehkan atas nama prinsip kesulitan jika ada keperluan darurat. Kesulitan (dalam hal medis) diartikan sebagai kondisi apapun yang akan menyebabkan adanya gangguan serius pada kesehatan fisik dan mental jika tidak segera disembuhkan - Batas-batas prinsip kesulitan: melakukan tindakan yang normalnya dilarang seharusnya tidak melewati batas-batas yang diperlukan untuk mempertahankan tujan hukum yang merupakan dasar legalisir. Jika hambatan telah dilewati, tindakan medis yang dilarang kembali menjadi terlarang.Delegasi: mendelegasikan tugas kepada orang lain untuk melakukan tindakan yang membahayakan adalah tindakan ilegal.

5Prinsi kebiasaan / custom ( qaidat al aaadat)Standar perawatan yang diterima secara umum: Telah menjadi kebiasaan umum untuk menuliskan suatu panduan praktik untuk perawatan klinis (standar pelayanan)Kebiasaan memiliki Autoritas: prinsip dasar adalah bahwa kebiasaan memiliki kekuatan hukum, dengan demikian standar yang diterima secara umum untuk perawatan klinis dianggap kuat oleh hukum.

ANALISA PRINSIP ETIKA DASAR ISLAMBerdasarkan prinsip Etika Kedokteran yang berkenaan dengan skenario adalah Prinsip kerugian / harm ( qaidat al dharar) pada poin ke empat yaitu pilihan antara dua keburukan. Jika dihadapkan dengan dua situasi medis dimana keduanya akan menyebabkan kerugian dan tidak ada pilihan lain, maka dilakukan yang kurang merugikan. Hal yang sama intervensi medis yang memiliki kepentingan umum diutamakan di atas kepentingan individu. Jika merujuk pada skenario Ny. Tuna dan Tuan salmon harusnya bisa memeperoleh kehidupan yang lebih baik dengan operasi dan transplantasi ginjal akan tetapi dengan diberlakukannya peraturan oleh pemerintah yang mempunyai tujuan yang baik tetapi disisi lain ternayata sangat merugikan Ny. Tuna yang gagal melakukan operasi sehingga meninggal dan begitupun Tuan Salmon yang gagal memperoleh transplantasi ginjal. Dalam skenario seharusnya pemerintah memeberikan kebijakan bukan malah mempersulit ny. Tuna dan Tuan Salmon . sebagaimana dalam sebuah hadist: 1. :

Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah Shallallahualaihi wasallam bersabda: Siapa yang menyelesaikan kesulitan seorang mumin dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya hari kiamat.

( Q.S Al Maidah :32)Artinya :Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi. Skenario :Suatu ketika di Indonesia, terjadi endemi infeksi HIV di Kota Asal Muasal. Melihat hal tersebut, bupati dan para pejabat terkait bingung harus berbuat apa. Mereka lalu mengeluarkan peraturan bahwa seluruh anggota masyarakat di daerah itu harus melakukan pemeriksaan Screening HIV . Analisa skenario berdasarkan surah :dalam surah al maidah ayat 32 : dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Sehingga kita dapat menganalisanya bahwa apa yang telah dilakukan pemerintah dalam halnya mengeluarkan peraturan untuk melakukan screening HIV kepada seluruh masyarakat yang ada di Kota Asal Muasal adalah tindakan yang memelihara kehidupan banyak orang. Disamping itu pula, tindakan yang dilakukan pemerintah telah mencegah keburukan yang lebih banyak yang akan terjadi didaerahnya.

ETIKA KEDOKTERAN ISLAM MENGANUT 4 ASAS BERIKUT:1. Asas darurat hal-hal yang dalam keadaan biasa haram dilakukan, jika terpaksa boleh dilakukan (Al Baqarah (2): 173) :Darurat adalah suatu keadaan di mana seseorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mati atau hampir mati.Hajat adalah suatu keadaan di mana seorang apabila tidak melakukan sesuatu yang diharamkan maka ia akan mengalami kesulitan berat.Analisa : Dalam peraturan yang telah ditetapkan di Kota Asal Muasal, bahwa seluruh anggota masyarakat mesti melakukan pemeriksaan dan tidak boleh keluar selama tiga hari pemeriksaan dan sementara Ny. Tuna harus menunggu hasil screening HIV dikota tersebut. Dan saat yang bersamaan Ny.Tuna menderita penyakit yang memerlukan tindakan operasi cepat dan kalau ini tidak terjadi maka Ny.Tuna akan meninggal. Dalam hal ini yang sangat berperan adalah asas darurat yang mestinya lebih mementingkan nyawa seorang individu dengan dilanggarnya kebijakan yang telah dibuat.2. Asas mendahulukan mudharat yang lebih kecil dibanding yang besar Analisa : Dalam kasus ini seharusnya Ny.Tuna. Di berikan izin keluar oleh pemerintah setempat karena menurut kami mudharat yang di berikan lebih besar yaitu menyebabkan kematian pada Ny.Tuna yang memerlukan tindakan operasi secepatnya. Begitu pun dengan tuan salmon yang mempunyai kesempatan memperoleh transplantasi ginjal karena dokter yang menanganinya tidak bisa masuk ke kota Asal Muasal karena peraturan tersebut. Begitupun Tuan salmon juga tidak bisa keluar ke kota sumber sehat. Jadi dalam kasus ini kita harus mempertimbangkan manfaat mudharat yang akan timbul dalam sebuah tindakan, walaupun nyatanya semuanya mudharat namun tetap lebih mendahulukan mudharat kecil daripada yang besar. Karena kalau tidak sesuai dengan asas tersebut berarti ini jelas melanggar hukum yang telah ditetapkan.

3. Asas mendahulukan kepentingan umum dibanding kepentingan pribadi Analisa :Dalam pengadaan kebijakan untuk dilakukannya pemeriksaan HIV adalah suatu bentuk kepentingan umum dari institusi pemerintah yang melihat adanya epidemi penyakit dikota Asal Muasal.4. Asas sedapat mungkin tidak menciderai pasen (asas non-invansif)Analisa :Terlihat jelas dalam kebijakan tersebut Ny.Tuna betul mendapat pelakuan yang tercederai karena semua itu disebabkan kurangnya pemahaman tentang asas yang mendahulukan mudharat yang lebih kecil daripada yang besar. Seandainya dia mengerti dan mengetahui keadaan yang sebaiknya dilakukan pasti Ny.Tuna akan melaporkan keluhan kepada sumber keluarnya kebijakan untuk ditangani cepat oleh dokter yang lebih berkompeten dalam bidangnyaa. Relevansi Konsep HAM dalam UU No. 39 tahun 1999 dan Islam1.Ketuhanan Yang Maha Esa.Sedangkan dalam UU. No. 39 tahun 1999 tepatnya pada bagian Ketentuan Umum point 1 disebutkan bahwa hak asasi manusia merupakan sebuah hak yang melekat pada manusia dalam eksistensinya sebagai ciptaan Tuhan dan merupakan anugerah-Nya. Artinya persoalan penghormatan dan perlindungan HAM tidak saja menempatkan manusia pada posisi sentral (antropoSentris) akan tetapi terdapat dimensi transendental yang juga harus diperhatikan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep penegakan Ketuhanan Yang Maha Esa, yang dalam terminologi Islam disebut tauhid tertera baik dalam Piagam Madinah maupun UU tentang HAM.2.KeadilanKeadilan tercantum secara tegas baik di dalam Islam yang tertera dalam al-Quran dan juga di dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan konstitusi mana saja di dunia ini. Bahkan kata keadilan ini bergema pada setiap ada persekutuan sosial, tidak terkecuali dalam suatu keluarga. Keadilan, menurut Daniel Webster, adalah kebutuhan manusia yang paling luhur.Pasal 17, 18, dan 19 UU No. 39 tahun 1999 secara umum menetapkan bahwa bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk memperoleh keadilan. Tentu saja cara memperolehnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan melalui mekanisme yang telah diatur. Semua perkara, kasus, dan sengketa yang terjadi dalam masyarakat harus diselesaikan melalui jalur hukum. Menurut SM. Amin, hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia sehingga keadilan, keamanan dan ketertiban terpelihara. Sedangkan dalam konsepsi Islam, berbuat adil merupakan aktivitas yang dekat dengan takwa.3.Kesejahteraan bersamaDalam pasal 36 UU No. 39 tahun 1999 disebutkan bahwa setiap orang mempunyai hak untuk memiliki demi pengembangan dirinya dengan cara yang tidak melanggar hukum. Lebih jauh lagi dalam pasal 27 (2) UUD 1945 ditetapkan bahwa tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hak untuk mendapatkan kesejahteraan dalam Islam merupakan salah satu yang diutamakan. Ajaran zakat, infaq dan sodaqoh merupakan bentuk kepedulian Islam terhdapa terciptanya kesejahteraan bersama dan kebebasan dari kemiskinan. Selain itu, Islam juga sangat mengutamakan kebersamaan dan menganjurkan tolong menolong terutama terhadap kaum miskin dan lemah dan oleh karena itu, Islam mengharamkan riba.

KESIMPULAN

Hak asasi manusia adalah hak yang di berikan kepada manusia sejak iya lahir tetapi hak asasi manusia tidak selalu seperti yang diinginkan karena hak-hak yang kita inginkan terbatasi oleh hak-hak orang lain atu hak pemerintah dalam membuat kebijakan.

1. PENUTUP

Demikian hasil makalah yang telah kami buat sehubung dengan program mata kulaih blok II yakni bioetik. Dengan makalah ini, saya mengira dapat memotivasi oleh setiap golongan medis dengan betul-betul memperhatikan sehingga mampu melakukan perubahan kearah yang lebih baik dengan tetap melihat sebagai acuan prinsip Kaidah Dasar Bioetik (KDB) sebagai dasar pertimbangan awal untuk menciptakan keselarasan dalam pelayanan yang masih sering terjadi baik itu sebuah kesalahan yang sering dilakukan atau berbagai kekurangan yang masih butuh peningkatan. Dan pastinya dapat menjadi pelajaran berharga bagi teman teman fakultas kedokteran dalam jeli melihat kesalahan yang selalu terjadi. Akhir kata kami ucapkan Bi llahi fi sabilil haqFastbiqul khaeratWassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

DAFTAR PUSTAKA

Samil RS. Etika Kedokteran Indonesia, Yayasan Bina Pustaka Surwono Prawirohardjo, Jakarta, 2001 Mappaware, A, Nasaruddin, Buku ajar konsep dasar bioetika dan huku m kedokteran dalam penerapan masa kini dan kesehatan sebagai hak asasi manusia

Wahid S. Kesehatan sebagai hak asasi manusia. Seminar dan Lokakarya Kesehatan dan hak asasi manusia, Jakarta;19-20 Maret 2003. UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

Universal Declaration of Human Right, 1948. www.unhchr.ch/udhr/index.htm

International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR), 1966. www.ohchr.org/english/law/ccpr.htm International Covenant on Economic, Social and Cultural Right (ICESCR), 1966. www.ohchr.org/english/law/ccpr.htm International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination (ICERD), 1965. www.ohchr.org/english/law/cerd.htm