tugas makalah pembuatan dan manfaat arang aktif dari tempurung kelapa sawit
-
Upload
iva-ancewita-saragih-turnip -
Category
Documents
-
view
1.022 -
download
42
description
Transcript of tugas makalah pembuatan dan manfaat arang aktif dari tempurung kelapa sawit
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Di Indonesia bahan baku untuk membuat arang aktif sebagian besar
menggunakan tempurung kelapa dan kayu. Di lain pihak bahan baku yang dapat
dibuat menjadi arang aktif adalah semua bahan yang mengandung karbon, baik yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang, maupun barang tambang seperti batu bara.
Bahan-bahan tersebut adalah berbagai jenis kayu, sekam padi, tulang binatang, batu
bara, tempurung kelapa, kulit biji kopi, bagase, dan lain-lain. Akhir-akhir ini arang
aktif dibuat dari bahan baku polimer seperti poliakrilonitril, rayon dan resol fenol
Arang aktif adalah arang yang konfigurasi atom karbonnya dibebaskan dari
ikatan dengan unsur lain, serta pori dibersihkan dari senyawa lain sehingga
permukaan dan pusat aktif menjadi luas akibatnya daya adsorbs terhadap cairan atau
gas akan meningkat. Sesuai penggunaannya, arang aktif digolongkan ke dalam
produk kimia dan bukan bahan energi seperti arang atau briket arang. Teknologi olah
lanjut arang menjadi arang aktif akan memberikan nilai tambah yang besar ditinjau
dari penggunaan dan nilai ekonomisnya.
Produk samping dari pengolahan kelapa sawit adalah cangkang sawit yang
asalnya dari tempurung kelapa sawit. Cangkang sawit merupakan bagian paling keras
pada komponen yang terdapat pada kelapa sawit. Saat ini pemanfaatan cangkang
sawit di berbagai industri pengolahan minyak CPO belum begitu maksimal. Ditinjau
dari karakteristik bahan baku, jika dibandingkan dengan tempurung kelapa biasa,
tempurung kelapa sawit memiliki banyak kemiripan. Perbedaan yang mencolok yaitu
pada kadar abu (ash content) yang biasanya mempengaruhi kualitas produk yang
dihasilkan oleh tempurung kelapa dan cangkang kelapa sawit. Cangkang sawit dapat
diolah menjadi beberapa produk yang bernilai ekonomis tinggi, yaitu karbon aktif,
fenol, asap cair, tepung tempurung dan briket arang.
1
I.2. Rumusan Masalah
Pemanfaatan arang tempurung kelapa sawit sampai saat ini belum maksimal
karena harga jualnya yang rendah dan kurangnya pengolahan. Oleh karena itu, akan
diusahakan untuk meningkatkan pemanfaatan arang tempurung kelapa sawit dengan
cara mengubah arang menjadi karbon aktif.
I.3. Manfaat dan Tujuan
Manfaat dan tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Diharapkan dapat memberi wawasan keilmuan tentang karbon aktif dari
tempurung kelapa sawit
2. Dapat membantu masyarakat dalam pengolahan lebih lanjut dari tempurung
kelapa sawit
3. Mengetahui cara pembuatan arang aktif dari tempurung kelapa sawit
4. Mengetahui karakteristik arang aktif yang di buat dari tempurung kelapa
sawit.
2
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tempurung kelapa sawit dari
limbah pabrik pengolahan minyak sawit dan serbuk gergaji campuran kayu. Bahan
kimia yang digunakan adalah asam fosfat (H3PO4) sebagai bahan pengaktif, benzena
dan yodium untuk penetapan besarnya daya serap terhadap gas dan larutan.
Tanaman kelapa sawit (Elaeis Quineesis Jacq) termasuk jenis palma yang
menghasilkan minyak, baik dari daging buah (mesocarp) maupun dari inti (kernel),
dan hasil ikutan seperti tempurung biji sawit, serat dan biogas. Tempurung biji sawit,
selain digunakan sebagai bahan bakar atau arang juga digunakan senagai pengeras
jalan. Arang tempurung inti sawit tersebut jika diperlakukan dengan bahan-bahan
kimia atau dipanaskan lebih lanjut, dapat dijadikan sebagai arang aktif Kelapa sawit
diklasifikasikan atas 3 (tiga) tipe yaitu:
a. Elaeis quineesis varitas Dura : Daging buahnya, mempunyai inti yang
besar dan ketebalan tempurungnya berkisar antara 2-8 mm.
b. Elaeis quineensis varitas Pisifera : Buah jenis ini, tidak mempunyai
tempurung dan intinya sangat kecil, sedangkan daging buahnya tebal.
c. Elaeis quineensis varitas Tenera : Daging buahnya tebal, disekeliling
tempurung terdapat Berst (fiber ring). Ketebalan tempurung berkisar
antara 0,5 -4 mm.
2.2. Metode
Metoda aktifilsi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah:
a. Aktifasi Kimia: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan pemakian bahan-bahan kimia
b. Aktifasi Fisika: proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan bantuan panas, uap dan CO2.
3
Untuk aktifasi kimia, aktifator yang digunakan adalah bahan-bahan kimia
seperti: hidroksida ligam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari
logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2 , asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan
H4PO4 .
Untuk aktifasi fisika, biasanya arang dipanaskan didalam furnace pada
temperatur 800-900°C. Oksidasi dengan udara pada temperatur rendah, merupakan
reaksi eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya. Sedangkan pemanasan dengan
uap atau CO2 pada temperatur tinggi merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih
mudah dikontrol dan paling umum digunakan.
Dalam beberapa bahan barang yang diaktifasi dengan percampuran bahan
kimia, diberikan aktifasi kedua dengan uap untuk memberikan sifat fisika tertentu
barang tidak dikembangkan oleh aktifasi kimia. Arang aktif sebagai pemucat, dapat
dibuat dengan aktifasi kimia. Bahan laku dicampur dengan bahan-bahan kimia,
kemudian campuran tersebut dipanaskan pada temperatur 500-900°C. Selanjutnya
didinginkan, dicuci untuk menghilangkan dan memperoleh kembali sisa-sisa zat
kimia yang digunakan. Akhirnya, disaring dan dikeringkan. Bahan baku dapat
dihaluskan sebelum atau setelah aktifasi.
Arang aktif sebagai penyerap uap, juga dapat dibuat dengan aktifasi kimia.
Sebagai contoh, digunakan serbuk gergaji sebagai bahan dasar dan H3PO4, ZnCl2,
K2S atau KCNS sebagai aktifator. Biasanya, seratus bagian bahan baku yang telah
dihaluskan dicampur dengan larutan yang mengandung 50-100 bagian aktifator.
Kemudian dipanaskan dalam pencampur mekanik untuk menguapkan air, selanjutnya
campuran yang masih panas tersebut dibentuk menjadi blokblok, dihancurkan
kembali dan dikarbonisasi pada 500 -900°C, didinginkan, dicuci untuk
menghilangkan dan memperoleh kembali bahan-bahan kimia yang digunakan untuk
selanjutnya dikeringkan.
Proses yang melibatkan oksidasi selektif dari bahan baku dengan udara, juga
digunakan baik untuk pembuatan arang aktif sebagai pemucat maupun sebagai
penyerap uap. Bahan baku dikarbonisasi pada temperatur 400-500°C untuk
4
mengeleminasi zat-zat yang mudah menguap. Kemudian dioksidasi dengan gas pada
800-10000C untuk mengembangkan pori dan luas permukaan.
Dalam beberapa hal, adalah menguntungkan untuk menghancurkan atau
menghaluskan arang menjadi bentuk powder, kemudian membentuknya kembali
menjadi pellet dengan menggunakan ter sebagai pengikat. Selanjutnya, dihancurkan
kembali dan dikarboniasi pada 500-700 °C dan diaktifasi dengan nap pada temperatur
850-950 DC. Prose ini akan menghasilkan partikel yang lebih mudah diaktifasi
karena mempunyai saluran-saluran yang lebih besar atau poripori makro sebagai alan
masuknya gas pengoksidasi dan memudahkan produkproduk reaksi untuk
meninggalkan pusat partikel.
5
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Pengujian Mutu Arang Aktif
Pengujian mutu arang aktif dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
arang aktif agar dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Pengujian mutu arang aktif
meliputi :
a. Penentuan bagian yang hilang pada pemanasan 950oC.
b. Penentuan kadar air.
c. Penentuan kadar abu.
d. Daya serap terhadap larutan I2.
Menurut Standard Industri Indonesia (SlI No. 0258-79) persyaratan arang aktif adalah
sebagai berikut :
Jenis Uji Satuan Persyaratan
1. Bagian yang hilang pada pemanasan 950°C % Maksimum 15
2. Air % Maksimum 10
3. Abu % Maksimum 2,5
4. Bagian yang tidak mengarang % Tidak ternyata
5. Daya serap terhadap larutan I2 % Maksimum 20
3.2. Kegunaan Arang Akti
Saat ini, arang aktif telah digunakan secara luas dalam industri kimia,
makanan/minuman dan farmasi serta pertanian. Pada umumnya arang aktif digunakan
sebagai bahan penyerap, dan penjernih. Dalam jumlah kecil digunakan juga sebagai
katalisator (lihat tabel ).
Maksud/Tujuan Pemakaian
6
I. UNTUK GAS
1. Pemurnian gas Desulfurisasi, menghilangkan gas beracun, bau
busuk, asap, menyerap racun
2. Pengolahan LNG Desulfurisasi dan penyaringan berbagai bahan
mentah dan reaksi gas
3. Katalisator Reaksi katalisator atau pengangkut vinil kiorida, dan
vinil acetat
4. Lain-lain Menghilangkan bau dalam kamar pendingin dan
mobil
II. UNTUK ZAT CAIR
1. Industri obat dan makanan Menyaring dan menghilangkan warna, bau, rasa yang
tidak enak pada makanan
2. Minuman ringan, minuman
keras
Menghilangkan warna, bau pada arak/ minuman
keras dan minuman ringan
3. Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah, zat perantara
4. Pembersih air Menyaring/menghilangkan bau, warna, zat pencemar
dalam air, sebagai pelindung dan penukaran resin
dalam alat/penyulingan air
5. Pembersih air buangan Mengatur dan membersihkan air buangan dan
pencemar, warna, bau, logam berat.
6. Penambakan udang dan
benur
Pemurnian, menghilangkan ban, dan warna
7. Pelarut yang digunakan
kembali
Penarikan kembali berbagai pelarut, sisa metanol, etil
acetat dan lain-lain
7
III. LAIN-LAIN
1. Pengolahan pulp Pemumian, menghilangkan bau
2. Pengolahan pupuk Pemurnian
3. Pengolahan emas Pemurnian
4. Penyaringan minyak
makan dan glukosa
Menghilangkan bau, warna, dan rasa tidak enak
3.3. Manfaat Arang Aktif Bagi Pertanian
1. Arang Aktif Sebagai Pengendali Residu Pestisida
Pestisida menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pertanian di
Indonesia. Pestisida telah digunakan sejak tahun 1965. Pada saat itu, jenis pestisida
yang banyak digunakan adalah organoklorin, seperti DDT (dichloro diphenyl
trichloroethane) dan lindan. Pada tahun 1970-an, pestisida berbahan aktif
organoklorin dilarang digunakan karena tingkat toksisitas dan persistensinya sangat
tinggi, dapat bertahan hingga puluhan tahun dalam tanah. Pestisida jenis organoklorin
kemudian digantikan oleh pestisida berbahan aktif organofosfat dan karbamat.
Kurang lebih 60% pestisida yang diaplikasikan pada tanaman akan jatuh ke
tanah sebagai residu. Pestisida yang jatuh ke tanah menjadi permasalahan besar bagi
lingkungan karena dapat terbawa aliran air dan masuk ke sungai sehingga
membahayakan biota air, hewan, dan manusia. Agar residu pestisida di dalam tanah
tidak terbawa aliran air, residu tersebut perlu diikat atau diserap oleh bahan
penyerap/pengikat. Arang aktif mampu menyerap dan mengikat residu pestisida.
Arang aktif yang potensial sebagai pengikat bahan pencemar adalah yang
berasal dari tempurung kelapa, bonggol jagung, sekam padi, dan tandan kosong
kelapa sawit (TKKS). Tabel dibawah menyajikan karakteristik arang aktif tempurung
8
kelapa dan sekam padi. Berdasarkan hasil penelitian, arang aktif tersebut memiliki
daya serap yang tinggi terhadap bahan pencemar, berkisar antara 400 dan 1.000 mg/g
I2. Selain itu, rongga arang aktif berbentuk zig-zag sehingga sangat disukai oleh
mikroba pengurai (pendegradasi) sebagai tempat tinggalnya.
Oleh karena itu, adanya arang aktif di dalam tanah akan meningkatkan populasi
mikroba pengurai. Bila bahan pencemar atau residu pestisida masuk atau terikat
dalam rongga arang aktif, bahan pencemar tersebut akan diurai oleh mikroba. Hasil
penelitian menunjukkan, aplikasi arang aktif pada tanah dapat menurunkan residu
pestisida organoklorin, organofosfat, dan karbamat hingga 70%. Apabila residu
pestisida dalam tanah dapat ditekan, konsentrasi residu pada produk pertanian pun
dapat diminimalkan.
9
2. Arang Aktif Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Penggunaan bahan agrokimia (pupuk kimiawi, pestisida) secara berlebihan
atau pengelolaan limbah industri tanpa instalasi pengolahan limbah (IPAL) berpotensi
tinggi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.
Pemanfaatan limbah pertanian adalah salah satunya. Limbah pertanian yang
tidak termanfaatkan dapat mencemari lingkungan dan mengganggu estetika. Limbah
pertanian dapat diubah menjadi arang dan arang aktif yang kemudian dapat
dimanfaatkan sebagai pengendali cemaran bahan agrokimia (pestisida dan pupuk) dan
logam berat di lahan pertanian melalui ameliorasi. Namun, pemanfaatan arang aktif
dari limbah pertanian untuk kegiatan pertanian ramah lingkungan dalam skala luas
belum diterapkan dan dikenal di tingkat petani.
3.4. Karakteristik
Arang aktif adalah suatu bahan hasil proses pirolisis arang pada suhu 6000-
9000C. Selama ini bahan arang aktif yang digunakan berasal dari limbah limbah kayu
dan bambu. Bahan lainnya yang dapat digunakan adalah dari limbah pertanian antara
lain sekam padi, jerami padi, tongkol jagung, batang jagung, serabut kelapa,
tempurung kelapa, tandan kosong dan cangkang kelapa sawit, dan sebagainya. Pada
tahap awal limbah pertanian dibuat arang melalui proses karbonisasi 5000C dan tahap
selanjutnya dilakukan aktivasi pada suhu 8000C-9000C. Perbedaan mendasar arang
dengan arang aktif adalah bentuk pori-porinya. Pori-pori arang aktif lebih besar dan
bercabang serta berbentuk zig-zag. Arang aktif bersifat multifungsi, selain media
meningkatkan kualitas lingkungan juga pori-porinya sebagai tempat tinggal ideal bagi
mikroba termasuk mikroba pendegradasi sumber pencemar seperti residu pestisida
dan logam berat tertentu.
10
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1. Kesimpulan
1. Pada umumnya arang aktif digunakan sebagai bahan penyerap, dan
penjernih. Dalam jumlah kecil digunakan juga sebagai katalisator
2. Arang aktif yang potensial sebagai pengikat bahan pencemar adalah yang
berasal dari tempurung kelapa, bonggol jagung, sekam padi, dan tandan
kosong kelapa sawit (TKKS)
3. Limbah pertanian dapat diubah menjadi arang dan arang aktif yang
kemudian dapat dimanfaatkan sebagai pengendali cemaran bahan
agrokimia (pestisida dan pupuk) dan logam berat di lahan pertanian
melalui ameliorasi.
IV.2. Saran
Masih perlu adanya penelitian lebih lanjut sehingga memudahkan dalam
pemanfaatannya dan pengaplikasian dalam kehidupan sehingga dapan
mengurangi limbah dari kelapa sawit.
11