Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial
-
Upload
deadamarahidya -
Category
Documents
-
view
737 -
download
0
Transcript of Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 1/13
MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
DI SUSUN OLEH:
Nama : DEA DAMARA HIDYA
NPM : 11111772
KELAS : 1KA40
PROGRAM SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA KAMPUS ‘J’ KALIMALANG
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 2/13
MAKALAH
ILMU SOSIAL DASAR
DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP
PRILAKU SOSIALDISUSUN OLEH:
DEA DAMARA HIDYA
NPM : 11111772
Kelas : 1 KA40
Mata Kuliah : ILMU SOSIAL DASAR
Dosen : MUHAMMAD BURHAN AMIN
Topik Tugas : DAMPAK KEMISKINAN TERHADAP PRILAKU SOSIAL
Penyerahan Tugas : 30 Desember 2011
PERNYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan dalam tugas ini Saya buat sendiri tanpa meniru dari
pihak lain, hanya saja ada beberapa kutipan yang Saya ambil buat di jadikan bahan Referensi.
Apabila terbukti tidak benar, Saya siap menerima segala konsekuensi untuk
mendapat nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
Penyusun:
Nama Lengkap NPM Tanda tangan
DEA DAMARA HIDYA 11111772
PROGRAM SARJANA S1 Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 3/13
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT, TUHAN Yang Maha Esa yang telah memberikan petunjuk
dan kekuatanNya sehingga Penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “DAMPAK
KEMISKINAN TERHADAP PRILAKU SOSIAL”. Makalah ini dibuat untuk memberikan pengetahuan
kepada pembaca tentang dampak dari kemiskinan dan bagaimana kita menanggulanginya. Agar para
pembaca bisa menyadari ada kelebihan dan kekurangan yang dihasilkan dari kemiskinan itu sendiri.
Dalam makalah ini penulis menyajikan tentang fenomena kemiskinan yang ada di kota – kota besar
di Indonesia seperti Jakarta dan kota – kota besar lainnya. Tetapi akan di fokuskan ke jakarta karena di sini
tingkat kemiskinannya lebih tinggi dibanding kota – kota lain. Dalam makalah ini juga terdapat sisi positif,
sisi negatif, peluang dan ancaman dari urbanisasi yang dikemas dengan menggunakan analisis SWOT. Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu:
1. S = Strength (kekuatan.
2. W = Weakness (kelemahan
3. O = Opportunity (kesempatan
4. T =Threat (ancaman),
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna meningkatkan dan perbaikan dalam
menyusun makalah dimasa mendatang.
Jakarta, 30 Desember 2011
PENULIS
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 4/13
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DATAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. TUJUAN 2
1.3. SASARAN 2
BAB II PERMASALAHAN 3
2.1. KEKUATAN URBANISASI 3
2.2. KELEMAHAN URBANISASI 3
2.3 PELUANG 4
2.4. TANTANGAN 5
BAB III PENUTUP 6
3.1. KESIMPULAN 6
3.2. REKOMENDASI 6
3.3. REFERENSI 6
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 5/13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan
oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan
sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam
arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan
dasar.
Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,
ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.
Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya
dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik
dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai.
Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik
dan ekonomi di seluruh dunia.
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD
$1/hari dan Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka
diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar
orang didunia mengonsumsi kurang dari $2/hari."[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang
hidup dalam Kemiskinan ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1]
Melihat pada periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis
kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari $1 juga mengalami penurunan
dalam kurun waktu tersebut.
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 6/13
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang
kehadiran kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna
wisma yang berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin.
Kemiskinan dapat dilihat sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang
miskin, dan dalam pengertian ini keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk
menghindari stigma ini, negara-negara ini biasanya disebut sebagai negara berkembang.
1.2. TUJUAN
Pembangunan yang telah dan akan dilaksanakan dititikberatkan kepada manusia sebagai insan yang
harus dibangun kehidupannya dan sekaligus sebagai sumberdaya manusia pembangunan yang harus
senantiasa ditingkatkan kualitas dan martabatnya. Pembangunan yang bertumpu pada peran serta masyarakat(people driven) dilaksanakan secara merata di semua lapisan masyarakat.
Kemiskinan merupakan masalah pembangunan di berbagai bidang yang mencakup banyak segi, dan
ditandai dengan pengangguran dan keterbelakangan yang nantinya menjadi ketimpangan antar sektor,
wilayah dan antar kelompok atau golongan masyarakat (sosial). Dengan demikian kemiskinan merupakan
masalah bersama antara pemerintah, masyarakat dan segenap pelaku ekonomi.
Menurut Moeljarto Tjokrowinoto (1999), Keadaan kemiskinan pada umumnya diukur dengan tingkat
pendapatan dan dapat dibedakan menjadi kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif. Selain itu, berdasarkan
pola waktunya kemiskinan dapat dibedakan menjadi: persistent poverty, cyclical poverty, seasonal poverty,
serta accidenal poverty.
Persistent poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis atau turun temurun. Umumnya menimpa
wilayah yang memiliki sumberdaya alam yang kritis dan atau terisolasi. Cyclical poverty, yaitu kemiskinan
yang mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan. Sementara itu seasonal povery, yaitu kemiskinan
musiman seperti yang terjadi pada usahatani tanaman pangan dan nelayan. Pola yang lain adalah accidental
poverty, yaitu kemiskinan karena terjadinya bencana alam atau dampak dari suatu kebijaksanaan tertentu
yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Penduduk miskin erat kaitannya
dengan wilayah miskin. Wilayah dengan potensi daerah yang tertinggal besar kemungkinan menyebabkan
penduduknya miskin. Oleh karena itu pendekatan pemecahan kemiskinan dapat pula dilakukan terhadap
pengembangan wilayah atau desa yang bersangkutan.
Apabila dikaji terhadap faktor penyebabnya, maka terdapat kemiskinan struktural dan kemiskinan
kultural. Kemiskinan kultural mengacu kepada sikap masyarakat yang disebabkan oleh gaya hidup,
kebiasaan hidup dan budayanya. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang disebabkan oleh
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 7/13
pembangunan yang belum seimbang dan hasilnya belum terbagi merata. Hal ini disebabkan oleh keadaan
kepemilikan sumber daya yang tidak merata, kemampuan masyarakat yang tidak seimbang, dan
ketidaksamaan kesempatan dalam berusaha dan memperoleh pendapatan akan menyebabkan keikutsertaan
dalam pembangunan yang tidak merata pula.
1.3. SASARAN
Sasaran dari dibuatnya makalah ini adalah senbagai berikut :
1. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti pangan dan gizi, sandang, papan, pendidikan dan
kesehatan (basic need deprivation).
2. Melakukan kegiatan usaha produktif (unproductiveness).
3. Menjangkau sumber daya sosial dan ekonomi (inacceribility).
4.
Menentukan nasibnya diri sendiri serta senantiasa mendapat perlakuan diskriminatif, mempunyaiperasaan ketakutan dan kecurigaan, serta sikap apatis dan fatalistik (vulnerability); dan
5. Membebaskan diri dari mental budaya miskin serta senantiasa merasa mempunyai martabat dan
harga diri yang rendah (no freedom for poor).
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 8/13
BAB II
PERMASALAHAN
2.1. KEKUATAN
Pemerintah telah mengembangkan beberapa program pengentasan kemiskinan, yaitu Program
Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pada 2010 yang
akan datang, telah dialokasikan dana PNPM mencapai Rp 13 triliun yang akan disalurkan ke 6000
kecamatan lebih. Pada tahun yang sama, telah disiapkan dana program KUR sebesar Rp 100 triliun untuk
membantu pembiayaan usaha kecil yang merupakan 98,9% entitas bisnis di Indonesia.
Kebijakan tersebut telah berhasil menurunkan angka kemiskinan. Pada tahun 2006 sekitar 39,3 juta
atau 17,75% masyarakat Indonesia hidup di bawah garis kemiskinan dan pada tahun 2008 turun menjadi
34,96 juta atau 15,42%.
Masalah kemiskinan dan kesenjangan pembangunan akan tetap menjadi agenda utama pemerintah.
Oleh sebab itu, pemerintah perlu selalu meredifinisi ulang strategi pembangunan untuk menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang optimal. Melalui workshop ini pula diharapkan dapat dihasilkan temuan dan
rekomendasi untuk mengembangkan kebijakan penurunan angka kemiskinan pada lima tahun mendatang.
(Humas)
2.2. KELEMAHAN
beberapa kelemahan yang diidentifikasi dapat menghambat keberhasilan program-program yang
akan dilaksanakan diantaranya adalah:
√ Adanya pola pikir, pola sikap, dan pola tindak sebagian masyarakat yang masih relatif rendah/
sempit;
√ Rendahnya kemampuan keuangan daerah;
√ Belum adanya kesamaan persepsi dan tolok ukur kinerja;
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 9/13
√ Kualitas sarana dan prasarana publik yang belum memadai;
√ Penataan organisasi yang belum selesai.
2.3 PELUANG
Faktanya, daerah yang memiliki kekayaan sumber daya alam tidak otomatis memiliki angka
kemiskinan rendah dan begitu pula sebaliknya. Dalam era otda idealnya daerah mempunyai peluang lebih
baik untuk merancang program penanggulangan kemiskinan. Hal ini didasari oleh beberapa alasan:
Pertama, Dana Alokasi Umum (DAU) di berikan kepada daerah dalam bentuk „block grant’ sehingga daerah
dapat menggunakan dana tersebut sesuai dengan program daerah masing-masing, termasuk untuk upaya
pengentasan kemiskinan. Kedua, untuk meningkatkan investasi maka Pemda dapat membangun sistem
perijinan satu atap, sebab sebagian perijinan dapat diselesaikan pada level daerah. Investasi jika diarahkan
ke sektor riil akan membuka lapangan pekerjaan. Ketiga, daerah dapat menggunakan potensi sumberdaya
dengan lebih maksimal. Selain itu hak penerimaan pajak sebagian telah diserahkan ke daerah. Keempat ,
Pemda dapat bekerjasama dan berkoordinasi dengan program community development atau program
pengentasan kemiskinan yang didanai oleh APBN. Program tersebut diantaranya ialah Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, Program Pengembangan Kecamatan (PPK), dan Program
Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Daerah Khusus (P2DTK). Disamping itu banyak pula
program lainnya – yang juga mendalami isu kemiskinan - yang didanai atau diimplementasikan oleh
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), donor asing dan pemerintah luar negeri.
Pengentasan kemiskinan pada tatanan pelaksanaannya juga menemui banyak tantangan berat:
pertama, keberadaan para elite daerah yang cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan kelompok.
Jika demikian yang terjadi, maka proporsi APBD untuk program yang bersifat populis akan kecil. Dan
sebaliknya, anggaran untuk kepentingan yang tidak produktif seperti pembelian kendaraan anggota DPRD,
tunjangan-tunjangan pejabat, dan lain sebagainya justru menjadi prioritas. Kedua, kurangnya kesadaran
Pemda akan pentingnya reformasi birokrasi dan penyusunan APBD yang mengarah pada efisiensi dan
efektifitas. Ketiga, rendahnya kesadaran pemerintah daerah akan pentingnya peningkatan human capital.
Dari uraian diatas dapat diberikan kesimpulan bahwa otonomi daerah sesungguhnya membuka
peluang yang cukup besar bagi pemerintah daerah untuk mengelola aset daerahnya sekaligus untuk
mensejahterakan rakyatnya. Dalam perkembangannya, diharapkan dapat menurunkan angka kemiskinan dan
mempersempit gap ekonomi antara pusat-daerah. Namun untuk mencapai hal tersebut diperlukan usaha
keras, baik dalam hal reformasi institusi maupun birokrasi, reformasi anggaran , dan penerapan prinsip good
governance.
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 10/13
2.4. TANTANGAN
Menteri Pertanian Prof Ir Bungaran Saragih MEc menegaskan bahwa sebagian besar penduduk
Indonesia yang lapar dan miskin ternyata hidup di pedesaan, dengan sumber mata pencaharian dari sektor
pertanian. Terkait hal ini, pemerintah daerah harus kembali meningkatkan alokasi dana bagi pembangunan
pertanian-pedesaan dalam menangulangi masalah kemiskinan. Selain itu, sekitar 68 persen penduduk miskin
berada di pedesaan dan mereka sangat tergantung pada sektor pertanian. (Suara Karya, 18/12'02).
Kemiskinan tampaknya memang menjadi salah satu hantu bagi identifikasi dalam akses keberhasilan
pembangunan di hampir semua negara. Terkait hal ini, maka wajar jika mayoritas negara miskin-
berkembang, termasuk Indonesia sangat riskan dengan identifikasi ini.
Mengacu peliknya penanganan atau pengentasan kemiskinan maka wajarlah jika banyak penelitianyang meng-cover tema kemiskinan. Ragam studi empiris, dengan pendekatan time series yang bersifat
cross-section study memberikan kesimpulan beragam. (Subagio dkk, 2001).
Paling tidak, penelitian Deininger dan Squire (1995, 1996) menyimpulkan bahwa ada korelasi positif
antara pertumbuhan suatu negara dan peningkatan angka kemiskinan, tetapi studi yang dilakukan World
Bank (1990), Fields dan Jakobson (1989) serta Ravallion (1995) menunjukkan, tak ada korelasi antara
pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan.
Dari kajian empiris di atas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan pendapatan tidak
memberikan nilai dampak yang cukup berarti pada usaha pengentasan kemiskinan. Paling tidak, potret ini
bisa ter-cover di Indonesia, yaitu mengingat pola kemiskinan di Indonesia selama 16 tahun tak banyak
mengalami penurunan yang signifikan.
Bahkan sejak krisis 5 tahun lalu justru terjadi kecenderungan lonjakan akumulasi kemiskinan.
Artinya, kalau Gini Ratio dijadikan indikator kemiskinan yang dominan maka selama 30 tahun ini, Gini
Ratio Indonesia hanya turun 0,07 atau 7%, padahal pada saat yang bersamaan pertumbuhan ekonomi
Indonesia sebesar rata-rata 7%.
Ini sangat kontras bila dibanding dengan data dari beberapa negara yang mempunyai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang hampir sama (misalnya: Malaysia, Thailand, Philipina) dimana tingkat Gini
Ratio menunjukan tingkat penurunan yang cukup berarti. (Subagio dkk, 2001).
2.5. SOLUSI
Sebuah Solusi substitusi unggulan yang aspiratif, yang selama ini sedang dalam pencarian guna
terciptanya masyarakat - bangsa - pemerintah yang mampu mengatasi masalah pengangguran dan
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 11/13
kemiskinan, akhirnya telah hadir guna dipahami dan diaktualisasikan oleh kita semua baik yang
terkait dan berkepentingan langsung, maupun oleh mereka yang sekedar berusaha untuk
memahaminya. Solusi substitusi tersebut telah ditulis lengkap/dicetak dalam bentuk buku yang
berjudul Solusi Solidaritas
Solusi Solidaritas sebagai konsep unggulan yang aspiratif dan terukur, terlahir karena :
terinspirasi dari tidak adanya konsep/ cara dan upaya untuk mengentaskan pengangguran
dan kemiskinan selama ini, bahkan dari semua yang ada, substansi aplikasinya telah gagal tidak
berhasil secara kongkrit, tidak terukur dan tidak berkesinambungan.
masih tampak adanya komitmen dari aparatur pemerintah/ pejabat negara, untuk mau
melaksanakan atau memfasilitasi upaya serupa untuk berhasilnya pemberdayaan- kesejahteraan bagi
rakyat/ bangsa. adanya potensi sosial - budaya pada masyarakat untuk bisa lebih merajut mengedepankan
persaudaraan-kesetiakawanan-kedermawanan, dalam upaya mengisi kehidupan bermasyarakat -
berbangsanya, agar kehidupan bernegara kedepan lebih bermartabat dan mandiri.
empati, motivasi, komitmen dan nalar, baik yang ada dimiliki penulis selaku Narasumber
maupun dari orang orang terdekat dan orang orang tertentu lainnya,untuk selalu berupaya
mengaktulisasikan solusi solidaritas.
Setelah sekian lama terkooptasi dengan istilah “penganggur terdidik” atau istilah “penganggur
terselubung” atau istilah apapun lainnya, maka jika saat ini anda seseorang yang mungkin termasuk dalam
istilah tersebut, baik sebagai para penganggur terdidik atau sebagai sarjana baru atau calon sarjana yang
belum yakin dengan masa depan pekerjaan/kehidupannya, maupun sebagai karyawan/ pekerja terdidik yang
telah bekerja namun hanya bersifat sementara atau batu lompatan, sedang mengikuti-membaca tulisan ini,
maka sebenarnya anda sedang mencoba memahami arti dari sebuah konsep pemberdayaan yang berkualitas
Saat anda berkeinginan untuk menjadi pelaku perubahan dalam memperbaiki- memperoleh tingkat
kehidupan yang lebih menjanjikan dan sekaligus pula anda ingin mendapat manfaat- keuntungan lainnya
(berlaku untuk seseorang yang mungkin bisa menjadi pendukung proses lahirnya sebuah wadah/ solidaritas
penanggulangan pengangguran dan kemiskinan, yang selain ingin mendapat Nilai atas apresiasi kepedulian
atau intelektualnya, juga ingin memperoleh Manfaat dalam mengisi kehidupan), sebenarnya anda telah
terlibat peran dalam bagian awal tentang pemahaman gagasan.
Guna memahami maksud dan tujuan konsep-gagasan, serta juga ingin mengetahui manfaat dan keuntungan
apa yang bisa seseorang akan peroleh, maka hanya dengan memiliki sekaligus memahami buku Solusi
Solidaritas, dan jawaban atas penasaran yang berputar diseputar nalar-intelektul seseorang agar
mendapat kunci pembuka untuk tahu bagaimana seseorang mampu menelusuri sekaligus memecahkannya,
adalah langkah pertama yang harus diambil-ditempuh oleh setiap orang tersebut.
5/12/2018 Tugas Makalah Kemiskinan Terhadap Prilaku Sosial - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-kemiskinan-terhadap-prilaku-sosial 12/13
BAB III
Kesimpulan dan Rekomendasi
3.1. Kesimpulan
Perlu adanya kesadaran dari diri masyarakat itu sendiri.
Pemerintah harus lebih memperhatikan perilaku masyarakat terhadap kemiskinan yang melanda.
Adanya program-program pengentasan kemiskinan itu banyak berperan.
3.2. Rekomendasi
Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi bagian
pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah
situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial, pencarian
kerja, dan lain-lain.
Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin,
banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yanglebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang
membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.
3.3. Referensi
1. http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan
2. http://crackbone.wordpress.com/penyebab-kegagalan-kebijakan-dan-program-pengentasan-
kemiskinan-di-indonesia/
3. http://www.bappenas.go.id/node/116/2437/pengembangan-program-pengentasan-kemiskinan-/
4. http://amaliafalah.multiply.com/journal/item/26/Peluang_dan_Tantangan_Pengentasan_Kemiskinan_
dalam_Era_Otonomi_Daerah?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
5. file:///C:/Users/Detya/AppData/Local/Temp/digital_blob_F16300_Tantangan%20Pengentasan%20K
emiskinan-1.htm