Tugas Makalah

40
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, dengan judul manusia, nilai moral, dan hukum. Makalah ini ditulis dan disusun dengan metode Library Research (kepustakaan). Kami menyadari penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami membuka diri bila ada koreksi – koreksi dan kritikan – kritikan konstruktif dari pembaca makalah ini. Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penulisan makalah ini. Semoga Tuhan selalu menjaga dan membimbing setiap langkah kita, sehingga dalam kehidupan kita sehari – hari tidak terlepas dari rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu, semoga makalah ini bisa turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa. Malang, 10 April 2014 Penyusun i

description

ISBD

Transcript of Tugas Makalah

Page 1: Tugas Makalah

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini, dengan judul

manusia, nilai moral, dan hukum.

Makalah ini ditulis dan disusun dengan metode Library Research

(kepustakaan). Kami menyadari penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, kami membuka diri bila ada

koreksi – koreksi dan kritikan – kritikan konstruktif dari pembaca makalah ini.

Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam

penulisan makalah ini. Semoga Tuhan selalu menjaga dan membimbing setiap

langkah kita, sehingga dalam kehidupan kita sehari – hari tidak terlepas dari

rahmat dan hidayah Tuhan Yang Maha Esa. Untuk itu, semoga makalah ini bisa

turut andil dalam mencerdaskan generasi muda bangsa.

Malang, 10 April 2014

Penyusun

i

Page 2: Tugas Makalah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................11.2 Rumusan Masalah..........................................................................................11.3 Tujuan............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 Pengertian.......................................................................................................22.1.1 Hakikat Manusia.....................................................................................22.1.2 Nilai Moral..............................................................................................32.1.3 Hukum.....................................................................................................4

2.2 Pelaksanaan....................................................................................................82.2.1 Sistem Hukum.........................................................................................82.2.2 Nilai Moral............................................................................................11

2.3 Kemerosotan................................................................................................132.3.1 Nilai Moral............................................................................................132.3.2 Hukum...................................................................................................15

2.4 Pelanggaran..................................................................................................162.4.1 Hukum...................................................................................................162.4.2 Nilai Moral............................................................................................19

BAB III PENUTUP...............................................................................................23

3.1 Kesimpulan..................................................................................................23DAFTAR PUSTAKA............................................................................................24

ii

Page 3: Tugas Makalah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia adalah negara hukum, yang mempunyai peraturan-

peraturan hukum, yang sifatnya memaksa seluruh masyarakat atau rakyat

Indonesia harus patuh terhadap peraturan-peraturan atau kebijakan-kebijakan

hukum di Indonesia  bahkan juga memaksa orang asing yang berada di wilayah

Indonesia untuk patuh terhadap hukum yang ada di Negara Indonesia. Negara pun

membentuk badan penegak hukum untuk mempermudah dalam mewujudkan

Negara yang adil dan makmur.

Tetapi tidak dapat dipungkiri di Negara kita masih banyak kesalahan

dalam menegakan hukum. Akibat dari keteledoran - keteledoran banyak sekali

pelangaran-pelangaran nilai moral dan hukum.

Oleh karena itu kami akan membahas bagaimana hakikat manusia,

bagaimana pelaksanaan sistem hukum dan nilai moral dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta kemerosotan dan pelanggaran nilai

moral dan hukum di Indonesia. Karena masalah tersebut merupakan masalah yang

sangat serius yang harus dipecahkan, guna menciptakan keadilan bagi seluruh

rakyat Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana pengertian hakikat manusia, nilai moral, dan hukum ?

2) Bagaimana pelaksaan sistem hukum, nilai, dan moral dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara ?

3) Bagaimana kemerosotan nilai moral dan hukum di Indonesia ?

4) Bagaimana pelanggaran di antara nilai, norma, dan hukum ?

1.3 Tujuan

1) Untuk mengetahui pengertian hakikat manusia, nilai moral, dan hukum.

2) Untuk mengetahui pelaksaan sistem hukum, nilai, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

3) Untuk mengetahui kemerosotan nilai moral dan hukum di Indonesia.4) Untuk mengetahui pelanggaran di antara nilai, norma, dan hukum.

1

Page 4: Tugas Makalah

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

2.1.1 Hakikat Manusia

Hakikat manusia adalah peran ataupun fungsi yang harus dijalankan oleh

setiap manusia.  Kata manusia berasal dari kata “ manu ” dari bahasa Sanksekerta

atau “ mens ” dari bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi, atau bisa juga

dikatakan “ homo ” yang juga berasal dari bahasa Latin.  Hal yang paling penting

dalam membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah dapat dikatakan

bahwa manusia dilengkapi dengan akal, pikiran, perasaan dan keyakinan untuk

mempertinggi kualitas hidupnya di dunia.  Manusia merupakan ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa yang memiliki derajat paling tinggi di antara ciptaan yang lain.

Pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan

kedudukan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.  Berikut penjelasan

yang lebih rinci mengenai makhluk individu dan makhluk sosial.

Hakekat manusia menurut beberapa ahli dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Menurut Aristoteles, Manusia adalah hewan berakal sehat, yang

mengeluarkan pendapatnya yang berbicara berdasarkan akal pikirannya.

2. Menurut tinjauan Islam, manusia adalah pribadi yang individu, yang

berkeluarga, dan bersilaturrahmi, serta selalu mengabdi kepada Tuhan.

Manusia adalah pemelihara alam sekitar, wakil Allah SWT di muka bumi.

3. Menurut Jalaluddin dan Usman Said, Islam memendang manusia sebagai

makhluk yang sempuna dibandingkan dengan hewan dan makhluk ciptaan

lainnya karena manusia menggunakan indera dan akalnya agar tidak salah

memahami makna kebenaran.

4. Menurut Muhaimin, eksistensi manusia yang padat perlu dimengerti untuk

pemikiran selanjutnya. Karena pada dasarnya manusia adalah makhluk

religius, dengan pernyataan mewajibkan manusia memperlakukan agama

sebagai suatu kebenaran yang harus dipatuhi dan diyakini.

2

Page 5: Tugas Makalah

5. Menurut Drijarkara, kedudukan manusia yang paling menarik adalah

manusia itu menyelidiki kedudukannya sendiri dalam lingkungan yang

diselediki pula

6. Menurut Mutharari, seperangkat perbedaan manusia dengan makhluk lain

yang tidak sama, yang menganugerahi keunggulan pada diri manusia.

Manusia pada dasarnya adalah hewan yang memiliki banyak sifat yang

serupa dengan makhluk lain.

7. Menurut Anshari, pikiran manusia pada saat mereka merasakan seperti

hewan maka saat itu mereka juga berpikir bahwa ia adalah warga dunia

ideal dan nilai.

2.1.2 Nilai Moral

Pengertian moral menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah ajaran

tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban

dan sebagainya. Pengertian moral juga memiliki kesetaraan atau kesamaan arti

dengan pengertian akhlak, budi pekerti dan susila.

Pengertian moral juga sepadan dengan kondisi mental yang membuat

orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin dan sebagainya.

Barangkali itulah mengapa, dalam istilah militer sering kali kita dengar kata

“moral prajurit meningkat” dan sebagainya. Atau dengan kata lain, moral adalah

isi hati atau keadaan perasaan sebagaimana terunngkap dalam perbuatan.

Pengertian moral menurut beberapa tokoh :

1. Dian ibung

Moral adalah nilai yang berlaku dalam suatu lingkungan sosial dan mengatur

tingkah laku seseorang

2. Wiwit wahyuning, dkk

Moral berkenaan dengan norma - norma umum, mengenai apa yang baik atau

benar dalam cara hidup seseorang.

3. Zainuddin saifullah nainggolan

Moral ialah suatu tendensi rohani untuk melakukan seperangkat standar dan

norma yang mengatur perilaku seseorang dan masyarakat.

3

Page 6: Tugas Makalah

4. Maria assumpta

Moral adalah aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.

5. Sonny keraf

Moral menjadi tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk menentukan baik

buruknya tindakan manusia sebagai manusia, mungkin sebagai anggota

masyarakat atau sebagai orang dengan jabatan tertentu atau profesi tertentu.

6. Imam sukardi

Moral adalah suatu kebaikan yang disesuaikan dengan ukuran - ukuran

tindakan yang diterima oleh umum, meliputi kesatuan sosial atau lingkungan

tertentu

7. J. Douma

Moral adalah segala kesusilaan yang berlaku.

8. Russel swanburg

Moral adalah pernyataan pikiran yang berhubungan dengan semangat atau

keantusiasan seseorang dalam bekerja

2.1.3 Hukum

Hukum ialah peraturan yang dibuat dan disepakati secara resmi dan

menjadi pengatur baik secara tertulis maupun tidak tertulis yang mengikat

perilaku setiap masyarakat tertentu dan dikuatkan oleh pemerintah. Biasanya juga

dapat dikatakan sebagai UU, peraturan, patokan (kaidah, ketentuan).

Pengertian hukum menurut para ahli hukum :

1. Plato, dilukiskan dalam bukunya Republik. Hukum adalah sistem

peraturan-peraturan yang teratur dan tersusun baik yang mengikat

masyarakat.

2. Aristoteles, hukum hanya sebagai kumpulan peraturan yang tidak hanya

mengikat masyarakat tetapi juga hakim. Undang-undang adalah sesuatu

yang berbeda dari bentuk dan isi konstitusi; karena kedudukan itulah

undang-undang mengawasi hakim dalam melaksanakan jabatannya dalam

menghukum orang-orang yang bersalah.

3. Austin, hukum adalah sebagai peraturan yang diadakan untuk memberi

bimbingan kepada makhluk yang berakal oleh makhluk yang berakal yang

berkuasa atasnya (Friedmann, 1993: 149).

4

Page 7: Tugas Makalah

4. Bellfoid, hukum yang berlaku di suatu masyarakat mengatur tata tertib

masyarakat itu didasarkan atas kekuasaan yang ada pada masyarakat.

5. Mr. E.M. Mayers, hukum adalah semua aturan yang mengandung

pertimbangan kesusilaan ditinjau kepada tingkah laku manusia dalam

masyarakat dan yang menjadi pedoman penguasa-penguasa negara dalam

melakukan tugasnya.

6. Duguit, hukum adalah tingkah laku para anggota masyarakat, aturan yang

daya penggunaannya pada saat tertentu diindahkan oleh suatu masyarakat

sebagai jaminan dari kepentingan bersama terhadap orang yang melanggar

peraturan itu.

7. Immanuel Kant, hukum adalah keseluruhan syarat-syarat yang dengan ini

kehendak dari orang yang satu dapat menyesuaikan dengan kehendak

bebas dari orang lain memenuhi peraturan hukum tentang Kemerdekaan.

8. Van Kant, hukum adalah serumpun peraturan-peraturan yang bersifat

memaksa yang diadakan untuk mengatur melindungi kepentingan orang

dalam masyarakat.

9. Van Apeldoorn, hukum adalah gejala sosial tidak ada masyarakat yang

tidak mengenal hukum maka hukum itu menjadi suatu aspek kebudayaan

yaitu agama, kesusilaan, adat istiadat, dan kebiasaan.

10. S.M. Amir, S.H.: hukum adalah peraturan, kumpulan peraturan-peraturan

yang terdiri dari norma-norma dan sanksi-sanksi.

11. E. Utrecht, menyebutkan: hukum adalah himpunan petunjuk hidup –

perintah dan larangan– yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat,

dan seharusnya ditaati oleh seluruh anggota masyarakat yang

bersangkutan, oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat

menimbulkan tindakan oleh pemerintah atau penguasa itu.

12. M.H. Tirtaamidjata, S.H., bahwa hukum adalah semua aturan (norma)

yang harus dituruti dalam tingkah laku tindakan-tindakan dalam pergaulan

hidup dengan ancaman mesti mengganti kerugian jika melanggar aturan-

aturan itu akan membahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang

akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.

5

Page 8: Tugas Makalah

13. J.T.C. Sumorangkir, S.H. dan Woerjo Sastropranoto, S.H. bahwa hukum

itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan

tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh

badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-

peraturan tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman.

14. Soerojo Wignjodipoero, S.H. hukum adalah himpunan peraturan-peraturan

hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah larangan atau izin

untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu atau dengan maksud untuk

mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

15. Dr. Soejono Dirdjosisworo, S.H. menyebutkan aneka arti hukum yang

meliputi: (1) hukum dalam arti ketentuan penguasa (undang-udang,

keputusan hakim dan sebagainya), (2) hukum dalam arti petugas-petugas-

nya (penegak hukum), (3) hukum dalam arti sikap tindak, (4) hukum

dalam arti sistem kaidah, (5) hukum dalam arti jalinan nilai (tujuan

hukum), (6) hukum dalam arti tata hukum, (7) hukum dalam arti ilmu

hukum, (8) hukum dalam arti disiplin hukum.

16. Dr. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., dan Purnadi Purbacaraka, S.H.

menyebutkan arti yang diberikan masyarakat pada hukum sebagai berikut:

a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan, yakni pengetahuan yang tersusun

secara sistematis atas dasar kekuatan pemikiran.

b. Hukum sebagai disiplin, yakni suatu sistem ajaran tentang kenyataan

atau gejala-gejala yang dihadapi.

c. Hukum sebagai kaidah, yakni pedoman atau patokan sikap tindak atau

perikelakuan yang pantas atau diharapkan.

d. Hukum sebagai tata hukum, yakni struktur dan proses perangkat

kaidah-kaidah hukum yang berlaku pada suatu waktu.

e. Hukum sebagai petugas, yakni pribadi-pribadi yang merupakan

kalangan yang berhubungan erat dengan penegakan hukum.

f. Hukum sebagai keputusan penguasa, yakni hasil proses diskresi yang

menyangkut keputusan penguasa.

g. Hukum sebagai proses pemerintahan, yaitu proses hubungan timbal-

balik antara unsur-unsur pokok sistem kenegaraan.

6

Page 9: Tugas Makalah

h. Hukum sebagai sikap tindak ajeg atau perikelakuan yang teratur, yaitu

perikelakuan yang diulang-ulang dengan cara yang sama, yang

bertujuan untuk mencapai kedamaian.

i. Hukum sebagai jalinan nilai-nilai, yaitu jalinan-jalinan dari konsepsi-

konsepsi abstrak tentang apa yang siagap baik dan buruk.

j. Otje Salman, S.H.: dilihat dari kenyataan sehari-hari di lingkungan

masyarakat mengartikan atau memberi arti pada hukum terlepas dar

apakah itu benar atau keliru, sebagai berikut:

a. Hukum sebagai ilmu pengetahuan, diberikan oleh kalangan ilmuan.

b. Hukum sebagai disiplin, diberikan oleh filosof, teoritis dan politisi

(politik hukum).

c. Hukum sebagai kaidah, diberikan oleh filosof, orang yang

bijaksana.

d. Hukum sebagai Lembaga Sosial, diberika oleh filosof, ahli

Sosiaologi Hukum.

e. Hukum sebagai tata hukum, diberikan oleh DPR. Dan eksekutif (di

Indonesia).

f. Hukum sebagai petugas, diberikan oleh tukang beca, pedagang

kaki lima.

g. sebagai keputusan penguasa, diberikan oleh atasan dan bawahan

dalam suatu Instansi atau lembaga negara.

h. Hukum sebagai proses pemerintah, diberika oleh anggota dan

pimpinan eksekutif.

i. Hukum sebagai sarana sistem pengandalian sosial, diberikan oleh

para pembentuk dan pelaksana hukum.

j. Hukum sebagai sikap tindak atau perikelakuan ajeg, diberikan oleh

anggota dan pemuka masyarakat.

k. Hukum sebagai nilai-nilai diberikan oleh filosof, teorotis (ahli

yurisprudence).

l. Hukum sebagai seni, diberikan oleh mereka yang peka terhadap

lingkungannya; ahli karikatur.

7

Page 10: Tugas Makalah

2.2 Pelaksanaan

2.2.1 Sistem Hukum

Sistem hukum Indonesia merupakan perpaduan beberapa sistem hukum.

Sistem hukum Indonesia merupakan perpaduan dari hukum agama, hukum

adat, dan hukum negara eropa terutama Belanda sebagai Bangsa yang pernah

menjajah Indonesia.

Pelaksanaan hukum di Indonesia memiliiki banyak kelemahan atau

kekurangan. Paling tidak ada dua faktor signifikan yang melatarbelakangi

kelemahan tersebut, yakni: Pertama Penegak Hukum, dan kedua Sanksi

(Hukuman).

1. Penegak Hukum

Pelaksanaan hukum dalam tatanan hukum positif di Indoensia terdiri dari

Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. Kendati, dalam ketentuan perundangan

lembaga-lembaga ini terpisah, namun masih memiliki jalur koordinasi keatasnya,

hingga ke presiden. Lembaga-lembaga tersebut tidak ada yang bebas dan

independen, karena garis koordinasi bersifat vertikal bertanggung jawab kepada

kepala negara.

a. Kepolisian

Kendati jajaran kepolisian kian berbenah dengan semboyan

profesionalisme dan melayani kepentingan masyarakat, namun dalam prakteknya

kerap terjadi distorsi kebijakan. Masyarakat sering mempertanyakan eksistensi

pihak kepolisian ini. Pertama aspek kemaksimalan tugas, Kedua Sensitifitas

problema/kriminlaitas masyarakat, Ketiga, Kejujuran dan Kenetralan Tugas.

Badan (lembaga) yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat ternyata

sekarang menjadi lembaga angker dan menakutkan. Sebagai pengayom

masyarakat, agaknya pihak kepolisian belum melaksanakan tugas sebagaimana

mestinya. Lembaga ini kerapkali menuai kritikan dari masyarakat dari tahun ke

tahun. Apalagi saat ini ketika seorang Susno Duadji mulai buka mulut.

Kendati jajaran kepolisian kian berbenah dengan semboyan

profesionalisme dan melayani kepentingan masyarakat, namun dalam prakteknya

kerap terjadi distorsi kebijakan. Masyarakat sering mempertanyakan eksistensi

pihak kepolisian ini. Pertama aspek kemaksimalan tugas, Kedua Sensitifitas

8

Page 11: Tugas Makalah

problema/kriminlaitas masyarakat, Ketiga, Kejujuran dan Kenetralan Tugas.

Badan (lembaga) yang seharusnya menjadi pengayom masyarakat ternyata

sekarang menjadi lembaga angker dan menakutkan. Sebagai pengayom

masyarakat, agaknya pihak kepolisian belum melaksanakan tugas sebagaimana

mestinya. Lembaga ini kerapkali menuai kritikan dari masyarakat dari tahun ke

tahun. Apalagi saat ini ketika seorang Susno Duadji mulai buka mulut.

b. Kejaksaan

Badan (lembaga) ini juga bukan tidak luput menuai kritikan. Cukup

banyak kasus-kasus besar yang menghebohkan di-peti es-kan tanpa alasan yang

jelas. Berbagai rentetan kasus yang menjadi perhatian publik (masyarakat) masih

banyak yang belum dilimpahkan ke Pengadilan. Tampaknya badan (lembaga) ini

terlalu banyak Pekerjaan Rumah (PR) yang belum terselesaikan.

Kelemahan itu, bukan hanya dari sisi upaya pihak kejaksaan untuk

mengajukan pelaku kejahatan tersebut ke Pengadilan, namun pelaku kejahatan

yang sudah divonis pengadilan pun melengkapi ketidak-berdayaan hukum dan

perangkat pendukungnya. Misalnya, Eddi Tansil pada tahun 1992 sempat

menghebohkan negara dan masyarakat dengan staregi dan taktik katebelecenya

mengelabui pejabat tinggi ketika itu  dan mengkorupsi uang negara 1,3 trilyun.

Pada masa itu, nilai uang tersebut sungguh sangat besar dan mencengangkan. Ia

sudah dipidana dengan hukuman penjara selama 20 tahun dan sempat beberapa

saat mendekam dipenjara, namun dengan menggunakan berbagai taktik licik ala

mafia ia berhasil kabur dari penjara. Kini, ia bebas berkeliaran kemana saja ia mau

sambil menikmati uang yang telah ditilepnya itu.

Memang, lembaga ini memiliki banyak masalah yang juga meresahkan

masyarakat. Jaksa selaku Penuntut Umum telah juga ternoda, karena ulah

sebagian oknum jaksa nakal dan silau dengan materi. Kenakalan jaksa tdak hanya

dalam kasus-kasus yang telah dilimpahkan di Pengadilan. Namun, kenakalan itu

juga di luar Pengadilan. Misalnya, kasus-kasus yang masih dalam tahap

penyelidikan/penyidikan. Di tingkat penyelidikan atau penyidikan kerap terjadi

penyalah-gunaan wewenang. Tertuduh/tersangka  atau keluarganya bisa saja 

melobi jaksa yang menyelidik/menyidik kasusnya meminta kasusnya di-peti es-

kan atau istilah formalnya SP3 (Surat Perintah Penghentian Penyelidikan).

9

Page 12: Tugas Makalah

c. Kehakiman

Departemen kehakiman hingga kini belum mampu memberantas

kenakalan para hakim di seluruh negeri ini. Betapa tidak, sebenarnya munculnya

cibiran tentang mafia peradilan lebih ditujukan kepada para hakim. Kita tahu,

wajah hukum negeri ini telah dicoreng dengan banyaknya kasus-kasus yang

terjadi karena praktik vonis yang tanpa dasar atau cenderung menurut selera para

hakim.

Dari hari ke hari, Lembaga ini kerap ditunding melahirkan hakim nakal.

Putusan-putusan hakim sering mengusik hati nurani dan rasa keadilan masyarakat.

Kita tentu masih ingat misalnya dulu, Si raja “Kayu Bob Hasan” yang telah

menggunduli ratusan ribu hektar tanah dan hutan lindung di vonis hanya beberapa

tahun saja. Mantan Dirut BI  Syahril Sabirin yang diduga bermasalah dengan

kebijakan moneternya divonis bebas. Tommi Suharto yang seabrek-abrek

kejahatannya, divonis hanya 15 tahun penjara. Anehnya, beberapa hari mendekam

dipenjara,  tanpa dasar dan alasan yang rasional ia mendapatkan keringanan masa

tahanan (remisi). Dan masih banyak lagi kasus-kasus kelas kakap yang belum

dapat dituntaskan  pihak Kejaksaan.

Sebenarnya, praktik mafia peradilan tidak hanya ditujukan kepada dua

lembaga tersebut, tapi harusnya perlu juga mencermati benar dan terukur

pekerjaan Pengacara. Sekarang ini, tugas pengacara banyak mengalami perubahan

fungsi.

Semula mendampingi klien dan membelanya, baik di dalam maupun di

luar Pengadilan (litigasi dan non litigasi). Kini, sudah bergeser menjadi calo

perkara dan pelobi atau makelar kasus (MARKUS). Meski tidak semua, namun

kebanyakan pengacara menangani perkara karena pertimbangan financial,

sekalipun mereka harus mematikan hati nurani. Menariknya, ukuran keberhasilan

(menang) suatu kasus bukan karena kemampuan analisis cerdas pengacara dalam

mengotopsi dan menggali dasar hukum kasus yang sedang ditangani, melainkan

berdasarkan kalkulasi seberapa banyak uang klien yang akan disuguhi kepada

hakim yang menangani suatu kasus.

10

Page 13: Tugas Makalah

2. Sanksi (Hukuman)

a. Masa hukuman pelaku tindak pidana

Sanksi hukuman yang terdapat dalam berbagai hukum (peraturan

perundangan) yang berlaku sangat ringan sekali. Hukuman pelanggar berbagai

tindak pidana sebagaimana yang dituang dalam KUHP (Kitab Undang-undang

Hukum Pidana)  memuat sanksi yang sangat rendah. Bisa disebut hingga kini

KUHP belum banyak berubah sejak penjajahan belanda hingga sekarang. Dengan

konsepsi KUHP ini, mungkinkah hukum bisa membuat jera dan menyadarkan

masyarakat ?.

b. Peraturan tidak menghasilkan sanksi tindak tegas

Dalam berbagai kesempatan kita menyaksikan pemerintah beserta aparat

penegak hukum telah membuat peraturan di sekitar masyarakat. Kendati peraturan

telah dibuat berikut dengan hukuman/sanksinya, namun tetap saja peraturan

tersebut diabaikan atau ekstrimnya diacuhkan. Mengapa ? Karena, pemerintah dan

aparat hukum tidak secara sungguh-sungguh memiliki good will untuk

menertibkan masyarakat dalam menciptakan keteraturan hidup. Artinya, setelah

peraturan dibuat, kontrol terhadap pelanggar masih bisa ditolerir. Walhasil,

peraturan yang dipajang hanya sebatas himbauan moral an sich, tanpa bisa

menyentuh kepedulian masyarakat. Misalnya, di pasar perbelanjaan sering kita

temukan papan pengumuman kepada para pedagang, “Jangan buang sampah

sembarangan, buanglah pada tempat yang tersedia”. Kendati, pengumunan telah

dibuat, namun para pedagang masih terus saja melanggarnya, seakan tidak

memperdulikan adanya pengumuman

2.2.2 Nilai Moral

Moral merupakan ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang

menyangkut tingkah laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat

kepada aturan-aturan, kaidah-kaidah dan norma yang berlaku dalam

masyarakatnya, dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral. Jika sebaliknya

yang terjadi maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Moral dalam

perwujudannya dapat berupa peraturan dan atau prinsip-prinsip yang benar, baik

terpuji dan mulia. Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan

norma yang mengikat kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.

11

Page 14: Tugas Makalah

Jika bukan karena faktor ketidaktahuan, mengapa para pejabat dan tokoh

publik kita terus saja melakukan tindakan-tindakan yang tidak bermoral? Berbagai

jawaban dapat saja dikemukakan, mulai dari mencari popularitas,

mengekspresikan kekuasaan atau mungkin pemberontakan terhadap nilai moral

dasar tertentu yang dirasa membelenggu. Dari kaca mata filsafat moral, beberapa

skandal moral yang terjadi di negara kita dapat dibaca sebagai krisis atau

pendangkalan (triviality) moralitas individu.

Penerapan nilai moral dapat digambar dengan melaksanakan beberapa

nilai norma yang ada di Indonesia.

1. Norma Sopan Santun

Norma sopan santun adalah norma yang mengatur tata pergaulan sesama

manusia di dalam masyarakat.

Contoh :

- Hormat terhadap orang tua dan guru

- Berbicara dengan bahasa yang sopan kepada semua orang

- Tidak suka berbohong

- Berteman dengan siapa saja

- Memberikan tempat duduk di bis umum pada lansia dan wanita hamil

2. Norma Agama

Norma agama adalah norma yang mengatur kehidupan manusia yang berasal

dari peraturan kitab suci melalui wahyu yang diturunkan nabi berdasarkan atas

agama atau kepercayaannya masing-masing. Agama adalah sesuatu hal yang

pribadi yang tidak dapat dipaksakan yang tercantum dalam undang-undang

dasar ’45 pasal 29.

Contoh :

- Membayar zakat tepat pada waktunya bagi penganut agama islam

- Menjalankan perintah Tuhan YME

- Menjauhi apa-apa yang dilarang oleh agama

3. Norma Hukum

Norma hukum adalah norma yang mengatur kehidupan sosial kemasyarakatan

yang berasal dari kitab undang-undang hukum yang berlaku di negara kesatuan

republik indonesia untuk menciptakan kondisi negara yang damai, tertib, aman,

12

Page 15: Tugas Makalah

sejahtera, makmur dan sebagainya.

Contoh :

- Tidak melanggar rambu lalu-lintas walaupun tidak ada polantas

- Menghormati pengadilan dan peradilan di Indonesia

- Taat membayar pajak

- Menghindari KKN / korupsi kolusi dan nepotisme

2.3 Kemerosotan

2.3.1 Nilai Moral

Kemerosotan moral bangsa tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja,

namun telah menjamur hingga pelosok negeri. Indikator yang bisa dijadikan dasar

acuan kemerosotan moral bangsa Indonesia dapat terlihat dari memudarnya nilai-

nilai luhur yang dulu dijunjung tinggi. Salah satu contoh yang paling mudah

adalah menurunnya rasa hormat terhadap orang tua. Terlepas dari pola-pola

perilaku yang berkembang dari hubungan anak dan orang tua, secara keseluruhan

orang tua yang mengeluhkan “kekurangajaran” anaknya banyak terdengar.

Hal ini berarti nilai-nilai menghormati orang tua berubah ke arah yang

negatif. Hal diatas adalah sebagian contoh terkecil dari bangsa ini, yakni keluarga.

Belum lagi jika dilihat secara makro, tentu akan lebih banyak lagi, diantaranya

menurunnya rasa takut dan malu kepada Sang Pencipta. Akibatnya perbuatan

sewenang-wenang terjadi, dari desa hingga ibukota, seperti pemerkosaan,

perampokan, penipuan dan lain-lain.

Pengamalan pancasila sebagai dasar negara dan filsafat bangsa tampaknya

sudah tidak dihiraukan lagi. Masyarakat sudah terlalu jauh melangkah ke arah

modernisasi sehingga melupakan nilai-nilai moral. Tidak salah jika kini Pancasila

hanya diucapkan dalam kata namun dikhianati dalam perilaku.

Berbagai persoalan dan kerusakan yang ada saat ini sesungguhnya

disebabkan oleh kondisi moral dan etika masyarakat yang sudah mengalami

kemerosotan. Kerapuhan moral dan etika bangsa ini makin terlihat jelas tatkala

persoalan demi persoalan bangsa semakin hari bukan semakin hilang, tapi justru

semakin meningkat tajam. Mulai dari kasus kekerasan antar kelompok,

13

Page 16: Tugas Makalah

ketidakadilan sosial dan hukum, hingga budaya korup penguasa yang makin

menggurita.

Kerapuhan ini telah menjalar kesemua lapisan masyarakat.  Pelajar yang

seharusnya dipersiapkan guna menjadi insan dan calon pemimpin masa depan

ternyata lebih suka tawuran daripada belajar di bangku sekolah. Mahasiswa yang

semestinya bertindak sebagai penjaga nilai-nilai moral dan etika bangsa, ternyata

terjebak dalam budaya hedonis dan westernism yang tak jarang terjerumus dalam

pergaulan bebas. Guru-guru dan pengajar yang seharusnya menjadi suri tauladan

bagi anak didiknya, ternyata sibuk mengejar sertifikasi yang akhirnya berujung

pada gaya hidup yang materialistis.

Para penyelenggara negara pun tak kalah lebih parah. Korupsi makin hari

makin menggurita, penegakan hukum makin tak terarah. Kasus demi kasus

bertumpuk seperti sampah yang sangat menjijikkan. Masyarakat setiap hari harus

dihadapkan pada tontonan ketidakjujuran para penyelenggara negara.

Jika harus mengurai permasalahan kemerosotan bangsa ini satu demi satu,

sungguh terlalu rumit dan panjang. Bahkan lebih rumit daripada harus mengurai

benang kusut.

Penyebab rusaknya moral bangsa Indonesia :

1. Pengaruh Budaya Luar Ini adalah hal yang mungkin menjadi penyebab

rusaknya moral bangsa Indonesia,tak dapat dipungkiri pengaruh budaya barat

merusak moral bangsa ini.Sebagai contoh free sex dan pergaulan bebas

masuk ke indonesia dari merangseknya budaya barat ke negeri ini. 

2. Kurangnya Agama Ini juga bisa menjadi sebab rusaknya bangsa

indonesia.Jika agama yang kita miliki kuat maka tentu saja kita akan takut

berbuat dosa.Sehingga tidak akan ada kejahatan atau paling tidak kejahatan

akan sangat minim dalam negeri ini.Contohya saja jika para pejabat negeri ini

memiliki landasan agama yang baik,maka apa berani dia memakan uang

rakyat(Korupsi).

3. Salahnya Sistem Pendidikan Indonesia Ini juga bisa menjadi penyebab

rusaknya moral di Indonesia. Sebagaimana anda tahu anak-anak

menghabiskan banyak waktunya di dalam sekolah. Sayangnya sekolah

sekarang hanya identik untuk mencari ilmu duniawi saja dan jarang ada yang

14

Page 17: Tugas Makalah

sekolah yang juga mengajarkan aspek2 moral,Jikalau ada porsinya sangat

minim. 

2.3.2 Hukum

Beberapa tahun belakangan ini, hukum Indonesia semakin parah saja.

Hukum seakan-akan bukan lagi dasar bagi bangsa Indonesia, rakyat Indonesia

seolah tak lagi takut pada hukum yang berlaku di negara ini.

Kebanyakan orang akan bicara bahwa hukum di Indonesia itu dapat di

“beli”, yang menang mereka yang mempunyai kekuasaan, yang punya uang

banyak pasti aman dari gangguan hukum walaupun aturan negara dilanggar. Ada

pengakuan informal di masyarakat bahwa karena hukum dapat di beli maka aparat

penegak hukum tidak dapat diharapkan untuk melakukan penegakan hukum

secara menyeluruh dan adil. Praktik penyelewengan dalam proses penegakan

hukum, seperti mafia hukum dan peradilan, peradilan yang diskriminatif atau

rekayasa proses peradilan merupakan realitas yang gampang ditemui dalam

penegakan hukum di negeri ini. Peradilan yang diskriminatif menjadikan hukum

di negeri ini persis seperti yang dideskripsikan Plato bahwa hukum adalah jaring

laba – laba yang hanya mampu menjerat yang lemah tetapi akan robek jika

menjerat yang kaya dan kuat.

Keprihatinan yang mendalam tentunya melihat reformasi hukum yang

masih berjalan lambat dan belum memberikan rasa keadilan bagi masyarakat.

Tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa pada dasarnya apa yang terjadi akhir-

akhir ini merupakan ketiadaan keadilan yang dipersepsi masyarakat (the absence

of justice). Ketiadaan keadilan ini merupakan akibat dari pengabaian hukum

(diregardling the law), ketidakhormatan pada hukum (disrespecting the law),

ketidakpercayaan pada hukum (distrusting the law) serta adanya penyalahgunaan

hukum (misuse of the law).

Sejumlah masalah yang layak dicatat berkenaan dengan bidang hukum

antara lain:

1. Sistem peradilan yang dipandang kurang independen dan imparsial

2. Belum memadainya perangkat hukum yang mencerminkan keadilan social

3. Inkonsistensi dalam penegakan hukum

4. Masih adanya intervensi terhadap hukum

15

Page 18: Tugas Makalah

5. Lemahnya perlindungan hukum terhadap masyarakat

6. Rendahnya kontrol secara komprehensif terhadap penegakan hukum

7. Belum meratanya tingkat keprofesionalan para penegak hukum

8. Proses pembentukan hukum yang lebih merupakan power game yang

mengacu pada kepentingan the powerfull daripada the needy.

2.4 Pelanggaran

2.4.1 Hukum

Berikut ini beberapa pelanggaran hukum di Indonesia :

1. Pembajakan Lagu/ Film

Dalam Studi yang dilakukan oleh IDC menyebutkan tingkat pembajakan

di Indonesia mencapai 85% dengan potensi kerugian sebesar US$544 juta pada

2008. Kalau dibandingkan 2007 naik sebesar 1% dari 84% dengan potensi

kerugian sebesar US$411 juta. Dengan hasil 85% tersebut, Persentase Indonesia

ini sama dengan Vietnam dan Irak.

2. Pelanggaran rambu-rambu lalu lintas

Tingginya pelanggaran lalu lintas bisa dilihat dari angka pelanggaran yang

terus meningkat. Data di Direktorat Lalu lintas Polda Metro Jaya tercatat catat

589.127 kasus selama tahun 2008 hingga awal 2009, atau rata-rata sehari sekitar

1.000 lebih terjadi pelanggaran. Dari angka tersebut, sekitar 60% dilakukan

pengendara sepeda motor, 30% angkutan umum baik Mikrolet, Bis, Metromini

dan lainnya, 10% sisanya mobil pribadi. banyak sekali.

3. Pernikahan dibawah umur

Laporan Pencapaian Millennium Development Goal’s (MDG’s) Indonesia

2007 yang diterbitkan oleh Bappenas menyebutkan, bahwa Penelitian Monitoring

Pendidikan oleh Education Network for Justice di enam desa/kelurahan di

Kabupaten Serdang Badagai (Sumatera Utara), kota Bogor (Jawa Barat), dan

Kabupaten Pasuruhan (Jawa Timur) menemukan 28,10% informan menikah pada

usia di bawah18 tahun. Mayoritas dari mereka adalah perempuan yakni sebanyak

76,03%, dan terkonsentrasi di dua desa penelitian di Jawa Timur (58,31%).

Angka tersebut sesuai dengan data dari BKKBN yang menunjukkan tingginya

pernikahan di bawah usia 16 tahun di Indonesia, yaitu mencapai 25% dari jumlah

16

Page 19: Tugas Makalah

pernikahan yang ada.Bahkan di beberapa daerah persentasenya lebih besar, seperti

Jawa Timur (39,43%), Kalimantan Selatan (35,48%), Jambi (30,63%), Jawa Barat

(36%), dan Jawa Tengah (27,84%).

4. Main hakim sendiri

Mungkin inilah kejahatan yang paling sering terjadi di Indonesia. Asal ada

pencopet atau penjahat kelas teri yang ketangkap pasti langsung main hakimi

sendiri gak langsung di kasih sama pak polisi. ini udah menjadi budaya di negara

kita.

5. Buang sampah sembarangan

Indonesia memang negara yang banyak angka kemiskinannya tapi kalau

yang buta huruf kayaknya dikit gak terlalu banyaklah. Tapi masih banyak juga

orang-orang yang masih aja buang sampah sembarangan meskipun sudah di

pasang pamplet DILARANG BUANG SAMPAH DISINI.

6. Pemukiman liar

Banyaknya penduduk di Ibukota mungkin jadi suatu alasan untuk meeka-

mereka yang gak punya tempat tinggal untuk tinggal di tempat-tempat yang

dilarang oleh pemerintah. kayaknya cuma di Indonesia yang ada namanya tempat

pemukiman liar.

7. Diskriminasi dan SARA

Di Indonesia masih banyak yang namanya diskriminasi dan SARA. bisa

kita liat contohnya dimana-mana. gak perlu di tulis di sini sat per satu coba liat aja

di sekeliling kamu sekarang.

8. Pengemis

Tindakan tegas yang dilakukan Dinas Sosial terhadap pemberi sedekah

kepada pengemis di jalan sesuai dengan PerdaNomor 8 tahun 2007 tentang

Ketertiban Umum. Sanksi yang tercantum dalam perda cukup berat, kurungan tiga

bulan atau denda maksimal Rp 20 juta. Dan untuk si pemberi sedekah akan

didenda Rp 300 ribu.

9. Kelakuan wakil rakyat dan pejabat

Sebanyak 75 mobil dinas anggota DPRD DKI Jakarta masa jabatan 2004-

2009 belum dikembalikan ke Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Padahal, para

17

Page 20: Tugas Makalah

wakil rakyat itu sudah mengakhiri masa jabatannya pada Selasa.

Para anggota Dewan kecuali empat pimpinan Dewan diberi fasilitas berupa mobil

dinas Toyota Altis tahun 2007. Mobil itu dibeli dengan menggunakan APBD DKI

dan berfungsi sebagai mobil operasional. Jadi, begitu anggota Dewan berhenti,

mereka wajib mengembalikan mobil tersebut.

10. Korupsi

Korupsi merupakan pelanggaran hukum yang biasa terjadi di Indonesia.

Orang yang melakukan korupsi disebut koruptor. Contoh perilaku dari korupsi

yaitu menggunakan fasilitas kantor atau lembaga yang dipimpinnya untuk

keperluan pribadi dan memperkaya diri sendiri.

Akibat/konsekuensi dari korupsi yaitu sangat berbahaya bagi standar

moral di masyarakat, saat mereka menganggap korupsi adalah suatu hal yang

biasa. Terutama bagi pemahaman generasi muda. melebihkan itu dapat dikantongi

sendiri.

Contoh hukum/sanksi dari korupsi:

Pelanggaran ini termasuk hukum pidana. Sanksi yang diberikan berupa

hukuman denda berupa ganti rugi atau penyitaan barang serta hukuman penjara.

11. Narkoba

Narkoba (singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Bahan Adiktif

berbahaya lainnya) adalah bahan/zat yang jika dimasukkan dalam tubuh manusia,

baik secara oral/diminum, dihirup, maupun disuntikkan, dapat mengubah pikiran,

suasana hati atau perasaan, dan perilaku seseorang. Contoh perilaku yang biasa

dilakukan yaitu penyalahgunaan narkoba. Pernyalahgunaan narkoba disebabkan

karena zat-zat tersebut menjajikan sesuatu dapat memberikan rasa kenikmatan,

kenyamanan, kesenangan, dan ketenangan, walaupun hal itu sebenarnya hanya

dirasakan secara semu.

Akibat/konsekuensi dari narkoba yaitu dapat mempengaruhi susunan

syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, karena mempengaruhi

susunan syaraf.

Contoh hukum/sanksi dari narkoba :

Untuk pengedar sanksinya dipenjara selama 10 tahun dan didenda

sebanyak 500 juta rupiah. Tetapi apabila pengedar itu berstatus sebagai bandar

18

Page 21: Tugas Makalah

atau bosnya maka dia dipenjara selama 20 tahun sampai dengan seumur hidup

bahkan dihukum mati dan didenda 1 milyar rupiah. Untuk penyimpang atau

pembuat narkoba sanksinya dipenjara selama 7 tahun dan didenda sebanyak 10

juta rupiah dan didenda sebanyak 10 juta rupiah

12. Pajak

Contoh pelanggaran dalam pembayaran pajak yaitu tidak membayar pajak

PBB dan PBB yang tertunggak dengan jumlah yang sudak besar. Wajib pajak

yang tidak melaksanakan kewajiban membayar pajaknya, Direktorat Jenderal

Pajak akan melakukan penagihan pajak. Tindakan ini dilakukan apabila wajib

pajak tidak membayar pajak terutang sesuai dengan jangka waktu yang telah

ditentukan dalam Surat Tagihan Pajak (STP), proses penagihan dimulai dengan

Surat Teguran dan dilanjutkan dengan Surat Paksa.

Akibat/konsekuensi tidak membayar pajak yaitu pembangunan terhambat

dan akan dilakukan penyitaan barang dan pelelangan atas harta yang disita

tersebut untuk melunasi pajak yang tidak/belum dibayar.

Contoh hukum/sanksi dari pelanggaran perpajakan :

Ada 2 macam sanksi perpajakan yaitu Sanksi Administrasi dan Sanksi

Pidana. Sanksi Administrasi terdiri dari Sanksi Administrasi berupa denda, berupa

bungan dan berupa kenaikan. Sedangkan Sanksi Pidana yaitu pemerintah masih

memberikan keringanan dalam pemberlakuan Sanksi Pidana dalam pajak, yaitu

bagi wajib pajak yang baru pertama kali melanggar ketentuan Pasal 38 UU KUB

tidak dikenai Sanksi Pidana, tetapi dikenai Sanksi Administrasi.

2.4.2 Nilai Moral

Beberapa pelanggaran nilai moral di Indonesia:

1. Pencurian pulsa

Semakin banyaknya pengguna telepon operator selular mengakibatkan

operator yang bekerjasama dengan content provider menghadirkan konten-konten

hiburan untuk penggunanya sepertiringtone, wallpaper, game dan lain-lain. Tidak

jarang untuk mendapatkan hiburan yang pendaftarannya menggunakan sms

premium itu menjebak pengguna dengan melakukan pendaftaran tanpa disertai

keterangan lebih lanjut, seperti bagaimana cara untuk berhenti dari berlangganan

19

Page 22: Tugas Makalah

tersebut. Walaupun tidak semua content provider melakukan itu ada saja

yangdengan tiba-tiba langsung melakukan registrasi tanpa diketahui oleh pemilik

nomer tersebut yang berakibat terkuras nya pulsa untuk mengambil keuntungan

yang sebesar-besarnya.

2. Penipuan Belanja Secara Online

Kebutuhan orang semakin meningkat dan waktu semakin tidak berguna.

Belanja online adalah solusi dari sekian banyak orang yang tanpa harus pusing

menyita waktu dan tenaga untuk  berbelanja. Karena itu tidak sedikit orang yang

tidak bertanggung jawab mencari keuntungan dari celah belanja online tersebut

dengan mengambil kepercayaan konsumen. Dan bila mempunyai permasalahan di

dunia maya akan lebih sulit dari dunia nyata. Semua orang dapat menggunakan

identitas palsu yang bahkan bila kita mempercayai seseorang di dunia maya bisa

180 derajat akan menjadi teman yang menipu tanpa kita sadari. Seseorang bisa

saja membuat akun palsu dan menjual barang yang palsu pula / yang dia tidak

punyai/ barang cacat. Kejahatan seperti ini lebih sulit dilacak dari kejahatan dunia

nyata.Terlebih lagi bila kita langsung mempercayainya dan tanpa lihat kiri kanan

langsung tancap gas.

3. Pembajakan Software

Bicara tentang pembajakan software tidak akan habis-habisnya. Mulai dari

software denganharga ratusan ribu sampai jutaan rupiah tidak lepas dari

pembajakan. Di satu sisi pengguna yangtidak mampu untuk membeli software

original bisa diuntungkan dengan pembajakan tersebutdengan mendapatkan harga

yang lebih murah atau pun gratis. Tapi dilain pihak, pengembangsoftware akan

gigit jari melihat software mereka dibajak.

4. Pelanggaran moral yang dilakukan oleh guru

Ada beberapa pelanggaran moral yang dilakukan oleh oknum guru.

Beberapa diantaranya adalah pemalsuan nilai dilakukan agar siswa lulus dalam

seleksi penerimaan mahasiswa baru. Selain itu juga kasus pelecehan seksual oleh

oknum guru olahraga ataupun kasus-kasus guru yang selingkuh di sejumlah

daerah.

Kasus lainnya yaitu kecurangan pembocoran soal UAN yang merupakan

kejahatan bersama antara guru dan kepala sekolah di sejumlah daerah Indonesia,

20

Page 23: Tugas Makalah

juga kasus berbagai bentuk kecurangan yang dilakukan oleh guru ketika menjadi

peserta sertifilaki profesi guru melalui uji portofolio seperi pemalsuan berkas,

penjiplakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, bahkan yang paling parah adalah

menyelipkan uang dalam berkas portofolio. Kecurangan dalam seleksi sertifikasi

guru ini dilakukan oleh 3% dari 200.000 total guru Indonesia yang mengikuti

seleksi tersebut. Jumlah persentase yang melakukan kecurangan memang

tergolong hanya sedikit dari 200.000 orang guru tersebut, namun tetaplah

disesalkan karena kecurangan-kecurangan itu semestinya tidak terjadi, apalagi

dalam konteks penseleksian guru professional ini, ironis sekali.

Hal itu cukup mencoreng citra dunia pendidikan di Indonesia. Karena 

akan berdampak pada rusaknya pandangan masyarakat terhadap sosok guru,

hilangnya rasa segan, hormat serta rasa percaya kepada sosok guru.

5. Pelanggaran moral di dalam dunia politik

Ada beberapa kepala pemerintahan/daerah dan wakil rakyat

mengundurkan diri dari jabatan nya sebelum masa waktu jabatan berakhir.

Contoh kasus si A jabatan sekarang sebagai anggota dewan dan baru menjabat 2

tahun masa kerja, ketika ada pemilihan bupati, si A mengundurkan diri dari

anggota dewan dan ikut pada pemilihan bupati. Di dalam contoh kasus di atas,

Kalau kita tinjau dari peraturan per undang undangan tidak ada yang salah dari si

A, karena si A sudah mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota dewan

dan itu merupakan hak asasi dari si A untuk ikut mencalonkan diri menjadi bupati,

namun kalau kita pandang dari sudut etika dan moral, sungguh tidak etis hal

tersebut di lakukan oleh si A, mengapa demikian, karena masih ada beban moral

yang masih di tanggung oleh si A yaitu harus menyelesaikan tugasnya sebagai

anggota dewan yang di beri amanah untuk itu dalam membawa aspirasi

masyarakat yang memilihnya menjadi anggota dewan selama 5 tahun dan si A

baru menjalankan jabatanya selama 2 tahun, kalau si A mencalonkan diri menjadi

Bupati otomatis suara rakyat yang memilih si A dalam pemilu pemilihan anggota

dewan akan menjadi sia sia dan itu merupakan tindakan serta perilaku yang buruk

bagi si A yang telah menzalimi pilihan rakyat yang memilih nya menjadi anggota

dewan sehingga dapat di sebut bahwa moral dan etika si A buruk.

21

Page 24: Tugas Makalah

Selain itu, banyak pula ditemukannya pelanggaran moral di bidang politik

seperti kasus penyuapan. Kasus suap – menyuap sudah sering kali terjadi dalam

kalangan politikus. Contohnya, seorang caleg yang berbondong- bondong

memberikan uang kepada masyarakat secara cuma- cuma. Masyarakat cukup

hanya dengan memilih mereka sebagai caleg, agar partai tersebut mampu menjadi

pemenang dalam pemilihan calon legislative. Kasus seperti ini memang sudah

dianggap biasa, bahkan menjadi karakter bangsa Indonesia. Namun, apa yang

terjadi jika kita hidup dalam kebohongan besar ? Permainan apa lagi yang nanti

kita ikuti ? Pastilah semua itu akan merugikan masyarakat Indonesia sendiri dan

akan menimbulkan masalah baru.

22

Page 25: Tugas Makalah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hakikat manusia adalah fungsi yang harus di jalankan oleh setiap manusia,

karena manusia adalah pelaku utama untuk menjalankan nilai moral dan hukum

yang sudah ada di Indonesia. Tetapi dalam kenyataannya pelaksanaan sistem

hukum dan nilai moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara memiliki banyak kelemahan. Kelemahan tersebut disebabkan karena

kemerosotan serta pelanggaran nilai moral dan hukum.

Jika ini terus berlanjut, tidak mengherankan bila dalam beberapa tahun ke

depan Indonesia akan semakin terpuruk. Nilai moral dan hukum merupakan aspek

terpenting dalam suatu negara, apabila hukum negara saja bisa di permainkan

dengan uang, bisa dibayangkan bagaimana keadaan Indonesia di masa yang akan

datang.

           Maka, ini menjadi tugas para generasi penerus bangsa untuk segera

memperbaiki Indonesia agar tidak lagi menjadi negara yang naïf.

23

Page 26: Tugas Makalah

DAFTAR PUSTAKA

http://yettihidayah.blogspot.com/2011/11/perbedaan-dan-persamaan-

hukum-norma.html

http://ashibly.blogdetik.com/2011/07/19/pelanggaran-etika-moral-dalam-

berpolitik/

http://septialhanif.wordpress.com/2010/10/08/pelanggaran-moral-guru-

adakah-berdampak-bagi-siswa/

http://www.scribd.com/doc/137686384/Contoh-Kasus-Pelanggaran-Etika-

Di-Masyarakat-Dan-Solusinya

http://fuzudhoz.blogspot.com/2013/03/pengertian-hukum-secara-umum-

dan.html

http://pondok24.wordpress.com/2010/04/13/catatan-kritis-pelaksanaan-

hukum-di-indonesia/

http://milalanasution.wordpress.com/2013/06/11/permasalahan-dan-

kondisi-moral/

http://merpati-himapanka.blogspot.com/2013/12/kemerosotan-moral-

bangsa.html

24