tugas makalah

21
[Type here] BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Energi nuklir merupakan suatu bentuk energi yang dipancarkan secara radiasi dengan memiliki dua sifat khas, yaitu tidak dapat dirasakan secara langsung oleh indera manusia dan berbagai jenis radiasi dapat menembus beberapa jenis bahan. Dengan adanya sifat-sifat tersebut, maka untuk menentukan ada atau tidaknya radiasi nuklir, diperlukan suatu alat pengukur berupa peralatan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi. Hal tersebut juga sesuai dengan SK.Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi, maka alat ukur radiasi menjadi suatu hal yang diperlukan pada daerah instalasi nuklir, dimana alat tersebut harus dapat menunjukkan nilai intensitas atau dosis radiasi yang mengenainya. Dengan demikian seorang pekerja radiasi dapat mengambil tindakan yang sesuai setelah membaca alat ukur yang dipergunakan untuk tujuan proteksi terhadap radiasi. Setiap alat ukur radiasi nuklir terdiri atas dua bagian, yaitu detektor dan peralatan penunjang. Detektor merupakan suatu alat yang peka terhadap radiasi, yang apabila terkena pancaran radiasi akan menghasilkan suatu 1

description

tugas makalah Fisika Nuklir Kedokteran

Transcript of tugas makalah

[Type here]

BAB 1PENDAHULUAN1. LATAR BELAKANG

Energi nuklir merupakan suatu bentuk energi yang dipancarkan secara radiasi dengan memiliki dua sifat khas, yaitu tidak dapat dirasakan secara langsung oleh indera manusia dan berbagai jenis radiasi dapat menembus beberapa jenis bahan. Dengan adanya sifat-sifat tersebut, maka untuk menentukan ada atau tidaknya radiasi nuklir, diperlukan suatu alat pengukur berupa peralatan untuk mendeteksi dan mengukur radiasi.Hal tersebut juga sesuai dengan SK.Kepala BAPETEN No.01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang ketentuan keselamatan kerja terhadap radiasi, maka alat ukur radiasi menjadi suatu hal yang diperlukan pada daerah instalasi nuklir, dimana alat tersebut harus dapat menunjukkan nilai intensitas atau dosis radiasi yang mengenainya. Dengan demikian seorang pekerja radiasi dapat mengambil tindakan yang sesuai setelah membaca alat ukur yang dipergunakan untuk tujuan proteksi terhadap radiasi. Setiap alat ukur radiasi nuklir terdiri atas dua bagian, yaitu detektor dan peralatan penunjang. Detektor merupakan suatu alat yang peka terhadap radiasi, yang apabila terkena pancaran radiasi akan menghasilkan suatu tanggapan tertentu, sedangkan peralatan penunjang merupakan suatu peralatan elektronik yang berfungsi untuk mengubah tanggapan yang dihasilkan detektor menjadi suatu informasi yang dapat diamati oleh panca indera manusia atau dapat diolah lebih lanjut menjadi informasi yang berarti.Alat ukur proteksi radiasi digunakan untuk kegiatan keselamatan kerja dengan radiasi, nilai yang ditampilkan dalam satuan dosis radiasi seperti Rontgent, rem, atau Sievert.Sedangkan sistem pencacah dan spektroskopi digunakan untuk melakukan pengukuran intensitas radiasi dan energi radiasi secara akurat.Sistem pencacah lebih banyak digunakan di fasilitas laboratorium.Gambar 1. Contoh alat cacah radiasiDari segi cara pembacaannya, alat ukur radiasi juga dapat dibedakan pula menjadi dua kelompok, yaitu: (1). Alat ukur pasif, yaitu alat ukur radiasi yang hasil pengukurannya tidak dapat dibaca secara langsung, melainkan harus melalui proses khusus terlebih dahulu. Contoh alat ukur radiasi pasif, antara lain: Film badge dan TLD badge. (2). Alat ukur aktif, yaitu alat ukur radiasi yang hasil pengukurannya dapat dibaca secara langsung. Contoh alat ukur radiasi aktif, antara lain: surveimeter dan dosimeter saku.2. RUMUSAN MASALAHa. Apakah alat cacah radiasi GMC, Sintilator, dan Semikonduktor?b. Bagaimana perbedaan cara kerja GMC, Sintilator, dan Semikonduktor?3. TUJUANa. Untuk mengetahui alat cacah radiasi GMC, Sintilator, dan Semikonduktor?b. Untuk mengetahui perbedaan cara kerja GMC, Sintilator, dan Semikonduktor?

BAB 2PEMBAHASAN1. Geiger Muller CounterGeiger Muller adalah alat untuk mendeteksi dan pengukur ionisasi dari radiasi nuklir. Ini adalah alat tertua yang digunakan untuk tujuan yang dimaksud, tetapi termasuk salah satu alat ukur yang paling sensitif, terutama untuk radiasi level lemah dan cocok dipergunakan di berbagai situasi. Bagian luar dari Geiger muller ini terdiri dari logam yang sering disebut tabung yang didalamnya diisi dengan gas bertekanan rendah, biasanya berisi gas Argon dan Neon. Pada Gambar 2. memperlihatkan foto tabung Geiger Muller. .Gambar 2. Skema Tranduser tabung Geiger mullerDetektor ini bekerja pada daerah Geiger Muller. Pada umumnya, sebagai bahan gas isiannya dipilih menggunakan gas P-10, seperti halnya gas isian pada detektor proporsional. Namun sering juga digunakan gas Helium dan Argon sebagai gas isiannya. Jumlah pasangan ion dalam gas isian yang terjadi karena radiasi, pada detektor yang bekerja di daerah ini sangat banyak, bahkan dapat mencapai nilai saturasinya. Tinggi rendahnya pulsa keluaran tidak tergantung pada energi radiasi yang memasukinya. Berapa pun besarnya energi radiasi yang memasuki jendela detektor, banyaknya pasangan ion yang dihasilkan sama dengan nilai saturasinya. Jadi pulsa keluaran tabung G-M hanya menunjukan tinggi rendahnya muatan listrik yang terkumpul. Karena jumlah muatan listrik yang terkumpul sangat besar (sekitar 10 9 s.d. 1010 pasangan ion), sehingga amplitudo pulsa keluarannya relatif tinggi (dalam orde volt). Tingginya amplitudo pulsa keluaran merupakan salah satu keunggulan detektor G-M, karena tidak memerlukan rangkaian sirkuit elektronika penguat pulsa (pre-amplifier).Detektor G-M pada umumnya dapat menghitung radiasi dengan menerapkan metode pulsa sama halnya dengan detektor proporsional, dan juga dapat menghitung radiasi dengan menerapkan metode arus sama seperti halnya detektor kamar pengionan. tingginya tegangan kerja tabung detektor G-M, akan menimbulkan medan listrik yang tinggi. Tingginya medan listrik pada tabung detektor G-M dapat mengakibatkan terjadinya guguran elektron (electron avalenche). Pada kondisi tertentu, satu guguran elektron menjadi pemicu terjadinya guguran elektron berikutnya pada tempat yang berbeda di dalam tabung. Pada satu nilai beda potensial tertentu, medan listrik akan bersifat kritis, artinya setiap terjadinya guguran satu elektron akan diikuti oleh rata-rata satu guguran elektron lainnya. Peningkatan jumlah guguran elektron menyebar dengan cepat. Secara teoritis, jumlah guguran elektron dapat meningkat secara eksponensial dalam rentang waktu yang singkat. Elektron-elektron bebas yang terbentuk karena adanya guguran elektron mengakibatkan molekul-molekul pada gas isian akan mengalami eksitasi. Dalam rentang waktu yang singkat (orde nanosekon), molekul-molekul gas yang tereksitasi tersebut akan kembali stabil, artinya elektron-elektron pada molekul gas isian yang tereksitasi akan kembali pada tingkat energi/orbitnya semula. Perpindahan elektron dari keadaan tereksitasi menuju keadaan semula memancarkan gelombang elektromagnetik, dengan panjang gelombang yang berada pada rentang panjang gelombang cahaya tampak.Gelombang elektromagnetik ini adalah elemen penting dalam reaksi rantai yang terjadi dalam tabung G-M. Apabila satu foton berinterkasi fotolistrik dengan atom/molekul gas isian maka akan terbentuk satu elektron bebas. Elektron bebas tersebut akan bergerak menuju anoda dan akan memicu terjadinya guguran elektron lain. Karena keadaan tereksitasinya molekul gas isian sangat singkat, sementara foton bergerak dengan kecepatan cahaya, maka terbentuknya elektron bebas yang dihasilkan dari proses fotolistrik (elektron sekunder) hampir bersamaan dengan terjadinya guguran elektron yang pertama. Ketika Geiger discharge mencapai angka tertentu, efek kolektif dari guguran elektron berperan dalam menghentikan rantai reaksi yang terjadi dalam tabung GM. Berhentinya rantai reaksi dalam tabung G-M akan terjadi setelah kira-kira jumlah guguran elektron berikutnya sama dengan jumlah elektron sebelumnya, maka seluruh pulsa keluaran memiliki besar amplitudo yang sama, dan tidak tergantung pada jumlah pasangan ion awal yang terjadi pertama kali dalam tabung G-M, sebagai akibat interaksi radiasi dengan molekul gas isian. Mobilitas ion positif jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan mobilitas elektron. Ketika konsentrasi ion positif cukup tinggi, maka akan menurunkan medan listrik dalam tabung. Karena multiplikasi/reaksi rantai dalam gas isian memerlukan medan listrik di atas harga minimum tertentu, maka penurunan medan listrik itu akan menghentikan proses Geiger discharge.Pada detektor jenis ini, proses discharge terjadi sepanjang anoda. Seluruh proses discharge terjadi dalam waktu singkat (orde mikrosekon). Waktu ini lebih kecil dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan untuk membentuk pulsa keluaran yang timbul karena guguran elektron tunggal. Proses discharge ini, harus didinginkan secara tiba-tiba (quenching) untuk mencegah terjadinya proses discharge yang terus menerus serta untuk mencegah terjadinya multiplikasi pembentukan pulsa. Setelah proses Geiger discharge berhenti, ion-ion positif bergerak lambat ke katoda. Kemudian dinetralisir oleh elektron-elektron yang ada di permukaan katoda. Dalam proses ini sejumlah energi, yang disebut sebagai fungsi kerja (work function), dibebaskan. Energi tersebut sama dengan energi ionisasi gas dikurangi dengan energi yang diperlukan untuk mengeluarkan elektron dari permukaan katoda. Jika energi yang dibebaskan tersebut masih melebihi fungsi kerja katoda, maka energi tersebut mungkin akan mengeluarkan elektron lagi dari permukaan katoda. Elektron ini akan bergerak ke anoda, dan akan memicu guguran lain yang akan menjadi Geiger discharge yang kedua. Maka akan tercatat, pulsa tambahan yang bukan berasal dari radiasi yang masuk.Kerugian utama dari detektor G-M adalah tidak dapat membedakan energi radiasi yang memasukinya. Contohnya: dengan menggunakan detektor jenis ini, kita tidak akan bisa membedakan secara elektronik antara radiasi partikel alfa dan beta, juga tidak bisa mengukur besarnya energi radiasi masing-masing partikel tersebut. Selain itu, kerugian detektor G-M adalah memiliki waktu-mati yang cukup lama, (berkisar antara 100300 sekon), sehingga kemampuan ukurnya hanya terbatas pada laju cacah yang rendah. Detektor G-M tidak cocok jika digunakan untuk menghitung laju cacah yang tinggi dalam rentang waktu yang singkat (laju pulsa yang tinggi, beberapa ratus pulsa per sekon), karena akan menimbulkan pembentukan pulsa yang sangat cepatKondisi ini disebut dengan fold back artinya tingginya radiasi dari sumber radiasi yang diukur dengan menggunakan tabung G-M akan menimbulkan pembentukan pulsa keluaran yang sangat cepat. Pulsa yang terbentuk pada ujung akhir pulsa sebelumnya, terjadi karena anoda sudah menarik muatanlistrik negatif baru sebelum proses pembentukan pulsa keluaran karena tangkapan muatan listrik negatif sebelumnya selesai.Pada detektor GM, jika tegangan dioperasikan dari nol samapi tegangan yang tinggi dan hasil cacahannya digambarkan maka akan ada bagian yang datar. Daerah ini disebut plateau. Pada daerah plateau, jika ada perubahan tegangan, hasil cacahan tidak berubah secara signifikan. Tegangan kerja yang mulai timbulnya cacah disebut starting voltage. Bila V1 adalah tegangan mulainya plateau, V2 adalah tegangan batas dari plateau. Lereng plateau (slope) didefinisikan sebagai berikut:Gambar 3. Hubungan antara beda potensial dengan laju cacah Geiger mullerRumus plateu slope untuk daerah kerja detector Geiger muller(2)(3)(4)(5)N1 dan N2 adalah laju cacah pada V1 dan V2, jika harganya 10 %/100 volt maka detektor itu baik. Hal ini berarti tegangan berubah 100 volt ada kenaikan laju cacah 5 %. Di atas V2 tegangan terlalu tinggi untuk detektor ini sehingga terjadi pulsa yang terus menerus. Jika detektor dioperasikan di atas tegangan V2, maka akan rusak. Tegangan kerja detektor diambil pada daerah plateau.2. Sintilator a. Sistem kerjaDetektor sintilasi selalu terdiri dari dua bagian, yaitu: bahan sintilator dan photomultiplier. Detektor sintilasi bekerja memanfaatkan radiasi fluoresensi (biasanya cahaya) yang dipancarkan ketika elektron dari keadaan tereksitasi kembali ke keadaan dasarnya pada pita valensi. Bahan yang dipilih sebagai bahan detektor adalah bahan yang memungkinkan peristiwa kerlipan cahaya tersebut dapat terjadi dalam waktu yang sangat cepat (kira-kira 1 sekon).Bahan sintilator merupakan suatu bahan padat, cair maupun gas, yang akan menghasilkan percikan cahaya bila dikenai radiasi pengion. Photomultiplier digunakan untuk mengubah percikan cahaya yang dihasilkan bahan sintilator menjadi pulsa listrik. Mekanisme pendeteksian radiasi pada detektor sintilasi dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu Proses pengubahan radiasi yang mengenai detektor menjadi kerlipan cahaya di dalam bahan sintilator Proses pengubahan kerlipan cahaya menjadi pulsa listrik di dalam tabung photomultiplier.b. Bahan sintilatorDalam kristal bahan sintilator terdapat pita-pita atau daerah yang dinamakan sebagai pita valensi dan pita konduksi yang dipisahkan dengan tingkat energi tertentu. Pada keadaan dasar (ground state), seluruh elektron berada di pita valensi sedangkan di pita konduksi kosong. Ketika terdapat radiasi yang memasuki kristal, terdapat kemungkinan bahwa energinya akan terserap oleh beberapa elektron di pita valensi, sehingga elektron tersebut dapat melompat ke pita konduksi. Beberapa saat kemudian elektron-elektron tersebut akan kembali ke pita valensi melalui pita energi bahan aktivator sambil memancarkan percikan cahaya. Jumlah percikan cahaya sebanding dengan energi radiasi diserap dan dipengaruhi oleh jenis bahan sintilatornya. Semakin besar energinya semakin banyak percikan cahayanya. Percikan-percikan cahaya ini kemudian ditangkap oleh photomultiplier.c. Jenis Detektor Similator1. Kristal NaI(Tl): digunakan untuk mengukur radiasi gamma dan Sinar-X. Detektor sintilasi NaI(Tl) dibuat dari kristal tunggal natrium iodida (NaI) yang sudah sedikit diberi pengotor Talium (Tl). Karena kristal NaI bersifat higroskopis, maka kristal tersebut ditutup rapat-rapat dalam wadah alumunium (Al) yang dilapisi cromium (Cr). Di antara kristal NaI(Tl) dan dnding wadah Al dimasukan reflektor berupa serbuk mangan oksida (MnO) atau Alumunium trioksida (Al2O3). Kristal NaI(Tl) direkatkan pada sebuah tabung pelipat ganda elektron menggunakan perekat bening yang terbuat dari silikon. Pada ujung tabung pelipat ganda elektron terdapat elektroda peka cahaya yang disebut fotokatoda.2. Kristal ZnS(Ag): digunakan untuk mengukur radiasi alpha dan beta;3. Kristal LiI(Eu): digunakan untuk mengukur radiasi neutron lambat karena unsur Li akan bereaksi dengan neutron menghasilkan partikel alfa. Partikel alfa yang dihasilkannya akan mengeksitasi bahan sintilator sehingga mwnghasilkan percikan cahaya. Jadi proses sintilasi di sini terjadi secara tidak langsung.4. Sintilator organik: sintilator organik ini dibuat dari bahan organik seperti anthracene atau stilbene. Sintilator ini dapat berupa cair (sintilator cair) atau berupa padat. Kegunaan utama sintilator cair ini adalah untuk pengukuran radiasi beta aktivitas rendah (low level counting).3. Semi Konduktora. Sistem kerjaSemikonduktor adalah bahan-bahan yang dapat mengalirkan arus listrik, namun kemampuan daya hantarnya tidak sebaik bahan konduktor, juga dapat menghambat aliran arus listrik, namun daya hambatnya tidak sebaik bahan insulator. Pada dasarnya, terdapat juga bahan-bahan isolator yang terbuat dari bahan semikonduktor tidak dapat mengalirkan arus listrik. Hal ini disebabkan semua elektronnya berada di pita valensi, sedangkan di pita konduksinya tidak ditempati oleh electronDetektor bahan semikonduktor, merupakan jenis detektor yang masih baru. Detektor ini memiliki beberapa keunggulan yaitu lebih efisien dibandingkan dengan detektor isian gas, karena terbuat dari zat padat, serta memiliki resolusi yang lebih baik daripada detektor sintilasi.Pada umumnya bahan semikonduktor yang sering digunakan adalah silikon (Si) dan Germanium (Ge). Untuk meningkatkan daya hantar listrik-nya, maka ditambahkan bahan pengotor (doping). Apabila bahan pengotor memiliki kelebihan elektron sehingga aliran listrik adalah pergerakan muatan negatif dalam bahan, yang dikenal dengan sebutan semikonduktor tipen. Apabila bahan pengotor menambah hole, aliran listrik disebabkan oleh adanya pergerakan efektif muatan positif dalam bahan, yang dikenal dengan sebutan semikonduktor tipep.Detektor terdiri dari tipen dan tipep. Semikonduktor tipen dihubungkan dengan kutub positif dari tegangan listrik, sedangkan semikonduktor tipep dihubungkan dengan kutub negatif dari tegangan listrik. Hal ini menyebabkan pembawa muatan positif akan tertarik ke kutub negatif (atas), dan pembawa muatan negatif akan tertarik ke kutub positif (bawah). Hal ini menyebabkan timbulnya lapisan kosong muatan (depletion layer). Lapisan kosong muatan ini sama dengan halnya volume sensitif pada ruangan dalam kamar ionisasi. Dengan timbulnya lapisan muatan yang kosong ini, maka tidak akan timbul arus listrik. Bila ada radiasi pengion memasuki daerah ini, akan terbentuk pasangan ion-ion baru, yaitu elektron dan hole yang masing-masing akan bergerak ke kutub positif dan kutub negatif. Tambahan elektron dan hole inilah yang akan menyebabkan terbentuknya pulsa atau arus listrik. Jadi pada detektor ini, energi radiasi diubah menjadi energi listrik.Detektor semikonduktor sangat teliti dalam membedakan energi radiasi yang mengenainya atau disebut memiliki resolusi yang tinggi. Sebagai gambaran, detektor sintilasi untuk radiasi gamma biasanya memiliki resolusi sebesar 50 keV, artinya detektor ini dapat membedakan energi dari dua buah radiasi yang memasukinya bila kedua radiasi tersebut memiliki perbedaan energi lebih besar daripada 50 keV. Sedang detektor semikonduktor untuk radiasi gamma biasanya memiliki resolusi 2 keV. Jadi terlihat bahwa detektor semikonduktor jauh lebih teliti untuk membedakan energi radiasi.Kelemahan dari detektor semikonduktor ini adalah harganya lebih mahal, pemakaiannya harus hati-hati karena mudah rusak dan beberapa jenis detektor semikonduktor harus didinginkan pada nitrogen cair.b. Jenis Detektor Semi konduktor1. Surface barrier: untuk mengukur radiasi alfa dan beta; Detektor ini memiliki lapisan jenisp yang sangat tipis, yang diletakan di atas lapisan jenisn. Detektor ini sangat efektif dalam pendeteksian partikel bermuatan dan pemisahan tingkat energi yang berbeda-beda. Kemampuan untuk memisahkan energi yang berbeda-beda disebut dengan resolusi energi. Detektor surface barrier dapat memisahkan tiga kelompok partikel alfa dari Am-241 dengan energi 5,486; 5,443; dan 5,389 MeV.2. PIPS (Passivate Implant Planar Silicon): untuk mengukur radiasi alfa dan beta;Salah satu metode yang digunakan untuk memasukan bahan pengotor pada permukaan semikonduktor adalah dengan memberikan paparan berkas ion pada permukaan menggunakan akselerator. Sebagai contoh: kristal silikon diberi paparan berkas ion boron, akan memiliki lapisanp yang terbentuk pada permukaannya. Metode pemberian doping ini akan membuat kristal lebih stabil dan tidak akan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.3. HPGe: untuk mengukur radiasi gamma; Detektor semikonduktor germanium memiliki efisiensi yang tinggi untuk mengukur radiasi gamma, namun pada kenyataannya detektor Ge(Li) harus tetap berada dalam temperatur yang sangat rendah, walaupun sedang tidak digunakan, pada umumnya digunakan nitrogen cair. Hal inilah yang merupakan salah satu keterbatasan jenis detektor ini. Apabila bahan pengotor dalam kristal germanium tetap rendah, hal ini dapat menyebabkan untuk mendapatkan volume sensitif relatif lebih kecil. Jenis detektor ini disebut dengan High Purity Germanium Detektor. Detektor jenis ini dapat disimpan dalam ruangan dengan temperatur kamar tanpa menimbulkan kerusakan pada kristalnya, namun harus tetap didinginkan sebelum digunakan untuk mengurangi jumlah panas yang ditimbulkan oleh elektron dalam pita konduksi.4. LEGe: untuk mengukur radiasi Sinar-X dan gamma; LEGe merupakan kependekan dari Low Energy Germanium Detektor, merupakan konsep baru dalam geometri detector germanium dengan beberapa kelebihan tersendiri dibandingkan dengan detector planar atau coaxial dalam beberapa aplikasi. Detektor LEGe dibuat dengan jendela bagian depan yang tipis. Kapasitansi detektor lebih kecil daripada detektor planar dengan ukuran yang sama. Bising (noise) pada amplifier pada umumnya meruapakan fungsi dari kapasitansi detektor, namun detektor LEGe memiliki bising yang lebih rendah, sehingga memiliki resolusi yang lebih baik pada energi yang rendah dan menengah. Detektor LEGe memiliki daerah aktif 50 mm2 s.d. 38 mm2 dan dengan ketebalan berkisar antara 5 mm s.d. 20 mm.. Untuk meningkatkan respon pada tingkat eneergi yang rendah, biasanya dilengkapi dengan jendela tipis yang terbuat dari bahan Be. Untuk aplikasi yang melibatkan energi di atas 30 keV, detektor LEGe dapat dilengkapi dengan jendela yang terbuat dari bahan alumunium setebal 0,5 mm.5. SiLi: untuk mengukur radiasi Sinar-X. Detektor jenis ini sama dengan detektor semikonduktor Ge(Li), namun memiliki kelebihan yaitu detektor ini dapat disimpan pada temperatur kamar tanpa menimbulkan kerusakan pada kristal, dan dapat dioperasikan pada temperatur kamar. Untuk meningkatkan kemampuannya, detektor ini dapat didinginkan dengan menggunakan nitrogen cair sebelum digunakan. Silikon memiliki nomor atom yang lebih rendah dibandingkan dengan germanium, hal ini berarti kemungkinan berinteraksinya dengan radiasi gamma lebih kecil. Detektor semikonduktor Si(Li) tidak lebih efisien dalam pengukuran radiasi gamma, apabila dibandingkan dengan detektor Ge(Li), namun sangat efisien untuk mengukur radiasi gamma yang memiliki energi yang rendah (kira-kira kurang dari 150 keV) atayu Sinar-X dan partikel beta atau electron.

BAB 3KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulana. Kelebihan dan kekurangan detektor Geiger mullerKelebihan :1. Konstruksi simple dan sederhana2. Biaya murah3. Operasional mudahKekurangan :1. Tidak dapat digunakan untuk spektroskopi karena semua tinggi pulsa sama2. Efisiensi detector lebih buruk jika disbanding dengan detector jenis lain.3. Resolusi detector lebih rendah4. Waktu mati besar, terbatas untuk laju cacah yang rendah.b. Kelebihan dan kekurangan semikonduktorKelebihan :1. Detektor berukuran lebih kecil2. Memiliki resolusi energi yang lebih baik untuk seluruh jenis radiasi3. Memiliki efisiensi yang lebih tinggi untuk radiasi gamma4. Fast timing characteristic yang memungkinkannya dapat mengukur laju cacah yang tinggi5. Memiliki volume detektor efektif yang daoat diatur sesuai dengan jenis radiasi yang diukurnyaKekurangan ;1. Detektor semikonduktor harganya lebih mahal,2. Pemakaiannya harus sangat hati-hati karena mudah rusak 3. Beberapa jenis detektor semikonduktor harus didinginkan pada temperatur. Nitrogen cair sehingga memerlukan dewar yang berukuran cukupbesar.c. Kelebihan dan kekurangan detector sintilatorKelebihan:1. Bekerja sangat cepat, dapat memberikan pulsa listrik dan kembali ke tahanan semula kemudian siap digunakan lagi dalam waktu yg sangant pendek.2. Dapat dirancang untuk memberikan ukuran pulsa yang berbanding lurus dengan kehilangan energy radiasi didalam sintilator.3. Mempunyai efisiensipendeteksian terhadap sinar gamma lebih tinggi dibandingkan pencacah isi gas.

DAFTAR PUSTAKA

Suliyanto, Muradi, 2009. Perhitungan Efisiensi Detektor Sintilasi Untuk Pemantauan Radioaktivitas Beta, Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN, Serpong

14