TUGAS MAKALAH

26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan merupakan kegiatan memerintah yang dilakukan oleh pemerintah yang melakukan kekuasaan memerintah atas nama negara terhadap orang yang diperintah (masyarakat). Filsafat pemerintahan tidak memberikan petunjuk teknis memerintah, tetapi memberikan pemahaman dan arah tindakan bagaimana sebaiknya melakukan kegiatan pemerintahan yang layak dan benar. Ilmu Pemerintahan selain termasuk ilmu teoritis empiris, juga termasuk ilmu praktis atau ilmu terapan, karena akan langsung diterapkan kepada masyarakat. Ilmu Pemerintahan termasuk ilmu campuran karena disamping berkembang secara teoritis menurut ilmu murni juga berkembang secara praktis (diterapkan) dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan. Ketidakjelasan antara pemerintahan sebagai ilmu dan pemerintahan sebagai praktik (seni), tidak perlu dipertentangkan, namun yang penting adalah bagaimana bisa menjadikan ilmu pemerintahan sebagai 1

Transcript of TUGAS MAKALAH

Page 1: TUGAS MAKALAH

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintahan merupakan kegiatan memerintah yang dilakukan oleh pemerintah yang

melakukan kekuasaan memerintah atas nama negara terhadap orang yang diperintah

(masyarakat).

Filsafat pemerintahan tidak memberikan petunjuk teknis memerintah, tetapi

memberikan pemahaman dan arah tindakan bagaimana sebaiknya melakukan kegiatan

pemerintahan yang layak dan benar.

Ilmu Pemerintahan selain termasuk ilmu teoritis empiris, juga termasuk ilmu praktis

atau ilmu terapan, karena akan langsung diterapkan kepada masyarakat.

Ilmu Pemerintahan termasuk ilmu campuran karena disamping berkembang secara

teoritis menurut ilmu murni juga berkembang secara praktis (diterapkan) dalam praktik

penyelenggaraan pemerintahan. Ketidakjelasan antara pemerintahan sebagai ilmu dan

pemerintahan sebagai praktik (seni), tidak perlu dipertentangkan, namun yang penting

adalah bagaimana bisa menjadikan ilmu pemerintahan sebagai ilmu yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan dalam suatu

negara sehingga negara itu dapat maju dan berkembang, masyarakatnya hidup aman,

sejahtera dan damai.

1.2 Rumusan Masalah

Pada makalah ini, akan dibahas tentang ‘eksistensi ilmu pemerintahan’.

Termasuk tentang eksistensi ilmu pemerintahan dalam program pemberdayaan dan

pelayanan publik.

1

Page 2: TUGAS MAKALAH

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dari pembuatan makalah ini adalah sebagai tugas pengantar ilmu

pemerintahan.

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana eksistensi

ilmu pemerintahan dalam program pemberdayaan dan juga pelayanan publik.

2

Page 3: TUGAS MAKALAH

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Eksistensi Ilmu Pemerintahan dalam program pemberdayaan

Seiring dengan pergeseran paradigma pembangunan di Indonesia di era

reformasi yang dimulai tahun 1998, telah membuka ruang cukup lebar bagi masyarakat

baik secara perorangan maupun dalam suatu kelompok untuk menunjukkan aktualisasi

diri di lingkungannya. Aktualisasi yang dilakukan tidak hanya fokus di salah satu bidang

tetapi juga lebih, bahkan dimungkinkan seseorang dapat berperan di semua bidang.

Keterbukaan dan kebebasan berpendapat, berorganisasi dan aktualisasi diri, membawa

dampak adanya kebutuhan pengetahuan yang bersifat generalis baik secara teoritis

maupun terapannya.

Dengan bergulirnya reformasi, Paradigma pembangunan juga mengalami pergeseran

orientasi, sebagai berikut :

1. Diawali dengan paradigma pembangunan yang berorientasi pada politik, yang

menitikberatkannaa peran negara dalam pembangunan, salah satunya dengan pelibatan

aparat negara (tentara/TNI) sebagai pilar pembangunan, paradigma ini pada suatu waktu

mengalami kegagalan ;

2. Paradigma pembangunan yang berorientasi ekonomi, yang menitikberatkan peran

para pelaku ekonomi dalam pembangunan, salah satunya dengan pelibatan konglomerat

dengan harapan keuntungan pelaku bisnis dapat didistribusikan ke masyarakat, namun

kenyataannya tidak berhasil, bahkan memicu terjadinya KKN dan lain sebagainya ;

3. Pasca krisis tahun 1998, terjadi pergeseran paradigma pembangunan yang

berorientasi pada moral, yang menitikberatkan pada penerapan nilai-nilai moral dan

3

Page 4: TUGAS MAKALAH

membuka peluang semua pihak terlibat dalam pembangungan, salah satunya mendorong

berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam semua aspek pembangunan.

Pelaksanaan pembangunan mempunyai tujuan akhir untuk meningkatkan

kesejahteraan, baik dalam perspektif individu maupun negara atau Pemerintahan.

Dengan bergesernya paradigma pembangunan pada akhir-akhir ini, dimana isu

pemberdayaan (empowering) menjadi aktor utama dalam semua program pembangunan,

yang dimotori oleh penyelenggara negara (pemerintah) maupun Steakholders lainnya,

membawa konsekuensi adanya perubahan pola pandang pelaku pembangunan. Inisiator

program pembangunan mau tidak mau, harus dapat mengakomodasi berbagai

kepentingan dalam mendesain suatu program, bahkan mempunyai kecenderungan

mengarah kepada upaya mencari popularitas, guna mendukung kegiatan politik praktis.

Bahkan dalam pelaksanaaan program, pelaksana kegiatan akan sangat dipengaruhi oleh

berbagai kepentingan yang secara alamiah mempunyai kutub yang saling berlawanan

tidak dapat dihindari. Berbagai hal tersebut, maka pelaku pembangunan yang berorientasi

pemberdayaan baik berada di lingkaran penyelenggara negara maupun yang diluarnya,

guna menjaga eksistensinya maka dituntut mempunyai kesiapan pengetahuan di segala

bidang, baik secara teoritis maupun terapannya.

Apabila dilihat dari perspektif perencanaan dan pelaksanaan pembangunan didaerah,

di era sekarang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan berorientasi dari, oleh dan

untuk masyarakat. Mekanisme Perencanaan pembangunan merupakan gabungan dari

jalur “top down planning” dan “bottom up planning”. Jalur Top down dilakukan dengan

tujuan sebagai upaya mensinergikan antara substansi perencanaan daerah dengan

substansi perencanaan pada tingkat lebih tinggi/luas (tingkat propinsi dan tingkat

nasional) melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah dan dalam

upaya implementasi visi-misi Daerah kepala daerah terpilih yang menjadi bahan utama

4

Page 5: TUGAS MAKALAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah yang selanjutnya dijabarkan

dalam Rencana Startegis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD).

Sedangkan Jalur bottom up, bertujuan untuk mengakomodasi kebutuhan dan

kepentingan masyarakat secara umum dengan diawali penggalian potensi dan

permasalahan yang dihadapi masyarakat, yang selanjutnya akan dirumuskan dalam forum

musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat kelurahan dan tingkat

kecamatan. Dalam jalur bottom up ini, juga mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan

masyarakat yang berafiliasi politik praktis, melalui konstituen partai yang dibawa oleh

para anggota legislatif daerah (DPRD). Pertemuan berbagai jalur ini terjadi pada forum

musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tingkat kota, yang selanjutnya

akan menghasilkan Rencana Kegiatan Pembangunan Tahunan Tingkat Kota, sebagai awal

penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), yang nantinya menjadi

pijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah.

Dari uraian tersebut diatas, Program Studi Ilmu Pemerintahan dapat berperan dalam

penyiapan pelaku pembangunan yang berorientasi pemberdayaan masyarakat. Untuk

lebih memberikan gambaran kebutuhan kompetensi yang diharapkan dimiliki pelaku,

berikut disampaikan sekilas mengenai pemberdayaan masyarakat yang mempunyai Pola

3-7-10. Tiga Hakekat Pemberdayaan masyarakat yang meliputi :

1. Pengembangan kemampuan dan kemandirian,

2. Mendayagunakan segala potensi dan sumber daya

3. Mempertahankan & meningkatkan taraf kehidupan.

Dalam mendesain Program pemberdayaan masyarakat harus memperhatikan 7 (tujuh)

Prinsip sebagai berikut :

1. Kesesuaian masalah, kebutuhan dan kondisi masyarakat.

2. Bermanfaat langsung bagi masyarakat.

5

Page 6: TUGAS MAKALAH

3. Pendayagunaan segala potensi dan sumber daya setempat.

4. Keterbukaan dan dapat dipertanggungjawabkan pengelolaan dan hasilnya.

5. Keserasian, keselarasan & keterpaduan antara kegiatan yg ada kaitannya.

6. Berkesinambungan dan berkelanjutan dari proses & hasil setiap kegiatan.

7. Partisipasi masyarakat dan pihak-pihak yang berkaitan.

Sedangkan dalam implementasi program pemberdayaan masyarakat, diharapkan

melalui 10 langkah keswadayaan sebagai berikut :

1. Penyiapan diri Pelaku (LPMK dan LK yg lain)

2. Pendataan umum dan prioritas lokasi garapan

3. Penyiapan masyarakat

4. Pendataan bersama masyarakat

5. Perencanaan pembangunan bersama masyarakat

6. Penyusunan rencana pembangunan tingkat desa/kelurahan (Musyawarah

Pembangunan)

7. Pengorganisasian & penggerakan swadaya gotong royong.

8. Pelaksanaan dan pembinaan kegiatan

9. Penilaian dan pelaporan keberhasilan pembangunan

10. Tindak lanjut hasil pembangunan

Apabila dilihat dari manajemen, kesepuluh langkah tersebut terbagi menjadi 4

(empat) Tahap yakni Tahap Persiapan (langkah 1-3), Tahap Perencanaan (langkah 4-6),

Tahap Pelaksanaan (langkah 7 dan 8) serta Tahap Penilaian dan Tindak Lanjut (langkah 9

dan 10).

Dengan memperhatikan ilustrasi pernik-pernik pemberdayaan masyarakat di atas,

maka dalam Pengembangan Kompetensi di Program Studi Ilmu Pemerintahan, dapat

digali kebutuhan pengetahuan yang harus dimiliki oleh alumni program studi ini baik

6

Page 7: TUGAS MAKALAH

yang bersifat teori maupun terapannya. Para alumni diharapkan tidak hanya berorientasi

menjadi penyelenggara negara (pemerintahan) tetapi juga berorientasi bidang lain yang

berkaitan dengan pemberdayaan masyarakat secara khusus atau program pembangunan

secara luas.

Keberadaan Ilmu pemerintahan dalam penyiapan pelaku penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan mempunyai peran cukup strategis. Seorang yang

menguasai Ilmu pemerintahan diharapkan mempunyai kemampuan untuk berinteraksi

dengan para pihak yang mempunyai disiplin ilmu yang lain bersifat teknis (Ilmu Bidang

Hukum, pendidikan, kesehatan, teknik, politik, studi pembangunan dan lain sebagainya).

Atau dengan kata lain Ilmu pemerintahan diharapkan mampu ”memaduserasikan”

penerapan berbagai disiplin ilmu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan menuju tercapainya kesejahteraan masyarakat.

2.2 Eksistensi Ilmu Pemerintahan dalam program pelayanan publik

Wujud nyata eksistensi pemerintah adalah ketika berhasil membangun hubungan

yang nyata dan fungsional dengan yang diperintah, dalam hal ini mencakup tugas dan

fungsi utama pemerintah, yakni pengaturan (regulation), pelayanan (service), dan

pemberdayaan masyarakat baik dalam arti society enabling maupun society

empowernment. Dalam paradigma pemerintahan yang menekankan good governance

untuk mewujudkan good government, maka terjadi perubahan mendasar dalam hal tugas

dan fungsi pemerintah yang semula didominasi oleh regulasi menjadi terfokus pada

pelayanan publik.

Begitu banyak scholars yang memfokuskan pengkajiannya perihal pelayanan publik,

sehingga menghasilkan definisi dan pengertian yang beragam pula. Luthans (1973:188)

7

Page 8: TUGAS MAKALAH

mengemukakan bahwa pelayanan sebagai proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh

organisasi untuk mencapai tujuan. Menurut De Vrye (1997 : 10), pelayanan adalah

pekerjaan untuk menjadi berguna. Dalam konteks hubungan pemerintah dengan

masyarakat, menurut Saefullah (1999:5), pelayanan publik (public service) adalah

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat umum yang menjadi warga negara atau

secara sah menjadi penduduk negara yang bersangkutan. Hal senada dikatakan Rasyid

(1997:116), Pelayanan berkenaan usaha pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan

kondisi yang menjamin bahwa warga masyarakat dapat melaksanakan kehidupan mereka

secara wajar, dan ditujukan juga untuk membangun dan memelihara keadilan dalam

masyarakat. Lebih lanjut Rasyid (1998:139) mengatakan bahwa:

“pemerintahan pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dirinya sendiri, tetapi untuk melayani masyarakat serta menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap anggota masyarakat mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya demi mencapai tujuan bersama.

Dalam konteks yang sama, Pamudji (1994 : 21) mengartikan pelayanan publik

adalah sebagai kegiatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang

dan jasa. Menurut Djaenuri (1999 : 15) pelayanan masyarakat adalah “ Suatu kegiatan

yang merupakan perwujudan dari tugas umum pemerintahan mengenai bidang tugas

pokok suatu instansi untuk dapat melayani kebutuhan masyarakat secara maksimal”.

Dari serangkaian uraian mengenai definisi dan pengertian mengenai pelayanan

publik, dapat dipahami bahwa pelayanan publik selain dapat dilakukan oleh pemerintah,

juga dapat dilakukan oleh badan-badan swasta dengan pengaturan dan pengawasan dari

pemerintah. Namun demikian keterlibatan pemerintah dalam penyediaan pelayanan

publik masih sangat diperlukan jika mekanisme pasar tidak dipakai untuk memberi

pelayanan kepada masyarakat secara efisien terlebih jika pelayanan publik yang diberikan

menyangkut hajat hidup orang banyak. Satu hal yang merupakan prinsip dasar dalam

pemerintahan adalah bahwa selama pemerintah masih mampu melayani masyarakat, tidak

8

Page 9: TUGAS MAKALAH

ada kata untuk privatisasi (pengalihan tugas pelayanan kepada pihak swasta) atau dengan

kata lain pemerintah kehilangan eksistensi apabila tidak lagi mampu melayani

masyarakat.

Dalam perkembangan konsep pelayanan, seiring dengan reformasi di sektor publik atau

pemerintahan yang mulai mengadopsi pendekatan pelayanan yang dilakukan di sektor

privat atau bisnis dalam rangka kompetisi untuk memberikan yang terbaik, masyarakat

mulai ditempatkan bukan hanya sebagai penerima pelayanan mengikuti kemauan yang

memberi pelayanan, tetapi masyarakat ditempatkan sebagai pelanggan atau konsumer,

yang menjadi penentu kualitas pelayanan yang diberikan. Dalam kaitan itu, pelayanan

menurut Davidow dan Utthal (1989 : 19) adalah:

“Effort of any kind of heightening customer satisfaction ( whaever enhances customer satisfaction). Good service to customer is represent ace in the hole to win business. Important so its service to customer so that there is expression of Customer is King , Customer Is Key, Customer Is Number One”.

Dari pendapat itu dapat ditarik makna bahwa pelayanan yang baik kepada

pelanggan adalah merupakan senjata ampuh untuk memenangkan bisnis. Karena

pentingnya pelayanan kepada pelanggan Davidow dan Utthal mengungkapkan dan

menempatkan pelanggan sebagai raja, pelanggan sebagai kunci, dan pelanggan sebagai

yang nomor satu, dalam hal pemberian pelayanan.

Hubungannya dengan hal itu, maka diskusi tentang pelayanan kepada masyarakat akan

melibatkan 4 (empat) unsur yang terkait, yaitu : Pertama, adalah pihak pemerintah atau

birokrasi yang melayani; Kedua, adalah pihak masyarakat yang dilayani; Ketiga, terjalin

hubungan antara yang melayani dan yang dilayani, hubungan ini sangat menentukan

tingkatan-tingkatan pelayanan pemerintah dan pemanfaatan pelayanan tersebut oleh

masyarakat; Keempat, adanya pengaruh lingkungan di luar birokrasi dan masyarakat,

seperti politik, sosial budaya, ekonomi dan sebagainya.

9

Page 10: TUGAS MAKALAH

Berdasarkan uraian mengenai teori dan konsep dari pelayanan publik di atas,

maka dapat ditarik suatu garis pemahaman bahwa pelayanan publik merupakan suatu

proses yang melibatkan profider (penyedia layanan) baik pemerintah atau swasta (dalam

penelitian ini difokuskan pada pemerintah) dengan publik selaku comsumer dalam

hubungan yang fungsional sebagai wujud eksistensi pelaksanaan tugas dan fungsi

pemerintah berdasarkan kebutuhan, keinginan, dan hak-hak publik.

Menurut Mohammad (dalam Sudradjat, 2007:1) bahwa:

“Di era otonomi daerah saat ini, seharusnya pelayanan publik menjadi lebih

responsif terhadap kepentingan publik, di mana paradigma pelayanan publik beralih

dari pelayanan yang sifatnya sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan fokus

pada pengelolaan yang berorientasi kepuasan pelanggan (customer-driven government)

dengan ciri-ciri:

a) lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui berbagai kebijakan yang

memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi kegiatan pelayanan kepada

masyarakat,

b) lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat

mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan yang

telah dibangun bersama,

c) menerapkan sistem kompetisi dalam hal penyediaan pelayanan publik tertentu

sehingga masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas,

d) terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran yang berorientasi pada hasil

(outcomes) sesuai dengan masukan yang digunakan,

e) lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh masyarakat,

f) memberi akses kepada masyarakat dan responsif terhadap pendapat dari masyarakat

tentang pelayanan yang diterimanya,

10

Page 11: TUGAS MAKALAH

g) lebih mengutamakan antisipasi terhadap permasalahan pelayanan,

h) lebih mengutamakan desentralisasi dalam pelaksanaan pelayanan, dan

i) menerapkan sistem pasar dalam memberikan pelayanan. Namun dilain pihak,

pelayanan publik juga memiliki beberapa sifat antara lain:

- memiliki  dasar hukum yang jelas dalam penyelenggaraannya,

- memiliki wide stakeholders,

- memiliki tujuan sosial,

- dituntut untuk akuntabel kepada publik,

- memiliki complex and debated performance indicators,

- seringkali menjadi sasaran isu politik”

Konsep pelayanan publik seperti yang dikemukakan oleh Sudrajat di atas

merupakan kolaborasi pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dengan konsepsi

pelayanan melalui paradigma pemerintahan wira usaha (enterpreneur goverment).

Konsepsi ini selangkah lebih maju dari pola pelayanan publik yang hanya sekedar

memposisikan masyarakat sebagai objek layanan semata tanpa memperhatikan apa yang

menjadi aspirasi dan keinginan masyarakat.

Mengutip tulisan Supriyono, (2007:2-3) bahwa:

Pemerintah Daerah apabila menginginkan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakatnya, yaitu dikemukakan oleh Burns, Hambleton, Hogget tentang konsep “new ideas about the nature of good management in local govemment”, yaitu :1. From an emphasis on hierarchial decision making to an approach stressing

delegation and personal responsibility.2. From a stress on the quantity of service provided to a concern for issues of quality.3. From a preoccupation with the service provider to a user orientation.4. From a tendency to dwell on internal procedures to a concern for outcomes.5. From an emphasis on professional judgement to an approach emphasising the

management of contracts and trading relationships within an internal market; and 6. From a culture that values stability and uniformity to one that cherishes innovation

and diversity.

11

Page 12: TUGAS MAKALAH

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Pemerintah daerah dihadapkan

pada tuntutan banyak perubahan menyangkut : responsibilitas personal, isu-isu kualitas,

orientasi pada pengguna, orientasi pada hasil layanan, menjalankan mekanisme pasar,

orientasi ke budaya inovasi dan diversifikasi. Melihat dari adanya beberapa kriteria yang

dibutuhkan dalam persetujuan manajemen Pemerintahan Daerah tersebut menunjukkan

bahwa persaingan adalah merupakan kata kunci dalam upaya meningkatkan kualitas

pelayanan atau proses modernisasi sektor pubik, di samping secara normatif ditentukan

pula oleh keputusan politik lokal.

Dalam Kepmenpan Nomor  63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik dijelaskan tentang prinsip-prinsip pelayanan publik

yaitu meliputi: Kesederhanaan; kejelasan; kepastian waktu; akurasi; keamanan; tanggung

jawab; kelengkapan sarana dan prasarana; kedisiplinan, kesopanan dan keramahan;

kenyamanan kemudahan akses. Masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kesederhanaan (prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah dipahami, dan mudah

dilaksanakan);

2) Kejelasan (misalnya kejelasan persyaratan teknis dan administrasi pelayanan publik);

3) Kepastian waktu (dapat dilaksanakan dalam kurun waktu yang telah ditentukan);

4) Akurasi (produk layanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah);

5) Keamanan (proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum);

6) Tanggung jawab (pimpinan penyelenggara pelayanan publik bertanggung jawab atas

pelaksanaan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan

pelayanan publik;

12

Page 13: TUGAS MAKALAH

7) Kelayakan sarana dan prasarana (tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan

kerja, dan pendukung lainnya yang memadai, termasuk penyediaan sarana teknologi

dan informatika atau telematika);

8) Kemudahan akses (termpat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan telematika);

9) Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan (pemberian pelayanan harus bersikap

disiplin, sopan santun, ramah, serta memberikan pelayanan yang ikhlas); dan

10) Kenyamanan (lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu

yang nyaman, bersih, rapi, dan lingkungan yang indah, sehat, serta dilengkapi dengan

fasilitas pendukung pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain).

Lebih jauh dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009

tentang pelayanan publik dipaparkan bahwa komponen standar pleyanan sekurang-

kurangnya meliputi a. Dasar hukum; b. Persyaratan; c. Sistem, mekanisme, dan prosedur;

d. Jangka waktu penyelesaian; e. Biaya/tarif; f. Produk pelayanan; g. Sarana, prasarana,

dan/atau fasilitas; h. Kompetensi pelaksana; i. Pengawasan internal; j. Penanganan

pengaduan, saran, dan masukan; k. Jumlah pelaksana; l. Jaminan pelayanan yang

memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan; m.

Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk

memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; dan n. evaluasi

kinerja pelaksana.

Keputusan Men.PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003 di atas dipertegas dengan

Keputusan Men.PAN Nomor: 25/ KEP/M.PAN/2/2004, di mana terdapat 14 unsur yang

“relevan, valid, dan reliabel” sebagai dasar pengukuran kualitas pelayanan publik dalam

rangka pencapaian Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM), yakni:

13

Page 14: TUGAS MAKALAH

1) Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada

masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

2) Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk

mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;

3) Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan

pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya);

4) Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan

pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;

5) Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab

petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan;

6) Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki

petugas dalam memberikan/menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;

7) Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang

telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

8) Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak

membedakan golongan/status masyarakat yang dilayani;

9) Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan

menghormati;

10) Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya

yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

11) Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya

yang telah ditetapkan;

12) Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan

ketentuan yang telah ditetapkan;

14

Page 15: TUGAS MAKALAH

13) Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi,

dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;

14) Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit

penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa

tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari

pelaksanaan pelayanan.

Lebih jauh kegiatan pelayanan yang dilakukan harus memenuhi asas-asas pelayanan

sebagai berikut :

1) Transparan (bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang

membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti);

2) Akuntabilitas (dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan kebutuhan perundangan);

3) Kondisional (sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi serta penerima pelayanan

dengan tetap berpegang pada prinsip efesiensi dan efektivitas);

4) Partisipatif (mendorong peranserta masyarakat dalam pelaksanaan pelayanan publik

dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat);

5) Kesamaan hak (tidak diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender, dan status ekonomi); dan (6) Keseimbangan hak dan kewajiban

(pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-

masing pihak).

15

Page 16: TUGAS MAKALAH

BAB III

KESIMPULAN

Keberadaan Ilmu pemerintahan dalam penyiapan pelaku penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan mempunyai peran cukup strategis. Seorang yang

menguasai Ilmu pemerintahan diharapkan mempunyai kemampuan untuk berinteraksi

dengan para pihak yang mempunyai disiplin ilmu yang lain bersifat teknis (Ilmu Bidang

Hukum, pendidikan, kesehatan, teknik, politik, studi pembangunan dan lain sebagainya).

Atau dengan kata lain Ilmu pemerintahan diharapkan mampu ”memaduserasikan”

penerapan berbagai disiplin ilmu dalam penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan menuju tercapainya kesejahteraan masyarakat.

Pelayanan kepada masyarakat akan melibatkan 4 (empat) unsur yang terkait, yaitu :

Pertama, adalah pihak pemerintah atau birokrasi yang melayani; Kedua, adalah pihak

masyarakat yang dilayani; Ketiga, terjalin hubungan antara yang melayani dan yang

dilayani, hubungan ini sangat menentukan tingkatan-tingkatan pelayanan pemerintah dan

pemanfaatan pelayanan tersebut oleh masyarakat; Keempat, adanya pengaruh lingkungan

di luar birokrasi dan masyarakat, seperti politik, sosial budaya, ekonomi dan sebagainya.

16