TUGAS MAKALAH

31
TUGAS MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNAN PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH DISUSUN OLEH : Nama : Ferry Wira Kusuma NRP : 111.10.0019 Program Studi : Teknik Elektro Mata Kuliah : Pengetahuan Lingkungan Dosen : Sri Yatmani, S.Si, M.Si Institut Teknologi Indonesia

description

a

Transcript of TUGAS MAKALAH

TUGAS MAKALAHPENGETAHUAN LINGKUNAN

PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR BERSIH

DISUSUN OLEH :

Nama: Ferry Wira KusumaNRP: 111.10.0019Program Studi: Teknik ElektroMata Kuliah: Pengetahuan LingkunganDosen: Sri Yatmani, S.Si, M.Si

Institut Teknologi IndonesiaSERPONG MEI 2014 KATA PENGATARPuji TUHAN, merupakan satu kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah, yang karena bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah karya tulis berjudul " Pengolahan Air Sungai Menjadi Air Bersih"Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga menghasilkan karya yang bisa dipertanggungjawabkan hasilnya. Saya mengucapkan terimakasih kepada pihak terkait yang telah membantu saya dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan makalah ini. Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karna itu saya mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.Terima kasih, dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi kita semua

Serpong, Mei 2014

(Ferry Wira Kusuma)

i

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................iDaftar Isi..............................................................................................................iiDaftar Gambar.....................................................................................................iiiDaftar Tabel........................................................................................................iii

I. Pendahuluan.......................................................................................1I.1 Latar belakang..............................................................................1I.2 Tujuan...........................................................................................2I.3 Manfaat.........................................................................................2

II. Landasan Teori................................................................................3II.1 Air Sungai...................................................................................3II.1.1 Sumber Air Baku...............................................................3II.1.2 Kualitas Air Baku..............................................................4II.1.3 Dampak pencemaran air terhadap kesehatan manusia.4 II.1.4 Pengolahan Air Sungai......................................................5

III. Pembahasan.......................................................................................6III.1 Bahan.........................................................................................6III.2 Tahapan Roses Pengolahan.....................................................7

IV. Pengujian...........................................................................................11IV.1 Alat Pengolahan Air Sungai....................................................11IV.2 Cara Pengolahan.....................................................................12IV.3 Kualitas Air Hasil Pengolahan................................................15

V. Penutup..............................................................................................16V.1 Kesimpulan.................................................................................16

Daftar Pustaka....................................................................................................17

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram proses pengolahan air sungai...........................................................7Gambar 2 Alat pengolah air sungai sederhana................................................................12Gambar 3 Pipa Aerator..................................................................................................13Gambar 4 Penampang Saringan Pasir...........................................................................14Gambar 5 Saringan Pasir dan Tong /Tangki Penampung..............................................14Gambar 6 : Slang Aerator dan Pompa Tekan.................................................................14

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bahan-bahan yang diperlukan............................................................................6Tabel 2 Hasil analisa kualitas air baku dan air olahan....................................................15

iii

BAB IPENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu memerlukan air terutama untuk minum, masak, mandi, mencuci dan sebagainya. Pada saat ini, persentase penduduk di Indonesia yang sudah mendapatkan pelayanan air bersih dari badan atau perusahaan air minum masih sangat kecil yaitu untuk daerah perkotaan sekitar 45 % , sedangkan untuk daerah pedesaan baru sekitar 36 % . Di daerah - daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih tersebut, penduduk biasanya menggunakan air sumur galian, air sungai yang kadang- kadang bahkan sering kali air yang digunakan kurang memenuhi standart air minum yang sehat. Bahkan untuk daerah yang sangat buruk kualitas air tanah maupun air sungainya, penduduk hanya menggunakan air hujan untuk memenuhi kebutuhan akan air minum. Oleh karena itu di daerah - daerah seperti ini, persentase penderita penyakit yang disebabkan akibat penggunaan air minum yang kurang bersih atau kurang memenuhi syarat kesehatan masih sangat tinggi. Dalam rangka penyediaan air minum yang bersih dan sehat bagi masyarakat pedesaan yang mana kualitas air tanahnya buruk serta belum mendapatkan pelayanan air minum dari PAM, perlu memasyarakatkan alat pengolah air Minum sederhana yang murah dan dapat dibuat oleh masyarakat dengan menggunakan bahan yang ada dipasaran setempat. Salah satu alat pengolah air minum sederhana tersebut adalah alat pengolah air minum yang merupakan paket terdiri dari Tong (Tangki), Pengaduk, Pompa aerasi dan saringan dari pasir atau disingat Model TP2AS. Alat ini dirancang untuk keperluan rumah tangga sedemikian rupa sehingga cara pembuatan dan cara pengoperasiannya mudah serta biayanya murah. Cara pengolahannya dengan menggunakan bahan kimia yaitu hanya dengan tawas dan kapur (gamping). 1

Alat Pengolah Air Minum model TP2AS ini sangat cocok digunakan untuk pengolahan air minum yang air bakunya mengandung zat besi dan mangan dan zat organik, dengan biaya yang sangat murah.

I.2. Tujuan Mengetahui cara kerja pengolahan air sungai menjadi air bersih. Menyebarluaskan paket teknologi pengolahan air sederhana untuk menolah air air sungai, yang dapat digunakan di daerah yang terpencil, daerah yang kurangnya persedian air bersih dan belum tersedia listrik.I.3. Manfaat Alat tersebut dapat digunakan untuk mengolah air gambut, air sungai atau air yang mengandung zat besi yang cukup tinggi dengan biaya yang sangat murah. Peralatan dapat disesuaikan dengan kondisi yang ada di lapangan.

2

BAB IILANDASAN TEORIII.1 Air Sungai air sungai yang memiliki siklus pasang surut dan memiliki banyak anak sungai yang berasal dari daerah berawa, lahan gambut serta industri-industri di sekitarnya. Adapun air sungai tersebut mempunyai ciri-ciri: Intensitas warna yang tinggi (berwarna coklat kemerahan), pH rendah (pH = 5) dan Bila didiamkan dalam suatu wadah air memiliki endapan. Air sungai yang sudah diendapkan dalam suatu wadah maka ia tampak lebih jernih tetapi warna dan rasa tidak berubah. Air sungai merupakan air baku yang umum digunakan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Indonesia. Untuk menjadi air baku air minum, air sungai tersebut harus memenuhi parameter baku mutu yang berlaku. Keberhasilan proses pengolahan air minum berkaitan erat dengan penurunan kekeruhan dan kontaminan lain yang terkandung di dalam air baku. Air yang memenuhi standar atau persyaratan kesehatan adalah air yang tidak berbau, berwarna dan berasa serta memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air minum (Rindang dan Fadli, 2010). Pengolahan air sungai menjadi air bersih bisa digunakan di daerah rawa seperti di Desa Air Hitam yang mengandung gambut. Untuk itu diperlukan suatu cara pengolahan air sungai yang sederhana dan terjangkau oleh masyarakat di daerah tersebut.

II.1.1 Sumber Air Baku Air baku yang digunakan diambil dari 3 sumber, yaitu: air hujan, air sumur dan air sugai. Penduduk yang bertempat tinggal minimal 200 m dari sungai menggali sumur dengan kedalaman 3 meter. Penduduk tersebut menggunakan air sungai atau air sumur untuk keperluan MCK (Mandi Cuci Kakus) sedangkan untuk memasak dan air minum menggunakan air hujan yang ditampung langsung dari atap rumah mereka. Dengan dua musim yang terjadi di daerah ini maka persediaan air sumur dan air hujan terbatas sehingga jika musim kemarau penduduk terpaksa menggunakan air sungai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa pengolahan terlebih dahulu.3

II.1.2 Kualitas Air Baku Suyono (2008) menyatakan bahwa pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air sehingga dicapai kualitas yang diinginkan sesuai dengan peruntukannya untuk menjamin agar kualitas air tetap dalam kondisi ilmiahnya. Sedangkan pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran air serta pemulihan sehingga menjamin kualitas air agar sesuai dengan baku mutu air. Kemudian mutu air adalah kondisi dan kualitas air yang diuji dengan parameter-parameter dan metode tertentu sesuai berdasarkan peraturan yang berlaku sementara baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditoleransi keberadaannya di dalam air. Sumber air secara visual berwarna cokelat kemerahan dan memiliki endapan yang berdasarkan parameter baku mutu air tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih yang distandardkan oleh Departemen Kesehatan RI melalui PERMENKES NO.416/MENKES/PER/IX/1990. Kontaminan utama pada air adalah zat padat dengan mineral-mineral yang terikut didalamnya, selain itu apabila aliran air melalui permukaan tanah dengan tingkat organik tinggi seperti tanah gambut, maka kandungan organik akan tinggi, demikian dengan sumber-sumber air lainnya. Pada umunya penampakan karakteristik air dan metode pengolahannya tergantung dari tingkat kekeruhannya atau karakteristik air baku. Selain masalah air baku perlu dipertimbangkan juga karakteristik air yang akan dihasilkan, biaya investasi, biaya oprasional dan biaya pemeliharaan serta ketersediaan lahan (Suyono, 2008).

II.1.3 Dampak pencemaran air terhadap kesehatan manusia Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran. Gejala pencemaran dapat dilihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran pada waktu relative singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka panjangterjadi setelah masa 20 tahun atau lebih. Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat sumber pencemaran lalu mengendalikannya (Totok Sutrisno. 2004). Peran air sebagai sebagai penyakit menular bermacam-macam: 4

1. Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen 2. Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit 3. Jumlah air bersih yang tersedia tidak cukup 4. Air sebagai media untuk hidup vector penyebar penyakit II.1.4 Pengolahan Air Sungai Berdasarkan ciri-ciri air sungai yang telah sebutkan di atas menunjukkan bahwa air sungai tidak layak untuk dijadikan air minum bagi masyarakat. Namun karena air sungai tersebut satu-satunya sumber air yang ada pada saat musim kemarau di daerah tersebut maka harus bisa menjadi alternatif sumber air minum masyarakat. Kondisi yang kurang menguntungkan dari segi kesehatan adalah sebagai berikut: 1. Kadar keasaman pH yang rendah dapat menyebabkan kerusakan gigi dan sakit perut (Wagner, 2001). 2. Ikatannya yang kuat dengan logam menyebabkan kandungan logam dalam air tinggi dan dapat menimbulkan kematian jika dikonsumsi terus menerus (Wagner, 2001). Dengan mempertimbangkan sebagian besar pengolahan air di Indonesia masih menggunakan system konvensional. Cara pengolahan air secara konvensional atau pengolahan lengkap (koagulasi flokulasi sedimentasi filtrasi netralisasi dan desinfektan) dapat digunakan untuk menghilangkan warna terutama pembentuk warna semu sekitar 80 %, efisiensi penghilangan warna akan lebih efektif jika dilakukan modifikasi dan tambahan proses seperti aplikasi karbon aktif, reaksi redoks dan koagulan flokulan aid (Pararaja, 2007).5

BAB IIIPEMBAHASANIII.1 BAHAN Untuk pembuatan satu unit alat pengolah air minum sederhana ini, diperlukan bahan-bahan antara lain seperti pada tabel di bawah ini (lihat tabel berikut. Jika bahan tersebut tidak tersedia dipasaran setempat, dapat disesuaikan dengan bahan yang tersedia. Jadi tidak harus seperti yang tertera pada Tabel 1. Tabel 1 Bahan-bahan yang diperlukan. NoBAHANSATUANJUMLAH

1Tangki Fiber glass Vol. 500 literbuah1

2Tong Kran Plastik, Volume 20 atau 40 literbuah1

3Stop kran "buah1

4Stop kran "buah2

5Socket PVC drat luar "buah3

6Socket PVC drat luar "buah3

7Fauset PVC drat dalam "buah3

8Fauset PVC drat dalam "buah2

9Pipa PVC "batang1

10 Pipa PVC "batang 1

11Slang Plastik 5/8"meter6

12Pompa Tekan buah1

13Ember Plastikbuah2

14Spons busa, tebal 2 cmlembar1

15Kerikil, diameter 1-2 cmkg5

16Pasir silikakg256

17Arangkg5

18Ijukikat1

19Kapur Gamping--

20Tawas--

21Kaporit--

Bahan-bahan tersebut tidak termasuk bahan untuk dudukkan alat. Di samping itu bahan - bahan tersebut dapat juga disesuaikan dengan keadaan setempat misalnya, jika tidak ada tong plastik dapat juga dipakai drum bekas minyak yang dicat terlebih dahulu.

III.2 TAHAPAN ROSES PENGOLAHANTahapan proses pengolahan terdiri dari beberapa tahap yaitu :1. Netralisasi dengan pemberian kapur/gamping. 2. Aerasi dengan pemompaan udara. 3. Koagulasi dengan pemberian tawas. 4. Pengendapan. 5. Penyaringan. Skema tahapan proses dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Diagram proses pengolahan air sungai. 7

1. Netralisasi Yang dimaksud dengan netralisasi adalah mengatur keasaman air agar menjadi netral (pH 7 - 8). Untuk air yang bersifat asam misalnya air gambut, yang paling murah dan mudah adalah dengan pemberian kapur/gamping. Fungsi dari pemberian kapur, disamping untuk menetralkan air baku yang bersifat asam juga untuk membantu efektifitas proses selanjutnya. 2. Aerasi Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara memben tuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Disamping itu proses aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas H2S, Methan, Carbon Dioksida dan gas-gas racun lainnya. Reaksi oksidasi Besi dan Mangan oleh udara dapat ditulis sebagai berikut: 4 Fe2+ + O2 + 10 H2O ====> 4 Fe(OH)3+ 8 H+ tak larut

Mn2+ + O2 + H2O ====> MnO2 + 2 H+ tak larut Dari persamaan reaksi antara besi dengan oksigen tersebut, maka secara teoritis dapat dihitung bahwa untuk 1 ppm oksigen dapat mengoksidasi 6.98 ppm ion Besi. Reaksi oksidasi ini dapat dipengaruhi antara lain : jumlah Oksigen yang bereaksi , dalam hal ini dipengaruhi oleh jumlah udara yang dikontkkan dengan air serta luas kontak antara gelembung udara dengan permukaan air . Jadi makin merata dan makin kecil gelembung udara yang dihembuskan kedalam air bakunya , maka oksigen yang bereaksi makin besar. Faktor lain yang sangat mempengaruhi reaksi oksidasi besi dengan oksigen dari udara adalah pH air. Reaksi oksidasi ini sangat efektif pada pH air lebih besar 7(tujuh). Oleh karena itu sebelum aerasi dilakukan, maka pH air baku harus dinaikkan sampai mencapai pH 8. Hal ini dimaksudkan agar pH air tidak menyimpang dari pH standart untuk air minum yaitu pH 6,5 - pH 8,5. Oksidasi Mangan dengan oksigen dari udara tidak seefektif untuk besi, tetapi jika kadar Mangannya tidak terlalu tinggi maka sebagaian mangan dapat juga teroksidasi dan terendapkan. 8

3. Koagulasi Koagulasi adalah proses pembubuhan bahan kimia kedalam air agar kotoran dalam air yang berupa padatan tersuspensi misalnya zat warna organik, lumpur halus bakteri dan lain-lain dapat menggumpal dan cepat mengendap. Cara yang paling mudah dan murah adalah dengan pembubuhan tawas/alum atau rumus kimianya Al2(SO4)3.18 H2O. (berupa kristal berwarna putih). Reaksi koagulasi dengan Tawas secara sederhana dapat ditulis sebagai berikut :Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(HCO3)2 ==> 2 Al(OH)3 +3 Ca(SO4) + 6 CO2 + 18 H2O alkalinity

Al2(SO4)3.18 H2O + 3 Ca(OH)2 ==> 2 Al(OH)3 + 3 Ca(SO4) + 3 CO2 + 18 H2O mengendap Pengendapan kotoran dapat terjadi karena pembentukan alumunium hidroksida, Al(OH)3 yang berupa partikel padat yang akan menarik partikel - partikel kotoran sehingga menggumpal bersama-sama, menjadi besar dan berat dan segera dapat mengendap. Cara pembubuhan tawas dapat dilakukan sebagai berikut yaitu : sejumlah tawas/ alum dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan kedalam air baku lalu diaduk dengan cepat hingga merata selama kurang lebih 2 menit. Setelah itu kecepatan pengadukkan dikurangi sedemikian rupa sehingga terbentuk gumpalan - gumpalan kotoran akibat bergabungnya kotoran tersuspensi yang ada dalam air baku. Setelah itu dibiarkan beberapa saat sehingga gumpalan kotoran atau disebut flok tumbuh menjadi besar dan berat dan cepat mengendap. 4. Pengendapan Setelah proses koagulasi air tersebut didiamkan sampai gumpalan kotoran yang terjadi mengendap semua (+ 45 - 60 menit). Setelah kotoran mengendap air akan tampak lebih jernih. Endapan yang terkumpul didasar tangki dapat dibersihkan dengan membuka kran penguras yang terdapat di bawah tangki. 9

5. Penyaringan Pada proses pengendapan, tidak semua gumpalan kotoran dapat diendapkan semua. Butiran gumpalan kotoran dengan ukuran yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan air yang betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan. Penyaringan dilakukan dengan mengalirkan air yang telah diendapkan kotorannya ke bak penyaring yang terdiri dari saringan pasir.

10

BAB IVPENGUJIAN IV.1 ALAT PENGOLAHAN AIR SUNGAI Peralatan yang digunakan terdiri dari Tong, pengaduk, pompa aerasi, dan saringan dari pasir. Kegunaan dari masing-masing peralatan adalah sebagai berikut: 1. Tong/Tangki Penampung Terdiri dari Drum Plastik dengan volume 220 liter. Drum tersebut dilengkapi dengan dua buah kran yaitu untuk mengalirkan air ke bak penyaring dan untuk saluran penguras. Pada dasar Drum sebelah dalam diplester dengan semen sehingga berbentuk seperti kerucut untuk memudahkan pengurasan. Selain itu dapat juga menggunakan tangki fiber glass volume 550 liter yang dilengkapi dengan kran pengeluaran lumpur. Tong atau tangki penampung dapat juga dibuat dari bahan yang lain misalnya dari tong bekas minyak volume 200 liter atau dari bahan gerabah. Fungsi dari drum adalah untuk menampung air baku, untuk proses aerasi atau penghembusan dengan udara, untuk proses koagulasi dan flokulasi serta untuk pengendapan. 2. Pompa Aerasi Pompa aerasi terdiri dari pompa tekan (pompa sepeda) dengan penampang 5 cm, tinggi tabung 50 cm. Fungsi pompa adalah untuk menghembuskan udara kedalam air baku agar zat besi atau mangan yang terlarut dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara membentuk oksida besi atau oksida mangan yang dapat diendapkan. Pompa tersebut dihubungkan dengan pipa aerator untuk menyebarkan udara yang dihembuskan oleh pompa ke dalam air baku. Pipa aerator terbuat dari selang plastik dengan penampang 0.8 cm, yang dibentuk seperti spiral dan permukaannya dibuat berlubang-lubang, jarak tiap lubang + 2 cm. 3. Bak Penyaring Bak Penyaring terdiri dari bak plastik berbentuk kotak dengan tinggi 40 cm dan luas penampang 25 X 25 cm serta dilengkapi dengan sebuah keran disebelah bawah. Untuk media penyaring digunakan pasir. kerikil, arang dan ijuk. Susunan media penyaring media penyaring dari yang paling dasar keatas adalah sebgai berikut :11

Lapisan 1: kerikilatau koral dengan diameter 1-3 cm, tebal 5 cm. Lapisan 2: ijuk dengan ketebalan 5 cm. Lapisan 3: arang kayu, ketebalan 5-10 cm. Lapisan 4: kerikil kecil diameter + 5 mm, ketebalan + 5 cm. Lapisan 5: pasirsilika, diameter + 0,5 mm, ketebalan 10-15 cm. Lapisan 6: kerikil, diameter 3 cm, tebal 3-6 cm. Diantara Lapisan 4 dan 5, dan Lapisan 5 dan 6, dapat diberi spons atau kasa plastik untuk memudahkan pada waktu melakukan pencucian saringan. Gambar alat pengolahan air sungai sederhana, , Selang Aerator , penampang saringan pasir , Saringan Pasir dan Tong /Tangki Penampung dan Slang Aerator dan Pompa Tekan adalah seperti tertera pada Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6.4. Bahan Kimia Bahan kimia yang diperlukan antara lain : Tawas, kapur tohor dan kaporit bubuk.IV.2 CARA PENGOLAHAN1. Masukkan air baku kedalam tangki penampung sampai hampir penuh (550 liter). 2. Larutkan 60 - 80 gram bubuk kapur / gamping (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil yang berisi air baku, kemudian masukkan ke dalam tangki dan aduk sampai merata.

Gambar 2. Alat pengolah air sungai sederhana.12

3. Masukkan slang aerasi ke dalam tangki sampai ke dasarnya dan lakukan pemompaan sebanyak 50 - 100 kali. setelah itu angkat kembali slang aerasi. 4. Larutkan 60 - 80 gram bubuk tawas (4 - 6 sendok makan) ke dalam ember kecil, lalu masukkan ke dalam air baku yang telah diaerasi. Aduk secara cepat dengan arah yang putaran yang sama selama 1 - 2 menit. Setelah itu pengaduk diangkat dan biarkan air dalam tangki berputar sampai berhenti dengan sendirinya dan biarkan selama 45 - 60 menit. 5. Buka kran penguras untuk mengelurakan endapan kotoran yang terjadi, kemudian tutup kembali. 6. Buka kran pengeluaran dan alirkan ke bak penyaring. Buka kran saringan dan usahakan air dalam saringan tidak meluap. 7. Tampung air olahan (air bersih) dan simpan ditempat yang bersih. Jika digunakan untuk minum sebaiknya dimasak terlebih dahulu.Catatan : Jika volume bak penampung lebih kecil maka jumlah kapur dan tawas yang dipakai harus disesuaikan. Jika menggunakan kaporit untuk membunuh kuman-kuman penyakit, bubuhkan kaporit sekitar 1-2 gram untuk 500 liter air baku. Cara pemakaiannya yaitu dimasukkan bersama-sama pada saat memasukkan larutan kapur.

Gambar 3 Pipa Aerator. 13

Gambar 4 Penampang Saringan Pasir.

Gambar 5 Saringan Pasir dan Tong /Tangki Penampung.

Gambar 6 : Slang Aerator dan Pompa Tekan. 14

IV.3 Kualitas Air Hasil Pengolahan Dari beberapa hasil pengolahan dengan menggunakan peralatan tersebut diatas, setelah diperiksa di laboratorium di dapatkan hasil air olahan dengan kualitas seperti pada Tabel 2.

Tabel 2 Hasil analisa kualitas air baku dan air olahan. (Alat Pengolah Air Minum Sederhana) Contoh Air (1)Contoh Air (2)

NoParameterStandarSatuanbakuolahanbaku olahan

1pH6,5-9,5-3,86,87,67,65

2Kekeruhan5-25NTU101,5282

3Warna5-50Pt-Co50010186

4Besi (Fe)0,1-0,3mg/lt0,40,1817,390,26

5Mangan (Mn)0,05-0,5mg/lt0ttd0,04ttd

6Organik10mg/lt47010,51,772,88

7Zat padat terlarut500-1500mg/lt-253-144

15

BAB VPENUTUPV.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengujian alat tersebut yang telah dilakukan di lapangan, maka alat pengolah air minum sederhana ini sangat cocok digunakan untuk kepentingan keluarga baik di daerah pedesaan maupun perkotaan yang kualitas air tanahnya buruk dan belum mendapatkan pelayanan air bersih karena alat ini sangat mudah baik pembuatan maupun cara pengolahannya serta biaya produksinya relatif murah. Proses pengolahan alat tersebut di atas sebenarnya merupakan proses yang lengkap, hanya dilakukan dalam bentuk yang sederhana. Jika konsentrasi zat besi dan mangan dalam air baku rendah, maka proses aerasi tidak perlu dilakukan. Selain itu alat tersebut juga dapat berfungsi sebagai alat penampung air hujan (PAH). Untuk daerah Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan yang merupakan daerah gambut, dan curah hujan cukup tinggi, alat tersebut dapat berfungsi sebagai alat untuk mengolah air gambut atau untuk menampung air hujan. Keberhasilan dari alat tersebut sebenarnya bukan dari segi teknologinya melainkan dari segi kemauan untuk menggunakan alat tersebut, karena secara teknis alat tersebut dapat digunakan mengoalah air gambut atau air sungai yang keruh. Mengingat hal tersebut di atas maka alat ini perlu disebar luaskan kepada masyarakat.

16

DAFTAR PUSTAKA

[1]Benefield, L.D., Judkins. J.F., and Weand, B.L., " PROCESS CHEMISTRY FOR WATER AND WASTE TREATMENT ", PRENTICE-HALL, INC., ENGLEWOOD, 1982.[2]Fair, G.M., Geyer, J.C., and Okun, D.A., " ELEMENT OF WATER SUPPLY AND WASTE WATER DISPOSAL", Second Edition, John Wiley And Sons, 1971.[3]Hamer, M.J., "WATER AND WASTE WATER TECHNOLOGY", Second Edition, John Wiley And Sons, 1986.[4]Peavy, H.S., Rowe, D.R., and Tchobanoglous S.G., "ENVIRONMENTAL ENGINEERING", Mc. Graw-Hill Book Company, Singapore, 1986.[5]Iwao, T., "WATER WORK ENGINEERING (JOUSUI KOUGAKU) ", TOKYO, 1971.[6]Kusuma silaen (2012, 17 Juni).Pengolaha air sungai. Diperoleh 19 April 2014,dari http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30051/4/Chapter%20II.pdf17