tugas makalah
-
Upload
yohanes-madai-howai -
Category
Documents
-
view
410 -
download
0
Transcript of tugas makalah
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 1/16
“ ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Staphylococcus aureus
KATALASE POSITIF ”
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Karena
limpahan Rahmat dan karunia- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI Staphylococcus aureus KATALASE POSITIF ”
walaupun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Dalam penulisan makalah ini tidak luput dari kesulitan-kesuliatan, namun pada akhirnya
berkat ketekuntan serta bantuan dari berbagai pihak khususnya dan takluput pula bantuan dari
rekan-rekan sekelompok, sehingga semua hambatan dapat teratasi.
Akhirnya pemakalah menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Olehnya itu kritik dan saran, sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Dan harapan
kami pemakalah semoga karya yang sangat sederhana ini bermanfaat bagi mereka yang
memerlukannya.
Dengan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa dari semua pihak yang telah berpartisipasi
dalam pembuatan makalah ini. Amin ..... . diucapkan terima kasih Tuhan memberkati pembaca
sekalian.
Nabire, 03 April 2012
Pemakalah
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 2/16
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL .................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.............................................................. 2
D. Manfaat Penulisan Makalah............................................. 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................ 3
A. Pengertian Bakteri Staphylococcus aureus...................... 3
B. Stuktur Metabolik ........................................................... 3
C. Isolasi Dan Diagnose....................................................... 5
D. Morfologi Staphylococcus aureus................................... 7
E. Pengujian-Pengujian Bakteri Staphylococcus aureus..... 8
F. Cara Penularan dan resistensi antibiotik......................... 11
G. Cara Pengendalian Infeksi Staphylococcus aureus........ 12
BAB III PENUTUP................................................................... 14
A. Kesimpulan ................................................................... 13
B. Saran .............................................................................. 13
Daftar Pustaka
BAB I
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 3/16
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebanyakan penyakit bakerial dimulai dengan kolonisasi bakteri. Pengecualian terhadap
cara ini adalah pada bakteri yang menyebabkan penyakit dengan menghasilkan eksotoksin ketika
perkembangannya. Eksotoksin teringesti dan bertanggungjawab terhadap gejala penyakit.
Bakteri penyebab toksin merupakan salah satu bakteri yang dapat membawa dampak terhadap
masalah kesehatan dan kerugian ekonomi terutama disebabkan oleh diare, nekrotik enteritis,
hepatitis, dan renitis. Untuk mendapatkan metode pengendalian dan pencegahan infeksi suatu
penyakit haruslah diketahui interaksi antara agen penyebab infeksi dengan hospes.
Masalah kesehatan sampai saat ini, merupakan masalah yang cukup serius untuk
ditangani terutama penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Seperti halnya bakteri Staphylococcus
aureus yang banyak ditemukan pada pada tubuh manusia, seperti di ingus, dahak, tangan, kulit,
luka terinfeksi, bisul dan jerawat, serta pada feses dan rambut. Lebih jauh, keberadaan bakteri
ini, justru diperkirakan terdapat pada 20 persen orang dengan kondisi kesehatan yang tampaknya
baik.
Sementara itu, makanan dapat terkontaminasi bakteri Staphylococcus ini adalah setelah
proses pemasakan, dari pekerja yang terinfeksi. Adapun jenis makanan yang dapat menjadi
sumber infeksi adalah makanan hasil olahan daging/unggas, ham, krim, susu, keju, saus,
kentang, ikan dan telur masak, serta makanan dengan kandungaan protein yang tinggi lainnya.
Secara umum, bakteri ini tidak tahan panas. Namun, racun yang dihasilkannya sangat
tahan panas, sehingga tidak dapat dihancurkan dengan pemanasan yang biasa digunakan pada
pemasakan. Bahayanya, racun tersebut biasanya tidak menyebabkan perubahan tekstur, warna,
bau, kenampakan, ataupun perubahan rasa makanan, sehingga tidak dapat terlihat secara fisik.
Kondisi seperti inilah yang sering kali mengecohkan konsumen.
Oleh karena itu, masalah mengenai penyakit bakteri sangat perlu dilakukan suatu
penelitian-penelitian sehingga dapat mengetahui apa obat dari bakteri pathogen tersebut yang
dapat merusak kesehatan masyarakat.
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 4/16
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan permasalahan
“Apakah Bakteri Staphylococcus aureus Katalase Positif (+) dapat berpengaruh terhadap
kesehatan manusia?”
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui mekanisme dan
dampak dari Bakteri Staphylococcus aureus bagi tubuh manuasia !
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah yang berjudul ” Identifikasi
Bakteri Staphylococcus aureus Katalasee Positif (+)” adalah sebagai berikut:
1. Untuk memberikan wawasan kepada kami penulis dan khususnya bagi pembaca makalah ini
agar mendapat pemahaman yang cukup mengenai Bakteri Staphylococcus aureus Katalase
Positif (+) dan dampak bakteri tersebut terhadap tubuh manusia ”.
2. Sebagai wahana untuk mengetahui mekanisme dari Bakteri Staphylococcus aureus Katalase
Positif (+) dalam tubuh manusia, sehingga dapat menyebabkan penyakit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bakteri Staphylococcus aureus
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora dan
mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran
Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan
pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning.
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 5/16
Dinding selnya mengandung asam teikoat, yaitu sekitar 40% dari berat kering dinding selnya.
Asam teikoat adalah beberapa kelompok antigen dari Staphylococcus. Asam teikoat mengandung
aglutinogen dan N-asetilglukosamin.
Staphylococcus aureus adalah bakteri aerob dan anaerob, fakultatif yang mampu
menfermentasikan manitol dan menghasilkan enzim koagulase, hyalurodinase, fosfatase,
protease dan lipase. Staphylococcus aureus mengandung lysostaphin yang dapat menyebabkan
lisisnya sel darah merah. Toksin yang dibentuk oleh Staphylococcus aureus adalah haemolysin
alfa, beta, gamma delta dan apsilon. Toksin lain ialah leukosidin, enterotoksin dan eksfoliatin.
Enterotosin dan eksoenzim dapat menyebabkan keracunan makanan terutama yang
mempengaruhi saluran pencernaan. Leukosidin menyerang leukosit sehingga daya tahan tubuhakan menurun. Eksofoliatin merupakan toksin yang menyerang kulit dengan tanda-tanda kulit
terkena luka bakar.
B. Stuktur Metabolic
a. Metabolik eksotoksin
Kebanyakan toksin protein dipanggil eksotoksin kerana ia dibebaskan dari bakteria dan
bertindak ke atas sel hos jauh dari tempat ia dihasilkan. Enterotoksin ialah satu kumpulan
eksotoksin yang lazimnya bertindak ke atas saluran gastrousus. Kebanyakan eksotoksin
dihasilkan semasa fasa eksponen pertumbuhan dan penghasilannya adalah spesifik untuk sesuatu
strain. Toksin bakteria adalah antara racun paling kuat yang diketahui. Toksin-toksin protein
mempunyai persamaan ciri dengan enzim dan amat spesifik terhadap substrat tertentu serta
mekanisme tindakan masing-masing. Substrat ini mungkin terdiri dari komponen sel tisu, organ
atau kecair tubuh
Eksotoksin bersifat antigenik. Artinya, secara in vivo, aktivitasnya dapat dinetralkan oleh
antibody yang spesifik untuk eksotoksin tersebut. Beberapa eksotoksin memiliki aktivitas
sitotoksik yang sangat spesifik. Misalnya, toksin botulin yang hanya menyerang syaraf. Beberapa
eksotoksin yang lain memiliki spektrum aktivitas yang lebih lebar dan menyebabkan kematian
(nekrosis) dari beberapa sel dan jaringan (non spesifik) misalnya toksin yang diproduksi oleh
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 6/16
staphylococci, streptococci, clostridia, dan sebagainya. Toksin dengan spektrum aktivitas yang
lebar ini biasanya merusak membran sel inang dan menyebabkan kematian sel karena terjadinya
kebocoran isi sel.Sitotoksin menyebabkan kerusakan secara intraseluler (didalam sitoplasma sel
inang)
b. Metabolik Endotoksin
Endotoksin adalah sebahagian dari dinding sel luar bakteria dan biasanya dikaitkan
dengan bakteria Gram negatif kerana ia membentuk komponen membran luar sel bakteria
tersebut. Aktiviti biologi endotoksin dikaitkan dengan lipopolisakarid (LPS). Ketoksikan LPS
bergantung kepada komponen lipid A dan keimunogenan bergantung kepada komponen
polisakarid. Antigen dinding sel (antigen O) bakteria Gram negatif merupakan komponen LPS.
LPS sering terlibat dalam proses patologi bakteria Gram negatif. Struktur dinding sel bakteria
Gram negatif ditunjukkan dalam rajah berikut:
Bakteria Gram negatif membebaskan kuantiti kecil endotoksin dalam bentuk larut tetapi
sebahagian besarnya tergabung kepada sel dan dibebaskan apabila sel itu menjalani lisis. Jika
dibandingkan dengan eksotoksin bakteria, endotoksin jauh kurang toksik dan kurang spesifik
dalam tindakannya (kerana ia tidak bertindak sebagai enzim). Endotoksin adalah stabil haba (30
min, 100C).
C. Isolasi Dan Diagnose
:
- Specimen ditanam pada media isolasi Blood Agar Plate dan mannitol Salt Agar Plate
- Masuk incubator 370 C, selama 24 jam
Hari 2 :
- Koloni yang tersangka staphylococcus dari Blood Agar Platen dan Mannitol Salt Agar dibuat
praeparat, dilakukan pewarnaan gram
- Kalau betul staphylococcus Gram (+), kemudian ditanam pada media Loeffler Serum, Nutrien
agar, D-Nase agar dan mannitol.
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 7/16
- Semuanya masukan ke incubator 370
C, selama 24 jam
Hari 3 :
- Diamati dan dicatat pertumbuhan di media
- Loeffler serum : berwarna kuning
- Nutrien agar :dikerjakan Coagulase test atau staphylase test
- D-Nase agar : dikerjakan D-Nase test
- Gula mannitol : asam, dikerjakan catalase test
- Kemudian hasil pengamatan media dan test-test tersebut dibandingkan dibandingkan dengan
sifat-sifat cultural dan biochemisnya serta tabel, untuk ditemukan dignosa.
Hari 4
Amati hasil media Muller Hinton agar untuk uji sensitivitas. Dan Inkubasi 370C, 24 jam
Uji Sensitivitas : Diameter zona hambat
- Sensitif : > 16mm
- Intermediet : > 13-15mm
- Resisten : > 13mm
SKEMA PEMERIKSAAN
BAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 8/16
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 9/16
SENSITIFITI TES wrn kuning muda. Tabung Na Cl 0.95% 2-3 ml dicampur dengan 2-3 ose
bakteri selanjutnya buat goresan pada media D-Nase Agar inkubsi 24 jam 37 0C. teteskan Hcl?% 2-3 tetes akan terjadi zona hambat
NA…….untuk pertumbuhan bakteri
D. Morfologi Staphylococcus aureus
Bentuknya bulat atau lonjong (0,8 sampai 0,9), jenis yang tidak bergerak, tidak berspora
dan gram positif. Tersusun dalam kelompok seperti buah anggur. Pembentukan kelompok ini
terjadi karena pembelahan sel terjadi dalam tiga bidang dan sel anaknya cenderung dekat dengan
sel induknya. Bersifat aerob dan tumbuh baik pada pembenihan yang sederhana pada temperatur
optimum 37oC dan pH 7,4. Merupakan salah satu bakteri yang cukup kebal diantara
mikroorganisme yang tidak berspora tahan panas pada suhu 60oC selama 30 menit, tahan
terhadap fenol selama 15 menit.
Scientific Classificatin
Domain : Bacteria Kingdom : Eubacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
Species : S. aureus
Bentuknya Coccus/bulat, Ukurannya berdiameter 0,8-1 µm Susunannya 2-2, 4-4, bergerombolseperti buah anggur
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 10/16
E. Pengujian-Pengujian Bakteri Staphylococcus aureus
a. Menggunakan Media MSA (Manitol Salt Agar)
Spesimen mula-mula ditanam pada media tryprone Hewit broth (THB), diikubasikan
pada suhu 37°C, selama 24 jam.
Koloni bakteri yang tumbuh pada media THB ditanam ulang ke Plat Agar Darah dan
diikubasikan pada suhu 37°C selama 24 jam. Koloni bakteri yang bersifat mukoid selanjutnya
ditanam ulang pada media manitol salt agar (MSA) pada suhu 37°C, selama 24 jam. Adanya
koloni S. aureus ditandai dengan perubahan warna media MSA dari merah menjadi kuning.
b. Uji Katalase
Selama respirasi aerobik (proses fosforilasi oksidatif) mikroorganisme yang
menghasilkan peroksida, bahkan ada yang menghasilkan superoksida yang sangat beracun.
Senyawa ini dalam jumlah besar dapat menyebabkan kematian pada mikroorganisme. Senyawa
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 11/16
ini dihailkan oleh mikroorganisme aerobik fakultatif aerob maupun mikroaerofilik yang
menggunakan jalur respirasi aerobik
Satu ose dari koloni berwarna kuning dari media MSA dicampur dengan enzim katalase
pada kaca objek. Adanya S. aureus ditandai terbentuknya gelembung gas
c. Uji Koagulase Plasma
Satu mililiter plasma darah kelinci dalam tabung reaksi dicampur dengan 1 ose koloni
bakteri, diinkubasikan pada 370C selama 24 jam. Staphylococcus aureus akan meng-
gumpalkan plasma darah kelinci.
d. Penentuan Aktivitas Hemolisin
Staphylococcus aureus ditanam pada plat agar darah (agar base, Oxoid, Jerman),
dan selanjutnya diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37ºC. Adanya aktivitas hemolisin
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 12/16
ditandai dengan adanya zona hemolisis pada plat agar darah . Staphylococcus. aureus yang
menghasilkan alfa-hemolisin akan membentuk zona terang di sekitar koloni, yang
menghasilkan beta-hemolisin akan membentuk zona agak gelap di sekitar koloni, dan yang
menghasilkan gama-hemolisin tidak membentuk zona hemolisis di sekitar koloni. Sementara
itu, kuman yang memproduksi kombinasi alfa-dan beta-hemolisin akan tampak zona gelap dan
terang di sekitar koloni.
e. Uji Hidrofobisitas
Bakteri ditanam dalam 5 ml kaldu Brain infusión (BHI) dan diinkubasikan pada 37ºC
selama 24 jam. Kultur bakteri kemudian divortex, dipindahkan kedalam tabung sentrifus dan
disentrifus 5 menit pada kecepatan 5.000 rpm. Supernatan dibuang, dan pellet dicuci 3 kali
dengan PBS.
Pellet bakteri disuspensikan dengan larutan BaSO4 , konsentrasi 10 8 sel bakteri per
ml. Sebanyak 50 µl suspensi bakteri dicampur dengan 50 µl Amonium Sulfat dengan konsentrasi
1,2M, 1,6, 2M, 2,4M dan 3,2M pada objek glas, dan diaduk dengan tusuk gigi steril. Uji
hidrofobisitas dinyatakan positif bila terjadi agregasi bakteri yang tampak seperti pasir putih
setelah campuran diaduk
f. Uji Hemaglutinasi
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 13/16
Darah kelinci yang diambil dengan antikoagulan 0,2 M sodium sitrat pH 5,2,
disentrifus dan dicuci dua kali dengan 0,15 M NaCl. Suspensi sel darah merah 2% dibuat
dalam larutan 0,15 M NaCl. Sebanyak 20 µl suspense bakteri yang mengandung sekitar 109
bakteri/ml µl suspensi sel darah merahdalam 0,15 NaCl dicampur dengan 20 kelinci 2% di
atas gelas obyek. Gelas objek digoyang selama 30 detik dan reaksi hemaglutinasi diamati
Tingkat hemaglutinasi dinyatakan reaksi sedang reaksi kuat,sebagai berikut:
F. Cara Penularan dan resistensi antibiotik
a. Cara Penularan
Staphylococcus aureus banyak bakteri yang dapat hidup di tubuh orang. Banyak orang yang
sehat membawa Staphylococcus aureus tanpa terinfeksi. Fakta, 25-30 % atau 1/3 bagian tubuhkita terdapat bakteri Staphylococcus aureus. Yang terdapat pada permukaan kulit, hidung, tanpa
menyebabkan infeksi. menyebabkan infeksi. Ini dikenal sebagai koloni bakteri. Jika sengaja
dimasukan dalam tubuh melalui luka akan menyebabkan infeksi. Biasanya sedikit dan tidak
membutuhkan perawatan khusus, Kadang-kadang, Staphylococcus aureus dapat menyebabkan
masalah serius seperti luka atau pneumonia (radang paru-paru)
Penularan terjadi karena mengkonsumsi produk makanan yang mengandung enterotoksin
staphylococcus. terutama yg diolah dengan tangan, baik yang tidak segera dimasak dengan baik
ataupun karena proses pemanasan atau penyimpanan yang tidak tepat. Jenis makanan tersebut
seperti pastries, custard , saus salad, sandwhich, daging cincang dan produk daging. Bila
makanan tersebut dibiarkan pada suhu kamar untuk beberapa jam sebelum dikonsumsi, maka
staphylococcus yang memproduksi toksin akan berkembang biak dan akan memproduksi toksin
tahan panas.
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 14/16
Masa inkubasi mulai dari saat mengkonsumsi makanan tercemar sampai dengan
timbulnya gejala klinis yang berlangsung antara 30 menit sampai dengan 8 jam, biasanya
berkisar antara 2-4 jam
b. Resistensi Antibiotik
Strain staphylococcus aureus yang multiresisten telah banyak dilaporkan dengan
frekuensi peningkatan resistensi yang cukup tinggi termaksud resisten terhadap methicillin,
lincosamide, macrolide, aminoglikosida, atau kombinasi dari berbagai antimikroba
MRSA (Methicillin-Resistant-Staphylococcus aureus) adalah penghambat
Staphylococcus aureus yang bersifat pekah terhadap methicillin dan berhubungan beta-lactam zat
antibiotic ( penisilin, oxacillin, amoxacillin). MRSA sudah meningkatkan resistant yang tidak
hanya ke beta-lactam zat antibiotic, tetapi beberapa kelas zat antibiotic lainya. Beberapa MRSA
adalah bersifat resistan untuk satu atau dua antibiotic yang mencangkup vancomycin. VRSA (
Vancomycin-Resistant Staph aureus) atau VRSA adalah dapat memberikan zona hambat pada
pertumbuhan bakteri S. aureus
Table . MIC50 and MIC90 of staphylococcal antibiotics against community-acquired
methicillin resistant Staphylococcus aureus (CA-MRSA) from Europe (46 isolates), United
States (22 isolates), and Oceania (13 isolates)
Isolates from Europe Isolates from United States and Oceania Antibiotics MIC50 mg/L MIC90
mg/L Range
mg/L MIC50 mg/L MIC90 mg/L Range
mg/L Benzyl-penicillin 8 8 0.25-8 16 16 4-32 Oxacillin 16 32 4-64 64 64 16-64 Kanamycin 128 128 128 2 2 2 Tobramycin 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 Gentamicin 1 1 0.5-1 1 1 0.5-2 Erythromycin 0.5 128 0.25-128 0.25 0.5 0.25-128 Lincomycin 0.5 0.5 0.5-32 0.5 0.5 0.25-32 Pristinamycin 0.5 0.5 0.12-1 0.5 0.5 0.12-1 Tetracycline 16 16 0.25-16 0.25 0.25 0.25-32 Minocycline 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 Chloramphenicol 4 4 4-8 4 8 4-8 Ofloxacin 0.12 0.12 0.12-0.5 0.12 0.25 0.12-1 Fusidic acid 4 4 0.12-64 0.12 0.12 0.12 Vancomycin 0.5 0;5 0.5-1 0.5 0;5 0.5-1
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 15/16
Teicoplanin 0.5 0.5 0.25-0.5 0.25 0.5 0.25-0.5 Fosfomycin 2 2 0.25-2 1 2 0.25-2 Rifampin 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 Co-trimoxazole 0.5/9.5 0.5/9.5 0.5/9.5 0.5/9.5 0.5/9.5 0.5/9.5 Linezolid 0.5 1 0.25-1 0.5 1 0.25-1 Mupirocin 0.12 0.12 0.12-8 0.12 0.12 0.12
G. Cara Pengendalian Infeksi Staphylococcus aureus
Untuk pengendalian Staphylococcus aureus ( mencakup MRSA) melalui human-to-
human, walaupun beberapa dokter hewan sudah menemukan yang dapat menyebabkan infeksi ke
host, dengan pencemaran lingkungan. Penekanan pada cuci tangan basis dasar teknik kemudian
efektif mencegah transmisi Staphylococcus aureus. Penggunaan sarung tangan dapat sehinggamengurangi kontak skin-to-skin.
Penggunaan Alkohol telah terbukti sanitizer melawan MRSA. Quaternary ammonium
dapat digunakan bersama dengan alkohol untuk membersihkan dan mencegahan infeksi
nosocomial. Nonprotein amino L-Homoarginine asam adalah suatu penghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus seperti halnya Candida albicans, hal ini diasumsikan untuk;menjadi suatu
antimetabolite arginine. BBC melaporkan bahwa suatu penyemprotan alat penguap beberapa
kotoran minyak ( mencakup pohon teh oil) ke dalam atmospir mengurangi 90% peningkatan
bakteri di udara dan mengendalikan MRSA yang dapat menyebabkan infeksi/peradangan.
5/15/2018 tugas makalah - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55ab4e233d648 16/16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Staphylococcus aureus merupakan bakteri Gram Positif, tidak bergerak, tidak berspora
dan mampu membentuk kapsul, berbentuk kokus dan tersusun seperti buah anggur. Ukuran
Staphylococcus berbeda-beda tergantung pada media pertumbuhannya. Apabila ditumbuhkan
pada media agar, Staphylococcus memiliki diameter 0,5-1,0 mm dengan koloni berwarna kuning
B. Saran
Semoga karya yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
memerlukan.
Daftar Pustaka
Anonim. 2003. Bakteriologi Medik . Malang. FK Universitas Brawijaya, Tim Kikrobiologi FK
UNIBRAW
Anonim. 2008. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Dasar. Purwokerto. Laborataorium Mikrobiologi
Fakultas Biologi
Gerard Bonang dan Enggar S. Koeswardono. 1982. Mikrobiologi Kedokteran Untuk Laboratorium dan
Klinik . Jakarta. PT Gramedia
Hera Noviana. 2004. Monitoring Resistensi Methallicin- Resistant S. aureus (MRSA) Terhadap
Golongan Qinolone Di Rumah Sakit Atma Jaya Jakarta. Jakarata