TUGAS MAKALAH

64
TUGAS MAKALAH P. EKONOMI PEMBANGUNAN PENGANGGURAN DI KALANGAN MENENGAH KEBAWAH Disusun Oleh  Nama : Apriani Uliarta Kelasa : 2 DD O4  Npm : 30208162 UNIVERSITAS GUNADARMA Kampus J DAFTAR ISI JUDUL …………………………………………………………………………… i KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1 1.2 Pembatas Masalah ……………………………………………………. 2 1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………. 3 1.4 Metode Penelitian …………………………………………………….. 3 1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………………… 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Bentuk, Devinisi & Pengertian Pengangguran ………………………. 6 2.2 Jenis Macam Pengangguran …………………………………………. 6 2.2.1 Pengangguran Frisiksional ………………………………… 6 2.2.2 Pengangguran Struktural …………………………………… 6 2.2.3 Pengangguran Musiman …………………………………… 6 2.2.4 Pengangguran Siklikal …………………………………….. 6 BABA 3 PEMBAHASAN 3.1 Pengangguran Dapat dikelompokan Menurut Sumber & Penyebabnya ………………………………………………………… 7 3.1.1 Pengangguran Friksional ………………………………….. 8 3.1.2 Pengangguran Silikal ……………………………………… 8 3.1.3 Pengangguran Struktual …………………………………… 8 3.1.4 Pengangguran Teknologi …………………………………… 9 3.2 Pengangguran Dapat Juga dikelompokan Menurut Ciri Pengangguran yang Berlaku …………………………………………. 9

Transcript of TUGAS MAKALAH

Page 1: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 1/64

 

TUGAS MAKALAH

P. EKONOMI PEMBANGUNAN

PENGANGGURAN DI KALANGAN MENENGAH KEBAWAH

Disusun Oleh

  Nama : Apriani Uliarta

Kelasa : 2 DD O4

  Npm : 30208162

UNIVERSITAS GUNADARMA

Kampus J

DAFTAR ISI

JUDUL …………………………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR …………………………………………………………… ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………… iiiBAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1

1.2 Pembatas Masalah ……………………………………………………. 2

1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………. 3

1.4 Metode Penelitian …………………………………………………….. 3

1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………………… 4

BAB 2 LANDASAN TEORI

2.1 Bentuk, Devinisi & Pengertian Pengangguran ………………………. 6

2.2 Jenis Macam Pengangguran …………………………………………. 6

2.2.1 Pengangguran Frisiksional ………………………………… 6

2.2.2 Pengangguran Struktural …………………………………… 6

2.2.3 Pengangguran Musiman …………………………………… 6

2.2.4 Pengangguran Siklikal …………………………………….. 6

BABA 3 PEMBAHASAN

3.1 Pengangguran Dapat dikelompokan Menurut Sumber &

Penyebabnya ………………………………………………………… 7

3.1.1 Pengangguran Friksional ………………………………….. 8

3.1.2 Pengangguran Silikal ……………………………………… 8

3.1.3 Pengangguran Struktual …………………………………… 8

3.1.4 Pengangguran Teknologi …………………………………… 9

3.2 Pengangguran Dapat Juga dikelompokan Menurut Ciri

Pengangguran yang Berlaku …………………………………………. 9

Page 2: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 2/64

 

3.2.1 Pengangguran Terbuka …………………………………….. 9

3.2.2 Pengangguran Tersembunyi ………………………………… 9

3.2.3 Pengangguran Musiman ……………………………………. 10

3.2.4 Pengangguran Setengah Menganggur ……………………… 10

3.3 Masalah Pengangguran & Krisis Sosial ………………………………. 11BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 12

4.2 Saran ………………………………………………………………… 12

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam indikator ekonomi makro ada tiga hal terutama yang menjadi pokok  permasalahan ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhanekonomi dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif dan bukannya negatif. Kedua adalah masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuandaya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah nilai suatu inflasi berartisemakin besar adanyakecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi tidak hanya berkaitan denganmelonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi jugasangat berkaitan dengan purchasing power atau daya beli dari masyaraka.Sedangkan daya beli masyarakat sangat bergantung kepada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga dibarengi dengan

kenaikan upah riil. Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telahmenjadi momok yang begitu menakutkan khususnya dinegara-negara berkembang seperti di Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkandengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan karenafaktor kelangkaan modal untuk berinvestasi.

Latar Belakang Masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-negara berkembang namun juga dialami oleh negara-negara maju. Namun masalah pengangguran dinegara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembangkarena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negara

tersebut. Melalui Makalah inilah saya mencoba untuk mengangkat masalah penganggurandengan segala dampaknya di Indonesia yang

2

menurut pengamatan saya sudah semakin memprihatinkanterutama ketika negara kita terkena imbas dari krisis ekonomi sejak tahun1997 .

Page 3: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 3/64

 

Apa itu pengangguran? Pengangguran adalah suatu kondisi di mana orang tidak dapat bekerja, karena tidak tersedianya lapangan pekerjaan. Ada berbagai macam tipe pengangguran, misalnya pengangguran teknologis, pengangguran friksional dan pengangguranstruktural. Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatanyang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasiutama sekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalahterbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan negara-negara maju, pemanfaatan sumber dayayang dilakukan oleh negara-negara berkembang relatif lebih rendah daripada yang dilakukan dinegara-negara maju karena buruknya efisiensi dan efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

1.2. Pembatas Masalah

 Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran karenasempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaandikarenakan karena faktor kelangkaan modal untuk berinvestasi. masalah pengangguran di

negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan daripada di negara-negara berkembangkarena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, ataupun masalah sosial politik di negaratersebut.dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah satu faktor utamarendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namun yang menjadi manifestasi utamasekaligus faktor penyebab rendahnya taraf hidup di negara-negara berkembang adalahterbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk sumber daya manusia.

3

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan Penu;lis membuat makalah yang berjudul “MASALAH PENGANGGURAN DIKALANGAN MENENGAH KEBAWAH” Adalah Sebagai Berikut:

• Mengetahui Devinisi Pengangguran

• Mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di Indonesia

• Mengetahui Keadaan Pengangguran DI Indonesia

• Mengetahui akibat yang di Timbulkan dari Pengangguran

• Mengetahui Dampak Pengangguran di Indonesia Terhadap Pertumbuhan Penduduk 

1.4 Metode Penulisan

Dalam Metode penulisas ini, penulis menggunakan beberapa metode penelitiaan, diantaranyaadalah :.

1. Dalam Penyusunanmakalah ini perlu sekali pengumpulan data serta sejumlah informasiactual yang sesuai dengan permasalahan yang akan di bahas sehubungan dengan masalahtersebut, dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode pengumpulandata yang pertama browsing di internet, kedua dengan membaca media cetak dan dengan pengetahuan yang penulis miliki.

4

1.5 Sistematika Penulisan

Page 4: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 4/64

 

Penulisan Tugas ini terdiri dari atas tiga bab, yaitu :

BAB 1 PENDAHULUAN

Menguraikan pokok persoalan yang terdiri dari latar belakang masalah, masalah dan pembatasanmasalah, yaitu penulisan, metode penelitian, dan sistematika penilisan.

BAB 2 LANDASAN TEORIMenguraikan teori-teori penunjang yang melandasi penelitiandari berbagai sumber yang bermanfaat untuk mengatasi pengganguran di Masyarakat Menengah kebawah.

BAB 3 PEMBAHASAN

Berisi dan menjelaskan mengenai pembahasan masalah pengangguran di Masyarakat Menengahkebawah saat ini.

BAB 4 PENUTUP

Berisi kesimpulan dari hasil yang didapat selama pembahasan mengenai masalah penggangurandi daerah Perum PMDA dan saran.

5

BAB II

LANDASAN TEORI

Kalau kita mau jujur tentu kita akan mengakui bahwa pengangguran di negeri kita dari tahun ketahun bertambah besar. Belum lagi apa yang sudah sejak lama kita kenal dengan istilah“disguised unemployement”. Pengangguran jenis ini pada dewasa ini memang perlu di definisiulang Setiap hari di kantor kantor pemerintah tidak nampak karyawan yang sibuk. Bahkan para boss mereka dengan baik hati telah melengkapi kantor mereka dengan perangkat televisi yang boleh ditonton pada jam kerja. Belum lagi penggunaan komputer yang acapkali kalaudiperhatikan lebih banyak digunakan untuk bermain “game” atau bahkan yang lebih canggih lagiuntuk menelusuri situs-situs internet yang tidak ada relevansinya dengan pekerjaan. Jadi dapat

dibayangkan biaya besar yang dikeluarkan oleh pemerintah lewat APBN dan APBD yang begitu besar baik untuk membeli peralatan, membayar listrik dan telepon serta penyediaan ruang kerjanyaman telah membuat pengangguran tidak kentara di sektor pemerintahan ini menjadi jauhlebih mahal dibandingkan dengan yang terjadi di sektor pertanian di pedesaan.

Salah satu media ibukota melaporkan bahwa diantara para pemulung di TPA Bantar Gebang ituada yang sarjana. Sebuah ironi yang sangat memilukan. Kita tidak tahu apakah ini ukurankemajuan atau sebuah kemunduran besar bangsa yang dialami bangsa Indonesia. Pemerintah dansektor swasta (mestinya termasuk koperasi) tidak mampu menciptakan lapangan kerja yanglayak bagi penghidupan anak bangsa. Bisa kita bayangkan betapa akan lebih hebatnya kondisi pengangguran di Indonesia manakala tidak ada kesempatan bagi TKI untuk mencari pekerjaan diluar negeri.

Tentu sebagian besar mereka adalah wanita yang lebih terampil dan fleksibel dibandingakan para pria. Tidak mengherankan manakala disana sini terjadi ekses karena begitu banyak wanita (yangsebagian besar datang dari pedesaan) dengan pendidikan minim harus bekerja di manca negaradengan aturan, adat dan budaya yang berbeda

6

dengan tempat asal mereka. Para TKI ini mungkin lebih pantas disebut sebagai “pahlawan tanpatanda jasa”.

Page 5: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 5/64

 

2.1. Arti Definisi Dan Pengertian Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedangmencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerjacontohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, danlain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan. Rumus

Menghitung Tingkat Pengangguran, Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.Tingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%.

2.2. Jenis & Macam Pengangguran

2.2.1 Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanyakendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.

2.2.2 Pengangguran Struktural / Structural Unemployment

Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaan

tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin majusuatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusiayang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

2.2.3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yangmenanti musim tanam, tukan jualan duren yang menanti musim durian.

2.2.4 Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklusekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

7

BAB III

PEMBAHASAN

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan besar secara sosial dalam ekonomi. Di negara-negara berkembang, upaya-upaya pembangunandiarahkan pada perbaikan tingkat hidup, harga diri dan kebebasan, dengan dimensi pembangunanyang berorientasi pada pengentasan keterbelakangan dalam bentuk kemiskinan, penganggurandan ketimpangan (Suryana, 2000).

Dari total jumlah penduduk hanya sebagian yang bekerja, dan sebagian lainnya tidak bekerja.

Mereka yang bekerja adalah mereka yang berminat untuk bekerja, telah berusaha mencari ataumenciptakan pekerjaan, dan berhasil mendapatkan atau mengembangkan pekerjaan. Sedangkanmereka yang tidak bekerja adalah mereka yang sedang berusaha mendapatkan ataumengembangkan pekerjaan tetapi belum berhasil, dan mereka yang berniat untuk tidak bekerja.Mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha mendapatkan (mengembangkan) pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya (menemukannya) disebut pengangguran. Istilah pengangguran(unemployment) tidak berkaitan dengan mereka yang berniat untuk tidak bekerja seperti siswaatau mahasiswa (sekalipun ada yang sambil bekerja atau berusaha mencari pekerjaan sambilsekolah atau kuliah, mereka diasumsikan tidak mencari pekerjaan), ibu rumah tangga yang

Page 6: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 6/64

 

sengaja memfokuskan diri untuk mengurus keluarga, atau penduduk usia kerja yang karenakondisi fisik mereka tidak dapat bekerja sehingga tidak mencari kerja (Djohanputro, 2006),Pengangguran merupakan salah satu persoalan dalam pembangunan.

8

3.1. Pengangguran dapat di klompokan menurut sumber atau penyebabnya pengangguran

menurut cara ini tedapat empat jenis pengangguran yaitu :

3.1.1. Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanyakendala waktu, informasi dan kondisi antara pencari kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.Para penganggur ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperoleh pekerjaan, tetapikarena sedang mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Dalam perekonomian yang berkembang pesat, jumlah pengangguran rendah dan pekerjaan mudah diperoleh. Sedangkan pengusaha sulitmemperoleh pekerja. Untuk itu pengusaha menawarkan gaji yang lebih tinggi. Hal inilah yangakan mendorong para pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya yang lama dan mencari kerja baru yang lebih tinggi gajinya atau lebih sesuai dengan keahliannya. Dalam proses mencari

 pekerjaan baru ini untuk sementara para pekerja tersebut tergolong sebagai penganggur.3.1.2. Pengangguran Silikal

Pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan perekonomian. Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaanagregat lebih tinggi, dan hal ini mendorong pengusaha menaikkan produksi untuk itu lebih banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa lainnya permintaan agregat mengalami penurunan. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-perusahaan lain yang mempunyai hubungan juga akan mengalami kemerosontandalam permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan agregat ini mengakibatkan perusahaa-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya, maka pengangguranakan bertambah.

3.1.3. Pengangguran Struktual9

Pengangguran struktural adalah pengangguran yang akibatkan oleh perubahan struktur kegiatanekonomi. Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembangmaju sebagian akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh salah satu atau beberapa faktor yaitu munculnya barang baru yang lebih baik, kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industri sangat menurun karena persaingan yang lebih serius darinegara-negara lain. Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industritersebut menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.3.1.4. Pengangguran Teknologi

Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dankemajuan teknologi lainnya. Contohnya racun rumput telah mengurangi penggunaan tenagakerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian lainnya. Begitu juga mesintelah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat lubah, memotong rumput,membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Di pabrik ada kalanya robot telah menggantikankerja-kerja manusia.

Page 7: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 7/64

 

3.2. Pengangguran dapat juga dikelompokkan menurut ciri pengangguran yang berlaku.Menurut cara ini terdapat empat jenis pengangguran yaitu:

3.2.1. Pengangguran Terbuka

Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang terjadi karena pertambahan lowongan pekerjaan lebih rendah dari pertambahan tenaga kerja. Akibatnya dalam perekonomian semakin

 banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek dari keadaan ini dalam jangka panjang mereka tidak melakukan suatu pekerjaan. Mereka menganggur secara nyata dansepenuh waktu. Pengangguran terbuka dapat pula dikarenakan kegiatan ekonomi yang menurun,kemajuan teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga manusia, atau akibat kemunduran perkembangan suatu

10

Industri.

3.2.2. Pengangguran Tersembunyi

Pengangguran tersembunyi adalah pengangguran yang terjadi karena terlalu banyaknya tenagakerja untuk satu unit pekerjaan, padahal dengan mengurangi tenaga kerja sampai jumlah tertentu

tidak akan mengurangi jumlah produksi. Pengangguran ini terutama terjadi di sektor pertanianatau jasa. Setiap kegiatan ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yangdigunakan tergantung kepada banyak faktor. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar atau kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan dan tingkat produksiyang dicapai. Di banyak negara berkembang seringkali didapati jumlah pekerja dalam suatukegiatan ekonomi lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan agar ia dapat menjalankankegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan dalam pengangguran tersembunyi. Contohnya keluarga petani dengan anggota keluarga yang besar mengerjakan luas tanah yang sangat sempit. Contoh lain pengangguran tersembunyi adalahorang yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keinginannya atau tidak sepadandengan kemampuannya.

3.2.3. Pengangguran Musiman

Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi pada waktu-waktu tertentu di dalamsatu tahun. Bentuk pengangguran terutama terjadi di sektor pertanian dan perikanan. Biasanya pengangguran seperti itu berlaku pada waktu-waktu di mana kegiatan bercocok tanam sedangmenurun kesibukannya. Waktu di antara menuai dan masa menanam berikutnya dan periode diantara sesudah menanam bibit dan masa menuai hasilnya adalah masa yang kurang sibuk dalamkegiatan pertanian. Pada periode tersebut banyak di antara para petani dan tenaga kerja di sektor  pertanian tidak melakukan suatu pekerjaan. Berarti mereka sedang dalam keadaan menganggur.Jenis pengangguran ini hanya sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu.

11

3.2.4. Pengangguran Setengah MenganggurKelebihan penduduk di sektor pertanian di negara-negara berkembang disertai pertambahan penduduknya yang cepat telah menimbulkan percepatan dalam proses urbanisasi. Salah satutujuan dari urbanisasi tersebut adalah untuk mencari pekerjaan di kota-kota. Tidak semua orangyang hijrah ke kota-kota dapat memperoleh pekerjaan. Banyak di antara mereka yang terpaksamenganggur sepenuh waktu. Disamping itu ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam kerja mereka lebih rendah dari jam kerja normal. Merekamungkin hanya bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari.

Page 8: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 8/64

 

3.3 Masalah Pengangguran dan Krisis Sosial

Berdasarkan teori Fungsional Struktural, masalah sosial timbul karena terjadinya ketidak seimbangan lembaga-lembaga sosial sehingga menyebabkan fungsi lembaga-lembaga tersebutterganggu. Pengangguran dalam hal ini, terjadi akibat kepincangan lembaga ekonomi danmenimbulkan masalah bagi lembaga sosial.

Pengangguran menjadi masalah sosial tidak karena bersumber pada penyimpangan norma-normamasyarakat, tetapi karena ia rawan menimbulkan masalah-masalah sosial lainnya, sepertikemiskinan, meningkatnya kriminalitas, premanisme, prostitusi, dll.

Besarnya jumlah pengangguran di Indonesia lambat-laun akan menimbulkan banyak masalahsosial yang nantinya akan menjadi suatu krisis sosial. Suka atau tidak suka, pengangguran selalu berkorelasi dengan kemiskinan yang identik dengan kebodohan, kejahatan dan perilakumenyimpang lainnya. Indikator masalah social ini bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang orang tuanya menganggur, yang mulai turun ke jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangankesempatan memperoleh pendidikan maupun pembinaan yang baik.

Ironisnya, apa yang terjadi saat ini adalah banyak para penganggur yang mencari jalan keluar dengan mencari nafkah yang tidak halal. Banyak dari mereka yang menjadi pencopet, penjajaseks, pencuri, preman, penjual narkoba, dan sebagainya. Bahkan tidak sedikit mereka yangdibayar untuk berbuat rusuh atau anarkis demi kepentingan politik salah satu kelompok tertentu..Belum lagi dengan semakin menjamurnya prostitusi di Indonesia, sebuah pilihan hidup akibathimpitan ekonomi.

12

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Jadi, secara ringkas dapat saya kemukakan bahwa pengangguran merupakan sebuah masalahyang kompleks, tidak hanya menyangkut masalah sosial bagi masyarakat luas tetapi jugamerupakan masalah eksistensial bagi individu yang menjalaninya. Namun, terlepas dari itusemua, masalah sosial merupakan masalah yang harus dicarikan jalan keluarnya tidak hanya oleh pemerintah tetapi oleh kita semua. Melalui penyelesaian masalah pengangguran, diharapkanmasalah-masalah sosial lain yang timbul akibat pengangguran seperti kejahatan dan prostitusi juga dapat teratasi.

4.2 . Saran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedangmencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari kerjacontohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa perguruan tinggi, dan

lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum membutuhkan pekerjaan.

MAKALAH MASALAH PENGANGGURAN KONDISI PENGANGGURAN DI INDONESIAStudi Kasus Pada Kota BekasiDari tahun ke tahun

Page 9: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 9/64

 

Disusun Oleh

Marchela irdani30208767

UNIVERSITAS GUNADARMAFAKULTAS EKONOMITugas Mata Kuliah Ekonomi Pembangunan2009KATA PENGANTAR 

Dengan mengucapkan puji syukur kehadiran Allah SWT atas berkat rahmatnya sehungga penulisdapat menyelesaikan tugas penelitian UMKM (usaha mikro kecil menengah) dengan judul usaha pembuatan sepatu dan sandal.Adapun tujuan dari penelitian untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah ekonomi pembangunan.Keberhasilan penulis menyelesaikan penelitian ini adalah berkat bantuan dan dukungan dari

 berbagai pihak serta keteguhan hati penulis, meskipun banyak hambatan yang di hadapi oleh penulis, namun semua menjadi pelajaran dan pengalaman yang berkesanDalam kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya atas dorongan dan bantuan yang diterima oleh penulis sampai dengan menyelesaikan penelitian ini.Dan perkenankanlah penulis mengucapakan terima kasih kepada:1.Bapak Nurhadi selaku dosen pengantar ekonomi pembangunan2.Bapak Dr Bagus Nurcahyo, SE, MM selaku dosen pengampu softskills3.Kedua orang tua yang memberikan dorongan, motivasi dan doanya sehingga penulis dapatmenyelesaikan penelitian ini4.Teman-teman di 2 DD 03 dan 04 yang memberikan kritik dan saran kepada penulis.

Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis memohon maaf atas segala kekurangan yangterdapat pada kata-kata yang salah dan tidak berkenan di hati pembacaBekasi, Desember 2009

Marchela irdaniBAB 1 PENDAHULUANBab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, sertasistematika penulisan.

BAB 2 KAJIAN MATERIBab ini berisi mengenai teori – teori yang memdasari penelitian, gambaran umum tentangkemiskinan, konsep serta definisi dari pengangguran.

BAB 3 PEMBAHASANBab ini berisi tentang penjabaran data penganguran yang dibutuhkan.

BAB 4 KESIMPULANBab ini berisi kesimpulan penelitian dan saran yang ditujukan kepada berbagai pihak yangmerupakan hasil dari penelitian yang dilakukan sehingga dapat berguna untuk kegiatan lebihlanjut.

Page 10: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 10/64

 

BAB IPENDAHULUAN

Latar Belakang

Keterbatasan lapangan pekerjaan yang tersedia di Indonesia pada khususnya di daerah kotaJakarta sangat cukup tinggi dari tahun ke tahun, sehingga berpotensi untuk tidak dapattertampungnya lulusan program pendidikan di lapangan kerja setiap tahun selalu meninggakattidak pernah mengalami penurunan. Dan pada akhirnya masyarakat akan kehilangankepercayaan secara signifikan terhadap eksistensi lembaga pendidikan jika masalah pengangguran masih terusseperti ini di tahun yang akan datang.Lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan masyarakat dansekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan "pendidikan" dalam mengurangiangka kemiskinan yang ada. Seiring berjalannya waktu Maka merembaknya isyu pengangguranterdidik menjadi sinyal yang cukup mengganggu bagi perencana pendidikan di negara-negara berkembang pada umumnya di Indonesia khususnya di daerah kota Jakarta.

Sementara dampak sosial dari jenis pengangguran ini relatif lebih besar dan banyak efek negative dari hal ini salah satunya tinggkat kriminalitas tiap daerah juga ikut bertambah karenadorongan ekonomi. Mengingat kompleksnya masalah ini, maka upaya pemecahannya pun tidak sebatas pada kebijakan sektor pendidikan saja, namun merembet pada masalah lain secara multidimensional. Fenomena pengangguran sering menyebabkan timbulnya masalah sosial lainnyasperti yang sudah diterangkan di atas. Di samping tentu saja akan menciptakan angka produktivitas sosial yang rendah, yang akan menurunkan tingkat pendapatan masyarakatnantinya.Pengangguran merupakan masalah serius yang dihadapi dalam pembangunan sumber dayamanusia yang tengah dilakukan saat ini. Krisis ekonomi yang kini dihadapi ternyata telahmemporakporandakan tatanan kehidupan bangsa. Data yang diperoleh saya dari Bappenasmenunjukkan pada tahun 1998 penduduk miskin telah mencapai 80 juta orang, yang berarti

mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya 22,4 juta orang saja. Selanjutnya dataBPS pun mencatat angka pengangguran pada tahun 1999 sebesar 6,37 juta orang. Yangkemudian di akhir 1999, jumlah pengangguran semakin membengkak, yakni mencapai 14 jutaorang dan tenaga kerja setangah menganggur mencapai 35 juta orang itu adalah sebagian contoh prentase penganguran yang ada di Indonesia secara umum pada tahun 98 sampai dengan 99.

Rumusan Masalah

Page 11: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 11/64

 

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedialebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkanantara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi ataukeamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam prosesekspor impor, dan lain-lain. Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002, sebesar 9,13 juta penganggur terbuka, sekitar 450 ribu diantaranya adalah yang berpendidikan tinggi.Bila dilihat dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada usia muda (15-24 tahun).Selain itu terdapat sebanyak 2,7 juta penganggur merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan(hopeless). Situasi seperti ini akan sangat berbahaya dan mengancam stabilitas nasional.Masalahlainnya adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang dari jam kerja normal 35 jam per minggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta orang. Sebagian dari mereka ini adalahyang bekerja pada jabatan yang lebih rendah dari tingkat pendidikan, upah rendah, yangmengakibatkan produktivitas rendah. Dengan demikian masalah pengangguran terbuka dansetengah penganggur berjumlah 38 juta orang yang harus segera dituntaskan.

Tujuan Dan Kegunaan Penelitian1.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian Adapun tujuan penelitian adalah untuk mendiskripsikan danmenganalisis tentang :A. Tingkat kemiskinan di kota JakartaB. Perkembangan tingkat kemiskinan di kota Jakarta

2.Kegunaan PenelitianPenelitian ini mempunyai dua kegunaan yakni sebagai berikutBersifat Teoritis

Bagi mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tentang tingiinya angka pengangguranDiharapkan dapat menambah wawasan keilmuan bagi mahasiswa dan pemerhati masalah sosialkhususnya tentang penggauran

BAB IIKAJIAN MATERI

A.Definisi Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 60 tahun) yang sedangmencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. enurut Teori Klasik (1729-1790), pengangguranitu bersifat sukarela, karena tidak sesuainya tingkat upah dengan aspirasi pekerja. Bertambahnya jumlah pengangguran dalam masyarakat terjadi karena orang menunggu pada masa transisi darisatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain. Teori ini menyebutkan bahwa untuk mengurangi pengangguran tidak diperlukan campur tangan pemerintah karena pengangguran yang terjadisifatnya sukarela. Selain itu unit-unit pelaku ekonomi percaya bahwa upah dan tingkat hargayang fleksibel dapat menyesuaikan diri secara otomatis untuk mencapai titik keseimbangan

Page 12: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 12/64

 

dalam perekonomian.

B.Tingkat Pengangguran

Untuk mengukur tingkat pengangguran pada suatu wilayah bisa didapat dar prosentase membagi jumlah pengangguran dengan jumlah angkaran kerja.RUMUSTingkat Pengangguran = Jml Yang Nganggur / Jml Angkatan Kerja x 100%

C. Jenis & Macam Pengangguran

1.Pengangguran Friksional

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya hanya sementara yang disebabkanadanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembukalamaran pekerjaan yang menjadi pihak penyedia.

2. Pengangguran StrukturalPengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari lapangan pekerjaantetapi tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. KarenaSemakin maju suatu perekonomian suatu daerah terlebih di kota besar maka akan meningkatkan pula kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya.

3. Pengangguran MusimanPengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek atau perubahan keadaan suatu Negara secara tiba-tiba yang menyebabkanseseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan

duren yang menanti musim durian.

4. Pengangguran SiklikalPengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklusekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary unemployment) dandukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah pengangguran yangmenganggur untuk sementara waktu karna ingin mencari pekerjaan lain yang lebih baik.Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

Page 13: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 13/64

 

BAB IIIPEMBAHASAN

A. MASALAH PENGANGURAN SECARA UMUM

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukupmemprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah

 pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yangada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan,dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusiaIndonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehinggamampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilan

yang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikananggota keluarganya.

Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasikebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakankebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecilyang mendukung.Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan PemerintahKabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.Permagangan mungkin salah satu alternatif solusi praktis dan tepat. Hal ini didasarkan bahwa

dunia usaha terkesan tertutup terhadap mahasiswa yang datang untuk melakukan kegiatan penelitian (riset) sehingga menguatkan adanya kesenjangan tersebut. Tapi ini juga belumditangani secara serius dan terpadu.Salah satu bentuk pengangguran yang populer dewasa ini adalah pengangguran terdidik.Kekurangselarasan antara perencanaan pembangunan pendidikan dengan perkembanganlapangan kerja merupakan penyebab utama terjadinya jenis pengangguran ini. Pengangguranterdidik secara potensial dapat menyebabkan(1) timbulnya masalah-masalah sosial dengan tingkat rawan yang lebih tinggi.

Page 14: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 14/64

 

(2) menciptakan pemborosan sumber daya pendidikan.(3) menurunkan apresiasi masyarakat terhadap pendidikan.

Apresiasi ini sebenarnya harus menjadi "Conditio sine Quanon" untuk pembangunan SDM. Sulitdibayangkan SDM berkualitas akan tercapai bila tidak disertai oleh meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) pendidikan. Dan akan sangat muskil APK meningkat, bila tidak disertaioleh apresiasi masyarakat yang tinggi terhadap pendidikan.Tabel 1Perkembangan APK Perguruan TinggiPERIODETAHUNMAHASISWAPENDUDUK 19 - 24 AgeAPK (%)Seb.RepelitaRepelita I

Repelita IIRepelita IIIRepelita IVRepelita V196819731978198319881992156.500

231.000342.166823.9251.356.7561.795.5009.705.00011.962.00014.747.00015.667.60019.464.70021.288.1001.61

1.932.325.266.978.43Sumber : Pusat Informatika, Balitbang Dikbud

Menurunnya apresiasi masyarakat terhadap pendidikan itu di , ditandai oleh:

Page 15: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 15/64

 

(a) berkurangnya jumlah siswa (di samping akibat keberhasilan KB),(b) meningkatnya jumlah tenaga kerja (TK) unskill and uneducated dalam sektor sekunder,(c) rendahnya angka melanjutnya pendidikan (di Jawa Barat hanya 57% lulusan SD meneruskanke SMP),(d) meningkatnya jumlah pengguna jasa pendidikan luar negeri.

Tabel 2Analisis Keseimbangan antara Kebutuhan dan Penyediaan Tenaga Kerja menurut TingkatPendidikan Sampai Pelita VI

 NOTINGKAT PENDIDIKANKEBUTUHAN (000)%PERSEDIAAN (000)%KESEIMBANGAN(000)

123456789Tidak sekolahTid. tamat SD

Tamat SDTamat SMPTamat SLKTPTamat SMUTamat SMK Tamat PT (S0)Tamat PT (S1)-3.900.1954.78.429.52.164.1382.7

1.411.91.551.0343.7173.2-33.98.373.218.8

Page 16: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 16/64

 

3.312.313.53.01.50.01.817.22.530.22.104.0153.42.191.02.041.8393.3630.60.015.321.3

17.71.318.517.23.35.3*)862.5-5.899.3-60.1-229.3

779.1490.849.6457.4

Jumlah11.510.710011.861.5100350.8Sumber: Bappenas, Depdikbud, Depnaker, dan BPS, 1993

B. DATA PENGANGGURAN KHUSUS DI KOTA JAKARTA

Meski menyandang predikat sebagai kota besar ternyata Jakarta masih menyimpan masalahserius. Selain masalah kemacetan lalu lintas, tingginya jumlah penyandang masalahkesejahteraan sosial (PMKS) Jakarta juga dihadapkan pada masalah tingginya angka pengangguran. Buktinya, jumlah pengangguran di kota Jakarta selalu meningkat setiap tahun.

Page 17: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 17/64

 

Hingga Agustus 2008 ini, pengangguran di Jakarta berjumlah 543 ribu orang atau bertambah 998orang dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 542.002 orang. Penganggur itu rata-rata berusia 19 hingga 23 tahun.Peningkatan jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh derasnya laju urbanisasidari daerah kota-kota besar. Selain juga diakibatkan banyaknya lulusan SMA yang tidak mampumelanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi ini tak pelak membuat Dinas Tenaga kerjadan Transmigrasi (Disnakertrans) kota Jakarta bekerja ekstra keras. Kepala Disnakertransmengatakan peningkatan jumlah pengangguran ini bukan hanya masalah Pemprov saja,melainkan juga menjadi masalah provinsi-provinsi lain di Indonesia. Bahkan sudah menjadimasalah nasional yang juga turut dipikirkan oleh pemerintah pusat. Sebab, tingginya jumlah pengangguran dikota Jakarta disebabkan oleh tak terbendungnya laju urbanisasi dari berbagaidaerah ke kota-kota besar seperti Jakarta.Saat ini Disnakertrans sedang memilah-milah dari jumlah 543 ribu pengangguran ini, mana yangmemang asli usia produktif yang menganggur asal kota Bekasi dan mana yang berasal dari luar kota. Pemilahan ini berguna untuk mencari pemecahan masalah yang tepat. Disnakertrans juga berupaya menurunkan jumlah pengangguran hingga 20 persen di tahun 2009.

Langkah-langkah produktif untuk melaksanakan reorentasi lembaga pendidikan, reorentasi itumenyangkut recana mengurangi pengangguran yang ada, (1) reorentasi pendekatan, (2)reorentasi program, dan (3) reorentasi kelembagaan.

1. Reorentasi pendekatan, khususnya dalam memodifikasi pendekatan dari kuantitatif menjadikuantitatif-kualitatif. Dalam arti pendekatan pemerataan harus diimbangi secara proporsionaldengan perhatian terhadap mutu proses dan hasil pendidikan. Dengan demikian, secara bertahapmutu lulusan dapat lebih diterima dunia kerja dan secara absolut mampu mengimbangi lajudinamika dunia kerja. Konsekwensi dari pada itu, pendidikan harus dilihat sebagai upayarasional. Dalam arti lain pendidikan harus dilihat sebagai proses investasi bukan lagi proseskonsumtif. Sehingga pesan-pesan dan kepentingan yang berada di luar kepentingan pendidikan

harus mulai dihapus. Dan campur tangan, dari pihak manapun, yang kurang proporsional denganupaya peningkatan kualitas program pendidikan sebaiknya dihindari.

2. Reorentasi program, memberdayakan program "link and match" melalui "cooperativeeducation" dan "dual system" dalam kurikulum. Untuk itu perlu peningkatan kemampuan dalam pembobotan kurikulum, mutu tenaga pengajar, dan kepedulian dunia kerja.Lembaga pendidikan merupakan sub sistem dari sistem sosial pembangunan, oleh itu keberadaandan eksistensinya tidak lepas dari sub sistem lainnya. Dengan demikian sharing ide maupunaktivitas lainnya yang bernuansa sinergi dengan komponen lain hendaknya harus merupakan bagian tak terpisahkan dari program perbaikan sinambung (countinues improvement) program pembelajaran. Pengabaian dari fakta tersebut hanya menciptakan "menara gading" yang tidak memiliki manfaat yang berarti bagi perbaikan kesejahteraan masyarakat secara umum,

khususnya bagi penciptaan kesiapan lulusan untuk berkiprah dalam dunia kerja.Reorentasi kelembagaan, perlu mengkaji ulang keberadaan lembaga pendidikan yang memilikitingkat kejenuhan untuk lulusannya di lapangan kerja. Konversi IKIP ke dalam Universitasmerupakan langkah kongkrit yang perlu terus dilaksanakan secara konsisten, konversi itu berimplikasi pada menurunnya jumlah penawaran tenaga pengajar yang secara langsung akanmenyebabkan meningkatnya penghargaan dan harkat hidup tenaga pendidik. Kebijaksanaankonversi ini pun dapat dilakukan untuk lembaga pendidikan lainnya terutama pada bidangkeilmuan yang sudah jenuh.

Page 18: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 18/64

 

BAB IVPENUTUP

A. Kesimpulan

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedialebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerjaSetiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakatIndonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional.Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus). Kebijakanmakro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomiseperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkanBank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya.

Dalam keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya. Selain itu, ada jugakebijakan mikro (khusus). Kebijakan itu dapat dijabarkan dalam beberapa poin.Pertama, pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwasetiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari danmengembangkan secara optimal.Kedua, segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal danterpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi.Ketiga, segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinan

yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok.Kelima, mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.Keenam, mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional.

Ketujuh, menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri.Kedelapan, segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).Kesembilan, upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusanhubungan kerja (PHK).Kesepuluh, segera mengembangkan potensi kelautan kita. Diharapkan ke depan kebijakanketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk 

memerangi pengangguran.

B.Kritik dan saran

Page 19: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 19/64

 

Demikianlah makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita bersama. Ibarat ”tak ada gadingyang tak retak”, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu, kritik dan saranyang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Terimakasih.

C. Penutup

Penerapan konsep manajemen mutu dalam penyelenggaraan pendidikan memuat kandungantentang sistem kerja yang terintegrasi antara dunia pendidikan tinggi dengan pengguna. Keluaran perguruan tinggi seyogyanya memiliki nilai relevansi dan koherensi yang tinggi dengan duniakerja, sehingga kesan "pemborosan" pada pendidikan tinggi di Indonesia dapat ditepis, dansecara makro pengguran terdidik dapat ditekan. Kondisi itu dapat terwujud lebih cepat, bila pembenahan manajemen internal didukung oleh komitmen pemerintah yang kuat khususnyadalam penyediaan anggaran yang memadai.

Daftar Pustaka

Wahjoetoemo (1995), Manajemen Perguruan Tinggi pada Era Global, Grasindo, Jakarta. (1993),Deregulasi Pendidikan, Grasindo, JakartaUnmer Malang (1994), Menuju Manajemen Perguruan Tinggi yang Efisien, Rumusan Hasil

Seminar, 27-28 Juli 1994, Malang. (1996), Mempersiapkan Mutu Perguruan Tinggi MenujuKualitas Global, Kumpulan Makalah Seminar Nasional 11-13 November 1996, Malang.Depdikbud (1995), Pembangunan Pendidikan Nasional Dalam Repelita VI, Jakarta.Unmer Malang, Kumpulan makalah Hasil Seminar Nasional "Mutu PTS menjelang Era Globalisasi",1996. Unmer Malang, Laporan Hasil Seminar "Menuju Manajemen PTS yang Efisien", 1995.Tahun 2004 Pengangguran Berkurang, Tingkat Kemiskinan Kembali ke Sebelum Krisis.Kompas. JakartaDaulat Sinuraya. Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia. Suara Pembaruan Daily. 2004http://www.beritajakarta.com

MAKALAH PENGANGGURANMASALAH

PENGANGGURAN

Di KOTA MALANG

Disususn Oleh :

Nama : DIMAS APRIYANA .T

Page 20: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 20/64

 

Kelas : 2 DD 04

NPM : 31208479

UNIVERSITAS GUNADARMA

2009

Kata Pengantar

Hingga saat ini, masalah pengangguran di Indonesia sepertinya tidak pernah

terselesaikan secara tuntas. Kondisinya diperparah dengan persoalan ekonomi yang

 juga tidak kunjungselesai setelah sangat terpuruk di akhir abad dua puluh yang

lalu. Permasalahan lain, berkaitan dengan kualitas sumber daya manausia dari para

penganggur sendiri, misalnya dari aspek tingkat pendidikan yang masih belum

begitu bagus. Jika pun penganggur berkualifikasi pendidikan tinggi, sering dihadang

oleh kesempatan kerja yang sangat terbatas.

Bukan rahasia lagi, banyak mereka yang bekerja pada posisi yang sebetulnya bisadiisi oleh mereka yang berpendidikan rendah atau menengah. Keadaan seperti ini

memunculkan fenomena mismatch, yaitu angkatan kerja yang bekerja pada posisi

yang tidak sesuai dengan pendidikannya.

Selain karena sulitnya lapangan pekerjaan, persoalan pengangguran dihadapkan

pula pada bermunculannya para penganggur baru, yaitu orang-orang yang baru

lulus mengikuti pendidikan, kemudian meramaikan pasar kerja. Dalam kondisi

penganggur lama, yaitu mereka yang pernah bekerja tetapi masih mencari

pekerjaan belum tertangani, maka kedatangan penganggur baru di pasar kerja

turut menambah rumitnya persoalan ketenagakerjaan di Indonesia.

penulis,

DAFTAR ISI

Kata Pengantar iDaftar isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1Latar Belakang Masalah 1

1.2Rumusan Masalah 2

1.3Tujuan Penulisan 3

1.4Sistematis Penulisan 3

Page 21: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 21/64

 

1.5Manfaat Penelitian 3

BAB II PEMBAHASAN 4

2.1 Pengertian (definisi) Masalah pengangguran 4-5

2.2 Masalah Pengangguran di kota Malang 6

2.3 Tingkat Pengangguran di kota Malang 6-72.4 Dampak Pengangguran bagi kota Malang 8

2.5 Data Pengangguran di kota Malang 9

BAB III PENUTUP 10

3.1 Kesimpulan 10

3.2 Solusi Masalah Pengangguran 11-12

3.3 Kritik dan Saran 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Masalah kependidikan yang serius dihadapi oleh kota berkembang pada umumnya,

antara lain berkisar pada masalah mutu pendidikan, kesiapan tenaga pendidik,

fasilitas, dan lapangan pekerjaan. Membidik masalah yang terakhir, dengan tidak

bermaksud mengecilkan arti ketiga masalah lainnya, memiliki greget yang lain.

Kekurangtersediaan lapangan pekerjaan akan berimbas pada kemapanan sosial dan

eksistensi pendidikan dalam perspektif masyarakat.

Pada masyarakat yang tengah berkembang, pendidikan diposisikan sebagai sarana

untuk peningkatan kesejahteraan melalui pemanfatan kesempatan kerja yang ada.

Dalam arti lain, tujuan akhir program pendidikan bagi masyarakat pengguna jasa

pendidikan, adalah teraihnya lapangan kerja yang diaharpkan. Atau setidak-

tidaknya, setelah lulus dapat bekerja di sektor formal yang memiliki nilai "gengsi"

yang lebih tinggi di banding sektor informal.

Dengan demikian, keterbatasan lapangan pekerjaan sehingga berpotensi untuk

tidak dapat tertampungnya lulusan program pendidikan di lapangan kerja, secara

linear berpotensi menggugat eksistensi dan urgensi pendidikan dalam perspektif 

masyarakat. Masyarakat akan kehilangan kepercayaan secara signifikan terhadap

eksistensi lembaga pendidikan.

Lapangan pekerjaan merupakan indikator penting tingkat kesejahteraan

masyarakat dan sekaligus menjadi indikator keberhasilan penyelenggaraan

"pendidikan". Maka merembaknya isyu pengangguran terdidik menjadi sinyal yangcukup mengganggu bagi perencana pendidikan di negara-negara berkembang pada

umumnya, khususnya juga di Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah

Seperti yang telah di uraikan pada latar belakang masalah dapat membuat

rumusan masalah yaitu :

1.Apa pengertian dari Pengangguran

Page 22: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 22/64

 

2.Apa yang menjadi masalah pengangguran di kota Malang

3.Bagaimana keadaan pengangguran di kota Malang

4.Apa dampak dari pengangguran bagi kota Malang

5.Sajian data pengangguran di kota Malang

1.3 TUJUAN PENULISAN

Dapat di ketahui tujuan penulis makalah ini.

1.Untuk mengetahui pengertian ( Definisi )

2.Untuk mengetahui apa yang menjadi masalah pengangguran di kota Malang

3.Untuk mengetahui keadaan pengangguran di kota Malang

4.Untuk mengetahui akibat yang timbul dari pengangguran

5.Untuk mengetahui data-data tentang pengangguran di kota Malang

1.4SISTEMATIKA PENULISA

BAB 1 PENDAHULUAN

Dapat di jelaskan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, dan

sistematika penlisan.

BAB 2 PEMBAHASAN

Pada bab ini di temukan pembahasan yang terdiri dari : pengertian pengangguran ,

masalah , pengangguran keadaan, dampak pengangguran, data-data

pengangguran.

BAB 3 PENUTUP

Diakhir memuat kesimpulan dan solusi masalah pengangguran.

1.5MANFAAT PENULISAN

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :

1.Penulis

Karena dengan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si

penulis mengenai kemiskinan.

2.Masyarakat

Masyarakat juga dapat mengetahui penyebab apa saja yang menimbulkan

kemiskinan serta masyarakat juga dapat berindak langsung dalam upayapengentasan kemiskinan

3.Rekan-rekan Mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk yang ingin mengetahui lebih

dalam mengenai Masalah Kemiskinan. hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan

dan dijadikan salah satu bahan masukan ataupun bahan pertimabngan dalam

kegiatan penelitian selanjutnya.

Page 23: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 23/64

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pengangguran adalah

orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64 tahun) yang sedangmencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Orang yang tidak sedang mencari

kerja contohnya seperti ibu rumah tangga, siswa sekolan smp, sma, mahasiswa

perguruan tinggi, dan lain sebagainya yang karena sesuatu hal tidak/belum

membutuhkan pekerjaan.

 Jenis & Macam Pengangguran

1. Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang

disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar

kerja dengan pembuka lamaran pekerjaan.2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment

Pengangguran struktural adalah keadaan di mana penganggur yang mencari

lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka

lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan

meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang

lebih baik dari sebelumnya.

3. Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi

kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.

Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, tukan jualan duren yang

menanti musim durian.

4. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik

turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada

penawaran kerja.

Pengangguran juga dapat dibedakan atas pengangguran sukarela (voluntary

unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela

adalah pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karna ingin

mencari pekerjaan lain yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalahpengengguran yang menganggur karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun

belum berhasil mendapatkan kerja.

Page 24: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 24/64

 

2.2 Masalah pengangguran di kota Malang

 Tingginya angka pengangguran, masalah ledakan penduduk, distribusi pendapatan

yang tidak merata, dan berbagai permasalahan lainnya di negara kita menjadi salah

satu faktor utama rendahnya taraf hidup para penduduk di negara kita. Namunyang menjadi manifestasi utama sekaligus faktor penyebab, rendahnya taraf hidup

di kota-kota berkembang adalah terbatasnya penyerapan sumber daya, termasuk

sumber daya manusia. Jika dibandingkan dengan kota-kota maju.

Pemanfaatan sumber daya yang dilakukan oleh kota-kota berkembang relatif lebih

rendah daripada yang dilakukan di kota-kota maju karena buruknya efisiensi dan

efektivitas dari penggunaan sumber daya baik sumber daya alam

maupun sumber daya manusia. Dua penyebab utama dari rendahnya pemanfaatan

sumber daya manusia adalah karena tingkat pengangguran penuh dan tingkat

pengangguran terselubung yang terlalu tinggi dan terus melonjak.

Pengangguran penuh atau terbuka yakni terdiri dari orang-orang yangsebenarnya mampu dan ingin bekerja, akan tetapi tidak mendapatkan lapangan

pekerjaan sama sekali. Berdasarkan data dari Depnaker pada tahun 1997 jumlah

pengangguran terbuka saja sudah mencapai sekitar 10%.

2.3. TINGKAT PENGANGGURAN

1. Tingkat Pengangguran Menurut Umur

 Tingkat pengangguran yang dimaksud pada tulisan ini

adalah tingkat pengangguran terbuka atau open unemployment

rate. Ukuran ini merupakan salah satu tolok ukur ketenagakerjaan

yang banyak digunakan untuk melihat sampai seberapa

 jauh penawaran tenaga keja, serta bagaimana permintaan akan

kesempatan kerja.

Diperoleh dengan cara menghitung jumlah absolut angkatan kerja yang

menganggur, baik mereka yang baru lulus sekolah dan pertama kali mencari

pekerjaan, maupun yang sudah pernah bekerja tetapi sedang mencari kembali

pekerjaan, dibagi dengan total angkatan kerja dikalikan seratus. Jika tingkat

pengangguran 10 persen, berarti ada 10 orang penganggur dari setiap 100 orang

angkatan kerja.memperlihatkan pola tingkat pengangguran yang sangat umum,

yaitu memiliki persentase yang tinggi pada kelompok umur muda (15-19 tahun),

kemudian menurun tajam hingga usia 30-34 tahun. Pada umur-umur tua, relatif stabil rendah, untuk kemudian meningkat lagi pada kelompok usia non produktif,

karena mungkin masih banyak yang pension tapi masih mencari pekerjaan.

2.Tingkat Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan

 Tingkat pengangguran menurut tingkat pendidikan yang

ditamatkan lebih menarik untuk di bahas. Pada umumnya tingkat pengangguran di

Page 25: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 25/64

 

pedesaan lebih rendah dari perkotaan, namun pada tingkat SLTP angkanya

sedikit lebih tinggi di pedesaan, dan pada klasifikasi SLTA angkanya hampir sama.

Kemungkinan penyebab ini adalah banyaknya lulusan SLTP yang tidak mampu

melanjutkan pendidikan ke SLTA, tetapi langsung mencari kerja.

Baik di daerah pedesaan maupun di perkotaan, tingkat pengangguran yang paling

tinggi adalah pada jenjang SLTA.

Kondisi ini belum banyak berubah sejak beberapa decade terakhir Hal ini dapat

dibuktikan dengan mengkaji ulang

beberapa tulisan yang membahas mengenai pengangguran seperti Effendi (1993)

yang memakai data SUPAS 1985, pembahasan yang berasal dari data sensus

penduduk 1990 serna Sakernas 1996 oleh Tjiptoherijanto dan Soemitro (1998),

serta analisis Setiawan (2002) terhadap angkatan kerja dan pengangguran, yang

didasarkan pada data ketenagakerjaan hasil Sakernas 2001.

2.4 DAMPAK PENGANGGURAN BAGI KOTA MALANGKecenderungan pengangguran terdidik di kota Malang semakin meningkat namun

upaya perluasan kesempatan pendidikan dari pendidikan menengah sampai

pendidikan tinggi tidak boleh berhenti. Akan tetapi pemerataan pendidikan itu

harus dilakukan tanpa mengabaikan mutu pendidikan itu sendiri.

Karena itu maka salah satu kelemahan dari sistem pendidikan kita adalah sulitnya

memberikan pendidikan yang benar-benar dapat memupuk profesionalisme

seseorang dalam berkarier atau bekerja. Saat ini pendidikan kita terlalu

menekankan pada segi teori dan bukannya praktek.

Pendidikan seringkali disampaikan dalam bentuk yang monoton sehingga membuat

para siswa menjadi bosan., pendidikkan dalam wujud praktek lebih diberikan dalam

porsi yang lebih besar. Di sanapun, cara pembelajaran dan pemberian pendidikkan

diberikan dalam wujud yang lebih menarik dan kreatif.

 Tingginya angka inflasi karena tidak seimbangnya antara permintaan dan

penawaran barang dan jasa. Ini membuktikan tingginya laju inflasi di negara kita

lebih banyak dipengaruhi sektor riil, bukan sektor moneter. Jika kita mengambil

kesimpulan mengenai masalah inflasi di Indonesia bahwa ternyata laju inflasi tidak

semata ditentukan faktor moneter, tapi juga faktor fisik. Ada empat faktor yang

menentukan tingkat inflasi, tingkat inflasi ditentukan faktor fisik prasarana.

Melonjaknya inflasipun karena dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menarik

subisidi sehingga harga listrik dan BBM meningkat. Kenaikan BBM ini telahmenggenjot tingkat inflasi bulan Juni 2001 menjadi 1,67 persen. Dampak ini masih

terasa sampai bulan Juli 2001 yang akan memberikan sumbangan inflasi antara 0,3-

1 persen. Efek domino yang ditimbulkan pun masih menjadi pemicu kenaikan harga

lainnya. Diperkirakan inflasi tahun ini.

2.5 DATA PENGANGGURAN DI KOTA MALANG

 Jumlah Pengangguran di Kota Malang hingga November 2009 mencapai 38 ribu

Page 26: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 26/64

 

orang dari total jumlah penduduk yang mencapai 800 ribu orang. Jumlah ini terbagi

menjadi 10 ribu pengangguran yang murni tidak mencari kerja dan 28 ribu

pengangguran yang aktif mencari kerja.

Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Sosial Kota Malang, Wahyu Santoso jumlah

pengangguran ini tak sebanding dengan jumlah lowongan yang tersedia selama

2009, yakni sebesar 600 lowongan kerja. "Yang terserap lowongan kerja tak lebidari seribu orang," katanya, Senin (7/12).

Data di Dinas menyebutkan dari 38 ribu pengangguran, tercatat pengangguran

berpendidikan sarjana mencapai 30 persen, pengangguran berpendidikan SMA

sebanyak 30 persen, dan berpendidikan SMP sebanyak 15 persen. "Selebihnya

lulusan SD dan tak berijazah.

Para sarjana menganggur karena tidak memiliki bekal kemampuan tambahan

misalnya bahasa asing, membuat, dan kerajinan. Padahal kemampuan tambahan

itu merupakan nilai plus bagi para pencari kerja. "Seharusnya saat kuliah mereka

mencari kemampuan tambahan," katanya.

Untuk memperkecil jumlah pengangguran, Disnakersos menggelar berbagai

kegiatan, seperti bursa kerja. Selain itu juga terus menjalin kerja sama dengan

perusahaan di luar Kota Malang untuk bisa merekrut Warga Kota Malang sebagai

tenaga kerjanya dan pengiriman TKI keluar negeri. Wahyu berharap hingga akhir

tahun 2009 jumlah PHK di Kota Malang tidak sampai bertambah.

Pada tahun 2006, jumlah penangguran di Kota Malang mencapai 49.149 jiwa, pada

2007, jumlah pengangguran mencapai 40.390 orang, pada 2008 mencapai 39 ribu

orang.

BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerjayang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja

tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar

kerja bagi para pencari kerja.

Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan

artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan

partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan

Page 27: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 27/64

 

pengangguran menjadi komitmen nasional.

Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus).

Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain

kebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku

bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal(Departemen Keuangan) dan lainnya. Dalam keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal

itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan pengangguran.

 Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus ada

komitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.

Selain itu, ada juga kebijakan mikro (khusus). Kebijakan itu dapat dijabarkan dalam

beberapa poin. Pertama, pengembangan mindset dan wawasan penganggur,

berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi

dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal.

Kedua, segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang

tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi

dan komunikasi. Ketiga, segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin

kehidupan penganggur.

Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak

 jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA),

Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara

perorangan maupun berkelompok. Kelima, mengaitkan secara erat (sinergi)

masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan lainnya, seperti

sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.

Kita. Diharapkan ke depannya di kota Malang kebijakan ketenagakerjaan dapat

diubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi

pengangguran.

3.2 SOLUSI MASALAH PENGANGGURAN DI KOTA MALANG

Sekitar 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 juta setengah

penggangur (underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh

bangsa Indonesia dewasa ini dan ke depan. Sepuluh juta penganggur terbuka

berarti sekitar separo dari penduduk Malaysia. Penganggur itu berpotensi

menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dankemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa.

Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik,

sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan.

Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap

harinya. Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan

tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu,

apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah

Page 28: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 28/64

 

pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.

Sering berbagai pihak menyatakan persoalan pengangguran itu adalah persoalan

muara. Berbicara mengenai pengangguran banyak aspek dan teori disiplin ilmu

terkait. Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi secara konsepsional,

komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara. Sebagai solusipengangguran, berbagai strategi dan kebijakan dapat ditempuh sebagai berikut.

Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan

artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan

partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan

pengangguran menjadi komitmen nasional.

Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus).

Kebijakan makro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lainkebijakan makro ekonomi seperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku

bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkan Bank Indonesia (Bank Sentral), fiskal

(Departemen Keuangan) dan lainnya.

Dalam keputusan rapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan

fokus pada penanggulangan pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang

terkait dengan pengangguran harus ada komitmen dalam keputusannya dan

pelaksanaannya.

3.3 Kritik dan saran

Demikianlah makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita bersama. Ibarat ”tak

ada gading yang tak retak”, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka

dari itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan

makalah selanjutnya. Terimakasih.

Diposkan oleh diimas di 22:14 

1 komentar:

winda mengatakan...

saya bisa minta daftar pustaka dari makalah ini ga..sbg refrensi saya..

Page 29: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 29/64

 

BAB 1PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang PenelitianPengangguran di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang

lebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yangkurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yangtelah tercipta tidak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang merekahadapi dari tahun ke tahun semakin bertambah serius.Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedialebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkanantara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi ataukeamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam prosesekspor impor, dan lain-lain.Penelitian Biro Pusat Statistik (BPS) membedakan angkatan kerja menjadi penduduk yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai pengangguranterbuka. Pengertian BPS tentang angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10 tahun ke atas)yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaaan.Sedangkan yang di maksud bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannyatidak bekerja maupun mencari kerja. Mereka adalah penduduk dengan kegiatan sekolah,menjurus rumah tangga tanpa mendapat upah dan tidak mampu melakukan kegiatan seperti pension atau cacad jasmani.Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi masih lebih rendahdaripada kenyataan riil yang ada di lapangan. Bisa saja dalam kenyataannya angka pengangguran

di Indonesia masih lebih tinggi dari data dan angka resmi itu.1.2Perumusan MasalahMeski menyandang predikat sebagai kota besar sekaligus Ibukota Negara, ternyata Jakarta masihmenyimpan masalah serius. Selain masalah kemacetan lalu lintas, tingginya jumlah penyandangmasalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan buta huruf, Jakarta juga dihadapkan pada masalahtingginya angka pengangguran. Buktinya, jumlah pengangguran di DKI selalu meningkat setiaptahun. Hingga Agustus 2008 ini, pengangguran di Jakarta berjumlah 543 ribu orang atau bertambah 998 orang dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 542.002 orang. Penganggur itu rata-rata berusia 19 hingga 23 tahun.Peningkatan jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh derasnya laju urbanisasidari daerah ke Jakarta. Selain juga diakibatkan banyaknya lulusan SMA yang tidak mampu

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi ini tak pelak membuat Dinas Tenaga kerjadan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta bekerja ekstra keras. Deded Sukandar, KepalaDisnakertrans DKI mengatakan peningkatann jumlah pengangguran ini bukan hanya masalahPemprov DKI saja, melainkan juga menjadi masalah provinsi-provinsi lain di Indonesia. Bahkansudah menjadi masalah nasional yang juga turut dipikirkan oleh pemerintah pusat. Sebab,menurut Deded, tingginya jumlah pengangguran di DKI disebabkan oleh tak terbendungnya lajuurbanisasi dari berbagai daerah ke Jakarta.Saat ini, kata Deded, Disnakertrans sedang memilah-milah dari jumlah 543 ribu pengangguran

Page 30: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 30/64

 

ini, mana yang memang asli usia produktif yang menganggur asal Jakarta dan mana yang berasaldari luar Jakarta. Pemilahan ini berguna untuk mencari pemecahan masalah yang tepat.Disnakertrans juga berupaya menurunkan jumlah pengangguran hingga 20 persen di tahun 2008.

1.3Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besarnya pengangguran yang terjadi

di Indonesia khususnya Jakarta, serta untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang menimbulkanterjadinya pengangguran dan juga untuk mengetahui bagaiamana sikap pemerintah dalammengatasi pengangguran.Selain itu tujuan penelitian ini juga untuk melengkapi tugas Ekonomi Pembangunan yang jugasebagai tugas Softskill program Diploma III Jurusan Manjemen Pemasaran.

1.4Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :1.PenulisKarena dengan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si penulis mengenaimasalah pengangguran2.Masyarakat

Masyarakat juga dapat mengetahui penyebab apa saja yang menimbulkan pengangguran sertamasyarakat juga dapat bertindak langsung dalam upaya mengatasi masalah pengangguran.3.Rekan-rekan MahasiswaHasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk yang ingin mengetahui lebih dalammengenai Masalah pengangguran. hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan dan dijadikansalah satu bahan masukan ataupun bahan pertimabangan dalam kegiatan penelitian selanjutnya.

1.5Metode PenelitianDalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan membaca, mencatatserta melihat keadaan secara langsung maupun dari pemberitaan media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan informasi ini melalui internet.

1.6Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai makalah ini, maka penulisan tugasmakalah ini dikelompokan dalam 4 bab, yang dimana tiap-tiap bab membahas mengenai materisebagai berikut :BAB 1 ◊ PENDAHULUANPada bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematikan penulisanBAB II ◊ LANDASAN TEORIPada bab ini berisi mengenai pengertian serta factor-faktor apa saja yang menimbulkanterjadinya pengangguran dan Jenis pengangguranBAB III ◊ ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASANDalam bab ini dibahas mengenai berbagai masalah masalah dalam pengangguran serta

 pemecahan solusi dalam masalah ini.BAB IV ◊ PENTUPPenutup ini berisi mengenai Saran serta Kritik dan Daftar pustaka.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Pengertian pengangguranPengertian penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat tidak bekerja.Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggu

Page 31: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 31/64

 

sebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini mencangkup mereka yangsedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang di ajukan atau sedang tidak mencarikerja karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun diasanggup.

2.2 Keadaan Masalah pengangguran

Di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di Negaraseperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebihrumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurangmenguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembangdalam beberapa dasawarsa ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah terciptatidak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahunsemakin bertambah serius. Lebih malang lagi, di beberapa Negara miskin bukan saja jumlah pengangguran menjadi bertambah besar, tetapi juga proporsi mereka dari keseluruhan tenagakerja telah menjadi bertambah tinggi.kebanyakan investor asing tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia karena biayaekonominya sangat tinggi akibat masih kuatnya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

2.3Jenis pengangguran

Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

Pengangguran Normal atau Friksional yaitu pengangguran sebanyak dua atau tiga persen daritenaga kerja. Para pengangguran ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperolehkerja, tetapi karena sedang mencari kerja yang lebih baik. Dalam proses mencari kerja baru iniuntuk sementara para pekerja tergolong sebagai penganggur.

Pengangguran Siklikal , misalnya : di Negara-negara produsen bahan mentah pertanian,penurunan ini mungkin di sebabkan kemrosotan harga – harga komoditas. Kemrosotanini mengakibatkan perusahaan – perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya.

Pengangguran Stuktural, di sebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi . Wujudnya barang baru yang lebih baik,kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industriitu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari Negara- Negara lain.Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industry tersebut menurun, dansebagian pekerja terpaksa di berhentikan dan menjadi penganggur.

Pengangguran teknologi, di sebabkan oleh penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Di pabrik-pabrik ada kalanya robot telah menggantikan pekerjaan manusia.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya

Pengangguran Terbuka, Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan kerjayang lebih rendah dari pada bertambahan tenaga kerja.

Pengangguran Tersembunyi, Pengangguran ini pada umumnya terjadi di sector pertanian atau jasa. Contohnya banyak Negara berkembang terjadi bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatanekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya di perlukan supaya dia dapat menjalankankegiatannya secara efisien. Misalnya pelayan retoran yang lebih banyak dari yang di perlukan.

Pengangguran bermusim, Pengangguran ini terutama terdapat di sector pertanian atau perikanan.Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan

Page 32: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 32/64

 

terpaksa menganggur. Apabila dalam masa di atas para penyadap karet dan nelayan tidak dapat pekerjaan lain maka terpaksa menganggur.

Setengah Menganggur, di sebabkan karena jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yangnormal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari dalam seminggu atau satu hinggaempat jam sehari.

2.4 Kebijakan Pemerintah

Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah

Tujuan Bersifat Ekonomi1.Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun2.Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat3.Memperbaiki pembagian pendapatan

Tujuan Bersifat social dan politik 1.Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu rumah tanggaharus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya.2.Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggi

kasus kejahatan.3.Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggimasyarakat sering kali melakukan demontrasi dan mengemukakan kritik atas pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembanganekonomi yang terlambat berakibat pangangguran memburuk.

2.5 Tindakan PemerintahTindakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:mengurangi pajak mendorong lebih banyak investasi membari subsidi-Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat- Memperbaiki pembagian pendapatan

- Menghindari masalah kejahatan- Menambah keterampilan masyarakat

BAB IIIANALISA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Sikap Pemerintah1. Menangani Lapangan PekerjaanSikap Pemerintah pada saat bertambahnya para penganggur dan juga manusia-manusia yangtidak berpendidikan yang menjadi salah satu penyebabnya.seharusnya pemerintah membukakursus untuk ketermpilan bagi masyarakat. Salah satunya ada dengan meningkatkan perananBalai Latihan Kerja (BLK)2. Keterampilan yang di sediakan

Seperti menjahit, bengkel, tata boga, komputer, dan keterampilan lainnya yang diperlukan olehhotel, perusahaan motor bahkan instansi pemerintahan daerah setempat.3 Mutu para lulusan BLK yaitu memiliki keterampilan yang tidak kalah kualitasnya dengan lulusan perguruan tinggi.Buktinya mantan didikan BLK sudah ada yang diminta oleh hotel-hotel ternama, perusahaangarmen, dan instansi pemerintah yang membutuhkan tenaga kerja. Contohnya, sambungnya, diBLK Jakarta Timur. Dari 60 orang yang menempuh pelatihan kerja di sana, hampir 50 persendiminta beberapa perusahaan untuk menjadi pegawai mereka.

Page 33: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 33/64

 

4 Disnakertrans bekerja samaCara lainnya, Disnakertrans juga membina kerja sama dengan berbagai perusahaan untuk mengadakan pelatihan keterampilan. Saat ini, Disnakertrans telah mengadakan pelatihan kerjasama bengkel dengan Perusahaan Toyota Astra. Dari hasil pelatihan tersebut, Toyota Astra akanmelihat peserta didik yang dinilai berkualitas baik lalu diajak bergabung untuk bekerja di perusahaannya

3.2 Mengenai Tingkat PenganguranTerjadi karena Urbanisasi tidak bisa di tekan ini terlihat pada setiap akhir tahun seusai labaran ,Jakarta akan menampung masyarakat yang dating dari provinsi lain.Untuk menekan arusurbanisasi, mantan Walikota Jakarta Pusat ini menyatakan perlu kerja sama dengan pemerintah provinsi lain. Dengan azas otonomi daerah, pembangunan di luar Jakarta harus dapatdiakselarasikan dengan di ibukota, sehingga tidak ada lagi warga yang berbondong-bondongdatang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Karena di daerahnya telah memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih luas dari ibukota.

Ketidak Stabilan angka PengangguranSalah satunya disebabkan jumlah pencari kerja lebih banyak dari lowongan kerja yang

ditawarkan dan penempatan kerja dari pencari kerja yang dianggap memenuhi kriteria yangdipersyaratkan perusahaan-perusahaan.

3.4 Kepedulian MasyarakatMengapa kita peduli terhadap angka-angka tersebut?Pertama, angkayang kurang akurat tidak akan menghasilkan perumusan kebijakan yang tajamdanlangkah-langkah penanganan yang saksama.

Kedua, masalah pengangguranberdampak luas terhadap kehidupan sosial dan politik yang padagilirannya akanmemukul balik kestabilan makro-ekonomi yang telah dicapai dengan susah payah.

3.5 Dampak Negatif dari pengangguran dan PenuntasanyaSeperti:beragamnya tindakan kriminal, anak jalanan, pengemis, prostitusi, perdagangan anak, aborsi, pengamen dan sebagainya sudah menjadi patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar bagaikan virus kankeryang sulitdiberantas. Penyakit sosial ini sangat berbahaya dan menghasilkankorban-korban sosial yangtidak ternilai. Menurunnya kualitas sumber dayamanusia, tidak dihargainya martabat dan harga diri manusia yang merupakan korbansosial dari penyakit sosial ini sudah sangat merusak sendi-sendi kehidupankemanusiaan yang beradab.Karena itu persoalah pengangguran ini harussecepatnya dipecahkan dan dicarikan jalankeluarnya yang terbaik. Tentunya untuk menghilangkan pengangguran dalam situasi kehidupanekonomi Bangsa yang sedang morat-marit ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi upayamengurangi pengangguran bukanlah hal yang mustahil.

Cara yang realistis dalam jangka pendek mengurangi pengangguran adalah memberdayakansektor informal, padat karya dll disamping strategi jangka panjang seperti pemerataan wilayah pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan desentralisasi. Sector informal dinilai sangat membantumenyerap orang-orang yang menganggur tetapi kreatif dan menjadi peredam di tengah pasar global. Namun bukan berarti sektor formal diabaikan. Jika ternyata sektor informal ternyatadapat menjawabi sebagian dari masalah pengangguran yang dihadapi Bangsa kita, maka sudahwaktunya sektor informal ini didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan anggaran. Anggaranini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal.

Page 34: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 34/64

 

Keterbatasan mereka di dalam pendidikan sangat mudah dijadikan alatkomoditas politik untuk melakukan berbagai konflik sosial di tengah masyarakat Pengangguranerat kaitannya dengan kemiskinan dan kemelaratan.Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papanmenjerumuskan sebagaian besar manusia Indonesia ke jurang kemelaratan. Tidak tercapainya pemenuhan kebutuhan ekonomi ini akan menciptakan masalah-masalah social.

3.6 sebab langsung(direct causes)Ada beberapa sebab langsung(direct causes) terjadinya pengangguran besar-besaran di Indonesia yakni:1) terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja,2) Kelangkaan Lapangan Kerja,3) Pemulangan TKI ke Indonesia,4) Rasionalisasi karyawan dll.Sebab langsung ini pada saat yang sama menjadi akibat dari sebab-sebab yang lain. PHK disebabkan oleh perusahaan bangkrut. Perusahaan bangkrut disebabkan oleh karena kreditmacet/tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomiyang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisismoneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknyaekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dannepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga negara dan swasta.Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih bisa dicari lagisebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan moral),

3.7 Sebagai pihak yang Netralkaum akademisi/intelektual atau LSM harus menciptakan modelmodel penyadaran ini sebagai cara menjembatani(bridging the gap) keadaanyang sekarang dengan keadaan yang diinginkan. Usaha mengkomunikasikansegala hal yang bertujuan agar terbentuk pola pikir, pola sikap dan polatindak yang positip dalam rangka menciptakan kehidupan sosial yang baik dikalangan para penganggur kurang terdidik ini harus dibangun dalam konteks penghormatan terhadap martabat manusia(human dignity) itu sendiri.Berbagai cara penyadaran dengan penggunaan audio visual, slide, film,sangat membantu di dalam prosesnya sehingga tidak menimbulkankebosanan. Metode-metode ceramah dan bersifat menggurui harus dihindarimengingat pesertanya adalah para penganggur yang kehilanganmatamepencaharian. Harus lebih banyak diskusi dan sharing pengalamanuntuk membangkitkan gairah mereka di dalam situasi-situasi sulitmenghadapi kerasnya kehidupan sebagai penganggur. Kondisi menganggur adalah kondisi dimana segala-galanya hilang dan tercabut dari seseorang, bukan saja sumber nafkah, tetapi juga recognition(pengakuan) dan harga

diri. Kehilangan jati diri inilah yang membuat orang yang menganggur akanmengalami stress yang tinggi dan apabila tidak mampu dikendalikan makaakan menjadi depresi yang mengarah kepada sakit mental atau gila. Karena pertimbangan itulah maka proses penyadaran ini harus melibatkan banyak  pihak termasuk para psikolog dan psikiater. Bisa saja usaha penyadaran ini bagi sebagian besar penganggur dirasakan membuang-buang waktu karenamereka harus mencari kerja untuk bisa menghidupi anak istrinya ataukeluarganya. Untuk mengatasi masalah ini,maka upaya pertama(penyadaran)

Page 35: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 35/64

 

diikuti dengan upaya yang kedua yang lebih konkret dan realistis yakniPemberdayaan secara ekonomis dan social Penyadaran melalui pembentukan sikap dan mentalyang dilakukan pada tahap pertama di atas harus diikuti dengan pemberdayaan tahap kedua yanglebih bersifat ekonomis dan konkret. Kebutuhan para penganggur dan keluarganya dalam jangka pendek adalah kebutuhan akan makan dan minum Pemenuhan kebutuhan dasar ini harusdidahulukan dan menjadi perhatian utama. Karena para penganggur berpendidikan rendah inisangat banyak maka mereka bisa disalurkan dalam kegiatan-kegiatan padat karya yang biasmendatangkan upah bagi mereka. Bahkan menurut Bambang Widianto, Direktur Ketenagakerjaan dan Analisis Ekonomi Bappenas9, lima tahun ke depan negara ini masih harusmengembangkan industri padat pekerja dan sangat tidak mungkin beralih ke teknologi modernkarena struktur angkatan kerja, pekerja dan pengangguran terbuka menurut pendidikan masihdidominasi oleh tamatan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Tenaga-tenaga para penganggur kurangterdidik ini bisa dimanfaatkan di kegiatan-kegiatan padat karya sehingga mereka bisamendapatkan kembali harga dirinya yang telah hilang oleh karena terkena pemutusan hubungankerja atau karena tidak adanya ketrampilan di dalam bekerja. Pada pemberdayaan ekonomi ini

3.8 Upaya Memecahkan masalah Penganguran

Abraham Maslow menyebut 5 kebutuhan manusia dalam 5 tingkatan hierarkis yaitu :1 ) kebutuhan akan makan, minum dan pakaian,2)kebutuhan akan keselamatan,keamanan,3) kebutuhan akan rasa memiliki atau sosial,4) kebutuhan akan penhargaan dan5) kebutuhan akan aktualisasi diri.

Alderfer memformulsikannya menjadi tiga dan disebutnya ERG1) kebutuhan akan Eksistensi,2)kebutuhan akan Relatedness(hubungan) dan3) kebutuhan akan Growth(pertumbuhan) meliputi penghargaan,aktualisasi diri

Ultimate goalMasyarakat sejahtera Masyarakat bermartabat Negara kuat

Goal/core objectiveUpaya intervensi tdk ada PHK tersedianya TKI dibutuhkan ekspansi usahalap.kerja langsungupaya intervensi Perusahaan pertumbuhan demand thdp TKI efisiensi usahatinggimaju ekon.tinggi tak langsungkredit lancar aktivitas ekon. lancar TKI pintar,trampil ekonomi membaik stabilitas moneter bersih dari KKN bersihclean goverment clean goverment clean goverment

 Note : Semua variable bersifat positif Seperti terlihat pada pohon tujuan di atas, ada sejumlah elemen yangmenjadi faktor penentu ada tidaknya pekerjaan baik yang bersifat langsung maupuntidak langsung seperti:1) tersedianya lapangan kerja,2) dibutuhkannya Tenaga Kerja Indonesia(TKI) di luar negeri,3) adanya ekspansi usaha,4) adanya jaminan bahwa tidak ada pemutusan hubungan kerja dan sebagainya.

Page 36: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 36/64

 

Bab IVKesimpulan dan Penutup

Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orangmerupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karenadampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.

Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan danlain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luasterhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakitsosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkankorban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistismutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapatdikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaansumber hudup(pekerjaan).

DAFTAR PUSTAKA

1. Conyer Diana, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta :Gajah Mada University Press.2. John Naisbit dan Patricia A. Delapan Jalan Menuju Perubahan.Gramedia, 1993.3. Jelamu Ardu Marius. Dilema Pembauran Golongan Minoritas Cina.Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.4. Harian Kompas, 25 Oktober 2003.

5. Harian Kompas, 10 September 20036. Harian Kompas, 27 September 2003.7. Harian Pos Kupang, 20 Juni 2003.8. Suarapublika, Novermber 2003.9. Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 tahun 199910. Buku Makro Ekonomi ‘Teori Pengantar’ Edisi ketiga, Sukirno,Sadono Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta.11. Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia12. Dok./ Beritajakarta.com13. WWW.Google.com14 Kompas Kamis 5 Februari 2009

BAB IPENDAHULUANA. Keadaan Penganggur dan Setengah Pengangguran.Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedialebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang

Page 37: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 37/64

 

disebabkan antara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisisekonomi atau keamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatandalam proses ekspor impor, dan lain-lain.Menurut data BPS angka pengangguran pada tahun 2002, sebesar 9,13 juta penganggur terbuka,sekitar 450 ribu diantaranya adalah yang berpendidikan tinggi. Bila dilihat dari usia penganggur sebagian besar (5.78 juta) adalah pada usia muda (15-24 tahun). Selain itu terdapat sebanyak 2,7 juta penganggur merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (hopeless). Situasi seperti ini akansangat berbahaya dan mengancam stabilitas nasional.Masalah lainnya adalah jumlah setengah penganggur yaitu yang bekerja kurang dari jam kerjanormal 35 jam per minggu, pada tahun 2002 berjumlah 28,87 juta orang. Sebagian dari merekaini adalah yang bekerja pada jabatan yang lebih rendah dari tingkat pendidikan, upah rendah,yang mengakibatkan produktivitas rendah. Dengan demikian masalah pengangguran terbuka dansetengah penganggur berjumlah 38 juta orang yang harus segera dituntaskan.B. Keadaan Angkatan Kerja dan Keadaan Kesempatan Kerja.Masalah pengangguran dan setengah pengangguran tersebut di atas salah satunya dipengaruhioleh besarnya angkatan kerja. Angkatan kerja di Indonesia pada tahun 2002 sebesar 100,8 jutaorang. Mereka ini didominasi oleh angkatan kerja usia sekolah (15-24 tahun) sebanyak 20,7 juta.

Pada sisi lain, 45,33 juta orang hanya berpendidikan SD kebawah, ini berarti bahwa angkatankerja di Indonesia kualitasnya masih rendah.Keadaan lain yang juga mempengaruhi pengangguran dan setengah pengangguran tersebutadalah keadaan kesempatan kerja. Pada tahun 2002, jumlah orang yang bekerja adalah sebesar 91,6 juta orang. Sekitar 44,33 persen kesempatan kerja ini berada disektor pertanian, yanghingga saat ini tingkat produktivitasnya masih tergolong rendah. Selanjutnya 63,79 juta darikesempatan kerja yang tersedia tersebut berstatus informal.Ciri lain dari kesempatan kerja Indonesia adalah dominannya lulusan pendidikan SLTP ke bawah. Ini menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang tersedia adalah bagi golongan berpendidikan rendah.Seluruh gambaran di atas menunjukkan bahwa kesempatan kerja di Indonesia mempunyai

 persyaratan kerja yang rendah dan memberikan imbalan yang kurang layak. Implikasinya adalah produktivitas tenaga kerja rendah.SasaranSasaran yang diharapkan, dirumuskan sebagai berikut :Menurunnya jumlah penganggur terbuka dari 0,96 pesen menjadi 5,5 persen pada tahun 2009.Menurunnya jumlah setengah penganggur dari 28,65 persen menjadi 20 persen dari jumlah yang bekerja pada tahun 2009.Meningkatnya jumlah tenaga kerja formal dari 36,71 persen menjadi 60 persen dari jumlah yang bekerja pada tahun 2009.Menurunnya jumlah angkatan kerja usia sekolah dari 20,54 persen menjadi 15 persen pada tahun2009.Tingkatkan perluasan lapangan kerja dari 91,65 juta orang menjadi 108,97 juta orang.

Terbangunnya jejaring antara pusat dengan seluruh Kabupaten/kota.Untuk mencapai hal tersebut disusun strategi, kebijakan dan program-program yang perlu terusdibahas untuk menjadi kesepakatan semua pihak, meliputi Pengendalian Jumlah Angkatan kerja peningkatan Kualitas angkatan Kerja; peningkatan Efektivitas Informasi Pasar Kerja dan BursaKerja; pembinaan Hubungan Industrial. (Sumber: Deklarasi Penanggulangan Pengangguran diIndonesia, 29 Juni 2004; Bahan Raker Komisi VII DPR-RI dan Menakertrans, 11 Pebruari2004). Sumber : Majalah Nakertrans Edisi - 03 TH.XXIV-Juni 2004C. Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik 

Page 38: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 38/64

 

Selain masalah upah, persoalan mendasar ketenagakerjaan di Indonesia saat ini menyangkuttingkat pengangguran. Ini disebabkan pertambahan angkatan kerja baru jauh lebih besar dibanding pertumbuhan lapangan kerja produktif yang dapat diciptakan setiap tahun. Pasca krisismoneter, gap tersebut semakin membengkak tajam.Pada tahun 1998 tingkat pengangguran mencapai 5,7 persen. Angka ini sebenarnya masih disekitar tingkat pengangguran natural (Natural Rate of Unemployment), suatu tingkat yang secaraalamiah mustahil dihindarkan. Ini mencakup pengangguran yang muncul karena peralihan antar kerja oleh tenaga kerja. Dengan jumlah angkatan kerja 92,7 juta, pengangguran 5,7 persen berartiterdapat 4,5 juta orang penganggur.Sebenarnya tingkat pengangguran ini relatif kecil dibanding tingkat pengangguran di beberapanegara industri maju di Eropa di tahun 90-an yang bahkan mencapai dua digit. Namun tingkat pengangguran 5,7 persen tersebut sebenarnya adalah angka pengangguran terbuka (openunemployment), yakni penduduk angkatan kerja yang benar-benar menganggur. Di luar  pengertian tersebut, terdapat sejumlah besar penganggur yang dalam konsep ekonomi termasuk dalam kualifikasi pengangguran terselubung (disguised unemployment), yakni tenaga kerja yangtidak bekerja secara optimal karena tidak memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan bidangnyadisebabkan lemahnya permintaan tenaga kerja. Konsep lainnya adalah under employment, yakni

tenaga kerja yang jumlah jam kerjanya tidak optimal karena ketiadaan kesempatan untuk  bekerja.Berdasarkan data BPS (Biro Pusat Statistik) sampai Mei 1997, sekitar 45 persen tenaga kerja bekerja di bawah 35 jam per minggu atau setara dengan 25 persen pengangguran penuh. Jikaditambah angka pengangguran terbuka 2.67 persen dan pengaruh krisis ekonomi yang berkepanjangan, total pengangguran nyata bisa mencapai 35-40 persen. Suatu tingkat yangsangat serius dan membahayakan dalam pembangunan nasional.Di samping masalah tingginya angka pengangguran, yang termasuk juga rawan adalah pengangguran tenaga terdidik, yaitu angkatan kerja berpendidikan menengah ke atas dan tidak  bekerja. Fenomena ini patut diantisipasi sebab cakupannya berdimensi luas, khususnya dalamkaitannya dengan strategi serta kebijakan perekonomian dan pendidikan nasional.

Pola PengangguranDari tabel di bawah mengungkapkan beberapa hal menarik. Pertama, pada 1998, hampir separuh(49 persen) penganggur ternyata berpendidikan menengah atas (SMTA Umum dan Kejuruan).Kedua, periode 1982-1998, terjadi peningkatan pengangguran berpendidikan menengah ke atas(SMTA, Akademi dan Sarjana) secara signifikan dari 26 persen menjadi 57 persen, ataumeningkat hampir 120 persen. Ketiga, laju peningkatan pengangguran di sekolah menengahkejuruan lebih rendah daripada sekolah menengah umum, baik pada menengah pertama maupun pada menengah atas. Keempat, persentase peningkatan tingkat pengangguran berpendidikansarjana adalah paling tinggi, yang melonjak dari 0,57 persen pada 1982 menjadi 5,02 persen pada1998.

Tabel

Struktur Pengangguran Menurut Tingkat Pendidikan (%)Pendidikan 1982 1995 1998SD ke bawah 61.74 40.68 23.09SLTP 11.79 16.33 19.44SLTA Umum 12.30 24.90 32.13SLTA Kejuruan 12.69 11.61 16.86Diploma 0.91 2.61 3.47- Diploma I 0.74 0.94

Page 39: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 39/64

 

- Diploma II 1.87 2.53Universitas 0.57 3.86 5.02Sumber: Statistik Tahunan Indonesia, 1985, 1995, 1998Beberapa SebabSecara kualitatif, kualitas tenaga kerja nasional meningkat disebabkan dua hal. Pertama, pembangunan ekonomi pada tingkat tertentu berhasil meningkatkan pendapatan masyarakatsehingga masyarakat lebih mampu membiayai pendidikan formal dan mengakomodasi makanan bergizi yang membantu kualitas tenaga kerja. Kedua, berbagai kebijakan di bidang pendidikannasional membawa peningkatan pada kualitas pendidikan formal angkatan kerja. Akan tetapi, pada saat angkatan kerja terdidik meningkat dengan pesat, lapangan kerja masih didominasisektor-sektor subsistensi yang tidak membutuhkan tenaga kerja berpendidikan.Ini menimbulkan gejala supply induce di mana tenaga kerja terdidik yang jumlahnya cukup besar memberi tekanan kuat terhadap kesempatan kerja di sektor formal yang jumlahnya relatif kecil,sehingga terjadi pendayagunaan tenaga kerja terdidik yang tidak optimal.Secara makro ini juga disebabkan transformasi struktur ekonomi dari sektor primer (pertanian)ke sektor sekunder dan tersier (industri dan jasa) tidak diikuti transformasi penyerapan tenagakerja. Periode 1980-98, penyerapan tenaga kerja sektor primer turun 9 persen menjadi 47 persen,

sementara sektor sekunder dan tersier hanya meningkat 3 persen dari 23 persen. Di lain pihak kontribusi sektor primer terhadap PDB turun sebesar 9 persen menjadi 15 persen sementarasektor sekunder dan tersier meningkat sekitar 14 persen menjadi 27 persen.Tampaknya gejala tersebut diakibatkan pola perkembangan industri saat ini yang kurang berbasis pada permasalahan nasional yang sifatnya seolah labor surplus padahal karena permintaan yangkecil. Dengan demikian, di samping membangun industri skala besar yang sifatnya padat modaldan teknologi, perhatian juga sudah seharusnya diberikan pada pengembangan industri yanglebih berorientasi pada penyerapan tenaga kerja terdidik yang tidak hanya jumlahnya besar tetapi juga tumbuh dengan sangat cepat.Perlu juga penanganan serius terhadap tingginya persentase lulusan SMTA Umum yangmenganggur (lebih tinggi daripada SMTA Kejuruan). Hal ini karena pada dasarnya SMTA

Umum dipersiapkan untuk memasuki perguruan tinggi, pada hal untuk masuk ke dunia perguruan tinggi, selain tempat terbatas, mahalnya biaya juga menjadi kendala utama.Berbagai perubahan menyangkut penjurusan di tingkat menengah atas tampaknya tidak akanmampu menjawab permasalahan kualitas angkatan kerja golongan pendidikan ini. Seharusnya,kurikulum SMTA Umum sekarang mendapat proporsi keterampilan praktis sehingga bilamanalulusan SMTA tidak mampu melanjutkan ke perguruan tinggi, paling tidak sudah memiliki bekalketerampilan yang dibutuhkan untuk masuk dunia kerja. Apa yang terjadi sekarang adalah,mayoritas angkatan kerja berpendidikan SMTA Umum bekerja di sektor perdagangan dan sektor informal yang produktivitasnya relatif rendah.Selain itu, di tengah membengkaknya jumlah penganggur, ternyata lowongan kerja yang belumterisi cenderung meningkat serta porsinya terhadap lowongan kerja relatif besar. Menurut dataSub Direktorat Informasi Pasar Kerja, Depnaker April 1998, dari 254.032 lowongan kerja

terdaftar, terdapat 15 persen lowongan kerja yang tidak dapat terisi. Sekitar 50 persen diantaranya adalah angkatan kerja berpendidikan sarjana dan sarjana muda, sedangkan palingrendah lulusan SD dan diploma satu (D1) sekitar 10 persen.Tingginya proporsi lowongan kerja untuk sarjana dan sarjana muda yang belum terisimenunjukkan adanya kesenjangan antara kualitas penawaran tenaga kerja (dunia perguruantinggi) dengan kualitas permintaan tenaga kerja (dunia usaha). Kesenjangan ini memang sudahsering diangkat ke permukaan sampai lahirnya konsep link and match.Masalahnya, sejauh mana konsep tersebut tertuang dalam kerangka yang lebih operasional.

Page 40: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 40/64

 

Secara fungsional, beberapa perguruan tinggi swasta (PTS) sudah menerapkan hal ini di mana banyak praktisi bisnis menjadi dosen-dosen PTS, yang secara perlahan membawa perubahan pada kurikulum. Akan tetapi, bila tidak diimbangi dengan penjembatanan secara struktural,misalnya dengan berbagai proyek kerjasama penelitian antara dunia usaha dengan perguruantinggi yang melibatkan mahasiswa, dosen, peneliti dan praktisi niscaya sulit untuk mempersempit gap tersebut.Permagangan mungkin salah satu alternatif solusi praktis dan tepat. Hal ini didasarkan bahwadunia usaha terkesan tertutup terhadap mahasiswa yang datang untuk melakukan kegiatan penelitian (riset) sehingga menguatkan adanya kesenjangan tersebut. Tapi ini juga belumditangani secara serius dan terpadu.

BAB IIM A S A L A H

A. Tiap Tahun, Angka Pengangguran Indonesia Naik Sejak 1997 sampai 2003, angka pengangguran terbuka di Indonesia terus menaik, dari 4,18 jutamenjadi 11,35 juta. Didominasi oleh penganggur usia muda. Selain usia muda, pengangguran

 juga banyak mencakup berpendidikan rendah, tinggal di pulau Jawa dan berlokasi di daerah perkotaan. Intensitas permasalahan juga lebih banyak terjadi pada penganggur wanita dan pengaggur terdidik.Pengangguran dan setengah pengangguran merupakan permasalahan di muara yang tidak bisadiselesaikan pada titik itu saja, tapi juga harus ditangani dari hulu. Sektor di hulu yang banyak  berdampak pada pengangguran dan setengah pengangguran adalah sektor kependudukan, pendidikan dan ekonomi.Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun dapat ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari

 periode sebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhanekonomi menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanyamencapai 4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa danindustri.B. Masalah Buruh-Pengusaha Belum Terpecahkan, Pengangguran Terus BertambahKolapsnya perekonomian Indonesia sejak krisis pada pertengahan 1997 membuat kondisiketenagakerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak  pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja jugaada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribuorang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap

1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga,setiap tahun pasti ada sisa.Bayangkan, pada 1997, jumlah penganggur terbuka mencapai 4,18 juta. Selanjutnya, pada 1999(6,03 juta), 2000 (5,81 juta), 2001 (8,005 juta), 2002 (9,13 juta) dan 2003 (11,35 juta). Sementaraitu, data pekerja dan pengangguran menunjukkan, pada 2001: usia kerja (144,033 juta), angkatankerja (98,812 juta), penduduk yang kerja (90,807 juta), penganggur terbuka (8,005 juta),setengah penganggur terpaksa (6,010 juta), setengah penganggur sukarela (24,422 juta); pada2002: usia kerja (148,730 juta), angkatan kerja (100,779 juta), penduduk yang kerja (91,647

Page 41: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 41/64

 

 juta), penganggur terbuka (9,132 juta), setengah penganggur terpaksa (28,869 juta), setengah penganggur sukarela .Sebenarnya, untuk menurunkan pengangguran dan setengah pengangguran bisa saja dicapai lewatiga asumsi dasar, yaitu pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, ditekan menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari periodesebelumnya yang mencapai 2,4 persen. Kedua, pertumbuhan ekonomi ditingkatkan menjadi 6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai 4,1 persen.Ketiga, mempercepat transformasi sektor informal ke sektor formal, baik di daerah perkotaanmaupun pedesaan, terutama di sektor pertanian, perdagangan, jasa dan industri.Tapi pemecahan persoalan tidak semudah itu. Bicara soal ketenagakerjaan tidak akan lepas dari persoalan buruh dan pengusaha yang tiap hari kian mencuat ke permukaan. Sejak 2000, persoalan terus datang, hingga “terpaksa” harus melahirkan paket Undang Undang SerikatPekerja, Ketenagakerjaan dan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI). Selesaikanmasalah? Tunggu dulu, lihatlah data berikut:Perselisihan Hubungan Industrial (PHI)2001: Perkara yg Masuk (81), Jumlah Putusan (80), Sisa*) Perkara (73) *) Akumulasi dengan

Sisa perkara Bulan Sebelumnya2002: Perkara masuk (101), Jumlah putusan (91), sisa perkara (189)Keterangan: Data Perselisihan dari P4P tidak dibuat angka komulatif 2003: Perkara masuk (95), jumlah putusan (95), Sisa perkara (321)Keterangan: Data Perselisihan dari P4P tidak dibuat angka komulatif Sumber: Depnakertrans, Ditjen BinawasJumlah Perkara dan Tenaga Kerja yang Terkena PHK 2002: Kasus PHK (2.445), Tenaga Kerja PHK (114.933), kasus PHI (101)2003: Kasus PHK (12.175), tenaga kerja PHK (110.145), kasus PHI (95)Sumber: Depnakertrans, Ditjen BinawasPemogokan

2001: Kasus Pemogokan (174), tenaga kerja yang terlibat (109.845)2002: Kasus pemogokan (220), tenaga kerja yang terlibat (769.142)2003: Kasus pemogokan (146), tenaga kerja yang terlibat (61.790)Sumber: Depnakertrans, Ditjen BinawasPemutusan Hubungan Kerja (PHK)2001: Perkara yang masuk (2.160), jumlah putusan (1.906), sisa perkara (2.632)*) Akumulasi dengan Sisa perkara Bulan Sebelumnya2002: Perkara yang masuk (2.445), jumlah putusan (1.980), sisa perkara (4.415)Keterangan: Data PHK dari P4P tidak dibuat angka komulatif 2003: Perkara yang masuk (2.175), jumlah putusan (2.098), sisa perkara (6.393)Keterangan: Data PHK dari P4P tidak dibuat angka komulatif Sumber: Depnakertrans, Ditjen Binawas

Jumlah Tenaga Kerja yang Terkena PHK 2002: Perkara yang masuk (114.933), jumlah putusan (98.565), sisa perkara (205.867)Keterangan: Jumlah TK dari P4P tidak dibuat angka komulatif 2003: Perkara yang masuk (110.145), jumlah putusan (117.357), sisa perkara (223.413)Keterangan: Jumlah TK dari P4P tidak dibuat angka komulatif Sumber: Depnakertrans, Ditjen BinawasBerdasarkan data di atas, jelas masalah buruh dan pengusaha seakan juga menjadi bom waktu

Page 42: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 42/64

 

yang tiap saat bisa meledak dan menghancurkan kerangka ketenagakerjaan Indonesia. Faktahubungan buruh dan pengusaha tidak bisa serta merta terselesaikan dengan hadirnya UUKetenagakerjaan dan PPHI. uruh itu hanya concern pada dua hal: PHK dan penyelesaian perselisihan,. Tentunya, tidak perlu harus mengeluarkan UU baru yang ternyata menguntungkan pasar bebas.Ditambah lagi, adanya pernyataan beberapa ekonom yang mengatakan, kenaikan upah minimumakan menyumbang pengangguran sebesar satu persen, jelas menguntungkan pasar bebas itu.Jumlah buruh di 2665 perusahaan tekstil dan produksi tekstil serta terkait dengan industri tesktildan produksi tekstil saja mencapai 4,7 juta. Belum di industri lainnya. Pertanyaannya, apakahhak upah minimum itu berkorelasi dengan pengangguran? Soal pengangguran itu jelas terkaitdengan krisis ekonomi yang tidak bisa diselesaikan pemerintah. 62,5 persen pangsa pasar tenagakerja itu ada di desa. Tidak ada korelasi, dan upah minimum bukan penyebab utama pengangguran itu.Tuntutan kesejahteraan buruh itu, adalah hak buruh yang bisa dipahami, memang harus ada berbagai jaminan. Tapi yang bisa di berikan saat ini adalah yang sesuai dengan dukunganekonomi kita, itu dulu deh. Tanpa ada kemampuan yang didukung ekonomi nasional, jelas makinhari makin terjadi PHK, industri tidak bersaing sehingga terjadi deindustrialisasi dan jadilah

 pedagang. Tidak heran saat ini, banyak industri berubah jadi trading, impor. Bagi pengusaha, itutidak ada masalah. Tapi siapa yang akan memberikan pekerjaan?Soal ketenagakerjaan memang menjadi hal pokok dalam menggerakkan iklim investasi. Karenainvestor akan melihat, normatif ketenagakerjaan Indonesia bagaimana, upah minimumnya,compete tidak? Jika upah buruh naik, produktifitas tidak naik, itu namanya tidak baik danmampu berkompetisi. UU yang baru ini jelas memberatkan pengusaha. Investasi akan semakintidak mampu masuk, sehingga terjadi pengangguran yang tentunya, kesejahteraan buruhpun jaditerhambat.Soal paketan UU Ketenagakerjaan boleh jadi harus menjadi perhatian serius. Karena berdasarkanriset ILO (International Labour Organization) 2-3 tahun terakhir, lebih dari 60 persen angkatankerja Indonesia ada di sektor informal. Sisanya, ada di sektor formal, bekerja di perusahaan,

 pegawai negeri dan lainnya yang memang mempunyai jaminan perlindungan, seperti tiap bulanmendapatkan gaji tetap, ada jaminan kesehatan dan lainnya. Informal yang jumlahnya jelas lebih banyak ini, tentunya tidak mempunyai jaminan sama sekali: satu perbandingan yang tidak sehat.Celakanya, UU Ketenagakerjaan justru membuat pengusaha menutup perusahaannya yangkemudian menurunkan kesempatan meningkatkan penciptaan lapangan pekerjaan.Kemungkinan, tutupnya perusahan elektronik SONY dan DOSON yang memproduksi sepatuReebok, akan diikuti juga perusahaan lainnya. Di sisi lain, kompetisi usaha Indonesiapunsemakin menurun. Jelas, Cina dan Thailand bukanlah kompetitor lagi. Bahkan, kemungkinankita akan dikejar oleh Vietnam, Laos dan Kamboja.Soal buruh dan pengusaha, sebenarnya banyak yang bisa dilakukan pemerintah, bukan sekadar mendapatkan win-win solution, tapi juga memperhatikan kepentingan publik. Satu contoh yangmungkin pengusaha dan buruh lainnya juga sepakat, penggunaan keuntungan jaminan sosial

tenaga kerja (Jamsostek) untuk kepentingan buruh dan pengusaha. Janganlah pemerintahmengambil deviden dari Jamsostek, tapi kembalikan ke buruh. Komponen pengeluaran besar  buruh adalah penginapan dan transportasi. Dana Jamsostek yang surplus sekitar satu triliunrupiah itukan bisa dikembalikan ke buruh dengan membangun perumahan buruh yang tersebar disekitar sentra industri. Artinya, buruh bisa save biaya transportasi dan memberikan hidup yanglebih layak.Bahkan, buruh sebenarnya mau berkompromi untuk menunda pemenuhan hak yang merekatuntut. Tidak apa-apa upah tidak dinaikkan untuk sementara. Tapi pemerintah jangan menaikkan

Page 43: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 43/64

 

harga barang, listrik dan layanan publik lainnya dong. Dana Jamsostek itu juga seharusnya bisadijadikan solusi dalam hal kesejahteraan buruh.Fakta tetap mengatakan, jumlah pengangguran terus bertambah. Jelas, mau tidak mau, semuamata serasa tertuju ke Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans) sebagaioperator (pemerintah) penyelesaian soal ketenagakerjaan ini. Untuk menanggulangi masalah penganggur dan setengah penganggur, efek netto dari hasil pembangunan yang diperkirakanakan semakin baik di masa mendatang perlu didistribusikan kembali kepada masyarakat dalam berbagai bentuk, antara lain terciptanya kesempatan kerja produktif dan remunerative. Dengancara ini, redistribusi pendapatan dalam bentuk seperti pengalihan subsidi BBM tidak perlu lagidilakukan, atau hanya bersifat supplemen bilamana keadaan terlalu memaksa.Kebijakan itu perlu ditempuh untuk menghindari dampak negatif yang lebih besar dari sekadar dampak negatif, seperti yang kita alami sekarang ini. Ketidak-stabilan peta politik dankeamanan, kemungkinan besar akan semakin parah dan mengganggu sendi-sendi pembangunanlainnya. Bila hal ini benar-benar terjadi, Indonesia akan berada pada bibir jurang kehancuranyang sulit dihindarkan. Untuk itu seluruh komponen bangsa, termasuk instansi-instansi pemerintah yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan dan ketenaga-kerjaan untuk harussegera mengkonsolidasikan diri, bersama-sama mengatasi masalah ini. Konsolidasi ini,

mencakup berbagai aspek penting, antara lain: identifikasi dan pemilihan program, pembiayaan,koordinasi pelaksanaan, pengawasan dan lain-lain. Tanpa harus mengabaikan core-programemasing-masing instansi atau pihak terkait, aspek penanggulangan pengangguran harus dijadikansebagai titik perhatian. Depnaker tidak mampu mengatasi pengangguran. Yang mampumengatasinya adalah semua sektor, pemerintah dan masyarakat sendiri, harus bersama-sama.Selama ini Depnakertranas sudah menyebarkan informasi dan mendorong ke arah wira-usaha.Umumnya negara berkembang, 54-60 persen sektor informal mampu menampung pencari kerja,sebagai usaha mandiri, kecil-menengah. Yang di dorong itu pencari kerjanya, baik lewat tenagakerja pemuda mandiri professional, tenaga kerja terdidik, lalu masalah pengembangan penerapanteknologi tepat guna, maupun pola-pola pemberian kredit bank.Selain itu, Depnakertrans juga mencoba “menyentil” instansi lain untuk peduli terhadap masalah

 pengangguran, supaya juga bisa membuat tolak ukur, membuat gambaran: berapa sektor kerjadan tenaga kerja yang riil ada. Seperti pertanian, dimana diharapkan mampu menyerap tenagakerja lebih banyak. Data-data menunjukkan, sampai dengan 40 persen, sektor pertanianmenyerap tenaga kerja. Kemudian diikuti sektor kelautan. Untuk itu, departemen pertanian dankelautan misalnya, harusnya mampu memperluas kesempatan pekerjaan di sektor mereka sendiri.Tapi Depnakertrans mengaku, anggaran yang dimiliki sangat terbatas untuk mendorongkesempatan kerja. Untuk 2002 saja, Depnakertrans hanya mempunyai dana 40-41 milyar rupiahdan dibagikan ke seluruh Indonesia. Programnya mencakup pelatihan dan upaya-upaya pendorongan ke wira-usaha. Idealnya untuk penanggulangan penganggur ini, Depnakertransdiberikan dana sekitar 1 trilyun rupiah agar sampai tenaga kerja sarjana bisa di tampung danfokuskan pada pengembangan desa. Karena desa memerlukan ahli, motivator, perencana,dinamisator masyarakat desa.

Sampai sekarang Depnakertrans juga belum mempunyai peta potensi wilayah dan pengangguransampai ke daerah terkecil, seperti kelurahan dan desa. Daerah tidak pernah meng-update datayang ada. Bagaimana mungkin Depnaker bisa menjalankan programnya jika basis data saja tidak  punya? Sudah pernah di mintakan ke Pemda, seperti data penganggur, dimana, latar-belakangnyadan potensi wilayah yang ada. Tapi tidak pernah ada. Masalahnya, Pemda hanya mengharapkanPAD, tidak pernah memikirkan bagaimana masyarakatnya makmur, sejahtera dan berkembangdan tidak menganggur. Dengan otonomi daerah, pemerintah pusat hanyalah pembuat kebijakan,fasilitator, pendorong dan pemberi wacana-wacana. Praktek dan rill di lapangan, Pemdalah yang

Page 44: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 44/64

 

mengurusi semuanya.Selain mempunyai Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009, Depnakertrans lewat DirektoratJenderal Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri juga mempunyai program dankegiatan yang diarahkan untuk pencapaian Program Peningkatan Kualitas dan ProduktivitasTenaga Kerja serta Program Perluasan dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Kegiatan yangdilaksanakan adalah:a. Merumuskan pedoman atau petunjuk teknis, mengimplementasikan dan mensosialisasikankebijakan pembinaan yang bertujuan untuk :1. Membangun sistem peningkatan kualitas tenaga kerja ;2. Meningkatkan kualitas pelayanan di Bidang Perluasan Kesempatan Kerja dan PenempatanKerja ;3. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga-lembaga nasional maupun internasional ;4. Mendorong peranan masyarakat luas di Bidang Ketenagakerjaan meliputi pelatihan, penempatan dan produktivitas tenaga kerja. b. Pengembangan Kesempatan Kerja, dalam T.A. 2003 telah dilaksanakan :1. Perluasan lapangan kerja bagi 120.561 orang meliputi :- Pendayagunaan tenaga kerja pemuda mandiri profesional, tenaga kerja sarjana dan tenaga kerja

mandiri terdidik sebanyak 67.734 orang.- Terapan teknologi tepat guna 4.855 orang.- Padat karya produktif 44.317 orang.- Penciptaan wirausaha baru 2.280 orang.- Pembinaan dan pendayagunaan anak jalanan dan pedagang asongan 690 orang.- Pengembangan model perluasan kerja 685 orang.2. Penempatan Tenaga Kerja AKAD : 21.200 orang.3. Pelatihan ketrampilan sebanyak 42.951 orang meliputi :- Pelatihan institusional : 14.800 orang.- Pelatihan MTU : 20.485 orang.- Pelatihan Magang : 1.088 orang.

- Pelatihan Teknisi :1.225 orang.- Pelatihan kewirausahaan : 2.764 orang.- Pelatihan melalui anggaran DPKK-TKI : 2.589 orang.4. Pelaksanaan pemagangan ke Jepang sebanyak 4.790 orang5. Pelatihan untuk angkatan kerja khusus seperti penyandang cacat dan lanjut usia sebanyak 1.276 orang.6. Pemberian bantuan peralatan kepada 78 lembaga pelatihan BLK/LLK dan 12 pondok  pesantren.7. Pemberian ijin tenaga kerja asing (IKTA) sebanyak 19.898 orang.Tampaknya, semua perencanaan yang “terkesan” bagus itu, harus benar-benar menjadi perhatianDepnakertrans. Apalagi, jika bicara soal ketenagakerjaan, ada beberapa tugas yang bisadilakukan direktoratnya: pembinaan yang menyangkut peningkatan kualitas sumber daya

manusia, penempatan, hingga SDM bisa bekerja secara produktif. “SDM kita belum mampu bersaing. Untuk itu, kita upayakan agar dengan standar kompetisi, SDM nantinya mampumengisi lowongan pekerjaan dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan.Tidak kompetitifnya SDM Indonesia, terbukti pada lomba ketrampilan se-Asia pada dua tahunlalu. Saat itu, Indonesia hanya memperoleh perunggu untuk kompetisi di bidang otomotif,eletronik dan lainnya itu. Apalagi, SDM Indonesia ditempatkan pada posisi 112 dari 117 negarayang diteliti. Belum lagi bicara soal banyaknya tenaga kerja asing yang masuk dan mengisi pekerjaan di Indonesia. Karena tenaga kerja Indonesia belum mampu mengisinya. TKI saja

Page 45: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 45/64

 

masih dalam posisi menengah.Soal penanggulangan pengangguran dan perencanaan tenaga kerja nasional seharusnya juga adadi tiap daerah, terkait dengan semangat otonomi daerah. Sejak otonomi daerah, pusat dan daerahterputus. Padahal, pusat hanya pembuat kebijakan, penjabarannya ada di daerah.Sekitar 2005, di tingkatkan sektor formal. Sehingga pada 2006, sektor informal bisa di persiapkan, dan tahun-tahun berikutnya baru di dorong migrasi tenaga kerja di sektor informalmenuju sektor formal. Ini berarti, nasib ketenagakerjaan akan semakin memburuk sampai adakejelasan pada 2006.C. Tahun 2004 Pengangguran Berkurang, Tingkat Kemiskinan Kembali ke Sebelum KrisisJika perekonomian tumbuh lima persen pada tahun 2004, Indonesia dapat mengurangi tingkat pengangguran dan kemiskinan. Jika berhasil mencapai pertumbuhan ekonomi lima persen tahun2004 ini, tingkat kemiskinan Indonesia akan kembali ke posisi sebelum krisis.Pertumbuhan ekonomi tahun 2003 tercatat 4,3 persen. Tahun 2004 ini pertumbuhan ekonomidiperkirakan mencapai 4,8-5,0 persen. Sementara tingkat pengangguran terbuka tahun 2003tercatat 10 juta orang.Tingkat kemiskinan sudah lebih baik daripada waktu krisis. Sekadar dengan mengerem investasidan mempergunakan subsidi langsung, tingkat kemiskinan di Indonesia sebetulnya sekarang

sudah kembali ke waktu kita mau masuk krisis, tahun 1996. Untuk tingkat pengangguran,semoga tahun ini kita dapat menunjukkan apa artinya (pertumbuhan ekonomi) naik dari empat persen ke lima persen.Untuk mencapai pertumbuhan lima persen, perekonomian Indonesia tidak bisa hanyamengandalkan konsumsi dan pasar dalam negeri, tetapi harus memanfaatkan ekspor, pasar luar negeri.Selanjutnya, jika ingin kembali ke tingkat pertumbuhan ekonomi enam persen, investasi harusdigalakkan. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tujuh persen, perekonomian Indonesia harusmenggalakkan ekspor dan investasi.Sekarang, investasi yang di lakukan baru investasi prasarana, seperti proyek sejuta rumah, proyek 700 km jalan tol, pembangunan pembangkit tenaga listrik yang baru, pembangunan

sistem irigasi, dan proyek banjir kanal timur di Jakarta.Tahun 2004 pemerintah menggerakkan ekspor agar pada tahun 2005 ekspor mulai meningkatdan investor akan merasa lebih pasti lagi dalam menanamkan modalnya. Diharapkan, penanamanmodal bergeser dari sekadar pembelian reksa dana, obligasi korporasi, dan surat utang negaramenuju penggunaan dana untuk penanaman modal langsung.Untuk tahun 2004, ekspor nonmigas ditargetkan tumbuh mencapai tujuh persen dari tahunsebelumnya. Hal itu dapat dicapai melalui penetrasi pasar dan penguatan daya saing. Salah satuunsur penguatan daya saing adalah pemberian fasilitas perpajakan. Tax holiday sama sekali tidak termasuk fasilitas perpajakan yang dimaksud.Tidak adil jika penanaman modal asing (PMA) langsung hanya diukur dari perizinan yangdiberikan BKPM. Alasannya, yang masuk ke BKPM adalah persetujuan untuk perusahaan yangmeminta fasilitas. Banyak investasi yang juga sudah masuk ke Indonesia, tetapi tidak 

membutuhkan fasilitas. Dalam kenyataannya, apa lagi fasilitas yang bisa kita tawarkan kepadamereka Tidak banyak. Oleh karena itu, sudah disiapkan angka-angka yang benar-benar dapatdipercaya dan mewakili jumlah PMA langsung yang masuk ke Indonesia.

BAB IIIP E M B A H A S A N

A. Penanggulangan Pengangguran di Indonesia

Page 46: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 46/64

 

Masalah ketenagakerjaan di Indonesia sekarang ini sudah mencapai kondisi yang cukupmemprihatinkan ditandai dengan jumlah penganggur dan setengah penganggur yang besar, pendapatan yang relatif rendah dan kurang merata. Sebaliknya pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan pemborosan sumber daya dan potensi yangada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan, dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal, dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.Kondisi pengangguran dan setengah pengangguran yang tinggi merupakan pemborosan sumber daya dan potensi yang ada, menjadi beban keluarga dan masyarakat, sumber utama kemiskinan,dapat mendorong peningkatan keresahan sosial dan kriminal; dan dapat menghambat pembangunan dalam jangka panjang.Pembangunan bangsa Indonesia kedepan sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusiaIndonesia yang sehat fisik dan mental serta mempunyai ketrampilan dan keahlian kerja, sehinggamampu membangun keluarga yang bersangkutan untuk mempunyai pekerjaan dan penghasilanyang tetap dan layak, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup, kesehatan dan pendidikananggota keluarganya.Dalam pembangunan Nasional, kebijakan ekonomi makro yang bertumpu pada sinkronisasi

kebijakan fiskal dan moneter harus mengarah pada penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.Untuk menumbuh kembangkan usaha mikro dan usaha kecil yang mandiri perlu keberpihakankebijakan termasuk akses, pendamping, pendanaan usaha kecil dan tingkat suku bunga kecilyang mendukung.Kebijakan Pemerintah Pusat dengan kebijakan Pemerintah Provinsi dan PemerintahKabupaten/Kota harus merupakan satu kesatuan yang saling mendukung untuk penciptaan dan perluasan kesempatan kerja.B. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP).Mengingat 70 persen penganggur didominasi oleh kaum muda, maka diperlukan penanganankhusus secara terpadu program aksi penciptaan dan perluasan kesempatan kerja khusus bagikaum muda oleh semua pihak.

Berdasarkan kondisi diatas perlu dilakukan Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran(GNPP) dengan mengerahkan semua unsur-unsur dan potensi di tingkat nasional dan daerahuntuk menyusun kebijakan dan strategi serta melaksanakan program penanggulangan pengangguran. Salah satu tolok ukur kebijakan nasional dan regional haruslah keberhasilandalam perluasan kesempatan kerja atau penurunan pengangguran dan setengah pengangguran.Gerakan tersebut dicanangkan dalam satu Deklarasi GNPP yang diadakan di Jakarta 29 Juni2004. Lima orang tokoh dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, perwakilan pengusaha, perwakilan perguruan tinggi, menandatangani deklarasi tersebut, merekaadalahGubernur Riau H.M. Rusli Zainal; Walikota Pangkal Pinang Provinsi Kepulauan BangkaBelitung H. Zulkarnaen Karim; Palgunadi; T. Setyawan,ABAC; pengusaha; DR. J.P. Sitanggang,UPN Veteran Jakarta; Bambang Ismawan, Bina Swadaya, LSM; mereka adalah sebagian kecildari para tokoh yang memandang masalah ketenagakerjaan di Indonesia harus segera

ditanggulangi oleh segenap komponen bangsa.Menurut para deklarator tersebut, bahwa GNPP ini dimaksudkan untuk membangun kepekaandan kepedulian seluruh aparatur dari pusat ke daerah, serta masyarakat seluruhnya untuk  berupaya mengatasi pengangguran.Dalam deklarasi itu ditegaskan, bahwa untuk itu, sesuai dengan Undang-undang Nomor 13 tahun2003 tentang Ketenagakerjaan, sebaiknya segera dibentuk Badan Koordinasi PerluasanKesempatan Kerja.Kesadaran dan dukungan sebagaimana diwujudkan dalam kesepakatan GNPP tersebut,

Page 47: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 47/64

 

menunjukan suatu kepedulian dari segenap komponen bangsa terhadap masalah ketenagakerjaan,utamanya upaya penanggulangan pengangguran. Menyadari bahwa upaya penciptaankesempatan kerja itu bukan semata fungsi dan tanggung jawab Depatemen Tenaga Kerja danTransmigrasi, akan tetapi merupakan tanggung jawab kita semua, pihak pemerintah baik pusatmaupun daerah, dunia usaha, maupun dunia pendidikan. Oleh karena itu, dalam penyusunankebijakan dan program masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta harus dikaitkandengan penciptaan kesempatan kerja yang seluas-luasnya.Konsepsi.Sementara itu dalam Raker dengan Komisi VII DPR-RI 11 Pebruari 2004 yang lalu,Menakertrans Jacob Nuwa Wea dalam penjelasannya juga berkesempatan memaparkan konsepsi penanggulangan pengangguran di Indonesia, meliputi keadaan pengangguran dan setengah pengangguran; keadaan angkatan kerja; dan keadaan kesempatan kerja; serta sasaran yang akandicapai. Dalam konteks ini kiranya paparan tersebut masih relevan untuk diinformasikan.Dalam salah satu bagian paparannya Menteri menyebutkan, bahwa pembukaan UUD 1945mengamanatkan: "... untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungisegenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukankesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa ...". Selanjutnya secara lebih konkrit

 pada Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa : " tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan " dan pada Pasal 28 D ayat (2) menyatakan bahwa:"Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja". Hal ini berarti, bahwa secara konstitusional, pemerintah berkewajibanuntuk menyediakan pekerjaan dalam jumlah yang cukup, produktif dan remuneratif. Kedua PasalUUD 1945 ini perlu menjadi perhatian bahwa upaya-upaya penanganan pengangguran yangtelah dilaksanakan selama ini masih belum memenuhi harapan, serta mendorong segera dapatdirumuskan Konsepsi Penanggulangan Pengangguran.Selanjutnya Menakertrans menyatakan, Depnakertrans dengan mengikut sertakan pihak-pihak terkait sedang menyusun konsepsi penanggulangan pengangguran. Dalam proses penyusunan initelah dilakukan beberapa kali pembahasan di lingkungan Depnakertrans sendiri, dengan Tripartit

secara terbatas (Apindo dan beberapa Serikat Pekerja); dan juga pembahasan dengan beberapaDepartemen dan Bappenas. " Memperhatikan kompleksnya permasalahan pengangguran,disadari bahwa penyusunan konsepsi tersebut masih perlu didiskusikan dan dikembangkan lebihlanjut dengan berbagai pihak yang lebih luas, antara lain sangat dibutuhkan masukan dandukungan sepenuhnya dari Anggotra DPR-RI yang terhormat khususnya Komisi VII; masihmemerlukan waktu dan dukungan biaya sehingga pada akhirnya dapat dirumuskan suatuKonsepsi Penanggulangan Pengangguran di Indonesia yang didukung oleh seluruh komponenmasyarakat", tutur Menteri Jacob Nuwa Wea.C. Solusi Masalah Pengangguran di IndonesiaSekitar 10 juta penganggur terbuka (open unemployed) dan 31 juta setengah penggangur (underemployed) bukanlah persoalan kecil yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia dewasaini dan ke depan. Sepuluh juta penganggur terbuka berarti sekitar separo dari penduduk 

Malaysia.Penganggur itu berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiaporang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dansebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapaton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan

Page 48: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 48/64

 

 bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.

Sering berbagai pihak menyatakan persoalan pengangguran itu adalah persoalan muara.Berbicara mengenai pengangguran banyak aspek dan teori disiplin ilmu terkait. Yang jelas pengangguran hanya dapat ditanggulangi secara konsepsional, komprehensif, integral baik terhadap persoalan hulu maupun muara. Sebagai solusi pengangguran, berbagai strategi dankebijakan dapat ditempuh sebagai berikut.Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semuamasyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadikomitmen nasional.Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus). Kebijakanmakro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomiseperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkanBank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. Dalam keputusanrapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan

 pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus adakomitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.Kebijakan MikroSelain itu, ada juga kebijakan mikro (khusus). Kebijakan itu dapat dijabarkan dalam beberapa poin. Pertama, pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak menyadari dan mengembangkan secara optimal. Dengan demikian, diharapkan setiap pribadisanggup mengaktualisasikan potensi terbaiknya dan dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik, bernilai dan berkualitas bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.Kepribadian yang matang, dinamis dan kreatif memiliki tujuan dan visi yang jauh ke depan, berani mengambil tantangan serta mempunyai mindset yang benar. Itu merupakan tuntutan

utama dan mendasar di era globalisasi dan informasi yang sangat kompetitif dewasa ini dan dimasa-masa mendatang.Perlu diyakini oleh setiap orang, kesuksesan yang hakiki berawal dari sikap mental kita untuk  berani berpikir dan bertindak secara nyata, tulus, jujur matang, sepenuh hati, profesional dan bertanggung jawab. Kebijakan ini dapat diimplementasikan menjadi gerakan nasional melaluikerja sama dengan lembaga pelatihan yang kompeten untuk ituKedua, segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal danterpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akanmembuka lapangan kerja bagi para penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapanakan berkembangnya potensi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensisumber daya alam, sumber daya manusia maupun keuangan (finansial).Ketiga, segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Hal itu

dapat dilakukan serentak dengan pendirian Badan Jaminan Sosial Nasional dengan embriomengubah PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) menjadi Badan Jaminan Sosial Nasional yang terdiri dari berbagai devisi menurut sasarannya. Dengan membangun lembaga itu,setiap penganggur di Indonesia akan tercatat dengan baik dan mendapat perhatian khusus. Secarateknis dan rinci, keberadaaan lembaga itu dapat disusun dengan baik.Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinanyang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Itu semua

Page 49: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 49/64

 

 perlu segera dibahas dan disederhanakan sehingga merangsang pertumbuhan investasi untuk menciptakan lapangan kerja baru.Kelima, mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaan lainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.Sampah, misalnya, terdiri dari bahan organik yang dapat dijadikan kompos dan bahan non-organik yang dapat didaur ulang.Sampah sebagai bahan baku pupuk organik dapat diolah untuk menciptakan lapangan kerja dan pupuk organik itu dapat didistribusikan ke wilayah-wilayah tandus yang berdekatan untuk meningkatkan produksi lahan. Semuanya mempunyai nilai ekonomis tinggi dan akanmenciptakan lapangan kerja.Keenam, mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Lembaga itu dapatdisebutkan sebagai job center dan dibangun dan dikembangkan secara profesional sehinggadapat membimbing dan menyalurkan para pencari kerja. Pengembangan lembaga itu mencakup,antara lain sumber daya manusianya (brainware), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manajemen dan keuangan. Lembaga itu dapat di bawah lembaga jaminan sosial penganggur atau bekerja sama tergantung kondisinya.Ketujuh, menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu

seleksi lebih ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-tenagaterampil (skilled). Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan Daerah.Bagi pemerintah Daerah yang memiliki lahan cukup, gedung, perbankan, keuangan dan asetlainnya yang memadai dapat membangun Badan Usaha Milik Daerah Pengerahan Jasa TenagaKerja Indonesia ke luar negeri (BUMD-PJTKI). Tentunya badan itu diperlengkapi denganlembaga pelatihan (Training Center) yang kompeten untuk jenis-jenis keterampilan tertentu yangsangat banyak peluang di negara lain. Di samping itu, perlu dibuat peraturan tersendiri tentang pengiriman TKI ke luar negeri seperti di Filipina.Kedelapan, segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan. Karena itu, Sisdiknas perlu reorientasi supaya dapat mencapai tujuan pendidikan secara optimal.

Kesembilan, upayakan untuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusanhubungan kerja (PHK). PHI dewasa ini sangat banyak berperan terhadap penutupan perusahaan, penurunan produktivitas, penurunan permintaan produksi industri tertentu dan seterusnya.Akibatnya, bukan hanya tidak mampu menciptakan lapangan kerja baru, justru sebaliknya bermuara pada PHK yang berarti menambah jumlah penganggur.Pihak-pihak yang terlibat sangat banyak dan kompleks sehingga hal itu perlu dicegah dengan berbagai cara terutama penyempurnaan berbagai kebijakan.Kesepuluh, segera mengembangkan potensi kelautan kita. Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI) mempunyai letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau- pulau yang sangat potensial sebagai negara maritim. Potensi kelautan Indonesia perlu dikelolalebih baik supaya dapat menciptakan lapangan kerja yang produktif dan remuneratif.Hal-hal yang paling sedikit yang dapat dikembangkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi

 para penggemar sesuai pendidikannya, keterampilannya, umurnya penganggur terbuka atausetengah penganggur, atau orang yang baru masuk ke pasar kerja, dan sebagainya.Diharapkan ke depan kebijakan ketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.

BAB IVPENUTUPA. Kesimpulan

Page 50: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 50/64

 

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedialebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja.Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semuamasyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan pengangguran menjadikomitmen nasional.Untuk itu diperlukan dua kebijakan, yaitu kebijakan makro dan mikro (khusus). Kebijakanmakro (umum) yang berkaitan erat dengan pengangguran, antara lain kebijakan makro ekonomiseperti moneter berupa uang beredar, tingkat suku bunga, inflasi dan nilai tukar yang melibatkanBank Indonesia (Bank Sentral), fiskal (Departemen Keuangan) dan lainnya. Dalam keputusanrapat-rapat kebinet, hal-hal itu harus jelas keputusannya dengan fokus pada penanggulangan pengangguran. Jadi setiap lembaga pemerintah yang terkait dengan pengangguran harus adakomitmen dalam keputusannya dan pelaksanaannya.Selain itu, ada juga kebijakan mikro (khusus). Kebijakan itu dapat dijabarkan dalam beberapa poin. Pertama, pengembangan mindset dan wawasan penganggur, berangkat dari kesadaran bahwa setiap manusia sesungguhnya memilki potensi dalam dirinya namun sering tidak 

menyadari dan mengembangkan secara optimal.Kedua, segera melakukan pengembangan kawasan-kawasan, khususnya yang tertinggal danterpencil sebagai prioritas dengan membangun fasilitas transportasi dan komunikasi. Ketiga,segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.Keempat, segera menyederhanakan perizinan karena dewasa ini terlalu banyak jenis perizinanyang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan investasi masyarakat secara perorangan maupun berkelompok. Kelima,mengaitkan secara erat (sinergi) masalah pengangguran dengan masalah di wilayah perkotaanlainnya, seperti sampah, pengendalian banjir, dan lingkungan yang tidak sehat.Keenam, mengembangkan suatu lembaga antarkerja secara profesional. Ketujuh, menyeleksiTenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Kedelapan, segera harus

disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas). Kesembilan, upayakanuntuk mencegah perselisihan hubungan industrial (PHI) dan pemutusan hubungan kerja (PHK).Kesepuluh, segera mengembangkan potensi kelautan kita. Diharapkan ke depan kebijakanketenagakerjaan dapat diubah (reorientasi) kembali agar dapat berfungsi secara optimal untuk memerangi pengangguran.B. Kritik dan saranDemikianlah makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita bersama. Ibarat ”tak ada gadingyang tak retak”, tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan maka dari itu, kritik dan saranyang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan makalah selanjutnya. Terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

--------------. Tahun 2004 Pengangguran Berkurang, Tingkat Kemiskinan Kembali ke SebelumKrisis. Kompas. JakartaDaulat Sinuraya. Solusi Masalah Pengangguran di Indonesia. Suara Pembaruan Daily. 2004Deklarasi Penanggulangan Pengangguran di Indonesia, 29 Juni 2004; Bahan Raker Komisi VIIDPR-RI dan Menakertrans, 11 Pebruari 2004.Elwin Tobing. Pengangguran Tenaga Kerja Terdidik. Media Indonesia. 2004Levi Silalahi . Masalah Buruh-Pengusaha Belum Terpecahkan, Pengangguran Terus Bertambah.Depnakertrans. 2004

Page 51: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 51/64

 

Majalah Nakertrans Edisi - 03 TH.XXIV-Juni 2004Muchamad Nafi. Tiap Tahun, Angka Pengangguran Indonesia Naik.Tempo Interaktif. Jakarta.2004Statistik Tahunan Indonesia, 1985, 1995, 1998 VN:F [1.6.8_931]

BAB 1PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang PenelitianPengangguran di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di Negara seperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yanglebih rumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yangkurang menguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang dalam beberapa dasawarsa ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yangtelah tercipta tidak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada

 pertambahan penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang merekahadapi dari tahun ke tahun semakin bertambah serius.Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang tersedialebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja, yang disebabkanantara lain; perusahaan yang menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi ataukeamanan yang kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam prosesekspor impor, dan lain-lain.Penelitian Biro Pusat Statistik (BPS) membedakan angkatan kerja menjadi penduduk yang bekerja dan penduduk yang mencari pekerjaan atau dapat di sebut sebagai pengangguran

terbuka. Pengertian BPS tentang angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (10 tahun ke atas)yang bekerja atau punya pekerjaan sementara tidak bekerja dan yang mencari pekerjaaan.Sedangkan yang di maksud bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang kegiatannyatidak bekerja maupun mencari kerja. Mereka adalah penduduk dengan kegiatan sekolah,menjurus rumah tangga tanpa mendapat upah dan tidak mampu melakukan kegiatan seperti pension atau cacad jasmani.Data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) ini sangat boleh jadi masih lebih rendahdaripada kenyataan riil yang ada di lapangan. Bisa saja dalam kenyataannya angka penganggurandi Indonesia masih lebih tinggi dari data dan angka resmi itu.

1.2Perumusan MasalahMeski menyandang predikat sebagai kota besar sekaligus Ibukota Negara, ternyata Jakarta masih

menyimpan masalah serius. Selain masalah kemacetan lalu lintas, tingginya jumlah penyandangmasalah kesejahteraan sosial (PMKS), dan buta huruf, Jakarta juga dihadapkan pada masalahtingginya angka pengangguran. Buktinya, jumlah pengangguran di DKI selalu meningkat setiaptahun. Hingga Agustus 2008 ini, pengangguran di Jakarta berjumlah 543 ribu orang atau bertambah 998 orang dibanding tahun sebelumnya yang berjumlah 542.002 orang. Penganggur itu rata-rata berusia 19 hingga 23 tahun.Peningkatan jumlah pengangguran ini salah satunya disebabkan oleh derasnya laju urbanisasidari daerah ke Jakarta. Selain juga diakibatkan banyaknya lulusan SMA yang tidak mampumelanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi ini tak pelak membuat Dinas Tenaga kerja

Page 52: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 52/64

 

dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta bekerja ekstra keras. Deded Sukandar, KepalaDisnakertrans DKI mengatakan peningkatann jumlah pengangguran ini bukan hanya masalahPemprov DKI saja, melainkan juga menjadi masalah provinsi-provinsi lain di Indonesia. Bahkansudah menjadi masalah nasional yang juga turut dipikirkan oleh pemerintah pusat. Sebab,menurut Deded, tingginya jumlah pengangguran di DKI disebabkan oleh tak terbendungnya lajuurbanisasi dari berbagai daerah ke Jakarta.Saat ini, kata Deded, Disnakertrans sedang memilah-milah dari jumlah 543 ribu pengangguranini, mana yang memang asli usia produktif yang menganggur asal Jakarta dan mana yang berasaldari luar Jakarta. Pemilahan ini berguna untuk mencari pemecahan masalah yang tepat.Disnakertrans juga berupaya menurunkan jumlah pengangguran hingga 20 persen di tahun 2008.

1.3Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besarnya pengangguran yang terjadidi Indonesia khususnya Jakarta, serta untuk mengetahui factor-faktor apa saja yang menimbulkanterjadinya pengangguran dan juga untuk mengetahui bagaiamana sikap pemerintah dalammengatasi pengangguran.Selain itu tujuan penelitian ini juga untuk melengkapi tugas Ekonomi Pembangunan yang jugasebagai tugas Softskill program Diploma III Jurusan Manjemen Pemasaran.

1.4Manfaat PenelitianPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :1.PenulisKarena dengan tugas ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan bagi si penulis mengenaimasalah pengangguran2.MasyarakatMasyarakat juga dapat mengetahui penyebab apa saja yang menimbulkan pengangguran sertamasyarakat juga dapat bertindak langsung dalam upaya mengatasi masalah pengangguran.3.Rekan-rekan MahasiswaHasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk yang ingin mengetahui lebih dalammengenai Masalah pengangguran. hasil penelitian ini juga dapat dimanfaatkan dan dijadikansalah satu bahan masukan ataupun bahan pertimabangan dalam kegiatan penelitian selanjutnya.

1.5Metode PenelitianDalam melakukan penelitian ini, penulis memakai metode observasi dengan membaca, mencatatserta melihat keadaan secara langsung maupun dari pemberitaan media elektronik selain itu penulis juga mendapatkan informasi ini melalui internet.

1.6Sistematika PenulisanUntuk mengetahui gambaran yang lebih jelas mengenai makalah ini, maka penulisan tugasmakalah ini dikelompokan dalam 4 bab, yang dimana tiap-tiap bab membahas mengenai materisebagai berikut :BAB 1 ◊ PENDAHULUAN

Pada bab ini berisi mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian serta sistematikan penulisanBAB II ◊ LANDASAN TEORIPada bab ini berisi mengenai pengertian serta factor-faktor apa saja yang menimbulkanterjadinya pengangguran dan Jenis pengangguranBAB III ◊ ANALISA MASALAH DAN PEMBAHASANDalam bab ini dibahas mengenai berbagai masalah masalah dalam pengangguran serta pemecahan solusi dalam masalah ini.

Page 53: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 53/64

 

BAB IV ◊ PENTUPPenutup ini berisi mengenai Saran serta Kritik dan Daftar pustaka.

BAB IILANDASAN TEORI

2.1 Pengertian pengangguran

Pengertian penganguran adalah sebutan untuk suatu keadaan di mana masyarakat tidak bekerja.Menganggur adalah mereka yang tidak mempunyai pekerjaan dalam kurun waktu seminggusebelum pencacahan dan sedang berusaha mencari pekerjaan dan ini mencangkup mereka yangsedang menunggu panggilan terhadap lamaran kerja yang di ajukan atau sedang tidak mencarikerja karena beranggapan tidak ada kesempatan kerja yang tersedia untuk dirinya walaupun diasanggup.

2.2 Keadaan Masalah pengangguranDi Negara-negara berkembang seperti Indonesia, dalam pembangunan ekonomi di Negaraseperti ini pengangguran yang semakin bertambah jumlahnya merupakan masalah yang lebihrumit dan lebih serius daripada masalah perubahan dalam distribusi pendapatan yang kurangmenguntungkan penduduk yang berpendapatan terendah. Keadaan di Negara-negara berkembang

dalam beberapa dasawarsa ini menunjukan bahwa pembangunan ekonomi yang telah terciptatidak sanggup mengadakan kesempatan kerja yang lebih cepat daripada pertambahan penduduk yang berlaku. Oleh karenanya, masalah pengangguran yang mereka hadapi dari tahun ke tahunsemakin bertambah serius. Lebih malang lagi, di beberapa Negara miskin bukan saja jumlah pengangguran menjadi bertambah besar, tetapi juga proporsi mereka dari keseluruhan tenagakerja telah menjadi bertambah tinggi.kebanyakan investor asing tidak mau menanamkan modalnya di Indonesia karena biayaekonominya sangat tinggi akibat masih kuatnya praktek Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

2.3Jenis pengangguran

Jenis Pengangguran Berdasarkan Penyebabnya

Pengangguran Normal atau Friksional yaitu pengangguran sebanyak dua atau tiga persen daritenaga kerja. Para pengangguran ini tidak ada pekerjaan bukan karena tidak dapat memperolehkerja, tetapi karena sedang mencari kerja yang lebih baik. Dalam proses mencari kerja baru iniuntuk sementara para pekerja tergolong sebagai penganggur.

Pengangguran Siklikal , misalnya : di Negara-negara produsen bahan mentah pertanian,penurunan ini mungkin di sebabkan kemrosotan harga – harga komoditas. Kemrosotanini mengakibatkan perusahaan – perusahaan mengurangi pekerja atau menutup perusahaannya.

Pengangguran Stuktural, di sebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi . Wujudnya barang baru yang lebih baik,kemajuan teknologi mengurangi permintaan atas barang tersebut, biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing, dan ekspor produksi industriitu sangat menurun oleh karena persaingan yang lebih serius dari Negara- Negara lain.

Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industry tersebut menurun, dansebagian pekerja terpaksa di berhentikan dan menjadi penganggur.

Pengangguran teknologi, di sebabkan oleh penggantian tenaga manusia oleh mesin-mesin dan bahan kimia. Di pabrik-pabrik ada kalanya robot telah menggantikan pekerjaan manusia.

Jenis Pengangguran Berdasarkan Cirinya

Pengangguran Terbuka, Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan kerjayang lebih rendah dari pada bertambahan tenaga kerja.

Page 54: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 54/64

 

Pengangguran Tersembunyi, Pengangguran ini pada umumnya terjadi di sector pertanian atau jasa. Contohnya banyak Negara berkembang terjadi bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatanekonomi adalah lebih banyak dari yang sebenarnya di perlukan supaya dia dapat menjalankankegiatannya secara efisien. Misalnya pelayan retoran yang lebih banyak dari yang di perlukan.

Pengangguran bermusim, Pengangguran ini terutama terdapat di sector pertanian atau perikanan.

Pada musim hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka danterpaksa menganggur. Apabila dalam masa di atas para penyadap karet dan nelayan tidak dapat pekerjaan lain maka terpaksa menganggur.

Setengah Menganggur, di sebabkan karena jam kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yangnormal. Mereka mungkin hanya bekerja satu hingga dua hari dalam seminggu atau satu hinggaempat jam sehari.

2.4 Kebijakan Pemerintah

Beberapa Tujuan Kebijakan Pemerintah

Tujuan Bersifat Ekonomi1.Menyediakan lowongan pekerjaan dari tahun ke tahun

2.Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat3.Memperbaiki pembagian pendapatan

Tujuan Bersifat social dan politik 1.Meningkatkan kemakmuran keluarga dan kestabilan keluarga, di dalam suatu rumah tanggaharus ada yang mempunyai pekerjaan guna memenuhi kebutuhannya.2.Menghindari masalah kejahatan, karena semakin tinggi pengangguran maka semakin tinggikasus kejahatan.3.Mewujudkan kestabilan politik, dalam perekonomian yang tingkat penganggurannya tinggimasyarakat sering kali melakukan demontrasi dan mengemukakan kritik atas pemimpin pemerintah dan ini dapat menghambat kegiatan ekonomi. Sebagai akibatnya perkembanganekonomi yang terlambat berakibat pangangguran memburuk.

2.5 Tindakan PemerintahTindakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran:mengurangi pajak mendorong lebih banyak investasi membari subsidi-Meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat- Memperbaiki pembagian pendapatan- Menghindari masalah kejahatan- Menambah keterampilan masyarakat

BAB IIIANALISA PEMECAHAN MASALAH

3.1 Sikap Pemerintah1. Menangani Lapangan PekerjaanSikap Pemerintah pada saat bertambahnya para penganggur dan juga manusia-manusia yangtidak berpendidikan yang menjadi salah satu penyebabnya.seharusnya pemerintah membukakursus untuk ketermpilan bagi masyarakat. Salah satunya ada dengan meningkatkan perananBalai Latihan Kerja (BLK)2. Keterampilan yang di sediakanSeperti menjahit, bengkel, tata boga, komputer, dan keterampilan lainnya yang diperlukan olehhotel, perusahaan motor bahkan instansi pemerintahan daerah setempat.

Page 55: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 55/64

 

3 Mutu para lulusan BLK yaitu memiliki keterampilan yang tidak kalah kualitasnya dengan lulusan perguruan tinggi.Buktinya mantan didikan BLK sudah ada yang diminta oleh hotel-hotel ternama, perusahaangarmen, dan instansi pemerintah yang membutuhkan tenaga kerja. Contohnya, sambungnya, diBLK Jakarta Timur. Dari 60 orang yang menempuh pelatihan kerja di sana, hampir 50 persendiminta beberapa perusahaan untuk menjadi pegawai mereka.4 Disnakertrans bekerja samaCara lainnya, Disnakertrans juga membina kerja sama dengan berbagai perusahaan untuk mengadakan pelatihan keterampilan. Saat ini, Disnakertrans telah mengadakan pelatihan kerjasama bengkel dengan Perusahaan Toyota Astra. Dari hasil pelatihan tersebut, Toyota Astra akanmelihat peserta didik yang dinilai berkualitas baik lalu diajak bergabung untuk bekerja di perusahaannya

3.2 Mengenai Tingkat PenganguranTerjadi karena Urbanisasi tidak bisa di tekan ini terlihat pada setiap akhir tahun seusai labaran ,Jakarta akan menampung masyarakat yang dating dari provinsi lain.Untuk menekan arusurbanisasi, mantan Walikota Jakarta Pusat ini menyatakan perlu kerja sama dengan pemerintah provinsi lain. Dengan azas otonomi daerah, pembangunan di luar Jakarta harus dapatdiakselarasikan dengan di ibukota, sehingga tidak ada lagi warga yang berbondong-bondongdatang ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Karena di daerahnya telah memberikan kesempatan pekerjaan yang lebih luas dari ibukota.

Ketidak Stabilan angka PengangguranSalah satunya disebabkan jumlah pencari kerja lebih banyak dari lowongan kerja yangditawarkan dan penempatan kerja dari pencari kerja yang dianggap memenuhi kriteria yangdipersyaratkan perusahaan-perusahaan.

3.4 Kepedulian MasyarakatMengapa kita peduli terhadap angka-angka tersebut?Pertama, angkayang kurang akurat tidak akan menghasilkan perumusan kebijakan yang tajam

danlangkah-langkah penanganan yang saksama.Kedua, masalah pengangguranberdampak luas terhadap kehidupan sosial dan politik yang padagilirannya akanmemukul balik kestabilan makro-ekonomi yang telah dicapai dengan susah payah.

3.5 Dampak Negatif dari pengangguran dan PenuntasanyaSeperti:beragamnya tindakan kriminal, anak jalanan, pengemis, prostitusi, perdagangan anak, aborsi, pengamen dan sebagainya sudah menjadi patologi sosial atau kuman penyakit sosial yang menyebar bagaikan virus kankeryang sulitdiberantas. Penyakit sosial ini sangat berbahaya dan menghasilkankorban-korban sosial yangtidak ternilai. Menurunnya kualitas sumber dayamanusia, tidak dihargainya martabat dan harga diri manusia yang merupakan korbansosial dari

 penyakit sosial ini sudah sangat merusak sendi-sendi kehidupankemanusiaan yang beradab.Karena itu persoalah pengangguran ini harussecepatnya dipecahkan dan dicarikan jalankeluarnya yang terbaik. Tentunya untuk menghilangkan pengangguran dalam situasi kehidupanekonomi Bangsa yang sedang morat-marit ini adalah sesuatu yang tidak mungkin. Tetapi upayamengurangi pengangguran bukanlah hal yang mustahil.

Cara yang realistis dalam jangka pendek mengurangi pengangguran adalah memberdayakansektor informal, padat karya dll disamping strategi jangka panjang seperti pemerataan wilayah pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan desentralisasi. Sector informal dinilai sangat membantu

Page 56: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 56/64

 

menyerap orang-orang yang menganggur tetapi kreatif dan menjadi peredam di tengah pasar global. Namun bukan berarti sektor formal diabaikan. Jika ternyata sektor informal ternyatadapat menjawabi sebagian dari masalah pengangguran yang dihadapi Bangsa kita, maka sudahwaktunya sektor informal ini didukung oleh pemerintah dengan menyiapkan anggaran. Anggaranini bisa digunakan untuk dijadikan modal pengembangan usaha ekonomis produktif bagi pekerja-pekerja informal.

Keterbatasan mereka di dalam pendidikan sangat mudah dijadikan alatkomoditas politik untuk melakukan berbagai konflik sosial di tengah masyarakat Pengangguranerat kaitannya dengan kemiskinan dan kemelaratan.Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan dan papanmenjerumuskan sebagaian besar manusia Indonesia ke jurang kemelaratan. Tidak tercapainya pemenuhan kebutuhan ekonomi ini akan menciptakan masalah-masalah social.

3.6 sebab langsung(direct causes)Ada beberapa sebab langsung(direct causes) terjadinya pengangguran besar-besaran di Indonesia yakni:1) terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja,

2) Kelangkaan Lapangan Kerja,3) Pemulangan TKI ke Indonesia,4) Rasionalisasi karyawan dll.Sebab langsung ini pada saat yang sama menjadi akibat dari sebab-sebab yang lain. PHK disebabkan oleh perusahaan bangkrut. Perusahaan bangkrut disebabkan oleh karena kreditmacet/tidak mampu mengangsur pinjaman Bank. Kredit macet disebabkan oleh krisis ekonomiyang melanda bangsa ini sejak tahun 1997. Krisis ekonomi disebabkan oleh krisismoneter(melemahnya nilai rupiah terhadap dolar AS). Krisis moneter disebabkan oleh rusaknyaekonomi Indonesia. Kerusakan ekonomi ini disebabkan oleh adanya mental korup, kolusi dannepotisme (KKN) yang menggurita dan sistematik pada semua lembaga negara dan swasta.Budaya KKN ini disebabkan oleh pemerintahan yang kotor(tidak bersih). Masih bisa dicari lagisebab-sebabnya misalnya dekadensi(kemerosotan moral),

3.7 Sebagai pihak yang Netralkaum akademisi/intelektual atau LSM harus menciptakan modelmodel penyadaran ini sebagai cara menjembatani(bridging the gap) keadaanyang sekarang dengan keadaan yang diinginkan. Usaha mengkomunikasikansegala hal yang bertujuan agar terbentuk pola pikir, pola sikap dan polatindak yang positip dalam rangka menciptakan kehidupan sosial yang baik dikalangan para penganggur kurang terdidik ini harus dibangun dalam konteks penghormatan terhadap martabat manusia(human dignity) itu sendiri.Berbagai cara penyadaran dengan penggunaan audio visual, slide, film,sangat membantu di dalam prosesnya sehingga tidak menimbulkankebosanan. Metode-metode ceramah dan bersifat menggurui harus dihindari

mengingat pesertanya adalah para penganggur yang kehilanganmatamepencaharian. Harus lebih banyak diskusi dan sharing pengalamanuntuk membangkitkan gairah mereka di dalam situasi-situasi sulitmenghadapi kerasnya kehidupan sebagai penganggur. Kondisi menganggur adalah kondisi dimana segala-galanya hilang dan tercabut dari seseorang, bukan saja sumber nafkah, tetapi juga recognition(pengakuan) dan hargadiri. Kehilangan jati diri inilah yang membuat orang yang menganggur akanmengalami stress yang tinggi dan apabila tidak mampu dikendalikan maka

Page 57: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 57/64

 

akan menjadi depresi yang mengarah kepada sakit mental atau gila. Karena pertimbangan itulah maka proses penyadaran ini harus melibatkan banyak  pihak termasuk para psikolog dan psikiater. Bisa saja usaha penyadaran ini bagi sebagian besar penganggur dirasakan membuang-buang waktu karenamereka harus mencari kerja untuk bisa menghidupi anak istrinya ataukeluarganya. Untuk mengatasi masalah ini,maka upaya pertama(penyadaran)diikuti dengan upaya yang kedua yang lebih konkret dan realistis yakniPemberdayaan secara ekonomis dan social Penyadaran melalui pembentukan sikap dan mentalyang dilakukan pada tahap pertama di atas harus diikuti dengan pemberdayaan tahap kedua yanglebih bersifat ekonomis dan konkret. Kebutuhan para penganggur dan keluarganya dalam jangka pendek adalah kebutuhan akan makan dan minum Pemenuhan kebutuhan dasar ini harusdidahulukan dan menjadi perhatian utama. Karena para penganggur berpendidikan rendah inisangat banyak maka mereka bisa disalurkan dalam kegiatan-kegiatan padat karya yang biasmendatangkan upah bagi mereka. Bahkan menurut Bambang Widianto, Direktur Ketenagakerjaan dan Analisis Ekonomi Bappenas9, lima tahun ke depan negara ini masih harusmengembangkan industri padat pekerja dan sangat tidak mungkin beralih ke teknologi modernkarena struktur angkatan kerja, pekerja dan pengangguran terbuka menurut pendidikan masih

didominasi oleh tamatan Sekolah Dasar (SD) ke bawah. Tenaga-tenaga para penganggur kurangterdidik ini bisa dimanfaatkan di kegiatan-kegiatan padat karya sehingga mereka bisamendapatkan kembali harga dirinya yang telah hilang oleh karena terkena pemutusan hubungankerja atau karena tidak adanya ketrampilan di dalam bekerja. Pada pemberdayaan ekonomi ini

3.8 Upaya Memecahkan masalah Penganguran

Abraham Maslow menyebut 5 kebutuhan manusia dalam 5 tingkatan hierarkis yaitu :

1 ) kebutuhan akan makan, minum dan pakaian,2)kebutuhan akan keselamatan,keamanan,3) kebutuhan akan rasa memiliki atau sosial,4) kebutuhan akan penhargaan dan

5) kebutuhan akan aktualisasi diri.Alderfer memformulsikannya menjadi tiga dan disebutnya ERG1) kebutuhan akan Eksistensi,2)kebutuhan akan Relatedness(hubungan) dan3) kebutuhan akan Growth(pertumbuhan) meliputi penghargaan,aktualisasi diri

Ultimate goalMasyarakat sejahtera Masyarakat bermartabat Negara kuat

Goal/core objectiveUpaya intervensi tdk ada PHK tersedianya TKI dibutuhkan ekspansi usahalap.kerja langsungupaya intervensi Perusahaan pertumbuhan demand thdp TKI efisiensi usahatinggimaju ekon.tinggi tak langsungkredit lancar aktivitas ekon. lancar TKI pintar,trampil ekonomi membaik stabilitas moneter bersih dari KKN bersihclean goverment clean goverment clean goverment

 Note : Semua variable bersifat positif Seperti terlihat pada pohon tujuan di atas, ada sejumlah elemen yang

Page 58: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 58/64

 

menjadi faktor penentu ada tidaknya pekerjaan baik yang bersifat langsung maupuntidak langsung seperti:1) tersedianya lapangan kerja,2) dibutuhkannya Tenaga Kerja Indonesia(TKI) di luar negeri,3) adanya ekspansi usaha,4) adanya jaminan bahwa tidak ada pemutusan hubungan kerja dan sebagainya.

Bab IVKesimpulan dan Penutup

Pengangguran di Indonesia yang telah mencapai puluhan juta orangmerupakan suatu masalah yang mendesak yang harus segera dipecahkan karenadampak pengangguran itu akan sangat berbahaya bagi tatanan kehidupan sosial.Adalah fakta bahwa berbagai kejahatan sosial seperti pencurian/penodongan/perampokan, pelacuran, jula beli anak, anak jalanan danlain-lain merupakan dampak dari pengangguran. Dilihat dari dampaknya yang luasterhadap tatanan kehidupan sosial, pengangguran telah menjadi kuman penyakitsosial yang relatif cepat menyebar, berbahaya dan beresiko tinggi menghasilkan

korban sosial yang pada gilirannya menurunkan kualitas sumber daya manusia,martabat dan harga diri manusia. Karena itulah maka melalui strategi komunikasi pembangunan, kebijakan-kebijakan jangka pendek dan jangka panjang yang realistismutlak dilakukan agar angka pengangguran dapat ditekan/dikurangi.Dengan kebijakan yang langsung menyentuh permasalahan pengangguran,maka penyebab dari berbagai patologi sosial yang dialami masyarakat saat ini dapatdikurangi. Berbagai masalah sosial perkotaan yang meresahkan masyarakat saat ini berakar dari kesulitan hidup atau kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh ketiadaansumber hudup(pekerjaan).

DAFTAR PUSTAKA

1. Conyer Diana, 1994. Perencanaan Sosial di Dunia Ketiga. Yogyakarta :

Gajah Mada University Press.2. John Naisbit dan Patricia A. Delapan Jalan Menuju Perubahan.Gramedia, 1993.3. Jelamu Ardu Marius. Dilema Pembauran Golongan Minoritas Cina.Studi Kasus di Kupang NTT. Tesis, Pascasarjana UI, 1999.4. Harian Kompas, 25 Oktober 2003.5. Harian Kompas, 10 September 20036. Harian Kompas, 27 September 2003.7. Harian Pos Kupang, 20 Juni 2003.8. Suarapublika, Novermber 2003.9. Undang-Undang Otonomi Daerah No. 22 tahun 1999

10. Buku Makro Ekonomi ‘Teori Pengantar’ Edisi ketiga, Sukirno,Sadono Penerbit RajaGrafindo Persada, Jakarta.11. Buku Ekonomi Pembangunan, Prayitno, Hadi . Penerbit Ghalia Indonesia12. Dok./ Beritajakarta.com13. WWW.Google.com14 Kompas Kamis 5 Februari 2009

Page 59: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 59/64

 

Pengangguran dan Cara MengatasinyaPublished April 17, 2011 by laillamardianti

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali,sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang

sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkankarena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangankerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosiallainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah penganggurandengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatanmenyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkanmenurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan jugadapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat

 pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dansosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjangadalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembangseperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yangsemestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

Jenis & macam pengangguran

• Pengangguran Friksional / Frictional Unemployment

Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanyakendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yangditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan

meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik darisebelumnya.

• Pengangguran Musiman / Seasonal Unemployment

Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yangmenanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

• Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklusekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadimasalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan danmasalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah penganggurandengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Page 60: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 60/64

 

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinyayang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dankeluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan

dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” dimana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan olehlebih banyak orang.

Cara-cara Mengatasi Pengangguran

Ada berbagai cara mengatasi pengangguran, yaitu:

1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral

Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerjayang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi

di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padatkarya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat

Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yangmelimpah.

3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepatmengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.

Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yangmembuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yangdimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orangmencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumumanlowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan disekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasinormal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginyatingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dangaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.

Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakantunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih sukamenganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenisini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.

Page 61: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 61/64

 

Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upahyang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalahtersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli.

Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahliantertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

6. Wiraswasta

Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguranakan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginanuntuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2119555-cara-cara-mengatasi- pengangguran/#ixzz1Ja2LiLqy

www.wikipedia.org

www.google.com

Ada berbagai cara mengatasi pengangguran, yaitu:

1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral

Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerjayang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasidi tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padatkarya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.

2. Pengelolaan Permintaan Masyarakat

Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yangmelimpah.

3. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja

Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepatmengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.

Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yangmembuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yangdimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orangmencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumumanlowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan disekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.

Page 62: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 62/64

 

4. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasinormal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginyatingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dangaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.

Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakantunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih sukamenganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenisini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.

Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upahyang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalahtersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.

5. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja

Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli.Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahliantertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.

6. Wiraswasta

Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguranakan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan

untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil.

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/economics/2119555-cara-cara-mengatasi- pengangguran/#ixzz1j9FyKNWg

Kebijakan Mengatasi Pengangguran 

February 5th, 2010 | Author: viepanda 

Pengangguran dapat digambarkan sebagai seuatu keadaan di mana seseorang yang tergolongdalam angatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum mendapatkan pekerjaan tersebut.Dalam sejarah umat manusia fenomena pengangguran ini terus terjadi dalam keadaan yang sunatullah. Keadaan yang sunatullah ini menjadi kesimpulan para ilmuan untuk menyepakati bahwa angka pengangguran tidak mungkin nol persen atau tingkat tenaga kerja penuh ( full employment ).

Pertentangan paling alot di pembahasan ekonomi dalam masalah pengangguran ini terjadi padamazhab klasik yang di usung Adam Smith dan mazhab Keynesian yang di populeri oleh Keynes

Page 63: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 63/64

 

sendiri. Kedua mazhab besar ekonomi ini yang menjadi rujukan mahasiswa eknomi untuk di pelajari pengangguran. Mazhab klasik selalu mengatakan bahwa meskipun terjadi pengangguransecara otomatis pasar selalu akan menyerap kelebihan pengangguran ini. Sebaliknya Keynesselalu berpendapat bahwa pengangguran memang ada dan perlunya suatu langkah untuk mengatasi pengangguran ini.

Menurut Pusat Penelitian Ekonomi LIPI angka pengangguran Indonesia pada tahun 2007diprediksi 12,7 juta jiwa dengan jumlah penduduk miskin mencapai 45,7 juta jiwa.Dibandingkan tahun sebelumnya angka pengangguran Indonesia adalah 11 juta jiwa. Artinyaterjadi kenaikan yang di prediksi sebesar 1,7 juta jiwa. Hal ini jelas terlihat dimana begitu banyak masyarakat berkeluh kesah susahnya mencari pekerjaan pasa saat sekarang. Atau kita bisa lihat setiap kali Expo tenaga kerja baik di Jakarta maupun di Riau seperti yang baru-baru inidiadakan selalu dikunjunggi ribuan tenaga kerja yang ingin mendapatkan pekerjaan seperti mana penerimaan calon pegawai negri sipil.

Dari sekian banyak teori tentang pengentasan kemiskinan oleh para ahli, ada suatu kebijakanyang selalu menjadi referensi untuk mengatasi masalah pengangguran yaitu “kita harus memberi pancing, jangan memberi umpan”. Maksud dari pernyataan ini adalah pengentasan kemiskinan

harus dengan membangun suatu sistim yang mampu meningkatkan kemampuan para pencarikerja yang pada tahap berikut diharapkan pencari kerja mampu mandiri. Tidak sekedar mengharapkan bantuan orang lain. Jika kita memberi umpan seperti yang dilakukan pemerintahdengan Bantuan Langsung Tunai (BLT) maka hanya menyebabkan masyarakat semakin malas.Terbukti cara ini tidak dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sudah idealkah kebijakanini?

Teladan Islam Dalam Pengentasan Pengangguran

Merujuk pada permasalahan diatas sebenarnya Islam telah mengajarkan cara yang paling idealdalam mengatasi pengangguran. Suatu ketika datang kepada Rasulullah dari kalangan Anshar untuk meminta-minta (pengemis). Lalu Rasulullah bertanya kepada pengemis tersebut, “Apakahkamu mempunyai sesuatu di rumahmu?” Pengemis itu menjawab, “Saya mempunyai pakaian

dan cangkir.” Kemudian Rasulullah mengambil sebahagian pakaian dan cangkir tersebut untuk di jual kepada para sahabat. Salah seorang sahabat sanggup membeli barang-barang tersebutseharga dua dirham. Selanjutnya Rasulullah membagi uang yang di dapat tersebut untuk sebahagaian dibelikan keperluan kebutuhan keluarga pengemis tersebut dan sebahagian lagidibelikan kapak sebagai sarana untuk berusaha mencari kayu bakar. Akhirnya dengan usahanyasang pengemis mendapatkan uang sebanyak sepuluh dirham.

Kisah ini sudah terlalu sering kita dengar akan tetapi jarang kita mau mengambil hikmah untuk menganalisa suatu permasalahan hidup. Khusus dalam permasalahan pengangguran hal ini dapatmenjadi cara yang ideal untuk diterapkan.

Kembali pada pernyataan pertama, “kita berikan pancing, jangan memberi umpan” adalahkebijakan yang lemah. Coba kita bayangkan orang yang sedang memancing, mengharapkan ikanakan tersangkut di mata kail dengan penuh ketidak pastian. Jika dapat syukur, jika tidak dapatmaka pemancing (pengangguran) akan mati kelaparan.

Bagaimana dengan tauladan Rasulullah yang ditujukan oleh pengemis tadi? Rasulullah tidak langsung memerintahkan pada pengemis itu untuk membeli kapak, tetapi membelikan kebutuhan pokok (primer) terlebih dahulu. Setelah kebutuhan pokok nya terpenuhi maka barulah Rasulullahmemerintahkan untuk membeli kampak. Dimana perbedaannya? Perbedaannya jelas sangat jauh,Rasulullah memikirkan kebutuhan hidup sang pengangguran kemudian membantunya dalammelihat peluang usaha. Jika pada hari pertama pengemis tadi tidak mendapatkan penghasilan dari

Page 64: TUGAS MAKALAH

5/12/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a4d163174ff 64/64

 

 berjualan kayu bakar, ia tidak perlu terlalu susah hati karena sebagian uang telah dibelikankebutuhan pokoknya.

Hal yain yang menjadi pelajaran dari kisah tersebut adalah Rasulullah tidak suka kita sebagaimanusia menjadi pemalas. Dalam Islam tangan diatas lebih baik dari pada tangan yang selaludibawah.

Contoh tersebut layak untuk dijadikan acuan berfikir oleh pemerintah bagaimana seharusnyamembuat sebuah kebijakan yang benar dan baik untuk mengatasi tingkat pengangguran yangsemakin hari semakin meningkat ini. Tidak lagi sekedar umpan, atau sekedar pancing tetapiharus berjalan keduanya sekaligus.

Kebijakan yang Perlu Lakukan

Untuk aplikasinya ada baiknya pemerintah tetap mendata pengangguran dan kemiskinan secaratepat tanpa kepentingan apapun dan sekaligus mencari jalan keluar untuk masalah ini. Mungkin banyak hal yang dapat dilakukan pemerintah mengatasi masalah pengangguran.

 Pertama, menjaga stabilitas politik dan ekonomi. Keadaan politik dan ekonomi yang stabil harusterus dipertahankan agar dunia usaha baik pengusaha dalam dan luar negri merasa nyaman dalam

menjalankan usahanya. Bangkitnya dunia usaha (sektor riil) akan menyerap pengangguran yangada. Administrasi birokrasi harus seefesian mungkin. Jangan jadikan biriksasi yang bertele-telemembuat pengusaha jadi enggan dalam memulai suatu usaha. Apalagi cara ini akanmeningkatkan biaya produksi perusahaan.

 Kedua, meningkatkan kemampuan kerja. Pengangguran di Indonesia disebabkan salah satunyakarena kemampuan tenaga kerja (skill) kita yang rendah. Untuk hal ini pemerintah harus terusmenjaga kualitas pendidikan dan pelatihan yang baik. Kejadian Ujian Nasional di beberapadaerah menjadi pelajaran yang amat berharga untuk mengevaluasi kembali apakah kebijakan inidapat meningkatkan kualitas pendidikan kita.

Masih banyak lagi kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah untuk menekan angka pengangguran. Yang perlu selalu di ingat adalah pengangguran sangat dekat dengan kemiskinan.

Dan kemiskinan pasti akan menyimpan potensi konflik yang besar.

Mudah-mudahan apa yang pernah di ajarkan Rasulullah daluhu dapat membantu kita sebagaiumat khususnya pemegang kebijakan untuk berbuat lebih baik lagi. Dan semoga Allah STWselalu memberi jalan yang terang untuk kita dalam menghadapi permasalahan bangsa yangkompleks ini. Amin.