TUGAS MAKALAH
-
Upload
nur-insana-imaniar -
Category
Documents
-
view
923 -
download
0
Transcript of TUGAS MAKALAH
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 1/20
TUGAS BIOLOGI SEL
STRUKTUR DAN ORGANISASI SEL FUNGI
Disusun oleh :
1. Ika Oksi Susilawati2. Nur Insana Imaniar3. Nosa Septiana Anindita
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 2/20
PRAKATA
Segala puji dan rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,
karena atas karunia, taufik, dan hidayahNya penyusunan Makalah Struktur dan
Organisasi Sel Fungi dapat tersusun sebagai mana mestinya.
Penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini tidak
mungkin dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dukungan serta keterlibatan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada bapak Drs.Langkah Sembiring,M.Sc.,
Ph.D., kepada teman-teman satu kelompok yang telah bekerja sama
menyelesaikan makalah ini. Tak lupa pula kepada kedua orang tua serta keluarga
besar kami yang senantiasa mendukung dan mendoakan kami dalam menempuh
pendidikan disini. Dan kepada sahabat, teman-teman yang telah banyak
membantu dalam proses penyusunan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan, untuk itu penulis senantiasa mengharapkann saran dan kritik
yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. AMIEN.
Yogyakarta, 11 Oktober 2011
Penulis
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 3/20
DAFTAR ISI
PRAKATA 1
DAFTAR ISI 1
I. PENDAHULUAN 2
II. ISI
2.1. CARA HIDUP FUNGI 3
2.2. BENTUK FUNGI 4
Khamir (Yeast ) 4
Kapang ( Mold ) 4
Cendawan ( Mushroom) 5
2.3. KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN FISIOLOGI FUNGI
2.4. STRUKTUR SEL KELAS FUNGI 6
• Filum Chytridiomycota 7
• Filum Zygomycota 7
• Filum Ascomycota 8
• Filum Basidiomycota
8
• Filum Glomeromycota
8
• Filum Microsporidia
9
III. KESIMPULAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 4/20
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar belakang
Fungi berasal dari bahasa Latin yaitu fungus sedangkan dari bahasa
Jerman yaitu sphongos ( sponge). (Alexopoulos et al., 1996). Fungi
merupakan makhluk hidup yang sangat beragam jenisnya, mencapai lebih
kurang 1.000 spesies yang telah teridentifikasi baik ada yang bersifat
uniseluler dan multiseluler. Pembagian jamur ada yang yang bersifat
uniseluler seperti yeast dan ada juga yang bersifat multiseluler seperti
kapang dan jamur makroskopis. Secara filogenetik, bentuk fungi berbeda
dari organisme lainnya, namun relatif lebih berdekatan atau berkerabat
dengan hewan (Madigan et al ., 2012).
Fungi merupakan organisme eukariotik, memproduksi spora, tidak mempunyai klorofil, mengambil nutrisi secara absorpsi. Pada umumnya
reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual serta strukturnya terdiri
atas filamen yang bercabang - cabang, dinding selnya terdiri atas khitin,
selulosa ataupun keduanya (Alexopoulos et al., 1996). Fungi dapat hidup
sebagai parasit, saprofit maupun bersimbiosis dan hidup di lingkungan yang
lembab dengan suhu antara 20 - 30oC (Hogg, 2005). Sebagian besar fungi
merupakan organisme terrestrial dan bersifat parasit pada tanaman serta
beberapa fungi juga bersifat pathogen pada hewan. Namun, ada beberapa
fungi yang bersimbiosis dengan tanaman, termasuk dalam hal memperoleh
mineral dari tanah. Selain itu, fungi juga banyak bermanfaat untuk manusia,
dimana membantu dalam proses fermentasi dan biosintesis antibiotik
(Madigan et al ., 2012).
Dalam makalah ini akan di bahas bagaimana susunan struktur sel
dari fungi. Struktur tersebut yang membedakan fungi dengan organisme dan
tiap golongan dalam fungi. Fungi yang merupakan organisme eukariotik
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 5/20
memiliki struktur yang lebih kompleks dibandingkan bakteri dan archaea
yang merupakan organisme prokariotik.
I.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui struktur organisasi sel fungi.
2. Untuk mengetahui karakteristik secara morfologi dan fisiologi fungi.
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 6/20
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. CARA HIDUP
Fungi merupakan organisme yang tidak mempunyai klorofil dan
bereproduksi dengan spora (Carris dan Lori, 2009). Fungi bersifat
khemoorganotrof dan memperoleh nutrisinya secara absorpsi dengan
bantuan enzim ekstraseluler untuk memecah biomolekul kompleks seperti
karbohidrat, protein, dan lemak menjadi monomernya yang akan diasimilasi
menjadi sumber karbon dan energi (Madigan et al ., 2012). Bahan makanan
ini akan diurai dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa menjadi
senyawa yang dapat diserap dan digunakan untuk tumbuh dan berkembang
(Sinaga, 2000 ). Penyerapan makanan dilakukan oleh hifa yang terdapat
pada permukaan tubuh fungi (Lockwood, 2011).
Fungi termasuk organisme saprofit sangat menguntungkan bagi
manusia. Fungi tersebut akan menghancurkan sisa tumbuhan dan hewan
yang kompleks dan menguraikannya menjadi zat kimia yang lebih
sederhana, kemudian mengembalikannya ke dalam tanah dan selanjutnya
dapat meningkatkan kesuburan tanah tersebut. Fungi juga dapat hidup
dalam bentuk dismorfisme, yang berarti bahwa organisme tersebut dapatada dalam bentuk uniseluler (Khamir) dan bentuk benang/filamen (Kapang).
Fase khamir timbul bila organisme tersebut berperan sebagai parasit atau
patogen dalam jaringan sedangkan bentuk kapang jika organisme tersebut
merupakan saprofit (Pelczar, 1986).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang
berasosiasi secara simbiotik dengan berbagai macam organisme. Meskipun
paling sering ditemukan pada habitat darat, fungi juga hidup di lingkungan
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 7/20
akuatik, dimana fungi tersebut berasosiasi dengan organisme laut dan air
tawar serta bangkainya. Lichen, perpaduan antara fungi dan alga, banyak
terdapat di berbagai tempat dan ditemukan pada beberapa tempat yang tidak
sesuai dengan habitatnya. Fungi simbiotik lainnya hidup dalam jaringan
tumbuhan yang sehat dan spesies lain membentuk mutualisme-mutualisme
pengkomsumsi selulosa dengan serangga, semut dan rayap (Campbell et al .,
2010).
Basidiomycetes merupakan golongan fungi yang dapat
mendekomposisi kayu, baju, kertas, dan produk lainnya yang berasal dari
alam. Lignin adalah senyawa polimer kompleks yang tersusun oleh
komponen fenolik dan sangat penting dalam tanaman berkayu. Lignin yang
berasosiasi dengan selulosa dapat memberikan bentuk kaku terhadap
tanaman berkayu tersebut. Lignin tersebut dapat didekomposisi oleh
Basidiomycetes yang merupakan jenis fungi yang sangat penting dan
memiliki jumlah paling banyak di alam (Madigan et al ., 2012). Golongan
fungi yang termasuk hidup dalam air adalah oomycota dan chytridiomycota,
sedangkan golongan fungi yang hidup di darat (tanah) misalnya, Mucorales,
Ascomycota, deuteremycetes dan beberapa Peronosporales (Gunawan et al .,
2004).
2.2. BENTUK FUNGI
Berdasarkan struktur dasarnya, fungi dibagi menjadi 3 kelompok
yaitu khamir ( yeast ), kapang (mold ) dan cendawan (mushroom).
Khamir (Yeast )
Yeast merupakan sel tunggal (uniseluler) yang membentuk tunas
dan pseudohifa (Webster dan Weber, 2007). Hifanya panjang, dapat
bersepta atau tidak bersepta dan tumbuh di miselium. Yeast memiliki ciri
khusus bereproduksi secara aseksual dengan cara pelepasan sel tunas dari
sel induk. Beberapa khamir dapat bereproduksi secara seksual dengan
membentuk aski atau basidia dan dikelompokkan ke dalam Ascomycota dan
Basidiomycota. Dinding sel yeast adalah struktur yang kompleks dan
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 8/20
dinamis dan berfungsi dalam menanggapi perubahan lingkungan yang
berbeda selama siklus hidupnya (Hoog et al ., 2007).
Gambar 1. Tomogramelektron sel yeast. Gambar
ini menunjukkan membran
plasma, mikrotubulus dan
vakoula cahaya (hijau),
nucleus, vakuola dan
vesikula gelap (emas),
mitokondria gelap dan besar
(biru) dan vesikel muda (merah muda) (Hoog et al ., 2007).
Gambar 2. Sel Yeast (Madigan et al ., 2012)
Kapang (mold )
Kapang adalah jenis lain dari fungi, sebagian besar memiliki
tekstur yang tidak jelas dan biasanya ditemukan pada permukaan makanan
yang membusuk atau hangat, dan tempat-tempat lembab. Sebagian besar
kapang berreproduksi secara aseksual, tetapi ada beberapa
spesies yang berreproduksi secara seksual dengan menyatukan dua
jenis sel untuk membentuk zigot dengan produk uniselular sel (Viegas,
2004).
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 9/20
Talusnya terdiri dari filamen panjang yang bergabung bersama
membentuk hifa. Hifa dapat tumbuh banyak sekali, hifa fungi tunggal di
oregon dapat mencapai 3,5 mm. Sebagian besar kapang, hifanya bersepta
dan bersifat uniseluler. Hifanya disebut hifa bersepta. Pada beberapa kelas
fungi, hifanya tidak bersepta dan di sepanjang selnya terdapat banyak
nukleus yang disebut coenocytic hyphae.
Gambar 3. Rhizopus sp.
Cendawan (
Mushroom)
Cendawan merupakan salah satu kelompok dalam phylum fungi
yang biasa disebut dengan mushroom. Cendawan (mushroom) adalah jamur
makroskopis yang memiliki tubuh buah dan sering digunakan untuk
konsumsi. Cendawan sedikit berbeda. Cendawan memiliki bagian yang
disebut dengan tubuh buah. Tubuh buah tersebut terdiri dari holdfast atau
bagian yang menempel pada substrat, lamella, dan pileus (Dwidjoseputro,
1994).
Menurut Schlegel dan Schmidt (1994), cendawan merupakan
organisme yang berinti, mampu menghasilkan spora, tidak mempunyai
klorofil karena itu jamur mengambil nutrisi secara absorbsi. Pada umumnya
berreproduksi secara seksual dan aseksual, struktur somatiknya terdiri dari
filamen yang bercabang-cabang. Cendawan memiliki dinding sel yang terdiri
atas kitin atau selulosa ataupun keduanya.
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 10/20
Gambar 4. Struktur tubuh jamur
KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN FISIOLOGI (STRUKTUR SEL)
FUNGI
Hifa
Fungi secara morfologi tersusun atas hifa. Dinding sel hifa
bebentuk tabung yang dikelilingi oleh membran sitoplasma dan biasanya
berseptat. Fungi yang tidak berseptat dan bersifat vegetatif biasanya memiliki
banyak inti sel yang tersebar di dalam sitoplasmanya. Fungi seperti ini
disebut dengan fungi coenocytic, sedangkan fungi yang berseptat disebut
monocytic (Madigan et al ., 2012).
Kumpulan hifa akan bersatu dan bergerak menembus permukaan
fungi yang disebut miselium. Hifa dapat berbentuk menjalar atau menegak.
Biasanya hifa yang menegak menghasilkan alat perkembangbiakan yang
disebut spora. Septa pada umumnya memiliki pori yang sangat besar agar
ribosom dan mitokondria dan bahkan nukleus dapat mengalir dari satu sel ke
sel yang lain. Miselium fungi tumbuh dengan cepat, bertambah satu kilometer
setiap hari. Fungi merupakan organisme yang tidak bergerak, akan tetapi
miselium mengatasi ketidakmampuan bergerak itu dengan menjulurkan
ujung-ujung hifanya denagan cepat ke tempat yang baru (Campbell et al .,
2010).
Pada ujung batang hifa mengandung spora aseksual yang disebut
konidia. Konidia tersebut berwarna hitam, biru kehijauan, merah, kuning, dan
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 11/20
cokelat. Konidia yang menempel pada ujung hifa seperti serbuk dan dapat
menyebar ke tanah dengan bantuan angin. Beberapa fungi yang makroskopis
memiliki struktur yang disebut tubuh buah dan mengandung spora. Spora
tersebut juga dapat menyebar dengan bantuan angin, hewan, dan air (Madigan
et al ., 2012).
Kavanagh (2011) melaporkan bahwa sebagian besar hifa pada yeast
berbentuk lembaran, seperti pada Cythridomycetes dan Sacharomyces
cerreviceae. Hifa mengandung struktur akar seperti rhizoid yang berguna
sebagai sumber daya nutrisi.
Gambar 5. Struktur Dasar Hifa
Hifa dapat dijadikan sebagai ciri taksonomi pada fungi. Beberapa jenis
fungi ada yang memiliki hifa berseptat dan ada yang tidak. Oomycota dan
Zygomycota merupakan jenis fungi yang memiliki hifa tidak berseptat, dengan
nuklei yang tersebar di sitoplasma. Berbeda dengan kedua jenis tersebut,
Ascomycota dan Basidiomycota berasosiasi aseksual dengan hifa berseptat yang
memiliki satu atau dua nuklei pada masing-masing segmen (Webster dan Weber,
2007).
Hifa yang tidak bersepta disebut hifa senositik, memiliki sel yang panjang
sehingga sitoplasma dan organel-organelnya dapat bergerak bebas dari satu
daerah ke daerah lainnya dan setiap elemen hifa dapat memiliki beberapa nukleus.
Hifa juga dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsinya. Hifa vegetatif (miselia),
bertanggungjawab terhadap jumlah pertumbuhan yang terlihat di permukaan
substrat dan mempenetrasinya untuk mencerna dan menyerap nutrisi. Selama
perkembangan koloni fungi, hifa vegetatif berkembang menjadi reproduktif atau
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 12/20
hifa fertil yang merupakan cabang dari miselium vegetatif. Hifa inilah yang
bertanggungjawab terhadap produksi tubuh reproduktif fungi yaitu spora
(Campbell et al ., 2010).
Hifa tersusun dari dinding sel luar dan lumen dalam yang mengandung
sitosol dan organel lain. Membran plasma di sekitar sitoplasma mengelilingi
sitoplasma. Filamen dari hifa menghasilkan daerah permukaan yang relatif luas
terhadap volume sitoplasma, yang memungkinkan terjadinya absorpsi nutrien.
(Willey et al ., 2009).
Dinding sel
Sebagian besar dinding sel fungi mengandung khitin, yang merupakan
polimer glukosa derivatif dari N-acetylglucosamine. Khitin tersusun pada dinding
sel dalam bentuk ikatan mikrofibrillar yang dapat memperkuat dan mempertebal
dinding sel. Beberapa polisakarida lainnya, seperti manann, galaktosan, maupun
selulosa dapat menggantikan khitin pada dinding sel fungi. Selain khitin,
penyusun dinding sel fungi juga terdiri dari 80-90% polisakarida, protein, lemak,
polifosfat, dan ion anorganik yang dapat mempererat ikatan antar matriks pada
dinding sel (Madigan et al ., 2012) .
Dinding sel fungi berfungsi untuk melindungi protoplasma dan organel-
organel dari lingkungan eksternal. Struktur dinding sel tersebut dapat memberikan
bentuk, kekuatan seluler dan sifat interaktif membran plasma. Selain khitin,
dinding sel fungi juga tersusun oleh fosfolipid bilayer yang mengandung protein
globular. Lapisan tersebut berfungsi sebagai tempat masuknya nutrisi, tempat
keluarnya senyawa metabolit sel, dan sebagai penghalang selektif pada
proses translokasi. Komponen lain yang menyusun dinding sel fungi adalah
antigenik glikoprotein dan aglutinan, senyawa melanins berwarna coklat berfungsi
sebagai pigmen hitam. Pigmen tersebut bersifat resisten terhadap
enzim lisis, memberikan kekuatan mekanik dan melindungi sel dari sinar UV,
radiasi matahari dan pengeringan) (Kavanagh, 2011).
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 13/20
Gambar 6. Struktur dinding sel Fungi,dan tabel perbedaan komponen dinding sel pada
setiap kelas Fungi.
Nukleus
Nukleus atau inti sel fungi bersifat haploid, memiliki ukuran 1-3
µ m, di dalamnya terdapat 3 - 40 kromosom.
Membrannya terus berkembang selama pembelahan
Nuclear associated organelles (NAOs). Terkait dengan selubung inti, berfungsisebagai pusat-pusat pengorganisasian mikrotubula selama mitosis dan meiosis.
Nucleus pada fungi juga mempengaruhi kerja kutub benang spindel dan sentriol.
Organel-organel Sel Lainnya
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 14/20
Fungi memiliki mitokondria yang bentuknya rata atau flat
seperti krista mitokondria. Badan golgi terdiri dari elemen tunggal saluran
cisternal.
Pada struktur sel fungi juga memiliki
ribosom, retikulum endoplasma, vakuola, badan lipid,glikogen partikel penyimpa
nan, badan mikro, mikrotubulus, vesikel.
Gambar 7. Struktur sel fungi
2.3. Struktur Sel Kelas-Kelas Fungi
Menurut maligan et al ., (2012), fungi secara filogenetik dibagi
menjadi 5 kelompok, yaitu chytridiomycetes, zygomycetes,
glomeromycetes, ascomycetes, dan basidiomycetes. Pembagian kelompok
tersebut berdasarkan cara reproduksi.
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 15/20
Gambar 8. Pohon Filogenetik Fungi (Madigan et al ., 2012)
Fungi memiliki struktur sel yang berbeda
Chytridiomycota
Sel berflagela pada minimal satu siklus hidupnya, bisa memiliki
satu atau lebih flagela. Dinding sel mengandung kitin dan β-1,3-1,6-glukan;
glikogen sebagai bentuk cadangan karbohidrat. Reproduksi seksual sering
menghasilkan satu zigot yang sporangium; saprofit atau parasit
Gambar 8. Chytridiomycota
Zygomycota
Talus biasanya filamentus dan nonseptat, tanpa silia, reproduksi
seksual menghasilkan zigospora berdinding tebal yang berornamen.
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 16/20
Gambar 9. Apophysomyces sp.
Ascomycota
Reproduksi seksual meiosis dengan nukleus diploid dalam askus,
berkembang menjadi askospora, sebagian besar juga mengalami reproduksi
aseksual dengan pembentukan konidiospora dengan hifa aerial khusus disebut
konidiopora. Banyak yang memproduksi aski dengan tubuh buah kompleks
disebut askokarp. Termasuk saprofit, parasit, sebagian mutualisme dengan
mikroba fototropik membentuk liken. Dinding sel terbuat dari kitin.
Gambar 10. Struktur sel Ascomycotina
Basidiomycota
Umumnya termasuk cendawan. Reproduksi seksual meliputi
pembentukan basidium dengan basidiospora haploid. Umumnya 4 spora per
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 17/20
basidium tapi kadang 1 – 8. Reproduksi seksual dengan fusi membentuk
miselium dikariotik menghasilkan sepasang nukleus induk tapi tidak
berfungsi.
Gambar 11. Struktur sel Basidiomycota
Glomeromycota
Filamentus, sebagian besar endomikoriza, arbuskular, tidak
bersilia, bentuk spora aseksual di luar inang, tidak bersentriol, konidia danspora aerial
Gambar 12. Glomus claroideum
Microsporidia
Microsporidia adalah parasit obligat intraseluler berukuran kecil
yang awalnya dianggap protozoa eukariot primitif tetapi sekarang
diklasifikasikan sebagai fungi. Tidak memiliki mitokondria, peroksisom,
kinetosom, silia dan sentriol; spora memiliki dinding dalam kitin dan
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 18/20
dinding luar protein, produksi tabung untuk penetrasi inang. Contoh :
Enterocytozoon bieneusi dan E. intestinalis. Fungi ini diketahui
bertanggungjawab pada kasus diare pasien penderita AIDS dan pasien
pencangkokan (Verweij et al ., 2007).
BAB III
KESIMPULAN
Fungi merupakan mikroorganisme eukariota yang sebagian besar bersifat
multiseluler. Fungi atau cendawan terdiri dari kapang dan khamir. Secara umum
Fungi hidup dengan 3 cara yaitu sebagi saprofit, parasitik dan diomorfis. Fungi
adalah heterotrof yang mendapatkan nutriennya melalui penyerapan (absorpsi).
Fungi menempati lingkungan yang sangat beragam yang berasosiasi
secara simbiotik dengan banyak organisme baik di darat maupun di air. Sebagian
besar fungi adalah organisem multiseluler dengan hifa yang dibagi menjadi sel-sel
oleh dinding yang bersilangan atau septa. Dinding sel pada fungi dilindungi
olehSelulosa dan Kitin (polisakarida yang mengandung unsur N). Fungi dapat
berkembang biak dengan dua cara yaitu cara seksual dan aseksual.
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 19/20
Fungi secara filogenetik dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu
chytridiomycetes, zygomycetes, glomeromycetes, ascomycetes, dan
basidiomycetes. Pembagian kelompok tersebut berdasarkan cara reproduksi.
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulus, C. J, C. W. Mims and M. Blackwell. 1996. Introductory Mycology
4rd edition. John Willey, New York.
Campbell, N.A.,J.B.Reece., 2010. Biology 8th Edition. Pearson Education,Inc.
San Fransisco.
Dwidjoseputro, D. 1994. Pengantar Mikologi. Alumni, Bandung.
Hoog, J.L., Schwartz C., Noon A.T., O’toole E.T., Mastronarde DN, McIntosh
JR, Antony C. 2007. Organization of interphase microtubules in fissionyeast analyzed by electron tomography. Dev Cell . 12(3): 349-61.
Kavanagh, K. 2011. FUNGI: Biology and Application, Wiley Press., USA.
Lockwood’s, T. 2011. Fungi. http://www.kklinedesigns.com/mkline /Fungi.pdf .
Diakses pada 29 September 2011.
Lori, C. 2009. General Mycology.
http://classes.plantpath.wsu.edu/plp521/General_Micology. Diakses pada
30 September 2011.
Madigan, M.T., J.M. Martinko, D.A. Stahl, and D.P. Clark. 2012. Brock Biology
of Microorganisms. Pearson Education, Inc., San Francisco.
5/11/2018 TUGAS MAKALAH - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/tugas-makalah-55a23175adb79 20/20
Schlegel, H. G. dan K. Schmidt. 1994. Mikrobiologi umum. UGM Press,
Yogyakarta.
Verweij, J.J., R. Hove., E.A.T. Brienen, L. Lieshout. 2007. Multiplex Detection of
Enterocytozoon bieneusi and Enchephalitozoon spp. in fecal samplesusing real time PCR. Diagnostic molekuler and Infectious Disease 57
(2): 163-167
Viegas, J. 2004. Fungi and Mold. The Rosen Publishing Group, New York.
Webster, J. and R. Weber. 2007. Introduction to Fungi. Cambridge University
Press, New York.
Willey J.M., L.M. Sherwood, C.J. Woolverton. 2009. Prescott’s Principles of
Microbiology. 2009. McGraw-Hill International Edition.