Tugas LAPTER

22
KLASIFIKASI BANDARA JUANDA SURABAYA Bandar Udara Juanda pertama kali didirikan pada tahun 1969 dan mulai beroperasi pada tahun 1982 pada lahan seluas 626,586 Ha, merupakan klasifikasi bandara klas 1A yang melayani perjalanan rute domestik dan mancanegara dan beropersi mulai pukul 06.00 s.d. 24.00 WIB atau 23.00 s.d. 17.00 UTC ( 18 jam). Bandar udara juanda surabaya berada sekitar 20 km selatan surabaya menuju sidoarjo yang secara administratif di kecamatan sedati kabupaten sidoarjo dengan bandara yang sanggup didarati boeing 747 dengan ladasan 3000 m, secara keseluruhan terminal bandara juanda mencapai 28.088 m 2 dengan kapasitas total 5,4 juta penumpang / tahun bandara juanda memiliki 3 terminal yaitu terminal domestik internasional dan terminal cargo. 1. Untuk terminal domestik terminal seluas 20.131 m 2 ini dapat melayani hingga 4 juta penumpang / tahun 2. Untuk terminal internasional 1,4 juta/tahun mencakup bangunan seluas 7.957 m 2 3. Untuk terminal cargo terletak sebelah bandara dengan luas 9.200 m 2 4. Selain terminal - terminal di atas bndara juanda memiliki terminal VIP yg terletak di sebelah timur terminal internasional. Terminal ini di gunakan untuk kedatangan maupun keberangatan tamu khusus / tamu bandara

Transcript of Tugas LAPTER

Page 1: Tugas LAPTER

KLASIFIKASI BANDARA JUANDA SURABAYA

Bandar Udara Juanda pertama kali didirikan pada tahun 1969 dan mulai

beroperasi pada tahun 1982 pada lahan seluas 626,586 Ha, merupakan klasifikasi

bandara klas 1A yang melayani perjalanan rute domestik dan mancanegara dan

beropersi mulai pukul 06.00 s.d. 24.00 WIB atau 23.00 s.d. 17.00 UTC ( 18 jam).

Bandar udara juanda surabaya berada sekitar 20 km selatan surabaya menuju

sidoarjo yang secara administratif di kecamatan sedati kabupaten sidoarjo dengan

bandara yang sanggup didarati boeing 747 dengan ladasan 3000 m, secara keseluruhan

terminal bandara juanda mencapai 28.088 m2 dengan kapasitas total 5,4 juta penumpang

/ tahun bandara juanda memiliki 3 terminal yaitu terminal domestik internasional dan

terminal cargo.

1. Untuk terminal domestik terminal seluas 20.131 m2 ini dapat melayani hingga 4

juta penumpang / tahun

2. Untuk terminal internasional 1,4 juta/tahun mencakup bangunan seluas 7.957 m2

3. Untuk terminal cargo terletak sebelah bandara dengan luas 9.200 m2

4. Selain terminal - terminal di atas bndara juanda memiliki terminal VIP yg

terletak di sebelah timur terminal internasional. Terminal ini di gunakan untuk

kedatangan maupun keberangatan tamu khusus / tamu bandara

Rute tujuan penerbangan dengan waktu operasi dari jam 06.00 – 24.00 WIB bandara

melayani 19 maskapai penerbangan domestik maupun internasional. Dengan data

sebagai berikut :

1. Landasan pacu / runway untuk menunjang operasi penerbangan dengan arah 10

– 28, dimensi 3000 x 45 m2 dan PCN : 83/F/D/X/T

2. Penghubung landasan pacu/ taxiway dengan total luas 164.338 m2 dengan

PCN : 73/F/C/X/U.

3. Tempat parkir pesawat/ apron dengan luas 128.400 m2 dengan PCN ;

73/R/C/X/U yang dapat menampung pesawat udara dengan jenis pesawat B-737

berjumlah 24 pesawat dan meliputi sebagai berikut :

Page 2: Tugas LAPTER

Type Jenis Pesawat Udara Posisi Parking Stand

Wide Big Body B-737 8 0 0

Wide Body A-300/DC-10/MD-11 0 0 7

Narrow Body B-737 / F-100 16 24 14

Jumlah 24 24 21

Kapasitas Apron

Untuk terminal penumpang meliputi :

1. Internasional mempunyai luas 7.957 m2 dengan kapsitas 600.000 penumpang

pertahun

2. Domestik mempunyai luas 20.132 m2 dengan kapasitas 2,9 juta penumpang

pertahun

Untuk data spesifikasi data Bandara Juanda Surabaya sebagai berikut :

Luas : 626,586 Ha

Elevasi : 2.6 m

Kode ICAO/IATA : WRSJ/ SUB

Jam Operasi : 24 Jam

LANDASAN

Sebutan : R10/ R28

Sudut Magnetik : 297-097

Ukuran : 3000 m X 45 m

Kekuatan : PCN 73 RCXU

Permukaan : Aspal Concreate

Page 3: Tugas LAPTER

APRON :

Kekuatan : PCN 73 FCJ

Permukaan : Beton

Kapasitas : TIPE B 737 = 14,A – 300 = 4., MAX A/C., A-300

Luas Apron Utama : 72262 m2

Apron Barat : 12.177 m2

Apron Timur : 12.177 m2

TERMINAL :

Domestik : Kedatangan dan Keberangkatan

Luas : 10.043,99 m2 ± 20.000 m2

Internasional : Kedatangan dan Keberangkatan

Luas : 5.580 m2

Fasilitas Ppengamanan / Audio visula dan komputer : X-RAY, WALKTROUGH,

HANDY METAL DETECTOR, FIRE

ALARAM, EXPLOSIVE

DETECTOR, PIS, PAS, PABX

Fasilitas Telekomunikasi : ADC, APP, ER, DAIREXPI, ASMC,

SSB, TTY, TELEXATIS, AFTN, FAX

E-MAIL

PKPPK : Disyaratkan CAT8,.

Tersedia CAT8.

Alat Bantu Navigasi : NDB, ILS, DFOR/DME AUTO

MARKER, RADAR ( ASR DAN SSR ),

RVR, FISUAL AIDS, REH, REI, REIL,

TAXHWAY, LIGHT, SECUENCE

FLASHER, PROTETIN BEACON,

LANDING TEE.

Page 4: Tugas LAPTER

Dalam KM 47 tahun 2002 tentang sertifikasi Operasi Bandar Udara disebutkan

item-item Fasilitas-fasilitas yang ada pada Sisi Udara meliputi:

a. Fasilitas Landas Pacu (Runway). Fasilitas ini adalah faslitas yang berupa suatu

perkerasan yang disiapkan untuk pesawat melakukan kegiatan pendaratan dan tinggal

landas. Elemen dasar runway meliputi perkerasan yang secara struktural cukup untuk

mendukung beban pesawat yang dilayaninya, bahu runway, runway strip, landas pacu

buangan panas mesin (blast pad), runway end safety area (RESA) stopway, clearway.

Kelengkapan data yang merupakan aspek penilaian meliputi Runway designation /

number / azimuth yang merupakan nomer atau angka yang menunjukkan penomoran

landas pacu dan arah kemiringan landas pacu tersebut. Data ini merupakan data yang

telah ditetapkan sejak awal perencanaan dan pembangunan bandar udara. Bagian

berikutnya adalah dimensi landas pacu yang meliputi panjang dan lebar landas pacu.

Panjang landas pacu dipengaruhi oleh pesawat kritis yang dilayani, temperatur udara

sekitar, ketinggian lokasi, kelembaban bandar udara, kemiringan landas pacu, dan

karakteristik permukaan landas pacu. Fasilitas Landas Pacu ini mempunyai beberapa

bagian yang masing-masingnya mempunyai persyaratan tersendiri :

1) Runway Shoulder/ bahu landas pacu adalah area pembatas pada akhir tepi

perkerasan runway yang dipersiapkan menahan erosi hembusan jet dan

menampung peralatan untuk pemeliharaan dan keadaan darurat serta untuk

penyediaan daerah peralihan antara bagian perkerasan dan runway strip.

2) Overrun mempunyai bagian meliputi clearway dan stopway. Clearway adalah

suatu daerah tertentu pada akhir landas pacu tinggal landas yang terdapat di

permukaan tanah maupun permukaan air dibawah pengaturan operator bandar

udara, yang dipilih dan diseleksi sebagai daerah yang aman bagi pesawat saat

mencapai ketinggian tertentu yang merupakan daerah bebas yang disediakan

terbuka diluar blast pad dan untuk melindungi pesawat saat melakukan manuver

pendaratan maupun lepas landas. Stopway adalah suatu area tertentu yang berbentuk

segiempat yang ada di permukaan tanah terletak di akhir landas pacu bagian tinggal

landas yang dipersiapkan sebagai tempat berhenti pesawat saat terjadi pembatalan

kegiatan tinggal landas. Aspek yang diperhatikan dalam penilaian kelayakan

operasional meliputi dimension (panjang dan lebar), kemiringan memanjang

(Longitudinal slope), kemiringan melintang (Transverse Slope), jenis perkerasan

(Surface Type), dan kekuatan (Strength).

Page 5: Tugas LAPTER

3) Turning area adalah bagian dari landas pacu yang digunakan untuk lokasi

pesawat melakukan gerakan memutar baik untuk membalik arah pesawat,

maupun gerakan pesawat saat akan parkir di apron. Standar besaran turning area

tergantung pada ukuran pesawat yang dilayaninya.

4) Longitudinal slope adalah kemiringan memanjang yang didapatkan dari hasil

pembagian antara ketinggian maksimum dan minimum garis tengah sepanjang

landas pacu. Dengan alasan ekonomi, dimungkinkan adanya beberapa

perubahan kemiringan di sepanjang landas pacu dengan jumlah dan ukuran yang

dibatasi oleh ketentuan tertentu.

5) Transverse Slope adalah kemiringan melintang landas pacu yang harus dapat

membebaskan landas pacu tersebut dari genangan air.

6) Jenis perkerasan landas pacu terdiri dari dua jenis yaitu perkerasan lentur

(flexible) dan perkerasan kaku (rigid).

7) Kondisi permukaan landas pacu juga merupakan bagian penting dari landas pacu

yang meliputi kerataan, daya tahan terhadap gesekan (skid resistance) dan nilai

PCI. Kekuatan landas pacu juga tergantung pada jenis pesawat, frekwensi

penerbangan dan lalu lintas yang dilayani.

8) Kekuatan perkerasan landas pacu adalah kemampuan landas pacu dalam

mendukung beban pesawat saat melakukan kegiatan pendaratan, tinggal landas

maupun gerakan manuver saat parkir atau menuju taxiway. Perhitungannya

mempertimbangkan karakteristik pesawat terbesar yang dilayani, lalu lintas

penerbangan, jenis perkerasan, dan lainnya.

9) Runway strip adalah luasan bidang tanah yang menjadi daerah landas pacu yang

penentuannya tergantung pada panjang landas pacu dan jenis instrumen

pendaratan (precission aproach) yang dilayani.

10) Holding bay adalah area tertentu dimana pesawat dapat melakukan penantian,

atau menyalip untuk mendapatkan efisiensi gerakan permukaan pesawat.

11) RESA (Runway End Safety Area). RESA adalah suatu daerah simetris yang

merupakan perpanjangan dari garis tengah landas pacu dan membatasi bagian

ujung runway strip yang ditujukan untuk mengurangi resiko kerusakan pesawat

yang sedang menjauhi atau mendekati landas pacu saat melakukan kegiatan

pendaratan maupun lepas landas. Aspek yang diperhatikan dalam penilaian

kelayakan operasional meliputi dimension (panjang dan lebar), kemiringan

Page 6: Tugas LAPTER

memanjang (Longitudinal slope), kemiringan melintang (Transverse Slope),

jenis perkerasan (Surface Type), dan kekuatan (Strength).

12) Marka landas pacu yang meliputi Runway designation marking, Threshold

marking, Runway centre line markin, Runway side stripe marking, Aiming point

marking, Touchdown zone marking, dan Exit guidance line marking. Tiap-tiap

bagian mempunyai persyaratan teknis tertentu agar dapat memberikan kinerja

operasional yang handal. Fasilitas penghubung landas pacu (Taxiway). Taxiway

adalah bagian dari fasilitas sisi udara bandar yang dibangun untuk jalan keluar

masuk pesawat dari landas pacu maupun sebagai sarana penghubung antara

beberapa fasilitas seperti aircraft parking position taxiline, apron taxiway, dan

rapid exit taxiway. Exit taxiway perlu dirancang untuk meminimasi waktu

penggunaan runway yang diperlukan oleh pesawat yang mendarat. Rapid end

taxiway yang terletak di bagian ujung landas pacu dirancang dengan sudut

kemiringan 250 hingga 450 dari sudut landas pacu untuk digunakan oleh pesawat

keluar meninggalkan runway dalam kecepatan tinggi. Taxiway harus dirancang

sedemikian rupa sehingga dapat meminimalkan jarak antara terminal dan bagian

ujung landas pacu. Exit taxiway atau turnoff adalah jenis taxiway yang

diletakkan menyudut pada beberapa bagian dari landas pacu sebagai sarana bagi

pesawat untuk dengan segera meninggalkan runway sehingga runway bisa

dengan cepat digunakan lagi oleh pesawat lainnya. Lebar taxiway sebesar 30 m

dengan lebar bahu 10 m untuk mengamankan mesin dari pesawat yang lebih

besar. Kemiringan memanjang dan melintang taxiway dirancang untuk

menghindarkan taxiway dari bahaya banjir akibat hujan selain penempatan

lubang in let drainase tiap 50 m panjang. Data-data yang diperhatikan dalam

verifikasi Taxiway meliputi Taxiway designation, Dimension (length, width),

Longitudinal slope, Transverse Slope, Surface Type, Strength dan Taxiway

marking yang antara lain Taxiway centre line marking, Runway holding position

marking, dan Taxiway edge marking. Fasilitas Pelataran parkir pesawat udara

(Apron) adalah fasilitas sisi udara yang disediakan sebagai tempat bagi pesawat

saat melakukan kegiatan menaikkan dan menurunkan penumpang, muatan pos

dan kargo dari pesawat, pengisian bahan bakar, parkir dan perawatan pesawat.

Apron merupakan bagian bandar udara yang melayani terminal sehingga harus

Page 7: Tugas LAPTER

dirancang sesuai dengan kebutuhan dan karakteritik terminal trsebut. Beberapa

pertimbangannya antara lain :

a. Menyediakan jarak paling pendek antara landas pacu dan tempat pesawat

berhenti.

b. Memberikan keleluasaan pergerakan pesawat untuk melakukan manuver

sehingga mengurangi tundaan.

c. Memberikan cukup cadangan daerah pengembangan yang dibutuhkan jika

nantinya terjadi peningkatan permintaan penerbangan atau perkembangan

teknologi pesawat terbang.

d. Memberikan efisiensi, keamanan, dan kenyamanan pengguna secara

maksimum.

e. Meminimalkan dampak lingkungan

13) Selain dari pada itu perancangan apron juga terkait dengan sistem terminal yang

digunakan oleh bandar udara bersangkutan yang terdiri dari terminal konsep

tunggal, konsep linier, konsep dermaga, konsep satelit, konsep transporter dan

konsep campuran. Aspek yang diperhatikan dalam kegiatan verifikasi penilaian

kelayakan operasional meliputi dimension (panjang dan lebar), kemiringan

memanjang (Longitudinal slope), kemiringan melintang (Transverse Slope),

jenis perkerasan (Surface Type), dan kekuatan (Strength) dan Apron marking

yang antara lain Apron edge marking, Apron guidance marking, Parking stand

position marking. GSE (Ground Support Equipment). Fasilitas ini adalah suatu

area yang disediakan sebagai tempat lalu lintas peralatan penunjang pendaratan

dan penerbangan yang terletak diantara apron dan teminal penumpang.

Luasannya dipengaruhi oleh jenis pesawat yang dilayani dan jumlah serta jenis

peralatan pendaratan dan penerbangan yang dipersyaratkan untuk menunjang

kinerja operasional bandar udara tersebut. Aspek yang diperhatikan dalam

penilaian kelayakan operasional meliputi dimension (panjang dan lebar),

kemiringan memanjang (Longitudinal slope), kemiringan melintang (Transverse

Slope), jenis perkerasan (Surface Type), dan kekuatan (Strength). Fasilitas

Obstruction Restriction. Fasilitas ini dioperasikan berdasarkan jenis runway

yang ada yang dibedakan menjadi tiga klasifikasi yaitu non-instrument,

nonprecision approach, dan precision approach category. Item fasilitas yang

diatur standar teknis opersionalnya meliputi kemiringan dan ketinggian Conical

Page 8: Tugas LAPTER

surface and dimension, ketinggian dan radius inner horizontal, jarak dari

threshold, panjang dan kemiringan (slope) inner approach, panjang dari batas

dalam runway, jarak dari threshold yang dibedakan menjadi bagian pertama,

bagian kedua dan bagian horisontal. Ada pula kemiringan transisi, dan balked

landing surface.

14) Fasilitas Drainase merupakan salah satu bagian dari fasilitas sisi udara yang

penting untuk memastikan keamanan daerah sisi udara saat terjadinya perubahan

cuaca. Perhitungan drainase sisi udara mengacu pada aturan perhitungan drinase

pada umumnya hanya saja dalam perencanaannya diupayakan agar saluran

drainase yang dibuat dapat dirancang sedemikian rupa sehingga tidak

mengganggu pengoperasian fasilitas yang lain.

1. Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara.

Keputusan Menteri Perhubungan KM No 47 tahun 2002 menyebutkan bahwa Sisi Darat

suatu bandar udara adalah wilayah bandar udara yang tidak langsung berhubungan dengan

kegiatan operasi penerbangan.

Kelompok

Bandar Udara

Tingkat

Pelayanan

LLU

FASILITAS DAN KEGIATAN

OPERASIONAL BANDARA UDARA

A Un – Attended 1 I A 1

B

AFIS 2 II B 2

3

2 III C 4

5

C ADC 3 IV D 6

7

4 V E 8

9

VI F 10

2. JENIS PENGENDALIAN RUANG UDARA DISEKITAR BANDAR UDARA

Sesuai dengan KM. 44 Tahun 2002 Jenis pengendalian ruang udara disekitar bandara

terbagi menjadi :

1. Ruang Udara disekitar Bandar udara tidak dikendalikan dan tidak melayani

pemberian informasi apapun atau bandara yang tingkat pelayanan LLU Un-

Page 9: Tugas LAPTER

attended, misalnya bandara-bandara perintis yang masih bersifat Satuan kerja

(satker).

2. Ruang Udara disekitar tidak dikendalikan tetapi melayani informasi seperti

cuaca dan kondisi landasan atau bandara yang tingkat pelayanan LLU AFIS,

misalnya adalah bandara-bandara yang sudah memiliki jadwal penerbangan

yang rutin.

3. Ruang Udara disekitar dikendalikan, dimana pengelola bandara sudah melayani

informasi cuaca, kondisi landasan dan pengaturan traffic, atau bandara yang

tingkat pelayanan LLU ADC.

Page 10: Tugas LAPTER

AFIS : Aeronoutical Flight Information

ADC : Aerodrome Control Centre

APP : Approach Control

ACC : Area Control Centre

IFR : Instrument Flight Rule

VFR : Visual Flight Rule

Page 11: Tugas LAPTER

3. Pengelompokan BANDAR UDARA Berdasarkan Landasan BANDARA

BANDARA JUANDA SURABAYA termasuk dalam kelompok BANDARA

kelas 1, hal ini sesuai dengan KM 47 Tahun 2002 yaitu pengelompokan Landasan

BANDARA berdasarkan besar pesawat udara yang lepas landas maupun mendarat

dibandara tersebut meliputi :

Kode

Angka

Panjang Landasan Bentang Sayap

(m)

Jarak Sisi Terluar

Roda Pesawat

1 Panjang Landasan(m)<800 m Bentang sayap

(m)<15m

Jarak sisi terluar

roda pesawat <4,5

m

2 800 ≤ Panjang Landasan(m)

<1200 m

15 m ≤ Bentang

sayap (m) < 24 m

4,5 ≤ Jarak sisi

terluar roda pesawat

< 6m

3 1200 m ≤ Panjang

Landasan(m) <1800 m

24m ≤ Bentang

sayap (m) < 36 m

6≤ Jarak sisi terluar

roda pesawat < 9 m

4 Panjang Landasan (m) ≥ 1800 m

36 m ≤ Bentang sayap (m) <52 m

9 ≤ Jarak sisi

terluar roda

pesawat < 14 m

52 m ≤ Bentang sayap (m) <65 m

9 ≤ Jarak sisi

terluar roda

pesawat < 14m

Page 12: Tugas LAPTER

TUGAS LAPANGAN TERBANG

KLASIFIKASI BANDARA JUANDA

SURABAYA

Nama : Hafna Ilmi Makhalla

NPM : 09110004

Kelas : D

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

2011 – 2012

Page 13: Tugas LAPTER

SISTRANAS BIDANG TRANSPORTASI UDARA MENURUT

DIRJEN PERHUBUNGAN UDARA

1) Jaringan pelayanan

Jaringan pelayanan transportasi udara merupakan kumpulan rute penerbangan

yang melayani kegiatan transportasi udara dengan jadwal dan frekuensi yang

sudah tertentu.

Berdasarkan wilayah pelayanannya, rute penerbangan dibagi menjadi

penerbangan dalam negeri dan rute penerbangan luar negeri. Jaringan

penerbangan dalam negeri dan luar negeri merupakan suatu kesatuan dan

terintegrasi dengan jaringan transportasi darat dan laut.

Berdasarkan hirarki pelayanannya, rute penerbangan terdiri atas rute

penerbangan utama, pengumpan dan perintis.

a).rute utama yaitu rute yang menghubungkan antar bandar udara pusat

penyebaran.

b).rute pengumpan yaitu rute yang menghubungkan antara bandar udara pusat

penyebaran dengan bandar udara yang bukan pusat penyebaran, dan atau

antar bandar udara bukan pusat penyebaran.

c).rute perintis yaitu rute yang menghubungkan bandar udara bukan pusat

penyebaran dengan bandar udara bukan pusat penyebaran yang terletak pada

daerah terisolasi/tertinggal.

Berdasarkan fungsi pelayanan transportasi udara sebagai ship follow the trade

dan ship promote the trade, jaringan pelayanan transportasi udara dibagi

menjadi pelayanan komersial dan non komersial (perintis).

Kegiatan transportasi udara terdiri atas : angkutan udara niaga yaitu angkutan

udara untuk umum dengan menarik bayaran, dan angkutan udara bukan niaga

yaitu kegiatan angkutan udara untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan kegiatan

pokoknya bukan di bidang angkutan udara. Sebagai tulang punggung

Page 14: Tugas LAPTER

transportasi adalah angkutan udara niaga berjadwal, sebagai penunjang adalah

angkutan niaga tidak berjadwal, sedang pelengkap adalah angkutan udara bukan

niaga.

Kegiatan angkutan udara niaga berjadwal melayani rute penerbangan dalam

negeri dan atau penerbangan luar negeri secara tetap dan teratur, sedangkan

kegiatan angkutan udara niaga tidak berjadwal tidak terikat pada rute

penerbangan yang tetap dan teratur.

2) Jaringan Prasarana

Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandar udara, yang berfungsi

sebagai simpul, dan ruang udara yang berfungsi sebagai ruang lalu lintas udara.

Bandar udara dibedakan berdasarkan fungsi, penggunaan, klasifikasi, status dan

penyelenggaraanya serta kegiatannya.

a. Berdasarkan hirarki fungsinya bandar udara dikelompokkan menjadi bandar

udara pusat penyebaran dan bandar udara bukan pusat penyebaran.

b. Berdasarkan penggunaanya, bandar udara dikelompokkan menjadi :

bandar udara yang terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari luar

negeri;

bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angkutan udara ke/dari

luar negeri.

c. Berdasarkan statusnya, bandar udara dikelompokkan menjadi:

a). bandar udara umum yang digunakan untuk melayani kepentingan umum;

b).bandar udara khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri

guna menunjang kegiatan tertentu.

d. Berdasarkan penyelenggaraanya bandar udara dibedakan atas :

Page 15: Tugas LAPTER

1. bandar udara umum yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten/kota atau badan usaha kebandar-udaraan.

Badan usaha kebandarudaraan dapat mengikutsertakan pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum Indonesia melalui

kerjasama, namun kerjas sama dengan pemerintah provinsi dan atau

kabupaten/kota harus kerja sama menyeluruh.

2. bandar udara khusus yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah

provinsi, pemerintah kabupaten/kota dan badan hukum Indonesia.

3. Berdasarkan kegiatannya bandar udara terdiri dari bandar udara yang

melayani kegiatan :

pendaratan dan lepas landas pesawat udara untuk melayani kegiatan

angkutan udara;

pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayani angkutan

udara.Bandar udara untuk pendaratan dan lepas landas helikopter untuk

melayani kepentingan angkutan udara disebut heliport, helipad, dan

helideck.

4. Berdasarkan fungsinya ruang udara dikelompokkan atas :

controlled airspace yaitu ruang udara yang ditetapkan batas-batasnya,

yang didalamnya diberikan instruksi secara positif dari pemandu (air

traffic controller) kepada penerbang (contoh: control area, approach

control area, aerodrome control area);

uncontrolled airspace yaitu ruang lalu lintas udara yang di dalamnya

hanya diberikan informasi tentang lalu lintas yang diperlukan

( essential traffic information).

Ruang lalu lintas udara disusun dengan menggunakan prinsip jarak

terpendek untuk memperoleh biaya terendah dengan tetap

memperhatikan aspek keselamatan penerbangan.