TUGAS KONVERSI BIOMASSA
-
Upload
agus-susanto -
Category
Documents
-
view
218 -
download
2
description
Transcript of TUGAS KONVERSI BIOMASSA
TUGAS KONVERSI BIOMASSA
Rancangan Desain Tungku Biomassa Berbahan Keramik
Oleh:
Kelompok 1/ Gol B
Anggota Kelompok
Dosen Pembimbing:
Dr. Bayu Rudianto, ST
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI TERBARUKAN
2014
1. Agus Susanto ( B42120701 )2. Ibnu Efendi H.C ( B42120768 )3. Sofwan ( B42120769 )4. Qisti Ahmad Nabawi ( B42120834 )5. Rico Rofian D ( B4210617 )
A. PENDAHULUAN
Tungku pemanas banyak digunakan untuk pengolahan pangan dan hasil pertanian.
Performansi suatu tungku pemanas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis bahan
bakar, sistem aliran udara pembakaran untuk mensuplai oksigen bagipembakaran,serta
bentuk dan bahan tungku.
Bahan bakar yang dapat digunakan pada tungku adalah bahan bakar cair, gas dan
padat (UNEP, 2006). Setiap jenis bahan bakar memiliki spesifikasi yang berbeda-beda,
bergantung pada komposisi penyusun bahan bakar. Menurut Williams et al. (2007), dengan
mengetahui kandungan karbon (C) pada suatu bahan bakar serta mengetahui laju
pembakarannya, kita dapat mengetahui besaran panas yang dihasilkan pada suatu proses
pembakaran. Selain kandungan karbon (C), pada bahan bakar juga terdapat kandungan lain
seperti sulfur (S) dan hidrogen (H). Meskipun merupakan bahan penyusun yang dominan
pada bahan bakar, karbon (C) memiliki sifat tidak mudah teroksidasi oleh oksigen. Pada awal
proses pembakaran, unsur lain seperti sulfur (S) dan hidrogen (H) berperan penting dalam
mempercepat proses pembakaran, utamanya pada bahan Karbon (C) pada bahan bakar (White
et al., 2008).
B. DASAR PEMILIHAN BAHAN
Bahan pembuat tungku akan berpengaruh pada usia dan efisiensi tungku. Salah satu
bahan yang dapat digunakan adalah keramik. Keramik refraktori merupakan bahan padat
anorganik bukan logam yang sukar meleleh pada suhu tinggi dan banyak digunakan di dalam
industri termperatur tinggi sebagai material dinding batu tahan api (Soedarto, 2008). Bahan
apapun dapat digambarkan sebagai”refraktori” jika bahan ini dapat bertahan terhadap abrasi
atau korosi bahan padat, cair, atau gas pada suhu tinggi. Persyaratan bahan refraktori adalah
tahan terhadap suhu tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak, tahan terhadap
lelehan terak logam, kaca, gas panas, tahan terhadap beban pada kondisi perbaikan, tahan
terhadap beban dan gaya abrasi, menghemat panas, memiliki koefisien ekspansi panas yang
rendah, dan tidak mencemari bahan yang bersinggungan (UNEP, 2006). Dalam
pembuatannya, tungku penghasil panas ini dari bahan keramik ini melalui proses pembakaran
pada suhu tinggi(Sahari et al., 2009).
C. BAHAN DAN METODE
i. Rancangan Bangun Tungku
Bahan pembuatan tungku ini adalah bahan keramik. Proses pembuatan tungku
dimulai dengan penyiapan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam proses rancang bangun.
Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan tungku keramik ini adalah pengolahan
bahan. Tujuan pengolahan bahan ini adalah untuk mengolah bahan baku dari berbagai
material yang belum siap pakai menjadi badan keramik plastis yang telah siap pakai. Dalam
proses pembentukan material menjadi keramik yang siap pakai perlu memperhatikan tingkat
kehomogenan bahan, kadar air serta udara yang terperangkap pada bahan.
Pembentukan adonan keramik yang telah siap kemudian dibentuk sesuai dengan
desain yang telah direncanakan menggunakan teknik pembentukan langsung. Adapun desain
tungku keramik ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar 1. Desain tungku
Tungku keramik yang telah dibentuk kemudian dikeringkan. Proses pengeringan pada
tungku kermik yang telah dibentuk bertujuan untuk menghilangkan air plastis yang terikat
pada bahan keramik yang telah dibentuk. Proses pengeringan tungku keramik dilakukan
secara lambat yang bertujuan untuk menghindari retak atau cracking. Proses pengeringan
yang terlalu cepat akan mengakibatkan keretakkan dikarenakan hilangnya air secara tiba-tiba
tanpa diimbangi penataan partikel tanah liat secara sempurna, yang mengakibatkan
penyusutan mendadak. Untuk menghindari pengeringan yang terlalu cepat, pada tahap awal
tungku keramik diangin-anginkan pada suhu kamar. Setelah tidak terjadi penyusutan,
pengeringan dengan sinar matahari langsung.
Tungku keramik yang telah kering kemudian dibakar pada suatu tungku pembakar
bersuhu tinggi dengan kisaran suhu 700-1500 ºC selama 22 jam. Setelah mengalami proses
pembakaran, tungku dibersihkan dari kotoran yang timbul selama proses pembakaran.
ii. Pengujian Unjuk Kerja Tungku
Pengujian unjuk kerja tungku keramik dilakukan dengan beberapa parameter yang
meliputi: Nilai kalor bahan bakar, energi pembakaran (QT), energi panas yang hilang pada
tungku (QL), efisiensi panas, efisiensi tungku, dan efisiensi pembakaran.
Pengukuran nilai kalor bahan bakar
padat (arang kayu dan briket batu bara) dilakukan dengan menggunakan Bomb Calorimeter.
Energi pembakaran (QT)
Energi pembakaran dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:
QT = mBB × EBB
Dengan
mBB : massa bahan bakar (g)
EBB : nilai kalor bahan bakar (kal/g)
Energi panas yang hilang
Panas yang hilang terjadi pada seluruh sisi tungku ( dinding, alas, dan tutup tungku ).
Perhitungan laju aliran panas pada masing-masing sisi tungku dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
QL = UA(Trb-Tlink)
Dengan
QL : Laju aliran panas (W)
U : Koefisien perpindahan panas menyeluruh (W/mK)
A : Luas permukaan dinding (m2)
Trb : suhu ruang bakar (K)
Tlink : suhu lingkungan (K)
Efisiensi Termal
Efisiensi termal merupakan perbandingan antara suhu yang terpakai (suhu rataan pada
output) dengan suhu yang tersedia (suhu rataan pada ruang bakar) dan suhu rataan pada input.
Efisiensi panas dapatdirumuskan dengan persamaan berikut:
ᶭtermal= TOutTrb+Tin
x100 %
dengan
ᶭtermal : Efisiensi termal (%)
Trb : Rerata suhu ruang bakar (ºC)
Tin : Rerata suhu masuk (ºC)
Tout : Rerata suhu keluaran (ºC)
Efisiensi tungku
Efisiensi tungku merupakan perbandingan antara energi yang keluar dari tungku
(yang siap di gunakan) dengan energi yang tersedia. Hal ini tidak hanya tergantung pada
baiknya efisiensi pembakaran bahan bakar tetapi juga pada panas yang hilang pada tungku
oleh mekanisme pindah panas (Braunbeck dan Muhlbauer dalam Kratzeisen dan Muller,
2009). Perhitungan efisiensitungku dilakukan dengan menggunakan persamaan berikut:
ᶭ T=Qt−ΣQL+(Qout−Qin)
QTx100 %
dengan
ᶭT : efisiensi tungku (%)
ΣQL : rerata jumlah besarnya energi yang hilang sistem (kJ)
Qin : energi input pipa spiral (kJ)
Qout : energi output pipa spiral (kJ)
QT : energi panas tersedia (kJ)
D. DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 [Desember 2011] 181-186 Rancang Bangun dan
Uji Performansi [Ahmad dkk].
Lampira 1. Gambar desain tungku
Gambar a. Pandangan Atas Gambar b. Pandangan Samping
Gambar C. Gambar Sebenarnya