Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

22
TUGAS KIMIA ANALISIS AIR MAKANAN DAN MINUMAN Disusun Oleh : 1. Jayanti Praharsari P07134112063 2. Kurnia Ifah N. W P07134112064 3. Lulut Septiarini P07134112065 4. Magdalena Lawing P07134112066 5. Marzela Riyaya S. P07134112067 6. Meiliana Suryandari P07134112068 7. Meliana Indrawati P07134112069 8. Merlin Herofianti P07134112070 9. Murti Zulfan Rusadi P07134112071 10. Normalita Nugrohowati P07134112072 11. Nurma Ayunita P07134112073 Semester/ Kelas : III/ Reguler B Pembimbing : Tim Kimia Amami POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

description

Tugasa kimia air makanan dan minuman perbedaan detergen dan sabun

Transcript of Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

Page 1: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

TUGAS KIMIA ANALISIS AIR MAKANAN DAN

MINUMAN

Disusun Oleh :

1. Jayanti Praharsari P07134112063

2. Kurnia Ifah N. W P07134112064

3. Lulut Septiarini P07134112065

4. Magdalena Lawing P07134112066

5. Marzela Riyaya S. P07134112067

6. Meiliana Suryandari P07134112068

7. Meliana Indrawati P07134112069

8. Merlin Herofianti P07134112070

9. Murti Zulfan Rusadi P07134112071

10. Normalita Nugrohowati P07134112072

11. Nurma Ayunita P07134112073

Semester/ Kelas : III/ Reguler B

Pembimbing : Tim Kimia Amami

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2012/2013

Page 2: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

PENDAHULUAN

A. Deterjen

Definisi Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu

pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun,

deterjen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak

terpengaruh oleh kesadahan air. Detergen merupakan garam Natrium dari asam sulfonat.

Detergen sudah sangat akrab di kehidupan kita, terutama bagi ibu rumah tangga. Detergen

digunakan untuk mencuci pakaian. Untuk menyempurnakan kegunaannya, biasanya pabrik

menambahkan Natrium Perborat, pewangi, pelembut, Naturium Silikat, penstabil, Enzim, dan

zat lainnya agar fungsinya semakin beragam. Tapi diantara zat-zat tersebut ada yang tak bisa

dihancurkan/dilarutkan oleh mikroorganisme sehingga otomatis menyebabkan pencemaran

lingkungan. Apabila air yang mengandungi detergen dibuang ke dalam air, tercemarlah air

dan pertumbuhan Alga yang sangat cepat. Hal ini akan menyebabkan kandungan oksigen

dalam air berkurangan dan otomatis ikan, tumbuhan laut, dan kehidupan air lainnya mati.

Selain itu limbah Detergen juga menyebabkan pencemaran tanah yang menurunkan kualitas

kesuburan tanah yang mengakibatkan tanaman serta hidupan tanah termasuk cacing mati.

Padahal cacing bisa menguraikan limbah organik, non organik & menyuburkan tanah.

Bahan utamanya ialah garam natrium yaitu asam organik yang dinamakan asam sulfonik.

Asam sulfonik yang digunakan dalam pembuatan detergen merupakan molekul berantai

panjang yang mengandungi 12 hingga 18 atom karbon per molekul.

Detergen pertama disintesis pada tahun 1940-an, yaitu garam natrium dari alkyl hydrogen

sulfat. Alkohol berantai panjang dibuat dengan cara penghidrogenan lemak dan minyak.

Alkohol berantai panjang ini direaksikan dengan asam sulfat menghasilkan alkil hydrogen

sulfat yang kemudian dinetralkan dengan basa.

Natrium lauril sulfat adalah detergen yang baik. Karena garamnya berasal dari asam kuat,

larutannya hampir netral. Garam kalsium dan magnesiumnya tidak mengendap dalam

larutannya, sehingga dapat dipakai dengan air lunak atau air sadah. Pada masa kini, detergen

yang umum digunakan adalah alkil benzenasulfonat berantai lurus. Pembuatannya melalui

tiga tahap. Alkena rantai lurus dengan jumlah karbon 14-14 direaksikan dengan benzena dan

Page 3: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

katalis Friedel-Craft (AlCl3 atau HF) membentuk alkil benzena. Sulfonasi dan penetralan

dengan basa melengkapi proses ini.

B.Sabun

Definisi Sabun adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan

membersihkan. Sabun biasanya berbentuk padatan tercetak yang disebut batang karena

sejarah dan bentuk umumnya. Penggunaan sabun cair juga telah telah meluas, terutama pada

sarana-sarana publik. Jika diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif

mengikat partikel dalam suspensi mudah dibawa oleh air bersih. Di negara berkembang,

deterjen sintetik telah menggantikan sabun sebagai alat bantu mencuci atau membersihkan.

Banyak sabun merupakan campuran garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat

diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan dengan alkali (seperti natrium atau

kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal dengan

saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah.

Secara tradisional, alkali yang digunakan adalah kalium yang dihasilkan dari pembakaran

tumbuhan, atau dari arang kayu. Sabun dapat dibuat pula dari minyak tumbuhan, seperti

minyak zaitun.

Page 4: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

I. PEMBAHASAN

A. Pengertian deterjen dan sabun

Deterjen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu

pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi.

Sabun adalah suatu bentuk senyawa yang dihasilkan dari reaksi saponifikasi.

Saponifikasi adalah reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah (misalnya

NaOH). Hasil lain dari reaksi saponifikasi ialah gliserol.

Reaksi pertama :

Lemak + NaOH Hidrolisa mendidih Gliserol + Asam lemak

Reaksi kedua :

3RCOOH + NaOH Penyabunan RCOONa + H2O

Selain C12 dan C16, sabun juga disusun oleh gugus asam karboksilat.

B. Klasifikasi deterjen dan sabun berdasarkan struktur kimia

1. Detergen

a. Klasifikasi Deterjen Berdasarkan Kandungan Gugus Aktif yang Terkandung

1) Detergen jenis keras

Detergen jenis keras sukar dirusak oleh mikroorganisme

meskipun bahan tersebut dibuang akibatnya zat tersebut masih aktif.

Jenis inilah yang menyebabkan pencemaran air.

Contoh: Alkil Benzena Sulfonat (ABS).

Proses pembuatan ABS ini adalah dengan mereaksikan Alkil

Benzena dengan Belerang Trioksida, asam Sulfat pekat atau Oleum.

Reaksi ini menghasilkan Alkil Benzena Sulfonat. Jika dipakai Dodekil

Benzena maka persamaan reaksinya adalah:

C6H5C12H25 + SO3  →  C6H4C12H25SO3H   (Dodekil Benzena

Sulfonat)

Reaksi selanjutnya adalah netralisasi dengan NaOH sehingga

dihasilkan Natrium Dodekil Benzena Sulfonat.

Page 5: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

2) Detergen jenis lunak

Detergen jenis lunak, bahan penurun tegangan permukaannya

mudah dirusak oleh mikroorganisme, sehingga tidak aktif lagi setelah

dipakai .Contoh: Lauril Sulfat atau Lauril Alkil Sulfonat. (LAS).

Proses pembuatan (LAS) adalah dengan mereaksikan Lauril

Alkohol dengan asam Sulfat pekat menghasilkan asam Lauril Sulfat

dengan reaksi:

C12H25OH  + H2SO4  →  C12H25OSO3H + H2O

Asam Lauril Sulfat yang terjadi dinetralisasikan dengan larutan NaOH

sehingga dihasilkan Natrium Lauril Sulfat.

b. Klasifikasi detergen berdasarkan muatannya dibedakan menjadi :

1) Deterjen Anion

Deterjen bermuatan negatif  yang berasal dari gugus alkil sulfat seperti

alkil benzen sulfonat.

2) Deterjen Kation

Deterjen bermuatan positif yang berasal dari gugus amonia. Umumnya

digunakan untuk germisida pada rumah sakit, sampo, dan pembilas

baju.

3) Deterjen Nonionik

Deterjen bermuatan netral, umumnya dipakai untuk pencuci piring dan

berbusa sedikit dibanding dengan deterjen ionik lainnya. Mempunyai

gugus polar yaitu gugus alkohol dan ester serta non polar yaitu rantai

hidrokarbon yang panjang.

2. Sabun

Berdasarkan bentuknya, sabun ada 3 macam:

a. Sabun Natron (sabun keras)

Adalah garam natrium asam lemak seperti pada contoh reaksi kimia :

C17H35COOH + Na(OH) → C17H35COONa + H2O

Asam stearat basa sabun

b. Sabun lunak

adalah garam kalium asam lemak yang diperoleh dari reaksi asam

lemak dengan basa K(OH). Sabun lemak diberi pewarna yang menarik

Page 6: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

dan pewangi (parfum) yang enak serta bahan antiseptic seperti pada

sabun mandi.

c. Sabun Toilet

Sabun yang bahan dasarnya garam kalium dengan penambahan

parfum dan zat aditif.

C. Sifat- sifat Detergen dan Sabun

1. Detergen

a. Dalam air akan mengalami ionisasi membentuk komponen bipolar aktif

(terbentuk pada ujung dodecylbenzen-sulfonat ) yang akan mengikat ion Ca

dan ion Mg pada air sadah.

b. Untuk dapat membersihkan kotoran dengan baik, deterjen diberi bahan

pembentuk yang bersifat alkalis. Contoh : natrium tripoliposfat.

c. Dapat membersihkan pada air sadah.

2. Sabun

a. Bersifat basa NaOH karena terjadi hidrolisis sebagian,

b. sabun menyatukan air dan minyak.

Sabun + air larutan koloid.

c. Dalam air terlarut secara koloidal dan bersifat surfaktan yang terdiri dari

molekul yang suka air (hidrofil) dan hidrofob.

d. Larutan sabun membentuk anion dari alkil karboksilat, yang aktif sebagai

pencuci (ZAP), mempunyai sifat membersihkan karena dapat

mengemulsikan kotoran yang melekat pada badan atau pakaian.

e. Sabun dengan air sadah tidak dapat membentuk busa, tidak dapat

membersihkan pada air sadah, tapi dalam air sadah mengandung Ca dan

Mg berlebih sehingga akan membentuk endapan sebagai sabun kalsium /

natrium :

2(C17H35COONa) + CaSO4 → ↓(C17H35COO)2Ca + Na2SO4

f. Sabun larut dalam alcohol dan sedikit larut dalam pelarut lemak.

g. Dalam asam, sabun akan terhidrolisa menjadi asam lemak kembali

RCOONa + HCl RCOOH + NaCl.

h. Hidrolisis dalam air bersifat alkai dan terbentuk molekul RCOONa,

RCOOH, dan ion-ion RCOOH-, OH-, NA+

Page 7: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

Panjang rantai alkil akan mempengaruhi sifat fisik sabun seperti derajat hidrolisa,

suhu titer, dan titik keruh. Sabun jumlah C-nya 14,15, dan 17

No

.

Pembeda Detergen Sabun

1. Komposisi Terbuat dari senyawa kimia

alkil benzene sulphonate /

sulfionat (ABS)

Terbuat dari garam dari asam /alkali

karboksilat ( asam alkanoat ). Yang

memiliki struktur umum CnH2nO2,

contohnya cuka, C2H4O.

Sabun adalah Garam natrium atau

kalium dari asam lemak yang dapat

diturunkan dari minyak atau lemak

dengan direaksikan dengan alkali

(seperti natrium atau kalium

hidroksida) pada suhu 80–100 °C

melalui proses saponifikasi.

2. Kegunaan Penghilang kotoran berupa

minyak dengan cara

mengemulsi lemak, minyak

digunakan untuk membersihkan

suatu produk yang berhubungan

langsung dengan kulit manusia

3. Keunggulan a. Daya cuci lebih baik,

lebih murah, dan tidak

terpengaruhi kesadahan

air.

b. Sukar terdegradasi oleh

bakteri pengurai.

c. Molekul detergen tidak

bereaksi dengan ion Ca2+

dan ion Mg2+.sehingga

dapat membersihkan/

mencuci pada air sadah.

a. Molekul sabun lebih mudah

terdegradasi oleh bakteri

pengurai.

b. Tidak bisa dipakai untuk

mencuci dalam air sadah, karena

sabun akan bereaksi dengan ion

Ca2+ dan Mg2

4. Dampak Surfaktan dapat

Page 8: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

negatif menyebabkan kulit kasar,

bersifat toksik jika tertelan,

non biodegradable

D. Deterjen dan sabun termasuk non biodegradable

Deterjen dan sabun termasuk non biodegradable karena senyawa Alkil

Benzene Sulphonat yang terkandung dalam deterjen mempunyai tingkat

biodegradable yang sangat rendah. dalam pengolahan limbah konvesional, ABS tidak

dapat diurai sekitar 50% bahan aktif ABS lolos dari pengolahan dan masuk dalam

sistem pembuangan. hal ini dapat menimbulkan masalah keracunan pada biota air

dan penurunan kualitas air.

E. Efek Deterjen dan Sabun

1. Efek Terhadap Lingkungan

Bahan buangan berupa sabun dan deterjen di dalam air lingkungan akan

mengganggu karena alasan berikut :

a. Larutan sabun akan menaikkan pH air sehingga dapat menggangg kehidupan

organisme di dalam air. Deterjen yang menggunakan bahan non-Fosfat akan

menaikkan pH air sampai sekitar 10,5-11.

b. Bahan antiseptic yang ditambahkan ke dalam sabun/deterjen juga mengganggu

kehidupan mikro organisme di dalam air, bahkan dapat mematikan

c. Ada sebagian bahan sabun atau deterjen yang tidak dapat dipecah (didegradasi)

oleh mikro organisme yang ada di dalam air. Keadaan ini sudah barang tentu

akan merugikan lingkungan.

2. Dampak Pencemaran Air

Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air

minum, meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan

ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.

Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian

telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut

eutrofikasi (eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen

yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi

Page 9: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih

banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan aktivitas bakteri akan menurun.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH,

2004)

- dampak terhadap kehidupan biota air

- dampak terhadap kualitas air tanah

- dampak terhadap kesehatan

- dampak terhadap estetika lingkungan

a. Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan

menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan

mengakibatkan kehidupan dalam air yang membutuhkan oksigen

terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian dapat

pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan

pada tanaman dan tumbuhan air.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara

alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan

air limbah menjadi sulit terurai. Panas dari industri juaga akan membawa

dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan

dahulu.

b. Dampak terhadap kualitas air tanah

Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal

coliform telah terjadi dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh

suatu survey sumur dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang

mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

c. Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara

lain :

air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen

air sebagai sarang insekta penyebar penyakit

Page 10: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

jumlah air yang tersedia tak cukup, sehingga manusia

bersangkutan tak dapat membersihkan diri

air sebagai media untuk hidup vector penyakit

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne

diseases, atau penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak

terdapat di daerah-daerah. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila

mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam sumber air yang dipakai

masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis

mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan

metazoa.

Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya

Agen Penyakit

Virus

Rotavirus Diare pada anak

Virus Hepatitis A Hepatitis A

Virus Poliomyelitis Polio (myelitis anterior acuta)

Bakteri

Vibrio cholerae Cholera

Escherichia Coli Diare/Dysenterie

Enteropatogenik

Salmonella typhi Typhus abdominalis

Salmonella paratyphi Paratyphus

Shigella dysenteriae Dysenterie

Protozoa

Entamuba histolytica Dysentrie amoeba

Balantidia coli Balantidiasis

Page 11: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

Giarda lamblia Giardiasis

Metazoa

Ascaris lumbricoides Ascariasis

Clonorchis sinensis Clonorchiasis

Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis

Taenia saginata/solium Taeniasis

Schistosoma Schistosomiasis

Sumber : KLH, 2004

d. Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organic yang dibuang ke lingkungan

perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya

ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat

mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga

dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan

tempat sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun

akan menyebabkan penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat

mengurangi estetika.

F. Penetapan Kadar Deterjen dan Sabun

1. Penentuan Surfaktan dengan Metilen Biru

Metode ini membahas tentang perpindahan metilen biru yaitu larutan

kationik dari larutan air ke dalam larutan organik yang tidak dapat campur dengan

air sampai pada titik jenuh (keseimbangan). Hal ini terjadi melalui formasi

(ikatan) pasangan ion antara anion dari MBAS (methylene blue active substances)

dan kation dari metilen biru. Intensitas warna biru yang dihasilkan dalam fase

organik merupakan ukuran dari MBAS (sebanding dengan jumlah surfaktan).

Surfaktan anion adalah salah satu dari zat yang paling penting, alami dan

sintetik yang menunjukkan aktifitas dari metilen biru. Metode MBAS berguna

sebagai penentuan kandungan surfaktan anion dari air dan limbah, tetapi

kemungkin adanya bentuk lain dari MBAS (selain interaksi antara metilen biru

Page 12: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

dan surfaktan anion) harus selalu diperhatikan. Metode ini relatif sangat

sederhana dan pasti. Inti dari metode MBAS ini ada 3 secara berurutan yaitu:

Ekstraksi metilen biru dengan surfaktan anion dari media larutan air ke dalam

kloroform (CHCl3) kemudian diikuti terpisahnya antara fase air dan organik dan

pengukuran warna biru dalam CHCl3 dengan menggunakan alat spektrofotometri

pada panjang gelombang 652 nm (Franson, 1992). Batas deteksi surfaktan anion

menggunakan pereaksi pengomplek metilen biru sebesar 0,026 mg/L, dengan

rata-rata persen perolehan kembali 92,3% (Rudi dkk., 2004).

2. Analisis Spektrofotometri pada Metode MBAS

Spektrometri merupakan metode pengukuran yang didasarkan pada

interaksi radiasi elektromagnetik dengan partikel, dan akibat dari interaksi

tersebut menyebabkan energi diserap atau dipancarkan oleh partikel dan

dihubungkan pada konsentrasi analit dalam larutan.

Prinsip dasar dari spektrofotometri UV-Vis adalah ketika molekul

mengabsorbsi radiasi UV atau visible dengan panjang gelombang tertentu,

elektron dalam molekul akan mengalami transisi atau pengeksitasian dari tingkat

energi yang lebih rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi dan sifatnya

karakteristik pada tiap senyawa. Penyerapan cahaya dari sumber radiasi oleh

molekul dapat terjadi apabila energi radiasi yang dipancarkan pada atom analit

besarnya tepat sama dengan perbedaan tingkat energi transisi elektronnya

(Rudi,2004).

Metilen biru digunakan untuk uji coba bahan pewarna organik. Bahan

pewarna organik yang berwarna biru tua ini, akan menjadi tidak berwarna apabila

oksigen pada sampel (air yang tercemar yang sedang dianalisis) telah habis

dipergunakan (Mahida, 1981).

Surfaktan anion bereaksi dengan warna biru metilen membentuk pasangan

ion baru yang terlarut dalam pelarut organik, intensitas warna biru yang terbentuk

diukur dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 652 nm. Serapan

yang diukur setara dengan kadar surfaktan anion (Anonim, 2009).

a. Prosedur Kerja

1) Pembuatan Kurva Kalibrasi

a) Larutan induk detergent diambil sebanyak 0, 250, 500, 750 dan 1000

mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 500 mL, ditambahkan air

Page 13: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

suling hingga tanda tera, kemudian diaduk hingga homogen.

Diperoleh kadar 0,00; 0,2; 0,4; 1,0; 1,2 dan 2,0 mg/L MBAS.

b) Larutan baku diambil dengan volum masing – masing 100 mL dan

dimasukkan ke dalam corong pemisah 30 mL.

c) Ditambahkan larutan biru methylene sebanyak 25mL.

d) Ditambahkan 10 mL CHCl3 , digojog kuat – kuat selama 30 detik ,

sekali kali buka tutup corong untuk mengeluarkan gas.

e) Didiamkan hingga terjadi pemisahan fase, corong pemisah digoyang

perlahan – lahan, jika terbentuk emulsi, tambahkan sedikit isopropil

alkohol (10 mL), lapisan bawah (CHCl3) dikeluarkan dan ditampung

dalam corong pemisah lain.

f) Ekstraksi diulangi seperti butir 4 dan 5 sebanyak 2 kali dan larutan

ekstrak digabung dengan larutan ekstrak pada butir 5.

g) Ditambahkan 50 mL larutan pencuci ke dalam larutan ekstrak

(kloroform gabungan) dan digojog kuat – kuat selama 30 detik.

h) Didiamkan sampai terjadi pemisahan fase, corong digoyangkan

perlahan – lahan, lapisan bawah (Chloroform) dikeluarkan melalui

serabut kaca, dimasukkan ke dalam labu ukur (jaga agar lapisan air

tidak terbawa).

i) Ekstraksi diulangi terhadap larutan pencuci dengan kloroform seperti

butir 4 dan 5 sebanyak 2 kali.

j) Serabut kaca dicuci dengan kloroform sebanyak 5 mL dan digabung

dengan larutan ekstrak diatas.

k) Larutan ekstrak dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL dan

ditambahkan kloroform sampai tanda tera.

l) Larutan ekstrak dimasukkan kedalam cuvet pada alat

spektrofotometer , dibaca dan dicatat absorbansinya pada panjang

gelombang 652 nm, pembacaan dilakukan tidak lebih dari 3 jam

setelah ektraksi.

m) Apabila perbedaan hasil pengukuran serapan masuk secara duplo

lebih besar dari 2% periksa alat dan ulangi pekerjaan dari langkah

awal, apabila lebih kecilatau sama dengan 2% , rata – ratakan hasil.

n) Kurva kalibrasi dibuat dari data 13 dan ditentukan persamaan

garisnya.

Page 14: Tugas Kimia Air Makanan Dan Minuman Perbedaan Detergen Dan Sabun

2) Prosedur Uji Kadar Surfaktan

a) Sampel diambil masing – masing 100 mL dan dimasukkan ke dalam

corong pemisah 500 mL.

b) Ditambahkan larutan biru methylene sebanyak 25 mL.

c) Ditambahkan 50 mL kloroform , digojog kuat – kuat selama 30 detik ,

sekali kali buka tutup corong untuk mengeluarkan gas.

d) Didiamkan hingga terjadi pemisahan fase, corong pemisah

digoyangkan perlahan – lahan.

e) Ditambahkan 50 mL larutan pencuci ke dalam larutan ekstrak

(kloroform gabungan) dan digojog kuat – kuat selama 30 detik.

f) Didiamkan sampai terjadi pemisahan fase, digoyang perlahan –

lahan , lapisan bawah (kloroform) dikeluarkan melalui serabut kaca,

dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL (jaga agar lapisan air tidak

terbawa).

g) Larutan ekstrak dimasukkan ke dalam kuvet pada alat

spektrofotometer , dibacan dan dicatat absorbansinya pada panjang

gelombang 652 nm, pembacaan dilakukan tidak lebih dari 3 jam

setelah ektraksi.