tugas kimia
-
Upload
ummushabiha -
Category
Documents
-
view
263 -
download
7
description
Transcript of tugas kimia
MAKALAH KIMIA DASAR
SISTEM PERIODIK UNSUR
Oleh :
REZA NOVALDHY (D111 14 038)
VIRGINIA VELMA ASTANI (D111 14 039)
WIRYANTO CHANDRA (D111 14 301)
UMMU SHABIHA (D111 14 302)
M RIDHA ASLAM (D111 14 303)
TEKNIK SIPIL KELAS B
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
hanya karena rahmat dan hidayat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah
yang membahas Sistem Periodik Unsur.
Adapun penyusunan makalah ini ditujukan sebagai tugas perbaikan nilai
mata kuliah kimia dasar. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menemukan
berbagai kendala-kendala seperti, kurangnya referensi yang dimiliki penulis. “Tak
ada gading yang takkan retak”, pepatah itu dapat menyimbolkan betapa segala
sesuatu itu tidak ada yang luput dari kesalahan. Namun, berkat bantuan dan
semangat dari berbagai pihak, Alhamdulillah penulis dapat menyajikan makalah
ini.
Menyadari kekurangan dan keterbatasan yang ada, tim penulis
mengharapkan adanya saran dan kritik guna perbaikan untuk mengarah pada
kesempurnaan.
Akhir kata, semoga apa yang kami berikan ini dapat menghasilkan manfaat
yang dapat berguna bagi kita semua.
Gowa, 27 Mei 2015
Penulis
PENDAHULUAN
Unsur kimia atau hanya disebut unsur adalah zat kimia yang tak dapat dibagi
lagi menjadi zat yang lebih kecil,atau tak dapat diubah menjadi zat kimia lain
dengan menggunakan metode kimia biasa. Partikel terkecil dari unsur adalah
atom. Sebuah atom terdiri atas inti atom (nukleus) dan dikelilingi oleh elektron.
Inti atom terdiri atas sejumlah proton dan neutron. Hingga saat ini diketahui
terdapat kurang lebih 117 unsur di dunia.
Hal yang membedakan unsur satu dengan lainnya adalah jumlah proton dalam
inti atom tersebut. Misalnya,seluruh atom karbon memiliki proton sebanyak 6
buah,sedangkan atom oksigen memiliki proton sebanyak 8 buah. Jumlah proton
pada setiap atom dikenal dengan istilah nomor atom (Z).
Namun demikian,atom-atom pada unsur yang sama tersebut dapat memiliki
jumlah neutron yang berbeda,hal ini dikenal dengan sebutan Isotop. Massa atom
sebuah unsur (A) adalah massa rata-rata atom suatu unsur pada alam. Karena
massa elektron sangatlah kecil,dan massa neutron hampir sama dengan massa
proton,maka massa atom biasanya dinyatakan dengan jumlah proton dan neutron
pada inti atom,pada Isotop yang memiliki kelimpahan terbanyak di alam. Ukuran
massa atom adalah satuan massa atom (amu). Beberapa Isotop bersifat radioaktif
dan mengalami penguraian (peluruhan) terhadap radiasi partikel alfa atau beta.
Unsur paling ringan adalah hidrogen dan helium. Hidrogen dipercaya sebagai
unsur yang ada pertama kali di jagad raya setelah terjadi Big Bang. Seluruh unsur-
unsur berat secara alami terbentuk (baik secara alami ataupun buatan) melalui
berbagai metode nukleosintesis. Hingga tahun 2005,dikenal 118 unsur yang
diketahui,93 nsur diantaranya terdapat di alam, dan 23 unsur merupakan unsur
buatan. Unsur buatan pertama kali diduga adalah teknetium pada taun 1937.
Seluruh unsur buatan adalah radioaktif dengan waktu paruh yang pendek,sehingga
atom-atom tersebut yang terbentuk secara alami sepertinya telah terurai.
Daftar unsur dapat dinyatakan dengan nama,simbol,atau nomor atom. Dalam
tabel periodik,disajikan pula pengelompokan unsur-unsur yang memiliki sifat-
sifat kimia yang sama Pengelompokan unsur-unsur kimia terus berkembang
seiring dengan penemuan unsur kimia dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Pengelompokan unsur-unsur kimia ini menghasilkan suatu tabel periodik yang
berisi data dan informasi yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang
berkaitan dengan kimia. Seperti perhitungan jumlah proton,elektron,dan neutron
suatu atom,susunan elektron dalam atom (konfigurasi elektron),massa atom relatif
unsur dan kelompok unsur dalam Isotop,Isobar,dan Isoton.
Pengelompokan unsur pun mengalami perkembangan dari pengelompokan
unsur yang dilakukan oleh para ahli Arab dan Persia, Lavoisier,
Dalton, Dobereiner, Newlands, Mendeleyev, Lothar Meyer, Moseley hingga
sistem periodik modern yang kita pakai hingga sekarang. Puncak dari usaha
tersebut adalah terciptanya suatu tabel unsur yang disebut sistem periodik unsur.
PEMBAHASAN
1. Perkembangan Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik unsur adalah sebuah tabel yang memuat seluruh unsur
kimia yang dikenal oleh IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry). Di dalam tabel periodik,unsur-unsur kimia dikelompokan
berdasarkan kesamaan sifatnya. Dengan memanfaatkan tabel periodik,kita dapat
membuat klasifikasi,penafsiran,dan perkiraaan yang sistematik dari semua
informasi kimia. Selain itu,kita juga dapat lebih mudah mempelajari struktur
atom.
Mulanya, unsur hanya digolongkan menjadi logam dan nonlogam. Dua
puluh unsur yang dikenal pada masa itu mempunyai sifat yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Setelah John Dalton mengemukakan teori atom maka
terdapat perkembangan yang cukup berarti dalam pengelompokan unsur-unsur.
Penelitian Dalton tentang atom menjelaskan bahwa setiap unsur mempunyai
atom-atom dengan sifat tertentu yang berbeda dari atom unsur lain. Hal yang
membedakan diantara unsur adalah massanya.
Pada awalnya massa atom individu belum bisa ditentukan karena atom
mempunyai massa yang amat kecil sehingga digunakan massa atom relatif yaitu
perbandingan massa antar atom. Berzelius pada tahun 1814 dan P.Dulong dan
A.Petit pada tahun 1819 melakukan penentuan massa atom relatif berdasarkan
kalor jenis unsur. Massa atom relatif termasuk sifat khas atom karena setiap unsur
mempunyai massa atom relatif tertentu yang berbeda dari unsur lainnya.
Penelitian selanjutnya melibatkan Lavoisier yang mengelompokan unsur
berdasarkan sifat kimianya. Lalu, Dobereiner, Newlands, Mendeleev, dan Lothar
Meyer yang mengelompokan unsur berdasarkan massa atom relatif. Seorang ahli
geologi Perancis, Alexander Beguyern yang mengelompokan unsur-unsur kimia
berdasarkan kenaikan berat atom. Dan Moseley yang mengelompokan unsur-
unsur kimia berdasarkan sifat fisis dan kimia yang diurutkan berdasarkan
kenaikan nomor atom dalam bentuk tabel periodik yang selanjutnya
disempurnakan oleh Seaborg dan lebih dekenal sebagai Tabel Periodik Modern.
Pada awalnya unsur-unsur dipelajari secara terpisah. Ketika jumlah unsur
yang ditemukan cukup banyak, hal ini menyulitkan para ilmuwan untuk
mempelajari. Kimiawan dari Arab dan Persia mulai mengelompokkan unsur
berdasarkan sifat kelogamannya.
Sifat Fisika Logam Sifat Fisika Non-Logam
Mengilap Tidak mengilap
Berwujud padat Dapat berwujud padat, cair, atau gas
Mudah ditempa/dibentuk Rapuh dan sulit dibentuk
Penghantar listrik yang baik Bukan penghantar listrik yang baik
Lavoisier masih menganggap cahaya dan kalori sebagai zat/unsur dan
beberapa senyawa sebagai unsur. Oleh Lavoisier berdasarkan sifat kimia zat-zat
dibagi menjadi unsur gas, logam, nonlogam, dan tanah.
Menurut Dalton, atom dari unsur yang berbeda mempunyai sifat dan
massa atom yang berbeda. Massa atom adalah perbandingan massa atom unsur
tersebut terhadap massa atom unsur hidrogen. Dalton kemudian mengelompokkan
36 unsur yang ada berdasarkan kenaikkan massa atomnya. Meskipun kemudian
penentuan massa atom tersebut salah. Berikut perkembangan sistem periodik
unsur.
a. Triade Dobereiner
Upaya untuk mengelompokkan unsur-unsur ke dalam kelompok-
kelompok tertentu sebenarnya sudah dilakukan para ahli sejak dulu, tetapi
pengelompokan masa itu masih sederhana. Pengelompokan yang paling
sederhana ialah membagi unsur ke dalam kelompok logam dan nonlogam.
Seiring perkembangan ilmu kimia, usaha pengelompokan unsur-unsur
yang semakin banyak tersebut dilakukan oleh para ahli dengan berbagai
dasar pengelompokan yang berbeda-beda, tetapi tujuan akhirnya sama, yaitu
mempermudah dalam mempelajari sifat-sifat unsur.
Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner melihat adanya
kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu mengelompokkannya menurut
kemiripan sifat yang ada. Ternyata tiap kelompok terdiri atas tiga unsur,
sehingga disebut Triade.
Kimiawan ini mengemukakan bahwa:
Unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat disusun berdasarkan massa
atomnya dalam satu triade yaitu setiap kelompok terdiri atas tiga unsur.
Unsur yang di tengah mempunyai Ar rata-rata dari jumlah Ar kedua unsur
yang mengapitnya.
Ternyata terdapat kecenderungan di mana massa atom unsur yang di
tengah merupakan rata-rata massa atom 2 unsur yang mengapit.
Contoh:
Dobereiner menggolongkan tiga logam yang reaktif dan lunak: litium,
natrium, dan kalium. Selain memiliki sifat-sifat kimia yang serupa, massa atom
unsur di posisi tengah dari tiap-tiap triade merupakan rata-rata dari dua
senyawa lainnya. Dobereiner mempublikasikan “hukum triade” pada tahun
1829
Adapun daftar unsur triade sebagai berikut.
Triade 1 Triade 2 Triade 3 Triade 4 Triade 5
Li Ca S Cl Mn
Na Sr Se Br Cr
K Ba Te I Fe
Sistem triad ini ternyata ada kelemahannya. Sistem ini kurang efisien
karena ternyata ada beberapa unsur lain yang tidak termasuk dalam satu triad,
tetapi mempunyai sifat-sifat mirip dengan triad tersebut.
b. Teori Oktaf Newlands
Tahun 1864, ahli Kimia asal Inggris bernama John Alexander Reina
Newlandsmengumumkan penemuannya yang disebut hukum Oktaf. Unsur-
unsur tersebut disusun berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya. Newlands
mengamati ada pengulangan secara teratur keperiodikan sifat unsur. Unsur ke-
8 mempunyai sifat mirip dengan unsur ke-1. Begitu juga unsur ke-9 mirip
sifatnya dengan unsur ke-2.
Kecenderungan tersebut dinyatakan sebagai hukum Oktaf Newland,
yaitu: Jika unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atom maka sifat
Triade Massa Atom
Li 7
Na 23
K 39
unsur tersebut akan berulang setelah unsur kedelapan. Hukum ini juga
mempunyai kelemahan karena hanya berlaku untuk unsur-unsur ringan. Jika
diteruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan. Misalnya, Zn
mempunyai sifat yang cukup berbeda dengan Be, Mg, dan Ca.
Do
1
Re
2
Mi
3
Fa
4
Sol
5
La
6
Si
7
H Li Be Ba C N O
F Na Mg L Si P S
Cl K Ca Cr Ti Mn Fe
Co,Ni Cu Zn Y In As Se
Br Rb Sr Ce,La Zr Di,Mo Ro,Ru
Pd Ag Cd U Sn Sn I
Te Cs Ba,V Ta W Nb Au
Pt,Ir Os Hg Tl Pb Bi Th
Pada saat daftar Oktaf Newlands disusun, unsur-unsur gas mulia (He,
Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) belum ditemukan. Ternyata pengelompokan ini hanya
sesuai untuk unsur-unsur ringan (Ar rendah). Pada kenyataannya pengulangan
sifat unsur tidak selalu terjadi pada unsur ke-8. Hal ini ditunjukkan oleh
Lothar Meyer (1864) yang melakukan pengamatan hubungan antara
kenaikkan massa atom dengan sifat unsur. Meyer melihat pengulangan sifat
unsur tidak selalu terjadi setelah 8 unsur. Berdasarkan kurva tersebut ia
melihat adanya keteraturan unsur-unsur dengan sifat yang mirip.
c. Hukum Mendeleyev
Sesuai kegemarannya bermain kartu, seorang sarjana asal Rusia
bernama Dmitri Ivanovich Mendeleyev (1869) mengumpulkan informasi
sebanyak-banyaknya tentang unsur, kemudian ia menulis pada kartu-kartu.
Kartu-kartu unsur tersebut disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan
kemiripan sifat. Kartu-kartu unsur yang sifatnya mirip terletak pada kolom
yang sama yang kemudian disebut golongan. Sedangkan pengulangan sifat
menghasilkan baris yang disebut periode. Berdasarkan pengamatannya
terhadap 63 unsur yang sudah dikenal ketika itu, menyimpulkan bahwa sifat-
sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa atom relatifnya dan persamaan
sifat.
Berikut adalah tabel sistem periodik Mendeleyev:
Dalam mengelompokkan unsur-unsur, Mendeleyev lebih menekankan
pada persamaan sifat unsur dibandingkan dengan kenaikan massa atom
relatifnya, sehingga terdapat tempat-tempat kosong dalam tabel periodik
tersebut. Tempat-tempat kosong ini yang kemudian diramalkan akan diisi
unsur-unsur yang waktu itu belum ditemukan. Di kemudian hari ramalan itu
terbukti dengan ditemukannya unsur-unsur yang mempunyai sifat-sifat yang
mirip sesuai ramalannya, seperti ekasilikon.
SIFAT EKA SILIKON GERMANIUM (Ge)
Massa Atom (Ar) 72 72,59
Kerapatan (gram cm-3) 1,9 1,88
Titik Lebur (0C) Tinggi 947
Sifat Fisik pada Suhu
Kamar
Abu-abu Abu-abu putih
Reaksi dengan Asam Sangat lemah Bereaksi dengan asam
pekat
Reaksi dengan Basa Sangat lemah Bereaksi dengan
alkali pekat
Jumlah Ikatan dalam
Senyawa
4 4
Rumus Klorida EsCl4 GeCl4
Titik Didih Kloridanya 100 84
Mendeleyev menyajikan hasil kerjanya pada Himpunan Kimia Rusia
pada awal tahun 1869, dan tabel periodik Julius Lothar Meyer baru muncul
pada bulan Desember 1869. Sistem periodik Mendeleev pertama kali
diterbitkan dalam jurnal ilmiah Annalen der Chemie pada tahun 1871. Hal
penting yang terdapat dalam sistem periodik Mendeleev antara lain sebagai
berikut:
1. dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai selisih
paling kurang dua atau satu satuan;
2. Terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan, seperti 44,
68, 72, dan 100;
3. Dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti ekasilikon;
4. Dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif beberapa
unsur, contohnya Cr = 52,0 bukan 43,3.
Kelebihan Sistem Periodik Mendeleyev:
1. Dapat meramalkan tempat kosong untuk unsur yang belum ditemukan
(diberi tanda ?).
2. Menyajikan data massa atom yang lebih akurat, seperti Be dan U.
3. Periode 4 dan 5 mirip dengan Sistem Periodik Modern. Contoh: K dan Cu
sama-sama berada di periode 4 golongan I. Dalam Sistem Periodik
Modern K digolongan IA dan Cu di golongan IB.
4. Penempatan gas mulia yang baru ditemukan tahun 1890–1900 tidak
menyebabkan perubahan susunan Sistem Periodik Mendeleyev.
Kelemahan Tabel Periodik Mendeleyev sebagai berikut:
1. Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.
2. Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya,
contoh : Te (128) sebelum I (127).
3. Selisih massa unsur yang berurutan tidak selalu 2, tetapi berkisar antara 1
dan 4 sehingga sukar meramalkan massa unsur yang belum diketahui
secara tepat.
4. Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya.
5. Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak
dijelaskan.
d. Sistem Periodik Modern
Tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur
dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Moseley berhasil
menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang
terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan
kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom.
Telurium mempunyai nomor atom 52 dan iodin mempunyai nomor atom 53.
Tabel periodik modern yang disebut juga tabel periodik bentuk
panjang, disusun menurut kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Tabel
periodik modern ini dapat dikatakan sebagai penyempurnaan Tabel Periodik
Mendeleyev.
Tabel periodik bentuk panjang terdiri atas lajur vertikal (golongan)
yang disusun menurut kemiripan sifat dan lajur horizontal (periode) yang
disusun berdasarkan kenaikan nomor atomnya.
A. Golongan
Golongan adalah unsur-unsur dalam SPU ke arah tegak (vertikal) ditulis
dalam angka Romawi terdiri atas 18 golongan. Secara garis besar unsur-unsur
dalam Tabel Periodik Modern dibagi dalam 2 golongan, yaitu:
1. Golongan Utama (A), terdiri atas:
a. Golongan IA disebut alkali
b. Golongan IIA disebut alkali tanah
c. Golongan IIIA disebut golongan boron/aluminium
d. Golongan IVA disebut golongan karbon/silicon
e. Golongan VA disebut golongan nitrogen/fosfor
f. Golongan VIA disebut golongan oksigen/sulfur
g. Golongan VIIA disebut golongan halogen
h. Golongan VIIIA/O disebut golongan gas mulia/inert
2. Golongan Tambahan/Transisi (B)
a. Golongan Transisi terdiri dari golongan IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB,
VIIIB, VIIIB (VIII), IB, dan IIB.
b. Golongan Transisi Dalam ada dua deret yaitu Deret Lantanida dan
Deret Aktinida.
Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip
sifatnya, yaitu unsur-unsur Lantanida. Demikian juga pada periode 7 yaitu
unsur-unsur Aktinida. Supaya tabel tidak terlalu panjang, unsur-unsur
tersebut ditempatkan tersendiri pada bagian bawah sistem periodik.
Golongan B terletak di antara Golongan IIA dan IIIA. Unsur-unsur yang
berada dalam satu golongan mempunyai persamaan sifat karena mempunyai
elektron valensi (elektron di kulit terluar) yang sama.
B. Periode
Periode adalah susunan unsur-unsur SPU dalam bentuk horizontal yang
terdiri atas :
1. Periode 1 sebanyak 2 unsur
2. Periode 2 sebanyak 8 unsur
3. Periode 3 sebanyak 8 unsur
4. Periode 4 sebanyak 18 unsur
5. Periode 5 sebanyak 18 unsur
6. Periode 6 sebanyak 32 unsur
7. Periode 7 belum lengkap
2. Hubungan Konfigurasi Elektron dengan Sistem Periodik
Konfigurasi elektron merupakan susunan elektron-elektron dalam kulit-
kulit atau subkulit-subkulit. Pengisian elektron dimulai dari tingkat energi (kulit)
yang paling rendah yaitu kulit K. Tiap kulit maksimum mampu menampung
2n2 elektron, n adalah nomor kulit.
Kulit K (n = 1) maksimum menampung elektron 2 x 12 = 2
Kulit L (n = 2) maksimum menampung elektron 2 x 22 = 8
Kulit M (n = 3) maksimum menampung elektron 2 x 32 = 18
Kulit N (n = 4) maksimum menampung elektron 2 x 42 = 32
Perhatikanlah konfigurasi elektron IA dan IIA berikut :
Golongan IA
Periode UnsurNomor
Atom
Kulit
K L M N O P Q
1
2
3
4
5
6
7
Hidrogen
Litium
Natrium
Kalium
Rubidium
Sesium
Fransium
1
3
11
19
37
55
87
1
2
2
2
2
2
2
1
8
8
8
8
8
1
8
18
18
18
1
8
18
32
1
8
18
1
8 1
Golongan IIA
Periode UnsurNomor
Atom
Kulit
K L M N O P Q
1
2
3
4
5
-
Berilium
Magnesium
Kalsium
Strontium
-
4
12
20
38
2
2
2
2
2
8
8
8
2
8
18
2
8 2
6
7
Barium
Radium
56
88
2
2
8
8
18
18
18
32
8
18
2
8 2
Maka dari tabel di atas, dapat dilihat hubungan antara konfigurasi elektron
dengan letak unsur (nomor periode dan golongan) dalam sistem periodik sebagai
berikut:
Jumlah kulit = nomor periode
Jumlah elektron valensi = nomor golongan
Hal yang sama berlaku untuk semua golongan utama (golongan A),
kecuali Helium (He) yang terletak pada golongan VIIIA tetapi mempunyai
elektron valensi 2. Adapun untuk unsur-unsur golongan transisi (golongan B)
tidak demikian halnya. Jumlah kulit memang sama dengan nomor periode, tetapi
jumlah elektron valensi (elektron terluar) tidak sama dengan nomor golongan.
Unsur-unsur golongan transisi mempunyai 1 atau 2 elektron valensi.
Pembagian unsur yaitu :
Unsur Utama (Representatif)
Unsur-unsur utama adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya
berakhir pada subkulit s atau subkulit p.
Aturan penomoran golongan unsur utama adalah:
a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron di kulit terluar.
b. Nomor golongan dibubuhi huruf A (sistem Amerika).
Unsur Transisi (Peralihan)
Unsur-unsur transisi adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya
berakhir pada subkulit d. Berdasarkan prinsip Aufbau, unsur-unsur transisi baru
dijumpai mulai periode 4. Pada setiap periode kita menemukan 10 buah unsur
transisi, sesuai dengan jumlah elektron yang dapat ditampung pada subkulit d.
Diberi nama transisi karena terletak pada daerah peralihan antara bagian kiri dan
kanan sistem periodik. Aturan penomoran golongan unsur transisi adalah:
a. Nomor golongan sama dengan jumlah elektron pada subkulit s ditambah d.
b. Nomor golongan dibubuhi huruf B.
Unsur Transisi Dalam
Unsur-unsur transisi dalam adalah unsur-unsur yang pengisian elektronnya
berakhir pada subkulit f. Unsur-unsur transisi-dalam hanya dijumpai pada periode
keenam dan ketujuh dalam sistem periodik, dan ditempatkan secara terpisah di
bagian bawah. Sampai saat ini, unsur-unsur transisi-dalam belum dibagi menjadi
golongan-golongan seperti unsur utama dan transisi. Unsur-unsur ini baru dibagi
menjadi dua golongan besar, yaitu unsur lantanida dan unsur aktinida. Unsur-
unsur lantanida (seperti lantanum), adalah unsur-unsur yang elektron terakhirnya
mengisi subkulit 4f dan unsur-unsur aktinida (seperti aktinum), adalah unsur-
unsur yang elektron terakhirnya mengisi subkulit 5f.
Pembagian Unsur-Unsur Menurut Blok s, p, d, dan f
Berdasarkan kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat dikelompokan
unsur-unsur tersebut dalam blok berikut :
a. Blok s
Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital s terletak pada
golongan IA dan IIA, kecuali unsur H dan He. Unsur-unsur ini merupakan logam
yang reaktif. Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx, maka unsur tersebut
terletak pada golongan xA.
b. Blok p
Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital p, terdapat dalam
golongan IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIII. Golongan unsur-unsur ini
meliputi logam, metaloid, dan non logam. Misal konfigurasi elektron terluar
adalah npy, maka unsur tersebut terletak pada golongan (2 + y) A.
c. Blok d
Konfigurasi elektron terluar d terdapat dalam unsur-unsur transisi, yaitu golongan
IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB. Misal konfigurasi elektron terluar
adalah nsx (n-d)z, maka unsur tersebut terletak pada golongan (x + z) B. Jika x + z
= 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka unsur terletak pada golongan VIIIB; x + z =
11, maka unsur terletak pada golongan IB; x + z = 12, maka unsur terletak pada
golongan IIB.
d. Blok f .
Blok f merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida. Golongan ini disebut
juga golongan transisi dalam.
3. Sifat-Sifat Periodik Unsur
Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan
sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Sifat periodik yang akan dibahas di
sini meliputi sifat atom yang berhubungan langsung dengan struktur atomnya,
mencakup jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.
A. Jari-Jari Atom
Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit terluar. Bagi unsur-
unsur yang segolongan, jari-jari atom makin ke bawah makin besar sebab
jumlah kulit yang dimiliki atom makin banyak, sehingga kulit terluar makin
jauh dari inti atom.
Unsur-unsur yang seperiode memiliki jumlah kulit yang sama. Akan
tetapi, tidaklah berarti mereka memiliki jari-jari atom yang sama pula.
Semakin ke kanan letak unsur, proton dan elektron yang dimiliki makin
banyak, sehingga tarik-menarik inti dengan elektron makin kuat. Akibatnya,
elektron-elektron terluar tertarik lebih dekat ke arah inti. Jadi, bagi unsur-
unsur yang seperiode, jari-jari atom makin ke kanan makin kecil.
Dalam satu golongan, k onfigurasi unsur-unsur satu golongan mempunyai
jumlah elektron valensi sama dan jumlah kulit bertambah. Akibatnya, jarak
elektron valensi dengan inti semakin jauh, sehingga jari-jari atom dalam satu
golongan makin ke bawah makin besar.
Berikut adalah jari-jari atom (Å) dari beberapa unsur:
Li 1,55
Na 1,90
K 2,35
Rb 2,48
Cs 2,67
Be 1,12
Mg 1,60
Ca 1,98
Sr 2,15
Ba 2,21
B 0,98
Al 1,43
Ga 1,22
In 1,41
Tl 1,75
C 0,77
Si 1,11
Ge 1,22
Sn 1,41
Pb 1,75
N 0,75
P 1,06
As 1,19
Sb 1,38
Bi 1,46
O 0,74
S 1,02
Se 1,16
Te 1,35
F 0,72
Cl 0,99
Br 1,14
I 1,33
B. Energi IonisasiEnergi ionisasi (kJ/mol) adalah energi minimum yang diperlukan untuk
melepaskan elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yang
diperlukan untuk melepaskan elektron kedua disebut energi ionisasi kedua dan
seterusnya. Bila tidak ada keterangan khusus maka yang disebut energi
ionisasi adalah energi ionisasi pertama. Dapat disimpulkan keperiodikan
energi ionisasi sebagai berikut.
a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakin
berkurang.
b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung
bertambah.
Dalam satu golongan energi ionisasi dari atas ke bawah cenderung makin
kecil, karena jari-jari atom bertambah besar. Meskipun jumlah muatan positif
dalam inti bertambah tetapi gaya tarik inti terhadap elektron terluar makin
lemah karena jari-jari makin panjang. Akibatnya energi ionisasi makin
berkurang. Dalam satu periode energi ionisasi unsur dari kiri ke kanan makin
besar. Bertambahnya jumlah muatan positif dalam inti dan jumlah kulit tetap
menyebabkan gaya tarik inti makin kuat. Akibatnya energi ionisasi makin
bertambah.
C. Afinitas ElektronAfinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atom netral
dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehingga terbentuk ion
negatif. Afinitas elektron (kJ/mol) adalah energi yang terlibat (dilepas atau
diserap) ketika satu elektron diterima oleh atom suatu unsur dalam keadaan
gas.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakin
kecil. Muatan inti bertambah positif, jari-jari atom makin besar, dan gaya tarik
inti terhadap elektron yang ditangkap makin lemah. Akibatnya afinitas
elektron berkurang.
Adapun afinitas elektron dalam satu periode afinitas elektron unsur dari
kiri ke kanan cenderung bertambah. Muatan inti bertambah positif sedang
jumlah kulit tetap menyebabkan gaya tarik inti terhadap elektron yang
ditangkap makin kuat. Akibatnya afinitas elektron cenderung bertambah.
Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakan
dengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil,
energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda positif
(+). Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkan
dengan energi ionisasi. Unsur-unsur halogen (Gol. VII A) mempunyai afinitas
elektron paling besar/paling negatif yang berarti paling mudah menerima
elektron.
D. KeelektronegatifanKeelektronegatifan adalah kecenderungan/kemampuan atom untuk
menarik elektron dalam suatu ikatan kimia. Semakin besar keelektronegatifan
suatu atom berarti dalam ikatan kimia atom tersebut cenderung menarik
elektron dari atom yang lain. Sebagai contoh dalam ikatan H dan Cl, atom Cl
cenderung menarik elektron dari H, jadi Cl lebih elektronegatif dari H. Unsur-
unsur golongan VIIIA (Gas Mulia) sulit membentuk ikatan kimia/tidak reaktif,
jadi keelektronegatifannya sangat rendah. Menurut Pauling,
keelektronegatifan unsur gas mulia adalah nol. Artinya, gas mulia tidak
mempunyai kemampuan untuk menarik elektron.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah keelektronegatifan semakin
berkurang. Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifan semakin
bertambah. Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untuk
menetukan/membandingkan keelektronegatifan unsur-unsur. Energi ionisasi
dan afinitas elektron berkaitan dengan besarnya daya tarik elektron. Semakin
besar daya tarik elektron semakin besar energi ionisasi, juga semakin besar
(semakin negatif) afinitas elektron. Jadi, suatu unsur (misalnya fluor) yang
mempunyai energi ionisasi dan afinitas elektron yang besar akan mempunyai
keelektronegatifan yang besar.
Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudah
mementuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung
makin sulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah
membentuk ion positif.
Sifat-Sifat Unsur
Dengan mengetahui letak periode dan golongan suatu unsur dalam
tabel periodik, kita dapat mengetahui sifat-sifat unsur tersebut. Nomor atom
menentukan jumlah elektron dan jumlah elektron menentukan konfigurasi
elektron yang menentukan periode dan golongan unsur. Sementara itu, periode
dan golongan menentukan sifat-sifat unsur.
Sifat unsur dibedakan menjadi dua, yaitu unsur logam dan nonlogam.
Unsur logam dan nonlogam menempati posisi yang khas di dalam tabel
periodik. Unsur-unsur logam terdapat di sebelah kiri sedangkan unsur-unsur
nonlogam terdapat di sebelah kanan tabel periodik. Ditinjau dari konfigurasi
elektron, unsur logam cenderung melepaskan elektron (energi ionisasi kecil),
sedangkan unsur nonlogam menangkap elektron (keelektronegatifan besar).
Sifat ini didasarkan pada mudah atau sukarnya atom unsur melepaskan
atau menangkap elektron. Jika atom mudah melepaskan elektron, maka unsur
tesebut digolongkan logam. Sedangkan jika cenderung mudah menangkap
electron digolongkan nonlogam.
Dari kiri ke kanan, sifat logam makin berkurang, sedang sifat non
logam makin bertambah. Sifat non logam dan logam dalam sistem periodik
dipisahkan oleh diagonal sistem periodik. Unsur-unsur di sekitar diagonal
disebut unsur metaloid yang dapat bersifat logam maupun non logam.
Dalam satu golongan sifat logam unsur bertambah dari atas ke bawah.
Dari atas ke bawah energi ionisasi unsur berkurang sehingga makin mudah
melepas elektron, sifat logam bertambah. Demikian juga nilai afinitas elektron
makin berkurang sehingga makin sulit bagi unsur untuk menangkap elektron.
Sifat nonlogam berkurang. Dalam satu periode sifat logam berkurang dari kiri
ke kanan. Energi ionisasi unsur bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin
sulit bagi unsur untuk melepas elektron. Berarti sifat logam makin berkurang.
Nilai afinitas elektron bertambah dari kiri ke kanan, sehingga makin mudah
bagi unsur untuk menarik elektron. Akibatnya sifat nonlogam makin
berkurang. Kecenderungan ini tidak berlaku bagi unsur-unsur transisi
Unsur bagian kiri tabel periodik (IA dan IIA) memiliki sifat logam
paling kuat, sedangkan unsur-unsur paling kanan (VIIA) mempunyai sifat
nonlogam paling kuat. Antara unsur logam dan nonlogam terdapat unsur
peralihan yang mempunyai sifat logam dan nonlogam sekaligus. Unsur-unsur
peralihan mempunyai sifat ganda. Be dan Al merupakan logam yang memiliki
beberapa sifat bukan logam dan disebut unsur amfoter. Di samping itu, B dan
Si merupakan unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat logam, disebut
unsur metaloid.
Selain itu, sifat logam juga berhubungan dengan kereaktifan suatu
unsur. Reaktifartinya mudah bereaksi. Unsur-unsur logam pada sistem
periodik unsur makin ke bawah semakin reaktif (makin mudah bereaksi)
karena semakin mudah melepaskan elektron. Sebaliknya, unsur-unsur bukan
logam pada sistem periodik makin ke bawah makin kurang reaktif (makin
sukar bereaksi) karena semakin sukar menangkap elektron. Jadi, unsur logam
yang paling reaktif adalah golongan IA (logam alkali) dan unsur nonlogam
yang paling reaktif adalah golongan VIIA (halogen).
Makin ke bawah jari-jari atom makin besar, maka makin mudah
melepaskan electron terluarnya, jadi makin bersifat logam.
Titik Didih dan Titik Leleh. Sifat ini merupakan sifat fisik unsur.
Mendidih adalah perubahan cair menjadi gas. Meleleh adalah perubahan padat
menjadi cair. Perbedaan wujud ini disebabkan perbedaan jarak antara
atomnya. Ada dua faktor yang mempengaruhi titik didih dan titik leleh
tersebut, yaitu nomor massa dan gaya kohesi. Golongan logam mempunyai
kohesi logam dari atas ke bawah makin berkurang, maka titik didih/titik leleh
makin berkurang.
Golongan nonlogam, karena massa atom dari atas ke bawah makin
besar maka titik didih/titik leleh makin tinggi
Massa Atom Relatif (Ar)
Massa satu atom unsur atau massa satu molekul zat memiliki satuan massa
atom (sma). Penentuan massa atom dilakukan dengan cara membandingkan massa
atom yang akan ditentukan terhadap massa atom unsur yang massanya telah
ditetapkan (massa atom acuan). Dengan cara ini, massa setiap atom dapat
ditentukan.
Pada tahun 1825, Jons Jacob Berzelius mendefinisikan massa atom suatu
unsur sebagai perbandingan massa satu unsur tersebut terhadap massa satu atom
hidrogen. Jika ada pernyataan bahwa massa atom karbon = 12, maka bisa
diartikan bahwa massa satu atom karbon 12 kali lebih besar daripada massa satu
atom hidrogen.
Atom karbon isotop merupakan atom paling stabil dibandingkan atom-
atom lain, sehingga paling cocok digunakan sebagai standar bagi penentuan harga
massa atom unsur-unsur.
Sejak tahun 1961 IUPAC mendefinisikan massa atom relatif (Ar) suatu
unsur adalah perbandingan massa satu atom unsur tersebut terhadap 1/12 kali
massa satu atom karbon-12 (C-12). Hubungan tersebut dapat dinyatakan:
Ar X = ….
Sejarah Tabel Periodik
Tabel periodik pada mulanya diciptakan tanpa mengetahui struktur
dalam atom, olehnya unsur-unsur diurutkan berdasarkan massa atom lalu dibuat
grafik yang menggambarkan hubungan antara beberapa sifat tertentu dan massa
atom unsur-unsur tersebut, sehingga akan terlihat suatu perulangan
atau periodisitas sifat-sifat tadi sebagai fungsi dari massa atom. Orang pertama
yang mengenali keteraturan tersebut adalah ahli kimia Jerman, yaitu Johann
Wolfgang Döbereiner, yang pada tahun 1829memperhatikan adanya
beberapa triade unsur-unsur yang hampir sama.
Temuan ini kemudian diikuti oleh ahli kimia Inggris, yaitu John Alexander
Reina Newlands, pada tahun 1865 memperhatikan bahwa unsur-unsur yang
bersifat mirip ini berulang dalam interval delapan, lalu ia persamakan dengan
oktaf music, meskipun hukum oktaf-nya diejek oleh rekan sejawatnya. Akhirnya,
pada tahun 1869, ahli kimia Jerman Lothar Mayer dan ahli kimia Rusia Dimitry
Lvanovich Mendeleyev hamper secara bersamaan mengembangkan tabel periodik
pertama, mengurutkan unsure-unsur berdasarkan massanya. Akan tetapi
Mendeleyev meletakkan beberapa unsure menyimpang dari aturan urutan massa
agar unsur-unsur tersebut cocok dengan sifat-sifat tetangganya dalam tabel,
Beberapa triade
Unsur Massa atom Kepadatan
Klorin 35,5 0,00156 g/cm3
Bromin 79,9 0,00312 g/cm3
Iodin 126,9 0,00495 g/cm3
Kalsium 40,1 1,55 g/cm3
Stronsium 87,6 2,6 g/cm3
Barium 137 3,5 g/cm
membetulkan kesalahan beberapa nilai massa atom, dan meramalkan keberadaan
dan sifat-sifat beberapa unsure baru dalam sel-sel kosong di tabelnya. Keputusan
Mendelev itu belakangan terbukti dengan ditemukannya struktur elektronik unsur-
unsur pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Gambar sistem periodik unsur
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Sejarah Penyusunan Sistem Periodik Unsur (online).
http://www.elmoe.info/2014/12/sejarah-penyusunan-sistem-periodik.html.
Diakses pada 27 Mei 2015
Candra, Lela.2014.Sistem Periodik Unsur (online).
http://andellaforester.blogspot.com/2014/04/makalah-spu.html. Diakses
pada 27 Mei 2015.
Sukma, Jayanti.2011.Makalah Kimia Sistem Periodik (online).
http://ummiubay.blogspot.com/2011/05/makalah-kimia-sistem-
periodik.html. Diakses pada 27 Mei 2015.