Tugas Khusus HC
-
Upload
irvankaramy -
Category
Documents
-
view
37 -
download
4
Transcript of Tugas Khusus HC
Nama : Irvan Karamy
NIM : 03101003116
Kelompok : III (tiga)
Tugas Khusus
Penukar Panas Jenis Shell and Tube
1. Pengertian Penukar Panas (Heat Exchanger)
Penukar panas atau dalam industri kimia populer dengan istilah bahasa
Inggrisnya, heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan
perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas maupunsebagai pendingin.
Biasanya, medium pemanas dipakai uap lewat panas (super heated steam) dan air
biasa sebagai air pendingin (cooling water).
Penukar panas dirancang sebisa mungkin agar perpindahan panas
antar fluida dapat berlangsung secara efisien. Pertukaran panas terjadi karena
adanya kontak, baik antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya maupun
keduanya bercampur langsung begitu saja. Penukar panas sangat luas dipakai
dalam industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun petrokimia,industri
gas alam, refrigerasi, pembangkit listrik. Salah satu contoh sederhana dari alat
penukar panas adalah radiator mobil di mana cairan pendingin memindahkan
panas mesin ke udara sekitar..
Menurut Sitompul (1993), peralatan penukar panas adalah suatu peralatan di
mana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang temperaturnya lebih tinggi
kepada fluida lain yang temperaturnya lebih rendah. Klasifikasi peralatan penukar
panas didasarkan pada :
1. Proses perpindahan panas
2. Jumlah fluida yang mengalir
3. Kompak tidaknya luas permukaan
4. Mekanisme perpindahan panas
5. Konstruksi
6. Tipe pelat
7. Pengaturan aliran
2. Jenis-Jenis Penukar Panas
2.1 Shell and Tube
Jenis umum dari penukar panas, biasanya digunakan dalam
kondisi tekanan relatif tinggi, yang terdiri dari sebuah selongsong yang
didalamnya disusun suatu anulus dengan rangkaian tertentu (untuk mendapatkan
luas permukaan yang optimal). Fluida mengalir di selongsong maupun di anulus
sehingga terjadi perpindahan panas antar fluida dengan dinding anulus sebagai
perantara. Beberapa jenis rangkaian anulus misalnya; triangular, segiempat, dll.
2.2 Jenis Plat
Contoh lainnya adalah penukar panas jenis plat. Alat jenis ini terdiri dari
beberapa plat yang disusun dengan rangkaian tertentu, dan fluida mengalir
diantaranya.
2.3. Condenser
Condenser merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk
mendinginkan fluida sampai terjadi perubahan fase dari fase uap menjadi fase
cair. Media pendingin yang dipakai biasanya air sungai atau air laut dengan suhu
udara luar (Sitompul, 1993).
2.4. Chiller
Chiller merupakan alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan
(menurunkan suhu) cairan atau gas pada temperatur yang sangat rendah.
Temperatur pendingin di dalam chiller jauh lebih rendah dibandingkan dengan
pendinginan yang dilakukan oleh pendingin air. Media pendingin yang digunakan
antara lain freon (Sitompul, 1993).
2.5. Reboiler
Reboiler merupakan alat penukar panas yang bertujuan untuk mendidihkan
kembali serta meenguapkan sebagian cairan yang diproses. Media pemanas yang
digunakan antara lain uap (steam) dan minyak (oil). Alat penukar panas ini
digunakan pada peralatan distilasi (Sitompul, 1993).
2.6. Cooler
Cooler adalah alat penukar panas yang digunakan untuk mendinginkan
(menurunkan suhu) cairan atau gas dengan menggunakan air sebagai media
pendingin. Dengan perkembangan teknologi saat ini, media pendingin cooler
menggunakan udara dengan bantuan kipas (fan) (Sitompul, 1993).
2.7. Heat Exchanger
Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang bertujuan memanfaatkan
panas suatu aliran fluida untuk pemanasan aliran fluida yang lain. Dalam hal ini
terjadi 2 fungsi sekaligus yaitu :
- Memanaskan fluida yang dingin
- Mendinginkan fluida yang panas (Sitompul, 1993).
2.8. Heater
Heater merupakan alat penukar kalor yang bertujuan memanaskan (menaikkan
suhu) suatu fluida proses dengan menggunakan media pemanas. Media pemanas
yang biasa digunakan antara lain uap atau fluida panas lain (Sitompul, 1993).
2.9. Thermosiphon dan Forced Circulation Reboiler
Thermosiphon reboiler merupakan reboiler dimana terjadi sirkulasi fluida
yang akan dididihkan dan diuapkan dengan proses sirkulasi alamiah (natural
circulation). Sedangkan Forced Circulation Reboiler adalah reboiler yang sirkulasi
fluida terjadi akibar adanya pompa sirkulasi sehingga menghasilkan sirkulasi
paksaan (forced circulation) (Sitompul, 1993).
2.10. Steam Generator
Alat ini sering disebut sebagai ketel uap dimana terjadi pembentukan uap
dalam unit pembangkit. Panas hasil pembakaran bahan bakar dalam ketel
dipindahkan dengan cara konveksi, konduksi dan radiasi. Berdasarkan sumber
panasnya, steam generator dibagi 2 macam, yaitu :
Steam generator tipe pipa air
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah air ketel, sedangkan
pemanas (berupa nyala api dan gas asap) berada di luar pipa. Hasilnya berupa uap
dengan tekanan tinggi.
Steam generator tipe pipa api
Tipe ini, fluida yang berada di dalam pipa adalah nyala api, sedangkan air
yang akan diuapkan berada di luar pipa dalam bejana khususpemanas (berupa
nyala api dan gas asap) berada di luar pipa (Sitompul, 1993).
2.11. WHB (Waste Heat Boiler)
WHB adalah alat penukar panas sejenis dengan ketel uap tetapi memiliki
perbedaan pada sumber panas yang digunakan. Sumber panas pada ketel uap yaitu
hasil pembakaran bahan bakar sedangkan sumber panas pada WHB yaitu
memanfaatkan panas dari gas asap pembakaran atau cairan panas yang diperoleh
dari reaksi kimia (Sitompul, 1993).
2.12. Superheater
Alat penukar panas jenis ini digunakan untuk mengubah uap basah (saturated
steam) pada steam generator (ketel uap) menjadi uap kering (superheated steam)
(Sitompul, 1993).
2.13. Evaporator
Evaporator adalah alat penukar panas yang digunakan untuk menguapkan
cairan yang ada pada larutan sehingga diperoleh larutan yang lebih pekat (mother
liquor) (Sitompul, 1993).
2.14. Vaporizer
Alat penukar panas ini digunakan untuk menguapkan suatu cairan sehingga
fasenya berubah dari cair menjadi gas (Sitompul, 1993).
2.15. Ekonomizer
Ekonomizer (disebut juga pemanas air pengisi ketel uap) digunakan untuk
menaikkan suhu air sebelum air masuk ke dalam ketel uap. Tujuannya untuk
meringankan beban ketel (Sitompul, 1993).
3. Pengenalan Heat Exchanger tipe Shell and Tube
Merupakan salah satu jenis heat exchanger yang sering dipakai di kebanyakan
industry kimia pada umumnya, baik industry pemurnian minyak dan industry
proses kimia skala besar lainnya, yang telah didesain untuk digunakan dalam
kapasitas besar dan tekanan tinggi. Seperti namanya yang khas yaitu shell and
tube, heat exchanger ini terdiri dari 2 perangkat besar yang mendominasi bentuk
dari keseluruhan heat exchanger jenis ini.
Shell yang dalam bahasa Indonesia artinya tempurung, bagian ini didesain
untuk menahan tekanan tinggi, dikarenakan bentuknya seperti tangki yang
letakkan secara horizontal. Kemudian Tube merupakan pipa kecil yang panjang
nya bisa bermeter-meter dengan diameter yang sangat kecil, dimana pipa-pipa ini
terletak didalam shell yang jumlahnya bisa mencapai ratusan bahkan ribuan.
Menurut Sitompul (1993), alat penukar panas tipe shell and tube merupakan
salah satu jenis alat penukar panas berdasarkan konstruksinya. Tipe shell and tube
sering digunakan dalam industri karena memiliki kelebihan bila dibandingkan
dengan tipe lainnya, antara lain :
· Konfigurasi yang dibuat dapat memberikan luas permukaan yang besar (>
200 ft2) dengan volume yang kecil.
· Mempunyai lay-out mekanik yang baik dan bentuknya cukup baik untuk
operasi bertekanan.
· Menggunakan teknik fabrikasi yang sudah mapan.
· Dapat dibuat dari berbagai material.
· Mudah dibersihkan dan konstruksinya sederhana
Menurut Walas (1990) dan Sitompul (1993), pada alat penukar panas tipe
shell and tube terdapat 2 jenis lintasan yaitu :
· Shell pass (lintasan shell)
Merupakan lintasan yang dilakukan oleh fluida sejak masuk mulai saluran
masuk (inlet nozzle) melewati bagian dalam shell dan mengelilingi tube, keluar
dari saluran buang (outlet nozzle) sehingga lintasan ini disebut 1 lintasan shell
atau 1 pass shell.
· Tube pass (lintasan tube)
Merupakan lintasan yang dilakukan oleh fluida masuk ke dalam penukar kalor
melalui salah satu ujung (front head) lalu mengalir ke dalam tube dan langsung ke
luar dari ujung yang lain sehingga disebut 1 pass tube. Apabila fluida tersebut
membelok lagi masuk ke dalam tube sehingga terjadi 2 kali lintasan dalam tube
maka disebut 2 pass tube.
Kemudian dari pada itu pada pemilihan tube tidak bisa asal pilih, Kemampuan
untuk mentransfer panas baik di exchanger karena Ox, bahan tabung harus
memiliki konduktivitas termal yang baik. Karena panas dipindahkan dari panas ke
sisi dingin melalui tabung, ada perbedaan suhu melalui lebar tabung. Karena
kecenderungan bahan tabung untuk memperluas termal berbeda pada berbagai
suhu, tegangan termal terjadi selama operasi.
Ini merupakan tambahan untuk setiap tekanan dari tekanan tinggi dari cairan
sendiri. Bahan tabung juga harus kompatibel dengan shell dan cairan tabung
samping untuk jangka waktu yang lama di bawah kondisi operasi (suhu, tekanan,
pH, dll) untuk meminimalkan kerusakan seperti korosi. Semua persyaratan
menuntut pemilihan hati-hati yang kuat, termal-konduktif, tahan korosi, bahan
tabung berkualitas tinggi, biasanya logam, termasuk paduan tembaga, stainless
steel, baja karbon, non-ferrous paduan tembaga, Inconel, nikel, Pelindung dan
titanium . Pilihan yang buruk pada bahan tabung bisa mengakibatkan kebocoran
melalui tabung antara sisi shell and tube menyebabkan kehilangan cairan
kontaminasi silang dan kemungkinan tekanan dari Terry di sepanjang sisi Ox.
4. Mekanisme kerja sederhana Shell and Tube Heat Exchanger
Sebuah fluida mengalir sepanjang tube, dan fluida lain mengalir diatas ratusan
tube tersebut, yaitu fluida yan gmengalir di dalam shell nya. Sehingga terjadilah
perpindahan panas baik secara konduksi maupun konveksi di dalam heat
exchanger tersebut. Dua cairan, dengan suhu awal yang berbeda, mengalir melalui
penukar panas. Satu mengalir melalui tabung (sisi tube) dan aliran lain di luar
tabung tapi di dalam shell (sisi shell). Panas dipindahkan dari satu fluida ke fluida
lain melalui dinding tabung, baik dari sisi tube ke sisi shell atau sebaliknya.
Fluida dapat berupa cairan atau gas di kedua shell atau sisi tabung. Dalam
rangka untuk mentransfer panas secara efisien, daerah panas yang besar
perpindahan harus digunakan, yang mengarah ke penggunaan tabung banyak.
Dengan cara ini, limbah panas dapat dimanfaatkan. Ini merupakan cara yang
efisien untuk menghemat energy. Penukar panas dengan hanya satu fase (cair atau
gas) di setiap sisi bisa disebut satu-fase atau fase-tunggal penukar panas.
Dua-fase penukar panas dapat digunakan untuk memanaskan cairan mendidih
menjadi gas (uap), kadang-kadang disebut boiler, atau dingin uap mengembun
menjadi cair (kondensor disebut), dengan perubahan fasa biasanya terjadi pada
shell side. Boiler di lokomotif mesin uap biasanya besar, biasanya cylindrically
berbentuk shell-dan-tabung penukar panas.
Dalam pembangkit listrik besar dengan uap-driven turbin, kondensor
permukaan shell-dan-tabung yang digunakan untuk menyingkat uap knalpot
keluar turbin menjadi air kondensat yang didaur ulang kembali untuk diubah
menjadi uap dalam pembangkit uap.
5. TEMA dan Bagian-bagian penting pada shell and tube HE
Selain shell and tube itu sendiri, masih banyak komponen-komponen yang
penting sebagai penyokong performa dari heat exchanger jenis ini, diantaranya
adalah :
5.1 TEMA
TEMA (Tubular Exchanger Manufacturing Assosiation), mengklasifikasikan
HE berdasarkan perencanaan dan pembuatannya menjadi tiga kelas yaitu:
1. Heat exchanger kelas ‘R’ umumnya digunakan untuk industri minyak dan
peralatan untuk proses tersebut
2. Heat exchanger kelas ‘C’ umumnya digunakan untuk keperluan komersil
3. Heat exchanger kelas ‘B’ umumnya digunakan untuk proses kimia.
Klasifikasi heat exchanger berdasarkan jenis alirannya:
1. Heat exchanger counter current (aliraran berlawanan arah)
Jika aliran kedua fluida yang mengalir dalam HE berlawanan arahnya
2. Heat exchanger co-current (aliran searah)
Jika aliran fluida yang didinginkan dengan media pendinginnya searah.
3. Hear exchanger cross current (aliran silang)
Jika aliran fluida yangmengalir dalam HE saling memotong arah
5.2 Tube
Kemampuan melepas atau menerima panas suatu alat penukar panas sangat
dipengaruhi oleh besar kecilnya luasan permukaan (heating surface). Besarnya
luasan permukaan tersebut tergantung panjang, ukuran dan jumlah pipa-pipa yang
akan dipergunakan pada suatu alat penukar panas tersebut.
Untuk mendapatkan pelepasan atau penerimaan panas dari suatu alat penukar
panas dengan sangat baik. Penentuan panjang, ukuran dan jumlah pipa – pipa
harus disesuaikan dengan cara menyusun pipa – pipa tersebut, adapun susunaan
pipa – pipa dapat dilakukan dengan cara – cara sebagai berikut:
- Pipa Dengan Susunan Segitiga (triangular pitch)
Susunan ini sangat popular dan baik digunakan untuk fluida bersih atau fluida
kotor bahkan berlumpur sekalipun (fouling or non fouling). Selain karena susunan
ini yang letaknya sangat kompak, susunan ini juga dapat menghasilkan
perpindahan panas yang baik per satu satuan penurunan tekanan (per unit pressure
drop). Bahkan Koefisien perpindahan panasnya bisa jauh lebih baik dari pipa –
pipa yang di susun secara bujur sangkar (in line squqre pitch).
- Pipa Dengan Susunan Segitiga diputar 300 (in line triangular pitch atau
rotated triangular pitch)
Karena mempunyai karakter yang kurang baik dan memiliki penurunan tekan
yang kurang baik, membuat pipa – pipa yang disusun membentuk 600 atau
diputar hingga 300 (in line triangular pitch) dari susunan segitiga ini, tidak
sepopuler dari susunan dengan jenis segitiga (triangular pitch). Akan tetapi
susunan ini masih lebih baik bila dibandingkan dengan pipa – pipa yang disusun
secara bujur sangkar (in line square pitch).
- Pipa Dengan Susunan Bujur Sangkar (in line square pitch)
Susunan bujur sangkar dengan membentuk sudut 900 (in line square pitch)
banyak dipergunakan dengan pertimbangan – pertimbangan seperti berikut ini:
1. Apabila penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi pada alat penukar
panas itu sangat kecil.
2. Apabila pembersihan pada bagian pipa – pipa dilakukan dengan cara
pembersihan mekanik (mechanical cleaning). Karena, pada susunan ini terdapat
celah anatar pipa – pipa unutk pembersihannya.
3. Apabila aliran yang akan dipergunakan itu aliran turbulen. Karena,
susunan ini akan memberikan perilaku yang baik apabila di aliri aliran turbulen,
tetapi akan memberikan hasil yang kurang baik jika di aliri aliran laminer.
Ditinjau dari segi perpindahan panasnya, susunan ini mempunyai koefisien
perpindahan panas yang kurang baik di bandingkan dengan pipa – pipa yang di
susun secara segitiga (triangular pitch) bahkan dengan susunan segitiga yang di
putar 300 (in line triangular pitch).
- Pipa Dengan Susunan Bujur Sangkar diputar 450 (diamond square pitch)
Diamond square pitch atau susunan bujur sangkar dengan putaran 450
merupakan jenis dengan kondisi menengah. Jenis ini baik digunakan pada kondisi
operasi yang penurunan tekanannya kecil, akan tetapi masih lebih besar dari
penurunan tekanan yang dimiliki pipa – pipa dengan menggunakan susunan bujur
sangkar. Pembersihan bagian luar pipa – pipa dilakukan sama seperti pada
susunan bujur sangkar yaitu dengan menggunakan pembersihan secara mekanik
(mechanical cleaning).
5.3 Baffle
Baffles atau sekat-sekat digunakan untuk membelokan atau membagi aliran
dari fluida dalam alat penukar kalor, selan itu sekat (baffles) juga berfungsi untuk
menahan tube-bundel dan untuk mencegah atau menahan getaran pada pipa–pipa.
Fungsi–fungsi tersebut biasanya selalu menyatu pada setiap pemasangan
sekat–sekat (baffles), namun adakalanya satu sama lainnya harus diperketat
persyaratannya demi untuk tujuan – tujuan yang diinginkan.
Unutk menentukan jenis sekat (baffles) yang dipergunakan, para perencana
bisa merencanakan sekat (baffles) sesuai dengan apa yang diinginkan atau di
butuhkan oleh rancangannya. Adapun jenis–jenis sekat (baffles) ditinjau dari segi
kontruksinya dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelompok, diantaranya:
- Sekat Pelat Berbentuk Segment (segmental baffles plate)
Sekat pelat berbentuk segmen ini merupakan jenis yang umumnya sering
dipergunakan. Sekat ini di pasang dengan posisi tegak lurus terhadap pipa – pipa
alat penukar panas. Disamping untuk membelokan arah aliran fluida, sekat ini
juga dapat berfungsi sebagai penyangga pipa–pipa supaya tidak terjadi getaran
pada pipa–pipa akibat adanya aliran di luar maupun di dalam pipa–pipa pada alat
penukar panas tersebut.
Kontruksi sekat (baffles) ini terdiri dari bahan pelat yang dilubangi untuk
memasukan pipa-pipa kedalamnya. Biasanya pada setiap alat penukar panas sekat
(baffles) dipergunakan lebih dari satu sekat (baffles).
Beberapa jenis sekat pelat yang sering digunakan diantaranya:
1. Sekat segmen tunggal.
2. Sekat segmen ganda.
3. Sekat segmen triple.
4. Sekat cakram dan donat.
5. Sekat orifis (baffle with annular orifices)
6. Sekat segmen dimana tidak terdapat pipa-pipa pada jendela sekat (no tubes
in window segmental baffle).
- Sekat Batang (rod baffles)
Banyaknya aliran fluida pada sisi cangkang (shell) atau di luar pipa-pipa
sangat tergantung sekali pada luasan antara pipa-pipa dengan sekatnya. Dengan
demikian sekat atau penahan pipa-pipa dibuat berselang-seling, Sekat batang (rod
baffle) seperti pada gambar 2.13 merupakan kombinasi antara sekat pelat dengan
sekat batang. Kontruksinya terbuat dari batang dan pelatnya merupakan cincin
sekkat (baffle ring) dimana satu dengan yang lainnya dipadukan oleh batang yang
menyorong (skid bar).
- Sekat Mendatar (longitudinal baffles)
Sekat mendatar (longitudinal baffles) biasanya dipasang pada cangkang (shell)
tipe F,G dan H. aliran pada sisi cangkang (shell) akan menjadi dua pass, apabila
dipergunakan sekat mendatar dan untuk sekat jenis G akan terdapat aliran yang
terpsah pada cangkang (split flow), sedangkan untuk cangkang tipe H akan
terdapat double split flow.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa untuk memperbanyak jumlah pass
pada sisi sebelah cangkang diperlukan tambahan sekat mendatar (longitudinal
baffles). Sekat ini harus di-seal dengan baik terahadap bagian cangkang untuk
menncegah terjadinya aliran langsung (by pass). Seal atau materai untuk
menncegah aliran langsung itu dilakukan dengan cara:
1. Pengelasan (welding)
2. Menggunakan sliding slot
3. Packing yang spesial
Untuk keperluan aliran fluida di luar cangkang, biasanya sekat tidak dipasang
sepanjang cangkang. Karena harus ada ruangan untuk tempat mengalirnya aliran
dari fluida (pass).
6. Faktor kelayakan alat HE jenis sheel and tube
Suatu alat penukar panas yang telah dirancang perlu diuji kelayakannya untuk
mengetahui kinerja alat tersebut dalam melakukan proses perpindahan panas.
Menurut Kern (1965), untuk menentukan kelayakan suatu alat penukar panas
(heat axchanger) dapat dilakukan melalui 2 macam besaran yang perlu ditentukan
yaitu :
- Faktor kekotoran (Rd)
Semakin besar harga Rd hasil kalkulasi dari harga Rd yang dibutuhkan maka
alat penukar panas dapat dikatakan layak digunakan apabila telah dilakukan
service sehingga alat penukar panas perlu dibersihkan dan diservis. Apabila harga
Rd hasil kalkulasi lebih kecil dari harga Rd yang dibutuhkan maka alat penukar
panas dapat dikatakan tidak layak digunakan.
- Pressure drop (∆P)
Kelayakan alat penukar panas baik apabila memiliki harga ∆P untuk gas
sebesar < 2 psia dan untuk cair sebesar < 10 psia.
Daftar Pustaka
Anonim, 2013, http://id.wikipedia.org/wiki/Penukar_panas diakses tanggal 18
maret 2013
Anonim, 2013, http://irbmevonnovembri.blogspot.com/2011/08/heat-
exchanger-alat-penukar-panas.html diakses tanggal 19 maret 2013
Anonim, 2013, http://yefrichan.wordpress.com/2010/10/29/heat-exchanger-
tipe-shell-and-tube/ diakses tanggal 19 maret 2013
Anonim, 2013, http://changerheat.blogspot.com/2007_05_01_archive.html
diakses tanggal 19 maret 2013