Tugas Kewarganegaraan - Otonomi Daerah Kabupaten Kebumen
-
Upload
dwianto-agung-siwitomo -
Category
Documents
-
view
3.128 -
download
14
Transcript of Tugas Kewarganegaraan - Otonomi Daerah Kabupaten Kebumen
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAANOTONOMI DAERAH“Kabupaten Kebumen”
Dwianto Agung Siwitomo
07.01.2176
D3-TI4A
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN
KOMPUTER
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
2008/2009
SEJARAH KABUPATEN KEBUMEN
Seperti halnya Daerah-daerah di Indonesia yang mempunyai latar
belakang kultur budaya dan sejarah yang berbeda-beda, Kabupetan Kabumen
memiliki sejarah tersendiri yaitu berdiri Kabupaten Kebumen dimana maksud
yang dikandung untuk memberikan rasa bangga dan memiliki bagi warga
masyarakat Kabupaten Kebumen yang selanjutnya dapat menumbuh kembangkan
potensi-potensi yang ada sehingga dapat memajukan pembangunan di segala
bidang.
Sejarah awal mulanya adanya Kebumen tidak dapat dipisahkan dengan
sejarah Mataram Islam. Hal ini disebabkan adanya beberapa keterkaitan peristiwa
yang ada dan dialami Mataram membawa pengaruh bagi terbentuknya Kebumen
yang masih didalam lingkup kerajaan Mataram. Di dalam Struktur kekuasaan
Mataram lokasi kebumen termasuk di daerah Manca Negara Kulon ( wilayah
Kademangan Karanglo ) dan masih dibawah Mataram.
Berdasarkan Perda Kab. Kebumen nomor 1 tahun 1990 tentang Penetapan
Hari Jadi Kabupaten kebumen dan beberapa sumber lainnya dapat diketahui latar
belakang berdirinya Kabupaten kebumen antara lain ada beberapa versi yaitu :
Versi I
Versi Pertama asal mula lahirnya Kebumen dilacak dari berdirinya Panjer .
Menurut sejarahnya menurut sejarahnya, Panjer berasal dari tokoh yang bernama
Ki Bagus Bodronolo.Pada waktu Sultan Agung menyerbu ke Batavia ia
membantu menjadi prajurit menjadi pengawal pangan dan kemudian diangkat
menjadi senopati. Ketika Panjer dijadikan menjadi kabupaten dengan bupatinya
Ki Suwarno( dari Mataram ), Ki Bodronolo diangkat menjadi Ki Gede di Panjer
Lembah ( Panjer Roma ) dengan gelar Ki Gede Panjer Roma I, Pengangakatan
tersebut berkat jasanya menangkal serangan Belanda yang akan mendarat di
Pantai Petanahan sedangkan anaknya Ki Kertosuto sebagai patihnya Bupati
Suwarno.Demang Panjer Gunung, Adiknya Ki Hastrosuto membantu ayahnya di
Panjer Roma, kemudian menyerahkan jabatannya kepada Ki Hastrosuto dan
bergelar Ki Panjer Roma II. Tokoh ini sangat berjasa karena memberi tanah
2
kepada Pangeran Bumidirja. yang terletak di utara Kelokan sungai Lukulo dan
kemudian dijadikan padepokan yang amat terkenal. Kedatangan Kyai P Bumidirja
menyebabkan kekhawatiran dan prasangka, maka dari itu beliau menyingkir ke
desa Lundong sedang Ki panjer Roma II bersama Tumenggung Wongsonegoro
Panjer gunung menghindar dari kejaran pihak Mataram. Sedangkan Ki
Kertowongso dipaksa untuk taat kepada Mataram dan diserahi Penguasa dua
Panjer, sebagai Ki Gede Panjer III yang kemudian bergelar Tumenggung
Kolopaking I ( karena berjasa memberi kelapa aking pada Sunan Amangkurat I ).
dari Veri I dapat disimpulkan bahwa lahirnya Kebumen mulai dari Panjer yaitu
tanggal 26 Juni 1677.
Versi II
Sejarah Kabupaten Kebumen dimulai sejak Tumenggung Arung Binang I
yang masa mudanya bernama JAKA SANGKRIP yang berdarah Mataram dan
dititipkan kepada pamannya Demang Kutawinangun. Setelah dewasa lalu mencari
ayahnya ke keraton Mataram dan setelah membuktikan keturunan Raja maka ia
diangkat menjadi Mantri Gladag, kemudian sampai Bupati Nayaka dengan Gelar
Hanggawangsa. setelah diambil menantu oleh Patih Surakarta kemudian diangkat
menjadi Tumenggung Arung Binang I sampai dengan keturunannya yang Ke III
sedangkan Arung Binang IV sampai ke VIII secara resmi menjadi Bupati
Kebumen.
Versi III
Asal mula nama Kebumen adalah adanya tokoh KYAI. PANGERAN
BUMIDIRJA. Beliau adalah bangsawan ulama dari Mataram, adik Sultan Agung
Hanyokro Kusumo. Ia dikenal sebagai penasihat raja, yang berani menyampaikan
apa yang benar itu benar dan apa yang salah itu salah. Kyai P Bumidirjo sering
memperingatkan raja bila sudah melanggar batas-batas keadilan dan kebenaran. Ia
berpegang pada prinsip : agar raja adil dan bijaksana. Disamping itu juga ia sangat
kasih dan sayang kepada rakyat kecil. Kyai P Bumidirjo memberanikan diri
memperingatkan keponakannya, yaitu Sunan Amangkurat I. Karena sunan ini
sudah melanggar paugeran keadilan dan bertindak keras dan kejam. Bahkan
berkompromi dengan VOC (Belanda) dan memusuhi bangsawan ,ulama dan
3
rakyatnya. Peringatan tersebut membuat kemarahan Sunan Amangkurat I dan
direncanakan akan dibunuh, Karena menghalangi hukum qishos terhadap Kyai P
Pekik dan keluarganya ( mertuanya sendiri ).
Untuk menghadapi hal itu, Kyai P Bumidirjo lebih baik pergi meloloskan
diri dari kungkungan sunan Amangkurat I. Dalam perjalanan ia tidak memakai
nama bangsawan , namun memakai nama Kyai Bumi saja.
Kyai P Bumidirjo sampai ke Panjer dan mendapat hadiah tanah di sebelah
utara kelok sungai Lukulo , pada tahun 1670. Pada tahun itu juga dibangun
padepokan/pondok yang kemudian dikenal dengan nama daerah Ki bumi atau Ki-
Bumi-An, menjadi KEBUMEN.
Oleh karena itu bila lahirnya Kebumen diambil dari segi nama, maka versi
Kyai Bumidirjo yang dapat dipakai dan mengingat latar belakang peristiwanya
tanggal 26 Juni 1677.
Berdasarkan bukti-bukti sejarah bahwa Kebumen berasal dari kata Bumi,
nama sebutan bagi P Kyai Bumidirjo , mendapat awalan Ke dan akhiran an yang
menyatakan tempat.
Hal itu berarti Kabumen mula mula adalah tempat tinggal P Bumidirjo.
Di dalam perjalanan sejarah Indonesia pada saat dipegang Pemerintah
Hindia Belanda telah terjadi pasang surut dalam pengadaan dan pelaksanaan
belanja negara , keadaan demikian memuncak sampai klimaksnya sekitar tahun
1930. Salah satu perwujudan pengetatan anggaran belanja negara itu adalah
penyederhanaan tata pemerintahan dengan penggabungan daerah-daerah
Kabupaten (regentschaap) . Demikian pula halnya dengan Kabupaten
Karanganyar dan Kebupaten Kebumen telah mengalami penggabungan menjadi
satu daerah Kabupaten menjadi Kabupaten Kebumen. Surat keputusan tentang
penggabungan kedua daerah ini tercatat dalam lembaran negara Hindia Belanda
tahun 1935 nomor 629. Dengan ditetapkannya Surat Keputusan tersebut maka
Surat Keputusan terdahulu tanggal 21 juli 1929 nomor 253 artikel nomor 121
yang berisi penetapan daerah kabupaten Kebumen dinyatakan dicabut atau tidak
berlaku lagi. Ketetapan baru tersebut telah mendapat persetujuan Majelis Hindia
Belanda dan Perwakilan Rakyat (Volksraad).
4
Sebagai akibat ditetapkannya Surat Keputusan tersebut maka luas wilayah
Kabupaten Kebumen yang baru yaitu : Kutowingun , Ambal , Karanganyar dan
Kebumen. Dengan demikian Surat Keputusan Gubernur Jendral De Jonge Nomor
3 tertanggal 31 Desember 1935 dan mulai berlaku tanggal 1 Januari 1936 dan
sampai saat ini tidak berubah .Sampai sekarang Kabupaten Kebumen telah
memiliki Tumenggung/Adipati/Bupati sudah sampai 29 kali.
KI BAGUS BODRONOLO
JAKA SANGKRIP
Jaka Sangkrip adalah anak Kyai Hanggayuda , karena sejak kecil ia menderita
penyakit Ketrapen "puru" ia tidak disenangi keluarganya. pada waktu berumur 16
s/d 17 tahun ia meninggalkan Kutawinangun dan berguru kepada Kyai Amat
Yusuf di desa Bojongsari dan memakai nama samaran Surawijaya dan termasuk
murid yang luar biasa. Setelah selesai berguru lalu meninggalkan desa Bojongsari
menuju desa Selang dan berguru ngaji kepada Kyai Jaiman. Di masa mudanya
Jaka Sangkrip atau Surawijaya senang melakukan tapa brata dan menolong orang
antara lain yaitu :
5
• Di desa Prajutan Surawijaya melakukan tapa di bawah pohon "benda", tapa
Ngluwat (berkubur diri). karena kesaktiannya ia dapat menyembuhkan
penyakit lumpuh yang dialami Keluarga Nalagati.
• Di Karangbolong saat melakukan tapa di Gua Menganti ia mendapat wasiat
cemeti (cambuk), dan di hutan Moros ia bertemu Kumbang ali-ali (roh halus)
yang selalu membantu kesulitan Surawijaya dengan cara menjelma menjadi
kera putih.
• Di Gunung Brecong bertapa dengan mengikuti peredaran matahari pagi hari
menuju ke timur, sore hari menuju ke barat, selama 15 hari.
• Di Pantai Selatan bertapa menimbun diri di dalam pasir.
Setelah bertapa lalu menuju ke Gunung Bulupitu dan memperistri ratu jun
bernama Nawangwulan. atas nasihat istrinya itu ia lalu pulang ke Kutawinangun
dan diberi senjata" Kyai Naracabala".
Pada waktu itu Kutawinangun diduduki oleh Demang Prawiragati
sedangkan Kyai Hanggayuda bersembunyi di Ngabean.
VISI DAN MISI
VISI :
Dengan dukungan masyarakat yang agamis dan berkualitas, untuk
mewujudkan perekonomian Kebumen yang mandiri dan berdaya saing tinggi.
MISI :
Pengembangan Sumber Daya Manusia berkualitas melalui peningkatan
derajat kesehatan individu dan masyarakat, pendidikan, keterampilan serta
profesionalisme.
Perwujudan demokratisasi, penyaluran aspirasi masyarakat, pemberian
perlindungan hak-hak azasi manusia serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pemerintahan yang profesional, dan dinamis. Mengedepankan prinsip goog
governance.
Pemerataan dan keseimbangan pembangunan secara berkelanjutan untuk
mengurangi kesenjangan antar wilayah dengan tetap memperhatikan aspek
6
lingkungan hidup dalam pemanfaatan sumberdaya alam secara rasional, efektif
dan efisien.
Pengembangan perekonomian yang bertumpu pada pemberdayaan
masyarakat melalui sinergi fungsi-fungsi pertanian, pariwisata, perdagangan,
industri dan dengan penekanan pada peningkatan pendapatan masyarakat serta
penciptaan lapangan kerja.
Pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi daerah,
terutama pengusaha kecil menengah dan koperasi, membangun mekanisme pasar
serta mampu membuka pasar baru dan memiliki daya saing tinggi.
7
KEADAAN GEOGRAFIS KEBUMEN
I. Letak Wilayah :
7o271 - 7o501 Lintang Selatan
109o331 - 109o501 Bujur Timur
II. Batas Wilayah :
Sebelah Timur : Kabupaten Purworejo & Kabupaten Wonosobo
Sebelah Utara : Kabupaten Banjarnegara
Sebelah Barat : Kabupaten Banyumas & Kabupaten Cilacap
Sebelah Selatan : Samudera Indonesia
III. Luas Wilayah :
128.111,50 Ha atau 1.281,115 Km2
8
PENGERTIAN OTONOMI DAERAH
Otonomi Daerah adalah kewenangan Daerah Otonom untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan
aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan (pasal 1 huruf
(h) UU NOMOR 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah).
Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas daerah tertentu berwenang mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (pasal 1 huruf (i)
UU NOMOR 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah).
Pengertian "otonom" secara bahasa adalah "berdiri sendiri" atau "dengan
pemerintahan sendiri".Sedangkan "daerah" adalah suatu "wilayah" atau
"lingkungan pemerintah". Dengan demikian pengertian secara istilah "otonomi
daerah" adalah "wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah yang mengatur
dan mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu sendiri." Dan
pengertian lebih luas lagi adalah wewenang/kekuasaan pada suatu wilayah/daerah
yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah/daerah masyarakat itu
sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan keuangan
termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai dengan tradisi adat
istiadat daerah lingkungannya.
Pelaksanaan otonomi daerah dipengaruhi oleh faktor-faktor yang meliputi
kemampuan si pelaksana, kemampuan dalam keuangan, ketersediaan alat dan
bahan, dan kemampuan dalam berorganisasi.
Otonomi daerah tidak mencakup bidang-bidang tertentu, seperti politik
luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter, fiskal, dan agama. Bidang-
bidang tersebut tetap menjadi urusan pemerintah pusat. Pelaksanaan otonomi
daerah berdasar pada prinsip demokrasi, keadilan, pemerataan, dan
keanekaragaman.
9
IMPLEMENTASI OTONOMI KABUPATEN KEBUMEN
1. Keadaan Dewasa ini
Tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai
pelaksanaan dan Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah adalah bagaimana meningkatkan kapasitas pemerintah
daerah dalam memberdayakan masyarakat. Masalah utama yang dihadapi
dalam pelaksanaan otonomi daerah adalah:
a. Belum dipahaminya hakekat otonomi daerah yang berakibat antara lain
munculnya ego daerah yang berlebihan.
b. Belum optimalnya sinergi pembangunan antar sektor dan antar sektor dan
daerah
c. Terbatasnya kemampuan aparatur daerah dalam pelayanan masyarakat.
d. Masih rendahnya kemampuan keuangan daerah dalam membiayai
pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan.
e. Adanya konflik antar daerah mengena; penguasan sumber daya alam dan
aset ekonomi daerah.
2. Strategi Kebijakan
Strategis kebijakan yang ditempuh adalah:
a. Sosialisasi otonomi daerah agar diperoleh pemahaman yang benar.
b. Mengembangkan potensi lokal dalam rangka meningkatkan pendapatan
daerah.
c. Memperbaiki koordinasi dalam penyusunan dan pelaksanaan pogram.
d. Mendorong dan melaksanakan kerjasama antar daerah.
3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan otonomi daerah adalah meningkatkan kemampuan daerah dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis pada potensi lokal, dengan
sasaran:
a. Terwujudnya kemandirian daerah yang berbasis potensi lokal.
b. Meningkatnya kemampuan keuangan daerah.
10
c. Meningkatnya kinerja yang sinergis diantara unsur-unsur penentu
kebijakan
4. Program Pembangunan
Pelaksanaan Otonomi Daerah Program ini bertujuan meningkatkan kemampua
daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
dengan mengutamakan potensi daerah.
Kegiatannya meliputi:
a. Perencanaan pembangunan yang bertumpu pada kapasitas daerah.
b. Peningkatan kemampuan sumberdaya manusia dan akuntabilitas aparatur
pemerintah.
c. Identifikasi, intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber pendapatan
daerah.
d. Peningkatan koordinasi dan kerjasama antar daerah.
e. Peningkatan Kerjasama antara DPRD dan Pemda berdasar atas asas
kesetaraan.
11
KORUPSI KOLUSI dan NEPOTISME di KABUPATEN KEBUMEN
Demo Dugaan Korupsi Kebumen, Massa Segel Kejati Jateng
Sekitar 50-an warga Kebumen melaporkan adanya indikasi korupsi di
daerahnya. Sebagai simbolisasi lemahnya penegakan hukum, mereka menyegel
Kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Tengah (Jateng).
Aksi massa yang tergabung dalam Gabungan Lembaga Masyarakat
Kebumen (Galak) dimulai dari Bundaran Air Mancur, Jalan Pahlawan, Semarang,
Senin (19/2/2007). Setelah berorasi sebentar, mereka menuju kantor Kejati Jawa
Tengah yang jaraknya hanya 100 meter dari lokasi awal.
Di kantor Kejati, massa menggelar happening art. Sebuah pocong-
pocongan sebagai simbol kematian hukum di Indonesia, dijadikan sasaran
kemarahan sejumlah aktivis. Ada yang menginjak, meludahi, mengencingi dan
menendang pocong tersebut.
Setelah puas menyalurkan 'aspirasi' keseniannya, massa merangsek
menuju pintu lobi untuk menyegel kantor. Sayang, puluhan polisi menghadang
dan tidak mengizinkan massa menyegel dengan alasan si pemilik kantor tidak
berkenan.
Meski sempat ada negosiasi, penyegelan pintu lobi tetap gagal. Massa
sempat terlibat aksi dorong dengan polisi karena jengkel. Selanjutnya, massa
mengalah dan menggelar ruwatan dengan menyiramkan air kembang ke pocong-
pocongan.
Sebelum meninggalkan kantor kejati, massa yang terdiri dari mahasiswa,
tokoh masyarakat dan aktivis LSM itu menyegel pintu gerbang kantor saja dengan
spanduk bertuliskan "Kejati diruwat bersihkan hakim nakal".
Di tengah cuaca yang cukup terik, massa melanjutkan aksinya dengan long
march ke Mapolda Jateng yang lokasinya tak jauh dari Kejati Jateng. Mereka
mencoba masuk namun dihalang-halangi penjaga. Akhirnya, mereka mengakhiri
aksinya di sana.
12
Berdasar audit BPK yang dilampirkan dalam pengaduan Galak, sejak
tahun 2003 hingga 2006, ditemukan indikasi penyimpangan dana sebesar Rp
4,907 M. Dana itu berada pada pos eksekutif maupun legislatif.
PNBK NU Laporkan Dugaan Korupsi Bupati Kebumen
Sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Nasional
Pemberantasan Korupsi Nahdlatul Ulama Kebumen, Rabu (11/6), melaporkan,
ada indikasi korupsi pada Pemerintah Kabupaten Kebumen senilai Rp 17 miliar.
GNPK NU Kebumen menemukan, setidaknya ada 11 macam dugaan korupsi
yang dilakukan pejabat pemerintah Kebumen.
Sekretaris GNPK NU Kebumen Asmakhudin menunjukkan ada 11 dugaan
korupsi. Beberapa diantaranya adalah dugaan korupsi penerimaan dana lain-lain
pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kebumen tahun anggaran 2006, serta
penundaan pembayaran klaim kesehatan masyarakat miskin oleh RSUD
Kebumen.
"Ini adalah temuan kami yang baru terkait APBD 2006 Kebumen.
Sebelumnya, kami juga menemukan dugaan korupsi senilai Rp 4,9 miliar pada
APBD 2005 Kebumen, dan telah dilaporkan ke Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah,"
katanya.
Saat dikonfirmasi Kepala Kejaksaan Negeri Kebumen Tugas Utoto
mengatakan, sejauh ini pihaknya baru memperoleh laporan dugaan korupsi
Pemkab Kebumen untuk APBD 2005 dari GNPK NU. Namun laporan itu pun
hanya sebatas tembusan karena laporan itu langsung ditujukan untuk Kejati
Jateng.
Untuk laporan dugaan korupsi yang baru ini, kami belum menerimanya.
"Namun untuk dugaan korupsi APBD 2005 pun, saya tak bisa memberikan
komentar karena sedang ditangani Kejati Jateng," lanjutnya.
Asmakhudin mengakui, untuk laporan dugaan korupsi yang baru
ditemukan ini, baru akan dilaporkan ke Kejari Kebumen pada Senin mendatang.
"Kami memang menjadwalkan penyerahan laporan ini pada Senin pekan depan, "
ujarnya.
13
Terkait dugaan korupsi itu sendiri, Asmakhudin menjelaskan, untuk
dugaan korupsi di Disnaker Transmigrasi misalnya, ditemukan ada penyimpangan
pada penyetoran dana pelatihan ke kas daerah. Dana pelatihan swadaya sebesar
Rp 262 juta sebagai total biaya pelatihan yang dibayar oleh para peserta pelatihan,
hanya disetorkan 10 persennya saja ke kas daerah atau sebesar Rp 26.298.000.
"Seharusnya, penerimaan untuk biaya pelatihan itu, disetorkan seluruhnya
oleh Disnaker kepada kas daerah. Tapi kenyataannya tidak demikian," lanjutnya.
Untuk pembayaran klaim kesehatan masyarakat miskin tahun 2007,
katanya, juga ditemukan penyimpangan. Menurutnya ada klaim sebesar
Rp.300.593.250 yang belum disetorkan oleh RSUD Kebumen ke kas daerah.
"Padahal, RSUD telah memperoleh pencairan dana dari PT Askes sebesar Rp 700
juta, " katanya menjelaskan.
Panwascam Borobudur Temukan Indikasi Pelanggaran Kampanye
Panitia Pengawas Kecamatan (Panwascam) Borobudur menemukan
adanya indikasi pelanggaran kampanye dengan melibatkan jajaran perangkat dan
anggota Badan Perwakilan Desa (BPD) seluruh Kecamatan Borobudur.
Kampanye dilakukan oleh calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
wilayah Jawa Tengah nomor urut 29 Wartejo TW dalam acara sosialisasi rumah
murah di Balai Desa Borobudur, Senin (2/2).
Ketua Panitia Pengawas (Panwas) Pemilu Kabupaten Magelang Afifudin
mengatakan, saat ini pihaknya tengah meneliti kasus pelanggaran kampanye
tersebut.
"Jika memenuhi unsur pelanggaran pidana, maka kasus ini akan kami
teruskan ke petugas penyidik di Polres (Kepolisian Resor) Magelang. Namun, jika
termasuk dalam pelanggaran administratif, maka kasus ini akan ditindaklanjuti
dengan dilaporkan ke KPU Kabupaten Magelang," ujarnya, Selasa (3/2).
Rumah murah salah satu program yang ditawarkan oleh Real Estate
Indonesia (REI) Magelang. Namun, acara sosialisasi itu sendiri dilaksanakan oleh
tim kepanitiaan yang terdiri dari para anggota Paguyuban BPD dan Kepala Desa
Kecamatan Borobudur.
14
Setelah penjelasan tentang rumah murah selesai dilaksanakan, maka di
akhir acara calon anggota DPD Wartejo TW memberikan orasi singkat,
berkampanye dan meminta dukungan dari 27 tamu undangan yang hadir. Begitu
acara berakhir, dia pun membagi-bagikan kalender dan kartu bertuliskan nama
dan nomor urutnya.
Kampanye dengan melibatkan perangkat desa dan BPD ini melanggar
ketentuan dalam bab IV pasal 26 ayat 2 huruf g, h, dan i Peraturan Komisi
Pemilihan Umum (KPU) Nomor 19 tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kampanye DPR, DPRD dan DPD RI.
Sebelumnya, kasus pelanggaran kampanye dengan melibatkan perangkat
dan BPD juga sempat terjadi dua kali di Kecamatan Tegalrejo. Dua kegiatan
kampanye ini dilaksanakan oleh sebuah partai politik tertentu. Satu kasus
diantaranya tidak dapat diproses karena baru diketahui tiga hari setelah kejadian,
dan satu kasus lainnya, karena tidak memenuhi unsur pidana dan pelanggaran
administratif, akhirnya cukup diselesaikan dengan pemberian peringatan.
Selain itu, Afifudin mengatakan, Panwascam Kaliangkrik kemarin juga
melaporkan anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) Sajiman di Desa Maduretno
yang ternyata jug a menjabat sebagai pengurus aktif Partai Amanat Nasional
(PAN). Temuan ini pun tengah diteliti dan dikaji lebih lanjut.
Pelanggaran di Kebumen
Kepala Kepolisian Wilayah (Polwil) Kedu Komisaris Besar Agus Sofyan
Abadi mengatakan, sejauh ini pelanggaran kampanye berupa politik uang oleh
satu parpol tertentu dilaporkan sudah terjadi di Kabupaten Kebumen.
"Saat ini, jajaran Polres Kebumen sudah melakukan pemeriksaan terhadap
beberapa saksi terkait kasus tersebut," terangnya, saat pemeriksaan kendaraan
untuk pengamanan Pemilu 2009.
Selain itu, di Kabupaten Wonosobo dan Temanggung, juga ditemukan
kasus ijazah palsu dari beberapa calon anggota legislatif.
15
PROFIL BUPATI
Nama : K.H.M. Nashiruddin Al Mansyur
Jabatan : Bupati Kebumen
Lahir : Kebumen, 10 Oktober 1961
Alamat : Jl. Mayjend Sutoyo No. 6 Kebumen
Telp. (0287) 382915
Agama : Islam
Pendidikan : SD Negeri 1 Kutosari (1974)
MTs Negeri 1 Kebumen (1978)
MAN Kebumen (1981)
Riwayat Pekerjaan : - Wakil Bupati Kebumen (2000-2005)
- Wakil Bupati Kebumen (2005-2008)
- Bupati Kebumen (2008-2010)
Organisasi : - Ketua IPNU Kebumen (1972-1982)
- Pengurus Bid. Dakwah NU Kebumen
- Pembina RISMA Masjid Agung Kebumen
- Pembina PBPS Walisongo Garuda Sakti Indonesia
(10 tahun)
- Sekretaris Jamiiyyah Toriqoh Al Nut'tabaroh
Annahdliyah (1978-1995)
- Penasehat LSM Padamu Negeri Kebumen (1990-
1997)
- Ketua Umum Ta'mir Masjid Agung Kebumen
(2005-2008)
- Wakil Ketua DPC PPP Kebumen (1996)
16
- Wakil Ketua DPC PKB Kebumen (1998-2000)
- Ketua Kwarcab Kebumen (2000-2007)
- Ketua Andu Binwil Kedu (2003-2008)
Istri : Hj. Nuryani
Anak : 1. Kunti Nur Abidah
2. Laily Suqya Rohmatin
3. Fiiki Salma Zulfah
4. Farah Aruni Aqsati
5. Afiin Fitri Millatin
6. Sittah Zahrotin Kafena
7. Amelia Ausatu Maghfiroh
17