Tugas Kelompok SKI

download Tugas Kelompok SKI

of 18

Transcript of Tugas Kelompok SKI

PENDAHULUANA. Latar BelakangMahad Al Zaytun atau disingkat MAZ didirikan oleh Yayasan Pensantren Indonesia (YPI) di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Haurgeulis, Indramayu, Jawa Barat dan diresmikan oleh Presiden Habibie pada tanggal 27 Agustus 1999. YPI sendiri didirikan pada tanggal 1 Juni 1993 dan diketuai oleh H Syarwani. Kehadiran Pondok Pesantren Al-Zaytun ini mengundang reaksi pro dan kontra di tengah masyarakat, hal ini terutama tertuju pada persoalan adanya keterkaitan pesantren ini dengan organisasi Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah IX (NII KW-9) dikarenakan pendiri sekaligus pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun, Abu Toto alias AS. Panji Gumilang juga merupakan pemimpin dari NII KW-9. Oleh sebagian kelompok penentang seperti Forum Ulama Umat (FUU) Indonesia bersama Tim Investigasi Aliran Sesat (TIAS), Solidaritas Umat Islam untuk Korban NII Al-Zaytun Abu Toto (SIKAT), Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), Forum Masyarakat Korban NII KW-9, Rabithah al-Maahid al-Islami (RMI) dan Lembaga Kader Pendidikan dan Dawah Islam (LKPDI) Baitul Ummah Banten menganggap organisasi ini memiliki aksi gerakan dan praktek keagamaan yang menyimpang serta meresahkan masyarakat seperti : Setiap muslim di luar gerakan mereka adalah kafir dan oleh karenanya halal darahnya

Dosa dapat ditebus dengan membayar sejumlah uang

Tidak wajib mengqadla shaum, dapat digantikan dengan membayar uang Taubat hanya sah jika membayar shadaqah istighfar dalam jumlah yang telah ditetapkan

Untuk membangun sarana fisik dan biaya operasional gerakan, setiap anggota wajib menggalang dana dengan menghalalkan segala cara seperti menipu, mencuri dan lainnya

Ayah kandung yang belum masuk ke dalam gerakan, tidak sah menikahkan putrinya

Apa yang mereka sebut shalat aktivitas dalam melaksanakan program gerakan lebih utama dari shalat fardhu Qunun asasi mereka lebih tinggi derajatnya dari al-Quran

Tidak wajib haji, kecuali sudah menjadi masul (pimpinan dalam gerakan tersebut) dan ajaran-ajaran lain yang menyesatkanSementara itu mereka yang mendukung Al-Zaytun justru menilai pesantren ini sebagai aset besar yang dimiliki umat Islam sehingga perlu didukung dan dikembangkan, bahwa harus diakui sampai saat ini umat Islam Indonesia belum pernah memiliki Lembaga Pendidikan semegah dan semodern Al-Zaytun yang didirikan di atas lahan seluas 1200 Ha dengan berbagai fasilitas yang lengkap dan modern, seperti : 12 asrama santri lima lantai dengan luas lantai masing-masing 22.000 m2, dengan kamar seluas 72 m2 untuk 10 orang santri dengan fasilitas yang mewah Gedung Pembelajaran empat sampai lima lantai dengan luas lantai masing-masing 10.000 m2 15.000 m2 Masjid utama Rahmatan lil Alamin seluas 6,5 Ha dengan biaya pembangunan Rp 100 Milyar Sarana olahraga bertaraf internasional seperti lapangan sepak bola, track atletik, lapangan basket, tenis, voli, gedung olahraga dan kesenian hingga lapangan berkuda Fasilitas pendukung seperti rumah makan, kitchen, laundry, kantin, koperasi, wartel, barbershop, rumah sakit dan lain-lainB. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang ada, Kami berniat untuk membahas lebih dalam mengenai berbagai informasi tentang mahad Al-Zaytun dan keterkaitannya dengan NII yakni melalui bedah buku Laporan MUI tentang Al-Zaytun oleh tim Peneliti MUI dan Membongkar Gerakan Sesat NII di balik Pesantren Mewah Al-Zaytun karya Umar Abduh yang diharapkan dapat membuka pandangan yang lebih luas kepada masyarakat khususnya mahasiswa melalui penelitian yang telah dilakukan tim investigasi MUI maupun bukti-bukti yang dikumpulkan dan dikaji secara mendalam oleh penulis Umar Abduh. Adapun isi makalah ini yang secara garis besar akan membahas permasalahan diantaranya: Sejarah terbentuknya NII KW-9, hasil penelitian MUI, temuan-temuannya terkait Pesantren Al-Zaytun serta persoalan sumber dana Sistem Pendidikan dan pengajaran Pesantren Al-Zaytun serta bukti-bukti kesesatanIIPEMBAHASANA. Sejarah singkat terbentuknya NII Komandemen Wilayah IX (NII KW-9)Persoalan utama yang menjadi kontroversi di kalangan masyarakat adalah kuatnya dugaan keterkaitan antara NII dengan Pesantren Al-Zaytun. Riwayat gerakan NII KW-9 ini berawal dari gerakan NII Darul Islam (DI/TII) di bawah kepemimpinan Kartosuwirjo. NII Darul Islam sendiri sebenarnya sekarang ini secara resmi sudah tidak ada lagi karena dengan tertangkapnya dan dieksekusinya sang Imam, Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo tahun 1962 maka berakhirlah perjuangan NII Darul Islam (DI/TII), mereka semua telah menyerahkan diri atau tertangkap. Sehingga dengan kemunculan NII KW-9 dibantah keras ada kaitannya dengan NII Kartosuwiryo. Menurut Abdul Fatah (Mantan Kuasa Komandemen Tertinggi Angkatan Perang NII) semasa ia menjabat tidak dikenal adanya Komandemen Wilayah IX, apalagi seseorang bernama Abu Toto alias AS Panji Gumilang. Menurutnya, AS Panji Gumilang dibaiat oleh Adah Djaelani yang mengangkat dirinya sendiri sebagai pemimpin NII setelah Kartosuwiryo. Dodi Muhammad Giri, cucu Kartosuwiryo, juga mengatakan bahwa NII KW-9 adalah orang-orang yang mencari uang dengan menjual nama NII. Maka di tangan AS Panji Gumilang, NII KW-9 berkembang pesat dan memiliki komandemen-komandemen wilayah sendiri, lepas dari NII Kartosuwiryo dengan format gerakan dan faham keagamaan yang jauh menyimpang.B. Al-Zaytun dan keterkaitannya dengan NII KW-9Kontroversi yang terjadi seputar Pesantren Al-Zaytun terletak pada sosok pemimpin pesantren (Syekh al-mahad) AS Panji Gumilang. Di Al-Zaytun, AS Panji Gumilang dikenal sebagai figur sentral, inisiator, manajer dan penentu kebijakan pesantren. AS Panji Gumilang sendiri memiliki nama asli Abdul Salam bin Rasyidi, lahir di desa Dukun, Sembung Anyar Gresik pada tanggal 27 Jui 1946. Ia lulus dari Sekolah Rakyat tahun 1958 kemudian menjadi santri Pondok Modern Gontor tahun 1961, melanjutkan studi ke fakultas Adab IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia juga aktiv di berbagai organisasi seperti HMI, Mathlaul Anwar dan Gerakan Pemuda Islam.

Di mata warga Al-Zaytun, AS Panji Gumilang adalah sosok pemimpin yang kharismatik, mempunyai wawasan luas, berwibawa, tegas, kebapakan, diplomat ulung, retorika bicaranya menarik, cerdas dan cerdik serta sifat dan sikap lainnya yang dimiliki seorang pemimpin. Lebih jauh lagi, keterkaitan kepemimpinan Al-Zaytun tidak saja terletak pada sosok AS Panji Gumilang, tetapi juga kepada orang-orang yang duduk sebagai pengurus yayasan yang mereka sebut dengan eksponen. Bahkan menurut berbagai kesaksian, hampir seluruh eksponen adalah para petinggi NII KW-9. C. Sumber Dana Mahad Al-ZaytunTidak adanya transparansi sumber dana menjadi salah satu persoalan besar yang dikritisi masyarakat terhadap Al-Zaytun. Pimpinan Pesantren cenderung selalu berkelit dan menjawab dengan jawaban klise bahwa sumber dana berasal dari wakaf dan sumbangan berbagai pihak. Ketidakpuasan atas jawaban ini menggugah banyak pihak seperti Forum Ulama Umat (FUU) Indonesia dengan Tim Investigasi Aliran Sesat (TIAS), Solidaritas Umat Islam untuk Korban NII Al-Zaytun Abu Toto (SIKAT), Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI), Forum Masyarakat Korban NII KW-9 untuk menelusuri lebih jauh asal usul sumber dana yang diperoleh untuk pembangunan dan pelaksanaan kegiatan di Al-Zaytun. Dari hasil investigasi dan informasi yang diperoleh menyatakan bahwa penggalangan dana untuk Al-Zaytun datang dari anggota (umat) dan aparat NII KW-9. Sumber informasi ini berasal dari berbagai saksi mulai dari mantan anggota dan aktivis NII KW-9, para mantan petinggi NII KW-9 hingga Badan Intelegen dan Keamanan Mabes Polri. Menurut sumber-sumber tersebut setiap anggota yang NII KW-9 harus dibaiat dan membayar shodaqoh hijrah dalam jumlah yang telah ditetapkan sebagai pembersih jiwa dan tanda perpindahan kewarganegaraan RI menjadi warga negara NII KW-9. Selain itu, para anggota juga diwajibkan membayar berbagai kewajiban dana dimana penggalangan dana tersebut dibungkus dengan term-term keagamaan (syariat) yang ditafsirkan secara sembarang. Hal ini kemudian berimplikasi pada terjadinya penyelewang perilaku, bahkan sampai kepada tekanan mental. Anggota seperti berbohong kepada orang tua/kawan/majikan, menipu, mencuri harta milik orang lain, serta tindakan kriminal lainnya.Kemampuan syekh al-Mahad yang dikenal kharismatik dalam mendatangkan, merangkul dan meyakinkan para haji kaya, pengusaha muslim, pejabat negara, mulai dari lurah sampai menteri juga menjadi cara dalam penggalangan dana yang pada waktu itu, dalam kurun waktu 2 tahun 4 bulan mencapai Rp 27.464.606.258 + $D 18.386 + RM 26.786 + $S 50 + semen 1000 sak dan 8 Ha tanah wakaf atau jika dihitung dalam sebulan infak yang dikumpulkan mencapai 1 milyar. Selain itu, pemasukan juga berasal dari biaya pendidikan santri yang seluruhnya dibayar dimuka sebesar $US 2.000 per santri.D. Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pesantren Al-ZaytunPada prinsipnya, tidak ditemukan adanya penyimpangan ajaran Islam dalam kegiatan belajar mengajar, aktivitas ibadah dan aktivitas santri sehari-hari di Pesantren Al-Zaytun. Kurikulum yang digunakan adalah perpaduan antara kurikulum Diknas, Depag dan Pondok Modern Gontor. Demikian pula dengan buku-buku yang digunakan pada umumnya sama dengan buku yang dipakai di sekolah umum, sedangkan buku keagamaan menggunakan buku/kitab seperti yang dipakai Pondok Modern Gontor. Namun jika dilihat lebih jauh, ditemukan kejanggalan seperti zakat fitrah yang tidak diberikan kepada fakir miskin melainkan untuk pembangunan pesantren, qurban yang dilakukan tidak dalam bentuk penyembelihan hewan qurban melainkan diganti dengan sejumlah uang untuk pembangunan pesantren. Dalam hal disiplin dan tertib pergaulan antar santri dimana tidak ada batasan (hijab) sama sekali. Salah satu kejadian, ketika tiba waktu Ashar santri tidak menunjukkan tanda bersiap diri untuk melaksanakan sholat ke mesjid secara berjamaah, bahkan hingga lebih dari satu jam mereka belum juga sholat dan ketika ditanya mengapa mereka tidak menjalankan sholat, alasannya adalah karena sholat mereka sudah ditanggung oleh imam.E. Bukti-Bukti Kesesatan1. Penyimpangan Itiqad/ Aqidah Oleh komunitas NII, Tauhid Mulkiyah dijadikan isu (tema) sentral yang menekankan mutlak-absolutnya menghadirkan dan memiliki keimanan akan wajibnya mencari dan menghadirkan Kerajaan Allah serta kepemimpinan yang membawa amanat Kerajaan Allah. Seharusnya, konsep Tauhid Mulkiyah digunakan untuk menyadarkan kepada eksistensi Rububiyatullah, sehingga yang mutlak dan wajib adalah menerima dan menjalankan kepatuhan, ketaatan dan ketundukan serta kepasrahan hanya diberikan kepada Allah semata, sebagai konsekuensi keimanan terhadap Uluhiyah Allah dalam bentuk dan wujud kesadaran Tauhid al Ibadah dan bukan Tusyrik al Ibadah. Meyakini dan berusaha meyakinkan kepada jamaahnya, tentang belum berakhirnya Nubuwwah, sekaligus mendakwakan diri sebagai pemilik derajat kenabian, serta menjadikan nama-nama nabi sebagai gelar atau pangkat (jenjang kepangkatan) di lingkungan mereka, yang semata-mata dilandasi oleh kepentingan serta seleranya sendiri. Meyakini kerasulan itu tidak akan berakhir selama masih ada orang yang menyampaikan dawah Islam kepada manusia. Kesimpulan mereka, bahwa setiap orang yang menyampaikan dawah Islam pada hakikatnya adalah rasul Allah.

Menciptakan ajaran dan keyakinan tentang adanya otoritas nubuwwah pada diri dan kelompok mereka dalam menerima, memahami dan menjelaskan serta melaksanakan maupun dalam memperjuangkan Al-Quran dan Sunnah Rasul SAW hingga tegaknya syariat dan kekhalifahan di muka bumi.2. Penyimpangan Manawi dan Target TalimPerusakan iman lainnya antara lain di dalam pelaksanaan tilawah atau talim, indoktrinasi lebih ditekankan kepada jasa dan perjuangan serta usaha Kartosoewirjo di dalam menegakkan Daulah Islamiyah dan menentang atau memerangi Penguasa Jahiliyyah (RI) maupun penjajah (Kolonial Belanda dan Jepang). Praktek kesadaran bertauhid dalam mengaplikasikan al Wala dan al Bara lebih diacukan kepada perwujudan yang telah dilakukan oleh Kartosoewirjo dan NII, yang digambarkan sabar, gigih dan istiqamah. Pada akhirnya baik qiyadah maupun uswah dalam pelaksanaan iman dan Islam menurut doktrin NII tidak ada yang lain yang lebih tepat dan patut kecuali diberikan kepada Kartosoewirjo, Imam pertama Negara Islam Indonesia dan para pelanjut estafeta kepemimpinan NII. Secara otomatis dalam waktu yang bersamaan, bersikap membenci, menentang dan melepaskan terhadap setiap ikatan non-Islam (non-NII) atau sistem Jahiliyyah, apapun bentuknya adalah suatu keharusan yang mutlak dan absolut. Penekanan pada metode brain washing dalam tilawah, tazkiyah maupun talim dalam rangka memasukkan nilai-nilai simbolik dalam beragama (yang ternyata telah di-degradasi), akibatnya konsep Tazkiyyah yang meliputi dimensi Aqidah-Pemikiran, dimensi Ruhiyah-Bathiniyah dan dimensi Ruhiyah-Bathiniyah dan dimensi Fisik-Pengamalan ibadah tidak saja mengalami distorsi, tapi malah lebih parah lagi yaitu memasuki wilayah kekeliruan tafsir yang menghasilkan pseudo conclution.3. Penyimpangan Syari'ah Menghalalkan merampok, mencuri, menipu, memeras, merampas atau melacur asalkan demi kepentingan Negara atau Madinah. Hal tersebut disandarkan pada filosofi sesat atas kepemilikan wilayah teritori Indonesia oleh Negara Islam Indonesia, atas dasar Proklamasi NII dan ke-Khalifahan Kartosoewirjo pada tahun 1949, serta dalam rangka aplikasi atau praktek dari ayat "Sesungguhnya bumi ini diwariskan kepada hamba-hamba-Ku yang Shalih". Melakukan perubahan terhadap ketentuan-ketentuan yang definitif dalam bidang Syari'ah dan Fiqh, berdasarkan selera nafsu dan logika akal yang lemah, seperti masalah Zakat Fithrah, 'Udhiyah atau Qurban, Qiradl dan Infaq serta Shadaqah yang bentuknya macam-macam, dan sangat mengada-ada, yang belum pernah terjadi dalam sejarah umat Islam mana pun. Eksploitasi (pemerasan) maupun eksplorasi (penggalian) dana dan program pemiskinan umat Islam (korban jeratan rekrutmen) dengan mengatasnamakan zakat, tazkiyah baitiyah, shadaqah tathawwu, infaq sabilillah, khijanah tajwidiyah, qiradl,shadaqah (jauka dan isti'dzan, nikah, tahkim, musyahadah dan tartib) maupun Kaffarat dan lain sebagainya telah mencerminkan adanya motif manipulasi/penipuan yang sangat merugikan dan akhirnya meresahkan umat serta merusak kesucian dan keluhuran ajaran Islam. Rumah, harta benda, perniagaan, pekerjaan, kemampuan intelektual diserahkan total kepada lembaga jama'ah NII. Yang tersisa hanyalah kemiskinan dan kebodohan serta kebingungan.4. Distorsi dalam Doktrin dan Penalaran Komunitas NII Distorsi ImanDefinisi Iman oleh Komunitas NII dijelaskan melalui cara-cara pendegradasian makna, ini akibat dari pemahaman aqidah yang juga difahami secara sesat dan menyimpang melalui tiga prinsip dasar Tauhid: Rububiyah, Mulkiyah dan Uluhiyah.Prinsip-prinsip dasar Iman yang lazim seperti rukun dan cabang Iman memang sama sekali tidak ditolak ataupun dinafikan oleh mereka. Akan tetapi ketika dalam visi gerakan prinsip dasar tadi secara tidak disadari berubah, terabaikan bahkan sama sekali tidak dipandang alias dinafikan. Juga, manakala komunitas NII (dari faksi manapun) sedang menggunakan sudut pandang struktur tandzhimiyah (kelembagaan) NII sebagai latar atau dasar kehujjahan dalam berargumentasi serta menggunakan nalar di dalam menjelaskan prinsip-prinsip Iman. Distorsi HijrahPenekanan makna hijrah bukan lagi difokuskan kepada apa yang disimbolikkan oleh Islam dan yang dipraktekkan oleh Rasul SAW serta para sahabatnya, tetapi lebih ditekankan pada kesediaan untuk melepaskan identitas kewarganegaraan RI yang dianggap kafir-jahiliyyah dan kesediaan untuk menjadi warga negara Madinah NII yang digambarkan sebagaimana layaknya Madinatul Munawwarah di masa Rasul SAW dan Khulafaar Rasyidin yang penuh Maghfirah, Rahmah, Berkah dan Keridlaan-Nya.Dalam indoktrinasi NII tentang materi hijrah memang sepenuhnya mengambil dari sierah Nabi SAW, namun setelah itu dipelintir untuk diarahkan demi kepentingan meyakinkan para madu (objek dawah) agar bersemangat dan tergerak untuk menjalankan napak-tilas sunnah Rasul SAW tersebut, tetapi dicukupkan hanya pada struktur Madinah NII dan segala perangkat keaparatannya. Distorsi JihadDefinisi jihad dalam Al-Quran dan Sunnah telah dijelaskan secara rinci tentang landasan, syarat-syarat, tatacara dan pelaksanaan serta target-target hingga masalah derajat pahala maupun keutamaannya. Dalam doktrin komunitas NII dalil-dalil jihad justru digunakan untuk membakar, memprovokasi ummat dan sekaligus sebagai alat pembenar bagi langkah-langkah politis dan penentangan mereka selama ini terhadap penguasa de facto Republik Indonesia.

Tidak jarang komunitas NII menjadikan sikap penentangan atau perlawanan mereka terhadap penguasa de facto sebagai representasi jihad yang sebenarnya dalam Islam, yang berkonsekuensi hukum terhadap barangsiapa yang tidak setuju ataupun tidak mendukung usaha-usaha jihad mereka dihukumi sebagai munafiqin, fasiq dan jahiliyah. Distorsi Daulah dan BaiahDaulah dalam sejarah Islam dicapai dan diwujudkan setelah Nabi SAW dan para sahabatnya melalui berbagai tahapan penguasaan. Deretan target dawah yang berhasil dilalui Nabi SAW dan sahabat telah menunjukkan tegaknya Daulah Islamiyah.

Daulah Islamiyah dibangun Nabi SAW justru melalui pembangunan dan pembinaan yang konkret terhadap ummat, melalui revolusi (merombak) dan merestrukturisasi pemikiran, jiwa maupun mentalitas (ruh dan keyakinan) manusia menjadi hamba yang merdeka, bertanggung jawab, teruji, tangguh, istiqamah terhadap komitmen ubudiyah shalat, dzikir, talim, tilawah dan kedermawanan.Adapun baiah (pembaiatan) dalam Islam yang pertama terjadi dan diberlakukan hanya bagi kalangan di luar kalangan muslimin ahlul Makkah, yakni kaum muslimin dari kalangan penduduk Yatsrib (embrio masyarakat muslim Madinah) yang dikenal dengan Baiah Aqabah I dan II.

Baiah dan pembaiatan tidak pernah terjadi dan dilakukan Nabi SAW atau para sahabat untuk kepentingan membangun basis atau memulai gerakan maupun kekuatan sosial politik dan kepemimpinan. Akan tetapi baiah dan pembaiatan yang diwajibkan Rasul SAW dan dilaksanakan para sahabat adalah baiat kepada khalifah yang terpilih di masa Khulafaur Rasyidin (pemberian legitimasi kepada kepemimpinan ummat yang riel dan islami, memiliki legitimasi syari).Sedangkan baiatu al ridhwan adalah baiat kesetiaan terhadap kesatuan ummat (kewajiban pembelaan terhadap sesama muslim yang ditawan atau terbunuh oleh musuh). Karena esensi baiat adalah merupakan ikatan komitmen langsung yang suci dan sakral antara hamba dengan Rabb-nya, sehingga para sahabat dan setiap mukmin menganggap haram untuk mempolitisirnya, apalagi memiliki niat sengaja untuk melakukan rekayasa politik, menjebak, mengikat serta menakut-nakuti ummat muslim melalui baiat dan pembaiatan tersebut.Kesimpulannya, baiat wajib hanya diberikan (dilakukan) setelah ada atau dzhahirnya al khilafatu ala minhajin nubuwwah (khilafah al udzhma) jadi bukan diberikan atau dilakukan oleh setiap imam ataupun Imarah maupun setiap pihak yang mengaku sebagai Khalifah.

F. Suara Para KorbanUntuk memperjelas mengenai bukti penyimpangan yang dilakukan NII KW-9 berikut ini terdapat beberapa kesaksian para korban maupun orang tua korban yang membongkar penyimpangan yang dilakukan oleh gerakan ini, antara lain:

Bapak Marwan SiregarKami telah merasa diperlakukan secara semena-mena serta dibohongi dan dirugikan secara moril maupun materiel oleh YPI (Yayasan Pesantren Indonesia) melalui Mahad Al-Zaytun, Haurgeulis, Indramayu Jawa Barat. Anak kami tidak dididik, dibina, dibesarkan dan dipelihara sesuai dengan ajaran Islam, tetapi dibiarkan menjadi liar dan mendapat pelajaran liar serta memperoleh perlakuan yang liar dari dewan guru.Pelajaran liar yang diterima anak kami antara lain adalah:

Wajib berpacaran pada setiap hari jumat.

Berpegangan tangan dan berciuman tidak dilarang, bahkan santri bernama Noris dari Malaysia sempat hamil, namun oleh para ustadz diperintahkan agar digugurkan.

Boleh membaca dan memiliki buku bacaan maupun gambar porno. Bisa pesan beli melalui para muwadzhaf (pasukan kuning).

Tidak dilarang memasuki asrama atau kamar nisa (santri putri)

Tidak diperintahkan mengambil air wudlu setiap hendak shalat, karena dicontohkan oleh para asatidz.

Diajak dan diberi contoh oleh asatidz kepada perilaku porno dan jorok, maaf disuruh menghisap kemaluan ustadz yang akhirnya berkelanjutan menjadi perilaku antar para santri.

Perkelahian dan tawuran antar kelompok gank.

Diajarkan doktrin NII diantaranya:

Presiden Megawati adalah Ratu Balqis yang akan menyerahkan kekuasaannya kepada Nabi Sulaiman yang juga disebut Syaykhul Mahad AS Panji Gumilang.

Menyatakan bahwa Syaikh Panji Gumilang adalah Pemimpin yang akan membangkitkan Islam di Indonesia yang terletak di tengah-tengah garis khatulistiwa.

Al-Zaytun kelak akan mengganti bendera Merah Putih Republik Indonesia dengan bendera berwarna hijau Negara Islam, dan sekaligus menjadikan Indonesia sebagai Negara Islam.

Di Al-Zaytun akan segera mencetak mata uang sendiri diberlakukannya mata uang logam perak dan emas yang bergambar Panji Gumilang dan lambang Al-Zaytun.

Telah ada latihan menembak setiap hari untuk Garda Mahad yang pelaksanaannya di Subang.Putra kami pun pernah dihajar secara fisik dan diancam oleh anggota dewan guru yaitu ustadz yang dikenal paling galak serta dijuluki Malaikat Maut Syaifuddin Ibrahim, setelah putra kami dinyatakan harus diambil kembali oleh orangtuanya dengan membayar denda Rp 15 juta. Ibu Nung FadhilahBagi ummat yang berkeyakinan sama dengan jamaah Al-Zaytun mungkin itu tidak menjadi masalah. Tetapi bagi masyarakat yang berbeda keyakinan tentu sangat dirugikan, hanya karena tidak terbukanya sistem aqidah yang digunakan Al-Zaytun. Diantara sebagian kecil yang telah saya ketahui:

Laporan dari santri, pernah dilarang berwudlu ketika saat untuk shalat.

Para pekerja bangunan disamping masjid Al-Hayat tidak turun untuk turut melaksanakan shalat berjamaah.

Keadaan lingkungan pergaulan sangat terasa dibiarkan bebas dengan membaurnya antara lelaki dan wanita baik itu di kantin di masjid dan di asrama An-Nur tingkat atas ditempati oleh santri pria sedangkan yang di bawah ditempati santri wanita. Ini membuat saya kaget, karena semua ini tidak lazim terjadi dalam sebuah pondok pesantren.

Pada saat tiba di Al-Zaytun untuk mengikuti test calon santri yang di dampingi oleh orangtua santri, panitia sama sekali tidak memperhatikan waktu shalat. Sehingga shalat Dzhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya terpaksa saya gabungkan, karena baru mendapat tempat penginapan tepat pada waktu shalat Isya. Perkiraan saya itu adalah karena faktor keteledoran panitia, ternyata akhirnya saya ketahui kalau perjuangan seperti telah dianggap sama dengan shalat yang sesungguhnya bagi jamaah Al Zaytun.

Kurangnya perhatian pada kebersihan masjid, banyak bekas sisa makanan tidak lekas dibersihkan, onggokan sampah di sebelah (papan pengumuman kehilangan) sangat menjijikkan dan satpam masjid pun dengan bebasnya bercanda-ria dengan santri wanita. Ini menandakan kurangnya pengawasan dan perhatian terhadap rumah Allah.

Sama sekali tidak ada toleransi dan terlalu materialistis, anak saya yang hanya memecahkan sebuah piring makan diharuskan membayar seharga Rp 23.000,- (dua puluh tiga ribu rupiah). Ini jelas suatu pemerasan.

Laporan dari santri, temannya tidak melakukan piket sehingga mendapatkan pukulan dan cubitan, ini jelas adalah cara-cara pendidikan yang tidak Islami.

Menurut cerita dari salah seorang dari orangtua santri, shalat tidak diutamakan, kiamat diartikan lain, haji itu bohong, qurban iedul adlha dapat diganti dengan uang, ummat yang belum hijrah adalah kafir, termasuk orangtua sendiri.

Di Al-Zaytun kelak akan berdiri Negara Islam Indonesia dan banyak orang kafir akan dieksekusi, termasuk orangtua darahnya adalah halal.

Pada saat test ternyata jamaah Al-Zaytun (orangtua calon santri) banyak yang tidak melaksanakan shalat.IIIKESIMPULANBerdasarkan penelitian dan bukti-bukti yang telah dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pertama, masalah NII yang diproklamasikan Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo pada tanggal 7Agstus l949 telah berakhir dengan tertangkapnya SM Kartoseowirjo, yang selanjutnya dieksekusi oleh Pemerintah pada 17 Agustus 1962. Sisa-sisa pengikut NII SM Kartosoewirjo setelah itu sudah tidak punya kekuatan lagi, mereka sudah berhenti bergerak karena sebagian besar tokoh-tokohnya sudah menyerah atau ditangkap. Jadi, jika sekarang masih ada kelompok-kelompok NII, sebenarnya perbuatan (perjuangan) yang mereka klaim untuk mendirikan Negara Islam Indonesia atau Negara Madinah itu sesungguhnya hanyalah bohong belaka. Yang jelas perbuatan mereka adalah menipu dan menyesatkan generasi muda Islam, mahasiswa dan orang-orang yang awam agama untuk diarahkan kepada kesediaan dibaiat dan diperas uang dan harta bendanya untuk kepentingan pribadi dari elit pimpinannya. Kedua, ditemukan indikasi kuat adanya hubungan antara Mahad Al-Zaytundengan organisasi NII KW-9, hubungan tersebut bersifat :

a. Hubungan Historis : Bahwa kelahiran Mahad Al-Zaytun memiliki hubungan historis dengan organisasi NII KW-9

b. Hubungan Finansial : Dalam arti adanya aliran dana dari anggota dan aparat territorial NII KW-9 yang menjadi sumber dana bagi kelahiran dan perkembangan Mahad Al-Zaytun

c. Hubungan Kepemimpinan : Bahwa kepemimpinan di Mahad Al-Zaytun terkait dengan kepemimpinan di NII KW-9, terutama pada sosok AS Panji Gumilang dan sebagian eksponen (pengurus yayasan).

Oleh karena itu, melalui bedah buku ini diharapkan bisa menghindarkan ummat Islam terutama generasi muda, agar tidak terjerumus ke dalam ajaran-ajaran sesat dan menyesatkan. Aamin Ya Rabbal Alamin.