Tugas Kelompok AKM 2_2
-
Upload
ifarra-zuli-n -
Category
Documents
-
view
492 -
download
2
Transcript of Tugas Kelompok AKM 2_2
Tugas Kelompok
Akuntansi Keuangan Menengah II
Konsep, Lease, EPS
Kelompok 7
1. Anna Dyah Ayu Putri 05 - (103060017797)
2. Edo Bastian 11 - (103060017733)
3. Ifarra Zuli N. 16 - (103060016900)
4. Moch. Putra Dwigantara 24 - (103060017008)
5. Muhammad Adrian N. 26 - (103060017723)
Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Semester 4
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat-Nya lah,
tugas makalah Akuntansi Keuangan Menengah ini dapat selesai dengan baik.
Dalam penyusunan tugas ini, ada beberapa kendala yang kami hadapi, sehingga
masih banyak kekurangan yang terdapat di dalamnya, baik pada teknis penulisan maupun
materi. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak supaya
menjadi acuan untuk kedepannya agar lebih baik.
Tidak lepas dari semua itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen
Akuntansi Keuangan Menengah 2, Bapak Ali Tafriji Biswan, yang atas bimbingan dan ilmu
yang diberikan beliau sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, dan
juga semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini.
Kami berharap semoga ilmu yang ada dalam tugas ini dapat dapat bermanfaat
dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis
sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Tangerang Selatan, 15 Juni 2012
Kelompok 7
Bagian 1: Problem Soal
Konsep
1. Mengapa rules-based accounting tidak memadai dalam konteks IFRS?
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri/karakteristik principles-based accounting!
3. Apa perbedaan krusial kriteria pokok lease menurut US-GAAP dan menurut i-GAAP?
4. Jelaskan mengenai anti-dilutive test dan untuk apa hal tersebut dilakukan?
5. Bagaimana cara mengkapitalisasi nilai sewa, apa saja unsur-unsurnya, dan jelaskan
dengan contoh perhitungan!
Praktik 1
Perusahaan Lamp Lighter (lessor) setuju untuk menyewakan peralatan kepada
perusahaan Tilson (lessee) pada awal 1 Januari 2012. Syarat, ketentuan, dan peristiwa
yang berkaitan dengan sewa dijelaskan dibawah ini:
Sifat lease non-cancelable dengan masa sewa 8 tahun. Pembayaran sewa tahunan
adalah $32.000 dan terutang tiap akhir tahun.
Perusahaan Tilson setuju untuk membayar semua executory cost. Tingkat bunga
implisit dari sewa adalah 14%
Biaya perakitan (cost of equipment) yang dikeluarkan oleh lessor sebesar
$110.000, dan lessor tidak mengeluarkan initial direct cost yang jumlahnya
material. Sewa ini dipastikan dapat tertagih dan tidak ada kekhawatiran yang
cukup berarti, mengenai ketidakpastian atas jumlah biaya yang tidak tergantikan,
yang akan dikeluarkan oleh lessor.
Estimasi lessor atas fair value peralatan pada akhir masa sewa adalah $20.000,
dan estimasi masa manfaat dari peralatan tersebut adalah 9 tahun.
Diminta:
a) Analisa mengenai tipe sewa
b) Skedul pembayaran lease tersebut
Praktik 2
PT Willy menyewakan mesin otomasi ke PT Rommy pada 2 Januari 2012, untuk 8 tahun,
dengan rental annual payment Rp38.500.000 pada awal tiap tahun mulai 2 Jan 2012
(inception date). Mesin itu dibeli Willy pada 2011 seharga Rp170.000.000. Ketertagihan
pembayaran dapat diprediksi dengan baik, dan tidak ada biaya signifikan atas sewa tsb.
Willy meminta tingkat pengembalian 11%, sementara tingkat pinjaman 12%. Usia mesin
10 tahun, dg nilai sisa Rp50.000.000.
Diminta:
a) Analisis kriteria sewa yang tepat
b) Buat tabel pembayaran sewa dan bunga
c) Buat ayat jurnal tahun pertama
d) Buat pelaporan income dan neraca akhir tahun pertama
Praktik 3
Data keuangan PT Staners tahun 2012 sebagai berikut:
Laba operasi Rp3,24 milyar, harga pokok penjualan Rp1,75 milyar, rugi
penghentian usaha (discontinued operations) Rp800 juta, rugi luar biasa Rp570
juta, dan pajak 25%
7% obligasi konvertibel diterbitkan pada harga par (Rp100.000 per obligasi, 20
juta lb); tiap satu OK dikonversi ke 30 lb saham biasa
5% saham preferen konvertibel, Rp10.000 par, 40 juta lb; tiap lb SPK dikonversi ke
3 lb saham biasa
Saham biasa, Rp1.000 par, 60 juta lb, dg harga pasar saham rata-rata Rp2.500.
Selama 2012 ada penerbitan saham 5 juta lb pada Juni, dan tambahan exercise
opsi
Selama 2012 PT memiliki dua opsi saham (diberikan pada tahun lalu)
- untuk membeli 750.000 lb saham pada harga Rp2.000, sampai dengan akhir
tahun tdk di-exerise
- untuk membeli 500.000 lb saham pada harga Rp2.200, di-exercise pada 2
Agustus
Diminta:
a) Hitung EPS Dasar dan EPS Dilusi 2012
b) Sajikan pelaporan income lengkap dg informasi EPS 2012
Bagian 2: Pembahasan Soal
Konsep
1. Mengapa rules-based accounting tidak memadai dalam konteks IFRS?
- Standar akuntansi yang bermutu tinggi membutuhkan seperangkat prinsip
( principles-based), daripada seperangkat aturan (rules-based). Karena standar
akuntansi yang berkualitas tinggi akan mendorong terciptanya informasi yang
berkualitas tinggi pula dan pada akhirnya capital market akan tercipta yang akan
berkembang baik.
- Ruled based accounting membuat perusahaan memiliki peluang untuk
memanipulasi penyajian laporan keuangan, karena standar ini terlalu panjang,
detil, dan terlalu kompleks sehingga suatu standar hanya bias diaplikasikan untuk
satu jenis transaksi. Sehingga kurang applicable. Contoh: off balance sheet
financing.
- Pertimbangan professional tidak akan banyak diperlukan jika panduan dalam
standar sudah detail, ketat, jelas, dan mengatur. Hal ini bertentangan dengan
profesi akuntan yang seharusnya menjaga dan menggunakan pertimbangan
professional.
2. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri/karakteristik principles-based accounting?
- Konsisten dengan kerangka dasar
- Tertuang dalam bahasa jelas, ringkas, dan sederhana
- Mendasarkan pada skup yang terdefinisikan dengan tepat
- Penyajian wajar suatu realitas ekonomi
- Responsive pada kebutuhan pengguna: jelas dan transparan
- Memungkinkan adanya pertimbangan rasional
3. Apa perbedaan krusial kriteria pokok lease menurut US-GAAP dan menurut i-GAAP?
US-GAAP :
- lessee dapat memperoleh pembiayaan dalam jumlah besar tanpa menyediakan
down payment.
- Pengurangan pajak dalam jumlah yang signifikan
- Lessee dapat menghindari risiko kepemilikan dan risiko ketinggalan zaman
- Pada kriteria ketiga dalam empat kriteria pokok leasing, rules based memberikan
pengaturan yang lebih ketat bahwa periode sewa adalah 75% atau lebih dari usia
manfaat asset
- Pada kriteria keempat, nilai sekarang pembayaran sewa 90% atau lebih dari nilai
wajar
i-GAAP
- Tidak mengharuskan periode sewa adalah 75% usia manfaat
- Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum tidak harus 90%
4. Antidilutive test adalah suatu pengujian atas nilai earning per share apakah
mengalami kenaikan laba per saham atau penurunan rugi per saham sebagai akibat
dari adanya asumsi bahwa instrumen yang dapat dikonversikan (convertible
instrument) telah dikonversi, opsi atau waran telah dilaksanakan, atau saham biasa
telah ditempatkan berdasarkan pemenuhan syarat tertentu.
Tujuan dilakukan anti dilutive test adalah memastikan bahwa harga saham
perusahaan yang dibeli investor telah disesuaikan dengan akun-akun tertentu yang
dapat mengakibatka harga saham berubah di masa yang akan datang, sehingga
investor dapat memprediksi perubahan harga saham yang dibelinya.
5. Pertama-tama kita harus menganalisis apakah transaksi sewa tersebut dapat dapat
dikapitalisasi atau tidak yaitu dengan cara:
1. Dianalisis apakah atas transaksi sewa tersebut sifatnya cancelable atau non
cancelable. Jika cancelable maka dia termasuk sewa operasi jika termasuk non
cancelable maka lanjut ke analisis kedua.
2. Apakah atas transaksi sewa tersebur memenuhi kriteria berikut:
a. Adanya transfer kepemilikan
b. Adanya hak opsi pembelian di akhir masa sewa
c. Jangka waktu sewa nya lebih dari atau sama dengan 75% dari masa manfaat.
d. Present value dari pembayaran lease (Minimum lease payment) lebih besar
atau sama dengan 90% dari nilai wajar properti yang disewa.
Jika tidak memenuhi salah satu kriteria di atas maka transaksi sewa tersebut
termasuk sewa operasi. Tapi jika salah satu syarat saja terpenuhi maka transaksi
sewa termasuk dalam finance lease.
Sementara bagi lessor ada analisis tambahan untuk menentukan apakah transaksi
sewa ini termasuk direct financing lease atau sales type lease, yaitu:
3. Menganalisa apakah cost dari properti tersebut sama dengan market valuenya.
Jika cost dan market valuenya sama maka ia termasuk direct financing lease, tapi
jika tidak sama maka transaksi sewa tersebut termasuk sales type lease.
Unsur-unsur dalam leasing adalah:
1. Negoisasi: calon lessee melakukan negoisasi dengan supplier mengenai
barang yang dibutuhkan. Negoisasi ini meliputi tentang harga barang, jenis
dan tipe barang, dll.
2. Supplier: penghasil barang, dealer ataupun distrubutor atas barang yang
dibutuhkan.
3. Lessee: pihak yang akan memakai barang yang akan disewakan.
4. Lessor: pihak yang memiliki barang yang menjadi objek perjanjian leasing.
5. Kontrak leasing: kontrak yang dilakukan antara lesse dan lessor yang
merupakan hukum atas perjanjian leasing yang telah disepakati bersama.
6. Harga barang: harga yang telah dinegoisasikan antara lessee dan supplier dan
merupakan harga yang dibayar lessor kepada supplier.
7. Hak kepemilikan barang mulai dilimpahkan kepada lessee saat pembayaran
telah dilakukan.
8. Pembayaran secara berkala dilakukan berdasarkan perjanjian
9. Periode leasing: masa berlangsungnya perjanjian leasing yang telah disetujui
bersama antara lessor dan lesssee.
10. Nilai sisa: berdasarkan nilai sisa yang disetujui bersama oleh lessor dan
lessee. Dan lessse memiliki hak untuk membeli properti tersebut pada akhir
masa sewa.
Contoh perhitungan
Soal:
Pada tanggal 1 januari 2010PT Maju Terus menyewa mesin kepada PT Mundur
Sejahtera yang mana dalam perjanjian lease tersebut diketahui:
1. Perjanjian leasing yang dilakukan bersifat noncancelable
2. Masa sewa adalah 7 tahun dan mesin diestimasikan memiliki masa mansaat 9
tahun
3. Cost dari mesin tersebut adalah 525.000
4. Di akhir masa sewa mesin digaransikan memiliki nilai sisa sebesar 100.000.
dan disusutkan dengan metode garis lurus.
5. Pembayaran sewa dilakukan secara tahunan sebesar 121.144 dimulai sejak 1
januari 2010.
6. Tingkat bunga incremental PT Maju terus diketahui sebesar 11% sementara
tingkat bunga implisit PT Mundur sejahtera diketahui sebesar 10%
Jawab:
Pertama-tama kita tentukan apakah transaksi sewa tersebut termasuk dalam
kategori finance lease atau operation lease.
1. Analisis pertama: transaksi sewa tersebut sifatnya noncancelable sehingga
kita bisa berlanjut ke analisis kedua
2. Analisis kedua: dapat diketahui bahwa masa sewa mesin tersebut melebihi
75% dari masa manfaatnya, yaitu sebesar 78% (7/8)
3. Dapat disimpulkan bahwa transaksi di atas adalah transaksi finance lease.
Cara menghitung kapitalisasi nilai sewa yaitu sengan menggunakan ilmu
TMV:
PV. MLP = PMT (PVIFA i,t) (1+i) + NS/BPO (PVIF i,t)
PV. MLP = 121.144 (PVIFA 10%,7) (1+10%) + 100.000 (PVIF 10%,7)
PV. MLP = 121.144 (4,868) (1,1) + 100.000 (0,513)
PV. MLP = 700.000
Praktik 1
a) Bagi Lessee: Finance Lease term ≥ 75% useful life = 8/9 = 89%
Bagi Lessor: Sales-type cost of equipment < FV
Term ≥ 75% useful life
b) PV MLP = PMT {[1-(1/(i+1)n)/i] x (1+i)}
= 32.000 {[1-(1/(i+0,14)8)]/i} x (1+0,14)
= (32.000 x 5,28830)
= 169.226
PV unguaranted RV = {unguaranted RV x [1/(1+i)n]}
= (20.000 x 0,35056)
= 7.011
Lamp Lighter Company (Lessor)
Lease Amortization Schedule
Annuity Due Basis, Unguaranted Residual Value
Beggining of
Year
Annual Lease
Payment plus
Residual Value
(a)
Interest (14%)
on Lease
Receivable
(b)
Lease
Receivable
Recovery
(c)
Lease
Receivable
(d)
Initial PV - - - 176.237
1 32.000 - 32.000 144.237
2 32.000 20.193 11.807 132.430
3 32.000 18.540 13.460 118.970
4 32.000 16.656 15.344 103.626
5 32.000 14.508 17.492 86.134
6 32.000 12.059 19.941 66.193
7 32.000 9.267 22.733 43.460
8 32.000 6.084 25.916 17.544
End of 8 20.000 2.456 17.544 0
Total 276.000 99.763 176.237
Tilson Company (Lessee)
Lease Amortization Schedule
Annuity Due Basis, Unguaranted Residual Value
Beggining of
Year
Annual Lease
Payment plus
Residual Value
(a)
Interest (14%)
on Lease
Receivable
(b)
Lease
Receivable
Recovery
(c)
Lease
Receivable
(d)
Initial PV - - - 169.226
1 32.000 - 32.000 137.226
2 32.000 19.212 12.788 124.438
3 32.000 17.421 14.579 109.859
4 32.000 15.380 16.620 93.239
5 32.000 13.053 18.947 74.292
6 32.000 10.401 21.599 52.693
7 32.000 7.377 24.623 28.070
8 32.000 3.930 28.070 0
Total 256.000 86.774 169.226
Sisipan:
Dalam menentukan jenis lease perhatikan syarat dan ketentuan perjanjian dari lease
tersebut. Dikategorikan sebagain finance lease jika non-cancelable dan memenuhi salah
satu syarat berikut ini:
- Ada transfer kepemilikian
- Ada Bargain Purchase Option
- Term lease ≥ 75%xuseful life
- Present Value payment ≥ 90%xFair Market Value
Untuk lessor kategori Finance Lease ada 2, yaitu Direct financing dan Sales-type. Untuk
membedakannya kita lihat ada tidaknya profit atau loss terkait dengan sewa aset
tersebut. Profit atau loss merupakan selisih dari fair Value at inception date dan lessor’s
cost carrying amount (book value). Book value ini senilai cost of equipment ditambah
initial direct cost. Jika terdapat selisih (ada profit atau loss) berarti lease tersebut
dikategorikan sebagai Sales-Type. Dalam soal ini terdapat selisih.
Selanjutnya untuk menghitung PV MLP kita harus teliti dalam menentukan biaya mana
saja yang akan masuk dalam perhitungan amortisasi. Komponen-komponen yang harus
diperhatikan adalah:
- Annual payment
- Executory cost
- Cost of Equipment dan IDC
- Fair Value of Residual Value guaranted or unguaranted
- Tingkat bunga pinjaman dan bunga implisit
Executory cost harus dikeluarkan dari perhitungan PV MLP. Jika executory cost dibayar
oleh lessee pada appropriate third parties, maka bisa tidak dikeluarkan dari annual
payment. Jadi tidak perlu disesuaikan
Praktik 2
1. Bagi PT Rommy, transaksi sewa ini termasuk finance lease karena masa sewa mesin
tersebut lebih dari 75% dari masa manfaat yaitu 80% (8/10). (karena tidak
disebutkan diasumsikan sifat atas transaksi sewa tersebut adalah non cancelable.
Bagi PT willy, termasuk Sales-Type term ≥ 75% useful life = 8/10 = 80%
Cost of equipment < FV
2. Asumsi residual value guaranted
PV. MLP = PMT (PVIFA i,t) (1 + i) + NS/BPO (PVIF i,t)
PV. MLP = 38.500.000 (PVIFA 11%,8) (1 + 11%) + 50.000.000 (PVIF 11%,8)
PV. MLP = 38.500.000 (5,1461) (1,11) + 50.000.000 (0,4339)
PV. MLP = 219.919.556 + 21.695.000
PV. MLP = 241.614.556
Schedule payment
periode deskripsi jumlah beban bunga prinsipal
nilai terbawa
kewajiban sewa
02/01/201
2 saldo awal - - - 241.614.556
02/01/201
2 pembayaran 38.500.000,00 -
38.500.000,0
0 203.114.556,00
31/12/201
2 pembayaran 38.500.000,00 22.342.601,16
16.157.398,8
4 186.957.157,16
31/12/201
3 pembayaran 38.500.000,00 20.565.287,29
17.934.712,7
1 169.022.444,45
31/12/201
4 pembayaran 38.500.000,00 18.592.468,89
19.907.531,1
1 149.114.913,34
31/12/201
5 pembayaran 38.500.000,00 16.402.640,47
22.097.359,5
3 127.017.553,80
31/12/201
6 pembayaran 38.500.000,00 13.971.930,92
24.528.069,0
8 102.489.484,72
31/12/201
7 pembayaran 38.500.000,00 11.273.843,32
27.226.156,6
8 75.263.328,04
31/12/201
8 pembayaran 38.500.000,00 8.278.966,08
30.221.033,9
2 45.042.294,13
31/12/201
9 nilai sisa 50.000.000,00 4.954.652,35
45.042.294,1
3 0,00
3. Jurnal Lesse
2/01/12 Lease Equipmennt 241.614.556
Lease liability 241.614.556
2/01/12 Lease liability 38.500.000
Cash 38.500.000
31/12/12 Interest expense 22.342.601,16
Lease Liability 16.157.398,84
Cash 38.500.000
31/12/12 Depreciation expense 30.201.820
Acc. Depreciation 30.201.820
Jurnal Lessor
02/01/12 COGS 170.000.000
Lease Receivable 241.614.556
Sales revenue 241.614.556
Inventory 170.000.000
02/01/12 Cash 38.500.000
Lease Receivable 38.500.000
31/12/12 Cash 38.500.000
Interest Revenue 22.342.601,16
Lease receivable 16.157.398,84
PT Willy (Lessor)
Part of Income Statement
For the year ended 2012
Sales 241.614.556
COGS 170.000.000
Gross profit 71.614.556
Interest Revenue 22.342.601
Profit 49.271.955
PT Willy (lessor)
Part of Statement of Financial Position
Per Desember 2012
Aset Lancar:
Cash 77.000.000
Lease Receivable 186.957.157
Inventory -
Sisipan:
Perhatikan residual value. Tidak ada keterangan guaranted atau tidak, disini
diasumsikan guaranted, jadi amortisasi nya sama antara lessor dan lesse.
Pembayaran untuk tahun depan dilakukan pada akhir tahun sebelumnya
karena kepastian tertagihnya dapat dijamin
Praktik 3
1. Laba operasi 3.240.000.000
Interest -
Earning before tax 3.240.000.000
Tax (25%) 810.000.000
Income from continuing operations 2.430.000.000
Loss from discontinued operation 800.000.000
Net income 1.630.000.000
Perhitungan WASO
2012
1 jan - 30 Juni 60.000.000 lb X 6/12 = 30.000.000
1 Juli - 31 Des 65.000.000 lb X 6/12 = 32.500.000
Total waso = 62.500.000
Perhitungan EPS dasar
Dividen saham preferen = 5% X 10.000 X 40.000.000 lb = 20.000.000.000
EPS dasar = (Net income – dividen saham preferen)/jumlah lb. Saham beredar
EPS dasar = (1.630.000.000 – 20.000.000.000)/62.500.000 = - 293,92
EPS Dasar:
Income from continuing operation (281,12)
Loss from discontinued operation (12,8)
Net Loss (293,92)
Table impact
n
o sekuritas dampak ke laba
tambahan lb
saham
potensi eps
dilusi
ran
k
1 opsi 1 - 500.000 0 1
2
saham preferen
konvertible 20.000.000.000 120.000.000 166,67 2
3 obligasi konvertible
105.000.000.00
0 600.000.000 175 3
Deskripsi Income (adjust) Lembar saham (adjust) EPS Keterangan
EPS Dasar (18.370.000.000) 62.500.000 (293,92) EPS Dasar
Efek Opsi 0
(18.370.000.000)
500.000
63.000.000 (291,59) EPS Dilusi
Jadi EPS dilusi nya adalah (291,59)
2. Laporan Income dengan EPS
PT STANERS
Part of Income Statement
For the year ended 2012
Sales 4.990.000.000
Cos of good sold 1.750.000.000
Income from operation 3.240.000.000
Interest expense -
Income before income tax 3.240.000.000
Income tax (25%) 810.000.000
Income from continuing operation 2.430.000.000
Loss from discontinued operation 800.000.000
Net income 1.630.000.000
Per Share
Basic earning per share
Income from continuing operations (281,12)
Income from discontinued operation (12,8)
Net Loss (293,92)
Diluted earning per share
Income from continuing operations (278,89)
Income from discontinued operation (12,7)
Net Loss (291,59)
Sisipan :
Untuk kerugian luar biasa, dahulu ada yang namanya Pos luar biasa, tetapi pos itu
sekarang sudah tidak diperbolehkan lagi. Jadi tidak dimasukkan dalam penghitungan
Net Income untuk EPS, karena tidak diakui dalam laporan keuangan.
Untuk menghitung WASO perhatikan kejadian yang membuat saham yang beredar
bertambah. Dalam kasus ini hanya ada exercise opsi.
Dalam tahapan menentukan EPS dilusi, perhatikan sekuritas2 derivatif yang
memiliki potensi dilutif, yaitu yang dpt menambah jumlah saham beredar.
Opsi yang dipakai disini hanya satu, yaitu yg diexercise saja. Bonds dan preferen
dua-duanya konvertibel, jadi dimasukan dalam tabel impact.
Perhitungan EPS dilusi berhenti sampai opsi saja karena tidak memenuhi syarat
untuk dilanjutkan perhitungan:
- TD-EPS yg didapat < TD-EPS sebelumnya
- Potensi EPS dilusi tsb harus < TD-EPS yg didapat