Tugas, karya astuti

2
Terima Kasihku Oleh : Siti Astuti Khasanah Sosok tua penuh wibawa Diam...dan penuh tanda tanya Dalam diamnya menyimpan seribu keceriaan Dalam tenangnya membuahkan sejuta kepandaian Seribu, bahkan sejuta asam manis mungkin pernah ia rasakan Sederhana tapi kaya Kini yang ada tinggalah senyumnya Saat indah bersama sang surya Terima kasih guruku.. Analisis 1. Paradoks : sederhana tapi kaya 2. Klimaks : seribu bahkan sejuta asam manis..., dalam diamnya menyimpan sejuta kepandaian 3. Personifikasi : saat indah bersama sang surya Rindu ini Hatiku terpaku dinginnya sepi Dalam diam ini ku mulai meragu Mencoba membuka kembali sekotak memori itu Akankah kita bertatap muka kembali? Ketika angin malam menyapa galauku Terlukis indah raut wajah itu Sungguh, aku merindukanmu Wacana

Transcript of Tugas, karya astuti

Page 1: Tugas, karya astuti

Terima Kasihku

Oleh : Siti Astuti Khasanah

Sosok tua penuh wibawa

Diam...dan penuh tanda tanya

Dalam diamnya menyimpan seribu keceriaan

Dalam tenangnya membuahkan sejuta kepandaian

Seribu, bahkan sejuta asam manis mungkin pernah ia rasakan

Sederhana tapi kaya

Kini yang ada tinggalah senyumnya

Saat indah bersama sang surya

Terima kasih guruku..

Analisis

1. Paradoks : sederhana tapi kaya

2. Klimaks : seribu bahkan sejuta asam manis..., dalam diamnya menyimpan sejuta

kepandaian

3. Personifikasi : saat indah bersama sang surya

Rindu ini

Hatiku terpaku dinginnya sepi

Dalam diam ini ku mulai meragu

Mencoba membuka kembali sekotak memori itu

Akankah kita bertatap muka kembali?

Ketika angin malam menyapa galauku

Terlukis indah raut wajah itu

Sungguh, aku merindukanmu

Wacana

Page 2: Tugas, karya astuti

Senja yang renta mengingatkanku pada mereka. Sosok-sosok kecil yang hebat dengan

peluhnya. Tangan-tangan penuh dedikasi, kepedulian dan solidaritas yang tinggi. Tak pernah

mengluh dan selalu berbekal api semangat yang berbatu-betu.

Yaa... tetapi apa dayalah kami. Cepat ataupun lambat kami pasti akan terpisahkan oleh

waktu. Waktu untuk mencetak masa depan cerah kami.

Namun, ingatlah teman. Dinding-dinding beku dalam atap sempit itu menjadi saksi kita. saksi

akan perjuangan kita dalam suka, duka maupun kecewa. Ayo teman kita tunjukkan pada dunia kalau

kita bisa.